HUKUM NEWTON
Disusun Oleh :
Nama : Fathimah Salsa Fadhillah
Kelas : X B IPA
No : 14
1.1 Latar Belakang
Hukum Newton yang membahas tentang gerak, biasanya kita pelajari ada 3,
dimana ketiga hukum tersebut sering menjadi acuan kita untuk meninjau suatu
gerak.
1.2 Tujuan Penulisan
· Memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Fisika Dasar.
1.3 Manfaat Penulisan
· Agar materi ini bisa dipahami/ dimengerti oleh Mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum I Newton
Bagaimana hubungan yang tepat antara Gaya dan Gerak ? Untuk mengawalinya,
mari kita bayangkan apa yang terjadi ketika gaya total pada sebuah benda sama
dengan nol atau dengan kata lain tidak ada gaya yang bekerja pada benda. Anda
pasti akan setuju bahwa benda tersebut dalam keadaan diam, dan jika tidak ada
gaya yang bekerja padanya, yaitu tidak ada tarikan atau dorongan, maka benda itu
akan tetap diam. Nah, bagaimana jika terdapat gaya total nol yang bekerja pada
benda yang sedang bergerak ?
Untuk memperjelas permasalahan ini, anggap saja anda sedang mendorong
sekeping uang logam pada permukaan lantai kasar. Setelah anda berhenti
mendorong, keping uang logam tersebut tidak akan terus bergerak, namun
melambat kemudian berhenti. Untuk menjaganya agar tetap bergerak, kita harus
tetap mendorong (memberikan gaya). Jika dicermati dengan saksama, anda akan
menyimpulkan bahwa benda-benda yang bergerak secara alami akan berhenti dan
sebuah gaya diperlukan agar untuk mempertahankannya agar tetap bergerak. Pada
abad ketiga Sebelum Masehi, Aristoteles, seorang filsuf Yunani pernah
menyatakan bahwa diperlukan sebuah gaya agar benda tetap bergerak pada bidang
datar. Menurut eyang Aristoteles, keadaan alami dari sebuah benda adalah diam.
Oleh karena itu perlu ada gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Ia juga
mengatakan bahwa laju benda sebanding dengan besar gaya, di mana makin besar
gaya, makin besar laju gerak benda tersebut.
Setelah 2000 tahun kemudian, Galileo Galilei mempersoalkan pandangan
Aristoteles. Galileo mengatakan bahwa sama alaminya bagi sebuah benda untuk
bergerak mendatar dengan kecepatan tetap, seperti ketika benda tersebut berada
dalam keadaan diam. Untuk memahami pandangan galileo, bayangkan anda
mendorong sekeping uang logam pada permukaan lantai yang sangat licin. Setelah
anda berhenti mendorong, keping uang logam tersebut akan meluncur jauh lebih
panjang (dibandingkan ketika mendorong di atas permukaan lantai kasar). Jika
dituangkan minyak pelumas atau pelicin lainnya pada permukaan lantai tersebut,
maka keping uang logam akan bergerak lebih jauh, dibandingkan dengan
percobaan pertama.
Untuk mendorong sebuah benda yang mempunyai permukaan kasar di permukaan
lantai dengan laju tetap, dibutuhkan gaya dengan besar tertentu. Untuk mendorong
sebuah benda lain yang sama beratnya tetapi mempunyai permukaan yang licin di
atas lantai dengan laju yang sama, akan diperlukan gaya yang lebih kecil. Jika
dituangkan pelumas pada permukaan benda dan lantai, maka hampir tidak
diperlukan gaya sama sekali untuk menggerakan benda.
Perhatikan bahwa pada percobaan di atas, besarnya gaya dorong semakin kecil
akibat permukaan benda semakin licin. Selanjutnya, kita dapat membayangkan
sebuah keadaan di mana keping uang logam tersebut tidak bersentuhan dengan
lantai sama sekali atau ada pelicin sempurna antara permukaan bawah keping
uang logam dengan lantai. Anggapan mengenai adanya pelicin sempurna tersebut
membuat uang logam bergerak dengan laju tetap tanpa ada gaya yang diberikan.
Ini adalah gagasan Eyang Galileo yang membayangkan dunia tanpa gesekan.
Pemikiran ini kemudian membuatnya menyimpulkan bahwa jika tidak ada gaya
yang diberikan kepada benda yang bergerak, maka benda tersebut terus bergerak
lurus dengan laju tetap. Benda yang sedang bergerak akan melambat apabila pada
benda bekerja gaya total. Dengan demikian, eyang Galileo menganggap bahwa
gesekan merupakan gaya yang sama dengan tarikan atau dorongan biasa.
Untuk mendorong keping uang logam untuk bergerak pada permukaan lantai,
dibutuhkan gaya dari tangan kita, hanya untuk mengimbangi gaya gesekan. Jika
benda tersebut bergerak dengan laju tetap, gaya dorongan kita sama besar dengan
gaya gesek; tetapi kedua gaya ini memiliki arah yang berbeda sehingga gaya total
pada benda adalah nol. Hal ini sesuai dengan pendapat eyang Galileo karena
benda bergerak dengan laju tetap apabila pada benda tidak bekerja gaya total.
Hukum I Newton menyatakan bahwa :
Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus (percepatan nol), kecuali terdapat gaya total pada benda
tersebut.
Secara matematis, Hukum I Newton dapat dinyatakan sebagai berikut :
Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan keadaan
diam dinamakan inersia. Karenanya, hukum I Newton dikenal juga dengan
julukan Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman.
Sifat lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan saus tomat dari
botol dengan menggoyangnya. Pertama, kita memulai dengan menggerakan botol
ke bawah; pada saat kita mendorong botol ke atas, saus akan tetap bergerak ke
bawah dan jatuh pada makanan. Kecenderungan sebuah benda yang diam untuk
tetap diam juga diakibatkan oleh inersia atau kelembaman. Misalnya ketika kita
menarik selembar kertas yang ditindih oleh tumpukan buku tebal dan berat. Jika
lembar kertas tadi ditarik dengan cepat, maka tumpukan buku tersebut tidak
bergerak.
Contoh lain: yang sering kita alami adalah ketika berada di dalam mobil. Apabila
mobil bergerak maju secara tiba-tiba, maka tubuh kita akan sempoyongan ke
belakang, demikian juga ketika mobil tiba-tiba direm, tubuh kita akan
sempoyongan ke depan. Hal ini diakibatkan karena tubuh kita memiliki
kecenderungan untuk tetap diam jika kita diam dan juga memiliki kecenderungan
untuk terus bergerak jika kita telah bergerak.
Perlu diingat bahwa yang terjadi pada Hukum Pertama Newton adalah gaya total.
Sebagai contoh (perhatikan gambar di bawah), sebuah kotak yang diam di atas
meja datar akan memiliki dua gaya yang bekerja padanya, yakni : gaya ke bawah
akibat gaya gravitasi dan gaya dorong ke atas oleh permukaan meja. Dorongan ke
atas dari permukaan meja, hanyalah sebesar gaya tarik ke bawah akibat gravitasi,
jadi gaya total yang dialami buku adalah nol. Ingat bahwa besarnya gaya tersebut
sama namun memiliki arah yang berlawanan sehingga saling menghilangkan.
Karena besarnya gaya total = 0, buku tersebut berada dalam kesetimbangan, yang
membuatnya diam alias tidak bergerak (benda bergerak dari keadaan diam jika
gaya total tidak nol/jika ada gaya total. Pada kasus benda yang sedang bergerak,
apabila gaya total nol maka benda bergerak dengan laju tetap). Gaya ke atas dari
permukaan disebut Gaya Normal (N), karena arahnya normal atau tegak lurus
terhadap permukaan yang bersentuhan. Mengenai Gaya Normal akan kita bahas
pada topik khusus.
Gaya yang ditunjukan dalam gambar hanya besarnya saja, dan antara gaya normal
dan gaya berat bukan hubungan aksi reaksi (Hukum III Newton), karena aksi
reaksinya mereka(gaya normal dan gaya berat .red) memiliki pasangan masing-
masing.
Dalam Hukum I Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya total yang
bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika benda
tersebut sedang bergerak maka benda tersebut tetap bergerak dengan laju tetap
pada lintasan lurus. Apa yang terjadi jika gaya total tidak sama dengan nol ?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut,anda perlu memahami pengertian gaya
total.
Pengertian Gaya Total
Seperti apakah gaya total itu ? Misalnya kita mendorong sekeping uang logam di
atas meja; setelah bergerak, uang logam yang didorong tersebut berhenti. Ketika
kita mendorong uang logam tadi, kita memberikan gaya berupa dorongan
sehingga uang logam begerak. Nah, selain gaya dorongan kita, pada logam
tersebut bekerja juga gaya gesekan udara dan gaya gesekan antara permukaan
bawah uang logam dan permukaan meja, yang arahnya berlawanan dengan arah
gaya dorongan kita. Apabila jumlah selisih antara kekuatan dorongan kita gaya
dorong dan gaya gesekan (baik gaya gesekan udara maupun gaya gesekan antara
permukaan logam dan meja) adalah nol, maka uang logam berhenti
bergerak/diam. Jika selisih antara gaya dorong yang kita berikan dengan gaya
gesekan tidak nol, maka uang logam tersebut akan tetap bergerak. Selisih antara
gaya dorong dan gaya gesekan tersebut dinamakan gaya total.
Hukum II Newton
Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau
dengan kata lain, terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda
yang diam akan bergerak, demikian juga benda yang sedang bergerak bertambah
kelajuannya. Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah gerak benda, maka
gaya tersebut akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda
dengan arah gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan
mungkin besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan
percepatan maka kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja pada
benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan. Arah percepatan
tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar gaya total tetap atau tidak
berubah, maka besar percepatan yang dialami benda juga tetap alias tidak
berubah.
Bagaimana hubungan antara Percepatan dan Gaya ?
Bayangkanlah anda mendorong sebuah gerobak sampah yang bau-nya menyengat.
Usahakan sampai gerobak tersebut bergerak. Nah, ketika gerobak bergerak, kita
dapat mengatakan bahwa terdapat gaya total yang bekerja pada gerobak itu.
Silahkan dorong gerobak sampah itu dengan gaya tetap selama 30 detik. Ketika
anda mendorong gerobak tersebut dengan gaya tetap selama 30 menit, tampak
bahwa gerobak yang tadinya diam, sekarang bergerak dengan laju
tertentu, anggap saja 4 km/jam.
Sekarang, doronglah gerobak tersebut dengan gaya dua kali lebih
besar (gerobaknya didiamin dulu). Apa yang anda amati ? Jika anda mendorong
gerobak sampah dengan gaya dua kali lipat, maka gerobak tersebut bergerak
dengan laju 4 km/jam dua kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Percepatan
gerak gerobak dua kali lebih besar. Apabila anda mendorong gerobak dengan
gaya lima kali lebih besar, maka percepatan gerobak juga bertambah lima kali
lipat. Demikian seterusnya. Kita bisa menyimpulkan bahwa percepatan
berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja pada benda.
Seandainya percobaan mendorong gerobak sampah diulangi. Percobaan pertama,
kita menggunakan gerobak yang terbuat dari kayu, sedangkan percobaan kedua
kita menggunakan gerobak yang terbuat dari besi dan lebih berat. Jika anda
mendorong gerobak besi dengan gaya dua kali lipat, apakah gerobak tersebut
bergerak dengan laju 4 km/jam dua kali lebih cepat dibandingkan gerobak
sebelumnya yang terbuat dari kayu ?
Tentu saja tidak karena percepatan juga bergantung pada massa benda. Anda
dapat membuktikannya sendiri dengan melakukan percobaan di atas. Jika anda
mendorong gerobak sampah yang terbuat dari sampah dengan gaya yang sama
ketika anda mendorong gerobak yang terbuat dari kayu, makaakan terlihat bahwa
percepatan gerobak besi lebih kecil. Apabila gaya total yang bekerja pada benda
tersebut sama, maka makin besar massa benda, makin kecil percepatannya,
sebaliknya makin kecil massa benda makin besar percepatannya.
Hukum II Newton tentang Gerak :
Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan,
di mana arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.
Vektor gaya total sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda.
Jika persamaan di atas ditulis dalam bentuk a = F/m, tampak bahwa percepatan
sebuah benda berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja padanya dan
arahnya sejajar dengan gaya tersebut. Tampak juga bahwa percepatan berbanding
terbalik dengan massa benda.
Jadi apabila tidak ada gaya total alias resultan gaya yang bekerja pada benda maka
benda akan diam apabila benda tersebut sedang diam; atau benda tersebut
bergerak dengan kecepatan tetap, jika benda sedang bergerak. Ini merupakan
bunyi Hukum I Newton.
Setiap gaya F merupakan vektor yang memiliki besar dan arah. Persamaan hukum
II Newton di atas dapat ditulis dalam bentuk komponen pada koordinat xyz alias
koordinat tiga dimensi, antara lain :
Satuan massa adalah kilogram, satuan percepatan adalah kilogram meter per
sekon kuadrat (kg m/s2). Satuan Gaya dalam Sistem Internasional adalah kg m/s2.
Nama lain satuan ini adalah Newton; diberikan untuk menghargai jasa eyang Isaac
Newton. Satuan-satuan tersebut merupaka satuan Sistem Internasional
(SI). Dengan kata lain, satu Newton adalah gaya total yang diperlukan untuk
memberikan percepatan sebesar 1 m/s2 kepada massa 1 kg. Hal ini berarti 1
Newton = 1 kg m/s2.
Dalam satuan CGS (centimeter, gram, sekon), satuan massa adalah gram (g), gaya
adalah dyne. Satu dyne didefinisikan sebagai gaya total yang diperlukan untuk
memberi percepatan sebesar 1 cm/s2 untuk benda bermassa 1 gram. Jadi 1 dyne =
1 gr cm/s2.
Kedua jenis satuan yang kita bahas di atas adalah satuan Sistem Internasional (SI).
Untuk satuan Sistem Inggris (British Sistem), satuan gaya adalah pound (lb). 1 lb
= 4,45 N. Satuan massa = slug. Dengan demikian, 1 pound didefinisikan sebagai
gaya total yang diperlukan untuk memberi percepatan sebesar 1 ft/s2 kepada
benda bermassa 1 slug.
BAB III
PENUTUP
Akhir kata “tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan makalah ini,
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
tetap kami nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA