Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

“Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan”

DI

Oleh:

 Muh. Rafli Ilham (2209308110080)


 Sarlota Serti’ (2209308110081)
 Sudirman Jendral (2209308110073)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


STIE MAKASSAR MAJU
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengsih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayat dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat meyeleaikan makalah ini yang berjudul “fungsi
perencanaan dan pengambilan keputusan”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat berbagai bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini,

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerimah segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami
selanjutnya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini fungsi perencanaan dan pengambilan
keputusan dapat membuka pikiran dan inspirasi bagi para pembaca.

Makassar, 06 November 2022

penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar................................................................................................................ ii

Daftar Isi.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Perencanaan Dalam Manajemen........................................... 2


1. Pengertian Perencanaan (Planning)........................................................ 2
2. Fungsi dari Perencanaan......................................................................... 2
3. Persyaratan Perencanaan (planning requiretments)................................ 4
B. Melakukan Perencanaan (Planniing Proncess)
1. Peran Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan) dalam Proses Perencanaan. . 5
2. Beberapa Alat Bantu Bangi Perencanaan............................................... 8
C. Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan ....................................... 10
1. Pengertian Masalah dan Pengambilan Keputusan............................................ 10
2. Pengambilan Keputusan.................................................................................... 10
3. Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan................................................... 13
4. Memperbaiki keputusan.................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN........................................................................................................ 17
B.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap organisasi perluh melakukan suatu perencanaan dalam setiap
kegiatan yang terjadi dalam bebagai organisasi,sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam pengambilan suatu tindakan
dan keputusan,perencanaan di perlukan dalam jenis kegitan baik itu kegiatan
organisasi,perusahaan maupun kegiatan di masyarakat dan perencanaan ada
dalam setiap fungsi-fungsi manajemen.karena fungsi-fungsi tersebut hanya
dapat melaksanakan keputusan-keputusan dalam perenencanaan.

B. RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana konsep dasar perencanaan dalam manajemen?
 Bagaimana prosedur dalam melakukan perencanaan (planning
process) ?
 Bagaimana penjelasan masalah dan pengambilan keputusan?

C. TUJUAN
 Dapat mengetahui pengertian perencanaan
 Dapat mengetahui pengertian perencanaan
 Dapat mengetahui persyaratan perencanaan
 Dapat mengetahui peran tujuan (goals) dan rencana (plan) dalam
proses perencanaan
 Dapat mengetahui beberapa alat bantu bagi perencanaan
 Dapat mengetahui keterbatasan dalam pengambilan keputusan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN

1. Pengertian Perencanaan (Planning)

Perencanaan atau Planning merupakan salah satu dari Empat Fungsi


Dasar Manajemen. Dalam keempat fungsi dasar tersebut, Perencanaan
menduduki urutan pertama sebagai fungsi yang harus dilakukan terlebih dahulu
sebelum melanjutkan ke fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya. Dengan kata
lain, Perencanaan atau planning ini merupakan landasan dari fungsi-fungsi
dasar manajemen lainnya untuk mencapai tujuan organisasinya.
Menurut R. Schermerhorn (1996:138), Perencanaan adalah Proses
penetapan tujuan dan penentuan apa yang harus dikerjakan untuk
merealisasikannya. Sedangkan definisi Perencanaan (Planning) menurut
Samuel Certo (1997:134) adalah Proses penentuan bagaimana sistem
manajemen (organisasi) akan mencapai atau merealisasikan tujuannya.
Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan Perencanaan atau Planning
ini dalam Manajemen adalah menentukan tujuan organisasi dan memutuskan
cara yang terbaik untuk mencapainya. Perencanaan ini berkaitan dengan
menciptakan prosedur, aturan dan pedoman untuk pencapaian tujuan organisasi.
Tujuan Perencanaan atau Planning ini adalah untuk membantu
Organisasi mencapai Tujuannya dengan meminimalisasikan resiko
ketidakpastian yang akan terjadi pada organisasi yang bersangkutan. Sedangkan
Manfaat dari Perencanaan dalam suatu organisasi adalah untuk memberikan
pedoman yang sistematik dan membantu para manajer untuk berorientasi ke
depan serta penekanan pada tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Perencanaan yang baik dan sistematis akan menaikan tingkat keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya.

2. Fungsi dari Perencanaan


Fungsi perencanaan adalah fungsi pertama pada sistem manajemen.
Manajemen sendiri merupakan suatu sistem yang mengelola suatu usaha untuk
mencapai tujuan. Fungsi perencanaan sendiri merupakan suatu fungsi yang
berkaitan dengan pemilihan beberapa alternatif tujuan, kebijakan,
prosedur,sistem, dan program.
Dikutip dari buku Teknologi Informasi dan Komunikasi yang ditulis
oleh Dr. Maria Ulfa Batoebara, dan M. Si, Muhammad Fuad Zaini, M. Pd,
fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan yang menetapkan tujuan dan diikuti
dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan tersebut.

2
Fungsi perencanaan merupakan fungsi paling mendasar karena pada
fungsi ini digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan
tersebut akan dicapai.
Perencanaan sebagai suatu proses ialah aktivitas pemilihan atau
penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
Dalam fungsi perencanaan, terdapat beberapa kegiatan yang harus
termuat di dalamnya, yaitu:
 Forecasting (peramalan), yaitu kegiatan yang memperkirakan,
memproyeksikan, atau merumuskan tafsiran-tafsiran yang berkaitan
dengan kemungkinan yang akan dihadapi.
 Estabilishing objective (penetapan tujuan) ialah kegiatan yang
menetapkan visi dan misi yang tentunya visi-misi ini dapat menunjang
proses pencapaian tujuan.
 Programming (pemrograman) adalah kegiatan yang berkaitan dengan
perumusan program-program yang akan dilakukan ke depannya untuk
mendukung perusahaan mencapai tujuan.
 Scheduling (penjadwalan) adalah kegiatan yang membuat kronologi
kegiatan yang akan dilakukan dalam satu periode agar runtut.
 Budgeting (penganggaran), yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
penetapan anggaran yang disesuaikan dengan kondisi keuangan yang
ada.
 Developing procedures (pengembangan prosedur) ialah aktivitas yang
mengembangkan prosedur dan metode kegiatan yang akan dilakukan.

Manfaat Fungsi Perencanaan


Sebagai suatu fungsi, fungsi perencanaan tentunya memiliki sejumlah
manfaat bagi sistem manajemen dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul Manajemen berikut
beberapa manfaat dari fungsi perencanaan, yaitu:
 Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
 Membantu dalam kristalisasi penyesuaian pada masalah-masalah utama.
 Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
 Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
 Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi.
 Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
 Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
 Menghemat waktu, usaha, dan dana.

3
Langkah-langkah Fungsi Perencanaan
Untuk melakukan fungsi perencanaan, di bawah ini terdapat langkah-
langkah atau tahapan-tahapan yang perlu dilakukan oleh suatu manajemen,
yaitu:

 Merumuskan tujuan secara jelas.


 Mengumpulkan data dan informasi.
 Menganalisis data dan informasi.
 Merumuskan dan menetapkan alternatif pencapaian tujuan.
 Menentukan prioritas.
 Menyusun langkah konkret untuk dilaksanakan. (SAI)

3. Persyaratan Perencanaan (planning requiretments)


Suatu rencana dikatakan baik apabila dibuat berdasarkan fakta yang
konkrit, dan dilakukan secara bersama-sama diantara orang-orang yang ada di
dalam organisasi. Jadi bukan semata-mata didasarkan atas kemampuan pribadi
perencana.
suatu perencanaan yang dapat menghasilkan suatu rencana yang baik,
apabila dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip yang meliputi 5 W dan 2 H.
Yaitu pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab planner dalam proses
pembuatan rencana. Yang berarti bahwa dalam perencanaan itu harus mampu
memberikan jawaban 7 pertanyaan sebagai berikut:
 What
Apa yang harus dikerjakan, dalam pertanyaan ini harus memuat
penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan atau faktor-
faktor produksi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dalam usaha
mencapai tujuan yang diinginkan.
 Where
Di mana pekerjaan itu harus dilaksanakan, dalam pertanyaan ini harus
memuat penjelasan tentang lokasi pisik dimana setiap pekerjaan harus
dikerjakan. Sehingga dengan demikian segenap alat dan fasilitas yang
diperlukan dapat disediakan pada tempat yang telah ditentukan.
 When
Kapan pekerjaan itu dikerjakan, dalam pertanyaan ini harus memuat
jawaban mengenai dimulai dan diakhirinya suatu pekerjaan baik untuk
tiap-tiap bagian maupun untuk keseluruhan. Dan bilamana perlu
dikemukakan pula tentang standar waktu untuk sesuatu jenis pekerjaan.
 Who
Siapa yang tepat melaksanakan pekerjaan, dalam pertanyaan ini harus
memuat penjelasan tentang kualifikasi orang yang akan melaksanakan,
baik mengenai pengalaman, kemampuan, pendidikan dan sebagainya.
 Why
Mengapa pekerjaan itu harus dilakukan, dalam hal ini memuat
penjelasan atau deskripsi mengapa pekerjaan itu harus dilakukan, dan
mengapa tujuan itu harus dicapai.

4
 How
Bagaimana cara mengerjakannya, dalam hal ini memuat penjelasan
tentang teknik atau metode pelaksanaan pekerjaan.

 How
Bagaimana dengan biaya yang diperlukan untuk pekerjaan itu, memuat
tentang ongkos atau anggaran belanja yang diperlukan (budget), serta
alokasinya ke dalam masing-masing pos anggaran.

B. MELAKUKAN PERENCANAAN (PLANNING PROCESS)

1. Peran Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan) dalam Proses


Perencanaan
Perencanaan dibuat tentu berdasarkan dengan tujuan tertentu. Tujuan
inilah yang nantinya menjadi sesuatu yang ingin dicapai oleh organisasi atau
lembaga ketika perencanaan tersebut diwujudkan dalam suatu pelaksanaan
kegiatana. Menurut Robbins dan Coulter, terdapat beberapa tujuan perencanaan
diantaranya:
 Untuk Memberikan Arahan
Perencanaan dibuat dengan tujuan untuk memberikan pengarahan
kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan organisasi atau
perusahaan baik itu manajer atau karyawan.
Pembuatan rencana dinilai dapat mempermudah para anggota
untuk bekerja sama, menentukan langkah-langkah untuk bekerja
sama, dan membuat keputusan apa saja yang akan dilakukan demi
keberhasilan rencana tersebut.
Ketika perencanaan dihilangkan, maka suatu organisasi akan
kehilangan kendali dan setiap anggotanya akan melakukan pekerjaan
tanpa adanya arahan yang jelas.
 Untuk Menetapkan Standar
Sebuah perencanaan dibuat juga bertujuan untuk menetapkan
standar yang akan dipakai oleh lembaga atau organisasi dalam
meningkatkan kinerja dari anggota maupun kinerja organisasi secara
keseluruhan.
Jika perencenaan dibuat dengan tepat, nantinya juga akan
memudahkan proses evaluasi dan pengontrolan kinerja tersebut.
 Untuk Antisipasi di Masa Depan
Suatu perusahaan atau lembaga memang tidak tahu apa saja yang
akan terjadi di masa mendatang.
Oleh karenanya, dibutuhkan perencanaan tertentu yang bertujuan untuk
mengurangi ketidakpastian dan antisipasi terhadap hal-hal buruk di
masa depan.
Bagi pembuat rencana diharuskan untuk bisa melihat jauh ke
depan, memperkirakan perubahan apa saja yang bisa terjadi, dan
bagaimana organisasi menyikapi perubahan tersebut.

5
 Untuk Mengurangi Pemborosan
Tujuan selanjutnya dari sebuah perencanaan adalah mencoba
untuk meminimalkan pemborosan terhadap anggaran yang ada.
Ketika pengeluaran anggaran sudah ditentukan dengan baik, maka
pemborosan terhadap penggunaan anggaran tersebut dapat berkurang.
Perencanaan terhadap anggaran juga penting bagi perusahaan untuk
memangkas pengeluaran yang dirasa tidak penting dan justru
memberatkan.
Tidak hanya tujuan-tujuan yang sudah disebutkan di atas, tujuan
dari perencanaan juga bisa terdiri dari:
o Digunakan sebagai pedoman dan standar untuk implementasi
di masa mendatang
o Mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan
o Mempermudah pengawasan dalam kegiatan yang sedang
dilakukan
o Memperkirakan peluang apa saja yang terbuka di masa depan
o Meningkatkan efisinsi dalam pengeluaran biayan dan anggaran
serta mengurangi jumlah anggaran yang dinilai tidak begitu
penting.
Proses Perencanaan
Supaya lebih memudahkan dalam pembuatan perencanaan, dibutuhkan
langkah-langkah khusus yang dimulai dari identifasi masalah, analisis kondisi,
merumuskan tujuan yang ingin dicapai, dan menyusun garis besar perencanaan
dalam bentuk proposal.
Setelahnya, proposal tersebut akan dirapatkan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dan dari hasil rapat tersebut akan didapatkan komponen penting
dari perencanaan.
Dari komponen tersebut kemudian perlu dilakukan pembuatan outline
dan dilanjutkan dengan pengumpulan, pengolahan, penyimpulan, dan
pendiskusian data.
Ketika data sudah berhasil dikumpulkan dan didiskusikan, maka akan
dibutuhkan penyusunan naskah final dan evaluasi. Memasuki tahapan
selanjutnya adalah dilakukannya persetujuan naskah tersebut sekaligus dengan
penjabaran tentang pelaksanaan rencana.
Disamping tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan secara ringkas tadi,
proses perencanaan juga dapat dibedakan menjadi 4 tahapan yaitu (1)
Menetapkan tujuan, (2) Merumuskan kondisi terkini, (3) Mengidentifikasi
kemudahan dan hambatan yang ada, dan (4) mengembangkan kegiatan untuk
dicapainya tujuan.
Berikutnya, menurut Richard L. Daft, proses perencanaan dapat
dijabarkan dalam beberapa poin-poin berikut:
 Membuat Rencana
Bagian ini menjadi langkah awal dalam proses perencanaan
yang mana dilakukan ketika pimpinan organisasi atau lembaga

6
mulai mencanangkan visi dan misi yang sesuai dengan tujuan
organisasi secara jelas.
Jadi, secara ringkas, tahapan pertama ini berisikan penentuan
visi dan misi serta penetapan tujuan.
 Menerjemahkan Rencana yang Telah disusun
Memasuki pada tahapan kedua adalah menerjemahkan
rencana yang telah disusun dengan memetakan strategi,
membuat scenario, dan menentukan tim-tim yang bertugas
untuk menganalisa isu dan permasalahan dalam perancangan
perencanaan.
 Merencanakan Operasi
Dalam tahapan yang ketiga, proses perencanaan terdiri dari
pembuatan rencana operasional, menentukan target, tujuang,
dan perencanaan praktis. Pada tahapan ini, biasanya kepala
organisasi akan menjabarkan faktor-faktor operasional yang
diperlukan dalam mencapai tujuan.
Sehingga, dibutuhkan langkah-langkah yang telah disebutkan
untuk bisa menentukan supaya targer bisa berjalan
sebagaimana mestinya.
 Melaksanakan Rencana
Dalam tahapan pelaksanaan rencana, penetapan stretch goals
dan perencanaan krisis dilakukan. Kegiatan pada tahapan ini
meliputi pelaksanaan manajemen yang bersasaran, instrumen
kerja, rencana untuk sekali implementasi, dan pelaksanaan
tanggung jawab yang sudah dibuat.
 Melakukan Pengawasan dan Evaluasi
Pada tahapan yang terakhir, pihak organisasi terutama
pimpinan akan melakukan evaluasi dan pengawasan secara
rutin untuk terus memperbaiki kinerja dan kekurangan dalam
implementasi perencananaan.

Berbeda dengan pendapat dari Richard L. Daft,


Manullang mengatakan jika proses perencanaan dilakukan
dengan tahapan-tahapan yang dimulai dari
 Penetapan tugas dan tujuan,
 Observasi dan analisa,
 Menganalisa kemungkinan-kemungkinan,
 Membuat panduan,
 Pembuatan perencanaan.
Meskipun terdapat banyak perbedaan terkait tahapan
dalam proses perencanaan, tetapi bisa dikatakan jika inti dari
setiap tahapannya sama dan bertujuan untuk mendapatkan hasil
rencana yang sesuai.

7
2. Beberapa Alat Bantu Bagi Perencanaan
Berbagai teoritisi manajemen telah memperkenalkan beberapa
pendekatan dalam melakukan perencanaan, termasuk beberapa alat analisis atau
model yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan. Di antara beberapa
alat manajemen guna melakukan perencanaan di antaranya adalah Bagan Arus
(Flow Chart), Bagan Gantt (Gantt Chart), dan Jaringan PERT (PERT Network).
 Perencanaan dengan Flow Chart
Pada dasarnya, pendekatan Flow Chart lebih sering digunakan bagi
mereka yang mendalami teknik komputer, teknik, dan sistem informasi.
Namun, pendekatan ini juga sudah cukup populer untuk digunakan dalam
dunia manajemen. Flow Chart adalah model grafis yang menunjukkan
model sistem yang menggambarkan kejadian yang berkesinambungan
(sequencial) dan keputusan ya-tidak. Berkesinambungan pada dasarnya
adalah proses pengaturan kejadian-kejadian berdasarkan urutan kronologis-
nya. Misalnya, membaca buku dapat dilakukan setelah kita membeli buku.
Maka dalam model Flow Chart, membaca buku diletakkan setelah membeli
buku.
 Penjadwalan Melalui Gantt Chart
Alat bantu perencanaan yang kedua adalah apa yang dinamakan
dengan penjadwalan dengan Gantt Chart (Bagan Gantt). Penjadwalan
adalah salah satu bagian penting dalam perencanaan. Ketika kegiatan
organisasi begitu banyak dan berkesinambungan satu dengan lainnya,
Gantt Chart pada dasarnya membantu manajer untuk dapat mengaturnya
melalui proses penjadwalan. Sehingga secara sederhana Gantt Chart adalah
teknik penjadwalan secara grafis atas berbagai rencana kegiatan. Gantt
Chart pertama kali diperkenalkan oleh Hemy L. Gantt, salah seorang rekan
kerja dari Frederich Winslow Taylor yang juga bekerja di Perusahaan
Midvale Steel pada tahun 1887. Perkembangan berikutnya menunjukkan
bahwa Gantt Chart telah banyak dipergunakan secara populer baik oleh
para praktisi manajemen maupun berbagai organisasi lainnya.
Sebagai kesimpulan, Gantt Chart memudahkan para pelaksana
kegiatan untuk merencanakan segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan.
Namun di sisi lain, alat bantu ini memiliki keterbatasan, di antaranya
adalah keterbatasan dalam menjadwalkan berbagai kegiatan yang sifatnya
sangat detail dan kompleks. Jenis kegiatan yang sangat kompleks dan
cenderung tidak berkelanjutan lebih sulit untuk dijadwalkan melalui Gantt
Chart.
 Perencanaan dengan Jaringan PERT (PERT Network)
Keterbatasan dari Bagan Gantt pada giliran berikutnya
dikembangkan dan di koreksi oleh alat bantu perencanaan lainnya. Di
antara alat bantu tersebut adalah apa yang dikenal sebagai jaringan PERT
atau lebih dikenal dengan PERT Network. PERT adalah singkatan dari
Program Evaluation and Review Technique. PERT merupakan alat bantu
perencanaan melalui penjadwalan dan penggambaran rencana kerja secara
kronologis dan berkelanjutan bagi pekerjaan yang sifatnya tidak rutin,
berskala besar ' inaupun kompl.eks.

8
Ada 4 konsep yang harus dipahami dalam PERT Keempat konsep
tersebut adalah Event, Activity, Time, dan Critical Path.
a. Event atau kejadian adalah indikator dari performa pekerjaan baik
sebelum maupun scsudah pekerjaan dilakukan sekaligus juga
menunjukkan apakah suatu pekerjaan lain dapat dilakukan atau
sebaliknya berdasarkan indikator ini. Sebagai contoh dari event
misalnya, "bagian produksi menerima bahan baku". Kejadian ini
menjadi indikator bagi pengerjaan bagian produksi untuk memulai
kegiatan produksi karena bahan bakunya telah diterima.
b. Activity atau kegiatan adalah bagian dari berbagai pekerjaan yang
sedang dalam pengerjaan dari keseluruhan pekerjaan yang
berkesinambungan. Kegiatan diawali dan diakhiri oleh kejadian atau
event. Contoh kegiatan misalnya, "pembuatan sepatu", "pemberian
label pada sepatu yang telah jadi", dan seterusnya.
c. Time atau waktu menunjukkan perki.raan masa pengerjaan dari
keseluruhan kegiatan sebagaimana diatur dalamn jaringan PERT.
PERT Time atau masa pengerjaan berdasarkan PERT adalah rata-
rata dari tiga komponen waktu berdasarkan kerangka PERT Ketiga
komponen waktu tersebut adalah: (1) optimistic time (To) - masa
yang diperlukan ketika pelaksanaan pekerjaan dilakukan dalam
kondisi terbaik; (2) most likely time (Tm) - masa yang diperlukan
ketika pelaksanaan pekerjaan dilakukan alam kondisi normal; dan
(3) pessimistic time (Tp) - masa yang diperlukan ketika pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang tidak normal atau darurat.
Rumus untuk menghitung rata-rata dari masa pengerjaan
berdasarkan PERT (PERT Time) adalah:
Te = To + 4Tm + TP 6
Sebagai contoh misalnya pengerjaan kegiatan penyediaan bahan
baku. Dalam kondisi terbaik, di mana seluruh faktor pendukung
terpenuhi dari mulai pemasok, harga yang cocok, stok barang ada,
dan regulasi yang diberlakukan sesuai dengan rencana perusahaan,
maka waktu pengerjaan penyediaan bahan baku diperkirakan dapat
diselesaikan dalamn waktu 3 hari (To = 3). Kemudian dalam kondisi
normal, misalnya saja supplier ada, harga masih perlu
dmegosiasikan, stok barang ada, dan beberapa regulasi perlu
di.tempuh dalam
kondisi yang umum, maka pengerjaan penyediaan bahan baku
diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu 6 hari sehingga Tm = 6
hari. Dalam kondisi pesimis, ketika pemasok barang masih perlu
dicari, harga dan stok barang masih perlu dipastikan, kemudian
regulasi cenderung menyulitkan perusahaan, maka penyediaan bahan
baku diperkirakan dapat selesai dalam waktu 12 hari sehingga Tp =
12 hari. Dengan menggunakan rumus di atas, maka perkiraan waktu
penyelesaian untuk penyediaan bahan baku adalah 6,5 hari yang
rinciannya adalah sebagai berikut:
Te = To+4Tm+Tp = 3+4(6)+12

9
6 6 = 6 , 5 hari
d. Critical Path atau indikator kritis menunjukkan waktu kritis
bagi pengerjaan kegiatan dalam kerangka path yang dapat
diterima. Waktu kritis menunjukkan batas toleransi akan suatu
pekerjaan yang dilaksanakan. Ketika waktu kritis ini
terlewaberdampak kepada terhambatnya pengerjaan kegiatan
yang lain sehingga waktu pengerjaan secara keseluruhan dapat
terlambat.

C. PENYELESAIAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Pengertian Masalah dan Pengembilan Keputusan


Masalah pengambilan keputusan seringkali merupakan hasil dari terlalu
mengandalkan jalan pintas mental yang telah berhasil di masa lalu. Sebuah
pengambilan keputusan heuristik adalah semacam jalan pintas mental atau aturan
yang kita memanfaatkan ketika membuat penilaian atau keputusan. Pengambilan
keputusan heuristik ini membantu meringankan beban mental ketika kita membuat
pilihan, tetapi mereka juga dapat menyebabkan kesalahan.
Pengambian keputusan heuristik datang dengan beberapa keuntungan utama.
Pertama, mereka memungkinkan kita untuk mencapai kesimpulan dengan cepat.
Kedua, pengambilan keputusan heuristik juga cenderung bekerja cukup sering.
Tetapi seperti halnya semua jenis jalan pintas, mereka terkadang memiliki
kekurangan. Mereka terkadang bisa membuat kita membuat kesalahan dan salah
menilai situasi.

2. Pengambilan Keputusan
Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli
Adapun pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli yang diantaranya
yaitu:
Menurut Suharnan “2005”
Definisi pengambilan keputusan menurut Suharnan ialah proses memilih atau
menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
Menurut Baron Dan Byre “2008”
Definisi pengambilan keputusan menurut Baron dan Byrne ialah suatu proses
melalui kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan informasi
yang ada dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan tidankan.
Menurut Simon “1993”
Definisi pengambilan keputusan menurut Simon ialah suatu bentuk pemilihan
dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui
mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang
terbaik.
Menurut Terry “2003
Definisi pengambilan keputusan menurut Terry pemilihan alternatif perilaku
dari dua alternatif atau lebih tindakan untuk memecahkan masalah yang

10
dihadapi melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang
memungkinkan.
Menurut WangDan Ruhe “2007”
Definisi pengambilan keputusan menurut Wan dan Ruhe ialah proses yang
memilih pilihan yang lebih disukai atau suatu tindakan dari antara alternatif atas
dasar kriteria atau strategi yang diberikan.
Menurut Dermawan “2004”
Definisi pengambilan keputusan menurut Dermawan ialah suatu proses yang
dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan
pengetahuan, kecakapan dan motivasi. Pengambilan keputusan merupakan ilmu
dan seni pemilihan alternatif solusi atau tindakan dari sejumlah alternatif solusi
dan tindakan yang berguna menyelesaikan masalah.
Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
Definisi pengambilan keputusan menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan ialah
pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu,
proses ini meliputi dua atau lebih, alternatif karena seandainya hanya ada satu
alternatif tidak ada keputusan yang diambil.

Ciri-Ciri Pengambilan Keputusan


Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri pengambilan keputusan, terdiri atas:
1. Proses Keputusan
Keputusan adalah suatu proses yang terus menerus (continue), sebab
kalau tidak adanya suatu proses yang berkesinambungan bearti tidak
adanya hubungan dengan keputusan tersebut. Apabila tidak ada
tindakan lebih lanjut maka keputusan itu tidak mempunyai arti.
Sifat daripada pengambilan keputusan ini dapat dipertimbangkan
dengan faktor waktu yang dapat dibagi menjadi :
Pertimbangan waktu yang lampau, di mana masalah itu timbul dan
informasi dapat dikumpulkan. Waktu sekarang di mana keputusan itu
dibuat. Waktu yang akan datang di mana keputusan dilaksanakan, dan
diadakan penilaian.
Rangkaian keputusan tersebut diambil oleh sejumlah individu yang
berbeda. Faktor waktu ditambah dengan rangkaian sifat-sifat adalah
merupakan suatu komponen daripada proses, yang merupakan dasar
daripada pengambilan keputusan.
2. Konsep Ikatan
Kalau suatu keputusan menyangkut sejumlah besar orang-orang, maka
hal yang penting adalah kemampuan untuk menghadapi reaksi dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaan dengan kedua belah pihak itu.
Hasil daripada syarat-syarat yang telah ditentukan dalam keputusan
yang baik dapat digambarkan sebagai suatu kesimpulan: keputusan itu
akan sukses apabila menimbulkan suatu ikatan antara pengambil
keputusan dengan keputusannya. Berhasil atau tidaknya suatu
organisasi disebabkan karena cara bekerjanya keputusan itu sendiri.
Ikatan akan timbul karena orang-orang di dalam organisasi berusaha
untuk menyesuaikan dan melaksanakan keputusan itu.

11
Keputusan itu bersifat berkesinambungan karena adanya unsur dinamis dan
pengharapan-pengharapan daripada orang-orang yang ada di dalam
organisasi itu. Keputusan itu juga sering menimbulkan perubahan
antara satu bidang yang akan mempengaruhi terhadap bidang lain.
Misalnya : Suatu keputusan kenaikan harga bensin akan mempngaruhi
biaya angkutan/transport.
3. Penilaian
Faktor penilaian di dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan atas
2 hal :
 Pimpinan (pengambil keputusan) menghadapi suatu
pertanyaan pilihan antara 2 atau lebih alternatif.
 Masalah daripada hasil keputusan itu sendiri yang telah
diambil.

Pemilihan daripada pengambil keputusan (pimpinan) tidak atas


dasar pertimbangan, tetapi atas dasar beberapa alternatif yang oleh
pengambil keputusan dianggap penting. Adapun yang merupakan
pertimbangan pokok bagi Pimpinan dalam pengambilan keputusan
tidak hanya didasarkan kepada pribadinya, pengalamannya,
pengabdiannya dan kecakapannya, tetapi sebagai unsur yang
penting ialah pertimbangan dari orang-orang yang membantunya
(sifatnya) dalam memberikan saran-sarannya.

Dengan demikian maka terdapat dua unsur yang mempengaruhi


terhadap keputusan itu yaitu :

a Kepentingan pribadinya, dan


b Kepentingan organisasi yang akan bersama-sama menjadi
pertimbangan, sekalipun dua faktor penilaian itu sangat
kompleks.
c Dalam menghadapi masalah ini Pimpinan harus
mengadakan penilaian daripada keputusan-keputusan yang
lampau dan mengadakan penilaian pula terhadap hal-hal
yang relelvan dalam waktu yang sekarang ini, dan meneliti
akibat yang akan timbul dalam waktu yang akan datang
4. Perilaku dengan maksud tujuan tertentu
Setiap penilaian dalam pemilihan alternatif tersebut di atas harus
dibandingkan satu sama lain dengan hasil daripada pemilihan yang
diharapkan dari salah satu alternatif yang penting, yaitu yang
berhubungan dengan maksud dan tujuan organisasi, baik dalam jangka
panjang maupun dalam jangka pendek.
Maksud dan tujuan organisasi, merupakan suatu standar untuk
mengadakan penilaian daripada kemungkinan hasil tindakan-tindakan
yang berbeda-beda. Oleh karena itu maka tujuan organisasi adalah
bersifat dominan (terkuat), yang dapat dihubungkan dengan tujuan
pribadi, secara sadar maupun tidak sadar bagi pimpinannya. Jelasnya,
prilaku dengan maksud/tujuan untuk mencapai tujuan organisasi itu

12
adalah merupakan suatu pertimbangan yang pokok dalam pengambilan
keputusan.

Fungsi Pengambilan Keputusan

Berikut ini terdapat beberapa fungsi pengambilan keputusan, terdiri atas:

 Awal dari semua aktivitas manusia yg sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun
secara organisasional.
 Suatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan,
masa yg akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup
lama.

Tujuan Pengambilan Keputusan

Berikut ini terdapat beberapa tujuan pengambilan keputusan, terdiri atas:


Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu :

a Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan hanya


menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada
kaitannya dgn masalah lain.
b Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan itu
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yg
diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat
tidak kontradiktif.

3. Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan

Beberapa faktor dan karakteristik pribadi yang berdampak pada pengambil


keputusan dijelaskan di bawah ini. Beberapa faktor lebih penting di tingkat
manajemen yang lebih tinggi dan yang lainnya lebih penting di tingkat yang lebih
rendah.
 Keputusan Terprogram versus Non-terprogram
Keputusan terprogram dibuat dalam keadaan yang dapat diprediksi dan manajer
memiliki parameter dan kriteria yang jelas. Masalah terstruktur dengan baik dan
alternatif didefinisikan dengan baik.
Keputusan yang tidak terprogram adalah mode dalam keadaan unik dan hasil
dari putusan tersebut seringkali tidak dapat diprediksi. Manajer menghadapi
masalah yang tidak terstruktur. Masalah ini memerlukan respons mode kustom
dan biasanya ditangani oleh manajemen puncak.
Untuk memulai bisnis baru, bergabung dengan bisnis lain, atau menutup pabrik
adalah contoh putusan yang tidak terprogram. Misalnya, ketika Steven Jobs dan
Stephen Wozniak memperkenalkan komputer mikro Apple pertama pada tahun
1978, mereka tidak yakin tentang pasarnya. Saat ini, komputer Apple Macintosh
adalah pesaing utama komputer IBM.

13
 Masukan Informasi
Sangat penting untuk memiliki informasi yang memadai dan akurat tentang
situasi pengambilan keputusan , jika tidak kualitas keputusan akan
terganggu. Namun, harus diakui bahwa pada individu tersebut memiliki kendala
mental tertentu, yang membatasi jumlah informasi yang dapat ia tangani secara
memadai. Sedikit informasi sama berbahayanya dengan terlalu banyak
informasi. Beberapa individu yang sangat berwibawa membuat keputusan
berdasarkan informasi yang relatif lebih sedikit.
 Prasangka
Prasangka dan prasangka muncul dalam keputusan kita melalui proses persepsi
kita dan dapat menyebabkan kita membuat keputusan yang tidak
efektif. Pertama, persepsi sangat selektif, yang berarti bahwa kita hanya
menerima apa yang ingin kita terima, dan karenanya hanya jenis informasi
semacam itu yang menyaring ke indra kita. Kedua, persepsi sangat subjektif,
artinya informasi terdistorsi agar konsisten dengan keyakinan, sikap, dan nilai
yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, gagasan yang terbentuk
sebelumnya bahwa orang atau organisasi tertentu adalah sumber informasi yang
jujur atau menipu, baik atau buruk, terlambat atau cepat dalam penyampaian,
dan sebagainya, dapat memiliki efek yang cukup besar pada kemampuan
obyektif pembuat keputusan. dan kualitas keputusan.
 Kendala Kognitif
Otak manusia, yang merupakan sumber pemikiran, kreativitas, dan pengambilan
keputusan, dalam beberapa hal memiliki keterbatasan kapasitas. Misalnya,
kecuali untuk beberapa keadaan unik, ingatan kita bersifat jangka pendek,
hanya berkapasitas beberapa ide, kata, dan simbol. Selain itu, kita tidak dapat
melakukan lebih dari jumlah perhitungan yang terbatas di kepala kita dan sulit
untuk membandingkan semua kemungkinan alternatif dan membuat pilihan.
Kami tidak pernah benar-benar yakin jika alternatif pilihan kami tepat dan
optimal sampai dampak dari implikasi keputusan tersebut sudah terasa. Ini
membuat kita merasa tidak aman.
 Sikap Tentang Risiko dan Ketidakpastian
Sikap ini dikembangkan dalam diri seseorang, sebagian karena karakteristik
pribadi tertentu dan sebagian lagi karena karakteristik organisasi. Jika kebijakan
organisasi sedemikian rupa sehingga menghukum kerugian lebih dari sekadar
menghargai keuntungan, maka pembuat keputusan akan cenderung menghindari
alternatif yang memiliki beberapa kemungkinan gagal. Dengan demikian,
seorang manajer dapat menghindari peluang yang berpotensi baik jika ada
sedikit peluang kerugian. Karakteristik pribadi seorang pengambil keputusan
mengenai sikapnya terhadap pengambilan risiko mempengaruhi keberhasilan
keputusan.

4. Memperbaiki Keputusan
Dalam hal pengambilan keputusan tentu dilibatkan pada beberapa prosedur
pengambilan keputusan yang dapat membantu berjalannya keputusan yang
diambil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnnya.

14
Berikut beberapa langkah dalam hal pengambilan keputusan dan memperbaiki
keputusan.
a.) Identifikasi keputusan yang perlu diambil
Saat mengidentifikasi keputusan, ajukan beberapa pertanyaan kepada
diri Anda:

 Apa masalah yang perlu dipecahkan?

 Apa gol yang ingin dicapai dengan menerapkan keputusan ini?

 Bagaimana Anda akan mengukur kesuksesan?

Semua pertanyaan ini adalah teknik penetapan gol umum yang


akhirnya akan membantu untuk menemukan solusi tepat. Saat sudah
ditentukan dengan jelas akan memiliki lebih banyak informasi untuk
menghasilkan keputusan terbaik guna memecahkan masalah.

b.) Kumpulkan informasi relevan


Mengumpulkan informasi terkait keputusan yang sedang diambil
adalah langkah penting untuk mengambil keputusan matang. Apa tim Anda
memiliki data historis yang berkaitan dengan masalah ini? Adakah yang
pernah mencoba memecahkan masalah ini sebelumnya?
c.) Pertimbangkan bukti
Inilah saat Anda mengambil semua solusi berbeda yang ditemukan dan
menganalisis caranya menangani masalah awal. Tim mulai
mengidentifikasi pro dan kontra setiap opsi dan mengeliminasi alternatif
dari pilihan-pilihan itu. Ada beberapa cara umum di mana tim dapat
menganalisis dan mempertimbangkan bukti opsi:
 Daftar pro dan kontra
 Analisis SWOT
 Matriks keputusan
d.) Pilih dari sejumlah alternatif
Langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan akhir.
Pertimbangkan semua informasi yang telah dikumpulkan dan pengaruh
keputusan ini terhadap setiap pemangku kepentingan.
Terkadang, keputusan yang tepat bukan salah satu dari alternatif, tapi
gabungan beberapa alternatif. Pengambilan keputusan efektif melibatkan
pemecahan masalah dan berpikir kreatif.
e.) Ambil tindakan
Setelah pengambil keputusan akhir memberikan izin, inilah saatnya
menerapkan solusi. Gunakan waktu untuk membuat rencana
implementasi sehingga tim satu pemikiran untuk langkah selanjutnya.
Kemudian, ini saatnya menerapkan rencana Anda dan memantau progres
untuk menentukan apakah ini keputusan yang baik.

f.) Tinjau keputusan Anda dan pengaruhnya (baik dan buruk)

15
Berikut beberapa pertanyaan untuk dipertimbangkan saat meninjau
keputusan Anda:
 Apa keputusan memecahkan masalah yang diidentifikasi tim di
langkah 1?
 Apa keputusan ini memengaruhi tim secara positif atau negatif?
 Pemangku kepentingan mana yang menikmati manfaat dari
keputusan ini? Pemangku kepentingan mana yang terdampak
secara negatif?
Dengan adanya beberapa prosedur pengambilan keputusan dan perbaikan
keputusan sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan apa yang
telah diharapkan.

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Perencanaan atau Planning merupakan salah satu dari Empat Fungsi Dasar
Manajemen. Dalam keempat fungsi dasar tersebut, Perencanaan menduduki urutan
pertama sebagai fungsi yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke
fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya. Dengan kata lain, Perencanaan atau planning
ini merupakan landasan dari fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya untuk mencapai
tujuan organisasinya.
 Fungsi perencanaan adalah fungsi pertama pada sistem manajemen. Manajemen
sendiri merupakan suatu sistem yang mengelola suatu usaha untuk mencapai tujuan.
Fungsi perencanaan sendiri merupakan suatu fungsi yang berkaitan dengan pemilihan
beberapa alternatif tujuan, kebijakan, prosedur,sistem, dan program.
 Persyaratan perencanaan (planning requiretments)
Ada beberapa hal yang perluh diperhatikan dalam melakukan perencanaan
o What
o Who
o When
o Where
o Why
o 2 How
 Menurut Suharnan “2005”
Definisi pengambilan keputusan menurut Suharnan ialah proses memilih
ataumenentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
 Menurut Baron Dan Byre “2008”
Definisi pengambilan keputusan menurut Baron dan Byrne ialah suatu proses
melalui kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada
dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan tidankan.
 Tujuan Pengambilan Keputusan
Berikut ini terdapat beberapa tujuan pengambilan keputusan, terdiri atas:
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu :
a Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan hanya
menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada
kaitannya dgn masalah lain.
b Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan itu
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yg diambil itu
sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat tidak kontradiktif.

17

Anda mungkin juga menyukai