Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANTAR MENAJEMEN
“FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN“

DOSEN PENGAMPU
Herman Permana, SE., MM

DISUSUN OLEH
Ketua : Syadilla Saska Maharan ( 1222004 )
Anggota : 1. Elsa Febriyani ( 1122105 )
2. Mutiara Putri Ningtias ( 1222003 )
3. Siti Nurbayinah ( 1222008 )
4. Novi Novita ( 1122014 )

STIE PASIM SUKABUMI


Komplek Pendidikan Pasim Perana, Jl. Perana No. 8A Cikole Sukabumi
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua. Dengan izin dan petunjuknya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Fungsi Perencanaan dan Pengambilan
Keputusan”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar
Manajemen.Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Herman
Permana, SE., MM selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini
kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih tidak sempurna dan
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan dalam segi penyusunan, bahasa,
maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami selaku penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk makalah ini. Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat
menambah wawasan dan manfaat untuk kita semua.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sukabumi 04 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... iii
1. Latar Belakang ......................................................................................... iii
2. Rumusan Masalah .................................................................................... iii
3. Tujuan ...................................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 1
1. Pengertian Perencanaan ........................................................................... 1
a. Proses Perencanaan ........................................................................... 1
b. Alasan Perlunya Perencaan ............................................................... 2
c. Hubungan Perencaan Dengan Fungsi Lain ....................................... 2
2. Macam-macam perencaan ........................................................................ 3
a. Perencanaan Organisasi ..................................................................... 3
b. Perencanaan Kontinjensi ................................................................... 4
3. Hambatan Dalam Penetapan dan Tujuan dan Perencaan ......................... 4
a. Mengatasi Hambatan ......................................................................... 5
4. Pengertian Keputusan ............................................................................... 5
a. Teori Pengambilan Keputusan .......................................................... 6
5. Kreteria Pengambilan Keputusan ............................................................. 8
a. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan ..................................... 9
b. Factor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ............ 9
c. Mpdel Pengambilan Keputusan ........................................................ 10
d. Langkah-langka atau Proses Pengambilan Keputusan ...................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12
1. Kesimpulan .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan
organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan
baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya.
Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih
sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu,
perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum
melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab
perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu
kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan
ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya
dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam
era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang
rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu
bergumul dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang
diperoleh setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut,
terkandung unsur situasi dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas
pencapaian keputusan. Lantas pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternatif
serta merta begitu saja hadir keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat
dalam premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun
berbagai literatur yang memandang keputusan sebagai proses menampilkan
tersurat kata keputusan di dalam modelnya.

2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan ?
2. Apa saja macam-macam perencanaan ?
3. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara
mengatasinya ?
4. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
5. Apa saja kriteria dalam pengambilan keputusan ?

iii
3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian perencanaan.
b. Mengetahui macam-macam perencanaan.
c. Mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara
mengatasinya.
d. Mengetahui pengertian pengambilan keputusan
e. Mengetahui kriterian dalam pengambilan keputusan

iv
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann
rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan
yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who),
kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi
perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan
dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara
formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan
merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi,
artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana
formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman
tentang apa yang harus dilakukan.

a. Proses Perencanaan
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan
semakin mengingkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana
perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada
keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada
strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih
rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka
waktu yang lebih pendek.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya
melalui empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan

1
b. Alasan Perlunya Perencanaan
Dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Perencanaan
organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga
manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi
peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari
pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahanperubahan lingkungan.
2. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
3. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
4. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi
5. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
6. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
7. Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif
dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan
setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten

c. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain


Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen
lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial
lainnya adalah saling berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing) adalah perencanaan untuk menunjukkan car
dan perkiraan bagaimana mengoranisasikan sumber daya-sumber daya
orgnisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

2
Pengarahan (directing) adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi
paling baik dari sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk
mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang saling
berhubungan erat. Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian
pelaksanaan kerja terhadap rencana.

2. Macam-Macam Perencanaan

a. Perencanaan Organisasi
1) Perencanaan strategis
Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai
tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang
mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
2) Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan
untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis.
Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan
menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka
waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata.
3) Perencanaan operasional
Adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis
untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat
menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka
pendek dn lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana
operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas. Kami
menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian
selanjutnya.
Perencanaan operasional dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Rencana sekali pakai
Dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang
mungkin tidak berulang di masa mendatang.
- Program :Rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar
- Proyek :Pencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan
lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program.
b. Rencana tetap
Dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama
suatu periode waktu tertentu.
1. Kebijakan :Rencana tetap yang merinci respons umum organisasi
terhadap suatu masalah atau situasi tertentu.
3
2. Prosedur operasi standar :Rencana tetap yang menguraikan
langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu
3. Aturan dan peraturan :Rencana tetap yang mendeskripsikan
dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan

Ada hal-hal yang harsu diperhatihan juga antara lain sebagai berikut:
1. Kerangka Waktu Perencanaan
a) Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak
tahun, mungkin bahkan beberapa decade
b) Rencana jangka Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah
dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah
biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama
penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
c) Rencana jangka Pendek
Rencana jangka pendek (short-range plan) sangat mempengaruhi
aktivitas seharihari manajer.Ini dapat dilakukan dalam beberapa
bulan, dan produksi hanya terhenti selama beberapa minggu. Suatu
rencana tindakan mengkoordinasikan berbagai perubahan aktual pada
suatu pabrik tertentu. Sebaliknya rencana reaksi (reaction plan) adalah
rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi
terhadapa situasi yang tak terduga. Oleh karena itu, manajer tersebut
harus bereaksi terhadap kejadian yang berada di luar kendali mereka
dalam cara yang masih memungkinkan tercapainya tujuan.

b. Perencanaan Kontinjensi
Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi
(contingency planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan alternatif jika
suatu rencana tindakan secara tidak terduga tergganggu atau dianggap tidak
sesuai lagi.

3. Hambatan dalam Penetapan dan Tujuan dan Perencanan

Ada pun hambatan-hambatannya antara lain :


1) Tujuan yang Tidak Tepat
2) Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat Dalam beberapa lingkungan
3) Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks
4) Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
5) Penolakan terhadap Perubahan
6) Keterbatasan

4
a. Mengatasi Hambatan
a) Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Manajer seharusnya mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada
efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana dan penetapan
tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan
keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke
waktu.
b) Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana
tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam
organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan
seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan
bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan.
Setiap orang hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk
disumbangkan dan karena mereka yang akan mengimplementasikan
rencana keterlibatan mereka sangat penting orang biasanya lebih
berkomitmer pada rencana yang pembentukannya mereka bantu .bahkan
ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf
perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya
dilibatkan dalam proses perencanaan.
c) Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun secara
vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa tujan seharusnya konsisten
diseluru organisasi dari satu departemen ke departemen lainnya.
Konsistensi vertikal berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten dari
atas hingga ke bawah organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional
harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan
proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan
diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisi
dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.
d) Sistem Penghargaan yang Efektif
Kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian
manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam
mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.

4. Pengambilan Keputusan

Pengertian Keputusan ialah tugas utama dari seorang pemimpin (manajer).


Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan keputusan
(decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :

5
1) G. R.Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif
kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
2) Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif
mengenai sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu
rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber
yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
3) Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu
pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan
sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang
paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan
masalah.
4) Drs. H. Malayu S.P Hasibuan :
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang
terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada
masa yang akan datang.
5) Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan
dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan
bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada
kepentingan perorangan.

Disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses pemilihan


alternatif solusi untuk masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah
upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada.

a. Teori Pengambilan Keputusan


1). Teori Rasional Komprehensif
Unsur-unsur utama dari teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
a) Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat
dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai
masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain.
b) Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat
keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan
urutan kePentingannya.
c) Berbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara
saksama.
d) Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif
Yang diPilih diteliti.
6
e) Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya, dapat
diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya.
f) Pembuat keputusan akan memilih alternatif’ dan akibat-akibatnya’
yang dapat memaksimasi tercapainya tujuan, nilai atau Sasaran yang
telah digariskan.
Teori ini mendapatkan kritik yang paling tajam berasal dari seorang ahli
Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 , 1964′ 1959)’ Lindblom
secara tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya
tidaklah berhadapan dengan masalah yang konkrit dan terumuskan dengan
jelas.
2). Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu
teori pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus
dipertimbangkan (seperti daram teori rasional komprehensif).
Pokok-pokok teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang
diperlukan untuk mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang
saling terkait daripada sebagai sesuatu hal yang saling terpisah.
b) Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa
altematif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan
altematif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental
atau marginal bila dibandingkan dengan kebijaksanaan yang ada
sekarang.
c) Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar
saja yang akan dievaluasi.
d) Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan
secara terarur. Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin
untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana serta
sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak dari masalah itu lebih
dapat ditanggulangi.
e) Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap
masalah. Batu uji bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan
bahwa berbagai analisis pada akhirnya akan sepakat pada keputusan
tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa keputusan itu adalah yang
paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
f) Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat
perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk
memperbaiki ketidaksempunaan dari upaya-upaya konkrit dalam
mengatasi masalahsosial yang ada sekarang daripada sebagai upaya
untuk menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa
yang akan datang.
7
Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat
perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki
ketidaksempunaan dari upaya-upaya konkrit dalam mengatasi
masalahsosial
4). Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)
Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni.
Etzioni setuju terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang
diarahkan pada teori rasional komprehensif, akan tetapi ia juga
menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang terdapat pada teori
inkremental. Misalnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh pembuat
keputusan penganut model inkremental akan lebih mewakili atau
mencerminkan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang
kuat dan mapan serta kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasikan
kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan
dari kelompok-kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu
mengorganisasikan kepentingannya praktis akan terabaikan.

5. Kriteria pengambilan Keputusan


Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman
perilaku para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kategori, yaitu:
1) Nilai-nilai Politik
Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif
kebijaksanaan yang dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu
bagi partai politiknya atau bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau
organisasi yang dipimpinnya. Keputusan-keputusan yang lahir dari tangan
para pembuat keputusan seperti ini bukan mustahil dibuat demi keuntungan
politik’ dan kebijaksanaan dengan demikian akan dilihat sebagai instrumen
untuk memperluas pengaruh-pengaruh politik atau untuk mencapai tujuan
dan kepentingan dari partai politik atau tujuan dari kelompok kepentingan
yang bersangkutan.
2) Nilai-nilai organisasi
Para pembuat kepurusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin
dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana
ia terlibat di dalamnya’ Organisasi, semisal badan-badan administrasi,
menggunakan berbagai bentuk ganjaran dan sanksi dalam usahanya untuk
memaksa para anggotanya menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai
yang telah digariskan oleh organisasi. Sepanjang nilai-nilai semacam itu ada,
orang-orang yang bertindak selaku pengambil keputusan dalam organisasi itu
kemungkinan akan dipedomani oleh pertimbangan-pertimbangan semacam
itu sebagai perwujudan dari hasrat untuk melihat organisasinya tetap lestari,
unuk tetap maju atau untuk memperlancar program-program dan kegiatan-
8
kegiatannya atau atau untuk mempertahankan kekuasaan dan hak-hak
istimewa yang selama ini dinikmati.
3) Nilai-nitai Pribadi
Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik
atau kebutuhan finansial’ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga
digunakan- oleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan
keputusan.
Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat kepurusan tertentu
yang menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah
pemberian perizinan atau penandatanganan kontrak pembangunan proyek
tertentu, jelas mempunyai kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang
presiden yang mengatakan di depan para wartawan bahwa ia akan menggebut
siapa saja yang bertindak inkonstirusional, jelas juga dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan pribadinya’misalnya agar ia mendapat tempat
terhormat dalam sejarah bangsa sebagai seseorang yang konsisten dan
nasionalis.
4) Nilai-nilai Kebijaksanaan
Bahwa para pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah
dipengaruhi oleh pertimbangan-penimbangan demi keuntungan politik,
organisasi atau pribadi. Sebab, para pembuat keputusan mungkin pula
bertindak berdasarkan atas penepsi mereka terhadap kepentingan umum atau
keyakinan tertentu mengenai kebijaksanaan negara apa yang sekiranya secara
moral tepat dan benar. Seorang wakil rakyat yang mempejuangkan undang-
undang hak kebebasan sipil mungkin akan bertindak sejalan dengan itu
karena ia yakin bahwa tindakan itulah yang secara moral benar, dan bahwa
persamaan hak-hak sipil itu memang merupakan tujuan kebijaksanaan negara
yang diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa perjuangan itu mungkin akan
menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik yang fatal.

a. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan


Fungsi Pengambilan Keputusan Individual atau kelompok baik secara
institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristik.
Tujuan Pengambilan Keputusan yaitu:
a) Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan
dengan masalah lain)
b) Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat
kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
1). Komposisi kelompok.
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok.
1. Penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar
informasi.
9
2. Pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat
dibagi
3. Komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling
mendominasi dalam kelompok.
4. Ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini,
konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi individu dalam
kelompok tersebut
2). Kesamaan anggota kelompok
Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila anggota kelompok
sama satu dengan yang lain.
3). Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok.
Seringkali keputusan yang dibuat kelompok lebih ekstrim dibandingkan
keputusan individu. Hal itu disebabkan karena adanya perbadingan sosial.
Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh karena itu untuk
mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh dari pendapat orang
tersebut.

c. Model Pengambilan Keputusan


1. Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya
mempunyai satu hasil (pay off tunggal). Model ini disebut juga Model
Kepastian/ Deterministik.
2. Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan)
mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing
kemungkinan hasil probabilitasnya dapat diperhitungakan atau dapat
diketahui. Model Keputusan dengan Risiko ini disebut juga Model
Stokastik.
3. Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan)
mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing
kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat diketahui/ditentukan.
Model Keputusan dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang paling
sulit untuk pengambilan keputusan. (Kondisi yang penuh ketidakpastian
ini relevan dengan apa yang dipelajari dalam Game Theory)

d. Langkah-langkah/Proses Pengambilan Keputusan


Secara umum, pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan.
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penggunaan
seven tools dalam manajemen biasanya dapat membantu proses identifikasi
ini.
10
2. Penetapan parameter dan variabel yang merupakan bagian dari sebuah
persoalan keputusan.
Biasanya pemecahan masalah yang menggunakan model matematika sangat
memerlukan adanya variabel yang terukur.
3. Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan.
Alternatif pemecahan masalah didapatkan dari analisis pemecahaan
masalah.
4. Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang
terbaik.
Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil dari
keputusan.
5. Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya.
Tahap ini disebut tahap implementasi, dimana alternatif solusi yang terpilih
akan diterapkan dalam jangka waktu tertentu dan setelah itu akan dievaluasi
hasilnya berdasarkan peningkatan atau penurunan pay off atau hasil.

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam
era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang
rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu
perencanaan organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi
terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun
kerangka waktu dala perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana
jangka panjang, jangkah menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan.
Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang
tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.
Terdapadat beberapa teori pengambilan keputusan yang dianggap paling
sering dibicarakan dalam pelbagai kepustakaan kebijakan negara diantaranya ;
Teori Rasional Komprehensif, Teori Inkremental, Teori Pengamatan Terpadu
(Mixed Scanning Theory). Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang
kemungkinan menjadi pedoman perilaku para pembuat keputusan itu dapat
dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori

12
DAFTAR PUSAKA

Sumber : Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta<br />

Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga –


Jakarta<br />

Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta<br />

Mulyono.2011.Teori Pengambilan Keputusan, http://


Mulyono.Blogspot.com,diaksek 10 Oktober 2013<br />

Anneahira.2011.Pengambilan Keputusan. Hhtp://Anneahira.Blogspot.com,diakses


10 Oktober 2013</div>

13

Anda mungkin juga menyukai