Anda di halaman 1dari 18

FUNGSI PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen
yang dibina oleh Dr. Mohammad Hamim Sultoni, M.A.B.

Oleh:
Kelompok 1
Ferdianto (23383051035)
Moh. Iqbal Rusli (23383051056)
Naila Nur Azizah (23383052067)
Ririn Apriliyani (23383052079)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN MADURA
SEPTEMBER 2023

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul ‘’FUNGSI PERENCANAAN DALAM
MANAJEMEN". Selawat dan salam semoga tetap tercurahkah kepada Nabi
Muhammad saw., para sahabat, serta para pengikutnya sampai akhir zaman. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan selama proses penulisan makalah ini.

Dalam makalah ini, kami membahas tentang pengertian perencanaan, ciri


khas, langkah perencanaan, asas, tujuan perencanaan, manfaat perencanaan, jenis-
jenis perencanaan, dan model pendekatan perencanaan dalam manajemen.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan tentu masih
memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan yang
membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan pengembangan pemikiran
yang lebih matang di masa mendatang. Kami berharap, semoga makalah ini dapat
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pamekasan, 25 Oktober 2023

Penulis
(Kelompok 1)

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3

A. Pengertian Perencanaan dalam Manajemen ..................................3


B. Ciri Khas Perencanaan dalam Manajemen ....................................3
C. Langkah Perencanaan dalam Manajemen ......................................5
D. Asas Perencanaan dalam Manajemen .............................................6
E. Tujuan Perencanaan dalam Manajemen .........................................8
F. Manfaat Perencanaan dalam Manajemen ......................................9
G. Jenis-jenis Perencanaan dalam Manajemen ...................................10
H. Model Pendekatan Perencanaan dalam Manajemen .....................11

BAB III PENUTUP ........................................................................................13

A. Kesimpulan .........................................................................................13
B. Saran ...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan upaya penggunaan sumber daya yang
dimiliki suatu organisasi atau perusahaan secara maksimal untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam perencanaan, beberapa faktor yang
perlu diperhatikan , yaitu penentuan tujuan jangka pendek dan panjang,
merumuskan kebijakan beserta prosedur yang akan digunakan, dan
melakukan peninjauan secara berkala. Perencanaan akan memberikan
perlindungan terhadap organisasi atau perusahaan bersangkutan yang
dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pembuatan keputusan. 1Kesalahan dalam pembuatan keputusan akan
berakibat tidak baik terhadap lajunya suatu organisasi atau perusahaan
dalam mencapai tujuan. Sehingga dengan perencanaan yang matang,
organisasi atau perusahaan akan dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan
yang dimungkinkan terjadi. Kedua, positif benefits atau manfaat kebaikan.
Artinya dengan perencanaan yang ada, suatu organisasi atau perusahaan
akan mendapatkan manfaat kebaikan dalam bentuk meningkatnya
keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Hal tersebut berkaitan dengan
efisiensi dan efektivitas, di mana dengan perencanaan akan dapat
menggunakan sumber daya secara tepat untuk menghasilkan produk atau
jasa yang dibutuhkan pasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud fungsi perencanaan dalam manajemen?
2. Apa saja ciri khas perencanaan dalam manajemen?
3. Apa saja langkah perencanaan dalam manajemen?
4. Apa saja asas perencanaan dalam manajemen?
5. Apa tujuan dari perencanaan dalam manajemen?
6. Apa saja manfaat perencanaan dalam manajemen?
7. Apa saja jenis-jenis perencanaan dalam manajemen?
1
Khasanah, Jana Siti Nor, dan Akbar Jaya. Pengantar Manajemen (Lamongan, Nawa Lentera,
2023); 23

iv
8. Apa saja model pendekatan perencanaan dalam manajemen?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan dalam manajemen.
2. Untuk mengetahui ciri khas perencanaan dalam manajemen.
3. Untuk mengetahui langkah perencanaan dalam manajemen.
4. Untuk mengetahui asas perencanaan dalam manajemen.
5. Untuk mengetahui tujuan dari perencanaan dalam manajemen.
6. Untuk mengetahui manfaat perencanaan dalam manajemen.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis perencanaan dalam manajemen.
8. Untuk mengetahui model pendekatan perencanaan dalam
manajemen.

BAB II

v
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fungsi Perencanaan
Perencanaan sebagai langkah awal sebelum melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen lainnya adalah menetapkan pekerjaan yang harus di
laksanakan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang
digariskan oleh lembaga/ organisasi. Sedangkan Husaini Usman
berpendapat, perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang telah di
tentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu
(masa yang akan datang) dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Senada dengan Husain, Malayu S.P. Hasibuan
berpendapat bahwa perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai
keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan itu. Dari setiap perencanaan mengandung dua unsur,
yaitu: tujuan dan pedoman. 2Sedangkan Azhar Arsyad berpendapat
bahwa perencanaan adalah proses penyusunan dan penetapan tujuan
dan bagaimana menempuhnya atau proses identifikasi ke mana akan
dan menuju dan bagaimana cara menempuh tujuan tersebut.
Perencanaan merupakan tindakan yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang berdasarkan pada asumsi. Dari pendapat beberapa
para ahli manajemen tersebut, dapat di pahami bahwa perencanaan
merupakan proses awal untuk menyusun dan menetapkan tujuan
organisasi yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang.
Sehingga esensi perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah
pengambilan keputusan dengan memilih alternatif kegiatan yang akan
atau tidak dilaksanakan agar usaha untuk menempuh tujuan organisasi
berlangsung dengan efektif dan efisien.
B. Ciri Khas Perencanaan
3
Pelaksanaan perencanaan mempunyai ciri-ciri khas tertentu, yaitu:
1. Tempat untuk memulai perencanaan

2
Azhar Arsyad, Pokok-pokok Manajemen (Cet, II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003), h.36
3
George R. Terry, Guide to Managenent, terj. J. Smith DFM., Prinsip-prinsip Manajemen (Cet
VII; Jakarta: Bumi Aksara, 2003),h.17

vi
Lebih baik memulai perencanaan dengan isu-isu pokok. Hal ini
tidak saja memungkinkan suatu struktur yang luas, tetapi juga
menyelesaikan pertimbangan-pertimbangan, yang perlu untuk
perencanaan berikutnya. Sering kali, si perencana
mendapatkan, bahwa lebih menguntungkan untuk bekerja
mundur dari tujuan, seperti dalam penjadwalan titik pendekatan
ini memberikan penekanan kepada tujuan-tujuan. Sebagian
membela mulainya perencanaan pada tingkat puncak
organisasi, sedangkan yang lain-lain menyarankan mulai dari
tingkat bawah titik mulai dari puncak memberikan arah dan
dorongan yang diperlukan kepada segala perencanaan dan
merupakan sudut pandangan yang lebih dikuasai titik memulai
dari bawah rencana-rencana dapat segera diadakan di mana
rencana-rencana itu sering kali yang paling banyak diperlukan
dan di mana isu-isu dapat dipahami sepenuhnya.
2. Pengaruh unsur manusia
Keberhasilan atau kegagalan sesuatu rencana secara langsung
berkaitan dengan cara bagaimana pegawai-pegawai melakukan
pekerjaannya masing-masing. Kepercayaan kuat kepada
rencana-rencana dan manusia bertanggung jawab yang
ditetapkan berada paling depan dalam daya guna kebanyakan
rencana-rencana. Karena unsur manusia yang terlibat, maka
rencana-rencana yang baik dapat jadi gagal, begitu pula
rencana rencana yang sedang-sedang saja dapat jadi berhasil
3. Susunan komponen-komponen
Rencana rencana mengandung dua jenis isu satu variabel yaitu
berubah-ubah 2 konstan tetap yang pertama mengatur
banyaknya alternatif alternatif yang berasal dari suatu rencana
dan biasanya memperoleh perhatian yang paling banyak dari si
perencana. Juga, sebuah rencana mengandung faktor-faktor
yang dapat diraba dan faktor-faktor yang tampak. Yang pertama
dapat diukur dan memungkinkan perbandingan yang benar

vii
serta kesimpulan-kesimpulannya. Berbeda dengan ini faktor-
faktor tak nyata jauh lebih tidak dapat diukur, terutama sekali
mencerminkan pengalaman dan pertimbangan di perencana
serta merupakan risiko terbesar dari rencana.
4. Proses perencanaan tentatif (percobaan)
Kebanyakan rencana terbentuk berangsur-angsur dengan
lambat. Ia mulai dengan konsep-konsep dan data-data
permulaan titik ini diperhalus, diintegrasikan, ditambah dan
dikurangi, dan bagian-bagiannya diubah seluruhnya, sampai
rencana akhir dirumuskan.
C. Langkah Perencanaan
4
Ada beberapa langkah dalam perencanaan yang perlu diketahui,
diantaranya mengetahui kondisi sekarang, melihat ke masa depan,
merancang tujuan yang konkret, dan membuat program dan struktur
yang fleksibel.
1. Mengetahui Kondisi Sekarang
Perencanaan harus didasarkan pada kondisi real organisasi,
seperti pencapaian sebelumnya, kemampuan sumber daya, dan
posisi keuangan. Kondisi ini menjadi tolak ukur matang
tidaknya suatu perencanaan. Sebagai contoh, rencana
pembukaan cabang baru di suatu perusahaan bumbu masak
didukung oleh kesiapan kantor, SDM, dan anggaran
operasional.
2. Melihat ke Masa Depan
Perencanaan harus didasarkan pada prediksi seperti apakah
organisasi pada tahun-tahun mendatang. Prediksi ini menjadi
dasar penentuan rencana jangka pendek dan jangka panjang.
Prediksi ini harus rasional dalam arti didasarkan pada
pertimbangan dan pengetahuan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Misalnya, prediksi produsen bumbu
masak menjadikan produknya nomor satu secara nasional

4
https://bakri.uma.ac.id/fungsi-perencanaan-atau-planning-dalam-manajemen, 23 September 2023

viii
memang didasarkan pada jumlah penjualan nasional yang terus
menanjak.
3. Merancang Tujuan yang Konkret
Perencanaan diterjemahkan lebih lanjut menjadi tujuan jangka
pendek dan jangka panjang. Tujuan ini harus operasional dan
terukur. Operasional artinya memang bisa dilakukan,
sedangkan terukur artinya memang bisa dicapai. Dalam
perusahaan, tujuan ini biasanya berupa angka. Misalnya, untuk
menjadi bumbu masak nomor satu secara nasional, sebuah
perusahaan harus bisa mencapai penjualan sebesar dua ratus
miliar dengan pelanggan sebanyak dua ratus ribu orang.
4. Membuat Program dan Struktur yang Fleksibel
Tujuan di sini diterjemahkan lebih konkret lagi ke dalam
program dan struktur organisasi. Program memuat apa saja
yang harus dilakukan, sedangkan struktur meliputi siapa saja
yang harus melakukan.
D. Asas perencanaan
Prinsip-prinsip perencanaan merupakan asumsi dasar yang harus
dipertimbangkan pada setiap kegiatan perencanaan yang di buat
supaya perencanaan bisa menjadi rencana yang akan dan dapat
terlaksana dengan baik.
1. Principle of contribution to objective, setiap perencanaan dan
segala perubahannya harus ditunjukan kepada pencapaian
tujuan.
2. Principle of ficiency of planning, suatu perencanaan efisien,
jika perencanaan itu dalam pelaksanaannya dapat mencapai
tujuan dengan biaya sekecil-kecilnya.
3. Principle of primacy of planning,perencanaan adalah keperluan
utama pemimpin dan fungsi-fungsi lainnya, organizing,
staffing, directing,dan controlling.
4. Principle of pervasivennes of planning, akses pemerataan
perencanaan memegang peran penting mengingat pemimpin

ix
pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan
bertanggung jawab atas berhasilnya perencanaan itu.
5. Principle of planning prenise, patokan-patokan perencanaan
sangat berguna bagi ramalan, sebab premis-premis perencanaan
dapat menunjukan kejadian-kejadian yang akan datang.
6. Principle of policy flame work, kebijakan ini mewujudkan pola
kerja, prosedur-prosedur kerja, dan program-program kerja
tersusun.
7. Principle of timing,adalah perencanaan waktu yang relatif
singkat dan tepat.
8. Principle of planning communication, perencanaan dapat
disusun dan di koordinasikan dengan baik, jika setiap orang
bertanggung jawab dengan baik, terhadap pekerjaannya dan
memperoleh penjelasan- penjelasan yang memadai mengenai
bidang yang akan dilaksanakannya.
9. Principle of alternative, alternatif ada pada setiap rangkaian
kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian alternatif
dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga tercapai tujuan yang
telah ditetapkan.
10. Principle of limiting factor,dalam pemilihan alternatif alternatif
pertama-tama harus ditujukan pada faktor-faktor strategis dan
dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternatif dan
pembatasan faktor merupakan syarat mutlak dalam menetapkan
keputusan.
11. Principle of commitment, perencanaan harus
mempertimbangkan jangka waktu keterikatan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
12. Principle of flexibility,perencanaan yang efektif memerlukan
fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan yang telah
ditetapkan oleh manajemen pada waktu penetapan
perencanaan.

x
13. Principle of navigation change,perencanaan yang efektif
memerlukan pengamatan yang terus menerus terhadap
kejadian-kejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk
mempertahankan tujuan.
14. Principle of strategic planning, perencanaan memerlukan
tindakan seorang manajer memilih tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk menjamin pelaksanaan rencana agar tujuan
tercapai dengan efektif.5
E. Tujuan Perencanaan
Adapun tujuan diadakannya perencanaan adalah:
1. Standar pengawasan, yaitu dengan mencocokkan pelaksanaan
dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
yang telah direncanakan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya),
baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan
kualitas pekerjaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan
menghemat biaya, tenaga, dan waktu f.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan
pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

Malayu S.P. Hasibuan berpendapat bahwa tujuan dilaksanakan


perencanaan adalah:

a. Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan-


kebijakan, prosedur, dan program serta memberikan pedoman
cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan.

5
Malayu, S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah (Jakarta; Bumi Aksara
2007); 93-94

xi
b. Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis,
karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada
tujuan.
c. Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil risiko yang
dihadapi pada masa yang akan datang.
d. Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
secara teratur dan bertujuan.
e. Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap
tentang seluruh pekerjaan.
f. Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran
hasil kerja.
g. Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.
h. Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari
mismanagement dalam penempatan karyawan.
i. Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna
organisasi.

Baik Husain maupun Malayu sepakat bahwa perencanaan bertujuan


agar pelaksanaan suatu kegiatan organisasi berjalan dengan tertib
sesuai dengan tujuan yang telah disepakati bersama, sehingga dapat
meminimalkan gangguan-gangguan yang akan menghambat
tercapainya tujuan.6

F. Manfaat Perencanaan
Adapun manfaat dari perencanaan adalah:
1. Untuk mengorganisasikan usaha-usaha.
2. Untuk mengatasi perubahan.
3. Untuk pengembangan manajer.
4. Standar pelaksanaan dan pengawasan.
5. Pemilihan berbagai alternatif terbaik.
6. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.
7. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.

6
Ibid., h.95

xii
8. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan.
9. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.
10. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.

Manfaat perencanaan di atas bernilai besar bagi terselenggaranya


kegiatan organisasi dengan menerapkan skala prioritas kegiatan yang
lebih mendesak. Kegiatan yang dianggap belum mendesak tidak
dilaksanakan dulu

G. Jenis-jenis Perencanaan
Dalam setiap organisasi, baik organisasi profit maupun nonprofit,
perencanaan disusun dalam suatu hierarki yang sejajar dengan struktur
organisasi. Stoner dan Wankel dalam B. Siswanto membagi
perencanaan menjadi dua jenis, yaitu rencana strategis dan rencana
operasional
1. Rencana strategis (strategic plan)
Perencanaan strategis adalah proses pemilihan tujuan
organisasi, penentuan kebijakan dan program yang perlu untuk
mencapai sasaran dan tujuan tertentu, serta menetapkan metode
yang perlu untuk menjamin agar kebijakan dan program
strategis itu dilaksanakan. 7T. Hani Handoko berpendapat,
perencanaan strategis adalah proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan program-
program strategis yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut;
dan penetapan metode-metode yang diperlukan untuk
menjamin bahwa strategis dan pelaksanaan telah
diimplementasikan. Perencanaan strategi adalah proses
perencanaan jangka panjang yang formal untuk menentukan
dan mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis dirancang
untuk mencapai tujuan organisasi yang luas, yaitu untuk
melaksanakan misi yang merupakan satu-satunya alasan
kehadiran organisasi.
7
Lihat B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Cet.IV; Jakarta: Bumi Aksara,2008), h.48

xiii
2. Rencana operasional (operational plan)
Perencanaan operasional mempunyai fokus yang lebih sempit,
jangka waktu yang lebih pendek, dan melibatkan manajemen
tingkat bawah.8 Perencanaan operasional memusatkan
perhatian apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di
lapangan. Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi
memberi petunjuk konkret tentang pelaksanaan suatu proyek
atau program, baik tentang aturan, prosedur, dan ketentuan-
ketentuan lain yang telah ditetapkan. Perencanaan operasional
tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan
individual, sebab sebagian besar didasarkan pada data
kuantitatif yang dapat diukur dan bersifat jangka pendek serta
memberikan deskripsi rencana strategis. Perencanaan strategis
memberikan gambaran umum tentang bagaimana kegiatan
dilaksanakan dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan
perencanaan operasional memberikan gambaran tentang
bagaimana rencana strategis bisa dilaksanakan.
H. Model Pendekatan Perencanaan
Secara umum ada beberapa model pendekatan perencanaan sebagai
berikut:
1. Bottom-up approach
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menyerap data dan
informasi dari struktur paling bawah organisasi kemudian
dirumuskan oleh pimpinan menjadi sebuah rencana utuh.
Pendekatan ini menaruh perhatian khusus kepada para anggota
organisasi yang lebih banyak diketahui kondisi kerja di
lapangan.
2. Top down approach
Ini adalah kebalikan dari Bottom-up approach, yaitu pimpinan
organisasi yang terlebih dahulu merumuskan rencana kemudian
dipaparkan kepada anggota di bawah kepemimpinan anggota

8
Mamduh M, Hanafi, Manajemen (Cet.I;Yogyakarta: AMP YKPN,t.th.)h.12328

xiv
organisasi. Mereka duduk bersama dalam satu forum untuk
membahas secara rinci rumusan rencana yang akan ditetapkan.
Namun pada organisasi besar, pendekatan ini dilakukan dengan
cara menetapkan perwakilan dari anggota yang representatif
untuk merumuskan rencana bersama pimpinan.
3. Dual-level approach
Maksud dari pendekatan ini adalah pimpinan dari anggota
menyusun rumusan rencana mereka masing-masing kemudian
disatukan menjadi rencana utuh. Pimpinan akan menyusun
rencananya sendiri, begitu juga dengan anggota. Mereka akan
bertemu pada satu forum untuk menyatukan rumusan
perencanaan. Pendekatan ini cenderung berisiko benturan
pemikiran antara pimpinan dan anggota.
4. Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in.
Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan
dan mengusahakan untuk melakukan yang terbaik yang dapat
dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.
Perencanaan outside-in dari analisa lingkungan eksternal
muncul perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-
kesempatan dan meminimalisir permasalahan yang terjadi.
Kedua perencanaan ini dapat dikombinasikan agar optimal.
5. Perencanaan contigency
Perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan.
perencanaan ini meliputi penentuan alternatif-alternatif yang
dapat diimplementasikan seandainya perencanaan orisinil tidak
sesuai dengan adanya perubahan keadaan.9

BAB III

9
Khasanah, Jana Siti Nor, dan Akbar Jaya. Pengantar Manajemen (Lamongan, Nawa Lentera,
2023); 30

xv
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan sebagai langkah awal sebelum melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen lainnya adalah menetapkan pekerjaan yang harus di
laksanakan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang
digariskan oleh lembaga/ organisasi. Sehingga esensi perencanaan
sebagai fungsi manajemen adalah pengambilan keputusan dengan
memilih alternatif kegiatan yang akan atau tidak dilaksanakan agar
usaha untuk menempuh tujuan organisasi berlangsung dengan efektif
dan efisien. Hal ini tidak saja memungkinkan suatu struktur yang luas,
tetapi juga menyelesaikan pertimbangan-pertimbangan, yang perlu
untuk perencanaan berikutnya.
Sebagian membela mulainya perencanaan pada tingkat puncak
organisasi, sedangkan yang lain-lain menyarankan mulai dari tingkat
bawah titik mulai dari puncak memberikan arah dan dorongan yang
diperlukan kepada segala perencanaan dan merupakan sudut
pandangan yang lebih dikuasai titik memulai dari bawah rencana-
rencana dapat segera diadakan di mana rencana-rencana itu sering kali
yang paling banyak diperlukan dan di mana isu-isu dapat dipahami
sepenuhnya.
Langkah Perencanaan Ada beberapa langkah dalam perencanaan
yang perlu diketahui, diantaranya mengetahui kondisi sekarang,
melihat ke masa depan, merancang tujuan yang konkret, dan membuat
program dan struktur yang fleksibel. Asas perencanaan Prinsip-prinsip
perencanaan merupakan asumsi dasar yang harus dipertimbangkan
pada setiap kegiatan perencanaan yang di buat supaya perencanaan
bisa menjadi rencana yang akan dan dapat terlaksana dengan baik.
Jenis-jenis Perencanaan Dalam setiap organisasi, baik organisasi profit
maupun nonprofit, perencanaan disusun dalam suatu hierarki yang
sejajar dengan struktur organisasi.

B. Saran

xvi
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan
evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA

xvii
Arsyad Azhar, Pokok-pokok Manajemen (Cet, II; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2003)
Hasibuan Malayu S.P. Manajemen Dasar, pengertian, dan masalah. Cet. VI;
Jakarta: Bumi Aksara,2007.
Jaya Akbar, Jana Siti Nor, Khasanah. Pengantar Manajemen (Lamongan, Nawa
Lentera, 2023)
M Mamduh, Hanafi, Manajemen Cet.I;Yogyakarta: AMP YKPN,t.th.
R. Terry George, Leslie W. Rue. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara,1992.
Siswanto B, Pengantar Manajemen, (Cet.IV; Jakarta: Bumi Aksara,2008)

xviii

Anda mungkin juga menyukai