Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PERENCANAAN DAN KONSEP

PROSES PERENCANAAN PENGEMBANGAN DI DINAS TENAGA


KERJA, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KOTA TANJUNGPINANG

OLEH:

Ester Dwi Saputri 19612283


Hellen 19612287
Kelvin 19612071
Megy Chang 19612295
Rudyanto 19612304
Rody 19612303

Manajemen Malam 3

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PEMBANGUNAN


TANJUNGPINANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses

Perencanaan Pengembangan di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro

Kota Tanjungpinang”. Pada kesempatan kali ini kami tidak lupa menyampaikan

rasa syukur dan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama

penyusunan makalah ini. Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang

sempurna di dunia ini, maka makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan

dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang

bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan makalah ini sangat

kami harapkan.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Tanjungpinang, 30 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR............................................Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1

1.3 Tujuan Makalah....................................................................................2

1.4 Manfaat Makalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Perencanaan...........................................................................................3

2.2 Perencanaan Pembangunan...................................................................9

2.3 Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang..10

2.4 Rencana Program Pengembangan.......................................................12

2.5 Pembahasan.........................................................................................15

BAB III PENUTUP..............................................................................................19

3.1 Simpulan.............................................................................................19

3.2 Saran....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Target dan Realisasi Pencapaian Sasaran Strategis.................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perencanaan sebuah kawasan sangat penting sebagai dasar untuk melakukan

suatu kegiatan pembangunan. Perencanaan adalah suatu upaya dalam memilih dan

menghubungkan fakta- fakta dan membuat serta menggunakan asumsi - asumsi

mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan

kegiatan - kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang dinginkan

(Susanto, 2016). Perencanaan bukan suatu tindakan tetapi suatu proses. Suatu

organisasi memerlukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya

untuk mencapai tujuannya. Perencanaan memberikan informasi untuk

mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif. Oleh karena itu, suatu

organisasi harus melakukan proses perencanaan untuk mencapai tujuannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan analisis

pada Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang

mengenai proses perencanaan pengembangan yang sudah dilakukan. Maka dari

itu, penulis membuat makalah dengan judul “Proses Perencanaan Pengembangan

di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang”.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

pada makalah ini yaitu bagaimana proses perencanaan pengembangan di Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang?

1
2

I.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini berdasarkan rumusan masalah yaitu untuk

mengetahui proses perencanaan pengembangan di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi

dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang.

I.4 Manfaat Makalah

Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan dan sebagai referensi

serta masukan bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya

mengenai perencanaan dan konsep organisasi pemerintah.

2. Sebagai salah satu tugas individu dari mata kuliah.


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Perencanaan

II.1.1 Definisi Perencanaan

Abe (2005) menyatakan bahwa perencanaan tidak lain adalah susunan

(rumusan) yang sistematik mengenai langkah (tindakan-tindakan), yang akan

dilakukan di masa depan, dengan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

yang seksama atas potensi dan faktor-faktor eksternal, dan pihak-pihak yang

berkepentingan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Hal ini sesuai

dengan pendapat Conyers dan Hills (1984) yang dikutip oleh Kuncoro (2012)

bahwa perencanaan adalah suatu proses berkesinambungan yang mencakup

keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber

daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa mendatang.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan

adalah proses dasar yang di gunakan untuk memilih tujuan dan menentukan

cakupan pencapaian. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber

daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan

dalam rangka memaksimalkan hasil-hasil yang di harapkan untuk meningkatkan

pengelolaan terhadap fungsi-fungsi manajemen yang ada.

Perencanaan, merupakan salah satu fungsi manajemen yang memegang

peranan penting dan bahkan sangat menentukan dalam mencapai tujuan

organisasi. Perencanaan juga berarti proses pembuatan peta perjalanan menuju

masa depan adapun aspek-aspek yang di miliki untuk perencanaan:

3
4

1. Menyangkut masalah yang akan datang.

2. Harus menyangkut tindakan.

3. Memiliki serangkaian tindakan di masa yang akan datang yang akan di

ambil oleh perencana.

II.1.2 Jenis-jenis Perencanaan

Ada berbagai jenis perencanaan menurut Widodo (2006, pp. 42-45) yaitu:

1. Perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek

Pengelompokan jenis perencanaan jangka panjang dan jangka pendek ini

berdasarkan pada waktu pengunaanya. Kedua jenis perencanaan tersebut

lebih mengacu pada upaya untuk mengatasi permasalahan pada masa yang

akan datang. Perencanaan jangka pendek merupakan perencanaan untuk

jangka waktu satu tahun atau kurang, sedangkan perencanaan jangka

panjang merupakan perencanaan dengan jangka lima tahun atau lebih.

Perencanaan jangka pendek bersifat operasional dan sebaliknya perencanaan

jangka panjang bersifat strategis.

2. Perencanaan strategis dan perencanaan operasional

Perencanaan Strategis adalah suatu rencana jangka panjang dalam rangka

mencapai tujuan strategis. Adapun fokus utama dalam rencana ini adalah

organisasi secara keseluruhan rencana strategis dapat di pandang secara

umum yang menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan

langkah-langkah yang di perlukan untuk macapai tujuan strategis.


5

Perencanaan Operasional merupakan ruang lingkup yang lebih sempit

dibandingkan dengan perencanaan strategis. Perencanaan operasional dapat

diartikan sebagai pendefinisian tentang apa yang harus dilakukan untuk

melaksanakan perencanaan strategi dan untuk mencapai tujuan strategis

tersebut.

3. Perencanaan sekali pakai dan perencanaan tetap

Pengertian Perencanaan sekali pakai adalah rencana yang digunakan

sekali saja yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan situasi khas dan diciptakan sebagai tanggapan terhadap

keputusan-keputusan yang tidak terprogram yang di ambil para manajer

contoh;

a. anggaran

b. proyek

c. program

Pengertian Perencanaan tetap adalah perencanaan yang di gunakan untuk

kegiatan yang terjadi berulang kali secara terus menerus. Perencanaan tetap

ini tertuang dalam bentuk kebijaksanaan, prosedur dan aturan yang telah

dibuat.

II.1.3 Pendekatan Dalam Perencanaan

Terdapat 3 pendekatan yang dapat digunakan dalam perencanaan, yaitu:

1. Pendekatan perencanaan Inside-out dan perencanaan Outside-in

Yang dimaksud dengan perencanaan inside-out adalah perencanaan

yang memfokuskan pada apa yang telah dilakukan namun terus


6

mengusahakan melakukan yang terbaik  yang dapat dilakukan.

Perencanaan ini betujuan untuk menjadikan organisasi lebih efektif dan

membantu pemanfaatan sumber daya yang baik.

Perencanaan outside-in mencoba menganalisa lingkungan eksternal

dan membuat perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-

kesempatan dan meminimalisir permasalahan yang terjadi. Tujuan

perencanaan ini adalah untuk menemukan kesempatan eksternal yang

dapat organisasi eksploitasi  untuk mengasilkan keuntungan.

2. Pendekatan perencanaan Top-Down dan Perencanaan Bottom-Up

Pada perencanaan dari atas ke bawah (top-down planning),

manajer puncak menentukan secara luas dan kemudian memperbolehkan

manajer tingkat bawah untuk membuat perencanaan batas tersebut.

Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up planning) memulai

dengan merencanakan yang di kembangkan pada tingkat bawah tanpa

adanya batasan. Secara teratur melewati hierarki tersebut ketingkat

manajemen puncak. Kombinasi dari kedua pendekatan tersebut akan

menghasilkan perencanaan yang efektif.

3. Pendekatan perencanaan Contingency 

Perencanaan contingency meliputi perencanaan alternatif  yang

menyebabkan tindakan yang dapat dilaksanakan seandainya dan saat

perencanaan orisinil tidak sesuai karena perubahan keadaan. Fokus

utama pendekatan ini adalah menentukan lebih awal perubahan pada


7

peristiwa yang akan datang dapat berakibat bagi perencanaan yang

sedang dijalankan.

Pendekatan Contingency mencoba selalu menyesuaikan terhadap

perubahan-perubahan lingkuangan baik eksternal maupun internal

sehingga perencanaan yang dianggap efektif adalah perencanaan yang

sesuai dengan kondisi yang di hadapi oleh organisasi.

II.1.4 Proses Penyusunan Perencanaan

Perencanaan sebagai suatu proses merupakan cara yang sistematis untuk

menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas

tertentu yang saling terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Louis A Allen, bahwa perencanaan terdiri dari aktifitas yang di

operasikan oleh manajer untuk berfikir kedepan dan mengambil keputusan saat ini

yang memungkinkan, untuk mendahului serta menghadapi tantangan di waktu

mendatang

Adapun proses perencanaan diantaranya sebagai berikut :

1. Merumuskan misi Dan tujuan

Pengertian yang jelas tentang misi organisasi akan dapat membantu

manajer memilih dan melaksanakan strategi dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Pernyataan suatu misi hendaknya dapat menidentifikasi bidang

usaha organisasi termasuk di dalam nya adalah pelanggan yang dilayani,

produk dan jasa yang disediakan lokasi tempat beroperasi misi hendaknya

memuat tentang dasar yang akan mengarahkan karyawan bekerja.


8

2. Memahami keadaan saat ini

Tujuan ditetapkan dalam rangka mengantisipasi kondisi di masa yang

akan datang dengan menetapkan standar-standar yang di tetapkan. Untuk

bisa memahami kondisi di masa yang akan mendatang maka perlu

memperjelas keadaan saat ini, mengadakan penelitian dan mengumpulkan

data-data yang relevan.

3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan yang menghambat

tercapainya tujuan.

Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai

tujuan perlu sedini mungkin di lakukan pencatatan agar persiapan -

persiapan untuk mengantisipasi dapat di laksanakan. Di satu pihak

perusahaan dapat meraih kemudahan dan memanfaatkan se optimal

mungkin mengenai peluang dan kesempatan yang tersedia tapi di lain pihak

perusahaan dapat mengantisipasi kemungkinan datangnya ancaman dan

hambatan dengan mempersiapkan pemecahan masalah jika memang akan

benar-benar terjadi.

4. Menyusun rencana kegiatan untuk mencapai tujuan

Tujuan dapat dicapai dengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan atau tindakan yang

mungkin akan dipilih.

b. Menilai dan membandingkan nilai untung ruginya setiap alternatif

kegiatan atau kebijaksanaan.


9

c. Memilih dan menetapkan satu alternatif yang paling cocok atau baik

diantara alternatif tersebut.


10

II.2 Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan menurut Riyadi dan Bratakhusumah dalam

(Khuroidah, 2012: 248) adalah suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau

keputusan-keputusan yang didasarkan pada data dan fakta yang akan digunakan

sebagai bahan untuk pelaksanaan suatu rangkaiaan kegiatan atau aktifitas

kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun non fisik (mental dan

spiritual), dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.

Perencanaan pembangunan menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004),

adalah suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusankeputusan yang

didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan

untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/ aktivitas kemasyarakatan, baik

yang bersifat fisik (material) maupun non fisik (mental dan spiritual), dalam

rangka mencapai tujuan yang lebih baik. Proses perencanaan pembangunan adalah

rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menyusun perencanaan pembangunan

yang berlangsung secara terus-menerus dan saling berkaitan sehingga membentuk

suatu siklus. Proses perencanaan pembangunan dimulai dari pengumpulan

informasi untuk perencanaan yang akan dianalisis, perumusan kebijaksanaan

hingga kegiatan peramalan (forecasting) (Bintoro, 1983, 1995, 1996) dalam

Wrihatnolo dan Nugroho (2006).

Sedangkan Menurut UU No. 25 Tahun 2004 Tentang SPPN (Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional) perencanaan pembangunan terdiri atas

empat tahapan, yaitu (1) penyusunan rencana, (2) penetapan rencana, (3)

pengendalian pelaksanaan rencana, (4) evaluasi pelaksanaan rencana. Jadi dapat


11

disimpulkan perencanaan pembangunan adalah suatu proses dalam merumuskan

berbagai alternatif atau berbagai keputusan yang tersistem dan didasarkan pada

data fakta yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan berbagai kegiatan

atau aktifitas yang bersifat fisik ataupun non fisik guna mencapai tujuan yang

lebih baik.

II.3 Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

urusan pemerintahan, maka urusan Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro

menjadi urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah

provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/Kota. Sebagai tindak lanjut dari hal

tersebut, disusunlah Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 4 Tahun 2014

tentang perubahan kedua atas Perda Nomor 2 tahun 2009 tentang organisasi dan

tata kerja daerah Kota Tanjungpinang.

Pembangunan perekonomian Kota Tanjungpinang yang berbasis ekonomi

kerakyatan mendeskripsikan bahwa perekonomian bertumpu pada pemberdayaan

Koperasi dan Usaha Mikro. Pemberdayaan Koperasi menjadi unsur penting yang

perlu dikembangkan dan dipertahankan eksistensinya. Mengingat pula bahwa

Koperasi dan Usaha Mikro berperan dalam pengentasan kemisikinan dan

penurunan tingkat pengangguran.

Disisi lain, terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi

setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan

serta cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertangung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate,
12

sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari

korupsi, kolusi dan nepotisme.

II.3.1 Sususnan Organisasi

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Tentang

Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas daerah Kota Tanjungpinang (Lembaran Daerah

Kota Tanjungpinang Tahun 2016 Nomor 11). Susunan organisasi perangkat

daerah adalah sebagai berikut:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri dari :

1. Sub Bagian Penyusunan Program dan Evaluasi Pelaporan

2. Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan

c. Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja, terdiri dari :

1. Seksi Pelatihan dan Produktivitas;

2. Seksi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja;

3. Seksi Informasi dan Perluasan Tenaga Kerja

d. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, terdiri

dari:

1. Seksi Penyelesaian Perselisihan Tenaga Kerja;

2. Seksi Persyaratan Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

3. Seksi Pengupahan, Organisasi Pekerja dan Pengusaha;


13

e. Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, terdiri dari :

1. Seksi Kelembagaan dan Pengembangan Koperasi;

2. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Mikro;

3. Seksi Kemitraan, Permodalan dan Pemasaran Usaha Mikro;

f. UPTD; dan

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

II.4 Rencana Program Pengembangan

1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

1) Pelatihan Sablon dan percetakan

2) Pelatihan Menjahit dan Bordir

3) Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pencari kerja Pemula

4) AK.1 On Line dan Website Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha

Mikro

5) Pelatihan Bengkel Motor

6) Pelatihan Pembuatan Kue Tradisional

7) Pelatihan Barbershop

8) Pelatihan Salon kecantikan

9) Pelatihan Pembuatan Kue Basah

10) Pelatihan Menjahit Tingkat Mahir

11) Pelatihan Menjahit Tingkat Dasar

12) Pelatihan Membatik

13) Pelatihan Pembuatan Mebel

14) Pelatihan Mengemudi


14

15) Pelatihan Pembuatan Kerupuk Ikan

16) Pelatihan Bengkel Las Teralis

17) Pelatihan Pembuatan Tanjak

18) Pelatihan Pembuatan Kuliner

2. Program Peningkatan Sumber daya Manusia

1) Assesment dan Bimtek Tenaga Kerja Bidang Perhotelan

2) Assesment dan Bimtek Tenaga Kerja Bidang Instalasi Listrik

3. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

1) Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang Tahun 2018-

2023

2) Bimtek Bursa Kerja Khusus ( BKK )

3) Identifikasi Tenaga Kerja di Perusahaan di Kota Tanjungpinang dan

Bintan

4) Job Fair

4. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

1) Penunjang Operasional Sekretariat Dewan Pengupahan (DEPEKO)

Tanjungpinang

2) Pemberdayaan Lembaga Kerjasama (LKS Tripartit) Kota

Tanjungpinang

3) Pengembangan Wawasan Antar Daerah Bagi Lembaga

Ketenagakerjaan

4) Monitoring Penerapan Upah Minimum ( UMK ) bagi Pengusaha dan

Pekerja
15

5) Pelaksanaan Verifikasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Kota

Tanjungpinang

6) Peningkatan Kualitas Struktur dan Skala Upah bagi pekerja dan

pengusaha di Kota Tanjungpinang

7) Sosialisasi berbagai Peraturan Pelaksanaan tentang Ketenagakerjaan

8) Peningkatan Kualitas Penyusunan Peraturan Perusahaan ( PP ) dan

Perjanjian Kerja Bersama ( PKB )

9) Coffie Morning antar Pekerja , Serikat Pekerja, Perusahaan dan

Pemerintah

10) Peningkatan Kapasitas Dalam Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial

11) Fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan hubungan

industrial

12) Pelayanan Administrasi dan Mediasi Pengaduan Perselisihan Hubungan

Industrial

13) Pembinaan PKWT di Perusahaan di wilayah Kota Tanjungpinang

14) Pemantauan Deteksi Dini Kerawanan Hubungan Industrial pada

Perusahaan

5. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

1) Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi

2) Pelatihan Penilaian Kesehatan Koperasi

3) Pembinaan, pengawasan, danperhargaankoperasi

4) Kompetensi Bagi Pengurus Koperasi


16

5) Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pembangunan

Koperasi

6) 6) Pengembangan Wawasan Koperasi

6. Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif

1) Fasilitasi KUR bagi Usaha Mikro (SIPK)

7. Program Pengembangan Usaha Skala Mikro

1) Fasilitasi Dukungan Informasi Penyediaan Permodalan

2) Fasilitasi sarana dan prasarana pendukung bagi pelaku Usaha Mikro

Kecil Menengah

3) Fasilitasi pengembangan Usaha Kecil Menengah

4) Manajemen Pemasaran dan Peningkatan Kualitas Produk Usaha Mikro

8. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1) Penyediaan jasa Administrasi Keuangan

2) Penyediaan jasa tenaga pendukung

3) Operasional Rutin Kantor

9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1) Pengadaan Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga

10. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

1) Perencanaan, Monitoring, Evaluasi Program dan Kegiatan OPD

II.5 Pembahasan

Dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan, disusunlah program dan

kegiatan yang mempunyai korelasi atau menunjang pencapaian sasaran tersebut.


17

Dalam menyusun program dan kegiatan, berpijak pada Penetapan Kinerja yang

telah disusun sebelum pelaksanaan program dan kegiatan. Adapun Penetapan

Kinerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Tanjungpinang

tahun 2018 adalah :

1. Sasaran Strategis : Terciptanya hubungan industrial yang efektif, efisien

dan professional guna meningkatkan perlindungan

tenaga kerja, kesejahteraan tenaga kerja dan

pelayanan penyelesaian kasus PHI/PH

Indikator kinerja : • Persentase (%) kasus yang diselesaikan dengan

Perjanjian Bersama (PB)

Untuk mencapai sasaran dengan indikator yang telah ditetapkan, maka

disusunlah program dan kegiatan yang meliputi :

Program : Perlindungan dan Pengembangan Lembaga

Ketenaga Kerjaan

Kegiatan : Penunjang Operasional Sekretariat Dewan

Pengupahan (DEPEKO)

Kegiatan : Pemberdayaan Lembaga Kerjasama (LKS Tripartit)

Kota Tanjungpinnag

Kegiatan : Pengembangan wawasan antar daerah bagi Lembaga

Ketenagakerjaan

Kegiatan : Peningkatan Kualitas Struktur dan Skala Upah bagi

Pekerja dan Pengusaha


18

2. Sasaran Strategis : Menurunnya angka pengangguran melalui

penempatan dan peningkatan kualitas angkatan kerja

Indikator Kinerja : • Persentase (%) tenaga kerja yang mendapatkan

pelatihan kerja

Untuk mencapai sasaran dengan indikator yang telah ditetapkan, maka

disusunlah program dan kegiatan yang meliputi :

Program : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga

Kerja

Kegiatan : Pelatihan Sablon

Kegiatan : Pelatihan Pangkas Rambut Barber Shop

Kegiatan : Pelatihan dan Sertifikasi Juru Ukur/Teknisi Survei

Pemetaan

3. Sasaran Strategis : Meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi

Indikator kinerja : • Jumlah Koperasi Aktif

Untuk mencapai sasaran dengan indikator yang telah ditetapkan, maka

disusunlah program dan kegiatan yang meliputi :

Program : Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Kegiatan : Pengembangan Wawasan Koperasi

Kegiatan : Pelatihan Kader-kader Koperasi

4. Sasaran Strategis : Meningkatnya Akses Permodalan Bagi Pelaku

UMKM

Indikator kinerja : • Jumlah UMKM yang Mendapat Bantuan Modal

Program : Peningkatan Daya Saing SDM Usaha Mikro


19

Kegiatan : Peningkatan Kewirausahaan bagi Pelaku Usaha

Mikro

Tabel 1. Target dan Realisasi Pencapaian Sasaran Strategis

Indikator
No Sasaran Strategis Target Realisasi
Kinerja
1 2 3 4 5
1 Terciptanya hubungan Persentase (%)
industrial yang efektif, kasus yang
efisien dan professional diselesaikan
guna meningkatkan dengan Perjanjian
100% 100%
perlindungan tenaga kerja, Bersama (PB)
kesejahteraan tenaga kerja
dan pelayanan penyelesaian
kasus PHI/PH
2 Menurunnya angka Angka Tingkat
pengangguran melalui Pengangguran
penempatan dan 5% 7,71%
peningkatan kualitas
angkatan kerja
3 Meningkatnya kualitas Jumlah koperasi 30 30
kelembagaan koperasi aktif Koperasi Koperasi
4 Meningkatnya Akses Jumlah Usaha 500 500
Permodalan Bagi Pelaku Mikro aktif Usaha Usaha
UMKM Mikro Mikro
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro, 2018
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas rencana

pengembangan yang dibuat oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro
20

telah tercapai. Akan tetapi, pada perencanaan penempatan dan peningkatan

kualitas angkatan kerja belum tercapai karena angka tingkat pengangguran lebih

tinggi 2,21% dari target.


BAB III

PENUTUP

III.1 Simpulan

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi

manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah

secara dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan

prosedur yang rasional dan sistematis. Dalam perencanaan terdiri dari macam-

macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan perencanaan kontijensi.

Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3, yaitu perencanaan strategis, taktis dan

operasional. Adapun kerangka waktu dalam perencanaan organisasi yaitu: rencana

jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Dari hasil penelitian yang

telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan pengembangan

yang dibuat oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro sudah

memenuhi target yang ingin dicapai.

III.2 Saran

Saran yang dapat peneliti berikan bagi peneliti lainnya yaitu dengan

menggunakan organisasi pemerintah lainnya untuk mengetahu proses perencanaan

pengembangan yang telah dijalankan oleh organisasi tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ariowibowo,Renardi. et al. (2017). Strategi Pengembangan Kawasan Wisata


Alam Pulisan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Agri Sosio Ekonomi
Unsrat. 13(1A).
Aryanto, Rudy & Idris Gautama. (2012). Perencanaan Manajeman Lanskap
Zonasi Destinasi Wisata Budaya Kota Tua Jakarta. Jurnal Binus Business
Review. 3 No 2, hal 973-982
BAPPENAS. (2004). Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan untuk
percepatan Pembangunan Daerah (1 ed.). Jakarta: Direktorat
Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal.
Deysi Kasake. (2017)Analisis Perencanaan Pola Penanganan Permukiman Kumuh
di Kawasan Sindulang Satu Kecamatan Timinting, Kota Manado. Jurnal
Agri-Sosio Ekonomi Unsrat. 13 (1A), 101-108
Dwi Lestari,Widya dan Marom (Evaluasi Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbag) Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2015. Journal of Public Policy and Manajeman Review , 6(2), 2017.DOI:
10.14710/jppmr.v6i2.15533
Kunarjo. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Rustan Harun. (2010) Model Perencanaan Pengembangan Wilayah Kepualuan
Nusa Tenggara. Jurnal Perencanaan wilayah dan kota 10(1)
Susanto, A. (2016). Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Balai Taman Nasional Gunung
Merapi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurnal Ilmiah Administrasi
Publik (JIAP).
Tarigan, Robinson. (2016). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Wahyudi, I. (2006). Metodologi Perencanaan Partisipatif. Jakarta: Kerjasama
Malang Corruption Watch dan YAPPIKA.
Wrihatnolo R.R dan Dwijoyowiyoto R.N. (2007). Manajeman Pemberdayaan
Sebuah Pengantar dan Panduan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT.
Elex Komputindo.

22

Anda mungkin juga menyukai