Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN PROFESIONAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matrikulasi Profesi Bidan


Dosen Pengajar: Riny Natalina, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Agus Lamadiani : PO.62.24.22.2.501
2. Dewi Sapalensy : PO.62.24.22.2.503
3. Endah Listyani : PO.62.24.22.2.505
4. Erni Hayati : PO.62.24.22.2.507
5. Hj. Norkamilah : PO.62.24.22.2.560
6. Hj. Milawati : PO.62.24.22.2.557
7. Marethalina : PO.62.24.22.2.515
8. Nurul Istiqomah : PO.62.24.22.2.520
9. Siti Masysarah : PO.62.24.22.2.529
10. Sri Fitria : PO.62.24.22.2.530
11. Theresya N. T : PO.62.24.22.2.531
12. Veni Liana : PO.62.24.22.2.533

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALANGKARAYA PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN
PROFESI BIDAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN PROFESIONAL” dengan
tepat waktu.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga
apabila makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang
bersifat membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila
makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan.

Palangkaraya,17 Juli 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
D. Manfaat ................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Menentukan Prinsip Kepemimpinan ...................................................4
B. Menentukan Anggaran .........................................................................12
C. Mengidentifikasi Pengembangan .........................................................16
D. Memvalidasi Anggaran ........................................................................20
E. Menentukan Hari Rawat ......................................................................23
F. Menentukan BOR ................................................................................24
G. Menentukan Kepuasan Pelanggan........................................................25
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ..............................................................................................28
B. Saran ....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap
kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen
karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan
anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh
karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
sebelum melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi,
sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil
suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik
itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan
perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi
tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan.Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu
fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal
yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada
intuisi dan firasat (dugaan).
Gaya kepemimpinan dalam manajemen pelayanan kebidanan professional
adalah cara yang digunakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku
bawahannya dimana gaya kepemimpinan ini bertujuan untuk membimbing serta
memotivasi karyawan sehingga diharapkan akan menghasilkan produktivitas
yang tinggi. Gaya kepemimpinan (leadership style) seorang pemimpin akan
sangat berpengaruh pada kinerja karyawan atau bawahan. Pemimpin harus dapat
memilih gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi yang ada, jika gaya
kepemimpinan yang diterapkan benar dan tepat maka akan dapat mengarahkan

1
pencapaian tujuan organisasi maupun perorangan. Sebaliknya jika gaya
kepemimpinan yang dipilih salah dan tidak sesuai dengan situasi yang ada maka
akan dapat mengakibatkan sulitnya pencapaian tujuan organisasi yang hendak
dicapai.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan Prinsip kepemimpinan dengan POAC?
2. Bagaimana Menilai pemasukan, menilai pengeluaran dan Rencana Alokasi
Anggaran (RAA)?
3. Bagaimana mengidentifikasi pengembangan dengan menilai kelemahan dan
RIP?
4. Bagaimana memvalidasi anggaran, mencatat pemasukan dan pengeluaran?
5. Bagaimana menentukan Hari rawat dan LOS ?
6. Bagaimana menentukan BOR ?
7. Bagaimana menentukan kepuaan pelanggan dengan penulisan kuisioner dan
RATE?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui prinsip kepemimpinan dengan POAC, Rencana Alokasi
Anggaran (RAA), Mengidentifikasi pengembangan dengan menilai
kelemahan dan RIP, Memvalidasi Anggaran dengan Chasflow, menentukan
hari rawat dan LOS, Menentukan BOR dan kepuasan pelanggan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Prinsip kepemimpinan dengan POAC?
b. Untuk mengetahui bagaimana menilai pemasukan dan pengeluaran
dengan Rencana Alokasi Anggaran (RAA)?
c. Untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi pengembangan dengan
menilai kelemahan dan RIP?

2
d. Untuk mengetahui bagaimana memvalidasi anggaran, mencatat
pemasukan dan pengeluaran ?
e. Untuk mengetahui bagaimana menentukan Hari rawat dan LOS ?
f. Untuk mengetahui bagaimana menentukan BOR ?
g. Untuk mengetahui bagaimana menentukan kepuasan pelanggan dengan
penulisan kuisioner dan RATER ?

D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang Manajemen Pelayanan Kebidanan Profesional terutama dalam Prinsip
Kepemimpinan.
                                                     

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menentukan Prinsip Kepemimpinan


1. POAC
Stoner menyatakan bahwa : Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Secara sederhana, Manajemen merupakan
suatu proses tindakan atau seni perencanaan, mengatur, pengarahan dan
pengawasan yang dinamis yang menggerakan organisasi mencapai
tujuannya.
Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang sering orang
menyebutnya “POAC”, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling. Dua fungsi yang pertama dikategorikan sebagai kegiatan
mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik.
Suatu manajemen bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi di atas bisa
dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen
akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan mengakibatkan
tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.
a. Fungsi POAC sendiri dalam suatu organisasi adalah untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam
pencapaian tujuannya. Berikut adalah pemaparan singkat tentang tiap
bagian dari POAC, yang mana akan dibahas lebih dalam di bab lain:
1) Planning
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana
untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan
sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala sesuatu yang

4
manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan
masa depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan
bagaimana kita akan melakukannya”. Membuat keputusan
biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan
dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning
penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi
manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat
rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi.
2) Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia
dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana
dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi.
Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi
pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan
siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan
ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya
kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya manusia
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan
orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang
khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang terkadang
diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.
3) Actuating
Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang
sesuai dengan tujuan organisasi. Actuating adalah implementasi
rencana, berbeda dari planning dan organizing. Actuating
membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi.
Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi
atau impian yang tidak pernah menjadi kenyataan.

5
4) Controlling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana.
Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang
telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan antara
kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil
tindakan yang sifatnya mengoreksi. Misalnya meningkatkan
periklanan untuk meningkatkan penjualan. Fungsi dari controlling
adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat
hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan,
maka seorang manajer akan kembali pada proses planning. Di
mana ia akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan hasil
dari controlling.
b. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan :
1) Elementary Methods (Metode dasar) Metode pendekatan ini sangat
simpel, dan membutuhkan perhitungan untuk mendukung analisis.
Metode ini sesuai untuk keadaan di mana masalah hanya
diselesaikan oleh satu orang saja, alternatif yang terbatas dan ada
karakter yang unik di lingkungan pembuatan keputusan.
2) MAUT (Multi-Attribute Utility Theory) Metode ini menggunakan
skala prioritas antara 0-1 untuk membantu dalam pembuatan
keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu dapat digunakan
sebagai pembuat keputusan.
3) SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique) Metode
pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi nilai yang
dihitung secara matematis. Adanya skala penilaian yang telah
diketahui oleh banyak orang.
4) Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA) MCDA umumnya
mempunyai masalah yang memiliki salah satu dari sejumlah

6
alternatif. Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa baik dalam
penilaian hal yang dipilih. Kriteria dan nilai atau skornya dibuat
oleh si pembuat keputusan. Setelah memberikan penilaian terhadap
alternatif dijumlahkan sesuai masing-masing kriteria dan kemudian
diurutkan sesuai jumlah skor. Urutan hasil yang telah didapatkan
oleh pembuat keputusan adalah hasil keputusan.
5) NGT (Nominal Group Technic) NGT adalah suatu metode untuk
mencapai konsensus dalam suatu kelompok dalam membuat
keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta atau
anggota organisasi kemudian memberikan voting dan rangking
terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide
yang paling banyak skornya, yang berarti merupakan konsensus
bersama.
2. Gaya Kepemimpinan
a. Pengertian
Dalam bahasa Inggris kepemimpinan sering disebut leader dari
akar kata to lead dan kegiatannya disebut kepemimpinan atau
leadership. Dalam kata kerja to lead tersebut terkandung dalam
beberapa makna yang saling berhubungan erat yaitu, bergerak lebih
cepat, berjalan ke depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling
dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran atau pendapat orang lain,
membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain lebih awal,
berjalan lebih depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling
dulu, mempelopori suatu tindakan, mengarahkan pikiran atau
pendapat, menuntun dan menggerakkan orang lain melalui
pengaruhnya. Dalam Islam istilah kepemimpinan sering diidentikkan
dengan istilah khilafah dan orangnya di sebut kholifah dan Ulil Amri
yang orangnya disebut Amir (pemegang kekuasaan).
Kepemimpinan adalah pemimpin yang setiap organisasi atau system
social mempunyai sebutan atau predikat yang berbeda. Dalam

7
kepemimpinan politik pemimpin disebut sebagai presiden, raja, ratu,
perdana menteri, ketua DPR, speaker of parlement, ketua partai dan
sebagainya, Pada kepemimpinan pendidikan, pemimpin disebut
sebagai menteri pendidikan, rector, kepala dinas pendidikan, dan
kepala sekolah. Kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu memaksa orang lain agar
ia menerima pengaruh untuk selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu pencapaian sesuatu maksud dan tujuan orang lain untuk
mencapai tujuan. Adapun rujukan tentang konsep
kepememimpinan yang dijadikan landasan untuk bertindak
sebagaimana penulis kutip dari firman Allah dalam Alquran surat
Fathir ayat 39, artinya “ Dialah yang menjadikan kamu semua
pemimpin (khalifah) di muka bumi” ayat ini merupakan penjelasan
pernyataan Allah, bahwa Dia memposisikan manusia sebagai
pemimpin (khalifah), tanpa memandang jenis kelamin baik
perempuan maupun laki-laki Dari beberapa definisi di atas tampak
beberapa hal penting yaitu:
1) Kepemimpinan dilihat sebagai serangkaian proses atau tindakan
2) Adanya tujuan yang hendak dicapai bersama
3) Fungsi kepemimpinan itu adalah untuk mempengaruhi,
menggerakkan orang lain dalam kegiatan atau usaha bersama
4) Kegiatan atau proses memimpin untuk antar beberapa
pemberian contoh atau bimbingan kegiatan atau usaha yang
terorganisasi
5) Kegiatan tersebut berlangsung dalam organisasi formal
6) Kepemimpinan juga diterjemahkan ke dalam istilah: sifat-sifat
prilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola
interaksi, hubungan kerja sama antarperan, kedudukan dari
suatu jabatan administrasi.

8
b. Jenis-jenis Kepemimpinan
White dan Lippit dalam Reksohadiprodjo (2001) mengemukakan tiga
(3) gaya kepemimpinan yaitu demokratis, otoriter, dan bebas. Berikut
ini merupakan penjelasan dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut :

1) Gaya Kepemimpinan Demokratis


Kepemimpianan demokratis ditandai dengan adanya suatu
struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif yang artinya atasan
menolak segala bentuk persaingan dan atasan dapat
bekerjasama dengan karyawan dalam mengambil keputusan.
Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung
bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja
dan dapat mengarahkan diri sendiri. Kepemimpinan demokratis
ialah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah. Akt
Seorang pemimpin yang memiliki karakteristik gaya
kepemimpinan demokratis selalu akan memotivasi para
karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja dari karyawan
tersebut. Dinamis dalam mengembangkan dan memajukan
organisasi. Terarah pada tujuan bersama yang jelas. Pada gaya
kepemimpinan ini memungkinkan setiap anggota untuk
berpartisipasi secara aktif dalam pertukaran pendapat, gagasan
dan pandangan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan
yang terjadi pada organisasi. Dalam gaya kepemimpinan
demokratis pemimpin mengutamakan hubungan antar manusia
yaitu hubungan antara bawahan dan atasan yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan produktivitas pegawai dengan
sering mendorong bawahan untuk ikut andil dalam menentukan
pengambilan keputusan yang tepat.

9
Penerapan gaya kepemimpinan demokratis ini dapat
mempererat hubungan antar atasan dan bawahan, tumbuhnya
rasa saling memiliki dan terbinanya moral yang tinggi. Selain
itu dalam gaya kepemimpinan ini komunikasi dan koordinasi
sangatlah penting untuk dapat menentukan sebuah keputusan.
Pada gaya kepemimpinan demokratis ini proses pengambilan
keputusan membutuhkan waktu yang relatif lama karena harus
menentukan titik temu dari ide atau gagasan yang di ajukan dan
diperlukan adanya toleransi yang tinggi agar tidak terjadi
perselisih pemahaman. if dalam menggerakkan dan memotivasi
(Rivai, 2010).
2) Gaya kepemimpinan Otoriter (otokratis)
Kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang
menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai
keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga
kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
Kepemimpinan otoriter ialah kepemimpinan yang memusatkan
kuasa dan pengambilan keputusan ditetapkan oleh pemimpin
sendiri tanpa adanya diskusi maupun pertukaran pendapat
dengan bawahan. Dalam kepemimpinan otoriter ini pemimpin
sebagai pemikul tanggung jawab penuh atas keputusan yang
telah di ambilnya. Bawahan hanya bertugas sebagai pelaksana
atas keputusan yang telah ditetapkan pemimpin. Penerapan gaya
kepemimpinan ini dapat menjadikan karyawan untuk lebih
disiplin, dan tidak bergantung terhadap atasan kerja. Selain itu,
pada gaya kepemimpinan ini keputusan dapat diambil secara
cepat karena tidak melalui proses diskusi terlebih dahulu.
Dengan tidak diikutsertakan bawahan dalam pengambilan
keputusan maka bawahan tidak akan dapat belajar mengenai hal
tersebut sehingga produktivitas karyawan tidak akan cepat

10
meningkat. Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin sering
bersikap individualis dimana pemimpin tersebut sangat jarang
untuk berkomunikasi dengan bawahan sehingga hubungan
antara pemimpin dan bawahan kurang akrab. Gaya
kepemimpinan itu sangat sesuai diterapkan jika organisasi
menghadapai keadaan darurat sehingga kinerja karyawan
dapat naik.

3) Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez faire)


Gaya kepemimpinan bebas (Laissez faire) adalah cara seorang
pimpinan dalam menghadapi bawahannya dengan memakai
metode pemberian keleluasaan pada bawahan. Pada gaya
kepemimpinan bebas ini pemimpin memberikan kebebasan
secara mutlak kepada bawahannya sedangkan pemimpin sendiri
hanya memainkan peranan kecil, pemimpin memfungsikan
dirinya sebagai penasihat yang dilakukan dengan memberi
kesempatan berkompromi atau bertanya bagi anggota kelompok
yang memerlukan. Bawahan memiliki kebebasan penuh untuk
proses pengambilan keputusan dan meneyelesaikan pekerjaan
dengan cara yang menurut karyawan paling sesuai dengan
partisipasi minimal dari pemimpin. Pemimpin tidak pernah
melakukan pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan
dan kegiatan bawahan karena pemimpin telah percaya dan
menyerahkan sepenuhnya wewenang kepada bawahan sehingga
pemimpin tidak mengambil andil dalam proses
kepemimpinannya.
Gaya kepemimpinan ini dapat mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan karyawan dalam pengambilan
keputusan yang tepat serta kreativitas untuk memecahkan suatu

11
permasalahan. Dengan adanya kepemimpinan yang bebas ini
para wewenang dan tanggungjawab yang jelas, memungkinkan
setiap anggota berpartisipasi secara aktif. Dengan kata lain,
setiap anggota mengetahui secara pasti sumbangan yang dapat
diberikannya untuk mencapai tujuan kelompok atau
organisasinya. Selain itu dapat diketahui bagaimana
melaksanakannya secara efektif dan efisien. Menurut Robbins
(2003) gaya kepemimpinan demokratis menggambarkan
pemimpin yang cenderung melibatkan karyawan dalam
mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang, mendorong
partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja, dan
menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk melatih
karyawan.

B. Menentukan Anggaran
Anggaran adalah rencana manajemen, dengan asumsi bahwa langkah-
langkah positif akan diambil oleh pelaksaan anggaran untuk merealisasi
rencana yang telah disusun sedangkan ramalan semata-mata merupakan
prediksi tentang apa yang mungkin terjadi, tanpa ada usaha dari peramal untuk
mempengaruhu apa yang akan terjadi agar sesuai dengan ramalannya.
Penyusunan anggaran adalah Proses pengoperasionalan rencana dalam
bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu
tertentu.Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif
dalam unit moneter untuk periode satu tahun.
Dalam pengelolaan perusahaan, terlebih dahulu manajemen menetapkan
tujuan dan sasaran, dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai
tujuan dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi
sebagai akibat dari rencana kerja tersebut, kemudian disusun dan dievaluasi
melalui proses penyusunan anggaran.

12
Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan
perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan.
Anggaran memperlihatkan bagaimana sumber daya yang diharapkan akan
diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. Anggaran juga digunakan
untuk mengarahkan suatu kegiatan dan juga sebagai alat perbandingan dalam
mengukur hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga proses pelaksanaan terkendali.
Beberapa fungsi anggaran yang terkait dengan akuntansi manajemen :

1. Anggaran sebagai alat perencanaan


Dengan anggaran, organisasi dapat mengetahui apa yang dilakukan dan ke
arah mana kebijakan dibuat.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
Anggaran Organisasi sektor publik dapat menghindari pengeluaran yang
terlalu besar (overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak
semestinya (misspending).
3. Anggaran sebagai alat kebijakan
Arah atas kebijakan tertentu dapat ditentukan melalui anggaran organisasi
public.
4. Anggaran sebagai alat politik
Dalam organisasi sektor publik, komitmen pengelola dalam melaksanakan
program-program yang telah dijanjikan dapat terlihat dari anggaran.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Melalui dokumen anggaran yang komperensif, sebuah bagian atau unit
kerja atau departemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui
apa yang harus dilakukan dan apa yang akan dilakukan oleh bagian unit/
unit kerja lainnya.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja

13
Anggaran adalah suatu ukuran yang dapat menjadi sebuah tolak ukur
apakah suatu bagian unit/kerja telah memenuhi target, baik berupa
terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya efisiensi biaya.
Unsur-unsur yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran adalah
sebagi berikut:
1. Pendapatan
a. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah
yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok PAD
dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu sebagai beriku: pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. (Halim, 2014)
b. Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer merupakan pendapatan daerah yang diperoleh dari
otoritas pemerintah di atasnya. Sebelum munculnya Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006, kelompok pendapatan ini terbatas pada dana
perimbangan saja. Setelah peraturan ini muncil, terdapat transfer dana
lain di luar dana perimbangan. (Halim, 2014)
Kelompok pendapatan berupa pendapatan transfer ini digolongkan
menjadi 2 jenis pendapatan (untuk provinsi) dan menjadi 3 jenis
pendapatan (untuk kabupaten/kota).
c. Lain-lain Pendapatan yang Sah
Pada peraturan sebelumnya yaitu Kepmendagri Nomor 29 Tahun
2002, pendapatan ini dikelompokkan dalam jenis pendapatan bantuan
dana kontinjensi/penyeimbang dari pemerintah dan dana darurat.
Sesuai dengan peraturan terbaru yaitu Lampiran C.V butir H
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, pendapatan ini dibagi menurut
jenis pendapatan yang mencakup:
1) Pendapatan Hibah
2) Pendapatan Dana Darurat, dan

14
3) Pendapatan Lainnya
2. Belanja Daerah
a. Belanja Operasi
Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-
hari Pemda yang memberi manfaat jangka pendek. Kelompok belanja
operasi, terdiri atas:
b. Belanja Modal
c. Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi.

d. Belanja Tak Terduga


Kelompok belanja lain-lain/tidak terduga adalah pengeluaran anggaran
untuk kegiatan yang bersifat tidak biasa dan tidak berulang seperti
diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah
pusat/daerah. (Halim, 2014)
e. Transfer
Dalam peraturan terdahulu, tidak terdapat kelompok belanja ini.
Kelompok belanja transfer muncul setelah adanya Peratruan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dan masih tetap ada dalam SAP
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Adapun yang dimaksud
dengan transfer di sini adalah transfer keluar, yaitu pengeluaran
uang dari entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan
oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh Pemda. (Halim, 2014)
3. Pembiayaan
Kelompok penerimaan pembiayaan terdiri atas jenis pembiayaan:sisa
lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pencairan dana cadangan,
penerimaan piutang daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Kemudian untuk kelompok pengeluaran pembiayaan, jenis

15
pembiayaan yang ada adalah pembentukan dana cadangan, penyertaan
modal (investasi) Pemda, pembayaran pokok utang, dan pemberian
pinjaman daerah. (Halim, 2014)
4. Surplus/deficit
Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu
periode pelaporan. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan
belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos surplus/defisit.
Pada Laporan Realisasi Anggaran surplus/defisit dicantumkan pada
kolom paling kanan setelah kolom anggaran setelah perubahan dan
realisasi anggaran dan baris paling bawah. (Halim, 2014)

5. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA)


Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA) yaitu surplus yang terjadi
pada tahun anggaran sebelumnya. Jika terjadi defisit, pembiayaan untuk
menutup defisit ini, di antaranya dapat bersumber dari SiLPA tahun
sebelumnya, pencairan dana adangan, hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan, penerimaan pinjaman dan penerimaan piutang. (Halim,
2014)

C. Mengidentifikasi Pengembangan
Menurut Gay penelitian pengembangan merupakan usaha yang
dilakukan untuk mengembangkan suatu produk atau sistem, agar menjadi
paling efektif untuk dipakai dalam suatu lembaga, sekolah, dan bukan untuk
menguji teori. Sementara menurut Sujadi Pengembangan merupakan proses
atau langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, untuk
menyempurnakan produk yang sudah ada, yang bisa dipertanggung jawabkan.
Pengembangan manajemen merupakan usaha untuk meningkatkan
prestasi manajemen saat ini atau mendatang dengan menanamkan
pengetahuan, perubahan perilaku, atau peningkatan keterampilan (Dessler,

16
2010). Pengembangan manajemen kemudian dapat dimulai dengan
menggunakan metode-metode seperti:
1. On the Job Training
On the Job Training meliputi semua upaya melatih karyawan di tempat
kerja sesungguhnya. Metode ini memiliki keunggulan memotivasi peserta
secara kuat karena pelatihan tidak dilaksanakan dalam situasi artifisial di
dalam ruang kerja. Kenyataan bahwa keberhasilan sistem ini hampir
seluruhnya tergantung pada penyelia langsung dan pelatih berarti bahwa
unit sumber daya manusia memiliki tanggung jawab menyediakan pelatih
yang baik dan efektif dari setiap penyelia (Simamora,1997). On the Job
Training tidak hanya digunakan untuk karyawan non manajer. Metode
pelatihan on the job training meliputi:
a) Rotasi pekerjaan
Rotasi pekerjaan merupakan teknik pelatihan manajemen dengan
cara memindahkan orang yang dilatih dari departemen satu ke
departemen lain untuk memperluas pengalamannya dan mengenali
kekuatan dan kelemahan dirinya (Dessler,2010). Tujuan rotasi
pekerjaan adalah untuk memperluas latar belakang trainee dalam
bisnis.
b) Pendekatan belajar sambil dibimbing
Disini orang dilatih bekerja secara langsung dengan seorang manajer
senior atau dengan orang yang akan digantikannya. Orang yang
akan digantikan ini bertanggung jawab untuk membimbing orang
yang dilatih itu. Secara perlahan, sambil manajer senior akan
melepaskan tanggung jawabnya kepada orang yang dilatih tersebut
untuk mempelajari pekerjaan itu.
c) Belajar bertindak
Belajar bertindak merupakan teknik pelatihan dimana calon
manajemen diizinkan untuk bekerja penuh untuk menganalisis dan
menyelesaikan permasalahan di departemen lain.

17
On the Job Training dalam bentuknya yang paling sederhana,
menyertakan karyawan yang telah diarahkan melalui semua fungsi
pekerjaan pada saat ia melaksanakan tugas-tugasnya. Bagaimanapun
juga, kerusakan potensial pada moral karyawan atau kinerja
organisasional disebabkan oleh seorang individu yang tidak dapat belajar
pada pekerjaan yang signifikan.
2. Off the Job Training
Off the job training dilaksanakan pada lokasi yang terpisah. Program ini
memberikan individu- individu dengan keahlian dan pengetahuan yang
mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pada waktu yang
terpisah dari waktu kerja reguler mereka. Kursus-kursus, workshop,
seminar, simulasi komputer adalah contoh dari off the job training.
Program pengembangan manajemen sering mengkombinasikan berbagai
tipe off the job training, tetapi membawanya ke dalam perusahaan untuk
menjawab kebutuhan–kebutuhan organisasional yang unik. Organisasi-
organisasi mempertahankan pengendalian atas peserta program dan
isinya. Agar berhasil, program-program seperti itu pastinya melibatkan
semua lapisan manajemen, mendemonstrasikan diversitas dan relevansi,
berjuang keras agar bermutu tinggi dalam penyajian, dan menyertakan
evaluasi dan tindak lanjut.
D. Menilai Kelemahan
Penilaian (Assesment) meliputi mengumpulkan informasi dan
memberikan umpan balik kepada karyawan tentang perilaku, gaya
komunikasi, atau berbagai keterampilannya. Para karyawan, rekan kerjanya,
para manajer, dan para pelanggan dapat memberikan informasi. Penilaian
paling sering digunakan untuk mengidentifikasi para karyawan dengan
potensi manajerial serta mengukur berbagai kekuatan dan kelemahan para
manajer saat ini. Penilaian juga digunakan untuk mengidentifikasi para
manajer dengan potensi untuk pindah ke posisi-posisi eksekutif yang lebih
tinggi serta dapat digunakan oleh tim-tim kerja untuk mengidentifikasi

18
berbagai kekuatan dan kelemahan dari para anggota tim individu dan proses-
proses pengambilan keputusan atau gaya-gaya komunikasi yang
menghambat produktivitas tim. Alat-alat penilaian yang popular meliputi
tes-tes kepribadian, Indikator Jenis Myers-Briggs, pusat-pusat penilaian,
penentuan tolak ukur, penilaian kinerja, dan umpan balik 360 derajar.
1. Tes-tes kepribadian
Tes-tes digunakan untuk menentuka n apakah para karyawan memiliki
berbagai karakteristik kepribadian yang diperlukan agar berhasil pada
pekerjaan-pekerjaan manajerial tertentu atau pekerjaan-pekerjaan yang
melibatkan tugas-tugas internasional. Tes-tes kepribadian biasanya
mengukur lima dimensi utama: keterbukaan, penyesuaian diri,
keramahan, kerajinan, dan keingintahuan. Penilaian mengidentifikasi
para manajer yang siap untuk tugas- tugas internasional mungkin tidak
sesuai dengan posisinya saat ini, atau membutuhkan pelatihan agar
lebih memahami budaya perusahaan.

2. Indikator Jenis Myers-Briggs


Indikator jenis Myers-Briggs ini merupakan alat penilaian psikologis
yang terpopuler yang diguanakan untuk pembentukan tim dan
pengembangan kepemimpinan yang mengidentifikasi berbagai pilihan
para karyawan terhadap energy, pengumpulan informasi, pengambilan
keputusan, dan gaya hidup.
3. Pusat- pusat penilaian
Pusat penilaian merupakan proses dimana beberapa pemeringkat
mengevaluasi kinerja para karyawan berdasarkan sejumlah latihan.
Pusat penilaian biasanya berlokasi di luar perusahaan seperti pusat
pertemuan. Jenis- jenis latihan yang digunakan pusat-pusat penilaian
meliputi berbagai diskusi kelompok tanpa pemimpin, wawancara,
keranjang masuk, dan permainan peran. Pada diskusi kelompok tanpa

19
pemimpin, tim yang terdiri atas lima sampai tujuh orang karyawan
ditugaskan untuk memecahkan masalah bersama-sama pada jangka
waktu tertentu. Pada wawancara, para karyawan ditanya tentang
pekerjaan dan berbagai pengalaman pribadi, keterampilan, dan rencana
kariernya. Keranjang masuk(In-basket) merupakan simulasi tugas-
tugas administrasi dari pekerjaan manajer. Permainan peran (Role
plays) mengacu pada peserta yang mengambil bagian atau peran dari
manajer atau karyawan lain.
4. Penentuan Tolak Ukur
Penentuan Tolak Ukur merupakan alat yang dirancang untuk mengukur
faktor-faktor penting agar menjadi manajer yang berhasil. Berbagai hal
yang diukur oleh penentuan tolak ukur didasarkan pada penelitian yang
menelaah pelajaran dari para eksekutif yang belajar pada berbagai
peristiwa yang sangat penting dalam kariernya.
5. Penilaian kerja dan system umpan balik 360 derajat
Penilaian kerja merupakan proses dimana organisasi mendapatkan
informasi tentang seberapa baik karyawan melakukan pekerjaanya.
Kecenderungan terbaru pada penilaian kinerja untuk pengembanagn
manajemen adalah penggunaan umpan balik ke atas dan umpan balik
360 derajat. Umpan balik ke atas (Upward FeedBack) mengacu pada
proses penilaian kinerja bagi para manajer yang meliputi berbagai
evaluasi yang dilakukan oleh para bawahannya. Pada system umpan
balik 360 derajat, system penilaian kinerja bagi para manajer yang
meliputi evaluasi-evaluasi dari berbagai orang yang berinteraksi dengan
manajer. Proses tersebut meliputi berbagai evaluasi diri dan evaluasi
dari atasan manajer, para bawahan, rekan kerja, dan pelanggan.
E. RIP
RIP merupakan pedoman dasar pengembangan untuk jangka waktu
sekurang- kurangnya lima tahun. RIP membuat materi pokok:
1. Keadaan sekarang dan rencana pengembangan

20
Bidang akademis, program kegiatan akademik, kurikulum, dosen,
mahasiswa, tenaga administrasi, perpustakaan, laboratorium dan sejenisnya
serta program pengabdian kepada masyarakat dan penelitian bagi
Universitas, Institut dan Sekolah Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik.
a. Organisasi, kepegawaian dan sarana.
b. Pengembangan kampus.
c. Pembiayaan.
2. Tahap pencapaian sasaran kualitatif dan kuantitatif dalam bidang
akademis, organisasi dan ketatalaksanaan serta pengembangan kampus.

F. Memvalidasi Anggaran
1. Chasflow
a. Pengertian Cash Flow
Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan
yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain
adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan
aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu
1) Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat
relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2) Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan
dengan relatif cepat.
3) Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk
penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif
panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi
menjadi tiga kelompok yaitu:

21
1) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya;
pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal
dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
2) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran
kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan,
biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow).
3) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal
kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
b. Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1) Menentukan minimum kas
2) Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3) Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan
untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari
pihak ketiga.
4) Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
c. Metode Cashflow
1) Operational Cash Flow (Aliran Kas Operasional)
Aliran Kas Operasional meliputi penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan secara riil yang berkaitan dengan kegiatan operasi.
Operational Cash In Flow (OCIF) meliputi penerimaan hasil
penjualan tunai, hasil pengumpulan piutang,dan penerimaan laba
perusahaan. Sedangkan Operational Cash Out Flow (OCOF)
meliputi biaya-biaya produksi dan biaya-biaya operasi perusahaan.
Biaya produksi terdiri atas pembelian bahan baku dan bahan
penolong, biaya upah pekerja langsung, dan biaya overhead pabrik

22
(biaya produksi tak langsung); termasuk pembayaran hutang kepada
pemasok bahan. Biaya operasi meliputi biaya administrasi dan
umum, seperti biaya gaji pimpinan dan karyawan, biaya rekening
listrik, telepon, air (PAM), biaya pemasaran, serta biaya pajak.
2) Financial Cash Flow (Aliran Kas Pendanaan)
Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pendanaan. Financial
Cash In Flow (FCIF), meliputi penerimaan modal, baik dari sumber
modal sendiri maupun dari sumber modal asing berupa pinjaman atau
kredit bank. Sedangkan Financial Cash Out Flow (FCOF) meliputi
biaya-biaya yang timbul karena adanya tambahan modal. Biaya
modal tersebut dapat berupa pembagian keuntungan kepada para
pemilik modal sendiri (dividen atas saham), dan berupa biaya bunga
yang harus dibayarkan kepada bank atas kredit yang kita terima.
Metoda pencatatan Aliran Kas Pendanaan ini pada dasarnya sama
saja dengan metoda pencatatan pada Aliran Kas Operasional. Namun
mengingat bahwa aliran kas pendanaan ini bersifat periodik (tidak
setiap hari terjadi transaksi), pencatatannya dalam perioda bulanan
atau bahkan tahunan, bukan harian.
3) Investment Cash Flow (Aliran Kas Investasi)
Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan Investasi. Investment
Cash In Flow (ICIF), meliputi penerimaan yang berasal dari aktivitas
investasi perusahaan pada aktiva tetap dan investasi pada surat-surat
berharga, seperti penerimaan berupa dividen atas saham, bunga
(kupon) atas obligasi, dan capital gain atas penjualan aktiva tetap dan
penjualan saham. Sedangkan Investment Cash Out Flow (OCOF)
meliputi sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membeli aktiva tetap dan surat-surat berharga, seperti saham dan
obligasi.

23
G. Menentukan Hari Rawat
1. Menentukan Tujuan
Fasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit menggunakan data
lama rawat atau length of stay (LOS) dalam manajemen utilitas.
Manajemen utilitas adalah program fasilitas kesehatan untuk mengevaluasi
efisiensi dalam penyediaan layanan yang diperlukan dengan biaya yang
paling efektif termasuk LOS, dan mengevaluasi tingkat pelayanan yang
diperlukan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan layanan yang tidak
dibutuhkan
2. LOS
Length of Stay (LOS) atau lama rawat adalah jumlah hari pasien dirawat di
rumah sakit, mulai masuk sampai dengan keluar atau pulang (Horton,
2017; Edgerton, 2016; IFHIMA 2012).
Length of stay (LOS) atau lama hari rawat merupakan salah satu
indikator mutu pelayanan medis yang diberikan oleh rumah sakit
kepada pasien (quality of patient care) diukur mulai dari pasien datang
sampai ditransfer atau dipindahkan ke unit lain. Length Of Stay (LOS) juga
tidak hanya untuk melihat lama hari perawatan pada pasien diruang rawat
inap namun juga di Unit Gawat Darurat (UGD) suatu rumah sakit
(Ardiyani, 2015).
Data LOS digunakan dalam pelaporan keuangan, misalnya untuk
membandingkan pasien dengan kelompok diagnosis dalam INA-CBGs.
INA-CBG’s (Indonesia Case Based Grups) adalah sistem pembayaran
prospektif yang digunakan BPJS Kesehatan dengan mengenali tingkat
keparahan penyakit, penggunaan sumber daya, dan kompleksitas pasien
melalui kelompok diagnosis dan lama rawat. Kompleksitas pasien mengacu
pada karakteristik yang dimiliki pasien, termasuk masalah fisik, mental,
sosial, dan keuangan, yang akan menentukan bagaimana dokter akan
merawat pasien. Kompleksitas pasien membutuhkan lebih banyak waktu
dan sumber daya termasuk laboratorium, sinar-x, dan obat-obat.

24
Standar internasional lamanya Length Of Stay (LOS) di Unit Gawat
Darurat (UGD) adalah kurang dari 8 jam (Rose, et all, 2012). Namun
dibeberapa negara seperti di Inggris, Australia, Iran, Kanada dan Amerika,
waktu Length Of Stay (LOS) pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) adalah
4 jam (Pitang, Widjayanto & Ningsih, 2016). Di Indonesia sendiri, Length
Of Stay (LOS) pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) belum ada standar
pasti mengenai Length Of Stay (LOS).
H. Menentukan BOR
Bed Occupancy Ratio (BOR) dikenal juga dengan percent occupancy,
occupancy percent, percentage of occupancy, occupancy ratio. Di Indonesia
dikenal dengan BOR yaitu persentase penggunaan tempat tidur pada waktu
tertentu. BOR ideal 60 – 85 % (Kemenkes RI).Istilah yang umum digunakan
adalah tempat tidur tersedia atau Inpatient Bed Count.
Tempat tidur tersedia adalah tempat tidur fasilitas kesehatan yang tersedia
untuk rawat inap baik yang terisi maupun kosong pada waktu tertentu. Di
rumah sakit, tempat tidur tersedia termasuk tempat tidur untuk penggunaan
normal baik terisi maupun kosong, dan tidak termasuk adalah tempat tidur di
ruang pemeriksaan, unit gawat darurat, terapi fisik, ruang persalinan, dan ruang
pemulihan. Tempat tidur bayi atau bassinet dihitung terpisah dengan tempat
tidur tersedia (Horton, 2017; IFHIMA, 2012).
1. Menilai Kasus Terbanyak
a. Perhitungan BOR
BOR dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
𝐵𝑂𝑅 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚a

Contoh:
Di Rumah Sakit “X”, diketahui jumlah TT yang tersedia 608 tidak
termasuk TT bayi. Total hari perawatan pada bulan Juni 2017 adalah
12.246 dan pasien keluar hidup + meninggal (H+M) adalah 1.931 orang.

25
Berapa persentase pemakaian tempat tidur pada bulan Juni 2017? (Bulan
Juni adalah 30 hari).
𝐵𝑂𝑅 =12.246 𝑥 100 = 1.224.660 = 67,13%
608 𝑥 30 18.240
Jadi persentase pemakaian TT pada bulan Juni 2017 adalah 67,13%.

Pada tanggal 1 Juni 2017, total hari perawatan adalah 170 dan total
tempat tidur tersedia adalah 200. Hitunglah BOR pada tangal 1 Juni
2017!
𝐵𝑂𝑅 =170 𝑥 100 = 17.000 = 85%
200 x 1 200
Jadi persentase pemakaian TT pada tanggal 1 Juni 2017 adalah 85%

2. Menentukan kepuasan pelanggan


Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.[2] Sedangkan Tse dan Wilton dalam Lupiyoado kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan
sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah
pemakaiannya.[3] Wilkie mendefinisikannya sebagai suatu tanggapan
emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau
jasa. Engel, et al menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya
sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul
apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan.[4]  Kepuasan pelanggan
terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya sesuatu yang sulit untuk
didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak benar-benar
mengerti apa yang diharapkan oleh pelanggan. Untuk produk atau layanan
dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat kepuasan yang
berbeda-beda bagi pelanggan yang berbeda. Oleh karena itu, suatu

26
perusahaan harus selalu memperhatikan kualitas produk maupun pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan respons
pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya
dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian.[5] Kepuasan
pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga
dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat.
Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan
definisi kepuasan pelanggan adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan
oleh pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang
dirasakan dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan,
maka pelanggan akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun
sebaliknya bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas dan bila
kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.
Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan
(perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan. Kotler
mengatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan
dengan harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon
terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara
harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah
pemakaian Tse dan Wilson dalam Nasution,  Oliver dalam Peter dan Olson
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah rangkuman kondisi
psikologis yang dihasilkan ketika emosi yang mengelilingi harapan tidak
cocok dan dilipatgandakan oleh perasaan perasaan yang terbentuk
mengenai pengalaman pengkonsumsian. Westbrook & Reilly dalam
Tjiptono, mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan respon
emosional terhadap pengalaman yang berkaitan dengan produk atau jasa
yang dibeli. Gaspers dalam Nasution, mengatakan bahwa kepuasan
pelanggan sangat bergantung kepada persepsi dan harapan pelanggan.

27
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
POAC diterapkan dalam setiap organisasi di seluruh dunia guna
mempertahankan kelanjutan organisasi. POAC adalah dasar manajemen yang
paling banyak digunakan untuk organisasi manajerial. Kepemimpinan adalah
pemimpin yang setiap organisasi atau system social mempunyai sebutan atau
predikat yang berbeda. Gaya kepemimpinan dibedakan menjadi gaya
kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otoriter (otokratis) dan gaya
kepemimpinan bebas (Laissez faire).

28
Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasionalan rencana dalam
bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu
tertentu. Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif
dalam unit moneter untuk periode satu tahun. RIP merupakan pedoman dasar
pengembangan untuk jangka waktu sekurang- kurangnya lima tahun. Ada
empat langka dalam penyusunan cash flow dalam memvalidasi anggaran, yaitu:
menentukan minimum kas, menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran,
menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk
menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga dan
menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi financial dan budget kas yang final.
Dalam menentukan hari rawat langkah yang dilakukan adalah
menentukan tujuan dan menentukan Length of Stay (LOS) atau lama rawat.
Bed Occupancy Ratio (BOR) dikenal juga dengan percent occupancy,
occupancy percent, percentage of occupancy, occupancy ratio. Di Indonesia
dikenal dengan BOR yaitu persentase penggunaan tempat tidur pada waktu
tertentu. BOR ideal 60 – 85 % (Kemenkes RI). Istilah yang umum digunakan
adalah tempat tidur tersedia atau Inpatient Bed Count.

B. SARAN
Diharapkan pada praktisi kesehatan khususnya bidan untuk terus belajar demi
meningkatkan kemampuannya dalam hal skill maupun kepemimpinan sehingga
program pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik dan terus meningkatkan
mutu pelayanannya.

29
30
DAFTAR PUSTAKA

Dakhi, Y. (2016). Implementasi POAC terhadap Kegiatan Organisasi dalam


Mencapai Tujuan Tertentu. Jurnal Warta, 53(9), 1679–1699.
https://media.neliti.com/media/publications/290701-implementasi-poac-
terhadap-kegiatan-orga-bdca8ea0.pdf

Dr. Vladimir, V. F. (2019). Anggaran dan rencana alokasi. Gastronomía Ecuatoriana


y Turismo Local., 1(69), 5–24.

Ii, B. A. B., Teori, A. D., Pengertian, T., & Pembelajara, S. (2012). pengembangan
SDM. Molucca Medica, 11(April), 13–45.
http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed

Patel. (2019). Rencana induk Pengembangan. 9–25.

(Dwiputra, R. (2012). Perencanaan Dan Pengembangan Produk. Selasa, 27


November 2012. http://putrakolut.blogspot.co.id/2012/11/makalah-
perencanaan-dan-pengembangan.html

Valentina Yesi Lusiana. (2018). Analisis Rasio Keuangan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah (APBD). Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.

Zamrodah, Y. (2016). rencana alokasi Pemasukan. 15(2), 1–23.

Belakang, L. (2015). cashflow. Galang Tanjung, 2(2504), 1–9.

(Johnson, G. B. (2018). Analisis Efisiensi Bor, Los, Toi, Dan Bto Berdasarkan Grafik
Barber Johnson Efficiency Analysis Bor, Los, Toi, and Bto Based on ….
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika Vol, 3(September).
http://www.poltekkes-bsi.ac.id/jurnal/index.php/bsm/article/view/41

Muganti, S. (2016). kepemimpinan. Modul Keperawatan, 1999(December), 1–6.

Oramas, C. V., Keluarga, D. D., & Oramas, C. V. (2016). kepuasan pelanggan dalam
manajemen. 2016.

Anda mungkin juga menyukai