Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN
“FUNGSI MANAJEMEN”
Dosen Pengampu:
Dr. Tamjidillah, HM. Amin, M.Pd.

Disusun oleh:

iskandar salamin(13)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-
Nya serta berbagai upaya, tugas makalah yang membahas tentang
“Fungsi Manajemen” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr. Tamjidillah, HM. Amin, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Manajemen Pendidikan atas bimngan dan kemudahan yang telah
diberikan kepada penulis dalam mengerjakan makalah ini, sehingga
makalah ini bisa dibuat tanpa hambatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna.
Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa
manfaat untuk pembaca.

Mangsit, 12 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Planning (Perencanaan) ................................................................... 2
B. Organizing (Pengorganisasian) ........................................................ 5
C. Actuating (Pelaksanaan) .................................................................. 8
D. Controling (Kontrol/Evaluasi) ............................................................ 8
BAB III PENUTUP .................................................................................... 12
A. Kesimpulan ..................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi pasti ada suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahandan pengontrolan. Hal- hal tersebut
sangatlah penting dan saling berkesinambungan antarayang satu
dengan yang lain, demi tercapainya suatu tujuan yang
ditentukan.Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari
manajemen yang mana di dalamnya terdapat aktivitas
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi, serta
mengembangkanrencana kerja organisasi. Perencanaan adalah
tahap awal dalam kegiatan suatu organisasi terkaitdengan
pencapaian tujuan organisasi tersebut. Fungsi organisasi atau
pengorganisasian berarti bahwa semua sumber daya yangtersedia
dalam organisasi diintegrasikan dalam bentuk sumber daya
manusia dan sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan.
Anggota juga perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
tugasnya, supaya mereka mempunyai semangat kerja. Oleh karena
itu seorang manajer yang baik haruslah slalu mengarahkan
anggotanya, entah itu dengan cara memotivasi danlain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fungsi perencanaan?
2. Apa yang dimaksud dengan fungsi pengorganisasian?
3. Apa yang dimaksud dengan fungsi pengarahan?
4. Apa yang dimaksud dengan fungsi pengawasan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fungsi perencanaan
2. Untuk mengetahui pengertian fungsi pengorganisasian
3. Untuk mengetahui pengertian fungsi pengarahan
4. Untuk mengetahui pengertian fungsi pengawasan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Planning (Perencanaan)
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak
melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka
kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang
optimal. Para ahli mendefinisikan perencanaan sebagai berikut:
• Sarbini (2011) mendefinisikan perencanaan merupakan upaya
dan tanggung jawab terhadap semua kegiatan dalam rangka
untuk capaian tujuan yang sudah di tetapkan.
• Permana Johar (2019) menekankan secara konseptual di
definisikan sebagai sebuah rencana tindakan untuk capaian
strategis yang hendak diraih, tidak berlebihan jika perencanaan di
jadikan sebagai acuan atau pedoman.
• Athoillah Anton (2017) perencanaan (planning) merupakan suatu
kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk membuat suatu
program yang meliputi segala sesuatu yang akan dilaksanakan,
menetapkan tujuan, kebijakan, pedoman pimpinan, prosedur dan
1
metode untuk mencapai tujuan.
2. Fungsi Dari Perencanaan
Perencanaan Pendidikan mempunyai fungsi yang sangat
berperan dalam tercapainya tujuan Pendidikan. Sebagai bagian dari
administrasi atau manajemen Pendidikan, fungsi perencanaan sangat
berperan aktif dalam berbagai kegiatan Pendidikan yang dirumuskan
dan ditentukan sebelumnya yang selanjutnya dapat dilaksanakan
dalam waktu tertentu yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan
Pendidikan itu sendiri.

1
Nanny Mayasari. Perencanaan Pendidikan. (Banten: Penerbit PT Sada Kurnia Pustaka, 2022).
Hlm. 2.

2
Fungsi perencanaan Pendidikan pada dasarnya mempunyai
fungsi yang sama dengan fungsi perencanaan dalam manajemen
umum. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
a. Sebagai pola dasar dan petunjuk dalam mengambil keputusan
tentang bagaimana tentang bagaimana mencapai tujuan dan jalan
apa yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan
Pendidikan.
c. Menghindari pemborosan sumber-sumber daya baik sumber daya
manusia maupun sumber daya alam.
d. Sebagai alat pengmbangan penjaminan mutu dan kualitas
2
Pendidikan.
e. Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai memberikan
pegangan dan menetapkan, kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk tujuan tersebut.
f. Menperoleh standar sumber daya terbaik dan
mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsi yang telah
ditetapkan menjadi rujukan anggota organisasi dalam
melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.
g. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh
pelaksana.
h. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensip
sehingga bisa menemukan dan memperbaiki kepemimpinan
secara dini. (Tolak ukur).
i. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuain antara kegiatan
internal dengan situasi eksternal.
j. Menghindari pemborosan.

2
Ibid. hlm 182.

3
Fungsi perencanaan memiliki kriteria sendiri sebagai
Perencanaan yang baik dalam menjawab segala pertanyaan, kriteria
yg dimaksud yaitu dalam rumusan 5W 1H.
3. Proses Perencanaan
Biasanya, proses perencanaan dibagi ke dalam beberapa tahap, yakni:
a. Top Level Planning, merupakan perencanaan jenjang atas yang
mengajukan panduan umum, pengambilan keputusan, rumusan
tujuan hingga petunjuk penyelesaian secara menyeluruh.
Perencanaan dalam tahap ini bersifat strategis dan menekankan
pada tujuan jangka panjang organisasi atau perusahaan.
b. Middle Level Planning, merupakan perencanaan jenjang
menengah yang fokus dalam penyiapan berbagai teknik yang
akan ditempuh untuk mewujudkan rencana tujuan. Perencanaan
tahap ini berada pada level manajemen menengah yang sifatnya
lebih administratif.
c. Low Level Planning, merupakan perencanaan jenjang bawah
yang mengacu pada aktivitas operasional perusahaan. Umumnya,
perencanaan jenjang bawah ini diambil alih oleh manajemen
pelaksana dan lebih berfokus pada bagaimana cara
3
menghasilkan.
4. Jenis-jenis perencanaan
Menurut Nanang Fatah jenis Perencanaan pendidikan ada 3 bagian:
a. Menurut besarnya
• Perencanaan Makro, perencanaan yang menerapkan kebijakan-
kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan
cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Contahnya
tujuan yang dicapai negara dalam SDM melalui Pendidikan
menghasilkan tenaga pembangunan yang kualitatif dan
kuantitatif.

3
Liharman Saragih, dkk, “Dasar-Dasar Manajemen”, (Yayasan Kita Menulis: Medan, 2022), hlm.
24-26.

4
• Perencanaan Meso, artinya Kebijakan ditingkat makro
dijabarkan pada program-program pada skala kecil yang lebih
bersifat operasional.
• Perencanaan Mikro, artinya perncanaan pada tingkat institusional
dan merupakan penjabaran dari perencanaan ditingkat meso.
b. Menurut tingkatannya
• Perencanaan Strategis, artinya konfigurasi antara hasil yang
diharapkan tercapai masa depan.
• Perencanaan koordinatif artinya perencanaan untuk
mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang ingin
dicapai dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
• Perencanaan Operasional artinya memusatkan perhatian pada
kerjakan pada tingkat pelaksanaan dilapangan dari rencana
strategik.
c. Menurut waktunya
• Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan
dalam kurun waktu 5 tahun yang disebut juga dengan
perencanaan operasional.
• Perencanaan jangka menengah adalah kurun waktu 5-10 tahun
dan merupakan perpanjangan dari perencanaan jangka panjang
dan sudah lebih bersifat operasional.
• Perencanaan jangka panjang adalah cakupan waktu 10 sampai
25 tahun.
B. Organizing (Pengorganisasian)
1. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan
penyusunan atau alokasi sumber daya organisasi dalam bentuk desain
organisasi atau struktur organisasi sesuai dengan tujuan perusahaan
yang tertuang di dalam visi dan misi perusahaan, sumber daya
organisasi, dan lingkungan bisnis perusahaan tersebut. Yang
dimaksud dengan sumber daya organisasi di atas terbagi menjadi 3
(tiga) macam, antara lain:

5
a. Sumber daya manusia (SDM), meliputi tenaga kerja/karyawan,
baik dari level operasional sampai dengan manajerial.
b. Sumber daya fisik, meliputi tanah, mesin, gedung, fasilitas
perusahaan, dsb.
c. Sumber daya organisasional, meliputi brand/merk, prosedur dan
kebijakan (SOP/IK), sistem informasi dan teknologi, dsb.
2. Prinsip-Prinsip Pengorganisasian
Adapun prinsip-prinsip pengorganisasian tingkat satuan pen- didikan
4
adalah sebagai berikut:
• Perumusan tujuan tingkat satuan pendidikan secara jelas. Tujuan
tingkat satuan pendidikan perlu dirumuskan secara jelas, agar setiap
komponen tingkat satuan pendidikan mengetahui hendak kemana
lembaga tingkat satuan pendidikan tersebut akan dibawa.
• Pengutamaan pencapaian tujuan tingkat satuan pendidikan.
Setiap orang yang masuk dalam suatu institusi, termasuk institusi
tingkat satuan pendidikan, pastilah mempunyai tujuan yang
bermacam-macam. Tujuan-tujuan yang dimiliki tersebut dapat
bertentangan dengan tujuan tingkat satuan pendidikan dan dapat
juga beriringan dengan tujuan tingkat satuan pendidikan.
Pemimpin tingkat satuan pendidikan harus senantiasa berusaha
agar tujuan yang dimiliki oleh para komponen tingkat satuan
pendidikan, senantiasa beriringan bahkan mendukung terhadap
tujuan tingkat satuan pendidikan.
• Prinsip pembagian pekerjaan. Prinsip ini harus senantiasa
dipedomani, karena hakikat pengorganisasian adalah pembagian
pekerjaan. Adapun pembagian pekerjaan tersebut didasarkan atas
aturan main yang ada di tingkat satuan pendidikan. Pekerjaan di
lembaga tingkat satuan pendidikan tidak selalu harus dibagi sama
rata karena ada aturan-aturan main yang membedakan antara
pekerjaan yang harus dilakukan oleh komponen tingkat satuan

4
Ali Imron, “Proses Manajemen Tingkat Satuan Pendidikan”, (PT Bumi Aksara: Jakarta, 2013),
hlm. 93-96.

6
pendidikan yang satu dengan komponen tingkat satuan
pendidikan yang lain.
• Prinsip pendelegasian wewenang (delegation of authority).
Wewenang-wewenang yang dimiliki oleh pemimpin tingkat satuan
pendidikan, hendaknya tidak dimiliki sendiri oleh pemimpin.
Sebagian dari padanya haruslah diberikan kepada bawahannya.
Adakalanya seorang pemimpin membagi habis keseluruhan
wewenang yang dimilikinya, adakalanya hanya sedikit sekali
wewenang yang diberikan kepada para bawahannya. Dalam
mendelegasikan sebagian wewenang tersebut, hendaknya
diperhatikan apakah yang akan didelegasikan tersebut termasuk
pekerjaan teknis ataukah termasuk pekerjaan manajerial. Jika
pekerjaan teknis hampir dapat diberikan kepada sebagian besar
orang, maka pekerjaan manajerial tidak dapat diberikan kepada
sembarang personalia di tingkat satuan pendidikan.
• Prinsip pengelompokan fungsi, fungsi-fungsi yang sama dalam
kelembagaan tingkat satuan pendidikan haruslah disatukan. Ini
dilakukan agar memudahkan pengurusan. Lalu lintas kegiatan
dan hubungan dapat diatur melewati fungsi-fungsi yang sama.
Misalnya, urusan-urusan mengenai kegiatan belajar mengajar,
dikelompokkan dalam bidang program kegiatan belajar, urusan-
urusan mengenai anak didik dapat dikelompokkan dalam fungsi
anak didik.
• Prinsip kesatuan perintah (unity of commond). Dalam suatu
kelembagaan tingkat satuan pendidikan, hendaknya hanya ada
satu orang yang bertugas sebagai tukang perintah, yaitu
pemimpin tingkat satuan pendidikan. Sebab, jika ada lebih dari
satu orang yang bertugas sebagai tukang perintah, maka
menjadikan penyebab bingungnya komponen manusia tingkat
satuan pendidikan ketika menerima perintah yang berlawanan
dalam waktu yang sama.

7
A. Actuating (Pelaksanaan)
Adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
Dengan kata lain, sebuah pelaksanaan adalah proses implementasi
dari segala bentuk, rencana, konsep, ide, dan gagasan yang telah
sebelumnya disusun, baik pada level manajerial maupun level
operasional dalam rangka mencapai tujuan, yaitu visi dan misi
organisasi.
Actuating dianggap sebagai unsur yang paling dominan
dalam manajemen, Muhammad Munir Mursi (1977: 65)
berpendapat, “Actuating adalah suatu proses usaha menggerakan
sekelompok orang untuk mencapai sasaran suatu tujuan tertentu.”
Penggerakan (actuating) adalah hubungan antara aspek-aspek
individual yang ditimbulkan oleh adanya hubungan terhadap
bawahan untuk dapat mengerti dan memahami pembagian
pekerjaan yang efektif dan efisien.
Dari pengertian-pengertian tersebut menggambarkan suatu
kejelasan bahwa penggerakan (actuating) adalah kegiatan untuk
mengarahkan seseorang atau kelompok orang agar suka dan dapat
bekarja dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan tertentu secara
efektif dan efisien. Dalam definisi “penggerakan” tadi terdapat
penekanan tentang cara yang tepat untuk digunakan menggerakan
bawahan, yaitu dengan cara memotivasi atau memberi motif-motif
bekerja kepada bawahannya agar mau dan senang melakukan
pekerjaan dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien. Sekurang-kurangnya terdapat tiga hal penting, yaitu
5
motivasi, kepemimpinan, dan komunikasi.
B. Controling (Kontrol/Evaluasi)

5
Nursaman, “Fungsi Proses Manajemen Dan Kaitanya Dengan Peningkatan Dan Pertahanan
Kualitas Industri Barang Dan Jasa”, Jurnal Tarbawi, Vol.08 No.02, 2020, hlm. 5-6.

8
Adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
control atau evaluasi terhadap kinerja organisasi. Dalam hal ini
guna memastikan bahwa apa yang sudah direncanakan, disusun,
dan dijalankan dapat berjalan sesuai dengan aturan main atau
prosedur yang telah dibuat. Selain itu, fungsi manajemen ini akan
bisa memonitor kemungkinan ditemukannya penyimpangan dalam
praktik pelaksanaannya, sehingga bisa segera terdeteksi lebih dini
untuk dapat dilakukan upaya pencegahan dan perbaikan.
Pada dasarnya, pengawasan merupakan tindak lanjut dari
fungsi-fungsi sebelumnya, bahwa dalam serangkaian fungsi atau
aktivitas dalam sebuah organisasi dibutuhkan kontrol atau evaluasi
guna memastikan bahwa semua dijalankan sesuai dengan standar
6
dan aturan yang berlaku.
d. Bentuk-bentuk Pengawasan
1. Pengawasan atasan langsung
Pengawasan atasan langsung merupakan pengawasan yang
dilakukan oleh atasan langsung, baik di tingkat pusat maupun
ditingkat daerah. Pengawasan ini dilakukan oleh setiap atasan
setiap saat pelaksanaan tugas, dan fungsi bawahan disertai
pemberian petunjuk atau tindakan korektif bila perlu.
2. Pengawasan fungsional
Pengawasan fungsional ini dilakukan oleh aparat secara
khusus ditugasi untuk membantu pimpinan untuk
melaksanakan pengawasan dalam batas kewenangan yang
ditentukan.
3. Pengawasan melekat (Waskat)
Pengawasan melekat (Waskat) dilakukan oleh setiap
pejabat/pegawai dalam menjalankan tugasnya masing-masing

6
Roni Angger Aditama, “Pengantar Manajemen: Teori dan Aplikasi”, (AE Publishing: Malang,
2020), hlm. 11-20.

9
dengan membandingkan tindakan yang ada, sedang, atau
telah dilaksanakan dengan alat pengawasan melekat setiap
pejabat pimpinan pada semua tingkatan wajib menciptakan
alat pengawasan melekat bagi satuan-satuan kerja. Tujuan
Pengawasan Melekat ialah untuk mengetahui apakah setiap
orang dalam organisasi (baik pimpinan maupun karyawan)
dapat menjalankan fungsi dan pengendalian yang melekat
padanya dengan baik, sehingga bila ada penyelewengan,
pemborosan, korupsi, orang-orang dalam organisasi tersebut
dapat mengambil tindakan koreksi sedini mungkin terhadap
dirinya masing-masing.
 
 Pengawasan Pendidikan di Madrasah/Sekolah

- Pelaksanaan kurikulum yang meliputi tujuan, materi


pembelajaran, metode pembelajaran, penggunaan media
pembelajaran dan evaluasi
- Pendayagunaan tenaga teknis sekolah dalam rangka
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien;
- Pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
- Ketatausahaan sekolah yang meliputi urusan kepegawaian,
keuangan, dan termasuk proyek agar berjalan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
- Hubungan kerja sekolah dengan instansi pemerintah dan
swasta, dunia usaha dan organisasi masyarakat.
e. Pengawasan dalam Islam
Tetap menekankan teologis akan kehadiran Allah dalam setiap diri,
tempat dan keadaan. Adapun pengawasan terhadap produk yang
diinginkan dalam organiasasi harus bermuara kepada tujuan yang
ditetapkan. Oleh karena itu keefektifan dan efisiensi selalu menjadi
ukuran umum untuk melakukan pengawasan. Dalam

10
kaitan ini, efisiensi termasuk yang ditekankan dalam
pendayagunaan dalam sumberdaya yang ada sebagaimana
ditekankan dalam Islam Allah SWT melarang tindakan boros,
sebab pemborosan sumberdaya sebagai tindakan syaitan (QS.
17:27).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari
organisasi, membuat strategi yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan dari organisasi, serta mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Pengorganisasian didefinisikan sebagai proses
kegiatan penyusunan atau alokasi sumber daya organisasi dalam
bentuk desain organisasi. (actuating) adalah kegiatan untuk
mengarahkan seseorang atau kelompok orang agar suka dan dapat
bekarja dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan tertentu secara
efektif dan efisien. Controling adalah salah satu fungsi manajemen
untuk melakukan control atau evaluasi terhadap kinerja organisasi.
B. Saran
Penulis tahu bahwa makalah penulis jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis meminta masukan dari teman-
teman semua yang berupa masukan dan saran agar kedepannya
bisa menjadi lebih baik lagi. Dan penulis berharap semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi pembacanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dr, Tamjidillah, HM. Amin, M.Pd., “Power Point Manajemen Pendidikan”.

Liharman Saragih, dkk, (2022). “Dasar-Dasar Manajemen”, Yayasan Kita


Menulis: Medan.

Ali Imron, (2013). “Proses Manajemen Tingkat Satuan Pendidikan”, PT


Bumi Aksara: Jakarta.

Nursaman, (2020). “Fungsi Proses Manajemen Dan Kaitanya Dengan


Peningkatan Dan Pertahanan Kualitas Industri Barang Dan
Jasa”, Jurnal Tarbawi, Vol.08 No.02.

Roni Angger Aditama, (2020). “Pengantar Manajemen: Teori dan Aplikasi”,


AE Publishing: Malang.

13

Anda mungkin juga menyukai