Anda di halaman 1dari 19

PROSEDUR PERENCANAAN KEPUTUSAN di P.

T WILMAR

KELOMPOK 3

Aliya Nurul Fazri (J0410231016)

Nabila Safitri (J0410231329)

Alfazle Maula Yusuf (J0410231261)

Ahmad Yasin Firmansyah (J0410231313)

Fharel Az Zihra Adhie Futra (J04102311254)

Muhammad Riyadh Afkar (J0410231094)

Putri Imelda Sri Wahyuni (J0410231176)

MANAJEMEN AGRIBISNIS
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim, alhamdulillahirabbil`alamin, puji syukur kami panjatkan kepada


Allah SWT, yang telah memberikan kemampuan dan kesehatan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan laporan praktikum berupa makalah. Tidak lupa shalawat serta salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya, Aamiin Ya Robbal Alamiin.

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu mewujudkan makalah
ini. Khususnya kepada dosen dan asisten dosen yang telah memberikan saran dan nasehatnya dalam
menyelesaikan makalah ini. Serta ucapan terima kasih dan dalam kami sampaikan kepada semua
pihak yan telah terlibat dalam penyusuna makalah ini.

Namun demikian kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu kami sangat mengharapkan sekali saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua
pihak dan para pembaca umumnya. Karena tidak ada pekerjaan manusia yang sempurna tanpa
bantuan serta izin-Nya.

Serta kami berharap agar karya tulis ini dapat memberikan pencerahan dan manfaat bagi
setiap orang yang membacanya, juga dapat memberikan kami pengalaman yang baik dalam pembuat
karya tulis ilmiah di masa depan.

Bogor, September 2023

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Perencanaan................................................................................................6
2.2 Proses Perencanaan........................................................................................................7
2.3 Pengertian Rencana Strategis.....................................................................................11
BAB III....................................................................................................................................13
2.1 PROSEDUR PERENCANAAN.............................................................................13
2.1.1 WHAT...............................................................................................................13
2.1.2 WHEN...............................................................................................................14
2.1.3 WHERE............................................................................................................15
2.1.4 WHO..................................................................................................................15
2.1.5 WHY..................................................................................................................17
2.1.6 HOW..................................................................................................................18
2.1 HIERARKI PERENCANAAN...............................................................................19
2.2 KURUN WAKTU PERENCANAAN....................................................................20
BAB IV....................................................................................................................................21
KESIMPULAN.......................................................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perencanaan organisasi adalah proses penentuan tujuan, pengembangan strategi,


dan perumusan rencana untuk mencapai tujuan tersebut dalam suatu organisasi. Ini
melibatkan identifikasi kebutuhan, pengumpulan dan analisis informasi, serta
pengambilan keputusan untuk menciptakan kerangka kerja yang efektif dalam mencapai
hasil yang diinginkan. Perencanaan organisasi meliputi beberapa tahap penting. Tahap
pertama adalah penentuan visi dan misi organisasi, yang menggambarkan tujuan jangka
panjang dan nilai-nilai yang ingin dicapai. Selanjutnya, strategi organisasi dikembangkan
untuk mencapai tujuan tersebut, dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti pangsa
pasar, keunggulan kompetitif, dan sumber daya yang ada. Selain itu, perencanaan
organisasi juga melibatkan pemantauan dan evaluasi terus menerus terhadap pencapaian
tujuan dan kinerja. Jika diperlukan, perubahan dan penyesuaian dapat dilakukan dalam
rencana agar sesuai dengan perkembangan dan perubahan lingkungan.Dalam organisasi
yang kompleks, perencanaan organisasi melibatkan berbagai tingkatan dan departemen
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Penting bagi setiap anggota
organisasi untuk memahami rencana organisasi dan bagaimana peran dan tanggung
jawab mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan tersebut.

Dalam keseluruhan, perencanaan organisasi merupakan fondasi yang penting untuk


mengarahkan tujuan, strategi, dan tindakan organisasi dalam mencapai keberhasilan
jangka panjang dan berkelanjutan.

1.2 Tujuan

 Mampu mengetahui proses perencanaan organisasi


 Menganalisis masalah yang ada di dalam perencanaan organisasi

1.3 Manfaat

 Untuk menggambarkan perencanaan organisasi dalam pencapain kinerja


 untuk memahami rencana organisasi dan bagaimana peran dan tanggung jawab
mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perencanaan


Perencanaan atau rencana (planning) telah dikenal oleh hampir setiap orang. Kita
mengenal rencana pembangunan perencanaan pendidikan, perencanaan produksi suatu pabrik
dalam bentuk target-target produksi. Bahkan keluarga yang pada waktu dulu dipandang
sebagai sesuatu yang berjalan menurut “alam” sekarang direncanakan juga yang dikenal
dengan sebutan keluarga berencana (family planning). Perencanaan merupakan aktivitas
manajemen yang paling krusial, bahkan ia adalah langkah awal untuk menjalankan
manajemen sebuah pekerjaan. Ia sangat berpengaruh terhadap unsur-unsur manajemen
lainnya, seperti merealisasikan perencanaan dan pengawasan agar bisa mewujudkan tujuan
yang direncanakan.Seorang berkebangsaan prancis, Henri Fayol menempatkan perencanaan
pada bagian pertama dalam menetapkan lima fungsi manajemen, yaitu Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), memimpin (leading), Mengoordinasi (Co-
ordinating), dan Pengendalian (Controling).

Perencanaan (planning) pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menetapkan di


awal berbagai hasil akhir (end result) yang di capai perusahaan dimasa mendatang. Dengan
demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan di lakukan. Perencanaan
mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan
kemana harus pergi dan mengidentifikasi persyaratan yang di perlukan dengan cara yang
paling efisien dan efektif. Dalam pengertian lain, Perencanaan atau planning adalah proses
pengambilan keputusan yang menyangkut apa yang akan di lakukan dimasa mendatang,
kapan, bagaimana dan siapa yang akan melakukannya.

2.2 Proses Perencanaan


Agar perencanaan yang komprehensif dapat di peroleh, maka sebaiknya dilaksanakan
dalam 6 tahapan proses, yaitu:

a. Tahap pra-perencanaan. Tahapan ini menyangkut,


1. menciptakan atau mengadakan badan atau bagian yang bertugas dalam
melaksanakan fungsi perencanaan,
2. menetapkan prosedur perencanaan,
3. mengadakan reorganisasi structural internal administrasi agar dapat
berpartisipasi dalam proses perencanaan serta proses implementasinya dan
4. menetapkan mekanisme serta prosedur untuk mengumpulkan dan
menganalisis data yang diperlukan dalam perencanaan.
b. Tahap perencanaan awal, terdiri dari aktivitas-aktivitas:
1. Tahap diagnosis merupakan kegiatan membandingkan luaran atau output yang
diharapkan dengan apa yang telah di capai sekarang. Tapan ini bertujuan untuk
mengetahui apakah renca yang dilaksanakan itu memadai dan relevan, serta
cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan itu, efektif dan efisien. Hasil
diagnosis merupakan suatu laporan tentang kelemahan dan kekurangan
pelaksanaan rencana, baik yang berhubungan dengan tujuan, besaran dan
tingkat pencapaian.
2. Tahap formulasi rencana, merupakan kebijakan yang memberikan arah kepada
upaya memperbaiki kelemahan dan kekurangan suatu rencana. Kebijkan itu
perlu dirumuskan secara rinci sehingga merupakan kerangka dasar dalam
membuat keputusan yang lebih kecil dan lebih terperinci. Kegiatan
merumuskan kebijakan itu dinamakan formulasi kebijakan merupakan fungsi
politis dari mereka yang berwenang dalam organisasi. Penilaian kebutuhan,
merupakan tindak lanjut sesudah kebijakan di tetapkan, meliputi:
1. Jumlah orang yang perlu mendapatkan layanan dalam rencana serta syarat-
syarat kualitatifnya;
2. Jumlah dan besarnya lembaga atau program yang diperlukan;
3. Jumlah kompetensi dan syarat pekerjaan dari orang yang akan
mengorganisasikan dan melaksanakan rencana tersebut;
4. Jumlah dan kualitas bahan, sarana dan alat-alat yang di perlukan;
5. Jumlah dan kualitas mobile dan alat-alat lainnya;
6. Jumlah dana yang diperlukan untuk gaji, upah dan beasiswa;
7. Jumlah dan kualitas layanan pendukung dan sebagainya.

Pada tahap ini, perncanaan baru pada tahap inventarisasi sumber manusia
dan materiil yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan yang ada. Perhitungan
biaya. Berdasarkan data biaya tahun sebelumnya, tiap butir kebutuhan dihitung
biayanya dengan memperhitungkan fluktuasi kerja. Jika perhitungan biaya telah
selesai, perencanaan dapat mengetahui, jumlah keseluruhan biaya yang di butuhkan
untuk keseluruhan program. Penentuan target. Merupakan aktivitas perencanaan
untuk mengkkaji dan meneliti kembali kebutuhan yang telah di identifikasikan
menetapkan prioritas program serta menetapkan tingkan pencapaian yang realistic
dari tujuan yang di tetapkan.

c. Tahap formulasi rencana. Sebenarnya perencanaan mempunyai 2 maksud, yaitu:


1. Menyiapkan seperangkat keputusan yang diambil oleh pemegang otoritas.
2. Menyediakan pola dasar pelaksanaan yang menjadi pegangan berbagai unit
organisasi yang bertanggungjawab dalam implementasi keputusan-keputusan
tersebut. Berkaitan dengan hal-hal diatas, pemegang otoritas memerlukan
pernyataan yang tegas tentang apa yang di usulkan, mengapa diusulkan dan
bagaimana pelaksanaannya. Tindakan menyiapkan dokumen- dokumen
tersebut dinamakan formulasi rencana dan formulasi rencana harus di tulis
dengan singkat, lengkap dan padat.

d. Tahap elaborasi rencana. Sebelum rencana diimplementasikan, rencana itu perlu


di elaborasikan, dalam arti dirinci sehingga tugas setiap unit menjadi jelas. Dalam
rangka elaborasi ini dua langkah yang perlu ditempuh, yakni:
1. Membuat program, yaitu membagi rencana ke dalam area-area pelaksanaan,
yang masing-masing mempunyai tujuan spesifik. Tiap pelaksanaan itu dinamakan
program.
2. Identifikasi dan formulasi semua proyek. Tiap program terdiri dari kelompok
aktivitas sejenis dan tiap kelompok aktivitas itu dinamakan proyek. Proyek harus
di identifikasikan dan dirumuskan secara tuntas, agar kegiatan-kegiatan dapat
dilaksanakan. Formulasi proyek merupakan tugas merinci siapa pelaksana, berapa
biaya, jangka waktu dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

e. Tahap implementasi rencana. Merupakan saat atau momen proyek dilaksanakan.


Pada saat ini pelaksanaan bergabung dengan proses pelaksanaan atau
manajemennya. Dalam tahap ini, sumber-sumber manusia, dana dan materiil
dialokasikan, jadwal dan waktu proyek ditetapkan, demikian juga hal-hal lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek, seperti mekanisme pendelegasian
wewenang, pembagian tugas dan tanggung jawab dan sebagainya.

f. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang. Selama rencana ini dilaksanakan, perlu
ditetapkan mekanisme evaluasi tentang kemajuan yang di capai serta mendeteksi
deviasi atau penyimpangan. Proses evaluasi dilaksanakan secara berkesinambung,
sedang saat pelaporan dapat dilakukan secara berkala. Evaluasi mempunyai dua
makna, yakni:

1. Memberi gambaran tentang kelemahan rencana. Informasi ini dipakai sebagai


bahan revisi rencana awal, sehingga dalam sisa periode rencana tersebut,
kesalahan dapat diperbaiki.
2. Sebagai bahan diagnosis dan sebagai bahan dalam membuat perencanaan ulang.

Uraian diatas, memberikan suatu gambaran bahwa dalam proses perencanaan haruslah
dimulai dengan tahapan pra perencanaan, kemudian perencanaan awal, tahapan evaluasi
rencana, elaborasi rencana, kemudian mengarah pada implementasi rencana dan yang terakhir
adalah tahap evaluasi dan perencanaan ulang.

2.3 Pengertian Rencana Strategis


Rencana strategis (renstra) merupakan proses dan upaya-upaya perencanaan terpadu
dan komprehensif yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu
tertentu dengan memperhitungkan potensi dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan
kendala yang mungkin timbul. Perencanaan strategis merupakan rencana jangka panjang
yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan arah organisasi atau perusahaan, dan
prosedur pengalokasian sumberdaya untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu
dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan strategis juga merupakan
proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-
program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut. Selanjutnya sangat penting
untuk diketahui tentang proses perencanaan strategis yang baik. Hal ini mengingat bahwa
dalam menyusun perencanaan strategis haruslah dengan cermat dan teliti karena perencanaan
strategis perencanaan yang bersifat menyeluruh. Kesalahan dalam menyusun perencana- an
strategis akan berakibat fatal bagi organisasi. Handoko (2009 : 94- 98) menjelaskan
bahwa secara ringkas langkah-langkah proses penyusunan strategik dapat diuraikan sebagai

berikut :

1) Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan-pernyataan umum tentang misi dan
tujuan organisasi.

2) Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan


perusahaan. Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasikan tujuan-tujuan dan strategi-
strategi yang ada sekarang. Suatu profil perusahaan adalah hasil analisa internal perusahaan
untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan dan strategi- strategi yang ada sekarang, serta
memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya-sumber daya perusahaan yang tersedia.

3) Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi perubahan-


perubahan lingkungankungan

4) Analisa internal perusahaan – kekuatan dan kelemahan organisasi. Analisis ini dilakukan
dengan memperbandingkan profil perusahaan dengan lingkungan eksternal. Tujuan proses
analisa internal adalah untuk mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan strategik yang penting bagi perumusan strategi perusahaan

5) Identifikasi kesempatan dan ancaman strategik. Penentuan berbagai kesempatan yang


tersedia bagi organisasi dan ancaman-ancaman yang harus dihadapi .

6) Pembuatan keputus- an strategik, mencakup identifikasi, penilaian dan pemilihan berbagai


alternatif strategik.

7) Pengembangan strategi perusahaan. Setelah tujuan jangka panjang dan strategi dipilih dan
ditetapkan, organisasi perlu menjabarkannya ke dalam sasaran-sasaran jangka pendek
(tahunan) dan strategi-strategi operasional

8) Implementasi strategi, yang menyangkut kegiatan manajemen untuk mengo-perasikan


strategi

9) Peninjauan kembali dan evaluasi, untuk menilai apakah organisasi berjalan ke arah tujuan
yang telah ditetapkan atau tid
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 PROSEDUR PERENCANAAN


Ada beberapa prosedur perencanaan yang ada didalam suatu Perusahaan.
Salah satu cara untuk membuat prosedur perencanaan adalah dengan merumuskan 5W
+ 1H. yang dimulai dari What, When, Where, Who, Why, dan How. Secara lebih rinci
prosedur perencanaan dengan menggunakan pendekatan 5W + 1 H sebagai berikut

2.1.1 WHAT
Dalam merumuskan prosedur perencanaan, salah satu pertanyaan yang bisa
digunakan adalah What atau Perencanaan apa yang akan dibuat oleh
Perusahaan. Berdasarkan kasus permasalahan yang ada dan solusi yang telah
dibuat, perusahaan/organisasi akan membuat perencanaan berkelanjutan yang
mencakup langkah-langkah berikut:

 Pengembangan Peraturan
Perusahaan akan mengembangkan Peraturan yang berfokus pada praktik
pertanian berkelanjutan, yang akan mencakup panduan operasional yang jelas
untuk semua aspek perkebunan kelapa sawit.
 Penjadwalan Pelaksanaan
Perusahaan akan membuat jadwal implementasi Peraturan, yang akan
mencakup tahapan awal, pengembangan Peraturan, pelatihan personel,
pelaksanaan, dan penyebaran luas Peraturan ke seluruh operasi.
 Pendanaan dan Alokasi Sumber Daya
Perusahaan akan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, termasuk
anggaran untuk pelatihan, peralatan, dan personel yang diperlukan untuk
menjalankan Peraturan.
 Pelatihan Personel
Pelatihan akan diberikan kepada personel perusahaan untuk memastikan
pemahaman yang baik tentang Peraturan dan praktik pertanian berkelanjutan.
 Monitoring dan Evaluasi
Perusahaan akan mengembangkan sistem pemantauan dan evaluasi yang
memungkinkan untuk mengukur kepatuhan terhadap Peraturan dan
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.
 Komunikasi dan Keterlibatan Pihak Berkepentingan
Perusahaan akan mengembangkan strategi komunikasi yang efektif untuk
menjelaskan kepada semua pihak berkepentingan, termasuk masyarakat lokal,
organisasi lingkungan, dan pemegang saham, tentang implementasi praktik
pertanian berkelanjutan.

 Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan

Perusahaan akan merencanakan evaluasi berkala dan peninjauan Peraturan


untuk memastikan bahwa praktik berkelanjutan terus ditingkatkan sesuai
dengan perkembangan terbaru dalam industri dan lingkungan regulasi.

Perencanaan ini akan menjadi panduan utama bagi perusahaan dalam


menjalankan langkah-langkah menuju pertanian berkelanjutan dan
memastikan bahwa praktik-praktik yang telah diidentifikasi akan
diimplementasikan secara efektif dan berkelanjutan.

2.1.2 WHEN
Terkait dengan waktu pelaksanaan kegiatan berdasarkan aturan yang telah
dibuat sebelumnya, maka diperlukan Tindakan cepat untuk melaksanakakan
hal tersebut.

1. Bulan 1-2: Persiapan Awal


 Pembentukan tim atau komite yang akan bertanggung jawab atas
implementasi.
 Identifikasi sumber daya yang diperlukan, termasuk pelatihan dan peralatan.
 Penilaian awal tentang praktik pertanian saat ini dan identifikasi area yang
perlu diperbaiki.
2. Bulan 3-4: Pengembangan SOP
 Pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berfokus pada
pertanian berkelanjutan.
 Konsultasi dengan ahli dan pemangku kepentingan internal dan eksternal
untuk merancang SOP yang efektif.
3. Bulan 5-6: Pelatihan
 Pelatihan personel perusahaan tentang implementasi SOP.
 Pemantauan dan penilaian pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
dalam pelatihan.
4. Bulan 7-8: Pelaksanaan Awal
 Implementasi awal SOP dalam area yang telah ditentukan.
 Pemantauan pelaksanaan awal dan identifikasi potensi perbaikan.
5. Bulan 9-12: Penyebaran Luas
 Ekspansi implementasi SOP ke seluruh operasi perusahaan.
 Pemantauan dan evaluasi terus-menerus.

2.1.3 WHERE
Pada tahap ini kami menganalisis tempat dimana nanti kegiatan yang telah
kami rancang akan dilaksanakan. Peraturan yang telah dibuat nantinya akan
diimplementasikan pada beberapa sektor tempat di lingkungan Perusahaan.
 Lahan Perkebunan
Sebagian besar kegiatan praktik pertanian berkelanjutan akan dilaksanakan di
lahan perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Hal Ini mencakup pengelolaan
lahan, penggunaan pupuk, penggunaan pestisida yang ramah lingkungan, dan
praktik-praktik lain yang berdampak pada pertanian.
 Pabrik Pengolahan
Bagian dari implementasi praktik berkelanjutan mungkin juga terkait dengan
pabrik pengolahan kelapa sawit. Ini termasuk pengelolaan limbah, efisiensi
energi, dan praktik-proses lainnya yang dapat berdampak pada keberlanjutan.
 Area Pengembangan Baru
Jika perusahaan memiliki rencana ekspansi ke area baru, implementasi praktik
berkelanjutan dapat dimulai dari tahap perencanaan dan pengembangan awal
di area ini.

2.1.4 WHO
Dalam pengimplementasian peraturan yang telah dibuat, ada beberapa pihak
yang terlibat dalam pengimplementasian keputusan tersebut. Dimulai dari
pihak manajemen Perusahaan hingga ke berbagai pihak terkait.
1. Direktur/Direktur Utama (CEO):
 Keterlibatan: Memberikan dukungan dan komitmen tingkat tinggi terhadap
praktik pertanian berkelanjutan. Membuat keputusan strategis terkait dengan
alokasi sumber daya dan penentuan tujuan berkelanjutan perusahaan.
 Kontribusi: Menetapkan visi dan misi perusahaan dalam konteks
keberlanjutan. Mengkomunikasikan komitmen perusahaan kepada seluruh
organisasi dan pemangku kepentingan eksternal.
2. Manajer Umum (COO/Chief Operating Officer):
 Keterlibatan: Bertanggung jawab atas pengelolaan operasional perusahaan dan
pelaksanaan praktik pertanian berkelanjutan di lapangan.
 Kontribusi: Mengkoordinasikan implementasi SOP, pengelolaan tim
operasional, pemantauan pelaksanaan, dan pelaporan kemajuan kepada
manajemen tingkat atas.
3. Manajer Keuangan (CFO/Chief Financial Officer):
 Keterlibatan: Merencanakan alokasi anggaran untuk implementasi praktik
berkelanjutan, memantau pengeluaran, dan memastikan keberlanjutan
keuangan dalam pelaksanaan.
 Kontribusi: Menyediakan dana yang diperlukan untuk pelatihan, peralatan, dan
sumber daya lainnya yang dibutuhkan untuk implementasi praktik
berkelanjutan.
4. Manajer Sumber Daya Manusia (SDM/HR):
 Keterlibatan: Bertanggung jawab atas pengelolaan personel dan pelatihan
karyawan yang terkait dengan praktik pertanian berkelanjutan.
 Kontribusi: Mengorganisir pelatihan, mengawasi pengembangan karyawan
dalam hal pemahaman tentang SOP, dan memastikan kepatuhan tim SDM
terhadap praktik berkelanjutan.

5. Manajer Produksi:
 Keterlibatan: Bertanggung jawab atas pelaksanaan praktik pertanian
berkelanjutan di lapangan, termasuk pengelolaan lahan, pemilihan pupuk, dan
penggunaan pestisida yang berkelanjutan.
 Kontribusi: Memastikan bahwa operasi produksi sesuai dengan SOP yang
ditetapkan dan melibatkan staf produksi dalam pelaksanaan praktik
berkelanjutan.
6. Manajer Pemasaran:
 Keterlibatan: Terlibat dalam komunikasi dan pemasaran praktik pertanian
berkelanjutan kepada pelanggan, pemangku kepentingan, dan masyarakat.
 Kontribusi: Mengembangkan strategi pemasaran yang menyoroti manfaat
praktik berkelanjutan dan memastikan komunikasi efektif dengan semua
pemangku kepentingan.
7. Staf:
 Keterlibatan: Staf di seluruh tingkatan organisasi akan terlibat dalam
pelaksanaan praktik pertanian berkelanjutan sesuai dengan SOP yang
ditetapkan.
 Kontribusi: Melaksanakan praktik-praktik sehari-hari di lapangan, melaporkan
masalah atau perbaikan yang diperlukan, serta berpartisipasi dalam pelatihan
dan pemantauan praktik berkelanjutan

2.1.5 WHY
ada beberapa alasan yang mendasari kenapa perencanaan akan pembuatan
keputusan tersebut dibuat, salah satunya adalah untuk mengatasi permasalahan
limbah yang terjadi dan juga sebagai panduan untuk mencegah hal yang serupa
supaya tidak terjadi lagi dikemudian hari. Secara lebih rinci kenapa peraturan
ini dibuat adalah
1. Mengatasi Permasalahan Lingkungan
Perkebunan kelapa sawit, seperti banyak industri pertanian lainnya, dapat
memiliki dampak negatif pada lingkungan, seperti pencemaran air, deforestasi,
dan degradasi lahan. Pembuatan perencanaan praktik berkelanjutan bertujuan
untuk mengurangi dampak-dampak ini, mengelola limbah dengan lebih baik,
dan melestarikan ekosistem alam yang rentan.
2. Pencegahan Masalah Masa Depan
Praktik berkelanjutan juga dirancang sebagai langkah-langkah pencegahan.
Dengan menerapkan SOP dan peraturan yang ketat, perusahaan dapat
mencegah terulangnya masalah seperti pencemaran air, kerusakan lingkungan,
atau konflik dengan masyarakat lokal di masa mendatang.
3. Kepatuhan terhadap Peraturan dan Regulasi
Perencanaan ini juga dimotivasi oleh persyaratan hukum dan regulasi yang
mengatur industri pertanian. Perusahaan perlu mematuhi aturan-aturan ini dan
menjaga agar operasinya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Banyak perusahaan mengadopsi praktik berkelanjutan sebagai bagian dari
tanggung jawab sosial mereka. Ini mencakup kewajiban etis untuk
memberikan manfaat kepada komunitas lokal, dan menjaga integritas
lingkungan.
5. Keberlanjutan Bisnis
Selain keberlanjutan lingkungan dan sosial, praktik berkelanjutan juga terkait
dengan keberlanjutan bisnis. Mengelola sumber daya alam dengan bijak dan
mengurangi dampak negatif dapat membantu menjaga kelangsungan operasi
perusahaan jangka panjang.
6. Citizenship Global dan Reputasi
Dalam era globalisasi, perusahaan juga harus mempertimbangkan reputasi
mereka di tingkat global. Mengadopsi praktik berkelanjutan dapat
meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan dan mitra bisnis di seluruh
dunia.

2.1.6 HOW
Dalam penerapan perencanaan peraturan yang telah dibuat, maka diperlukan
cara untuk mengimplementasikan hal tersebut supaya dapat berjalan secara
baik dan menghasilkan hasil yang optimal dan juga sesuai dengan tujuan
dibuatnya peraturan tersebut. Secara lebih detai Upaya atau cara untuk
memastikan pelaksanaan yang baik adalah :
1. Pengembangan Peraturan yang Tepat
Peraturan atau SOP harus dirancang dengan sangat hati-hati dan
mempertimbangkan semua aspek yang relevan. Mereka harus mencakup
praktik-praktik yang akan diterapkan, panduan langkah-demi-langkah, dan
kriteria kepatuhan.
2. Pelatihan dan Pendidikan
Sebelum peraturan diterapkan, semua personel yang akan terlibat dalam
pelaksanaan peraturan tersebut perlu menjalani pelatihan yang mencakup
pemahaman tentang isi peraturan dan cara melaksanakannya dengan benar.
3. Konsultasi dan Keterlibatan Pihak Terkait
Melibatkan pemangku kepentingan, termasuk staf lapangan, dalam proses
pengembangan peraturan adalah penting. Ini akan memungkinkan mereka
untuk memberikan masukan, mengidentifikasi potensi hambatan, dan merasa
memiliki peran dalam pelaksanaan.
4. Pemantauan dan Pelaporan
Setelah peraturan diterapkan, perlu ada sistem pemantauan yang efektif untuk
memastikan kepatuhan. Staf harus mengikuti peraturan dan melaporkan secara
berkala tentang kemajuan dan masalah yang mungkin muncul.
5. Perbaikan Berkelanjutan
Hasil pemantauan harus digunakan untuk perbaikan berkelanjutan. Jika
terdapat pelanggaran atau masalah, tindakan korektif harus diambil secepat
mungkin. Selain itu, peraturan itu sendiri juga harus dievaluasi dan diperbarui
jika diperlukan.
6. Transparansi dan Komunikasi
Penting untuk menjaga komunikasi terbuka tentang peraturan kepada semua
pihak terkait, termasuk staf, pihak berwenang, dan masyarakat lokal. Ini
menciptakan pemahaman yang lebih baik dan dapat mencegah ketidakpastian.
7. Pendanaan yang Cukup
Memastikan bahwa ada dana yang cukup untuk mendukung implementasi
peraturan dan pemantauan adalah langkah penting. Ini termasuk alokasi
anggaran untuk pelatihan, pemantauan, dan pengadaan peralatan jika
diperlukan.
8. Komitmen Manajemen Tingkat Atas
Manajemen tingkat atas perlu mendukung peraturan dan menunjukkan
komitmen mereka untuk kepatuhan. Ini menciptakan budaya yang
mengutamakan keberlanjutan di seluruh organisasi.

2.1 HIERARKI PERENCANAAN


Berdasarkan hasil analisis yang telah kami lakukan, perencanaan yang ada di
kelompok kami ini termasuk ke dalam Perencanaan Strategis, karena ditinjau dari
beberapa aspek yang membedakannya dari perencanaan biasa dan juga karena
mempertimbangkan faktor-faktor dan bertujuan untuk mencapai hasil jangka panjang
dalam suatu Perusahaan, selain itu karena hal ini didesain oleh Top Manager, dibuat
dengan sasaran yang luas bagi Perusahaan dan dijelaskan secara umum.

2.2 KURUN WAKTU PERENCANAAN


Berdasarkan hasil analisis yang telah kami lakukan, perencanaan yang ada di
kelompok kami ini termasuk kedalam rencana strategis dengan kurun waktu yang
Panjang, karena ditinjau dari beberapa aspek seperti memiliki visi jangka Panjang
yang menggambarkan gambaran masa depan Perusahaan yang ingin dicapai, selain itu
juga karena perencanaan yang dibuat ini melibatkan hal hal yang merubah aspek
aspek didalam Perusahaan, sehingga layak perencanaan ini disebut sebagai
perencanaan jangka Panjang.
BAB IV
KESIMPULAN

Perencanaan organisasi adalah proses mengidentifikasi tujuan, pengembangan


strategi, dan merancang struktur organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Kesimpulan
perencanaan organisasi dapat beragam tergantung pada konteks dan tujuan organisasi
tersebut. Perencanaan organisasi membantu dalam menetapkan tujuan jangka panjang dan
arah yang jelas bagi organisasi. Ini membantu dalam memfokuskan upaya dan sumber daya
organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Proses perencanaan organisasi melibatkan
penyusunan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Ini melibatkan
identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mempengaruhi kinerja
organisasi, serta pengembangan rencana tindakan untuk mengoptimalkan peluang dan
mengatasi tantangan. pengembangan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk mengatur
operasi organisasi. Kebijakan dan prosedur ini membantu dalam mengarahkan tindakan
individu dan kelompok dalam mencapai tujuan organisasi dan memastikan konsistensi,
keadilan, dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas.

Perencanaan organisasi melibatkan penetapan pengukuran kinerja yang jelas untuk


mengevaluasi pencapaian tujuan organisasi. Dengan adanya pengukuran kinerja yang baik,
organisasi dapat secara sistematis melacak kemajuan dan mengidentifikasi area yang perlu
diperbaiki atau ditingkatkan.selain itu juga harus mempertimbangkan fleksibilitas dan
adaptabilitas untuk menghadapi perubahan lingkungan yang terus-menerus. Organisasi yang
mampu beradaptasi dengan perubahan dapat tetap relevan dan kompetitif dalam lingkungan
yang dinamis.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
114Moerdiyanto, “Strategi Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
(SPPMP) Oleh Pemerintah Kabupaten/Kota” (diterbitkan dalam artikel penjaminan mutu
pendidikan/Strategi MSPK, 10 Maeret 2011).

Hidayat, M. (2018). Penyusunan Rencana Strategis Sistem Informasi STKIP PGRI


Banjarmasin Menggunakan Enterprise Architecture Planning. J. Teknol. Rekayasa, 2(2), 63.

Anda mungkin juga menyukai