Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga Kelompok Cakrabuana dapat menyelesaikan makalah
bertopik “Perencanaan (Planning)”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Industri Bapak Ir. Unggul Wibawa, M.Sc, yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka mengembangkan
wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai perencanaan (planning). Penulis menyadari
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan yang bersifat membangun guna menjadi
evaluasi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.

Malang, 10 Oktober 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv
BAB I ............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................1
BAB II ...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN ............................................................................................................2
2.1 Definisi dan Jenis Perencanaan (Planning) ..........................................................2
2.2 Fungsi dan Tujuan Perencanaan (Planning) ........................................................3
2.3 Syarat dan Strategi Perumusan Perencanaan (Planning) ....................................5
2.4 Metode Perumusan Perencanaan (Planning).......................................................6
2.5 Pihak yang Terlibat dalam Perumusan Perencanaan (Planning)..........................8
BAB III ........................................................................................................................ 10
PENUTUP ................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................10
3.2 Saran .................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Contoh Metode Grafik dalam Perencanaan ................................................7
Gambar 2. Contoh Metode Transportasi Pemrograman Linier dalam Perencanaan .....8
Gambar 3. Pihak yang Terlibat dalam Perumusan Perencanaan ..................................9

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi memiliki masing-masing visi yang berbeda. Guna mencapai
visi tersebut, maka dibuatlah misi yang kemudian dijabarkan menjadi tujuan
organisasi. Ketika suatu organisasi memiliki tujuan yang jelas, organisasi tersebut
dapat berjalan dengan lebih terarah. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan
organisasi diperlukan suatu perencanaan yang matang dan realistis untuk setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
Perencanaan (planning) dapat dikatakan sebagai tahap awal yang menjadi
pondasi setiap kegiatan di dalam organisasi. Perencanaan adalah tahap yang paling
penting dari suatu fungsi manajemen. Hal tersebut dikarenakan apabila
perencanaan dirumuskan secara tidak matang dan tidak dengan melakukan
berbagai pertimbangan, akan dapat menghambat jalannya organisasi dalam
mencapai tujuan. Maka dari itu, diperlukan suatu pembahasan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan perencanaan. Pokok pembahasan dari makalah ini berfokus
pada definisi dan jenis perencanaan, fungsi perencanaan, syarat dan strategi
perumusan perencanaan, metode perumusan perencanaan, serta pihak yang
terlibat dalam perumusan perencanaan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa definisi dan jenis perencanaan?
2. Mengapa diperlukan perencanaan?
3. Bagaimana syarat dan strategi dalam merumuskan perencanaan?
4. Bagaimana proses perumusan perencanaan?
5. Siapa saja pihak yang terlibat dalam perumusan perencanaan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui definisi dan jenis perencanaan, fungsi dan tujuan
perencanaan, syarat dan strategi perumusan perencanaan, metode perumusan
perencanaan, serta pihak yang terlibat dalam perumusan perencanaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Jenis Perencanaan (Planning)
Manajemen merupakan ilmu dan seni dalam mengatur, mengendalikan,
mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada dalam
organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling) agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan
efesien (Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, 2017). Berdasarkan seperangkat fungsi
manajemen tersebut perencanaan (planning) merupakan fungsi pertama dan utama
dari manajemen karena perencanaan merupakan masalah memilih, yaitu memilih
tujuan dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang
ada, tanpa alternatif, perencanaan pun tidak ada (Terry dan Franklin, 1972).
Sedangkan menurut Billy E. Goetz dalam Priyono dan Marnis (2008), perencanaan
adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan
dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Oleh karenanya, perencanaan dapat disimpulkan sebagai tahapan awal
yang menjadi pondasi terhadap fungsi-fungsi manajemen lainnya, sehingga dapat
meminimalisir tindakan-tindakan yang tidak produktif dan dapat memberikan
landasan pada pengawasan. Kencana (2020) menjabarkan bahwa perencanaan
meliputi berbagai tingkatan dalam organisasi dan setiap tingkatan tentu ada
tingkatan yang lebih tinggi sampai pada tingkatan yang rendah. Cara yang paling
umum digunakan dalam merinci rencana organisasi adalah menurut ruang lingkup,
kerangka waktu, dan frekuensi penggunaan.
Perencanaan menurut ruang lingkupnya, terdiri dari perencanaan strategis dan
perencanaan operasional. Perencanaan strategis (strategic plan) adalah rencana-
rencana yang berlaku bagi seluruh organisasi, menentukan sasaran umum
organisasi dan berusaha menempatkan organisasi dalam lingkungannya.
Perencanaan ini dirancang untuk memenuhi tujuan organisasi yang lebih luas,
menetapkan misi yang memberikan alasan khusus tentang keberadaan organisasi.
Perencanaan operasional (operational plans) adalah rencana yang menetapkan
rincian tentang cara mencapai keseluruhan tujuan organisasi. Perencanaan ini
dirancang untuk menguraikan lebih terperinci perencanaan strategis, bagaimana
rencana-rencana strategis dapat dicapai.
Perencanaan berdasarkan kerangka waktu, terdiri dari perencanaan jangka
panjang, perencanaan menengah dan perencanaan jangka pendek. Perencanaan

2
jangka panjang adalah rencana yang ditetapkan dengan batasan waktu berkisar
antara tiga tahunan. Salah satu contohnya adalah ekspansi (perluasan)
perusahaan. Perencanaan jangka menengah dengan batas waktu di antara jangka
panjang dan jangka pendek. Contohnya meliput evaluasi jabatan, standar mutu, dan
merekrut karyawan baru. Perencanaan jangka pendek adalah rencana yang
ditetapkan dengan batas waktu yang mencakup satu tahun. Contohnya meliputi
penempatan karyawan yang tepat dan produk yang mencapai target.
Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan, terdiri dari perencanaan
sekali pakai dan perencanaan tetap. Rencana sekali pakai (single use plan)
merupakan rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan tertentu dan tidak
akan digunakan kembali setelah rencana tercapai. Contohnya rencana kontrak
kantor pusat sebelum memiliki kantor pusat sendiri. Rencana tetap (standing plans)
merupakan pendekatan standar untuk penanganan situasi-situai yang dapat
diperkirakan dan terjaidi berulang-ulang. Contohnya meliputi kebijaksanaan,
prosedur dan aturan (peraturan perusahaan, tata tertib karyawan, standar mutu
produk yang ditetapkan, dan quality control).
2.2 Fungsi dan Tujuan Perencanaan (Planning)
Perencanaan memiliki fungsi dan tujuan sehingga penting untuk memberikan
gambaran dengan jelas terkait kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi.
Menurut Louis A Allen dalam Kencana (2020), perencanaan terdiri atas kegiatan-
kegiatan yang dijalankan oleh seorang manajer untuk dijalankan pada saat ini dan
masadepan. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam fungsi
perencanaan.
a. Peramalan (forecasting), perencanaan harus dapat meramalkan waktu yang
akan datang tentang keadaan pasar, perkembangan situasi konsumen,
kemajuan teknik, dan kebijaksanaan pemerintah.
b. Penetapan tujuan (establishing objectives), dalam rangka peramalan ini manajer
harus menentukan dengan tegas hasil akhir yang diinginkan.
c. Pemrograman (programming), perencanaan harus mentapkan prosedur
pelaksanaan kegiatan-kegiatan dan biaya-biaya yang diperlukan untuk setiap
kegiatan untuk tercapainya tujuan yang diinginkan.
d. Penjadwalan (scheduling), perencana harus dapat menentukan waktu dan
kegiatan-kegiatannya melalui penyusunan jadwal, kapan harus dimulai dan
berapa lama setiap aktivitas dikerjakan.

3
e. Penganggaran (budgeting), penyusunan anggaran belanja harus dilakukan oleh
perencanaan dalam mengalokasikan sumber-sumber dana yang ada serta
penetapan besarnya anggaran untuk setiap kegiatan yang akan dilakukan.
f. Pengembangan prosedur (developing procedure), untuk penghematan,
efektivitas, dan keseragaman diusahakan sebaik-baiknya, sehingga pekerjaan
tertentu harus dilakukan dengan cara yang tetap sama dimana pun pekerjaan itu
diselenggarakan.
g. Penetapan dan penafsiran kebijaksanaan (establishing and interpreting policies),
untuk menjamin keseragaman dan keselarasan tindakan dalam menguasai
masalah-masalah dan situasi pokok, seorang menetapkan, dan menafsirkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan.
Sedangkan tujuan dari dirumuskannya perencanaan yang dikemukakan oleh
Stephen Robbins dan Mary Coulter dalam Masram dan Mu’ah (2015) adalah sebagai
berikut.
a. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer
maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui
apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,
departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efisien.
b. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer
membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan
perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun
rencana untuk menghadapinya.
c. Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang
terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi
pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat
mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi
dalam perusahaan.
d. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan
pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana,
manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

4
2.3 Syarat dan Strategi Perumusan Perencanaan (Planning)
Perencanaan harus memiliki beberapa unsur atau persyaratan agar dapat
dikatakan sebagai perencanaan yang baik. Menurut Nazarudin (2020),
perencanaan yang baik harus dirumuskan secara jelas, kebijaksanaan untuk
mencapai tujuan dalam garis besarnya, serta terdapat pembagian tugas dan
hubungan antar anggota organisasinya. Sedangkan perencanaan yang baik
menurut Luther Gullich dalam Nazarudin (2020) di antaranya adalah tujuan yang
dirumuskan harus jelas, perencanaan harus sederhana dan realistis, memuat
analisis dan penjelasan tentang usaha yang direncanakan, bersifat fleksibel, adanya
keseimbangan baik ke luar maupun ke dalam, serta harus efektif dan efisien. Selain
itu, suatu perencanaan harus memiliki visi dan misi oragnisasi, tujuan, bidang
garapan, jadwal, keberhasilan, anggaran, serta ketersediaan sumber daya.
Perumusan perencanaan membutuhkan strategi yang tepat agar dalam
pelaksanaannya dapat efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan organisasi.
Strategi perumusan perencanaan menurut Heizer dan Render (2015) ialah
menggunakan manipulasi persediaan, tingkat produksi, tingkat tenaga kerja,
kapasitas, dan variabel lain yang bisa dikendalikan. Terdapat dua macam pilihan
dalam suatu organisasi, yakni pilihan kapasitas dan pilihan permintaan.
1. Pilihan kapasitas, yakni organisasi tidak berusaha mengubah permintan, tetapi
mengantisipasi fluktuasi permintaan. Pilihan kapasitas dijabarkan menjadi lima
poin, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Mengubah tingkat persediaan. Manajer bisa meningkatkan persediaan
selama periode permintaan rendah untuk memenuhi permintan yang tinggi
pada masa mendatang. Jika strategi ini dipilih maka biaya yang berkaitan
dengan penyimpanan, asuransi, penanganan keusangan, pencurian, dan
modal yang diinvestasikan akan meningkat. Adanya persediaan di tangan
yang rendah dan permintaan yang tinggi, kekurangan dapat terjadi sehingga
mengakibatkan pelayanan yang buruk dan waktu tunggu yang panjang.
b. Mengubah jumlah tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan. Cara
ini digunakan untuk menyesuaikan tingkat produksi. Karyawan baru perlu
pelatihan, sehingga tingkat produksi akan menurun untuk sementara waktu,
seiring dengan mereka akan terbiasa. Pemberhentian (PHK) akan
menurunkan moral para karyawan sehingga mendorong ke arah produktivitas
lebih rendah.
c. Mengubah tingkat produksi melalui waktu lembur atau kosong. Tenaga kerja
dapat terus konstan dengan megubah-ubah jam kerja. Namun saat

5
permintaan tinggi, ada keterbatasan tentang banyaknya jam lembur yang
bisa diberlakukan. Upah lembur memerlukan banyak biaya dan terlalu
banyak lembur mengakibatkan kelelahan tenaga kerja sehingga terjadi
kemerosotan produktivitas. Selain itu lembur juga mengakibatkan biaya
tambahan untuk menjaga fasilitas tetap stabil. Saat permintaan menurun
maka perusahaan harus mengurangi waktu kosong tenaga kerjanya. Hal ini
biasanya sangat sulit dan mahal.
d. Subkontrak. Perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan
melakukan subkonrak selama periode permintaan tinggi. Subkontrak ini juga
memiliki kekurangan, yakni mahal, membawa risiko dengan membuka pintu
klien terhadap kompetitor, dan sulit untuk mendapatkan subkontrak yang
sempurna.
e. Pengunaan tenaga kerja paruh waktu. Tenaga kerja paruh waktu dapat
mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil.
2. Pilihan permintaan, yakni perusahaan berupaya untuk mengurangi perubahan
pola permintaan selama periode perencanaan.
a. Memengaruhi permintaan. Ketika suatu permintaan rendah maka
perusahaan dapat mencoba meningkatkan permintaan melalui iklan,
promosi, penjualan pribadi, dan potongan harga. Namun cara ini tidak tidak
selalu mampu untuk menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas
produksi.
b. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi. Tunggakan pesanan
merupakan pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi tidak
bisa untuk dipenuhi pada saat itu. Banyak perusahaan melakukan tunggakan
pesanan, tetapi pendekatan ini seringkali mengakibatkan kehilangan
pelanggan.
c. Bauran produk atau jasa yang melawan tren musiman. Perusahan yang
menerapkan pendekatan ini mungkin mendapati dirinya terlibat dengan
produk atau jasa di luar bidang atau pasar sasarannya.
2.4 Metode Perumusan Perencanaan (Planning)
Metode yang dapat digunakan untuk merumuskan suatu perencanaan
beragam. Heizer dan Render (2015) menjabarkan bahwa terdapat berbagai macam
metode perencanaan mulai dari metode grafik yang umum digunakan sampai
metode transpotasi pemrogaman linier.
a. Metode Grafik

6
Teknik grafik sangat populer karena mudah dipahami dan digunakan. Pada
dasarnya rencana ini menggunakan beberapa variabel secara bersamaan
sehingga perencana dapat membandingkan proyeksi permintaan dengan
kapasitas yang ada. Pendekatan ini sifatnya uji coba, sehingga tidak menjamin
sebuah rencana produksi yang optimal. Namun hanya memerlukan perhitungan
yang terbatas dan dapat dilakukan dengan staf administrasi. Terdapat lima
tahapan metode grafik yang dimulai dari menentukan permintaan pada setiap
periode, menentukan kapasitas untuk waktu biasa, lembur, dan subkontrak pada
periode tertentu, kemudian dilanjutkan dengan menghitung biaya tenaga kerja,
biaya merekrut dan memberhentikan tenaga kerja, serta biaya penyimpanan
persediaan, mempertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan
pada tenaga kerja atau tingkat pesediaan, serta tahap yang terakhir adalah
mengembangkan rencana alternatif dan menelaah total biaya.

Gambar 1. Contoh Metode Grafik dalam Perencanaan


b. Metode Transportasi Pemrograman Linier
Metode ini bukan merupakan pendekatan uji coba seperti grafik, tetapi lebih
kepada menghasilkan rencana optimal untuk meminimalisir biaya. Metode ini
juga fleksibel karena dapat memerinci produksi biaya dan lembur di setiap
periode waktu, jumlah unit yang disubkontrakkan, giliran kerja tambahan serta
persediaan yang dibawa dari satu periode ke periode berikutnya.

7
Gambar 2. Contoh Metode Transportasi Pemrograman Linier dalam
Perencanaan
2.5 Pihak yang Terlibat dalam Perumusan Perencanaan (Planning)
Heizer dan Render (2015) menjelaskan bahwa pihak yang terlibat dalam
perumusan perencanaan dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu manajemen puncak,
manajemen menengah, manajemen tingkat bawah.

8
Gambar 3. Pihak yang Terlibat dalam Perumusan Perencanaan
a. Manajemen puncak (top management), meliputi jajaran direktur utama dengan
direksi-direksi lainnya, presiden direktur, dan wakil presiden direktur. Di Amerika
Serikat, istilah yang lebih populer adalah CEO (chief executive officer). Manajer
puncak bertugas membuat perencanaan jangka panjang dalam kurun waktu
lebih dari 1 tahun. Perencanaan yang dibuat berkaitan dengan penelitian dan
pengembangan, rencana produk baru, investasi modal, serta lokasi fasilitas dan
kapasitas.
b. Manajemen menengah (middle level management), meliputi jajaran manajer
pemasaran, manajer keuangan, dan manajer divisi. Manajer menengah bertugas
membuat perencanaan jangka menengah dalam kurun waktu 3 sampai 18 bulan.
Perencanaan yang dibuat berkaitan dengan perencanaan penjualan dan operasi,
perencanaan produksi dan penganggaran, menetapkan pekerjaan, persediaan,
dan tingkat subkontrak, serta menganalisis rencana operasi.
c. Manajemen tingkat bawah (lower level atau first line), meliputi jajaran pengawas
atau penyelia produksi, pengawas penjualan, dan pengawas administrasi.
Manajer tingkat bawah bertugas membuat perencanaan jangka pendek dalam
kurun waktu hingga 3 bulan. Perencanaan yang dibuat berkaitan dengan
penugasan pekerjaan, pemesanan, penjadwalan pekerjaan, pengiriman, waktu
lembur, serta bantuan tenaga paruh waktu.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan (planning) dapat disimpulkan sebagai tahapan awal yang menjadi
pondasi terhadap fungsi-fungsi manajemen lainnya, sehingga dapat meminimalisir
tindakan-tindakan yang tidak produktif dan dapat memberikan landasan pada
pengawasan. Perencanaan dapat dirincikan berdasarkan ruang lingkup, kerangka
waktu, dan frekuensi penggunaan. Kegiatan yang dilakukan dalam fungsi
perencanaan meliputi peramalan, penetapan tujuan, pemrograman, penjadwalan,
penganggaran, pengembangan prosedur, penetapan dan penafsiran
kebijaksanaan. Dirumuskannya perencanaan bertujuan memberikan pengarahan
baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial, mengurangi ketidakpastian,
meminimalisir pemborosan, menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam
fungsi selanjutnya. Perencanaan yang baik harus memenuhi syarat di antaranya
adalah tujuan yang dirumuskan harus jelas, perencanaan harus sederhana dan
realistis, memuat analisis dan penjelasan tentang usaha yang direncanakan,
bersifat fleksibel, adanya keseimbangan baik ke luar maupun ke dalam, serta harus
efektif dan efisien. Kegiatan perumusan perencanaan dapat menggunakan strategi
manipulasi persediaan, tingkat produksi, tingkat tenaga kerja, kapasitas, dan
variabel lain yang bisa dikendalikan. Perumusan suatu perencanaan dapat
menggunakan metode grafik dan metode transportasi pemrograman linier. Adapun
pihak yang terlibat dalam perumusan perencanaan meliputi manajemen puncak,
manajemen menengah, dan manajemen tingkat bawah.
3.2 Saran
Setelah mengetahui definisi dan jenis perencanaan, fungsi perencanaan, syarat
dan strategi perumusan perencanaan, metode perumusan perencanaan, serta
pihak yang terlibat dalam perumusan perencanaan, penulis berharap dapat
memberikan pemahaman kepada pembaca tentang bagaimana menjadi seorang
perencana yang tentunya selalu melakukan fungsi perencanaan dalam berbagai
kegiatan, sehingga kegiatan tersebut menjadi lebih teratur dan terarah dalam
mencapai tujuannya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, J., dan Barry R. (2015). Manajemen Operasi Edisi 11 : Manajemen
Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Kencana, I.A.P. (2020). Penerapan Fungsi Manajemen dalam Meningkatkan Pelayanan
di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insani Kecamatan Way Jepara
Kabupaten Lampung Timur. Doctoral Dissertation. UIN Raden Intan Lampung.
Kristiawan, M., Dian S., dan Rena L. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta :
Penerbit Deepublish.
Masram, dan Mu’ah. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo : Penerbit
Zifatama Publisher.
Nazarudin. (2020). Manajemen Strategik. Palembang : Penerbit NoerFikri.
Priyono, dan Marnis. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo : Zifatama
Publisher.
Terry, G. R., dan Franklin, S. G. (1972). Principles of Management. Homewood, IL: RD
Irwin.

11

Anda mungkin juga menyukai