Anda di halaman 1dari 28

PENTINGNYA PLANNING DALAM MANAJEMEN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen


Dosen Pengampu :
Ibu Hj. Tati Heryati, Dra., MM., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Ritan Andini (2107220004)


Indyra Putri Maryam (2107220014)
Ratna Nur Novianti (2107220005)
Dini Riana Dewi (2107220053)
R Wilzan Wirahma Putra (2107220052)
Yudistira Koswara (2107220011)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI IA
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas
Rahmat dan Ridhonya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Pentingnya Planning dalam Manajemen”, makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen
Pengampu Pengantar Manajemen Ibu Hj.Tati Heryati, Dra., MM., M.Pd. yang
telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini sehingga kami dapat
menambah wawasan serta pengetahuan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi peserta didik dalam meningkatkan pembelajaran.

Ciamis, 30 mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Manajemen Planning..........................3
2.2 Asas-asas Perencanaan...........................................................................7
2.3 Unsur, Sifat, dan Fungsi Perencanaan.................................................11
2.4 Proses Perencanaan...............................................................................16
BAB III PENUTUP.............................................................................................25
3.1 Kesimpulan............................................................................................25
3.2 Saran.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.Perencanaan dalam organisasi..............................................................5


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perencanaan adalah bagian penting dari manajemen yang bertujuan
untuk mencapai sasaran organisasi. Dalam dunia bisnis dan manajemen,
perencanaan menjadi dasar untuk membuat keputusan penting, mengatur
penggunaan sumber daya, dan mengarahkan langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun, dalam
kondisi zaman yang kompleks dan selalu berubah seperti sekarang,
perencanaan juga menghadapi berbagai tantangan dan perubahan
lingkungan yang signifikan.
Tantangan pertama adalah perubahan cepat dan tidak terduga dalam
lingkungan bisnis dan ekonomi. Faktor-faktor seperti kemajuan teknologi,
globalisasi, perubahan regulasi, dan persaingan yang ketat dapat
mempengaruhi keberhasilan perencanaan. Organisasi perlu mampu
mengantisipasi perubahan ini dan mengintegrasikannya ke dalam rencana
mereka untuk tetap relevan dan kompetitif.
Tantangan kedua adalah kompleksitas dan ketidakpastian yang terkait
dengan faktor sosial, politik, dan lingkungan. Perubahan dalam preferensi
konsumen, tuntutan masyarakat terhadap tanggung jawab sosial
perusahaan, dan masalah lingkungan mempengaruhi cara organisasi
merencanakan kegiatan mereka. Perencanaan harus mempertimbangkan
aspek-aspek ini dan mengembangkan strategi yang berkelanjutan dan
bertanggung jawab.
Tantangan ketiga adalah pengelolaan sumber daya yang terbatas.
Organisasi sering dihadapkan pada keterbatasan waktu, tenaga kerja,
anggaran, dan sumber daya lainnya. Perencanaan harus
mempertimbangkan keterbatasan ini dan mengoptimalkan penggunaan
sumber daya yang tersedia untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Selain itu, perencanaan juga harus mengatasi tantangan internal seperti
koordinasi antardepartemen, perubahan dalam struktur organisasi, dan
budaya organisasi yang mungkin menghambat implementasi rencana.
Kesadaran akan tantangan ini penting untuk mengembangkan pendekatan
perencanaan yang efektif dan adaptif.
Dengan memahami latar belakang ini, kita dapat mengidentifikasi
pentingnya penelitian dan pemahaman yang mendalam tentang

1
2

perencanaan sebagai fungsi manajemen. Dalam makalah ini, akan


dijelaskan urgensi, unsur-unsur, metode, dan strategi perencanaan yang
dapat membantu organisasi mengatasi tantangan dan mencapai
keberhasilan jangka panjang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan konsep dasar planning ?
2. Bagaimana asas-asas planning?
3. Bagaimana unsur, sifat, dan fungsi planning ?
4. Bagaimana proses dalam planning?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan tujuan dari
penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan konsep dasar planning.
2. Untuk memahami asas-asas dalam proses planning.
3. Untuk memaparkan unsur, sifat, dan fungsi planning.
4. Untuk mengetahui proses dalam planning
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Manajemen Planning


A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan memiliki kata dasar rencana. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), rencana berarti sesuatu rangka yang akan
dikerjakan; konsep; program; maksud; niat. Sementara itu, perencanaan
menurut KBBI berarti proses, cara, serta perbuatan merencanakan atau
merancang.
Menurut William Newman dalam Handayaningrat (1990:21).
"Perencanaan meliputi serangkaian keputusan-keputusan termasuk
penentuan-penentuan tujuan, kebijakan, membuat program-program,
menentukan metode dan prosedur serta menerapkan jadwal waktu
pelaksanaan". Sedangkan menurut Mc Farland, "Perencanaan berarti
memutuskan tujuan berdasarkan ramalan apa yang akan terjadi dalam
waktu yang akan datang (forecasting melihat ke depan). Di dalam
forecasting dipertimbangkan tentang apa yang akan terjadi
(kecenderungan/trend) perubahan (change), dan masalah-masalah pada
waktu yang akan datang itu.
Menurut Terry (1975:192). "Planning is the selecting and relating
of facts and the making and using of assumptions regarding the future in
the visualization and formulation of proposed activities believed necessary
to achieve desired result". (Perencanaan adalah pemilihan dan
menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi
yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk
mencapai satu hasil tertentu).
Menurut Siagian (1994:108), perencanaan adalah "keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan
dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tuujuan
yang telah ditentukan".
Abdulrachman dalam Rachmat Kurniadi (1995:2), mengemukakan
bahwa "Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta
dan atau perkiraan yang mendekati sebagai persiapan untuk melaksanakan
tindakan- tindakan kemudian". Unsur-unsurnya adalah pemikiran rasional,

3
4

dasar fakta-fakta serta perkiraan-perkiraan yang mendekat, sebagai dasar


persiapan, untuk keperluan tindakan-tindakan selanjutnya.
Sedangkan menurut Rachmat Kurniadi (1995:3), "Perencanaan
dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau sebagai salah satu fungsi dari
fungsi-fungsi manajemen, serta perencanaan dapat dilihat juga sebagai
suatu keputusan manajemen untuk memperkirakan (mengasumsikan,
memprediksikan tindakan-tindakan) kebutuhan organisasi di masa yang
akan datang".
Dipandang dari prosesnya, perencanaan adalah pemilihan dan
pengembangan tindakan yang paling menguntungkan dalam
mempersiapkan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Sebagai salah
satu fungsi manajemen, perencanaan merupakan peranan yang dilakukan
oleh pimpinan dengan segenap kewenangannya dapat merubah kegiatan
dan tujuan yang harus dicapai organisasi. Sedangkan sebagai suatu
keputusan, perencanaan ialah apa, siapa, dan bagaimana yang akan atau
harus dilakukan untuk waktu yang akan datang.
Untuk memudahkan dalam proses perencanaan, ada enam pertanyaan
yang dapat digunakan sebagai pedoman. Biasanya dikenal dengan rumus
5W + 1 H, yakni sebagai berikut:

 The What's (tentang tujuan),

 The Why's (tentang alasan),

 The When's (tentang waktu),

 The Where's (tentang tempat),

 The Who's (tentang siapa), dan

 The How's (cara melaksanakan).

Dalam manajemen, rencana memiliki peranan yang sangat penting,


karena dapat berfungsi sebagai:

 Acuan atau pedoman bagi pelaksanaan kerja,

 Alat efisiensi, strategi, policy, dan koordinasi,

 Pengawasan,

 Evaluasi.
5

Proses perencanaan dan hubungannya dengan kegiatan manajemen


lainnya, digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.Perencanaan dalam organisasi

B. Karakteristik Perencanaan
Dalam proses perencanaan ada beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian, menyangkut karakteristik perencanaan yang
meliputi:
1) Perencanaan termasuk mengidentifikasi personal dan
organisasi
Perencanaan harus selalu memperhatikan situasi dan
kondisi serta kemampuan organisasi. Perencanaan bukan daftar
keinginan atau harapan, melainkan merupakan sesuatu yang
berpijak kepada realita yang ada dalam organisasi dan mungkin
untuk dapat dilaksanakan.
2) Perencanaan berkaitan dengan kondisi relatif dari adanya
kepastian dan ketidakpastian
Pada dasarnya, perencanaan merupakan kegiatan untuk
masa yang akan datang, oleh karena itu harus memperhitungkan
berbagai kemungkinan berkaitan dengan situasi, kondisi, dan
peristiwa yang akan terjadi di masa datang.
3) Perencanaan secara alamiah adalah mencerminkan tingkat
intelektual
Perencanaan dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mental
berupa pemikiran, imajinasi, melihat dan memperkirakan jauh ke
depan. Untuk dapat melakukan hal-hal tersebut diperlukan
6

kemampuan intelektual, pengalaman serta ketajaman dalam


menganalisis fakta-fakta kecenderungan yang akan terjadi.
Berdasarkan alasan tersebut, perencanaan dalam suatu
organisasi yang besar perlu melibatkan orang-orang yang memiliki
kemampuan intelektual di berbagai disiplin ilmu, seperti bidang-
bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi. hukum, hubungan
internasional dan sebagainya.
4) Perencanaan melibatkan kondisi masa yang akan datang
Dalam suatu perencanaan sudah tentu menyangkut masa
depan, tetapi dalam perumusannya tidak terlepas dari fakta-fakta
yang ada sekarang. Suatu perencanaan harus memperhitungkan
dimensi waktu, karena semakin panjang rentang waktu yang
direncanakan, akan semakin sulit memprediksi kondisi dari situasi
yang akan terjadi di masa depan.
5) Perencanaan adalah melengkapi dan berkesinambungan
Dikatakan demikian karena akan selalu lahir perencanaan
baru setelah selesai dari suatu kegiatan. Bahkan pada saat suatu
kegiatan dijalankan, seorang manajer harus sudah mulai
memikirkan perencanaan berikutnya, yang merupakan kelanjutan
dari perencanaan sebelumnya. Dengan demikian perencanaan akan
menjadi serangkaian kegiatan yang terus beruntun, saling
melengkapi, dan berkesinambungan.
C. Pendekatan Perencanaan
Dalam membuat perencanaan, ada beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan, yaitu:
1) Pendekatan dari atas ke bawah (top down planning)
Perencanaan ini dilakukan oleh pimpinan puncak organisasi,
sedangkan unit-unit organisasi yang berada di bawahnya tinggal
melaksanakan apa yang diperintahkan atau direncanakan manajemen
puncak. Apabila organisasi yang bersangkutan menganut sistem
desentralisasi (penyebaran kewenangan), maka pimpinan puncak akan
memberikan pengarahan dan petunjuk kepada pimpinan yang menjadi
bawahannya untuk menyusun rencana unit organisasi yang
dipimpinnya.
2) Pendekatan dari bawah ke atas (bottom up planning)
7

Pendekatan ini, pimpinan puncak tidak mengarahkan keinginannya


atau memberi petunjuk kepada bawahannya, ia hanya memberikan
gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi, umpamanya
tentang visi, misi, tujuan dan sasaran, serta kemampuan sumber daya
yang ada. Mengenai perencanaannya, sepenuhnya diserahkan kepada
manajemen tingkat bawah.
3) Pendekatan campuran dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah
(bottom up top down planning)
Pendekatan campuran ini paling banyak digunakan di kalangan
organisasi bisnis maupun pemerintah yang berskala besar. Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dewasa ini menggunakan
pendekatan ini. Dalam prakteknya pimpinan hanya memberikan
petunjuk secara garis besar. sedangkan perencanaan secara rinci
diserahkan kepada kreativitas unit organisasi di bawahnya.
4) Pendekatan kelompok (group of planning)
Yang dimaksud dengan pendekatan kelompok yaitu perencanaan
yang dilakukan oleh sekelompok tenaga profesional yang memiliki
tugas dan keahlian dalam membuat perencanaan. Untuk keperluan
tersebut, di dalam organisasi dibentuk unit khusus (biro atau bagian)
perencanaan.

2.2 Asas-asas Perencanaan


Perencanaan yang baik dan efektif sangat didambakan oleh suatu
organisasi, karena akan menjadi pedoman bagi aktivitas manajemen secara
keseluruhan. Untuk memperoleh perencanaan yang efektif, diperlukan
beberapa asas dan prinsip yang dapat dipedomani oleh para perencana dalam
menyusun perencanaan tersebut.
Beberapa asas atau prinsip perencanaan yang dikemukakan oleh para
ahli yaitu Koontz & O'Donnell (1972) mengemukakan 10 prinsip, yaitu: Asas
kontribusi kepada tujuan: Asas efisiensi rencana; Azas keutamaan dalam
perencanan: Asas premis; Asas kerangka strategi dan kebijaksanaan; Asas
ketetapan dan ketepatan waktu; Asas faktor keterbatasan; Adas keterikatan:
Asas fleksibel; dan Asas mengarahkan perubahan.
Asas-asas yang dikemukakan oleh kedua pakar tersebut ternyata ada
perbedaan, namun apabila digabungkan akan saling melengkapi. Menurut
Rachmat Kusniadi (1995:11-16). asas-asas atau prinsip-prinsip yang dapat
digunakan dalam menyusun sebuah rencana adalah sebagai berikut:
8

a) Asas untuk Pencapaian Tujuan


Penyusunan rencana bertujuan untuk membantu organisasi mencapai
tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, setiap proses perencanaan harus
dimulai dengan pemahaman tentang misi organisasi, yang kemudian
diterapkan dalam tugas serta fungsi-fungsi organisasi.
Setiap rencana yang dibuat oleh unit-unit organisasi harus sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing, sehingga ketika digabungkan akan
memberikan gambaran yang menyeluruh dari misi organisasinya.
b) Asas Realistis dan Wajar
Perencanaan yang efektif harus berpegang teguh kepada realita yang
ada dan wajar, sehingga penyampaian tujuan yang telah ditetapkan dalam
rencana akan dapat dicapai.
Hal ini penting sekali untuk diperhatikan, karena kadang- kadang
suatu rencana itu hanya disusun seperti daftar keinginan yang sulit untuk
dicapai karena tidak disusun berdasarkan pertimbangan fakta realita yang
ada.
c) Asas Efisiensi
Efisiensi dapat diukur dengan seberapa besar perencanaan mampu
membantu pencapaian tujuan dilihat dari segi biaya dari yang lainnya, yang
dirumuskan dalam perencanaan tersebut. Oleh karena itu, dalam penyusunan
suatu rencana efisiensi harus diperhitungkan secara cermat, yakni dengan
mempertimbangkan berapa besar biaya yang akan digunakan dan hasil yang
akan diperoleh. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan, maka hal tersebut dapat dikatakan efisien. Untuk
memperhitungkan hal tersebut biasanya menggunakan analisis biaya dan
manfaat (cost benefit analysis) dan perangkat lainnya untuk mendukung
perencanaan ke arah efisiensi.
d) Asas Keutamaan dalam Perencanaan
Perencanaan secara logis akan memberikan petunjuk ke arah
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi-fungsi manajemen
tersebut adalah pengorganisasian, penggerakkan orang. koordinasi,
penganggaran, pengawasan, dan evaluasi, dengan suatu pelaksanaan yang
baik dan efektif dapat dilihat bagaimana mendayagunakan unit-unit
organisasi secara efisien, dan rencana yang baik dapat digunakan sebagai alat
untuk pelaksanaan koordinasi. Demikian juga halnya dengan pengawasan dan
evaluasi, hanya akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh rencana
9

yang betul-betul matang dan tepat, karena suatu rencana dapat dipakai
sebagai acuan dalam pengawasan.
e) Asas Premis
Yang dimaksud dengan azas premis yaitu adanya asumsi: semakin
banyak anggota organisasi yang beranggapan dan memahami bahwa
perencanaan itu penting maka akan semakin baik perencanaan itu dan akan
semakin memberi manfaat bagi kelancaran jalannya organisasi.
Oleh karena itu, perencanaan harus dikomunikasikan kepada segenap
unit organisasi agar dipahami dan disepakati oleh mereka, atau semua unsur
yang ada dalam organisasi, sehingga dalam pelaksanaannya tidak akan terjadi
hambatan-hambatan yang bersifat intern sebagai akibat dari kesalahpahaman
atau ketidaksepakatan dari salah satu unsur atau bagian dalam organisasi.
f) Asas Kerangka Strategi dan Kebijaksanaan
Semakin jelas dipahami dan dimengertinya suatu strategi dan
kebijakan, akan semakin konsisten dan efektif kerangka rencana suatu
organisasi. Oleh karena itu. perencanaan yang baik harus mencerminkan
strategi dan kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan tertinggi dari
organisasi yang bersangkutan.
g) Ketetapatan dan Ketepatan Waktu
Dalam perencanaan yang efektif dimensi waktu perlu diperhatikan
sebaik-baiknya (penjadwalan). Biasanya, dalam perencanaan yang baik
dicantumkan jadwal waktu tertentu. Untuk membantu penyusunan jadwal
yang tepat, dapat menggunakan bagan Gantt atau dengan Network Planning
(perencanaan jaring kerja) yang dapat membantu dalam mengoptimalkan
waktu kegiatan.
h) Asas Faktor Keterbatasan
Dengan adanya keterbatasan, perencanaan harus memperhatikan skala
prioritas dan pentahapan dalam pencapaian tujuan. Demikian juga halnya
dengan adanya keterbatasan, diperlukan adanya pemilihan alternatif yang
terbaik dalam arti yang sesuai dengan kemampuan. Namun tidak mengurangi
arti dalam pencapaian tujuan.
i) Asas Keterikatan
Perencanaan yang logis meliputi satu periode waktu di masa datang
yang harus ditempuh melalui sederetan kegiatan. Untuk pelaksanaannya
memerlukan satu kepastian berupa suatu kepuasan yang akan mengikat
10

semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan.Biasanya rencana yang telah


disusun dikukuhkan atau ditetapkan dalam bentuk keputusan yang mengikat
semua unsur dalam organisasi.).
j) Asas Kelenturan (fleksibel)
Semakin lentur suatu rencana, maka akan semakin kecil tingkat
bahaya yang tidak diharapkan oleh organisasi. Tetapi kelenturan dapat juga
mengurangi keuntungan yang diharapkan. Perencanaan yang efektif jangan
terlalu kaku dan harus fleksibel, sehingga dapat dengan cepat menyesuaikan
dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Misalnya dengan adanya
perubahan moneter atau politik perdagangan internasional, perencanaan yang
fleksibel akan dengan cepat dan mudah untuk disesuaikan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar perencanaan yg fleksibel:

 Menyusun rencana tidak terlalu rinci, misalnya dalam pembelian barang hanya
disebutkan jenisnya saja, tidak dirinci sampai kepada merk, tipe, harga, dan
lain-lain.

 Dapat juga dengan cara mencantumkan beberapa alternatif, sehingga kalau terjadi
hambatan dalam pelaksanan suatu rencana, dapat mengganti dengan alternatif
lain yang sesuai.
k) Asas mengarahkan perubahan
Semakin besar keterikatan keputusan perencanaan terhadap masa
depan, maka semakin penting bagi manajer untuk selalu memeriksa secara
periodik dan mengoreksi rencananya, agar tetap terarah kepada pencapaian
tujuan organisasi.

2.3 Unsur, Sifat, dan Fungsi Perencanaan


A. Unsur-unsur Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik akan besar manfaatnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi yang lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu
dalam menyusun suatu rencana perlu memperhatrkan unsur-unsur sebagai
berikut:
1) Meramalkan (forecasting)
Perencanaan merupakan satu keputusan yang akan dilaksanakan
oleh organisasi di waktu yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan
merupakan perkiraan dari kecenderungan-kecenderungan yang mungkin
11

akan terjadi di masa datang, baik berupa peluang yang dapat diraih
maupun tantangan- tantangan atau hambatan yang harus dihadapi sesuai
dengan perkembangan yang terjadi di sekitarnya dalam segala aspek.
Untuk menganalisa lingkungan tersebut dapat rnenggunakan
berbagai metode, salah satunya dengan metode SWOT (Strengths,
Weakness, Oportunities, dan Threats), yang banyak digunakan oleh
organisasi- organisasi bisnis maupun pemerintahan. Analisis ini penting
sebagai alat pengumpul data yang menyeluruh, terutama bagi perencanaan
strategis.
2) Menetapkan tujuan (established of goals/objective)
Di dalam perencanaan harus mengandung unsur penetapan tujuan
yang ingin dicapai pada masa yang akan datang, baik yang berjangka
pendek, menengah. maupun panjang. Dalam menentukan tujuan jangka
pendek pada umumnya sasaran-sasarannya berupa indikator-indikator
yang bersifat kuantitatif (dapat terukur), sedangkan untuk jangka panjang
lebih bersifat kualitatif. Kemudian dalam menentukan masing-masing
tujuan diusahakan agar tujuan sesuai dengan jangka waktu serta
mempunyai hubungan (keterkaitan).
3) Menyusun program (programming)
Di dalam perencanaan harus mengandung unsur susunan acara,
urutan kegiatan berdasarkan skala prioritas, serta siapa dan bagaimana cara
melaksanakannya, sarana dan peralatan apa yang dapat dipakai untuk
melaksanakannya. Program merupakan bagian dari rencana yang harus
disusun secara lebih rinci dan kongkrit. Hal tersebut bertujuan agar
pelaksanaan rencana menjadi mudah.
4) Menyusun jadwal waktu (schedulling)
Perencanaan yang baik harus memuat penetapan waktu dengan
tepat, kapan perencanaan itu akan dimulai, berapa lama waktu yang
dibutuhkan, dan kapan harus diakhiri. Dengan adanya penjadwalan yang
baik, maka akan sangat membantu bagi pimpinan dalam melaksanakan
pengawasan serta mengukur prestasi bawahannya.
5) Menyusun Anggaran (budgeting)
Dalam suatu organisasi, sumber daya yang dimiliki umumnya
terbatas, maka pendayagunaannya harus disusun secermat mungkin agar
hasil guna yang diperoleh dapat optimal.
12

Untuk itu diperlukan keseimbangan dalam pengalokasian tersedia, agar


tujuan yang dicapai oleh unit-unit organisasi dapat seimbang juga.
6) Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and
established policy)
Dalam perencanaan perlu juga adanya unsur yang dapat
menafsirkan kebijakan organisasi yang telah ditetapkan oleh pimpinan
sebelumnya, kemudian dapat menetapkan kebijakan operasional.
Biasanya, suatu kebijakan masih berupa pola yang bersifat umum dan
garis besar dari arah yang harus ditempuh oleh organisasi. Untuk
implementasi kebijakan tersebut perlu diterjemahkan ke dalam suatu
rencana yang lebih bersifat operasional (riil).
7) Mengembangkan prosedur perencanaan dengan menentukan tata-
cara pelaksanaan yang paling tepat
Dalam perencanaan harus dibuat Prosedur Operasionalnya (PO), agar
aparat pelaksana dapat melaksanakannya dengan baik sesuai tujuan dari
rencana tersebut. Prosedur operasional akan lebih baik apabila dilengkapi
juga dengan metode atau tata-cara pelaksanaan secara rinci, bahkan
disertai juga dengan petunjuk praktis yang sederhana tentang bagaimana
cara-cara mengatasi masalah apabila terjadi penyimpangan (trouble
shotter).
B. Sifat-sifat Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi utama manajemen yang bersifat
organik dan berfungsi pada setiap kegiatan manajemen lainnya, seperti
dalam pengorganisasian, pengembangan pegawai, pengawasan, dan lain-
tain. Oleh karena itu suatu perencanaan yang baik harus bersifat:
1) Melihat jauh ke depan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini melaju
dengan cepat. Dari perkembangan tersebut menghasilkan berbagai
barang, peralatan, dan mesin-mesin yang semakin canggih, serta harganya
relatif semakin murah.
2) Sederhana, jelas/lugas, dan realistis, sekaligus rasional (sesuai
kemampuan)
Perencanaan adalah seperangkat pedoman kegiatan yang akan
dilaksanakan di masa depan, merupakan perkiraan yang mungkin dapat
13

dilakukan karena didukung fakta dan data yang realistis. Di lapangan


sering terjadi adanya usulan yang sulit untuk dilaksanakan, selain tidak
tersedianya dana dan sarana pendukung juga tidak sesuai dengan
kebijakan yang ada.
Oleh karena itu, perencanaan yang baik dan mudah dalam
pelaksanaannya harus sederhana dan jelas/lugas, sehingga antara
perencana dan pelaksana dapat dengan cepat untuk saling memahaminya
serta mempunyai persepsi yang sama. Selain itu, agar sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan mudah dicapai, maka sasaran tersebut harus
realistis.
3) Fleksibel, mudah disesuaikan.
Pada dasarnya, perencanaan akan dilaksanakan pada masa yang
akan datang, sedangkan keadaan di masa depan tidak selamanya stabil
melainkan rentan terhadap perubahan di berbagai aspek kehidupan.
Bahkan perubahan tersebut datang dari dua arah, yaitu datang dari luar
atau dari dalam organisasi sendiri, semuanya terdapat kemungkinan yang
sama. Agar perubahan-perubahan tersebut dapat diantisipasi dengan
cepat, maka perencanaan yang dibuat harus bersifat fleksibel atau tidak
kaku sehingga mudah untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi.
4) Stabil perkembangannya
Pada umumnya. tujuan atau sasaran organisasi yang telah
direncanakan tidak dapat dicapai seluruhnya sekaligus dalam satu jungka
waktu tertentu. Maka dalam perencanaan perlu dilakukan pentahapan.
Biasanya, dalam pentahapan ini sasaran yang akan dicapai semakin lama
semakin berkembang, sesuai dengan perkembangan organisasi.
5) Ada dalam keseimbangan
Pelaksanaan dari suatu rencana akan melibatkan banyak pihak, yaitu
orang dan unit-unit kerja yang ada di dalam organisasi. Antara unit yang
satu dengan unit yang lainnya akan terjadi hubungan kerjasama yang kait-
mengkait. Maka agar kegiatan kerja selaras dan terpadu di dalam
perencanaan, perlu diperhatikan adanya keseimbangan antara unit kerja
yang satu dengan yang lainnya. Jangan sampai terjadi adanya kegiatan
yang menumpuk di satu unit dan tidak sesuai dengan potensi yang
dimilikinya, sementara unit lain sangat ringan. Keadaan yang tidak
seimbang ini akan mengakibatkan adanya irama kerja yang tidak selaras,
sehingga akan terjadi kepincangan dan kesenjangan.
14

C. Fungsi Perencanaan
Perencanaan harus dilaksanakan oleh seorang manajer. Hasil dari
proses perencanaan adalah rencana, bagi seorang manajer perencanaan
dan rencana mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Penerjemah dari suatu Kebijakan Umum
Kebijakan umum dalam suatu organisasi ditetapkan oleh pimpinan
puncak merupakan satu tujuan yang bersifat umum. Agar kebijakan
tersebut dapat dilaksanakan harus diterjemahkan secara komprehensif dan
bertahap ke dalam perencanaan. Dengan demikian, melalui perencanaan
itulah suatu kebijakan dapat diterjemahkan ke dalam kegiatan- kegiatan
yang konkrit.

2) Perkiraan yang bersifat ramalan


Perencanaan akan selalu berhubungan dengan kegiatan yang harus
dilaksanakan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan
berfungsi sebagai alat untuk perkiraan-perkiraan di masa depan. Apa yang
akan terjadi harus dapat diramalkan berdasarkan berbagai fakta dan
kecenderungan yang terjadi, baik pada masa lalu ataupun masa sekarang.
3) Berfungsi Ekonomi
Kemampuan sumber daya yang dimiliki organisasi tidak selamanya
memadai, adakalanya dihadapkan kepada keterbatasan-keterbatasan, baik
sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Oleh karena itu,
pengerahan sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan harus
direncanakan dengan baik seefisien dan seefektif mungkin.
Untuk itu perlu dilakukan perhitungan-perhitungan dan analisis
ekonomi yang akurat. yaitu memperhitungkan keuntungan dan kerugian
dari satu kegiatan yang akan dilaksanakan. Metode yang dapat digunakan
untuk perhitungan tersebut antara lain cost benefit analysis, net present
value analysis, internal rate of return atau yang lainnya.
4) Adanya suatu kepastian kegiatan
Suatu rencana mengharapkan adanya pelaksanaan yang baik dan
mudah, maka agar rencana tersebut dapat dilaksanakan oleh setiap orang
atau unit kerja dalam organisasi, maka perlu disusun rencana yang
mengatur dan membagi tugas dan tanggung jawab. Dengan adanya
rencana, setiap unit dalam organisasi memiliki kepastian tentang apa yang
15

harus dilaksanakan dan sejauh mana wewenang dan tanggung jawabnya


masing-masing.
5) Alat koordinasi
Dalam kegiatan manajemen, koordinasi memegang peralatan
penting. Sering terjadi adanya kegagalan dalam mengendalikan suatu
organisasi, kebanyakan sebagai akibat dari kurang berfungsinya
koordinasi dan komunikasi. Maka, agar dapat melaksanakan koordinasi
yang baik, salah satu alat yang dapat digunakan ialah perencanaan.
Dengan kata lain bahwa selain berfungsi sebagai petunjuk arah dari
tujuan yang ingin dicapai, perencanaan pun berfungsi sebagai alat
koordinasi. Dengan berpedoman kepada perencanaan, aktivitas semua
unit yang berbeda fungsi dapat dikoordinasikan dengan baik.
Karena, dengan satu rencana semua unit dalam organisasi akan
mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing, kapan dan di
mana serta bagaimana kegiatan harus dilaksanakan. Juga, semua unit
akan saling mengetahui keterkaitan seseorang atau unit yang satu dengan
yang lainnya, sehingga pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan
organisasi akan berjalan dengan baik, serta ada keterpaduan dan
keselarasan irama kerja satu sama lain.
6) Alat/sarana untuk pengawasan
Fungsi manajemen lainnya, yang sama pentingnya adalah
pengawasan. Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan
organisasi telah dilaksanakan, diperlukan adanya pengawasan. Kemudian
untuk mengetahui apakah pelaksanaan telah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan atau ketentuan yang telah digariskan organisasi, maka
perencanaan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam pengawasan dan
pengendalian.

2.4 Proses Perencanaan


Untuk memahami proses perencanaan di dalam organisasi perlu diuraikan
beberapa hal yang berkaitan dengan proses perencanaan, meliputi type
perencanaan, jenis perencanaan, proses perencanaan, dan hambatan dalam
perencanaan.
A. Tipe Perencanaan
Dalam perencanaan ada tiga tipe rencana yang akan dihasilkan, yaitu :
16

1) Rencana berdasarkan sasaran (objectives/goals tactical plan)


Pada type ini, setiap pimpinan harus mempunyai sasaran yang
jelas mengenai apa yang harus dicapai melalui suatu kegiatan
dalam kurun waktu tertentu.
Berapa biaya yang dibutuhkan, dan peralatan apa yang
diperlukan untuk implementasi rencana yang bersangkutan.
Selain itu, siapa saja yang akan dilibatkan dalam pencapaian
sasaran tersebut, karena personil yang ada di bawahnya harus
mengetahui secara jelas. Sasaran ini akan memberikan arah
kegiatan bagi personil dan unit-unit kerja dalam organisasi.
Rencana seperti ini sering disebut juga dengan Action Plan
atau Tactical Plan. Satu action plan terdiri atas:
a) Uraian tujuan yang akan dicapai.
b) Anggaran, peralatan, dan batas waktu,
c) Pembagian tugas bagi para pelaksananya (bagian, tim, regu,
serta anggota),
d) Sasaran kegiatan (operating goals) yang harus dilaksanakan
dan dicapai oleh satuan pelaksana.
e) Petunjuk teknis operasionalnya, terdiri atas metode prosedur
pelaporan, dan lain-lain.
2) Rencana Tunggal (Single Use Plan)
Rencana tunggal ini dibuat untuk menentukan langkah-langkah
dalam suatu kegiatan tertentu dalam pencapaian suatu tujuan yang
sudah ditentukan. Apabila tujuan sudah dicapai, maka selesailah
rencana tersebut. Ada empat macam yang termasuk kategori
rencana tunggal, yaitu:
a) Program utama, merupakan penjabaran lebih lanjut dan terinci
dari tugas pokok dan fungsi organisasi. Terdiri atas beberapa
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi selama kurun
waktu tertentu.
b) Proyek, merupakan satu kegiatan khusus, bagian dari suatu
program utama (umum) yang disusun dan dilaksanakan secara
otonom (berdiri sendiri).
17

c) Porogram Khusus, yaitu rencana yang mendapat perhatian


khusus, karena sifatnya yang khusus pula. Program ini
biasanya diadakan apabila organisasi menghadapi masalah
yang luar biasa dan mempunyai dampak serius kepada
organisasi. Kebijakan untuk mengadakan program khusus
biasanya ditetapkan oleh pimpinan puncak organisasi.
d) Rencana terinci, merupakan penjabaran secara lebih rinci dari
suatu program. Tujuannya agar lebih jelas dan terarah tentang
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh para pelaksana di
lapangan. Rencana ini biasanya disebut petunjuk pelaksanaan
(juklak).
3) Rencana Induk (Standing Plan/Master Plan)
Rencana induk adalah suatu rencana yang bersifat luas dan
menyeluruh, serta dipergunakan secara terus- menerus. Rencana-
rencana yang lain harus sinkron dengan rencana induk. Ada tiga
macam yang termasuk ke dalam rencana induk, yaitu :
a) Kebijaksanaan dasar, merupakan suatu pedoman organisasi
dalam menjalankan tugas. Kebijakan ini bertungsi juga sebagai
pedoman dasar bagi organisasi yang menjadi kerangka acuan
pokok dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan organisasi.
Kegiatan itu dapat berupa kegiatant fisik pengembangan
organisasi, pengembangan perluasan pembangunan kantor.
pengembangan pegawai, dan yang lainnya.
b) Prosedur, rencana ini merupakan prosedur yang harus diikuti
dalam melaksanakan kegiatan agar efisien dan efektif. Prosedur
merupakan jalur kegiatan yang harus ditempuh dalam
menyelesaikan suatu tugas atau urusan, juga dapat
mencerminkan hirarki jabatan, pertanggugjawaban, pelaporan,
dan lain-lain. Prosedur ini akan berkembang menjadi satu
budaya organisasi yang akan dipatuhi dan dihormati oleh setiap
aparat yang terlibat dalam organisasi.
c) Metode, disebut juga tatata-cara atau aturan, yaitu cara yang
terbaik untuk melakukan suatu pekerjaan. Metode ini lebih
bersifat petunjuk praktis dalam melakukan berbagai kegiatan,
perbedaan yang disusun untuk memudahkan para pelaksana.
Metode atau aturan ini dapat dituangkan ke dalam, suatu aturan
tertulis, dapat juga berupa suatu konvensi.
18

B. Jenis Perencanaan
Jenis-jenis perencanaan yang dilakukan dalam organisasi
dapat dibedakan dari beberapa segi, antara lain berdasarkan:
1) Menurut ruang lingkup kegiatan. Berdasarkan ruang lingkupnya,
perencanaan yang dibuat dapat berupa:
a) Rencana Kebijakan, yang ditetapkan oleh pucuk pimpinan
organisasi dan bersifat garis besar. Rencana Kebijakan ini akan
menjadi pedoman atau acuan utama dalam penyusunan rencana
kegiatan yang akan dilakukan oleh bagian atau unit-unit dalam
organisasi.
b) Rencana Program, merupakan penerjemahan dari suatu
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pucuk pimpinan organisasi.
Rencana program masih bersifat umum. akan tetapi sudah mulai
menampakan adanya sasaran dan tujuan yang ingin dicapai,
sekali pun jangka waktunya kadang-kadang terlalu panjang.
Sedangkan tujuan, sasaran, dan indikatomya sudah mulai
menampakkan adanya ukuran kuantitatif.
c) Rencana Proyek, merupakan kegiatan khusus dan tertentu
(terukur), dalam pengerahan waktu, biaya, dan tenaganya.
Rencana proyek ini bersifat operasional dan teknis, serta sudah
tercermin secara jelas dan terukur (kuantitatif). Baik mengenai
sasaran yang harus dicapai, jadwal kegiatan, tenaga pelaksana,
organisasi pelaksana, penanggungjawabnya maupun
anggarannya. Satu proyek dalam perusahaan atau organisasi
kegiatannya bersifat otonom, dan akan berakhir apabila seluruh
sasaran telah tercapai.
d) Rencana Pelaksanaan, merupakan rincian langkah-langkah
kegiatan yang harus dilaksanakan. Rencana pelaksanaan ini bisa
berupa kegiatan rutin, bisa juga berupa kagiatan proyek dan
umumnya sudah sangat rinci baik sasarannya maupun ukuran-
ukuran indikatornya.
2) Menurut Jangka Waktu Perencanaan, pada umumnya tujuan suatu
organisasi tidak dapat dicapai sekaligus dalam kurun waktu tertentu, hal ini
karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki. Bahkan bisa saja terjadi
tujuan tersebut tidak tercapai sebagai akibat dari adanva tuntutan baru dan
hambatan lainnya. Schubungan dengan hal tersebut. perencanaan akan
memperhatikan tentang waktu yang umumnya terdiri atas:
19

a) Perencanaan jangka lama, yang menghasilkan rencana jangka


lama (long run). Rencana ini tanpa batas waktu tertentu,
biasanya tertuang dalam peraturan perundangan pendirian
organisasi. Misalnya dalam organisasi bisnis tertuang dalam akta
pendiriannya.
b) Perencanan jangka panjang. menghasilkan rencana jangka
panjang (purpose). Rencana ini telah mulai dibatasi jangka
waktunya, yakni antara 20 sampai 30 tahun, ditetapkan oleh
pimpinan puncak dan bersifat normatif. Rencana ini belum dapat
diimplementasikan, karena masih memerlukan penjabaran
kepada rencana yang lebih operasional.
c) Perencanaan jangka menengah, yang menghasilkan rencana
jangka menengah (aim). Jangka yang ditetapkan antara 3 sampai
6 tahun, sudah mulai bersifat konkrit dan memiliki sasaran yang
jelas. Sasaran-sasaran yang ingin dicapai dituangkan ke dalam
rencana ini bersifat kuantitatif.
d) Perencanaan jangka pendek, yang manghasilkan rencana
jangka pendek (goals). Rencana ini memiliki jangka waktu yang
cukup singkat, yakni bulanan, triwulanan, sampai satu tahunan.
Rencana jangka pendek sifatnya sudah konkrit, sehingga sasaran
dan tujuan yang ingin dicapai telah dirinci secara nyata, baik
mengenai alokasi biaya. tenaga kerja. peralatan metode
pelaksanaan, serta batas waktu pelaksanaan kapan harus mulai
dan kapan harus berakhir.
3) Menurut Materi yang direncanakan, rencana biasanya berupa:
a) Rencana personal (personal plan), mengenai kebutuhan
pegawai, pengadaan, penempatan. pembinaan dan
pengembangan karier, penggajian dan kesejahteraan,
pemberhentian, dan lain-lain.
b) Rencana Financial (financial plan), berkaitan dengan
penerimaan dan penggunaan keuangan dalam, suatu organisasi.
c) Rencana Pendidikan (educational plan), dibuat untuk
kependidikan berkaitan dengan jenis program kurikulum, jadwal
waktu, dan tempat pelaksanaan, pengajar, syarat peserta, biaya,
dan lain-lain.
20

d) Rencana Logistik (logistical plan), berhubungan dengan


rencana logistik untuk pelaksanaan kegiatan jenis dan jumlah
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
inventarisasi, dan lain-lain.
4) Menurut Daerah yang menjadi objek perencanaan. rencana ini dapat
juga dilihat dan segi luas dan lingkup wilayah pelaksanaannya, antara lain
berupa:
a) Rencana pedesaan (rural plan), yaitu rencana yang
menyangkut pembangunan penataan wilayah pedesaan, biasanya
diputuskan secara musyawarah pada forum rembuk desa yang
dihadiri oleh tokoh masyarakat desa setempat.
b) Rencana perkotaan (urban plan), rencana yang menyangkut
penataan dan pembangunan wilayah perkotaan, biasanya disebut
juga sebagai rencana.
c) Rencana Daerah (regional plan), rencana ini menyangkut
penataan dan pembangunan satu daerah, baik yang bersifat
umum maupun khusus. Di Indonesia dikenal adanya provinsi,
kota dan kabupaten. Proses perencanaan hampir sama dengan
rencana perkotaan, hanya cakupannya lebih luas tidak sekedar
menyangkut wilayah kota.
d) Rencana Nasional (national plan), rencana ini menyangkut
perencanan negara dan pembangunan dalam lingkup nasional.
Rencana nasional umumnya bersifat garis besar, dan sebelum
disyahkan perlu disetujui oleh lembaga Perwakilan Rakyat.
Misalnya GBHN, harus disetujui dan ditetapkan oleh MPR,
sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
terlebih dahulu harus disetujui oleh DPR.
5) Menurut kekhususan dari perencanaan, antara lain sebagai berikut:
a) Rencana umum (general plan), rencana yang bersifat garis
besar yang akan dilaksanakan di masa depan. Biasanya
dijadikan pedoman yang bersifat menyeluruh dan masih perlu
diikuti oleh jenis-jenis rencana lainnya.
b) Rencana Khusus (special plan), rencana yang bersifat khusus
baik karena keadaan yang perlu dilaksanakan secara khusus.
maupun karena keistimewaannya.
21

c) Program Darurat (crash program), program ini sifatnya


temporer dan terutama untuk mengatasi keadaan darurat atau
mendesak.
d) Rencana penanggulangan (interim/contingency plan). rencana
yang bertujuan untuk menanggulangi satu peristiwa tertentu
misalnya rehabilitasi setelah terjadinya bencana alam agar
dampaknya tidak meluas.
C. Proses Perencanaan
Dalam proses perencanaan ada empat hal pokok yang harus
diketahui dan dipahami dengan jelas, yakni:
1) Tujuan yang hendak dicapai,
2) Sumber-sumber data/informasi,
3) Sistem/Metoda untuk mencapai tujuan,
4) Jangka waktu yang diperlukan.
Pada umumnya, proses perencanaan terdiri atas lima tahapan,
yaitu:
1) Penyusunan Rencana
a) Tinjauan keadaan (situasi dan kondisi intern organisasi).
b) Tetapkan tujuan dan sasaran-sasaran yang akan dicapai, penetapannya
agar diusahakan secara konkrit, realistis, dan terukur.
c) Perkiraan keadaan waktu yang akan dilalui, yaitu membuat perkiraan-
perkiraan tentang masalah- masalah yang mungkin terjadi pada waktu
pelaksanaan rencana serta merumuskan tindakan untuk mengantisipasinya
baik yang bersifat pencegahan maupun berupa penanggulangan.
d) Identifikasi kebijakan dan usaha-usaha yang perlu dikerjakan untuk
mendukung rencana (peraturan perundang-undangan, perizinan, dll).
e) Susunan Pengesahan Rencana: Perumusan final suatu rencana yang
memerlukan pengesahan dari pejabat yang mempunyai wewenang untuk
itu. Misalnya dalam perencanaan suatu perusahaan. setelah ditandatangani
oleh Kepala Bagian Perencanaan, kemudian untuk menyediakan
kebutuhan anggaran perlu pengesahan oleh Direktur Keuangan, untuk
pengesahan akhir perlu ditandatangani oleh Direktur Utama. Dalam
dokumen suatu rencana biasanya dilampirkan struktur organisasi
22

pelaksana. penjadwalan dengan gantt chart, prosedur kerja dengan flow


chart, dll.
2) Penyusunan Program Rencana
Dalam tahapan ini kegiatan berupa penjabaran secara rinci
mengenai program yang akan dilaksanakan. Jumlah biaya yang
diperlukan, penentuan unit mana yang menjadi pelaksananya, siapa saja
yang harus melaksanakan dan siapa yang bertanggungjawab, dll.
Berkaitan dengan waktu perlu ditetapkan mengenai kapan
waktunya untuk memulai kegiatan, berapa waktu yang diperlukan, kapan
kegiatan harus berakhir. Kemudian, sarana, prasarana, atau peralatan apa
yang diperlukan untuk pelaksanaanya. Penyusunan rencana ini biasanya
disusun berdasarkan kronologis atau urutan kegiatan kerja.
3) Pelaksanaan Rencana
Dalam rencana yang baik biasanya dibuat suatu pedoman
pelaksanaan yang akan dipakai sebagai petunjuk bagi para pelaksana agar
apa yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan, serta tidak melanggar
ketentuan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan kegiatan mungkin juga terjadi adanya
penyesuaian-penyesuaian dengan keadaan dan perubahan yang terjadi
selama pelaksanaan.
4) Pengawasan terhadap Pelaksanaan Rencana
Agar sasaran dapat dicapai sebaik-baiknya, pada waktu
pelaksanaan rencana diperlukan pengawasan dan pengendalian. Hal ini
diperlukan agar tidak terjadi adanya penyimpangan yang mengakibatkan
tidak tercapainya tujuan.
Apabila ternyata ada penyimpangan, tentunya akandapat diatasi
secepat mungkin serta dilakukan tindakan-tindakan baik pencegahan
preventif maupun penanggulangan (korektif).
5) Evaluasi terhadap Rencana dan Proses
Perencanaan Setelah suatu kegiatan yang direncanakan selesai
dilaksanakan, maka diperlukan adanya evaluasi terhadap rencana
tersebut, apakah masih dapat dilanjutkan atau perlu adanya penyesuaian.
Sering terjadi juga bahwa pada waktu rencana sedang dijalankan,
kegiatan perencanaan untuk tahun berikutnya sudah dimulai. Maka untuk
23

keperluan ini. hasil evalusi dari pelaksanaan kegiatan yang sedang


berjalan akan memberikan tambahan informasi bagi perencanaan tahun
berikutnya, sehingga rencana yang dilakukan akan lebih baik.
6) Hambatan dalam Perencanaan
Proses perencanaan bukan sesuatu yang bebas dan gangguan atau
hambatan, apalagi menyangkut berbagai sumber daya, baik manusia
maupun bukan manusia. Maka pembuatan suatu rencana bukan pekerjaan
yang mudah. melainkan memerlukan suatu keahlian khusus disertai
dengan semangat kerja yang tinggi, ulet, tekun, dan bertanggugjawab.
Sering terjadi adanya hambatan atau gangguan dalam proses
perencanaan, hambatan-hambatan tersebut antara lain berupa:
1) Perubahan-perubahan informasi, personal, sudah direncanakan
sebaik-baiknya, dengan adanya kebijaksanaan, keuangan, dan lain-
lain. Apa yang perubahan tersebut akan mengacaukan
pelaksanaannya. Oleh karena itu, untuk menghindari risiko yang
besar perencanaan terus dibuat fleksibel atau tidak kaku agar
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
2) Tidak adanya dukungan dari pihak lain (atasan, unit kerja yang
terkait). Sehingga walaupun perencanaan telah disusun dengan baik
apabila tidak mendapat dukungan dari atasan atau unit kerja yang
berkaitan maka akan menghambat terhadap pelaksanaan rencana
tersebut.
3) Wewenang yang didelegasikan kepada pelaksana kurang
tegas/jelas, sehingga akan menyebabkan keragu-raguan bagi para
pelaksana yang bersangkutan. Untuk mengatasi hal itu, penempatan
jenjang jabatan perencana tidak terlalu jauh dengan jabatan
pimpinan dari suatu lembaga/organisasi.
4) Perencanaan yang tidak sempurna, sebagai akibat dari kualifikasi
perencana (orang yang merencanakan) yang kurang memiliki
keahlian di bidangnya. Oleh karena itu, sebagai seorang perencana
yang baik, diperlukan keterampilan teknik secara substansial dan
kemampuan teknik perencanaan yang didukung oleh pengalaman
dan wawasan yang luas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses perencanaan dapat disimpulkan bahwa perencanaan atau planning
adalah merancang tujuan, kebijakan, program, metode, prosedur, dan jadwal
waktu pelaksanaan untuk awal dalam manajemen yang menjadi
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Perencanaan melibatkan
pemilihan tindakan yang paling menguntungkan dan melibatkan pertimbangan
terhadap mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan merupakan tahapan
dasar bagi pengambilan keputusan dan faktor-faktor masa depan.

3.2 Saran

1. Pahami konsep dasar perencanaan dengan baik,termasuk pengertian


dan tujuan perencanaan. Ini akan membantu dalam memahami
pentingnya perencanaan dalam konteks manajemen.
2. Pelajari asas-asas perencanaan yang meliputi prinsip-prinsip utama
dalam merencanakan. Mengikuti asas-asas ini akan membantu dalam
menghasilkan perencanaan yang efektif dan efisien.
3. Perhatikan unsur, sifat, dan fungsi perencanaan. Memahami unsur-
unsur perencanaan dan sifat-sifatnya akan membantu dalam
mengembangkan perencanaan yang komprehensif dan relevan. Pahami
juga beragam fungsi perencanaan, seperti acuan pelaksanaan kerja, alat
efisiensi, strategi, koordinasi, pengawasan, dan evaluasi
4. Pahami proses perencanaan yang melibatkan langkah-langkah yang
terstruktur. Mengikuti proses perencanaan yang baik akan membantu
dalam menghasilkan perencanaan yang efektif dan dapat
diimplementasikan dengan baik.
Dengan memahami konsep dasar perencanaan, mengikuti asas-asas
perencanaan, memahami unsur, sifat, dan fungsi perencanaan, serta
mengikuti proses perencanaan yang baik, kita dapat mengembangkan
perencanaan yang kokoh dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi
secara optimal.

24
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from Fungsi Perencanaan Dalam Manajemen:


https://fungsi.co.id/fungsi-perencanaan-dalam-manajemen/
(2023). Retrieved from Fungsi Manajemen :
https://info.populix.co/articles/fungsi-manajemen/
[ Diakses 28 Mei 2023 ]
Prof.Dr.H.A. Yunus, D. (2014). Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi
Kebijakan (Fungsi-fungsi Manajemen). Majalengka: Unit Penerbitan.
[ Diakses 28 Mei 2023 ]
Syaifuddin Lubis, dkk. (2019). Retrieved from Pengantar Manajemen Edisi 2:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sumatera-
utara/jurnal-dock/makalah-p-manajemen-kelompok-6/30315743
[ Diakses 28 Mei 2023 ]

25

Anda mungkin juga menyukai