Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KELOMPOK 6

FUNGSI PERENCANAAN

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen

Dosen Pengampu : Rio Trisasmita, SE., M.E

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Dinda Sabrina Rahmawati 11190850000097

Nadia Salsabila 11190850000098

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITASI ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Fungsi
Perencanaan” dengan baik dan dapat menyelesaikan tepat pada waktunya walaupun di
tengah pandemi yang masih melanda seperti saat ini.

Dalam menyusun Makalah ini, tidak sedikit hambatan dan tantangan yang kami
hadapi akan tetapi dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak hambatan dan
tantangan tersebut dapat diatasi. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada kami dengan berbagai
bentuk. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Pengantar Manajemen Strategik yaitu Bapak Rio Trisasmita, SE., M.E yang
telah membimbing dan mengarahkan kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari akan berbagai kekurangan yang masih terdapat dalam makalah
ini. Oleh karena itu berbagai kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
kami harapkan demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Penulis juga berharap
makalah ini mudah-mudahan berguna dan bermanfaat bagi kita semua dalam
menambah ilmu pengetahuan. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.

Ciputat Timur, 26 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4

D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5

A. Pengertian Perencanaan .................................................................................................. 5

B. Berbagai Pendekatan dalam Kegiatan Perencanaan ....................................................... 6

C. Visi & Misi .................................................................................................................... 9

D. Objektif, Strategi, Kebijakan, Prosedur, dan Aturan ................................................... 10

E. Program dan Anggaran ................................................................................................ 19

F. Jenis- Jenis Rencana .................................................................................................... 20

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 23

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 23

B. Penutup ......................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fungsi perencanaan merupakan bagian integral dari tugas manajer. Ia meliputi
pengembangan strategi dan desain alat-alat untuk pelaksanaannya. Perencanaan
memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan terpadu dalam seluruh
organisasi. Pada tingkat strategi, rencana jangka-panjang yang komprehensif itu
dikembangkan untuk mencapai keseluruhan misi. Rencana jangka pendek dipakai
pada tingkat operasi dan dilaksanakan melalui taktik terinci. Di antara keduanya
adalah tingkat koordinasi, dimana manajemen menjabarkan strategi ke dalam taktik,
mengembangkan kebijaksanaan dan prosedur, mengintegrasikan proses perencanaan
melalui fungsi-fungsi. Orientasinya yang ke masa depan, membuat perencanaan itu
merupakan fungsi pokok bagi manajer untuk mengatasi lingkungan yang kompleks
dan selalu berubah. Proses perencanaan yang dinamis adalah esensil bagi adaptasi dan
inovasi.1

Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi penentuan


strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, sistem, metode, anggaran dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.2 Perencanaan merupakan pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana, dan oleh siapa. Rencana harus mempertimbangkan kebutuhan,
fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat
mungkin. Rencana merupakan salah satu aspek penting dalam pengambilan keputusan
(decision making).3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan?

2. Apa saja Pendekatan dalam Kegiatan Perencanaan?

3. Apa saja Visi dan Misi dalam Perencanaan?

4. Bagaimana Objektif, Strategi, Kebijakan, Prosedur dan Aturan dalam


Perencanaan?

1 Fremont E.Kast dan James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Radar Jaya Offset,1991),
hlm.685.
2
Irine Diana Sari Wijayanti,MANAJEMEN, (Yogyakarta:Nuha Medika,2012), hlm.9.
3
Ibid.,hlm.10-11.
3
5. Bagaimana Program dan Anggaran dalam Perencanaan?

6. Apa saja jenis - jenis rencana?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Fungsi Perencanaan.
2. Mengetahui Pendekatan dalam Kegiatan Perencanaan.
3. Mengetahui Visi dan Misi dalam Perencanaan
4. Mengetahui Objektif, Strategi, Kebijakan, Prosedur dan Aturan
5. Mengetahui Program dan Anggaran
6. Mengetahui Jenis - Jenis Rencana

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat atau kegunaan penulisan makalah ini adalah:

1. Secara teoritis dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang


manajemen, khususnya mengenai fungsi perencanaan dalam manajemen.

2. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua para pembaca,
khususnya buat teman-teman satu lokal dalam memahami materi yang
disampaikan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan (planning) pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
menetapkan di awal berbagai hasil akhir (end results) yang ingin dicapai
perusahaan di masa mendatang.4

Secara definitif, Stoner dan Wankel (1993) memperkenalkan istilah


perencanaan strategis (strategic planning) sebagai proses pemilihan tujuan
organisasi, penentuan kebijakan dan program yang diperlukan untuk mencapai
sasaran tertentu dalam rangka mencapai tujuan, dan penetapan metode yang
dibutuhkan untuk menjamin agar kebijakan dan program strategis itu dapat
dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang berkembang.5

Definisi yang komprehensif itu dapat dipadatkan menjadi proses


perencanaan jangka panjang yang bersifat formal untuk menentukan dan mencapai
tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan ini digunakan sumber daya yang ada,
baik manusia atau bersifat materi. Jangka waktu formal bisa ditentukan satu tahun,
dua tahun atau sesuai kebutuhan. Istilah lain yang kerap digunakan untuk
menggantikan istilah perencanaan strategis adalah perencanaan komprehensif dan
perencanaan jangka panjang.

Perencanaan merupakan aktivitas manajemen yang paling krusial, bahkan ia


adalah langkah awal untuk menjalankan manajemen sebuah pekerjaan. Ia sangat
berpengaruh terhadap unsur-unsur manajemen lainnya, seperti merealisasikan
perencanaan dan pengawasan agar bisa mewujudkan tujuan yang direncanakan.

Perencanaan merupakan bagian penting dalam manajemen operasi, karena


dalam perencanaan terkandung arah kebijakan perusahaan, fokus kegiatan,
rencana kerja operasional, serta sangat terkait dengan penyediaan dan penggunaan
sumber daya manusia dan keuangan.6

Perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran,

4 Ismail Solihin,Pengantar Manajemen, (Jakarta:ERLANGGA,2012), hlm.63.


5 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, MANAJEMEN SYARIAH:Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer, (Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada, 2006), hlm.79.
6 Eddy Herjanto,Manajemen Operasi, (Jakarta:PT Gramedia,2007), hlm.11-12.

5
menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan mengkaji cara-cara
terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 7 Perencanaan
dapat diartikan memiliki beberapa kandungan arti, antara lain:

⚫ Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang
dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang ditentukan. Dalam
hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku.

⚫ Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah mana


organisasi dapat menetapkan tujuannya secara khusus ataupun umum, tujuan
jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.

⚫ Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada beberapa


tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang
kadang kala tidak efektif.

⚫ Mengkaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan sudah dianggap baik


namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara kurang baik.
Sebaliknya, sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan cara yang baik pula
maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.

⚫ Tujuan. Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan
oleh organisasi. Keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar-standar
yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.8

Jadi, dapat menyimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integrative


yang mencoba untuk memaksimumkan efektivitas ide dan gagasan secara
komprehensif dari suatu organisasi sehingga tujuan dapat dicapai dengan optimal.
Oleh sebab itu maka perencanaan harus memiliki tiga aspek utama yaitu:

1. Menyangkut masa yang akan datang.

2. Harus menyangkut tindakan.

3. Memilki serangkaian tindakan dimasa yang akan datang diambil oleh


perencanaan.

B. Berbagai Pendekatan dalam Kegiatan Perencanaan

7 Amirullah dan Rindyah hanafi, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), hlm. 7
8 Griffin, Manajemen, (Jakarta: Airlangga, 2004), hlm. 13
6
Pendekatan dapat di artikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Sedangkan Planning (Perencanaan) adalah proses menetapkan
tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai
tujuan. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa sebuah planning atau
perencanaan adalah merupakan proses menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau
dalam istilah lain merupakan persiapan yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Pendekatan Perencanaan adalah titik tolak atau
sudut pandang kita dalam proses penetapan tujuan. Agar tujuan dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Adapun beberapa macam pendekatan perencanaan adalah sebagai
berikut:

1. Sinoptik Komprehensif (Rational comprehensive).

Perencanaan Sinoptik disebut pula perencanaan sistem, pendekatan rasional


sistem, pendekatan rasional komprehensif merupakan pendekatan perencanaan yang
pada mulanya sangat dominan digunakan, yang menggunakan model berfikir sistem
dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan
yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi. Synoptic planning melihat
permasalahan yang ada dari sudut pandang sistem.Yang tercakup dalam pendekatan
ini, secara umum dijabarkan ke dalam:

a. Penentuan tujuan.

b. Identifikasi alternatif kebijakan.

c. Evaluasi rata dengan hasil akhir.

d. Implementasi kebijakan.

2. Disjointed Inkremental.

Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat


desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini
menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan
desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu
dalam lembaga, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan

3. Transaktif/Pembelajaran Sosial.

Transactive planning merupakan pendekatan yang difokuskan pada pengalaman


masyarakat dalam mengungkapkan permasalahan kebijakan. Pendekatan ini
7
merupakan evolusi institusi desentralisasi dalam membantu masyarakat
mengendalikan proses sosial yang mengatur kesejahteraannya. Menekankan pada
harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat
desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu
ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan
pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.9

Saat ini sudah banyak macam-macam pendekatan perencanaan yang diterapkan


organsasi yang tentunya sudah menyesuaikan dengan kebutuhan dan budaya
organisasi tersebut. Apapun nama dan jenis pendekatan perencanaan itu pastinya bisa
menjadi referensi baru bagi kita untuk dipelajari. Secara umum, ada beberapa model
pendekatan perencanaan sebagai berikut:

a. Bottom up approach

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menyerap data dan informasi dari
struktur paling bawah organisasi kemudian dirumuskan oleh pimpinan menjadi
sebuah rencana utuh. Pendekatan ini menaruh perhatian khusus kepada para
anggota organisasi yang lebih banyak mengetahui kondisi kerja di lapangan.

b. Top down approach

Adalah kebalikan dari Bottom up approach, yaitu pimpinan organisasi yang


terlebih dulu merumuskan rencana kemudian dipaparkan kepada anggota
dibawah kepemimpinannya. Pimpinan organisasi bertujuan agar semua yang
terlibat dalam organisasi bisa mengikuti rumusan perencanaan yang telah
dibuatnya.

c. Interactive approach

Kondisi interactive approach ini adalah penyusunan rencana yang dilakukan


secara bersamaan oleh pimpinan dan anggota organisasi. Mereka duduk bersama
dalam satu forum untuk membahas secara rinci rumusan rencana yang akan
ditetapkan. Namun pada organisasi besar, pendekatan ini dilakukan dengan cara
menetapkan perwakilan dari anggota yang representatif untuk merumuskan
rencana bersama pimpinan.

d. Dual-level approach

9 Sudharto P. Hadi, Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan, (Yogyakarta: GMU Press, 2001), hlm. 67-69.
8
Adalah pimpinan dan anggota menyusun rumusan rencana mereka masing-
masing kemudian disatukan menjadi rencana utuh. Pimpinan akan menyusun
rencananya sendiri, begitu juga dengan anggota. Mereka akan bertemu pada satu
forum untuk menyatukan rumusan perencanaan. Pendekatan ini cenderung
berisiko benturan pemikiran antara pimpinan dan anggota.10

4. Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in.

Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan


untuk melakukan yang tebaik yang dapat dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas
organisasi.

Perencanaan outside-in: dari analisa lingkungan eksternal muncul perencanaan


untuk mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimisasi permasalahan
yang terjadi. Kedua perencanaan ini dapat dikombinasikan agar optimal.

5. Perencanaan contingency.

Perencanaan yang terfokus pada pemikiran ke depan. Perencanaan ini meliputi


penentuan alternatif-alternatif tindakan yang dapat diimplementasikan seandainya
perencanaan orisinil tidak sesuai karena adanya perubahan keadaan. Kunci dari
perencanaan ini adalah suatu prediksi dari perubahan yang akan datang yang dapat
berakibat pada perencanaan yang sedang dijalankan.11

C. Visi dan Misi


1. Visi
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar
dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Berdasarkan hal
tersebut, maka penetapan visi, sebagai bagian dari perencanaan strategis, merupakan
suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting
pada waktu mulai berkarya, tetapi juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya.
Kehidupan organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan

10 Leonade, Pendekatan Perencanaan, diakses pada 4 November 2019,


https://www.studimanajemen.com/2012/09/pendekatan-perencanaan.html.
11 Annisa Devyana Dewi, Siti Rohmah dkk. Pengantar Manajemen: Perencanaan Strategis, Pemecahan Masalah dan

Pengambilan keputusan. (Universitas Gunadarma. Diakses pada 4 November 2019).


http://annisadevyanadewi.weebly.com/materi-klp-1/-pengantar-manajemen-perencanaan-strategis-pemecahan-masalah-dan
pengambilan-keputusan.
9
eksternal. Oleh karenanya, visi organisasi juga harus menyesuaikan dengan
perubahan tersebut. Pada hakekatnya tidak ada visi organisasi, yang ada adalah visi-
visi pribadi dari anggota organisasi. Namun kita harus mampu merumuskan
gambaran bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya
rasa terpaksa. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus
menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh anggota organisasi.
2. Misi
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran
yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi
menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana
melakukannya. Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar
tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi
tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat
mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil
yang akan diperoleh dimasa mendatang. Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka
Pusat Data dan Informasi Pertanian telah membuat pernyataan misi, yang
merupakan cita-cita dan landasan kerja yang harus diikuti dan didukung oleh
keseluruhan anggota organisasi dan secara eksplisit menyatakan apa yang harus
dicapai dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan.

D. Objektif, Strategi, Kebijakan, Prosedur, dan Aturan


1. Objektif
Perencanaan sering disebut fungsi manajemen yang utama karena menentukan
dasar untuk semua hal lainnya yang dilakukan para manajer ketika mengelola,
memimpin, dan mengendalikan. Perencanaan melibatkan dua aspek penting yaitu
tujuan dan rencana. Tujuan adalah hasil yang diinginkan atau target. Hal itu
memandu keputusan manajemen dan membentuk kriteria terhadap hasil kerja yang
diukur. Karena itu tujuan sering disebut sebagai dasar perencanaan. Sedangkan
rencana adalah dokumen yang menentukan kerangka bagaimana tujuan itu akan
terpenuhi.12
Sehingga, tujuan Perencanaan adalah mengoptimalkan suatu gagasan dan ide
guna mencapai maksud yang telah ditentukan dari awal agar dapat berjalan
sebagaimana mestinya dan terealisasi serta diimplementasikan dengan baik dalam

12
Ibid, hlm. 21

10
pelaksanaannya. Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan
proses perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga
mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektifitas penetepan tujuan dan
pembuatan rencana.
Penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan
keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu. Cara
yang dapat dilakukan yaitu:
1. Komunikasi dan partisipasi.
Meskipun mungkin dibaut pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut
harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang
yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang
mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut
diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk
mencapai tujuan dan mengimplementasikan rencana harus didengan pendapatnya
dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki
informasi yang berharga untuk disumbangkan dan karena mereka yang akan
mengimplementasikan rencana/ keterlibatan mereka sangat penting orang
biasanya lebih berkomitmen pada rencana yang pembentukannya mereka bantu.
Bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf
perencanaan, manajer dari berbagai tingkatan dalam organisasi seharusnya
dilibatkan dalam proses perencanaan.
2. Konsistensi/Revisi/Pembaharuan.
Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun secara vertical.
Konsistensi horizontal berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten diseluruh
organisasi/dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi vertical
berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten dari atas ke bawa organisasi: tujuan
strategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan dan
perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus
direvisi dan diperbaharui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya
merevisi dan memperbaharui dengan frekuensi yang semakin sering.
3. Sistem penghargaan yang efektif.
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan
tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena
kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen,

11
orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan
selalu memiliki konsekuensi hukuman.13
Tujuan untuk sebuah Rencana Sebelum sebuah rencana kerja dapat disusun, hal
yang pertama yang harus dirumuskan adalah sasaran-sasaran apa yang hendak
dicapai. Sasaran-sasaran tersebut dapat dirunut dari visi dan misi yang dirumuskan
oleh organisasi. Melalui Misi Organisasi kita dapat mengetahui untuk tujuan apa
organisasi itu didirikan dan mengapa organisasi itu ada. Misi merupakan dasar bagi
tujuan dan garis besar perencanaan dalam keseluruhan organisasi. Oleh karenanya
dalam menyusun sebuah perencanaan yang efektif, seorang manajer harus
memastikan bahwa kebijakan-kebijakan internal, peran-peran organisasional,
kinerja, struktur organisasi, produk yang dihasilkan, dan keseluruhan operasional
organisasi tetap sejalan dengan misi organisasi.
Untuk memastikan apakah sasaran/tujuan-tujuan yang disusun dalam sebuah
perencanaan dapat lebih efektif, maka ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
oleh seorang manajer:
a. Rumusan tujuan harus jelas dan spesifik dan sebisa mungkin menggunakan
kalimat kuantitatif agar mudah mengukurnya
b. Tujuan tersebut harus mencakup hasil sektor-sektor kunci. Karena tujuan atau
sasaran tidak mungkin disusun berdasarkan hasil kerja orang-per-orang, maka
sasaran tersebut dibuat berdasarkan hasil dari kontribusi persektor/perbagian.
c. Tujuan harus mampu memberikan tantangan untuk mencapainya, namun bukan
berarti harus sangat sulit untuk dicapai.
d. Tujuan harus memiliki tenggat waktu yang jelas untuk mencapainya
e. Tujuan mestinya dikaitkan juga dengan penghargaan bagi yang mencapainya.
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak tujuan
perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk
manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat
mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama,
dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,
departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien. Tujuan kedua adalah untuk
mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa
untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari
13
L. Draft Richard, Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 30.

12
perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya. Tujuan ketiga
adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana,
karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu,
dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-
hal yang dapat menimbulkan efesiensi dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevaluasian.
Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana
dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat
menilai kinerja perusahaan.
Perencanaan memberikan arah tindakan saat kini yang terfokus pada
pencapaian tujuan yang kita impikan di masa yang akan datang. Melalui
perencanaan kita dapat mengantisipasi perubahan lingkungan dan memperkirakan
resikonya sambil terus menyesuaikan tindakan/aktifitas dengan tujuan yang hendak
kita capai. Karena pentingnya fungsi perencanaan, maka dalam dunia militer dikenal
idiom :”Jika kamu gagal merencanakan, maka kamu merencanakan kegagalan”
Melalui perencanaan yang baik, enam pertanyaan pokok dalam setiap aktifitas
untuk mencapai tujuan akan terjawab. Keenam pertanyaan tersebut yang dikenal
dengan 4W &2 H) adalah sebagai berikut :
1. What needs to be accomplished? (apa yang harus dikerjakan?).
2. When is the deadline? (Kapan harus dilaksanakan dan diselesaikan?.
3. Where will this be done? (Dimana tempat pelaksanaannya?).
4. Who will be responsible for it? (Siapa penanggungjawabnya?).
5. How will it get done? (Bagaimana cara melaksanakannya?).
6. How much time, energy, and resources are required to accomplish this goal?
(Berapa banyak waktu, tenaga dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan)
2. Strategi
Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan
gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi
mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada
dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Strategi ialah suatu seni
menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai suatu
sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi
yang paling menguntungkan.
13
Perencanaan strategi adalah instrumen kepemimpinan dan suatu proses. Sebagai
suatu proses, ia menentukan apa yang dikehendaki suatu organisasi dimasa depan
dan bagaimana usaha mencapainya; suatu proses menjelaskan sasaran-sasaran.
Perencanaan merupakan salah satu dari empat fungsi manajemen yang penting dan
saling terkait satu sama lain. Berbicara tentang perencanaan, kita dihadapkan pada
pertanyaan apakah suatu rencana berjalan dengan baik atau tidak tepat. Pertanyaan
mendasar ini kiranya aktual diajukan manakala kita melihat realitas keseharian yang
menunjukkan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang salah dan tidak tepat.
Kesalahan perencanaan dapat berada pada awal perencanaan itu berlangsung.
Perencanaan strategi sebagai proses dalam menentukan tujuan dan program
suatu organisasi merupakan tindakan yang menyeluruh untuk mencapai tujuan
tersebut. Dalam perencanaan strategi meliputi langkah, yang setiap langkah banyak
melibatkan pengumpulan informasi/data yang banyak, analisis data dan evaluasi
yang dilakukan berulang-ulang oleh manajemen.
1. Mengidentifikasi sekolah yang akan dimasuki oleh perusahaan dimasa depan
dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai misi yang dicita-citakan
dalam lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan
dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh sekolah
dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor untuk keberhasilan (key succsess factors) dari
strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasikan berbagai alternatif
strategi dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan kondisi
eksternal yang dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang.
Penentuan pendekatan dalam proses perencanaan strategis merupakan langkah
awal yang penting dan menentukan untuk peluang diterapkan strategi yang akan
direncanakan. Pemilihan pendekatan ini sangatlah ditentukan oleh sifat dan skala
organisasi, model dan kompetensi kepemimpinan, serta kapasitas dan kemampuan
staf organisasi untuk melakukan perencanaan. Setelah melakukan perencanaan
usaha maka langkah penting selanjutnya adalah bagaimana mengimplementasikan
rencana usaha.

14
3. Kebijakan
Suatu pernyataan dari standar perilaku yang diinginkan perusahaan atau
prosedur yang bisa diterapkan di seluruh organisasi. Kebijakan perusahaan
menggambarkan tindakan para karyawan di area kerjanya dimana mereka diberikan
kebebasan dalam memutuskan bagaimana yang terbaik untuk dijalankan. Kebijakan
ini boleh berhubungan dengan area-area seperti waktu istirahat untuk keadaan yang
khusus, larangan merokok, keadaan tempat kerja yang tidak nyaman, penggunaan
pribadi terhadap fasilitas internet seperti facebook, telepon genggam di dalam
pabrik, atau bepergian dalam rangka kegiatan bisnis. Kebijakan perusahaan boleh
juga berlaku bagi pelanggan, contohnya; kebijakan terhadap keluhan pelanggan,
menjaga hubungan pelanggan, atau penyingkapan informasi. Suatu kebijakan
perusahaan kadang kala boleh dikembangkan ke dalam suatu etika bisnis dari
perusahaan, misalnya jujur dan taat membayar pajak, tidak menggunakan perangkat
lunak bajakan. Pada umumnya, terdokumentasikan di dalam satuan petunjuk yang
luas, yang dirumuskan setelah melalui suatu analisa dari semua faktor internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi suatu sasaran hasil perusahaan, kegiatan
perusahaan, dan perencanaan. Dirumuskan oleh dewan direksi perusahaan,
kebijakan perusahaan dalam menanggapi situasi yang terjadi saat ini. Juga
menentukan rumusan dan penerapan dari strategi, mengarahkan dan membatasi
perencanaan, keputusan-keputusan, dan tindakan-tindakan dari para karyawan di
perusahaan dalam mencapai sasaran perusahaan.
4. Prosedur
Tahap Dasar Perencanaan Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui
beberapa tahapan, antara lain:
Tahap 1: Menyadari kesempatan.
Meskipun datangnya lebih dahulu daripada apa yang biasanya dianggap sebagai
perencanaan yang sebenarnya, kesadaran akan suatu kesempatan adalah titik awal
yang sebenarnya untuk perencanaan.Hal ini meliputi suatu pandangan pendahuluan
kepada kemungkinan adanya kesempatan- kesempatan di hari depan dan
kemampuan untuk melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang
di mana kita berdiri pada sudut kelemahan dan kekuatan kita, dan suatu penglihatan
apa yang menurut harapan kita akan kita dapatkan. Menetapkan tujuan-tujuan yang
realistis tergantung dari kesadaran itu. Perencanaan memerlukan diagnosa yang
realistis terhadap situasi kesempatan itu.
Tahap 2: Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
15
Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan
organisasi atau kegiatan suatu pembangunan (proyek). Tanpa rumusan tujuan yang
jelas, tim dalam organisasi akan menggunakan sumber daya - sumber daya secara
tidak efektif. Langkah pertama dalam perencanaan itu sendiri ialah menetapkan
sasaran-sasaran yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-
hal akhir yang harus dilakukan, di mana penekanan penting harus ditempatkan, dan
apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan,
anggaran, dan program-program. Sasaran organisasi tim seharusnya memberi kan
arah kepada sifat segala rencana penting dengan memantulkan tujuan-tujuan itu,
menentukan sasaran departemen – departemen utama. Sebaliknya, sasaran
departemen utama, mengawasi tujuan-tujuan departemen bawahan, dan seterusnya
ke bawah. Namun sasaran departemen-departemen yang kurang panting akan
disusun lebih baik, kalau para pimpinan manajer dari sub devisi memahami sasaran
organisasi tim secara keseluruhan, dan tujuan yang diturunkan, dan kalau mereka
diberi kesempatan untuk menyumbang ide- ide mereka kepada cita-cita itu serta
kepada penentuan tujuan mereka sendiri. Konsep tujuan organisasi dipandang secara
luas mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut waktu dan
keadaan. Fungsinya adalah: Sebagai pedoman kegiatan, sumber legitimasi, standar
pelaksanaan, sumber motivasi, dan dasar rasional pengorganisasian. Ada lima tipe
tujuan yang umum dijumpai pada berbagai kegiatan kelompok organisasi antara
lain: tujuan kemasayarakatan (societal goals), tujuan keluaran (out put), tujuan
sistem (system goals), tujuan produk (product goals), dan tujuan turunan (derived
goals).
Tahap 3: Menentukan Dasar Fikiran (premis).
Suatu langkah legis kedua dalam perencanaan adalah menetapkan, mendapat
persetujuan untuk memanfaatkan, dan menyebarkan dasar pikiran perencanaan
kritis. Hal ini adalah data ramalan dari sifat sesungguhnya, kebijaksanaan pokok
yang bisa diaplikasikan, dan rencana-rencana kelompok/tim yang ada. Dengan
demikian, dasar pikiran adalah asumsi-asumsi perencanaan, dengan kata lain
lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang sedang dilaksanakan.
Langkah penentuan dasar pikiran membawa kepada salah satu prinsip utama dalam
perencanaan, yaitu semakin banyak individu yang diserahi perencanaan itu mengerti
dan menyetujui untuk memanfaatkan premis-premis mengenai perencanaan yang
konsekwen, dan semakin terkoordinir perencanaan itu. Ramalan adalah penting

16
Misalnya, dimana lokasi pembangunan yang paling cocok? Berapa orang yang
terlibat? Apa saja yang akan dilaksanakan? Apa dampaknya? Kapan di mulai?
Bagaimana teknisnya? Berapa lama? Apa kendala yang mungkin muncul? Siapa
yang mengatasinya? Berapa biayanya? Dimana akan dilaksanakan? Sampai kapan?
Dan lain-lain yang harus diramalkan. Beberapa premis meramalkan kebijakan yang
belum dibuat. Perencana kadang-kadang harus membuat dan memberi keterangan
tentang alasan-alasan apakah kebijakan demikian akan diadakan, apa isinya.
Keterangan akan alasan-alasan lain tentu saja timbul dari kebijakan yang sudah ada
atau dari rencana-rencana lainnya. Suatu kesukaran dari penetapan premis-premis
yang lebih lengkap dan menjaga agar tetap menurut jaman, ialah bahwa setiap
perencana utama, dan banyak rencana kurang penting, menjadi suatu premis di masa
depan. Bila menelusuri hirarki organisasi wilayah, maka komposisi dari premis
perencanaan agak berubah. Proses dasarnya akan sama, tetapi rencana lama yang
utama dan yang baru akan mempengaruhi secara material hari depan terhadap mana
para manajer pimpinan dari unit-unit yang lebih sedikit harus membuat rencana.
Karena lingkungan dari rencana-rencana hari depan itu begitu kompleks, maka akan
menguntungkan atau realistik untuk membuat dugaan-dugaan tentang setiap detail
dari lingkungan suatu rencana hari depan. Sebab itu, premis adalah sebagai hal yang
praktis, dibatasi sampai kepada alasan-alasan yang kritis, atau strategis terhadap
suatu rencana, maksudnya alasan-alasan yang paling banyak mempengaruhi
operasinya. Kekurangan dalam koordinasi perencanaan, melalui pemakaian oleh
para pimpinan manajer yang mempunyai premis-premis yang berbeda, dapat
menjadi luar biasa mahalnya. Sebab itu pemakaian premis-premis yang konsekwen
harus disetujui. Satu standar untuk hari depan diperlukan bagi perencana yang baik,
meskipun standar itu meliputi banyak kumpulan premis dengan instruksi bahwa
kumpulan rencana yang berbeda-beda harus dikembangkan pada tiap-tiap premis
itu. Karena persetujuan untuk memanfaatkan suatu kumpulan premis tertentu adalah
penting bagi perencanaan yang terkoordinasi, hal itu menjadi tanggung jawab utama
dari para manajer di tingkat atas, untuk memastikan manajer di tingkat bawah
mengerti premis-premis yang diharapkan akan menjadi dasar rencana mereka.
Tahap 4: Menetukan Arah-arah Tindakan Alternatif.
Langkah ketiga dalam perencanaan ialah mencari dan memeriksa arah-arah
alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera. Jarang ada
rencana yang tidak ada alternatifnya yang masuk akal, dan sering sekali suatu

17
alternatif yang tidak jelas, terbukti adalah yang paling baik. Persoalan yang umum
ialah bukan hal menemukan alternatif, melainkan mengurangi jumlah alternatif-
alternatif itu sehingga yang paling memberikan harapan baik dapat dianalisa.
Bahkan dengan teknik matematika dan komputer, ada suatu batas dari jumlah
alternatif yang bisa diperiksa. Sebab itu penting bagi suatu perencanaan untuk
mengurangi dengan pemeriksaan pendahuluan jumlah alternatif sehingga yang
tinggal hanya yang memberi harapan akan kemungkinan-kemungkinan yang paling
berhasil, atau menghapuskan secara matematis, melalui proses perkiraan, alternatif-
alternatif yang paling tidak memberi harapan.
Tahap 5: Mengevaluasi Arah-arah Tindakan Alternatif.
Setelah menemukan arah-arah tindakan alternatif dan memeriksa titik-titik kuat dan
lemahnya, langkah keempat adalah mengevaluasi arah tindakan itu dengan
menimbang berbagai faktornya dari sudut premis-premis serta tujuan. Satu arah
tindakan mungkin kelihatan paling menguntungkan tetapi memerlukan biaya yang
besar dan keuntungan yang lambani arah lain mungkin kurang menguntungkan
tetapi mengandung resiko yang kurang besar arah tindakan lain lagi mungkin lebih
sesuai dengan tujuan-tujuan jangka panjang dari suatu kegiatan proyek.
Tahap 6: Memilih suatu Arah Tindakan Alternatif
Langkah perencanaan yang kelima adalah memilih arah tindakan, yakni merupakan
titik di mana suatu rencana diterima, titik sesungguhnya mengenai pengambilan
keputusan. Kadang-kadang suatu analisa dan evaluasi arah-arah tindakan alternatif
akan memperlihatkan bahwa dua atau lebih dari arah-arah tindakan itu dianjurkan,
lalu pimpinan manajer bisa mengambil keputusan untuk mengikuti beberapa arah
tindakan dan bukannya hanya satu arah tindakan saja.
Tahap 7: Merumuskan Rencana-rencana.Turunan Pada titik di mana suatu
keputusan di ambil, perencanaannya jarang lengkap,dan langkah keenam diusulkan.
Biasanya selalu diperlukan rencana-rencana yang diturunkan untuk mendukung
rencana pokok.
Tahap 8: Mengurutkan Rencana-Rencana.
Berdasarkan Anggaran Setelah keputusan-keputusan di ambil dan rencana-rencana
telah ditentukan, langkah terakhir untuk memberikan arti kepada rencana-rencana
itu, sebagaimana telah digambarkan dalam pembicaraan di atas mengenai jenis-jenis
rencana ialah memberi nomor kepada rencana-rencana itu dengan merubah rencana-
rencana itu menjadi anggaran. Bila dilakukan dengan baik, anggaran menjadi sarana

18
untuk mengumpulkan berbagai rencana dan standar yang penting terhadap mana
proses perencanaan dapat diukur.
5. Aturan
Aturan (rules atau regulations) adalah pernyataan (ketentuan) bahwa suatu
kegiatan tertentu harus atau tidak boleh dilakukan dalam situasi tertentu. Aturan ini
digunakan untuk mengimplementasikan rencana-rencana lain dan biasanya
merupakan hasil kebijaksanaan yang diikuti dalam setiap kejadian. Dalam
melaksanakan suatu aturan, para anggota organisasi tidak mempunyai pilihan
melainkan harus mematuhinya.14
Aturan merupakan pernyataan yang telah ditentukan dalam suatu kegiatan
dengan hasil kebijaksanaan dalam setiap kejadian, untuk mengimplementasikan
rencana-rencana lain, serta para anggota harus mengikuti peraturan yang telah dibuat
tersebut.
E. Program dan Anggaran
1. Program
Suatu program meliputi serangkaian kegiatan yang relatif luas. Adanya program
dapat menunjukkan:
a. Langkah-langkah pokok yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
b. Satuan atau para anggota organisasi yang bertanggung jawab atas setiap
langkah.
c. Urutan dan waktu setiap langkah.
Program dapat disertai suatu anggaran atau sekumpulan anggaran bagi
kegiatan-kegiatan yang diperlukan. Program merupakan suatu campuran dari tujuan,
strategi, kebijaksanaan, aturan dan penugasan pekerjaan. Program- program pokok
dalam organisasi biasanya dalam bentuk:
a. Penelitian, pengembangan dan pengenalan produk atau jasa baru.
b. Penganggaran penjualan, persediaan, kebutuhan produksi, dan keuangan.
c. Latihan dan pengembangan personalia untuk menguasai perubahan-perubahan
organisasi.
2. Anggaran
Anggaran (budget) adalah laporan sumber daya keuangan yang disusun untuk
kegiatan-kegiatan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan
peralatan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi dan komponen penting dari
program dan proyek. Anggaran memerinci pendapatan dan pengeluaran dan

14 Ibid.
19
memberikan target bagi kegiatan-kegiatan seperti penjualan, biaya-biaya
departemen atau investasi baru.
Alasan kenapa anggaran termasuk sebagai rencana sekali pakai adalah karena
seringnya manajer menggunakan penyusunan anggaran sebagai proses melalui mana
keputusan-keputusan dibuat untuk memperlakukan sumber daya-sumber daya pada
berbagai alternatif rangkaian kegiatan. Penganggaran sering menjadi proses
perencanaan kunci melalui mana kegiatan-kegiatan lain dipilih dan dikoordinasikan.

F. Jenis - Jenis Rencana

Perencanaan atau planning tidak hanya dapat dilihat dari bobot dan waktunya,
tetapi dapat dilihat pula dari hal-hal sebagai berikut:15

1. Menurut penggunaannya.

a. Single use planning, yaitu perencanaan untuk satu kali pakai. Jika pelaksanaan
telah selesai, perencanaan tersebut tidak di pakai kembali, misalnya
perencanaan yang berhubungan dengan kepanitiaan kegiatan tertentu.

b. Repeats planning, yaitu perencanaan yang dipergunakan untuk keperluan yang


berulang-ulang. Rencana ini terus-menerus atau berulang dipergunakan
sehingga bersifat permanen.

2. Menurut prosesnya.

a. Policy planning (merupakan kebijakan), yaitu suatu perencanaan yang berisi


kebijakannya saja tanpa dilengkapi oleh teknis pelaksanaannya secara
sistematis, seperti perencanaan yang berkaitan dengan garis besar proses
pengorganisasian negara (GBHN).

b. Program planning, yaitu perencanaan yang merupakan penjelasan dan


perincian dari policy planning. Program planning dibuat oleh badan-badan
khusus yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan policy planning,
misalnya BAPPENAS. Dalam program planning dimuat:

1) Ikhtisar mengenai tugas yang akan dikerjakan.

2) Sumber dan bahan yang dipergunakan.

3) Biaya, personalia, situasi, dan kondisi pekerjaan.

15 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 102-103.
20
4) Prosedur kerja yang harus dipatuhi.

5) Struktur organisasi kerja, dan sebagainya.

c. Operational planning (perencanaan kerja), yaitu perencanaan yang memuat


rencana mengenai cara-cara melakukan pekerjaan tertentu agar lebih berhasil
dalam pencapaian tujuan dengan daya guna yang lebih tinggi (efektif dan
efisien). Dalam operational planning, technical know-how ataupun kecakapan
dan keterampilan kerja lebih dititikberatkan. Dalam perencanaan ini dimuat
antara lain:

1) Analisis program planning.

2) Penetapan prosedur kerja.

3) Metode-metode kerja.

4) Menentukan tenaga pelaksana.

3. Menurut jangka waktu.

a. Long range planning (LRP), yaitu suatu perencanaan jangka lanjang yang
membutuhkan waktu agak lama dalam pelaksanaannya, perencanaan ini
biasanya memerlukan waktu lebih dari sepuluh tahun.

b. Intermediate planning (perencanaan jangka menengah), yaitu perencanaan


yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu “pemasangan” (gestation
periode). Perencanaan ini biasanya memerlukan waktu lima tahun.

c. Short range planning (SRP) atau perencanaan jangka pendek, yaitu


perencanaan yang dipersiapkan dengan tergesa-gesa dan mendadak karena
dianggap penting dan waktu yang tersedia sangat sempit. Biasanya,
pelaksanaannya memerlukan waktu kurang dari satu tahun.

4. Menurut wilayah pelaksanaannya.

a. Rural planning, yaitu perencanaan pedesaan.

b. City planning, yaitu perencanaan untuk suatu kota.

c. Regional planning, yaitu perencanaan tingkat daerah kabupaten ataupun kota.

d. National planning, yaitu suatu perencanaan tingkat nasional (negara) yang


mencakup segenap wilayah suatu negara.

21
5. Menurut materi.

a. Personel planning, yaitu suatu perencanaan mengenai masalahmasalah


kepegawaian. Dalam perencanaan ini, masalah pegawai ditinjau dan dibahas
dari berbagai segi secara mendalam dan mendetail.

b. Financial planning, yaitu suatu perencanaan mengenai masalah keuangan


ataupun permodalan (anggaran belanja) secara menyeluruh dan mendetail dari
suatu kegiatan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

c. Industrial planning, yaitu perencanaan yang menyangkut kegiatan industri


yang direncanakan sedemikian rupa agar terhindar dari hambatan dan
rintangan dalam pencapaian tujuan.

d. Educational planning, yaitu suatu perencanaan dalam kegiatan pendidikan


(misalnya: perencanaan mengenai pendidikan SMEA, SMA, dan lain-lain)

6. Menurut segi umum dan khusus.

a. General plans (rencana umum), yaitu suatu perencanaan yang dibuat garis-
garis besarnya saja dan menyeluruh dari suatu kegiatan kerja sama.

b. Special planning (rencana khusus), yaitu suatu perencanaan mengenai suatu


masalah uang dibuat secara mendetail dan terperinci.

c. Overall planning, yaitu suatu perencanaan yang memberikan pola secara


keseluruhan dari pekerjaan yang harus dilaksanakan. Dalam hal ini,
perencanaan merupakan landasan dari fungsi-fungsi manajemen lainnya.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan adalah proses membandingkan, menilai, dan memilih alternatif
yang baik dari kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Perencanaan adalah pengambilan keputusan untuk memilih berbagai


kemungkinan yang ada. Perencanaan adalah suatu proses yang rasional dengan
menggunakan fakta masa lalu dan dugaan masa depan untuk menggambarkan
perkiraaan masa yang akan datang.

Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan


organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), mengapa (why), dan bagaimana
(how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan
pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan,
kebijakan-kebijakan, serta program-program yang dilakukan. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-
fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak dapat berjalan.

Rencana merupakan tulang punggung kegiatan. Organisasi yang mengadakan


perencanaan dan mempunyai rencana dapat dikatakan akan lebih berhasil
dibandingkan dengan organisasi yang tidak mengadakan perencanaan atau yang tidak
mempunyai rencana.
B. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk
organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan. Dalam sebuah
prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Budio, Sesra. "Strategi Manajemen Sekolah." Jurnal Menata: Jurnal Manajemen


Pendidikan Islam 2.2 (2019): 56-72.
Feriyanto, Andri dan Endang Shyta Triana. 2015. Pengantar Manajemen (3 in 1). Jateng:
MEDIATERA.
http://repository.radenintan.ac.id/1047/3/BAB_II.pdf
Indiyani, Lilik dan Dewi Andriani. 2018. PENGANTAR MANAJEMEN. Jatim:UMSIDA
Press
Sadikin, Ali,dkk. 2020. PENGANTAR MANAJEMEN DAN BISNIS. Yogyakarta: K-Media
Solihin, Ismail.2012. Pengantar Manajemen. Jakarta: ERLANGGA.
Wijayanti, Irine Diana Sari. 2012. MANAJEMEN. Yogyakarta: Nuha Medika.

24

Anda mungkin juga menyukai