Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Dosen Pengampu :
Edison, S. E., MAP

Anggota Kelompok :
Muhammad Bintang Sanjaya – 20103160201107
Mohd. Jefri – 20103160201190
Muhammad Fadhlan Husaini – 20103160201269

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Membuat Makalah Workshop Perencanaan Pembangunan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perencanaan dan Penganggaran” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Edison,
S. E., MAP pada mata kuliah Workshop Perencanaan Pembangunan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Edison, S. E., MAP selaku dosen pengampu Workshop
Perencanaan Pembangunan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Jambi, 10 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
2.1 Konsep Perencanaan dan Penganggaran .............................................................................. 2
2.2 Pengertian Perencanaan dan Penganggaran ......................................................................... 2
2.3 Jenis Perencanaan dan Penganggaran .................................................................................. 4
BAB III ........................................................................................................................................... 7
PENUTUP....................................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 7
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan dan penganggaran daerah merupakan salah satu tahapan dari siklus APBD
(penyusunan APBD). Proses perencanaan dan penganggaran berlangsung selama satu tahun,
mulai dari bulan Januari hingga penetapan APBD pada bulan Desember setiap tahun, disusul
penetapan APBD tahun berikutnya. Dalam praktiknya, tidak sedikit permasalahan yang
terjadi ketika perencanaan dan penganggaran daerah dilakukan, baik menyangkut proses
maupun substansinya. Salah satu isu yang menjadi masalah adalah bagaimana
mengakomodasi kebutuhan yang berbeda antara warga perempuan, laki-laki, anak-anak,
lansia, dan kelompok marginal lainnya ke dalam APBD. Untuk itu, di sini diperlukan sebuah
konsep perencanaan dan penganggaran.

Anggaran memiliki peranan penting dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi


aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah. Karena anggaran memiliki kedudukan penting,
suatu unit pemerintah harus mencatat anggaran serta melaporkan realisasinya, sehingga dapat
diperbandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksanaan serta melakukan tindak lanjut
perbaikan. Sistem anggaran pada dasarnya merupakan sistem yang mencakup kegiatan
penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan
sasaran program. Penetapan sistem anggaran dalam penyusunan anggaran dimulai dengan
perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah yang sesuai dengan
program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula penentuan unit kerja yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan program, serta penentuan indikator kinerja yang digunakan sebagai
tolak ukur dalam mencapai tujuan program yang telah ditetapkan berdasarkan perencanaan
yang telah dibuat.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana konsep perencanaan dan penganggaran
2) Apa yang dimaksud dengan perencanaan dan penganggaran
3) Apa saja jenis-jenis perencanaan dan penganggaran

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui bagaimana konsep perencanaan dan penganggaran
2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan dan penganggaran
3) Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis perencanaan dan penganggaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Perencanaan dan Penganggaran


Pada konsepnya, perencanaan suatu pembangunan dimulai dari penetapan tujuan
pembangunan, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan pembangunan tersebut secara
menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan pembangunan hingga
tercapainya tujuan tersebut. Sedangkan penganggaran merupakan pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam
ukuran finansial. Atau dengan kata lain penganggaran adalah proses atau metoda untuk
mempersiapkan suatu anggaran.

Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup
untuk publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada
publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Proses penganggaran pembangunan
dimulai ketika perumusan strategi dan perencanaan strategik telah selesai dilakukan.
Penganggaran pembangunan harus diawasi mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, serta
pelaporan dan akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight
body).

2.2 Pengertian Perencanaan dan Penganggaran


1) Perencanaan
Menurut Conyers & Hills (1994), mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses
yang berkesinambungan, yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan
atas berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu pada masa yang akan datang. Definisi tersebut mengedepankan 4 unsur dasar
perencanaan, yaitu :
a. Pemilihan, "merencanakan berarti memilih". Perencanaan merupakan proses
memilih diantara berbagai kegiatan yang diinginkan, karena tidak semua yang
diinginkan itu dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan.
b. Sumber daya perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya.
Penggunaan istilah sumber daya menunjukkan segala suatu yang dianggap
berguna dalam pencapaian suatu tujuan tertentu. Sumber daya mencakup
sumber sumber daya manusia, sumber daya alam (tanah, air, hasil tambang,
dan sebagainya), sumber daya modal dan keuangan. Perencanaan mencakup
proses pengambilan keputusan bagaimana sumber daya yang bersedia itu
digunakan sebaik-baiknya
c. Tujuan, perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Konsep
perencanaan sebagai alat pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat
dan proses penetapan tujuan. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh

2
seseorang perencana adalah bahwa tujuan-tujuan mereka kurang dapat
dirumuskan secara tepat. Sering kali tujuan-tujuan tersebut. didefinisikan
secara kurang tegas, karena kadang kala tujuan-tujuan tersebut ditetapkan oleh
pihak lain.
d. Waktu, perencanaan mengacu ke masa depan. Salah satu unsur penting dalam
perencanaan adalah unsur waktu. Tujuan-tujuan perencanaan dirancang untuk
dicapai pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan berkaitan
dengan masa depan.

2) Penganggaran
Anggaran pembangunan adalah alat bagi pemerintah untuk mengarahkan
pembangunan sosial dalam menjamin kesinambungan serta meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Anggaran pada pembangunan suatu daerah memuat berbagai
pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu
tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Pembentukan anggaran kerap kali
melibatkan unsur-unsur politik dan sejenisnya. Anggaran pembangunan adalah
anggaran yang dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat
seperti air, listrik, kualitas kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Sedangkan penganggaran dalam suatu pembangunan adalah proses penentuan jumlah


alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang
memuat aspek perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas publik. Anggaran
pembangunan berisi rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling
sederhana, anggaran merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi
keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi pendapatan, belanja, dan
aktifitas. Anggaran berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan dalam
beberapa periode yang akan datang. Setiap anggaran memberikan informasi mengenai
apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang. Secara singkat
dapat dinyatakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana financial yang
menyatakan :
 Beberapa biaya atas rencana yang dibuat.
 Berapa banyak dan bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai
rencana tersebut (pendapatan).

Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang paling krusial dalam


penyelenggaraan pemerintahan, karena berkaitan dengan tujuan dari pemerintahan itu sendiri
untuk mensejahterakan rakyatnya. Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang
terintegrasi, oleh karenanya output dari perencanaan adalah penganggaran. Selama ini,
perencanaan dan penganggaran belum memiliki landasan aturan yang memadai. System

3
perencanaan nasional yang terintegrasi dari daerah sampai pusat selama ini juga belum
memiliki landasan aturan yang bersifat mengikat.

Digulirkannya kebijakan otonomi daerah dan dihapuskannya GBHN (Garis Besar Haluan
Negara) yang selama ini dijadikan landasan dalam perencanaan, membawa implikasi akan
perlunya kerangka kebijakan yang mengatur sistem perencanaan pembangunan nasional yang
bersifat sistematis dan harmonis. Hal inilah yang menjadi landasan dikeluarkannya UU
Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SP2N).

Reformasi pengelolaan keuangan negara dengan terbitnya 3 (tiga) paket Undang-Undang


Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, disertai dengan Undang-Undang Nomor 1
Tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang
Pertanggungjawaban Keuangan Negara, mengisyaratkan terjadinya perubahan yang
mendasar terhadap perencanaan dan penganggaran di daerah. Perubahan yang terkandung
dalam Undang-Undang tersebut, antara lain :
 Bahwa perencanaan program kerja dan kegiatan menjadi satu kesatuan dengan
perencanaan anggaran, sehingga program kerja dan kegiatan yang direncanakan akan
sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang tersedia. Oleh karena itu perencanaan
jangka menengah daerah harus dilengkapi dengan dokumen perencanaan pembiayaan
jangka menengah atau medium term expenditure framework (MTEF).
 Mengisyaratkan kepada seluruh dinas, badan, lembaga, dan kantor melaksanakan
program kerja dan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing instansi atau
lembaga ditiap tingkat pemerintahan.
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dikelola berdasarkan prestasi
kerja atau anggaran kinerja yang berarti program kerja dan kegiatan yang
dilaksanakan dengan menggunakan APBD harus dirumuskan secara jelas dan terukur.

2.3 Jenis Perencanaan dan Penganggaran


Mengacu pada substansi amanat yang terkandung dalam UU 32/2004, UU 25/2004, serta
memperhatikan UU 17/2003, perencanaan daerah ditinjau dari dimensi waktunya terdiri atas
5 (lima) jenis, yaitu :
a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
c) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
d) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
e) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rerja-SKPD).

Sedangkan pada jenis sistem anggaran pembangunan daerah dalam perkembangannya


telah menjadi instrumen kebijakan multi-fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan pembangunan. Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran
yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan.

4
Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter
sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan
pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas
penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran pembangunan telah mengalami banyak


perkembangan. Sistem perencanaan anggaran berkembang dan berubah sesuai dengan
dinamika perkembangan manajemen pembangunan dan perkembangan tuntutan yang muncul
di masyarakat. Pada dasarnya, terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki
perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah :

1) Pendekatan secara garis besar anggaran publik :


 Anggaran tradisional atau anggaran konvensional
 Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public
Management.
 Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan
rencana pembangunan jangka panjang.
 Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak
pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
 Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan
anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
kebijakan dan pilihan sumber daya, atau memonitor kinerja. Kinerja
dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan apakah
tujuan tercapai.
 Sekat-sekat antar departement yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik,
overlapping, kesenjangan, dan persaingan antar departement.
 Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal atau
investasi.
 Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya
terlalu pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat
mendorong praktik-praktik yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).
 Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya
adalah munculnya budget padding atau budgetary slack.
 Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan
revisi anggaran dan "manipulasi anggaran."

5
 Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah, dan
tindakan.

2) Pendekatan secara jenis anggaran :


 Anggaran Operasional, digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari
dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran yang manfaatnya hanya satu
tahun anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi
pemerintah.
 Anggaran Modal atau Investasi Anggaran modal menunjukkan rencana jangka
panjang dan belanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan,
perabot, dan sebagainya. Pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi
satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah dan
selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan
pemeliharaannya.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada konsepnya, perencanaan suatu pembangunan dimulai dari penetapan tujuan
pembangunan, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan pembangunan tersebut secara
menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan pembangunan hingga
tercapainya tujuan tersebut. Sedangkan penganggaran merupakan pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam
ukuran finansial. Atau dengan kata lain penganggaran adalah proses atau metoda untuk
mempersiapkan suatu anggaran.

Menurut Conyers & Hills (1994), mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses yang
berkesinambungan, yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan atas berbagai
alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang
akan datang. Sedangkan anggaran pembangunan adalah alat bagi pemerintah untuk
mengarahkan pembangunan sosial dalam menjamin kesinambungan serta meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Anggaran pada pembangunan suatu daerah memuat berbagai
pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu
yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Pembentukan anggaran kerap kali melibatkan
unsur-unsur politik dan sejenisnya. Anggaran pembangunan adalah anggaran yang dibuat
untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat seperti air, listrik, kualitas
kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Mengacu pada substansi amanat yang terkandung dalam UU 32/2004, UU 25/2004, serta
memperhatikan UU 17/2003, perencanaan daerah ditinjau dari dimensi waktunya terdiri atas
5 (lima) jenis, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rerja-SKPD). Sedangkan pada jenis sistem
anggaran pembangunan daerah dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan
multi-fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembangunan. Hal tersebut
terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat
perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat
berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan
pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

7
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari
bentuk maupun isinya. Maka dari itu, penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah yang penulis buat selanjutnya. Dan
semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai “Perencanaan dan Penganggaran”.

8
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Rudy M. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik, Jilid 1 ISBN 978-602-
17594-0-0. Hlm. 38-40

Haryanto. (2008). Perencanaan dan Penganggaran Daerah: Pendekatan Kinerja. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro Ed1ISBN: 000.000.000.000.0 hlm. 44-48.

Haryanto, Sahmuddin, dan Arifuddin, (2007). Akuntansi Sektor Publik. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Madjid, Noor Cholis. (2014). Bahan Ajar Konsep Perencanaan dan Penganggaran, Kementerian
Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan PUSDIKLAT
Anggaran dan Perbendaharaan. Hlm. 5, 46-48.

Nurcholis,, Hanif, dkk (2008). Pedoman Pengembangan Perencanaan Pembangunan Partisipatif


Pemerintah Daerah. Badan Penerbit: Grasindo. Hlm. 9-16.

Rahman, Abdul. (2015). "The Implementation of Performance Based Budgeting In Public Sector
(Indonesian Case: A Literature review) Research Journal of Finance and Accounting.
Vol.6, No.12, 2015. ISBN 2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847 (Online).

Anda mungkin juga menyukai