Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Pengantar Manajemen
Dosen Pengampu : Rusdiana, S.E, M.M

Kelompok 1

Muhammad Hamdhani : 23.15.0378


Nita Rahmah : 23.15.0376
Pauzaturrahman : 23.15.0342

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya serta nikmat berupa kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bahasa Indonesia ini tepat pada
waktunya.
Shalawat serta salam juga tidak lupa dihaturkan kepada junjungan
kitaNabi
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut beliau
dari
dulu hingga akhir zaman kelak. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Rusdiana, S.E., M.M. yang telah membimbing serta memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuannya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sangat membangun, kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Perencanaan dan Pembuatan Keputusan bagi para pembaca terutama
bagi kami sendiri.

Martapura, 15 Maret 2024

Kelompok 1

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Perencanaan................................................................................3

B. Tahap Dasar Perencanaan.............................................................................4

C. Alasan-alasan Pentingnya Perencanaan........................................................7

D. Misi dan Tujuan Organisasi..........................................................................9

E. Perumusan Tujuan Organisasi......................................................................9

F. Pemahaman Management By Objective.....................................................10

G. Kekuatan dan Kelemahan MBO dan yang Membuat MBO Menjadi Efektif.
.....................................................................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan dan pengambilan keputusan adalah proses kritis dalam
berbagai aspek kehidupan manusia, baik dalam konteks bisnis, organisasi,
maupun kehidupan pribadi.1 Seiring dengan perkembangan zaman dan
kompleksitas tantangan yang dihadapi, pentingnya proses perencanaan yang
efektif dan pengambilan keputusan yang tepat menjadi semakin meningkat.
Di era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, organisasi dan individu
harus mampu menghadapi berbagai macam situasi yang kompleks dan tidak
pasti dengan membuat keputusan yang bijaksana dan strategis.
Dalam konteks bisnis, perencanaan dan pengambilan keputusan
merupakan komponen kunci dalam mencapai tujuan organisasi dan
meningkatkan kinerja secara keseluruhan.2 Hal ini melibatkan analisis
mendalam terhadap lingkungan eksternal dan internal organisasi, evaluasi
berbagai alternatif strategis, serta implementasi dan monitoring hasil
keputusan yang diambil. Sedangkan dalam kehidupan pribadi, kemampuan
untuk merencanakan langkah-langkah masa depan dan mengambil keputusan
yang tepat akan sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam mengenai konsep,
teori, dan praktik terkait perencanaan dan pengambilan keputusan. Langkah-
langkah penting dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan akan
diuraikan, bersama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kedua proses
tersebut. Selain itu, juga akan dieksplorasi berbagai metode dan alat bantu
yang digunakan dalam mendukung proses perencanaan dan pengambilan
keputusan, serta tantangan dan peluang yang dihadapi dalam
mengimplementasikan keputusan yang diambil.

1
M. Robbins, S. P, & Coulter, Management, 14th ed. (Salemba Empat, 2019).
2
J. Mintzberg, H., Ahlstrand, B., & Lampel, Strategy Safari: A Guided Tour Through The
Wilds of Strategic Management (Free Press, 2009).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Bagaimana tahap dasar perencanaan?
3. Apa saja alasan-alasan perlunya perencanaan?
4. Apa yang dimaksud misi dan tujuan organisasi?
5. Bagaimana perumusan tujuan organisasi?
6. Apa yang dimaksud dengan Management By Objectivities (OBJ)?
7. Apa saja kekuatan dan kelemahan MBO dan apa yang membuat MBO
efektif?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan.
2. Untuk menjelaskan bagaimana tahap dasar perencanaan.
3. Untuk mengetahui apa saja alasan-alasan perlunya perencanaan.
4. Untuk mengetahui apa misi dan tujuan organisasi.
5. Untuk menjelaskan apa perumusan tujuan organisasi.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Management By
Objectivities (OBJ).
7. Apa saja kekuatan dan kelemahan MBO dan apa yang membuat MBO
efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan
Setiap pemilik perusahaan menginginkan perusahaannya dapat bertahan,
kemudian berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan. Namun untuk
mewujudkan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, lebih-lebih masa
mendatang penuh ketidak pastian. Untuk itu, maka diperlukan adanya suatu
kegiatan yang dapat memperkirakan kondisi masa mendatang yang biasanya
disebut dengan perencanaan. Dengan demikian dapat dikurangi
ketidakpastian kondisi masa depan karena dalam perencanaan sudah
ditentukan faktor-faktor penunjang dan penghambat yang akan ditemui dalam
mengelola perusahaan sehingga dapat diantisipasi dengan kegiatan-kegiatan
yang sudah mempertimbangkan aspek internal dan eksternal perusahaan
sehingga apa yang akan dicapai akan dapat dilakukan secara efektif dan
efisien.
Perencanaan (Planning) adalah proses yang menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan dating dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi
(perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas
strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan
operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara
menyeluruh.3
Definisi perencanaan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Definisi
perencanaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
menggunakan beberapa aspek yakni:
1. Penentuan tujuan yang akan dicapai.
3
Koko Mulya Tudung Subali Patma, Mohammad Maskan, “Pengantar Manajemen,”
Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 2020, 12–26.

3
2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai
tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.
3. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan
atas dasar alternatif yang dipilih.
4. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan dan menetapkan
standar / indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan pasar
sasaran
Sedangkan unsur perencanaan itu memiliki unsur-unsur 5W+1H,
yaitu:
A. What, artinya tujuan apa yang mau diraih
B. Why, artinya mengapa tindakan itu harus dilakukan
C. Where, artinya dimana tindakan itu akan dilakukan
D. When, artinya kapan tindakan itu akan dilakukan
E. Who, artinya siapa yang akan melakukan tindakan
F. How, artinya bagaimana melakukan tindakan
B. Tahap Dasar Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu tahapan penting dalam manajemen
yang melibatkan pengembangan tujuan, strategi, serta langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tahap dasar perencanaan
merupakan fondasi dalam merumuskan rencana yang efektif dan efisien.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara komprehensif mengenai tahap dasar
perencanaan, termasuk langkah-langkahnya, kepentingannya, serta
dampaknya terhadap kesuksesan organisasi.
1. Penetapan Tujuan
Langkah pertama dalam tahap dasar perencanaan adalah penetapan
tujuan. Tujuan haruslah spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan
berbatasan waktu (SMART). Penetapan tujuan yang jelas membantu
mengarahkan upaya organisasi ke arah yang diinginkan. Tanpa tujuan
yang jelas, organisasi cenderung mengalami kebingungan dan kesulitan
dalam mengelola aktivitasnya.4
4
D. A. Robbins, S. P., Coulter, M., & DeCenzo, Fundamentals of Management (Pearson,
2017).

4
2. Analisis Lingkungan
Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah melakukan
analisis lingkungan eksternal dan internal. Analisis lingkungan eksternal
melibatkan evaluasi tren pasar, persaingan, dan faktor-faktor eksternal
lainnya yang dapat memengaruhi organisasi. Sedangkan analisis
lingkungan internal mencakup evaluasi kekuatan dan kelemahan internal
organisasi. Analisis lingkungan membantu organisasi untuk memahami
tantangan dan peluang yang ada di lingkungan sekitarnya.5
3. Pengembangan Strategi
Berdasarkan hasil analisis lingkungan, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi merupakan rencana umum yang mengarahkan aktivitas organisasi
dalam jangka waktu tertentu dan memberikan arah untuk pengalokasian
sumber daya. Strategi harus sesuai dengan kondisi lingkungan dan tujuan
organisasi serta mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi.
4. Pengembangan Rencana Operasional
Setelah strategi ditetapkan, langkah berikutnya adalah
mengembangkan rencana operasional yang lebih rinci. Rencana
operasional merinci langkah-langkah konkret yang harus dilakukan untuk
melaksanakan strategi yang telah ditetapkan. Rencana operasional
mencakup alokasi sumber daya, penjadwalan kegiatan, dan penetapan
tanggung jawab.
5. Implementasi Rencana
Tahap ini melibatkan pelaksanaan rencana operasional yang telah
dikembangkan. Implementasi melibatkan koordinasi sumber daya,
pengawasan, dan evaluasi hasil untuk memastikan bahwa rencana
terlaksana sesuai dengan yang direncanakan. Implementasi yang baik
membutuhkan komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang kuat, dan
pengelolaan konflik yang tepat.
5
H. Daft, R. L., Murphy, J., & Willmott, Organization Theory and Design (Cengage
Learning, 2010).

5
6. Evaluasi dan Koreksi
Langkah terakhir dalam tahap dasar perencanaan adalah evaluasi hasil
dan melakukan koreksi jika diperlukan. Evaluasi dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja organisasi dan membandingkannya dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Jika ditemukan ketidaksesuaian, perencanaan harus
direvisi dan disesuaikan dengan kondisi yang ada.
1. Kepentingan Tahap Dasar Perencanaan
Tahap dasar perencanaan memiliki banyak kepentingan dalam
manajemen, antara lain:
 Mengarahkan aktivitas organisasi ke arah yang diinginkan.
 Membantu organisasi untuk memahami tantangan dan peluang yang
ada di lingkungan sekitarnya.
 Memberikan arah dan fokus bagi pengambilan keputusan.
 Memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
 Mendorong koordinasi dan kolaborasi antarbagian organisasi.
2. Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat)
Strategi dan taktik dalam fungsi perencanaan dapat ditentukan dengan
menggunakan metode analisis SWOT. Analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity and Threat) adalah metode perencanaan strategis
yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau
proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung
dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dilakukan
untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai
inputan untuk perancangan proses sehingga proses yang dirancang dapat
berjalan optimal, efektif, dan efisien. Namun analisis SWOT bisa sangat
subyektif. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1 perusahaan yang sama
menghasilkan SWOT yang berbeda. Dengan demikian, hasil analisa
SWOThanya boleh digunakan sebagai arahan dan bukan pemecahan

6
masalah. Pembuat analisa harus sangat realistis dalam menjabarkan
kekuatan dan
kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan
yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak
bisa
digunakan.6
C. Alasan-alasan Pentingnya Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang memiliki
peranan penting dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam makalah ini, akan
dibahas beberapa alasan mengapa perencanaan penting dalam konteks
manajemen modern, serta dampaknya terhadap kesuksesan organisasi.
1. Memberikan Arah dan Fokus
Perencanaan membantu organisasi untuk menetapkan tujuan yang
jelas dan merumuskan strategi untuk mencapainya. Dengan memiliki
tujuan yang spesifik dan terukur, organisasi dapat memberikan arah dan
fokus bagi seluruh anggotanya. Tanpa perencanaan yang baik, organisasi
cenderung kehilangan arah dan terjebak dalam rutinitas sehari-hari tanpa
mencapai hasil yang diinginkan.7
2. Mengurangi Ketidakpastian
Perencanaan membantu organisasi untuk mengantisipasi tantangan
dan peluang yang mungkin terjadi di lingkungan eksternal. Dengan
melakukan analisis lingkungan yang cermat, organisasi dapat
mengidentifikasi risiko dan mengembangkan strategi untuk mengurangi
dampaknya. Perencanaan yang baik membantu mengurangi
ketidakpastian dan meningkatkan ketangguhan organisasi dalam
menghadapi perubahan.8
3. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya
Melalui perencanaan, organisasi dapat mengalokasikan sumber daya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6
Tudung Subali Patma, Mohammad Maskan, “Pengantar Manajemen.”
7
Robbins, S. P., Coulter, M., & DeCenzo, Fundamentals of Management.
8
Daft, R. L., Murphy, J., & Willmott, Organization Theory and Design.

7
Rencana yang matang membantu organisasi untuk memprioritaskan
kegiatan, mengidentifikasi kebutuhan sumber daya, dan menghindari
pemborosan. Dengan demikian, perencanaan membantu organisasi untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas.9
4. Meningkatkan Koordinasi dan Kolaborasi
Perencanaan membantu meningkatkan koordinasi dan kolaborasi
antarbagian dalam organisasi. Dengan memiliki rencana yang
terkoordinasi, setiap bagian organisasi dapat memahami peran dan
kontribusinya dalam mencapai tujuan bersama. Selain itu, perencanaan
memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi ketergantungan
antarbagian dan memfasilitasi komunikasi yang efektif.10
5. Merespons Perubahan dengan Cepat
Perencanaan yang baik memungkinkan organisasi untuk merespons
perubahan lingkungan dengan cepat dan adaptif. Dengan memiliki
rencana cadangan dan strategi kontingensi, organisasi dapat menghadapi
perubahan yang tidak terduga dengan lebih baik. Fleksibilitas dalam
perencanaan memungkinkan organisasi untuk tetap relevan dan
kompetitif di pasar yang berubah dengan cepat.11
Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi
perusahaan sebagai berikut:
1. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat
diusahakan dengan efektif dan efisien.
2. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat
dicapai dan dapat dilakukan koreksi atas penyimpanganpenyimpangan
yang timbul seawal mungkin.
3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan
mengatasi hambatan dan ancaman.
4. Dapat menghindari adanya kegiatan petumbuhan dan perubahan yang
9
D. R. Stoner, J. A. F., Freeman, R. E., & Gilbert, Management (Pearson, 2013).
10
G. Griffin, R. W., & Moorhead, Organizational Behavior: Managing People and
Organizations (Cengage Learning, 2014).
11
M. A. Hill, C. W. L., Jones, G. R., & Schilling, Strategic Management: Theory: An
Integrated Approach (Cengage Learning, 2014).

8
tidak terarah dan terkontrol.
D. Misi dan Tujuan Organisasi
Manusia adalah makhluk sosial dan untuk mencapai tujuan hidupnya,
maka manusia harus bekerjasama atau bekerja di dalam tim. Hal ini pulalah
yang mendasari terbentuknya organisasi. Visi organisasi adalah tujuan jangka
panjang yang mendeskripsikan image sebagaimana yang diinginkan
organisasi, sedangkan misi organisasi merupakan sekumpulan alasan dari
keberadaan sebuah organisasi.
Tujuan organisasi diartikan sebagai suatu capaian yang ingin diraih oleh
organisasi. Visi, misi dan tujuan organisasi yang telah dibuat haruslah
mendeskripsikan program strategis, program tahunan dan rencana kegiatan
tahunan organisasi secara jelas dan rinci. Semua anggota organisasi dituntut
untuk memahami rencana kegiatan tahunan dan bekerja sesuai dengan
rencana kegiatan tahunan tersebut.
Wexley dan Yuki menyatakan bahwa struktur organisasi adalah
perencanaan formal guna mencapai pembagian tugas yang efisien dan efektif
dalam pengkoordinasian aktivitas seluruh anggota organisasi sehingga
struktur organisasi haruslah selaras dengan visi, misi dan tujuan organisasi.12
E. Perumusan Tujuan Organisasi
Dalam menjalankan sebuah organisasi dibutuhkan pengelola yang
memiliki kompetensi dan kredibilitas serta perfoma yang memadai agar dapat
menjalankan kemudi organisasi dengan sebaik-baiknya.
Untuk mendapatkan sebuah organisasi yang baik dapat kiranya
dipertimbangkan hal- hal yang dapat mempermudah proses maupun
pencapaian dan perumusan tujuan dari organisasi. Adapun hal-hal yang dapat
dijadikan penunjang keberhasilan sebuah organisasi antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Pemilihan individu yang tepat untuk ditempatkan agar dapat memenuhi
fungsi dan peran dalam organisasi.

12
M N R Pradana, “Faktor Determinasi Tercapainya Visi, Misi Dan Tujuan Organisasi,”
Journal of Sustainable Business Hub 2, no. 1 (2021): 57–62.

9
2. Pembentukan wadah yang relevan dengan tujuan yang akan dicapai oleh
organisasi.
3. Pengelolaan program dan fungsi masing-masing komponen dalam
organisasi.
4. Perluasan jaringan agar fungsi organisasi menjadi berkembang dan dapat
memberi kontribusi yang lebih luas.
5. Soliditas dan pengkaderan personil yang dapat memerankan fungsinya
dalam organisasi.13
F. Pemahaman Management By Objective
Perencanaan kinerja adalah sebuah proses di mana pekerja dan manajer
bekerja sama untuk menentukan apa yang seharusnya dilakukan oleh pekerja
pada periode waktu tertentu yang akan datang, dan apa yang diformulasikan
sebagai kinerja yang sukses. Dalam perencanaan kinerja dapat digunakan
Manajemen Berdasarkan Sasaran / management by objectives (MBO).
Management by objectives merupakan sistem manajemen yang
memasukkan partisipasi dalam pengambilan keputusan, penyusunan tujuan
dan umpan-balik sasaran. Partisipasi di sini melibatkan pimpinan dan
bawahan.
Secara lebih jelas, dapat dinyatakan bahwa management by objectives adalah
sebuah sistem penyusunan tujuan kolaboratif dari pucuk pimpinan hingga
bawah. Sistem ini melibatkan para pimpinan dan bawahan dalam penyusunan
tujuan dan dalam menilai kemajuan.
Management by objectives juga merupakan suatu pendekatan yang
terorganisir dan sistematis yang menjadikan manajemen fokus kepada sasaran
kerja dan pencapaian hasil terbaik yang mungkin tercapai dari sumber daya
yang tersedia. Management by objectives bertujuan untuk meningkatkan
kinerja organisasi dengan merumuskan tujuan organisasi dan sasaran kerja
karyawan yang berada di dalamnya.14
13
Joko Wahono, “Pentingnya Organisasi Dalam Mencapai Sebuah Tujuan,” Academy of
Education Journal 5, no. 1 (2014): 71–79, https://doi.org/10.47200/aoej.v5i1.113.
14
Ahmad Sahridlo, Leonardo Budi Hasiholan, and Azis Fathoni, “The Effect Of Leader
Member Exchange, Change Oriented Leadership And Management By Objective On Bsc-Based
Performance Measurement With Employee Engagement As Variables Mediation ( Case Study at

10
Gagasan dasar managemen by objektive adalah bahwa managemen by
objektive merupakan proses partisipatif, secara aktif melibatkan manajer dan
para karyawan pada setiap tingkatan organisasi.
Manajemen tujuan (management by objectives), mengharuskan para
manajer untuk menetapkan tujuan-tujuan terukur yang spesifik untuk setiap
karyawan berdasarkan hasil diskusi dengan karyawan tersebut, lalu secara
periodik membahas kemajuan tujuan-tujuan tersebut. Penerapan metode
management by objectives terdiri dari enam langkah. Berikut ini langkah-
langkah penerapan metode management by objectives dalam menilai kinerja
karyawan:
1. Menetapkan tujuan organisasi. Menyusun rencana keseluruhan organisasi
untuk tahun depan dan menetapkan tujuan spesifik perusahaan
berdasarkan pada rencana strategis perusahaan.
2. Menetapkan tujuan departemen. Kemudian, kepala departemen
mengambil tujuan-tujuan perusahaan (seperti meningkatkan keuntungan
2004 sampai 20%) dan, dengan superioritas mereka, menetapkan
bersama-sama tujuan departemen mereka.
3. Membahas tujuan departemen. Kepala departemen mendiskusikan
tujuan departemen dengan semua bawahan, biasanya pada rapat seluruh
departemen. Mereka bertanya pada karyawan untuk menetapkan tujuan
awal individual mereka sendiri; dengan kata lain, bagaimana setiap
karyawan memberikan kontribusi pada tujuan departemen mereka.
4. Mendefinisikan hasil yang diharapkan (menetapkan tujuan perorangan).
Kepala departemen dan bawahannya menetapkan target kinerja
individual jangka pendek.
5. Meninjau kinerja. Kepala departemen membandingkan kinerja aktual dan
target dari setiap karyawan.
6. Memberikan umpan balik. Kepala departemen dan karyawan
mendiskusikan dan mengevaluasi kemajuan terakhir.15

PT Serasi Autoraya Semarang Branch ) Keywords : Performance B,” Journal of Management 6,


no. 1 (2020): 6.

11
G. Kekuatan dan Kelemahan MBO dan yang Membuat MBO Menjadi
Efektif
1. Kekuatan dan Kelemahan Management By Objectives (MBO)
a) Kekuatan Management By Objective
MBO (Management by Objectives) adalah metode manajemen
yang mengatur tujuan, tindakan, dan hasil yang diinginkan. Metode
ini memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya populer:
1) Terdiri dari beberapa tingkat: MBO terdiri dari tingkat
strategis, tingkat operasi, dan tingkat tindakan. Setiap tingkat
memiliki tujuan, tindakan, dan hasil yang diinginkan.
2) Mengatur prioritas: MBO membantu manajer untuk
mengatur prioritas dan menyesuaikan tindakan dengan
tujuan.
3) Mengatur komunikasi: MBO membantu mengatur
komunikasi antar manajer dan karyawan.
4) Mengatur perilaku: MBO membantu mengatur perilaku
karyawan yang sesuai dengan tujuan dan tindakan yang
diinginkan.
b) Kelemahan Management By Objective
Tetapi, MBO juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu
dipertimbangkan seperti:
1) Proses negosiasi serta pembuatan keputusan dalam
pendekatan MBO membutuhkan waktu yang cukup lama
2) Adanya kecenderungan seorang karyawan untuk memenuhi
sasarannya tanpa mempedulikan rekan kerjanya, sehingga
hilangnya kerjasama team yang dapat berpengaruh terhadap
produktifitas organisasi

15
Siti Noni Evita, Wa Ode Zusnita Muizu, and Raden Tri Wayu Atmojo, “Penilaian
Kinerja Karyawan Dengan Menggunakan Metode Behaviorally Anchor Rating Scale Dan
Management By Objectives (Studi Kasus Pada PT Qwords Company International),” Pekbis
Jurnal 9, no. 1 (2019): 18–32.

12
3) Cenderung gagal bila tidak ada komitmen berkelanjutan dari
manajemen puncak.
2. Management By Objective (MBO) yang Efektif
Untuk menerapkan program MBO yang efektif memerlukan
beberapa langkah, di antaranya:
a) Mendidik dan melatih manajer sesuai dengan keterampilan yang
diperlukan
b) Menetapkan tujuan dengan jelas sehingga memudahkan evaluasi
program
c) Komitmen manajemen puncak yang berkesinambungan
d) Membuat umpan balik yang efektif
e) Mendorong partisipasi
f) Manajer harus mendorong bawahan untuk berperan aktif dalam
merumuskan dan mencapai tujuan mereka sendiri.16

16
Dalam Pembelajaran, Fikih Di, and M I S An, “Implementasi Management By
Objectives ( MBO )” 1, no. 1 (2023): 217–24.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

14
DAFTAR PUSTAKA

Daft, R. L., Murphy, J., & Willmott, H. Organization Theory and Design.
Cengage Learning, 2010.
Evita, Siti Noni, Wa Ode Zusnita Muizu, and Raden Tri Wayu Atmojo. “Penilaian
Kinerja Karyawan Dengan Menggunakan Metode Behaviorally Anchor
Rating Scale Dan Management By Objectives (Studi Kasus Pada PT Qwords
Company International).” Pekbis Jurnal 9, no. 1 (2019): 18–32.
Griffin, R. W., & Moorhead, G. Organizational Behavior: Managing People and
Organizations. Cengage Learning, 2014.
Hill, C. W. L., Jones, G. R., & Schilling, M. A. Strategic Management: Theory:
An Integrated Approach. Cengage Learning, 2014.
Mintzberg, H., Ahlstrand, B., & Lampel, J. Strategy Safari: A Guided Tour
Through The Wilds of Strategic Management. Free Press, 2009.
Pembelajaran, Dalam, Fikih Di, and M I S An. “Implementasi Management By
Objectives ( MBO )” 1, no. 1 (2023): 217–24.
Pradana, M N R. “Faktor Determinasi Tercapainya Visi, Misi Dan Tujuan
Organisasi.” Journal of Sustainable Business Hub 2, no. 1 (2021): 57–62.
Robbins, S. P, & Coulter, M. Management. 14th ed. Salemba Empat, 2019.
Robbins, S. P., Coulter, M., & DeCenzo, D. A. Fundamentals of Management.
Pearson, 2017.
Sahridlo, Ahmad, Leonardo Budi Hasiholan, and Azis Fathoni. “The Effect Of
Leader Member Exchange, Change Oriented Leadership And Management
By Objective On Bsc-Based Performance Measurement With Employee
Engagement As Variables Mediation ( Case Study at PT Serasi Autoraya
Semarang Branch ) Keywords : Performance B.” Journal of Management 6,
no. 1 (2020): 6.
Stoner, J. A. F., Freeman, R. E., & Gilbert, D. R. Management. Pearson, 2013.
Tudung Subali Patma, Mohammad Maskan, Koko Mulya. “Pengantar
Manajemen.” Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
2020, 12–26.

15
Wahono, Joko. “Pentingnya Organisasi Dalam Mencapai Sebuah Tujuan.”
Academy of Education Journal 5, no. 1 (2014): 71–79.
https://doi.org/10.47200/aoej.v5i1.113.

16

Anda mungkin juga menyukai