Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MENGELOLA BISNIS

Dosen Pengampu : Dra. Ec. Anik Yuliati, M.Aks

Disusun Oleh :

1. Zhieren Adziqa As’ad (21013010055)


2. Maulina Alfindy (21013010056)
3. Via Enggar Cahya Ningsih (21013010063)
4. Fiya Wardhatul Islamyi (21013010066)
5. Vittya Nirmala Tri Agustina (21013010077)
6. Dewi Sinta (21013010081)
7. Victor Pramudita Putra (21013010084)
8. Sri Dilla Pramesti (21013010102)
9. Wildan Arindra Rahman (21013010105)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
Kelas B
2021/2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan
judul Mengelola Bisnis dapat tersusun sampai dengan selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas presentasi dari Ibu Dra. Ec. Anik Yuliati,
M.Aks pada mata kuliah Pengantar Bisnis. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang mengelola bisnis.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dari Ibu Dra. Ec. Anik Yuliati selaku Dosen
Pengampu Pengantar Bisnis. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan Kami
berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu, Kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Kami juga berharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Surabaya, 1 Oktober 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………................1
KATA PENGANTAR……………………………………………..........2
DAFTAR ISI……………………………………………………............3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………….4
B. Rumusan masalah…………………………………………………4
C. Tujuan……………………………………………………………..4
D. Manfaat……………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
1. Proses manajemen ………………………………………………..5
2. Tipe-tipe manajemen……………………………………………...7
3. Peran dan keterampilan manajemen……………………………....9
4. Manajemen strategic……………………………………………...12
5. Perencanaan kontijensi dan manajemen krisis………………… ...16
6. Manajemen dan budaya perusahaan…………………………..... ..18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….......23
B. Saran…………………………………………………………….....23

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu pasti memiliki manajemen dalam menjalankan aktivitas hidupnya.


Dengan adanya manajemen, maka diharapkan semua aktivitas dapat dilakukan dengan sistematis
atau berurutan, maksimal sehingga mendapatkan hasil yang baik. Sebuah organisasi atau pun
perusahaan tentunya membutuhkan adanya manajemen untuk mengatur kinerja dari anggota agar
dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan mendapatkan hasil kerja yang baik. Maka kami telah
membuat suatu makalah dengan tema mengelola bisnis.

B. Perumusan Masalah

1. Sebutkan dan jelaskan empat aktivitas yang membentuk proses manajemen!


2. Bagaimana cara mengidentifiksi tipe-tipe manajer berdasarkan tingkatan dan bidangnya?
3. Apa saja peran dan keterampilan dasar yang dibutuhkan seorang manajer?
4. Bagaimana cara menetapkan sasaran dan merumuskan strategi sebagai langkah awal
manajemen yang efektif?
5. Jelaskan tentang peran perencanaan kotinjensi dan manajemen krisis dalam dunia bisnis saat
ini!
6. Bagaimana gambaran pengembangan dan arti penting budaya perusahaan?

C. Tujuan

1. Menggambarkan sifat manajemen dan mengenali empat fungsi dasar yang membenuk proses
manajemen.
2. Mengidentifikasi beragam tipe manajer di suatu organisasi berdasarkan tingkatan dan
bidangnya.
3. Menggambarkan peran dan keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh manajer.
4. Menjelaskan pentingnya manajemen strategik dan penetapan sasaran yang efektif dalam
keberhasilan organisasi.
5. Membahas perencanaan kotinjensi dan manajemen krisis dalam dunia bisnis saat ini..
6. Menggambarkan perkembangan dan menjelaskan pentingnya budaya perusahaan.

D. Manfaat

Memahami bagaimana cara menjadi manajer yang efektif,serta memahami aspek-aspek


penting dalam membangun bisnis,lalu membawa bisnis tersebut menjadi yang terdepan di dalam
industrinya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Proses Manajemen ( MAULINA)


Seluruh korporasi bergantung pada manajemen yang efektif. Entah itu menjalankan
bisnis miliaran dolar seperti google atau toko butik kecil, manajer melakukan berbagai fungsi dan
tanggung jawab yang hamper sama. Fungsi dan tanggung jawab ini meliputi lingkungan
persaingan mereka serta menerencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan
operasi bisnis mereka sehari hari.

Fungsi-fungsi dasar manajemen

Manajemen (management) itu sendiri merupakan proses perencanaan, pengoraganisasian,


pengarahan, dan pengedalian sumber daya keuangan, fisik, manusia, dan informasi organisasi
dalam rangka mencapai sasarannya. Manajer mengawasi penggunaan seluruh sumber daya ini di
perusahaan masing masing. Setiap kegiatan ini mencerminkan salah satu dari empat fungsi
manajemen:

1. Merumuskan sasaran adalah perencanaan


2. Membentuk organisasi adalah bagian dari organisasi
3. Mengelola sumber daya manusia adalah bagian dari pengarahan dan
4. Mengawasi kinerja adalah bagian dari pengendalian

Perencanaan

Perencanaan (planning) memiliki komponen utama dimulai ketika manajer merumuskan sasaran
perusahaan kemudian mereka membagi strategi komprehesif untuk mencapai sasaran tersebut.
Setelah strategi dikembangkan, mereka merancang rencana taktis dan opersional untuk menjalan
strategi.

Pengoraganisasian

Pengorganisasian sebagian bisnis bahkan memasang bagan organisasi pada dinding kantor. Tetapi
diperusahaan yang lebih besar hubungan peran dan pelaporan kendati penting, mungkin terlalu
rumit jika harus digambarkan dalam bentuk diagram kotak garis

Pengarahan

Pengarahan atau memimpin (leading), manajer bekerja untuk mamandu dan memotivasi para
karyawan yang berguna mencapai sasaran perusahaan.

5
Pengendalian

Pengendalian adalah proses memantau kinerja perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan
tersebut mencapai sasarannya. Segala hal, mulai dari kedatangantepat waktu hingga kesalahan
penanggan barang. Pengendalian juga dapat memperlihatkan bidang mana saja yang menunjukkan
kinerja yang lebih baik daripada yang diharapkan danbisa dianggap sebagai landasan untuk
memberikan imbalan atau mengurangi biaya.

Ilmu dan Seni Manajemen (ZHIEREN)

Manajemen yang efektif merupakan perpaduan ilmu dan seni. Dan eksekutifnya yang mumpuni
menyadari pentingnya memadukan ilmu dan seni manajemen ketika mengasah kemampuan
mereka.

Ilmu Manajemen

Banyak persoalan dan masalah terkait manajemen dapat diatasi melalui pendekatan yang rasional,
logis, objektif, dan sistematis. Manajer bisa mengumpulkan data fakta yang objektif. Mereka dapat
mengunakan model kuantitatif dan teknik pengumpulan untuk mencapai keputusan yang tepat.

Menjadi seorang manajer

Ada hal yang membuat kemampuan kita bisa menjadi seorang manajer seperti:

1. Leadership dan Attitude


2. Target oriented dan beri apresiasi dan motivasi
3. Komunikasi yang baik
4. Team work
5. Tanggung jawab dan pandang setara setiap karyawan
6. Konsisten
7. Mintalah feedback dari eksekutif lainnya
8. Visioner

Peran pendidikan

Keuntungan utama pendidikan sebagai sumber manajemen adalah mahasiswa seorang yang
mengikuti program studi yang sudah dikembangkan sedemikian rupa, sehingga menjadi akrab
dengan penelitian dan pemikiran sedemikian rupa sehingga menjadi akrab dan penelitian dan
pemikiran manajemen terkini.

Peran Pengalaman

Adanya kebanyakan perusahaan besar dan juga perusahaan kecil telah mengembangkan program
pelatihan manajemen bagi para calon manajer. Banyak yang direkrut dari kampus, dari organisasi
lian, atau dari manajer lini pertama dan karyawan perusahaan.

6
2. Tipe-tipe Manajer ( VIA ENGGAR)
Walaupun semua manajer melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian, tidak semuanya memiliki tingkat tanggung jawab untuk berbagai kegiatan tersebut.
Ada beberapa tipe manajer sesuai dengan tingkatan dan bidang tanggung jawabnya.

Tingkatan Manajer
Wewenang dan kompleksitas tugas manajer bertambah ketika menaiki tingkatan atau jenjang.
Terdapat tiga tingkatan dasar manajer, yaitu:

1. Manajer Puncak
Manajer puncak merupakan manajer yang bertanggung jawab atas kinerja dan efektivitas
perusahaan secara keseluruhan. Sejumlah kecil eksekutif yang berkesempatan untuk
memandu masa depanperusahaan adalah manajer puncak. Jabatan umum ini meliputi
presiden, wakil presiden, treasurer, pejabat tinggi eksekutif (CEO), dan pejabat tinggi
keuangan (CFO). Mereka bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan umum,
menetapkan strategi, menyetujui seluruh keputusan penting, dan mewakili perusahaan.

2. Manajer Madya
Manajer madya merupakan manajer yang bertanggung jawab menerapkan strategi dan
berupaya mencapai sasaran yang ditetapkan oleh manajer puncak. Jabatan yang menandakan
manajer madya contohnya seperti manajer pabrik, manajer operasi, dan manajer divisi.

3. Manajer Lini Pertama


Manajer lini pertama merupakan manajer yang bertanggung jawab mensupervisi
pekerjaan karyawan. Namun pekerjaan mereka tidak hanya terbatas pada bidang itu. Seperti di
lokasi pembangunan, manajer proyek tidak hanya mensupervisi pekerja kontruksi, tetapi juga
banyak berinteraksi dengan pemasok bahan bangunan, pejabat lokal, serta manajer madya dan
puncak di kantor pusat. Para manajer lini pertama menyandang jabatan supervisor, manajer
kantir, manajer proyek, dan ketua tim.

Bidang-bidang Manajemen (FIYA)

Bidang-bidang yang berkaitan dengan tipe-tipe manajerial yaitu:

1. Manajer Sumber Daya Manusia

7
Manajer sumber daya bertanggung jawab untuk merekrut dan melatih karywan,
mengevaluasi, dan menetapkan besaran kompensasi.

2. Manajer Operasi
Manajer operasi bertanggung jawab atas roduksi, persediaan, dan pengendalian kualitas,
selain juga tugas- tugas lain. Perusahaan besar biasanya memiliki manajer operasi di berbagai
tingkatan, seperti wakil presiden bidang operasi (manajer puncak), manajer pabrik (manajer
madya), dan supervisor produksi (manajer lini pertama).

3. Manajer Pemasaran
Pemasaran meliputi pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi barang dan
jasa. Manajer pemasaran bertanggung jawab menghantarkan produk dari produsen ke
konsumen. Perusahaan produk konsumen yang besar biasanya memiliki tingkatan manajer
pemasaran, seperti wakil presiden bidang pemasaran (manajer puncak), manajer pemasaran
regional (manajer madya), dan manajer penjualan distrik (manajer lini pertama).

4. Manajer Informasi
Manajer informasi bertanggung jawab merancang dan menerapkan sistem untuk
menggabungkan, menyusun, dan mendistribusikan informasi.beberapa perusahaan memiliki
posisi manajemen puncak untuk pejabat tinggi informasi (chief information officer – CIO),
manajer madya membantu dalam merancang system informasi untuk divisi atau pabrik.
Manajer sistem komputer di bisnis berskala kecil biasanya dipegang oleh manajer lini
pertama.

5. Manajer Keuangan
Manajer keuangan bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengawasi fungsi
akuntansi beserta sumber daya keuangan. Tingkatan manajer keuangan meliputi CFO atau
wakil presiden bidang keuangan (puncak), kontroler divisi (madya), dan supervisor akunting
(manajer lini pertama).

6. Manajer Lainnya
Beberapa perusahaan mempekerjakan beberapa manajer khusus. Misalnya pada
perusahaan farmasi dan kimia, mereka memiliki manajer riset dan pengembangan. Dan
banyak juga perusahaan yang memiliki manajer hubungan masyarakat.

8
3. Peran dan Keterampilan Manajemen (VITTYA)
Terlepas dari tingkatan atau bidang mereka dalam organisasi, semua manajer harus
memainkan peranan tertentu dan mendayagunakan keterampilan tertentu jika ingin berhasil.
Dalam bagian berikut, kita akan menyoroti peran dasar manajer dan kemudian membahas
kemampuan yang mereka butuhkan agar bisa menjadi efektif.

1. Peran Manajerial
Penelitian menghadirkan sejumlah pemahaman menarik mengenai sifat dasar peran
manajerial. Berdasarkan pengamatan mendetail mengenai apa yang dilakukan para eksekutif,
kelihatannya banyak dari kegiatan yang dilakukan diklasifikasikan ke dalam 10 peran yang
berbeda dan hal itu dibagi ke dalam tiga kategori dasar yaitu interpersonal, informasional, dan
desisional.

 Peran Interpersonal
Terdapat tiga peran interpersonal yang menjadi melandasi pekerjaan seorang
manajer. Pertama, manager seringkali diharapkan menjadi seorang panutan, dengan
mengundang tamu makan malam, menghadiri peresmian, dan sejenisnya. Kegiatan ini
biasanya bersifat seremonial atau simbolis ketimbang substantif. Manajer juga diharapkan
menjadi seorang pemimpin dengan merekrut, melatih, dan memotivasi karyawan.
Manajer yang secara formal atau informal menunjukkan cara melakukan berbagai hal dan
bagaimana bekerja dalam tekanan, itulah yang disebut dengan pemimpin. Terakhir,
manajer juga memiliki peran sebagai penghubung. Peran ini seringkali melibatkan
manajer sebagai seorang koordinator atau menghubungkan berbagai individu, kelompok,
atau organisasi. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan di industri komputer mungkin
menggunakan penghubung untuk membuat perusahaan lainnya tapi awas terhadap
rencana mereka.

 Peran Informasional
Peran informasional adalah kategori peran majerial yang mencakup memantau,
diseminator, dan juru bicara. Tiga peran informasional mengalir langsung dari peran
interpersonal sebelumnya. Peran informational yang pertama adalah pemantau, seseorang
yang gencar mencari informasi yang mungkin bernilai. Manajer juga menjadi seorang
diseminator informasi, yaitu mengirimkan informasi relevan kepada orang lain di
lingkungan kerjanya. Peran informasional yang ketika berfokus pada komunikasi
eksternal. Juru bicara secara formal menyampaikan informasi kepada orang-orang di luar
unit atau di luar organisasi. Sebagai contoh, manajer pabrik Union Carbide bisa
menyampaikan informasi kepada manajer puncak sehingga manajer puncak dapat
memperoleh gambaran lebih baik mengenai kegiatan pabrik.

9
 Peran Desisional

Peran disisional adalah kategori peran manajerial yang mencakup wirausahawan,


menangani gangguan, mengalokasikan sumber daya, dan negosiator. Pertama, manager
berperan sebagai wirausahawan, yaitu inisiator perubahan sukarela. Peran desisional ke
duadipicu bukan oleh manajer melainkan individu atau kelompok lain. Manager
merespon perannya sebagai pihak yang menangani gangguan dengan cara mengatasi
berbagai persoalan seperti pemogokan kerja, pelanggaran hak cipta, atau masalah
hubungan masyarakat atau citra perusahaan. Peran disisional ketiga adalah
mengalokasikan sumber daya. Sebagai pengalokasi sumber daya, manajemen
memutuskan bagaimana sumber daya didistribusikan dan bersama siapa manager bekerja.
Sebagai contoh, seorang manajer biasanya mengalokasikan dana dalam anggaran
operasional unitnya di antara anggota dan proyek dalam unit tersebut. Peran disisional
keempat adalah negosiator. Dalam peran tersebut manajer melakukan negosiasi bersama
kelompok atau organisasi lain sebagai perwakilan perusahaan. Negosiasi juga bisa
bersifat internal ke dalam organisasi. Manager, misalnya, bisa menjadi mediator konflik
antara dua bawahan atau bernegosiasi dengan departemen lain untuk memperoleh
bantuan tambahan.

2. Berbagai Keterampilan Manajemen Dasar (SINTA)


Selain menjalankan berbagai peran, manajer juga membutuhkan sejumlah
keterampilan khusus jika ingin berhasil. Beberapa keterampilan manajemen dasar yang
penting antara lain keterampilan teknis, interpersonal, konseptual, diagnosik, komunikasi,
pengambilan keputusan, dan manajemen waktu.

 Keterampilan teknis
Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas khusus disebut dengan
keterampilan teknis. Keterampilan teknis penting terutama bagi manajer lini pertama.
Banyak dari manajer ini menghabiskan sejumlah besar waktu mereka membantu
karyawan dalam menangani persoalan terkait pekerjaan, melatih mereka dalam prosedur
yang lebih efisien, dan memantau kinerja.

 Keterampilan hubungan manusia


Manajer yang efektif juga mengembangkan keterampilan hubungan manusia, yaitu
keterampilan yang memungkinkan manajer untuk memahami dan bekerja sama dengan
orang lain. Manajer dengan keterampilan hubungan manusia yang rendah akan sulit
berhubungan dengan bahwa para bawahannya sehingga menyebabkan karyawan yang
potensial mengundurkan diri atau pindah, dan mengakibatkan semangat kerja yang
rendah. Keterampilan ini biasanya sangat dibutuhkan oleh manajer madya, yang
seringkali harus menjembatani antara manajer puncak, manajer lini pertama, dan manajer

10
dari departemen lain dalam organisasinya. Banyak manajer yang menyadari bahwa
kemampuan memilih orang lain dan membuat orang lain memahami diri orang lain, dapat
memelihara hubungan yang baik dalam organisasi.

 Keterampilan konseptual
Keterampilan konseptual mengacu pada kemampuan seseorang untuk berpikir
abstrak, untuk mendiagnosis dan menganalisis siituasi yang berbeda, dan melihat situasi
di masa mendatang. Keterampilan konseptual membantu manajer dalam mengenali
peluang dan ancaman pasar yang baru. Manajemen puncak paling banyak bergantung
pada kemampuan ini, dan yang paling sedikit membutuhkannya adalah manajer lini
pertama. Meskipun maksud dan kebutuhan pekerjaan sehari-hari berbeda, keterampilan
konseptual dibutuhkan dalam hampir semua kegiatan terkait pekerjaan. Keterampilan
konseptual mungkin menjadi komponen terpenting bagi keberhasilan para eksekutif
dalam bisnis e-commerce. Sebagai contoh, kemampuan untuk memperkirakan bagaimana
aplikasi bisnis tertentu akan terpengaruh oleh atau dapat diaplikasikan melalui internet
jelas bersifat konseptual.

 Keterampilan Membuat Keputusan


Keterampilan membuat keputusan mencakup kemampuan mendefinisikan masalah
dan memilih tindakan terbaik secara efekti. Kemampuan ini melibatkan pengumpulan
fakta, mengidentifikasi solusi, mengevaluasi alternatif, dan mengimplementasikan
alternatif pilihan. Keterampilan tersebut memungkinkan manajer untuk mengenali
strategi efektif bagi perusahaan, seperti yang dilakukan Michael Dell untuk berfokus pada
pemasaran langsung sebagai model distribusi utama perusahaan.
 Keterampilan Manajemen Waktu
Keterampilan manajemen waktu adalah keterampilan yang berkaitan dengan
penggunaan waktu secara produktif yang dimiliki oleh para manajer. Untuk mengelola
waktu secara efektifz, manajer harus memperhatikan 4 penyebab utama pemborosan
waktu :

1. Administrasi. sebagian manajer menghabiskan terlalu banyak waktu memutuskan apa


yang harus dilakukan terkait dengan berkas-berkas yang laporan. Sebagian besar
dokumen seperti ini bersifat rutin dan dapat dikerjakan secara tepat. Manajer harus
belajar mengenali dokumen-dokumen yang membutuhkan perhatian lebih.

2. Telepon. Para ahli memperkirakan bahwa manajer sering tersita waktunya oleh
telepon setiap lima menit. Untuk mengelola waktu secara lebih efektif, manager
disarankan memperkerjakan asisten yang bisa menyaring semua telepon masuk
masuk dan menentukan waktu khusus untuk membalas telepon masuk yang penting.
Sayangnya, maraknya penggunaan telepon seluler membuat masalah ini makin
menjadi-jadi bagi banyak manajer.

11
3. Rapat. Banyak manajer menghabiskan tidaknya empat jam sehari untuk rapat. Untuk
membuat waktu rapat ini lebih efektif, pemimpin rapat harus merincikan agenda
yang jelas, memulai rapat tepat waktu, mengarahkan setiap orang untuk berfokus
pada agenda, dan mengakhiri tepat waktu.

4. Surel. Makin banyak manajer yang bergantung pada surat elektronik surel atau e-
mail dan bentuk komunikasi digital lain. Waktu pun disia-siakan ketika manajer
harus menyaring spam dan berbagi folder, surat masuk, dan arsip surel.

3. Keterampilan Manajemen untuk Abad 21 (VICTOR)


 Keterampilan Manajemen Global
Para manajer masa depan harus melengkapi diri dengan peralatan, teknik, dan
keterampilan khusus yang diperlukan agar dapat bersaing di lingkungan global. Mereka
perlu memahami pasar global, perbedaan budaya, serta motif dan praktik yang dilakukan
pesaing luar negeri. Mereka juga perlu memahami bagaimana berkolaborasi dengan pihak
lain secara langsung. Pada tataran praktis, bisnis akan membutuhkan lebih banyak
manajer yang mampu memahami operasi bisnis internasional. Praktik ini membantu
perusahaan dalam menyebaran budaya perusahaan di operasi bisnisnya di luar negeri.
Selain itu, penempatan di luar negeri membantu manajer untuk lebih siap dalam
menghadapi persaingan internasional ketika karir mereka berkembang dalam dalam
organisasi. Tim manajemen puncak di berbagai korporasi besar rasa ini juga cenderung
melibatkan direktur dari luar negeri.

 Keterampilan Manajemen dan Teknologi


Persoalan signifikan lain yang dihadapi manager masa depan adalah teknologi,
terutama yang berkaitan dengan komunikasi. Dalam dunia sekarang jumlah informasi
telah mencapai proporsi yang begitu besar. Teknologi juga mulai mengubah cara manager
berinteraksi dalam membentuk struktur perusahaan. Sistem jaringan komputer
mengendalikan aliran darah perusahaanz yaitu informasi. Informasi ini tidak lagi
mengalir dari atas ke bawah berdasarkan hirarki. Dewasa ini, informasi mengalir ke
setiap orang sekaligus. Akibatnya, keputusan bisa dibuat lebih cepat dan makin banyak
orang yang dilibatkan secara langsung. Melalui surel, videoconference, dan tentu
komunikasi lain, waktu dan jarak, apalagi batas perusahaan seperti hidup departemen dan
divisi tidak lagi menjadi perbatasan orang-orang untuk bekerja sama. Birokrasi pun
berkurang, sementara perencanaan pengambilan keputusan dan kegiatan lain mulai
memetik manfaat dari pembentukan kelompok dan kerja tim.

12
4. Manajemen Strategic: Menetapkan Sasaran dan Merumuskan Strategi
(DILLA)
Menetapkan Sasaran Bisnis
Sasaran merupakan target kinerja yaitu alat ukur keberhasilan atau kegagalan yang digunakan oleh
organisasi dan manajer pada setiap tingkatan.

Tujuan dari penetapan Sasaran: Organisasi berfungsi sistematis saat organisasi menetapkan
sasaran dan membuat rencana untuk mencapainya. Organisasi mendayagunakan sumber dayanya
pada semua tingakatan untuk mencapai sasaran, 4 Tujuan Utama Penetapan Sasaran Organisasi:

1. Penetepan Sasaran memberikan arah dan panduan bagi para manajer di semua tingkatan
Jika manajer mengetahui dengan tepat arah perusahaan, potensi kesalahan di berbagai
unit perusahaan akan lebih kecil. Contoh: Starbucks, memiliki sasaran peningkatan belanja
modal 10%, dengan pengeluaran tambahan di tunjukan untuk membuka gerai baru, Sasaran
ini memberitahu semua orang di perusahaan bahwa ekpansi ke pasar baru merupakan prioritas
perusahaan.

2. Penetapan sasaran membantu perusahaan mengalokasikan sumber dayanya


Perusahaan mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke proyek baru dengan potensi
penjualan stagnan dan bidang – bidang yang tumbuh menjadi prioritas utama. Contoh:
Starbucks menekankan ekspansi gerai baru, sementara inisiatif e-commerce belum menjadi
prioritas.

3. Penetapan sasaran membantu dalam membangun budaya perusahaan


General Electric bertujuan mendorong setiap divisinya untuk menjadi no 1/2
didalamnya sehingga lingkungan dan budaya perusahaan yang menjunjung keberhasilan dan
tidak menolerir kegagalan.

4. Penetapan sasaran membantu manajer menilai kinerjanya sendiri


Jika suatu unit menetapkan untuk meningkatkan penjualan 10% pada tahun tertentu,
manajer di unit tersebut yang mencapai / malampaui target akan diberikan penghargaan, unit
yang gagal mencapai target juga di berikan penghargaan sesuai kontribusinya. Contoh: GE
telah lama memiliki reputasi mengevaluasi ketat kinerja manajerialnya, memberikan banyak
bonus bagi yang berhasil dan menyisihkan yang gagal.

Jenis – Jenis Sasaran (WILDAN)

1. Sasaran Jangka Panjang (Long-Term Goals), berhubungan dengan periode waktu yang
panjang, umumnya 5 tahun atau lebih.

13
Contoh: AmEx menetapkan sasaran jangka panjang untuk menggandakan jumlah pedagang
yang berpartisipasi (participacing merchant) selama 10 tahun ke depan, Nikon menetapkan
sasaran jangka panjang untuk meningkatkan pangsa pasar kamera digital sebesar 10% dalam
kurun waktu sewindu.

2. Sasaran Jangka Menengah (Intermidate Goals), ditetapkan untuk periode antara satu hingga
lima tahun. Perusahaan biasanya memiliki sasaran jangka menegah di beberapa bidang.
Contoh: sasaran departemen pemasaran penimgkatan penjualan sekitar 3% dalam kurun 2
Tahun atau Departemen Produksi ingin mengurangi pengeluaran sekitar 4% dalam kurun 4
Tahun, SDM mungkin ingin memotong karyawan sebesar 10% dalam kurun 2 Tahun,
Departemen Keuangan ingin meningkatkan 3% tingkat pengembalian investasi dalam kurun
waktu 3 Tahun

3. Sasaran Jangka Pendek (Short-Term Goals), ditetapkan selama 1 tahun dan di kembangkan
pada beberapa bidang yang berbeda.
Contoh: Peningkatan penjualan sekitar 2% untuk tahun ini memotong biaya 1 % pada kuartal
berikutnya, dan mengurangi perputaran karyawan sebesar 4% selama 6 bulan ke depan.

Jenis – Jenis Strategi (ZHIEREN)

1. Strategi Korporat (Corporate Strategy) bertujuan menetapkan bisnis apa yang di lakukan dan
dijalankan oleh perusahaan. Berapa Korporat memiliki dan menjalankan 1 bisnis saja dan
beberapa menjalankan beragam bisnis. Perusahaan dapat memilih untuk tumbuh dengan cara
meningkatkan kegiatan / investasinya / memperkecil dengan mengurangi kegiatan bisnisnya.
Terkadang suatu korporasi membeli dan menjalankan bisnis dalam industri yang sejalan
sebaagi strategi. Contoh: Restoran YUM (KFC,Pizza Hut, dan Taco Bell) jelas saling
berkaitan dan disebut diversifikasi terkait, tapi jika tidak serupa disebut diversifikasi tak
terkait. pertumbuhan E-partening yaitu membeli dari perusahaan kecil yang dapat
menyediakan teknologi, yang di lakukan AmEx kepada Samsung.

2. Strategi Bisnis / Persaingan (Bussines / Competitive Strategy) diterapkan pada tingkatan unit
bisnis / lini produk dan berfokus pada peningkatan posisi bersaing perusahaan. Contoh: AmEx
mengambil cara terbaik untuk bersaing dalam industry yang meliputi Visa, MasterCard dan
perusahaan kartu kredit lain, Pepsi memiliki stretegi untuk minuman ringan untuk bersaing
dengan Coca-Cola, strategi untuk untuk bisnis minuman olahraga, strategi berbeda untuk
perusahaan minuman New Age miliknya, dan strategi untuk bisnsi makanan ringan.

3. Strategi Fungsional (Functional Strategy) manajer dalam bidang seperti keuangan, pemasaran,
dan operasi memutuskan cara terbaik mencapai tujuan perusahaan dengan mengerjakan
kegaiatan fungsional mereka seefektif mungkin. Contoh: Di AmEx, setiap unit memilik
otonomi besar dalam menggunakan situs Web sendiri yang menjadi wadah perusahaan

14
menempatkan seluruh layananya. Strategi Fungsional Pepsi untuk memasarkan produk
minuman dan makanan ringan serta strategi untuk pendistribusiannya.

Merumuskan Strategi (MAULINA)

Strategi merupakan konsep luas yang menggambarkan tujuan organisasi terhadap


tantangan dan kebutuhan baru. Karena Strategi yang dirumuskan dengan baik merupakan tonggak
penting bagi kesuksesan sebuah bisnis, manajer puncak mencurahkan perhatian dan kreavitas pada
proses tersebut. 3 Langkah Dasar Perumusan Strategi:

Langkah 1: Menetapkan Sasaran Strategis, diturunkan langsung dari pernyataan misi


perusahaan. Contoh: Martin Winterkom, CEO Volkswagen memiliki sasaran Strategis yang
jelas untuk produsen mobil asal Eropa. Sempat menarik diri dari pasar AS karena penjualan
anjlok, setelah beberapa tahun berikutnya Winterkom merombak perusahaan dan mengakuisisi
Audi, Skoda, Scania, Porsche dan mencetak laba tinggi dan juga memiliki kekuatan besar dalam
bisnis otomotif

Langkah 2: Menganalisis Organisasi dan Lingkungan: Analisis SWOT, analisis kekuatan dan
kelemahan (Strenght dan Weekness) organasasi serta peluangan dan ancaman lingkungan
(Oppurtunity dan Threat). Manajer mungkin juga mencari cara untuk mengatasi /menutup
kelemahan organisasi dan mencegah / menghadapi ancaman lingkungan. Analisis Lingkungan
(environmental analysis) yaitu pengamatan lingkungan bisnis untuk mencari ancaman dan
peluang, contoh ancaman adalah perubahan selera konsumen dan upaya pengambilalihan oleh
perusahaan asing , sedangkan peluang adalah bidang-bidang di mana perusahaan bisa berekpansi,
tumbuh, atau memetic manfaat dari kekuatan dari kekuatan yang dimiliki. Contoh: Layanan
music ITunes merupakan anacaman bagi produsen CD. Pepsi menyadari peluang potensi
minuman botolan yang sedang tumbuh dan meluncurkan merek Aquafina. Tujuan Analisis
organisasional (Organizational Analysis) untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan
perusahaan, Faktor kekuatan meliputi surplus uang tunai, tenaga kerja berdedikasi, ketersediaan
bakat marjinal yang mencakup: keahlian teknis / sedikit persaingan. Contoh: Kekuatan Pepsi
dalam distribusi minuman. Kurangnya dana, pabrik yang menua, serikat tenaga kerja yang kuat,
dan minimnya citra perusahaan merupakan kelemahan.

Langkah 3: Mencocokan Organisasi dan Lingkungannya. Langkah terakhir dalam perumusan


strategi adalah mencocokan ancaman dan peluang dari lingkungan terhadap kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Perusahaan sebaiknya berupa mendayagunakan kekuatannya sehingga
dapat mengeksploitasi peluang dan menghadapi ancaman, perusahaan seharusnya berupaya
menutupi kelemahannya, atau setidaknya tidak membiarkan kelemahannya menggangu kegiatan
lain. Contoh: dengan mengetahui cara mendistribusikan produk konsumen membuat Pepsi untuk
menambah bisnis baru dan memperluas bisnis lama. Tetapi jika perusahaan kurang memahami
cara distribusi produk akan bertindak gegabah jika menambah produk yamg keberhasilannya

15
sangat bergantung pada distribus yang efesien. Memahami kelemahan dan kekuatan juga
menentukan apakah perusahaan berani mengambil resiko atau megambil langkah konservatif,
Pendekatan apapun bisa berhasil. Contoh: Blue Bell, salah satu produsen es krim yang paling
menguntungkan di dunia, meskipun produknya hanya di jual tidak lebih dari 10 negara di AS.

Hierarki Perencanaan (VIA)

1. Rencana Strategi (Strategic Plans) mencerminkan keputusan mengenai alokasi sumber daya,
prioritas perusahaan, dan langkah-langkah yang di perlukan untuk memenuhi sasaran
strategis. Penciptaan rencana strategis adalah hasil mendasar dari proses perencanaan strategis
dan biasanya melibatkan Manajer Puncak dan Organisasi. Contoh: Keputusan General
Electric bahwa bisnis mereka harus menjadi 1&2 dalam pasar.

2. Rencana Taktis (Tactical Plans) adalah rencana untuk jangka waktu yang lebih pendek untuk
menetapkan aspek khusus dari rencana strategis perusahaan. Melibatkan Manajer Puncak dan
Madya. Contoh: Upaya Dell untuk memperluas keahlian distribusinya ke pasar televise dan
peralatan elektronika rumah tangga.

3. Rencana Operasional (Operational Plan) yang disusun oleh manajer tingkat menengah dan
rendah, menetapkan target jangka pendek untuk kinerja harian, mimgguan, dan bulanan.
Contoh: Rencana erasional Starbucks yang berkaitan dengan bagaimana gerainya harus
membeli, menyimpan, dan menyeduh kopi.

5. Perencanaan Kontingensi dan Manajemen Krisis (FIYA)


Lingkungan bisnis seringkali sukar diprediksi, dan karena kejadian yang tidak diharapkan
dapat menimbulkan masalah besar, sebagian besar manajer mengetahui bahwa rencana yang telah
disusun dengan matang sekali pun terkadang berantakan. Karena para manajer mengetahui hal
seperti itu mungkin terjadi, mereka kadang kala mengembangkan rencana alternative untuk
mengantisipasi terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.

Dua metode umum untuk mengatasi hal-hal yang tidak diketahui dan tidak diprediksi adalah:

1. Rencana Kontingensi

Rencana kontingensi adalah perencanaa terhadap perubahan. Rencana itu berusaha


mengidentifikasi aspek aspek penting bagi bisnis atau lingkungan nya yang mungkin
memerlukan perubahan strategi. Dan juga mengidentifikasi cara cara yang akan digunakan
perusahaan dalam menanggapi dan melindungi perubahan yang terjadi.

16
Misalnya, suatu perusahaan mengembangankan rencana menciptakan suatu devisi baru.
Perusahaan tersebut berharap untuk meningkatkan penjualan 10% per tahun untu lima tahun
mendatang dan mengembangkan strategi pemasaran untuk mencapai target tersebut. Tetapi
andaikan penjualannya hanya meningkat hanya 5% di akhir tahun pertama, apakah
perusahaan akan mengabaikannya, lebih banyak beriklan, atau menunggu untuk melihat apa
yang terjadi pada tahun kedua? Itu mungkin saja terjadi, hal tersebut lebih efisien jika
perusahaan sudah merencanakan di awal mengenai apa yang harus dilakukan apabila
penjualan berada dibawah tingkat yang direncanakan. Rencana kontigensi yang dapat
membantu mereka melakukan hal terasebut

2. Manajemen Krisis (VITTYA)

Manajemen krisis yang efektif tidak hanya meredakan atau mengakhiri krisis tapi juga
ada kalanya dapat memberikan perusahaan reputasi yang lebih positif dari sebelum terjadi
krisis. Krisis apat disebabkan oleh dua faktor, yaitu;

a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti,
konflik karyawan, konflik manajemen, kegagalan produk.

b. Faktor eksternal, yaitu faktoryang berasal dari luar lingkungan perusahaan, seperti
tumtutan konsumen, perubahan kebijakan pemerintah. Dalam mempersiapkan
penanganan krisis perlu mekanisme perencanaan yang tepat yang tergambar dalam lima
tahapan yaitu:
1) Identifikasi dengan tepat bidang-bidang kegiatan yang mudah menimbulkan krisis.
Misalnya kegiatan after sales, pembelian, pelayanan pelanggan, government relations
dan sebagainya.

2) Bentuk dan latih tim manajemen krisis. Pembentukan tim manajemen krisis
menggunakan pertimbangan fungsional perusahaan, seperti public relations, hukum,
atau produksi. Tentukan siapa saja yang akan ditunjuk menjadi juru bicara dan
mengontrol informasi yang harus dikeluarkan agar tidak membingungkan khalayak
sasaran. Tentukan media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan dan
pastikan pesan yang akan dikomunikasikan.

3) Lakukan Manajemen Isu sebagai bentuk pencegahan krisis. Manajemen isu dapat
dilakukan dengan memonitor lingkungan, mencermati trend isu baru di masyarakat
yang mungkin mempengaruhi organisasi di masa mendatang. Mengumpulkan data
atas isu-isu yang berpotensi menjadi krisis dan mengevaluasinya. Mengembangkan
strategi komunikasi dan berkonsentrasi pada usaha mencegah terjadinya krisis. Satu
cara yang bisa dilakukan dengan belajar dari krisis yang dihadapi oleh organisasi lain
yang sejenis dengan perusahaan kita.

17
4) Pada saat ternyata terjadi krisis lakukan komunikasi dengan content dan channel
yang tepat. Gunakan pula third party endors seperti media sosial untuk memperbaiki
krisis kepercayaan, tidak perlu panik dan lakukan prosedur komunikasi krisis yang
sudah direncanakan.
5) Hubungan dengan media atau publik harus tetap dijalankan pasca krisis. Ini untuk
memeastikan bahwa hubungan jangka panjang tetap terjalin meskipun krisis sudah
lewat. Hal ini penting untuk mengurangi kerusakan akibat krisis yang terjadi.

6. Manajemen dan Budaya Perusahaan (SINTA)


Setiap Perusahaan memiliki identitas atau budaya perusahaan (corporate culture), yaitu
pengalaman, kisah, kepercayaan, dan norma bersama yang memberikan ciri pada suatu organisasi.
Budaya ini membantu dalam menciptakan iklim kerja dan bisnis yang terdapat dalam suatu
organisasi. Budaya Perusahaan dapat mewujudkan dirinya dalam berbagai cara, termasuk perilaku
kepemimpinan, gaya komunikasi, pesan yang didistribusikan secara internal, dan perayaan
perusahaan. Beberapa istilah yang umum digunakan untuk menggambarkan budaya termasuk
agresif, berfokus pada pelanggan, inovatif, menyenangkan, etis, didorong oleh penelitian,
didorong oleh teknologi, berorientasi pada proses, hierarkis, ramah keluarga, dan pengambilan
risiko.

Membangun dan Mengomunikasikan Budaya

Budaya Perusahaan tercipta dari kehidupan organisasi itu sendiri. Budaya Perusahaan
dibangun selama periode waktu yang panjang melalui strategi bisnis yang konstan dan terfokus.
Budaya Perusahaan memengaruhi filosofi, gaya, dan perilaku manajemen. Manajer harus sangat
cermat dalam mempertimbangkan jenis budaya yang ingin diterapkan dalam organisasi mereka
dan kemudian berupaya memupuknya dengan cara mengkomunikasikannya kepada setiap individu
yang bekerja di perusahaan itu.

Berbagai metode yang bisa dilakukan demi menciptakan budaya perusahaan yang baik dan positif,
antara lain:

1. Tentukan nilai perusahaan sedini mungkin 

Untuk dapat membangun budaya perusahaan yang baik,  kamu harus menentukan nilai
dasar seperti apa sebetulnya yang ingin kamu bawa. Hal ini harus kamu lakukan terutama bila
baru merintis perusahaan. Dengan menentukan nilai perusahaan sedini mungkin, perusahaan
dan karyawan yang ada di dalamnya tahu arah dan tujuan seperti apa yang mereka capai
bersama.

18
Beberapa contoh nilai yang dapat berkontribusi pada budaya perusahaan yang baik
seperti, kolaborasi, keragaman, inovasi, agility, fokus pada pelanggan, integritas, dan
mementingkan penghargaan pada karyawan. 

2. Pekerjakan orang-orang yang tepat 

Penting bagi perusahaan memilih kandidat yang tepat di bagian SDM. Lewat merekalah
perusahaan dapat memilih dan mempekerjakan orang-orang yang tepat dan sesuai dengan
budaya perusahaan. Itu sebabnya pastikan di dalam proses rekrutmen kamu memastikan bahwa
kandidat yang terpilih bukan hanya mereka yang memiliki keterampilan yang unggul, namun
juga  memiliki sikap yang baik, serta menghargai budaya dan nilai perusahaanmu sendiri. 

Meski demikian, perlu diingat bahwa kunci membangun budaya perusahaan yang baik
tidak hanya menjadi tugas bagian SDM, namun juga menjadi prioritas semua orang yang ada di
dalam perusahaan. 

3. Dorong sikap positif dalam lingkungan kerja 

Untuk membangun budaya perusahaan yang baik, pengusaha harus memulainya dengan
mendorong perilaku positif di tempat kerja setiap hari. Mulai dari cara sederhana seperti
menunjukkan keramahan, tersenyum, menunjukkan rasa terima kasih, hingga menerapkan
komunikasi positif sebagai dasar membangun hubungan antar karyawan. 

4. Jadilah pendengar yang baik 

Salah satu cara yang dapat dilakukan pengusaha untuk membangun budaya perusahaan
yang positif adalah dengan menjadi pendengar yang baik bagi karyawan. Terbukalah pada
kritik dan saran dari karyawan. Gunakan feedback tersebut untuk mengevaluasi dan
memperbaiki diri. Doronglah karyawan untuk berani mengeluarkan aspirasi dan ide-ide baru
bagi perusahaan. Cara ini tidak hanya membuat mereka merasa dihargai tapi juga secara tidak
langsung mendorong karyawan dan perusahan tumbuh bersama.

5. Bangun kesadaran sebagai tim 

Untuk dapat membangun budaya perusahaan yang baik, perusahaan perlu menumbuhkan
kesadaran pada karyawan bahwa semua adalah satu tim yang sama. Dengan begitu semua kan
merasa memiliki satu tujuan yang sama, yaitu mengembangkan perusahaan ke arah yang
diinginkan. 

Budaya perusahaan akan dipengaruhi oleh berbagai elemen. Beberapa elemen budaya perusahaan
tersebut antara lain: (VICTOR)

1. Visi

19
Visi adalah elemen budaya perusahaan yang paling sederhana namun bersifat mendasar
sebab semua budaya perusahaan akan dimulai dengan visi. Visi perusahaan ini akan
menentukan tujuan seperti apa yang akan dicapai oleh suatu perusahaan secara umum. Ketika
tujuan suatu perusahaan telah jelas, maka setiap karyawan yang ada di dalamnya dapat lebih
mudah mengambil keputusan yang berkaitan dengan perusahaan itu sendiri.

2. Nilai perusahaan

Jika visi perusahaan berperan untuk mengarahkan tujuan perusahaan, maka nilai
perusahaan akan memberikan pedoman terhadap perilaku dan pola pikir yang dibutuhkan untuk
mewujudkan visi tersebut. Nilai perusahaan menjadi pedoman moral dan praktik kehidupan
dalam budaya perusahaan secara umum.

3. Praktik

Budaya perusahaan tidak dapat terbentuk hanya dengan menentukan nilai yang diusung.
Budaya perusahaan dibentuk dengan adanya implementasi nilai-nilai tersebut dalam berbagai
lini di perusahaan itu sendiri secara praktikal.

4. Orang

Budaya perusahaan dapat dibentuk bila ada orang-orang yang berbagi nilai serta
memiliki kemauan dan kemampuan untuk merangkul ide tersebut. Itu sebabnya, budaya
perusahaan yang baik membutuhkan strategi perekrutan yang tepat untuk mengisi sumber daya
manusianya secara koheren dengan budaya perusahaan itu sendiri.

5. Tempat kerja

Tempat kerja juga menentukan budaya perusahaan. Hal ini dapat dicontohkan pada
tempat kerja yang mengusung konsep terbuka tentu akan kondusif untuk perusahaan yang
mengusung budaya kerja kolaboratif antar karyawannya. Dan sebaliknya, jika tempat kerja
mengusung tema kantor dan sekat-sekat antar divisi maka budaya perusahaan yang dianut lebih
formal dan sektoral.

6. Narasi perusahaan

Sejarah dibentuknya perusahaan perlu diidentifikasi dan diceritakan kembali melalui


narasi bagi orang-orang dalam suatu perusahaan. Hal ini akan menjadi salah satu sumber
budaya perusahaan yang akan bersifat berkelanjutan.

Adapun tipe-tipe budaya perusahaan itu antara lain adalah sebagai berikut: (DILLA)

1. Berorientasi pada tim

20
Budaya perusahaan yang berorientasi pada tim umumnya mengutamakan kebersamaan
dan sikap kolaboratif dari para karyawannya. Selain itu, budaya organisasi jenis ini akan sedikit
menempatkan keterampilan dan pengalaman di belakang sikap kooperatif dari para karyawan
atau anggota suatu organisasi.

Perusahaan yang menganut jenis budaya perusahaan ini secara khusus ingin
mengutamakan keterlibatan tim atau karyawan dan memberikan umpan balik yang berarti bagi
mereka. Budaya perusahaan ini juga umumnya memberikan hak otonomi bagi karyawan
tentang apa yang tepat bagi mereka dengan syarat komitmen pada perusahaan. Tujuan dari
budaya perusahaan jenis ini adalah sinergitas dan kepuasan karyawan serta peningkatan kinerja
secara umum.

2. Budaya perusahaan elit

Budaya perusahaan elit merupakan budaya perusahaan yang bertujuan untuk mengubah
dunia dengan cara yang belum teruji dan unik. Hal ini umumnya dilakukan dengan cara
perusahaan mempekerjakan orang yang terbaik dan membuatnya tidak hanya mengikuti arahan
tetapi juga memimpin. 

Ciri khas dari budaya perusahaan jenis ini adalah adanya inovasi dan keberanian dalam
membangun kepercayaan diri, kecakapan, dan kompetitif. Budaya perusahaan jenis disebut elit
karena memiliki ciri khas atau tingkat kepercayaan diri yang unik serta inovasi yang diciptakan
acapkali berbeda dengan perusahaan lain, entah itu tercermin dari ruang kerja, suasana kantor,
hingga pakaian pegawai. 

Hal utama dari budaya perusahaan jenis ini adalah inovasi dan kinerja baik, bukan
menyoal sampul atau penampilan fisik pegawai.

3. Budaya perusahaan horizontal

Budaya perusahaan jenis ini umum ditemui dalam perusahaan-perusahaan rintisan


atau startup. Ciri khas dari jenis budaya perusahaan ini adalah kebebasan. Budaya perusahaan
horizontal mementingkan pola pikir yang kolaboratif dan melibatkan semua orang. Budaya
perusahaan ini bertujuan untuk dapat mendukung riset pasar yang fleksibel dan menangkap
umpan balik dari pelanggan.

Meski umumnya perusahaan dengan budaya perusahaan ini terdiri dari jumlah orang
yang kecil, namun dengan adanya sistem horizontal tanpa hierarki tertutup dapat memudahkan
pertukaran ide. Hasilnya, akan amat mungkin jika seorang CEO dan seorang asisten kantor
dapat berbicara atau berdiskusi dalam satu meja secara langsung. 

21
4. Budaya perusahaan konvensional/tradisional

Berbeda dengan budaya perusahaan sebelumnya, budaya perusahaan konvensional


memiliki hierarki yang jelas dan bergulat dengan kurva pembelajaran untuk berkomunikasi
secara lebih terbuka. Perusahaan dengan budaya perusahaan ini umumnya terpaku pada
penampilan seperti dasi, sepatu, dan beberapa hal lain harus ada. Ciri khas dari budaya
perusahaan konvensional adalah adanya tingkat atau cakupan relasi yang tertutup oleh aspek
jabatan atau posisi. Hal ini secara umum memang menyulitkan komunikasi dan pertukaran ide
secara fleksibel, namun memiliki kemapanan instruksi yang cukup terarah. 

Untuk mendayagunakan budaya perusahaan, manajer harus melakukan beberapa tugas, semuanya
bergantung pada komunikasi yang efektif.

1. Manajer harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya perusahaannya.


2. Mereka harus menyampaikan budaya perusahaan kepada individu lain dalam organisasi.
3. Manajer dapat memelihara budaya perusahaan dengan memberikan imbalan dan
mempromosikan mereka yang memahaminya dan bekerja keras mempertahankannya.

Mengubah Budaya (WILDAN)

Organisasi terkadang harus mengubah budaya perusahaannya. Jika diharuskan demikian, mereka
juga harus mengkomunikasikan alasan perubahan ini kepada karyawan dan pelanggan. Menurut
penuturan para CEO di beberapa perusahaan yang telah mengalami perubahan radikal dalam satu
dekade terakhir ini, proses tersebut biasanya melalui tiga tahap:

1. Pada tingkatan tertinggi, analisis lingkungan perusahaan menyoroti perubahan besar


sebagai tanggapan paling efektif terhadap masalah yang dihadapi. Periode ini biasanya
ditandai oleh konflik dan penolakan.

2. Manajemen puncak mulai menyusun visi bersama perusahaan baru. Apa pun visinya, hal
itu harus mencakup pembaruan fokus terhadap aktivitas pesaing dan kebutuhan pelanggan.

3. Perusahaan menetapkan sistem baru untuk menilai dan memberi kompensasi kepada
karyawannya yang menjalankan nilai-nilai baru perusahaan. Tujuannya adalah untuk
membentuk budaya yang kokoh dari dalam.

22
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dalam perusahaan bisnis terdapat berbagai jenis strategi yang bisa digunakan oleh semua
perusahaan dan tiap-tiap perusahaan menggunakan strategi yang berbeda. Setiap perusahaan juga
memiliki sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaannya dengan menggunakan berbagai startegi
untuk mencapai sasaran perusahaannya masing-masing. Proses manajemen dapat dibagi yang
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengorganisasian yang memiliki
fungsi masing-masing. Serta tingkatan manajer juga dibagi menjadi manajer puncak, manajer
menengah, dan manajer lini pertama. Perusaahaan di dalamnya terdapat berbagai berbagai jenis
manajer yang menjalankan dan mempunyai tugas yang berbeda. Serta terdapat berbagai
keterampilan yang dapat digunakan oleh para manajer dalam memimpin perusahaannya. Budaya
juga dapat mempengaruhi kegiatan yang berjalan dalam suatu perusahaan.

B.SARAN

Kami menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang jauh dari kata
sempurna. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber
yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah di atas.

23
24

Anda mungkin juga menyukai