DI
Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengsih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayat dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat meyeleaikan makalah ini yang berjudul “fungsi
perencanaan dan pengambilan keputusan”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat berbagai bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini,
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerimah segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami
selanjutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini fungsi perencanaan dan pengambilan
keputusan dapat membuka pikiran dan inspirasi bagi para pembaca.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN........................................................................................................ 17
B.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap organisasi perluh melakukan suatu perencanaan dalam setiap
kegiatan yang terjadi dalam bebagai organisasi,sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam pengambilan suatu tindakan
dan keputusan,perencanaan di perlukan dalam jenis kegitan baik itu kegiatan
organisasi,perusahaan maupun kegiatan di masyarakat dan perencanaan ada
dalam setiap fungsi-fungsi manajemen.karena fungsi-fungsi tersebut hanya
dapat melaksanakan keputusan-keputusan dalam perenencanaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana konsep dasar perencanaan dalam manajemen?
Bagaimana prosedur dalam melakukan perencanaan (planning
process) ?
Bagaimana penjelasan masalah dan pengambilan keputusan?
C. TUJUAN
Dapat mengetahui pengertian perencanaan
Dapat mengetahui pengertian perencanaan
Dapat mengetahui persyaratan perencanaan
Dapat mengetahui peran tujuan (goals) dan rencana (plan) dalam
proses perencanaan
Dapat mengetahui beberapa alat bantu bagi perencanaan
Dapat mengetahui keterbatasan dalam pengambilan keputusan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Fungsi perencanaan merupakan fungsi paling mendasar karena pada
fungsi ini digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan
tersebut akan dicapai.
Perencanaan sebagai suatu proses ialah aktivitas pemilihan atau
penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
Dalam fungsi perencanaan, terdapat beberapa kegiatan yang harus
termuat di dalamnya, yaitu:
Forecasting (peramalan), yaitu kegiatan yang memperkirakan,
memproyeksikan, atau merumuskan tafsiran-tafsiran yang berkaitan
dengan kemungkinan yang akan dihadapi.
Estabilishing objective (penetapan tujuan) ialah kegiatan yang
menetapkan visi dan misi yang tentunya visi-misi ini dapat menunjang
proses pencapaian tujuan.
Programming (pemrograman) adalah kegiatan yang berkaitan dengan
perumusan program-program yang akan dilakukan ke depannya untuk
mendukung perusahaan mencapai tujuan.
Scheduling (penjadwalan) adalah kegiatan yang membuat kronologi
kegiatan yang akan dilakukan dalam satu periode agar runtut.
Budgeting (penganggaran), yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
penetapan anggaran yang disesuaikan dengan kondisi keuangan yang
ada.
Developing procedures (pengembangan prosedur) ialah aktivitas yang
mengembangkan prosedur dan metode kegiatan yang akan dilakukan.
3
Langkah-langkah Fungsi Perencanaan
Untuk melakukan fungsi perencanaan, di bawah ini terdapat langkah-
langkah atau tahapan-tahapan yang perlu dilakukan oleh suatu manajemen,
yaitu:
4
How
Bagaimana cara mengerjakannya, dalam hal ini memuat penjelasan
tentang teknik atau metode pelaksanaan pekerjaan.
How
Bagaimana dengan biaya yang diperlukan untuk pekerjaan itu, memuat
tentang ongkos atau anggaran belanja yang diperlukan (budget), serta
alokasinya ke dalam masing-masing pos anggaran.
5
Untuk Mengurangi Pemborosan
Tujuan selanjutnya dari sebuah perencanaan adalah mencoba
untuk meminimalkan pemborosan terhadap anggaran yang ada.
Ketika pengeluaran anggaran sudah ditentukan dengan baik, maka
pemborosan terhadap penggunaan anggaran tersebut dapat berkurang.
Perencanaan terhadap anggaran juga penting bagi perusahaan untuk
memangkas pengeluaran yang dirasa tidak penting dan justru
memberatkan.
Tidak hanya tujuan-tujuan yang sudah disebutkan di atas, tujuan
dari perencanaan juga bisa terdiri dari:
o Digunakan sebagai pedoman dan standar untuk implementasi
di masa mendatang
o Mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan
o Mempermudah pengawasan dalam kegiatan yang sedang
dilakukan
o Memperkirakan peluang apa saja yang terbuka di masa depan
o Meningkatkan efisinsi dalam pengeluaran biayan dan anggaran
serta mengurangi jumlah anggaran yang dinilai tidak begitu
penting.
Proses Perencanaan
Supaya lebih memudahkan dalam pembuatan perencanaan, dibutuhkan
langkah-langkah khusus yang dimulai dari identifasi masalah, analisis kondisi,
merumuskan tujuan yang ingin dicapai, dan menyusun garis besar perencanaan
dalam bentuk proposal.
Setelahnya, proposal tersebut akan dirapatkan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dan dari hasil rapat tersebut akan didapatkan komponen penting
dari perencanaan.
Dari komponen tersebut kemudian perlu dilakukan pembuatan outline
dan dilanjutkan dengan pengumpulan, pengolahan, penyimpulan, dan
pendiskusian data.
Ketika data sudah berhasil dikumpulkan dan didiskusikan, maka akan
dibutuhkan penyusunan naskah final dan evaluasi. Memasuki tahapan
selanjutnya adalah dilakukannya persetujuan naskah tersebut sekaligus dengan
penjabaran tentang pelaksanaan rencana.
Disamping tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan secara ringkas tadi,
proses perencanaan juga dapat dibedakan menjadi 4 tahapan yaitu (1)
Menetapkan tujuan, (2) Merumuskan kondisi terkini, (3) Mengidentifikasi
kemudahan dan hambatan yang ada, dan (4) mengembangkan kegiatan untuk
dicapainya tujuan.
Berikutnya, menurut Richard L. Daft, proses perencanaan dapat
dijabarkan dalam beberapa poin-poin berikut:
Membuat Rencana
Bagian ini menjadi langkah awal dalam proses perencanaan
yang mana dilakukan ketika pimpinan organisasi atau lembaga
6
mulai mencanangkan visi dan misi yang sesuai dengan tujuan
organisasi secara jelas.
Jadi, secara ringkas, tahapan pertama ini berisikan penentuan
visi dan misi serta penetapan tujuan.
Menerjemahkan Rencana yang Telah disusun
Memasuki pada tahapan kedua adalah menerjemahkan
rencana yang telah disusun dengan memetakan strategi,
membuat scenario, dan menentukan tim-tim yang bertugas
untuk menganalisa isu dan permasalahan dalam perancangan
perencanaan.
Merencanakan Operasi
Dalam tahapan yang ketiga, proses perencanaan terdiri dari
pembuatan rencana operasional, menentukan target, tujuang,
dan perencanaan praktis. Pada tahapan ini, biasanya kepala
organisasi akan menjabarkan faktor-faktor operasional yang
diperlukan dalam mencapai tujuan.
Sehingga, dibutuhkan langkah-langkah yang telah disebutkan
untuk bisa menentukan supaya targer bisa berjalan
sebagaimana mestinya.
Melaksanakan Rencana
Dalam tahapan pelaksanaan rencana, penetapan stretch goals
dan perencanaan krisis dilakukan. Kegiatan pada tahapan ini
meliputi pelaksanaan manajemen yang bersasaran, instrumen
kerja, rencana untuk sekali implementasi, dan pelaksanaan
tanggung jawab yang sudah dibuat.
Melakukan Pengawasan dan Evaluasi
Pada tahapan yang terakhir, pihak organisasi terutama
pimpinan akan melakukan evaluasi dan pengawasan secara
rutin untuk terus memperbaiki kinerja dan kekurangan dalam
implementasi perencananaan.
7
2. Beberapa Alat Bantu Bagi Perencanaan
Berbagai teoritisi manajemen telah memperkenalkan beberapa
pendekatan dalam melakukan perencanaan, termasuk beberapa alat analisis atau
model yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan. Di antara beberapa
alat manajemen guna melakukan perencanaan di antaranya adalah Bagan Arus
(Flow Chart), Bagan Gantt (Gantt Chart), dan Jaringan PERT (PERT Network).
Perencanaan dengan Flow Chart
Pada dasarnya, pendekatan Flow Chart lebih sering digunakan bagi
mereka yang mendalami teknik komputer, teknik, dan sistem informasi.
Namun, pendekatan ini juga sudah cukup populer untuk digunakan dalam
dunia manajemen. Flow Chart adalah model grafis yang menunjukkan
model sistem yang menggambarkan kejadian yang berkesinambungan
(sequencial) dan keputusan ya-tidak. Berkesinambungan pada dasarnya
adalah proses pengaturan kejadian-kejadian berdasarkan urutan kronologis-
nya. Misalnya, membaca buku dapat dilakukan setelah kita membeli buku.
Maka dalam model Flow Chart, membaca buku diletakkan setelah membeli
buku.
Penjadwalan Melalui Gantt Chart
Alat bantu perencanaan yang kedua adalah apa yang dinamakan
dengan penjadwalan dengan Gantt Chart (Bagan Gantt). Penjadwalan
adalah salah satu bagian penting dalam perencanaan. Ketika kegiatan
organisasi begitu banyak dan berkesinambungan satu dengan lainnya,
Gantt Chart pada dasarnya membantu manajer untuk dapat mengaturnya
melalui proses penjadwalan. Sehingga secara sederhana Gantt Chart adalah
teknik penjadwalan secara grafis atas berbagai rencana kegiatan. Gantt
Chart pertama kali diperkenalkan oleh Hemy L. Gantt, salah seorang rekan
kerja dari Frederich Winslow Taylor yang juga bekerja di Perusahaan
Midvale Steel pada tahun 1887. Perkembangan berikutnya menunjukkan
bahwa Gantt Chart telah banyak dipergunakan secara populer baik oleh
para praktisi manajemen maupun berbagai organisasi lainnya.
Sebagai kesimpulan, Gantt Chart memudahkan para pelaksana
kegiatan untuk merencanakan segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan.
Namun di sisi lain, alat bantu ini memiliki keterbatasan, di antaranya
adalah keterbatasan dalam menjadwalkan berbagai kegiatan yang sifatnya
sangat detail dan kompleks. Jenis kegiatan yang sangat kompleks dan
cenderung tidak berkelanjutan lebih sulit untuk dijadwalkan melalui Gantt
Chart.
Perencanaan dengan Jaringan PERT (PERT Network)
Keterbatasan dari Bagan Gantt pada giliran berikutnya
dikembangkan dan di koreksi oleh alat bantu perencanaan lainnya. Di
antara alat bantu tersebut adalah apa yang dikenal sebagai jaringan PERT
atau lebih dikenal dengan PERT Network. PERT adalah singkatan dari
Program Evaluation and Review Technique. PERT merupakan alat bantu
perencanaan melalui penjadwalan dan penggambaran rencana kerja secara
kronologis dan berkelanjutan bagi pekerjaan yang sifatnya tidak rutin,
berskala besar ' inaupun kompl.eks.
8
Ada 4 konsep yang harus dipahami dalam PERT Keempat konsep
tersebut adalah Event, Activity, Time, dan Critical Path.
a. Event atau kejadian adalah indikator dari performa pekerjaan baik
sebelum maupun scsudah pekerjaan dilakukan sekaligus juga
menunjukkan apakah suatu pekerjaan lain dapat dilakukan atau
sebaliknya berdasarkan indikator ini. Sebagai contoh dari event
misalnya, "bagian produksi menerima bahan baku". Kejadian ini
menjadi indikator bagi pengerjaan bagian produksi untuk memulai
kegiatan produksi karena bahan bakunya telah diterima.
b. Activity atau kegiatan adalah bagian dari berbagai pekerjaan yang
sedang dalam pengerjaan dari keseluruhan pekerjaan yang
berkesinambungan. Kegiatan diawali dan diakhiri oleh kejadian atau
event. Contoh kegiatan misalnya, "pembuatan sepatu", "pemberian
label pada sepatu yang telah jadi", dan seterusnya.
c. Time atau waktu menunjukkan perki.raan masa pengerjaan dari
keseluruhan kegiatan sebagaimana diatur dalamn jaringan PERT.
PERT Time atau masa pengerjaan berdasarkan PERT adalah rata-
rata dari tiga komponen waktu berdasarkan kerangka PERT Ketiga
komponen waktu tersebut adalah: (1) optimistic time (To) - masa
yang diperlukan ketika pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam
kondisi terbaik; (2) most likely time (Tm) - masa yang diperlukan
ketika pelaksanaan pekerjaan dilakukan alam kondisi normal; dan
(3) pessimistic time (Tp) - masa yang diperlukan ketika pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang tidak normal atau darurat.
Rumus untuk menghitung rata-rata dari masa pengerjaan
berdasarkan PERT (PERT Time) adalah:
Te = To + 4Tm + TP 6
Sebagai contoh misalnya pengerjaan kegiatan penyediaan bahan
baku. Dalam kondisi terbaik, di mana seluruh faktor pendukung
terpenuhi dari mulai pemasok, harga yang cocok, stok barang ada,
dan regulasi yang diberlakukan sesuai dengan rencana perusahaan,
maka waktu pengerjaan penyediaan bahan baku diperkirakan dapat
diselesaikan dalamn waktu 3 hari (To = 3). Kemudian dalam kondisi
normal, misalnya saja supplier ada, harga masih perlu
dmegosiasikan, stok barang ada, dan beberapa regulasi perlu
di.tempuh dalam
kondisi yang umum, maka pengerjaan penyediaan bahan baku
diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu 6 hari sehingga Tm = 6
hari. Dalam kondisi pesimis, ketika pemasok barang masih perlu
dicari, harga dan stok barang masih perlu dipastikan, kemudian
regulasi cenderung menyulitkan perusahaan, maka penyediaan bahan
baku diperkirakan dapat selesai dalam waktu 12 hari sehingga Tp =
12 hari. Dengan menggunakan rumus di atas, maka perkiraan waktu
penyelesaian untuk penyediaan bahan baku adalah 6,5 hari yang
rinciannya adalah sebagai berikut:
Te = To+4Tm+Tp = 3+4(6)+12
9
6 6 = 6 , 5 hari
d. Critical Path atau indikator kritis menunjukkan waktu kritis
bagi pengerjaan kegiatan dalam kerangka path yang dapat
diterima. Waktu kritis menunjukkan batas toleransi akan suatu
pekerjaan yang dilaksanakan. Ketika waktu kritis ini
terlewaberdampak kepada terhambatnya pengerjaan kegiatan
yang lain sehingga waktu pengerjaan secara keseluruhan dapat
terlambat.
2. Pengambilan Keputusan
Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli
Adapun pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli yang diantaranya
yaitu:
Menurut Suharnan “2005”
Definisi pengambilan keputusan menurut Suharnan ialah proses memilih atau
menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
Menurut Baron Dan Byre “2008”
Definisi pengambilan keputusan menurut Baron dan Byrne ialah suatu proses
melalui kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan informasi
yang ada dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan tidankan.
Menurut Simon “1993”
Definisi pengambilan keputusan menurut Simon ialah suatu bentuk pemilihan
dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui
mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang
terbaik.
Menurut Terry “2003
Definisi pengambilan keputusan menurut Terry pemilihan alternatif perilaku
dari dua alternatif atau lebih tindakan untuk memecahkan masalah yang
10
dihadapi melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang
memungkinkan.
Menurut WangDan Ruhe “2007”
Definisi pengambilan keputusan menurut Wan dan Ruhe ialah proses yang
memilih pilihan yang lebih disukai atau suatu tindakan dari antara alternatif atas
dasar kriteria atau strategi yang diberikan.
Menurut Dermawan “2004”
Definisi pengambilan keputusan menurut Dermawan ialah suatu proses yang
dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan
pengetahuan, kecakapan dan motivasi. Pengambilan keputusan merupakan ilmu
dan seni pemilihan alternatif solusi atau tindakan dari sejumlah alternatif solusi
dan tindakan yang berguna menyelesaikan masalah.
Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
Definisi pengambilan keputusan menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan ialah
pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu,
proses ini meliputi dua atau lebih, alternatif karena seandainya hanya ada satu
alternatif tidak ada keputusan yang diambil.
11
Keputusan itu bersifat berkesinambungan karena adanya unsur dinamis dan
pengharapan-pengharapan daripada orang-orang yang ada di dalam
organisasi itu. Keputusan itu juga sering menimbulkan perubahan
antara satu bidang yang akan mempengaruhi terhadap bidang lain.
Misalnya : Suatu keputusan kenaikan harga bensin akan mempngaruhi
biaya angkutan/transport.
3. Penilaian
Faktor penilaian di dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan atas
2 hal :
Pimpinan (pengambil keputusan) menghadapi suatu
pertanyaan pilihan antara 2 atau lebih alternatif.
Masalah daripada hasil keputusan itu sendiri yang telah
diambil.
12
adalah merupakan suatu pertimbangan yang pokok dalam pengambilan
keputusan.
Awal dari semua aktivitas manusia yg sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun
secara organisasional.
Suatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan,
masa yg akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup
lama.
13
Masukan Informasi
Sangat penting untuk memiliki informasi yang memadai dan akurat tentang
situasi pengambilan keputusan , jika tidak kualitas keputusan akan
terganggu. Namun, harus diakui bahwa pada individu tersebut memiliki kendala
mental tertentu, yang membatasi jumlah informasi yang dapat ia tangani secara
memadai. Sedikit informasi sama berbahayanya dengan terlalu banyak
informasi. Beberapa individu yang sangat berwibawa membuat keputusan
berdasarkan informasi yang relatif lebih sedikit.
Prasangka
Prasangka dan prasangka muncul dalam keputusan kita melalui proses persepsi
kita dan dapat menyebabkan kita membuat keputusan yang tidak
efektif. Pertama, persepsi sangat selektif, yang berarti bahwa kita hanya
menerima apa yang ingin kita terima, dan karenanya hanya jenis informasi
semacam itu yang menyaring ke indra kita. Kedua, persepsi sangat subjektif,
artinya informasi terdistorsi agar konsisten dengan keyakinan, sikap, dan nilai
yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, gagasan yang terbentuk
sebelumnya bahwa orang atau organisasi tertentu adalah sumber informasi yang
jujur atau menipu, baik atau buruk, terlambat atau cepat dalam penyampaian,
dan sebagainya, dapat memiliki efek yang cukup besar pada kemampuan
obyektif pembuat keputusan. dan kualitas keputusan.
Kendala Kognitif
Otak manusia, yang merupakan sumber pemikiran, kreativitas, dan pengambilan
keputusan, dalam beberapa hal memiliki keterbatasan kapasitas. Misalnya,
kecuali untuk beberapa keadaan unik, ingatan kita bersifat jangka pendek,
hanya berkapasitas beberapa ide, kata, dan simbol. Selain itu, kita tidak dapat
melakukan lebih dari jumlah perhitungan yang terbatas di kepala kita dan sulit
untuk membandingkan semua kemungkinan alternatif dan membuat pilihan.
Kami tidak pernah benar-benar yakin jika alternatif pilihan kami tepat dan
optimal sampai dampak dari implikasi keputusan tersebut sudah terasa. Ini
membuat kita merasa tidak aman.
Sikap Tentang Risiko dan Ketidakpastian
Sikap ini dikembangkan dalam diri seseorang, sebagian karena karakteristik
pribadi tertentu dan sebagian lagi karena karakteristik organisasi. Jika kebijakan
organisasi sedemikian rupa sehingga menghukum kerugian lebih dari sekadar
menghargai keuntungan, maka pembuat keputusan akan cenderung menghindari
alternatif yang memiliki beberapa kemungkinan gagal. Dengan demikian,
seorang manajer dapat menghindari peluang yang berpotensi baik jika ada
sedikit peluang kerugian. Karakteristik pribadi seorang pengambil keputusan
mengenai sikapnya terhadap pengambilan risiko mempengaruhi keberhasilan
keputusan.
4. Memperbaiki Keputusan
Dalam hal pengambilan keputusan tentu dilibatkan pada beberapa prosedur
pengambilan keputusan yang dapat membantu berjalannya keputusan yang
diambil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnnya.
14
Berikut beberapa langkah dalam hal pengambilan keputusan dan memperbaiki
keputusan.
a.) Identifikasi keputusan yang perlu diambil
Saat mengidentifikasi keputusan, ajukan beberapa pertanyaan kepada
diri Anda:
15
Berikut beberapa pertanyaan untuk dipertimbangkan saat meninjau
keputusan Anda:
Apa keputusan memecahkan masalah yang diidentifikasi tim di
langkah 1?
Apa keputusan ini memengaruhi tim secara positif atau negatif?
Pemangku kepentingan mana yang menikmati manfaat dari
keputusan ini? Pemangku kepentingan mana yang terdampak
secara negatif?
Dengan adanya beberapa prosedur pengambilan keputusan dan perbaikan
keputusan sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan apa yang
telah diharapkan.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perencanaan atau Planning merupakan salah satu dari Empat Fungsi Dasar
Manajemen. Dalam keempat fungsi dasar tersebut, Perencanaan menduduki urutan
pertama sebagai fungsi yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke
fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya. Dengan kata lain, Perencanaan atau planning
ini merupakan landasan dari fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya untuk mencapai
tujuan organisasinya.
Fungsi perencanaan adalah fungsi pertama pada sistem manajemen. Manajemen
sendiri merupakan suatu sistem yang mengelola suatu usaha untuk mencapai tujuan.
Fungsi perencanaan sendiri merupakan suatu fungsi yang berkaitan dengan pemilihan
beberapa alternatif tujuan, kebijakan, prosedur,sistem, dan program.
Persyaratan perencanaan (planning requiretments)
Ada beberapa hal yang perluh diperhatikan dalam melakukan perencanaan
o What
o Who
o When
o Where
o Why
o 2 How
Menurut Suharnan “2005”
Definisi pengambilan keputusan menurut Suharnan ialah proses memilih
ataumenentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
Menurut Baron Dan Byre “2008”
Definisi pengambilan keputusan menurut Baron dan Byrne ialah suatu proses
melalui kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada
dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan tidankan.
Tujuan Pengambilan Keputusan
Berikut ini terdapat beberapa tujuan pengambilan keputusan, terdiri atas:
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu :
a Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan hanya
menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada
kaitannya dgn masalah lain.
b Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan itu
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yg diambil itu
sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat tidak kontradiktif.
17