Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap
kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen
karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan
anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh
karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
sebelum melakukan proses-proses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi,


sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil
suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik
itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan
perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi
tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi


manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya dengan firasat (dugaan).

Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen


tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan
konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan
perencanaan dari berbagai jenis.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan


organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain seperti
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis meruskan masalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep sidasar perencanaan ?


2. Bagaimana proses penyusunan perencanaan ?
3. Apa saja jenis-jenis perencanaan ?
4. Bagaimana teori perencanaan itu ?
5. Bagaimana efektifitas perencanaan ?
6. Bagaimana model perencanaan rasional ?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Pengantar Manajemen, namun tujuan penulisan makalah ini
secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Konsep sidasar perencanaan.
2. Proses penyusunan perencanaan.
3. Jenis-jenis perencanaan.
4. Teori perencanaan.
5. Efektifitas perencanaan.
6. Model perencanaan rasional.
 
D. Manfaat Pembahasan
Makalah ini disusun agar dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai
pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini.
Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah


ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari
masalah yang dibahas dalam makalah ini, dan
2. Pembaca, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Sidasar Perencanaan

1. Pengertian perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tidak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.


Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan
tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam
jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama
anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan.

Untuk mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita


perlu mengetahui pengertian atau definisinya, di antaranya :

a) George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha


menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain,
kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan
perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya
diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.
b) Harold Koontz dan O’Donnell: Perencanaan adalah tugas seorang
manajer untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif,
kebijaksanaan, prosedur dan program.
c) W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan
pendahuluan mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan
langkah-langkah sebelum kegiatan dilaksanakan.
d) Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-
hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

3
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
perencanaan merupakan kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan
mengatur pendaya-gunaan manusia, material, metode dan waktu secara
efektif dalam rangkan pencapaian tujuan.

Widjojo dalam Lembaga Administrasi Negara (1985: 31),


menjelaskan sebagai berikut Perencanaan pada asasnya berkisar pada dua
hal :

a. Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkret yang


hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang
dimiliki masyarakat yang bersangkutan.
b. Pilihan di antara cara-cara alternatif yang efesien serta rasional guna
mencapai tujuan-tujuan tersebut, baik untuk penentuan tujuan yang
meliputi jangka waktu tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut
diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria tertentu yang terlebih
dahulu harus dipilih pula.

2. Tujuan perencanaan
Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan perlu
perencanaan yang matang sesuai dengan tujuannya. Hal tersebut
disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai.

Albert Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan


perencanaan adalah sebagai berikut:

a.    Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam


perubahan (a way to anticipate and offset change).

b.    Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-


administrator maupun non-administrator.

c.    Perencanaan juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya memperkecil


tumpang-tindih dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.

d.    Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan


digunakan untuk memudahkan pengawasan.

3. Fungsi-fungsi perencanaan
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, maka perlu
diketahui fungsi-fungsi dari planning itu sendiri, yaitu:

a. Menentukan titik tolak dan tujuan usaha.


Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran,
sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran tersebut.

4
Setiap usaha yang baik harus memiliki titik tolak, landasan dan tujuannya.
Misalnya seseorang ingin pergi dari Bandung ke Surabaya naik kereta api.
Di sini Surabaya merupakan tujuan, sedangkan kereta api merupakan
perencanaan atau alat mencapai sasaran tersebut.

b. Memberikan pedoman, pegangan dan arah.


Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila hendak
mencapai suatu tujuan. Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan
memiliki pedoman, pegangan dan arahan dalam melaksanakan aktivitas
kegiatannya. Misalnya seorang pilot terbang melintasi Samudera tanpa
mengetahui apakah ia ingin menuju ke Inggris, Belanda atau Australia,
maka ia akan berada di dalam ketidak-pastian.

c. Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material.


Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu
menilai apakah alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak atau
dengan kata lain, apakah masih dalam batas kemampuan kita serta dapat
mencapai tujuan yang kita tetapkan. Misalnya suatu perusahaan
menetapkan tujuan bahwa omzet penjualan untuk tahun yang akan datang
dinaikkan sebanyak 10%. Untuk itu ditetapkan alternatif media promosi
antara lain radio, majalah dan surat kabar. Karena keterbatasan dana yang
dimiliki, pilihan jatuh pada surat kabar karena dianggap realitas dan paling
ekonomis. Tetapi selain itu, perencanaan yang baik memerlukan pemikiran
lebih lanjut tentang surat kabar apa, hari pertemuannya dan judul iklan.

d. Memudahkan pengawasan.
Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui penyelewengan yang
terjadi karena planning merupakan pedoman dan patokan dalam
melakukan suatu usaha. Agar dapat membuat perencanaan yang baik,
maka manajer memerlukan data-data yang lengkap, dapat dipercaya serta
aktual.

e. Kemampuan evaluasi yang teratur.


Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui apakah usaha yang kita
lakukakn sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak
terjadi under planning dan over planning.

f. Sebagai alat koordinasi.


Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang begitu kompleks,
karena untuk perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang di mana tanpa
koordinasi yang baik dapat menimbulkan benturan-benturan yang
akibatnya dapat cukup parah. Dapat kita misalkan, perjalanan suatu kereta
api yang dengan tanpa adanya koordinasi yang baik, kemungkinan akan

5
terjadi tabrakan atau harus menunggu terlalu lama pada simpangan-
simpangan.

4. Latar belakang lahirnya perencanaan


Suatu perencanaan lahir  bukanlah secara kebetulan melainkan ada
sebab berupa inisiatif atau prakarsa dari dalam dan luar organisasi.
Sebagaimana asal lahirnya suatu perencanaan meliputi berbagai sumber,
antara lain:

a.    Policy top management: puncak pimpinanlah yang mengeluarkan


kebijakan diadakannya perencanaan karena memang merekalah sebagai
pemegang policy.

b.    Hasil pengawasan: berdasarkan hasil pengawasan terkumpullah


sejumlah data dan fakta yang dibuat dalam satu perencanaan baru yang
memperbaiki atau merombak yang pernah dilaksanakan.

c.    Inisiatif dari dalam: planning juga dapat lahir akibat adanya saran-


saran dari pihak luar yang mungkin secara langsung atau tidak
langsung, yang mempunyai kepentingan dengan organisasi.

d.    Kebutuhan masa depan: suatu perencanaan dibuat sebagai persiapan


masa depan ataupun menghadapi rintangan dan hambatan yang
sewaktu-waktu bisa terjadi.

B. Proses Penyusunan Perencanaan


Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau
mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan
arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer
menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan


semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana
perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada
keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan
hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-
strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah
merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu
yang lebih pendek.

6
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang
tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan
khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh
perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan
tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara
perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu
penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek
dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya


melalui empat tahap sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.


2.  Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan
Perencanaan yang efektif dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyadari adanya peluang. Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan


merupakan titik awal yang sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi
suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang-
peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya dengan jelas dan
lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada sudut
kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin
memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut
harapan kita akan kita dapatkan.
2. Menentukan tujuan. Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil
yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan,
dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa yang harus dicapai
oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan
program-program.
3. Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah asumi-asumi perencanaan.
Dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang
sedang dilaksanakan. Apabila premis perencanaan yang konsekuen makin
dipahami oleh perencana, maka akan semakin terkoordinasilah
perencanaan perusahaan itu.
4. Menentukan arah tindakan alternatif. Artinya, langkah keempat di dalam
perencanaan adalah mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam
tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera.
5. Mengevaluasi arah tindakan alternatif. Artinya, dalam langkah ini,
tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi
kekurangan dari tindakan alternative yang diambil dan dirasa menghambat
atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi kesalahan
para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut

7
6. Memilih satu arah tindakan, artinya langkah yang terakhir dari
perencanaan ini merupakan langkah yang paling menentukan untuk
melanjutkan pada proses pelaksanaan.

C. Jenis-Jenis perencanaan
Ada beberapa macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberpa
segi, yaitu :

1. Jenis perencanaan menurut prosesnya


a) Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan
saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa
dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan.
Contohnya ada pada GBHN.
b) Program Planning, merupakan perincian dan penjelasan dari pada
policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal
berikut:
 Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
 Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
 Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
 Prosedur kerja yang harus dipatuhi
 Struktur organisasi yang harus dipenuhi
c) Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan
yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperti  cara-cara
pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Hal-hal yang sering kali dimuat  dalam perencanaan ini adalah: 
 Analisa daripada program perencanaan
 Penetapan prosedur kerja
 Metode-metode kerja
 Tenaga-tenaga pelaksana
 Waktu, dan sebagainya
2. Jenis perencanaan menurut jangka waktunya
a. Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang
dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun
b. Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang
waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga
tahun
c. Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yang
pelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
3. Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya
a. National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh
wilayah negara
b. Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
c. Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang
sangatterbatas.

8
4. Jenis perencanaan menurut penggunaannya
a. Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali
pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut   telah tercapai, maka
tidak akan digunakan lagi
b. Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-
ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali

5. Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan


a. General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan
menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih  luas. Misalnya
rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran
b. Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan
khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah
untuk mengatasi kesulitan belajar dikelas IPA

6. Jenis perencanaan menurut James Af Stoner dan R.Edwar Freeman, 1994


a. Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para
manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi
yang lebih luas.
b. Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan
bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam
kegiatan sehari hari.

D. Teori Perencanaan
Berikut teori perencanaan yaitu :
1. Teori sinopatik
Teori menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga
objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat,
dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam
perencanaan ini meliputi, identifikasi masalah, memprediksikan ruang
lingkup masalah, mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
menginvestigasi problem, memprediksi alternative, mengevaluasi
kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2. Teori incemental
Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana
dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan,
selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan. 
3. Teori transactive
Teori ini menitikberatkan pada harkat individu yang menjunjung tinggi
kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang
transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara
keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan
individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.

9
4. Teori advocacy
Teori ini menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu
dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari
pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional,
logis dan bernilai (advocacy mempertahankan dengan
argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara
nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi,
kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama,
dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai
teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah atau badan pusat.
5. Teori radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi
lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat
dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan
kebutuhan. Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi
maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer
tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi
disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia.
Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan
dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah
dapat mandiri menangani pendidikannya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga
complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan
dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan
situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan
diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir
adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di
samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu
sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa
teori-teori diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya persamaannya:
1) Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
2) Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan
lingkungan sekitarnya.
3) Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan
mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya
terdapat perbedaan penitikberatan.
4) Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam
pencapaian tujuan
Sedangkan perbedaannya adalah :

1) Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif


dalam pemecahan masalah dibandingkan perencanaan yang lain,
dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data dan
sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional.

10
Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan
perencanaan yang lain.
2) Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga
pemerintah dan sangat bertentangan dengan perencanaan advokasi
yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang juga
cenderung revolusioner.
3) Perencanaan transactive mengedepankan faktor – faktor
perseorangan atau individu melalui proses tatap muka dalamsalah
satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif
dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan Sinoptik
dan Incremental yang lebih komprehensif.
4) Perencanaan advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum
dan obyek yang mereka ambil dalam perencanaan adalah golongan
yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis dengan lebih
mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan social
5) Perencanaan Radikal seakan-akan tanpa metode dalam memecahkan
masalah dan muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat
kontradiktif dengan pendekatan incremental dan sinoptik yang
memepertimbangkan aturan-aturan yang ada baik
akademis/metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.

E. Efektifitas Perencanaan
Perencanaan yang baik dan efektif akan berjalan baik dan baik atau tidaknya
menurut George R Terry dapat diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dasar
mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H :

1.    What (apa), Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan


sebuah perencanaan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan perencanaan tersebut.

2.    Why (mengapa), Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus


dicapai dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut

3.    Where (dimana), Membicarakan masalah dimana program dalam


perencanaan tersebut dilaksanakan

4.    When (kapan), Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan


dilaksanakan dan diakhiri.

5.    Who (siapa), Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan


program tersebut.

11
6.    HOW (bagaimana). Membicarakan masalah bagaimana cara
melaksanakan program yang direncanakan tersebut.

Dengan melakukan kategori di atas, maka seorang manager akan mudah


dalam melaksanakan program atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini
dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola secara baik dan
berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang
pelaksanaan program atau kegiatan.

Dilain hal, sebeuh perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki
criteria-kriteria sebagai berikut :

1.    Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal,
dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan.

2.    Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat


komprehensif. Artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang
terkait langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang  tidak hanya terkait
dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan
mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di
perusahaan.

3.    Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat beradaptasi


dengan perubahan dimasa yang akan datang, tapi bukan berarti perencanaan
itu dapat diubah seenaknya.

4.    Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan


komitmen terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya
mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun dalam sebuah
perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa
perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi.

5.    Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis.


Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar
untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.

F. Model Perencanaan Rasional


Menurut Siswanto (2012:56), Perencanaan rasional memiliki beberapa
model, antara lain PERT dan CPM, Model pemrograman Linear (Linear
Programming Model), Model Biaya manfaat (cost-benefit model),

12
ModelMasukan-keluaran(Input-output model), serta Model simulasi Dinamik
(Dynamic simulation model). Penjelasan mengenai ini di lakukan pada bagian
berikut.

1. Model PERT dan CPM


a. PERT
PERT adalah akronim dari Program Evaluation and Review
Techniques atau Tehnik Evaluasi dan Peninjauan Program yaitu
suatu metode perencanaan yang belum pernah di lakukan
sebelumnya dan tidak akan dilaksanakan kembali dengan cara yang
sama pada waktu yang akan datamg. PERT pertama kali
dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dalam kerja
sama dengan Bool, Allen, dan Hamilton, suatu perusahaan
konsultan manajemen. Munculnya teknik ini dimaksudkan untuk
mengurai adanya penundaan, gangguan, dan konflik produksi,
koordinasi, dan sinkronisasi dari beberapa bagian dari keseluruhan
pekerjaan. Juga merupakan suatu metode untuk menentukan jadwal
dan anggara dari sumber sehingga suatu pekerjaan yang telah
ditetapkan dapat diselesaikan secara efesien dan efektif.
PERT yang merupakan salah satu teknik manajemen tidak
dapat sepenuhnya memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
para manajer. Akan tetapi, PERT membantu seorang manajer untuk
menyadari permasalahan yang dihadapinya, pemecahan yang
bersifat realistis, serta kekuatan dan kelemahannya menilai seluruh
faktor dan pertimbangannya yang berhubungan dengan keputusan
yang telah diambil.
b. CPM
CPM yaitu akronim Critical Path Method atau Metode Jalur
Kritis (MJK) adalah suatu teknik perencanaan dan pengendalian
yang digunakan dalam proyek yang memiliki data biaya dari masa
lampau. Metode jalur kritis memungkinkan seorang manajer
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu sesingkat mungkin dengan
kerja lembur seminimal mungkin, tambahan tenaga kerja ataupun
kerja lembur seminimum mungkin, tambahan tenaga kerja ataupun
tambahan peralatan, serta tidak terkena sanksi apa-apa apabila
penyelesaian pekerjaan tersebut terlambat.

2. Model Biaya Manfaat (cost-Benefit Model)


Model biaya manfaat merupakan metode matematis yang
menunjukkan serta mengukur manfaat dan biaya ekonomis suatu
proyek atau program. Manfaat proyek adalah nilai tambah hasil barang
dan jasa, termasuk jasa lingkungan, yang memungkinkan karena adanya
proyek, dan biaya proyek adalah nilai tambah sumber daya riil yang
dimanfaatkan proyek.

13
Menurut Pearce (1978) model biaya manfaat didasarkan pada
nilai yang diukur dengan harga yang diinginkan masyarakat. Harga
tersebut biasanya berbentuk harga tersirat atau harga bayangan. Harga
tersirat diperoleh dengan menyesuaikan, dimana diperlukan, harga
pasar senyatanya dan mendapatkanya dari nilai ekonomi yang serasi
dimana tidak ada pasar. Sedangkan harga bayangan biasanya digunakan
di dalam ekonomi negara berdasarkan perencanaan terpusatkan dan
negara yang sedang berkembang untuk membantu putusan alokasi
sumber daya alam.

Teknik penilaian biaya dan manfaat biasanya dilakukan melalui


penilaian terhadap manfaat dan biaya perbaikan kualitas lingkungan.
Teknik penilaian manfaat didasarkan pada penggunaan harga pasar
senyatanya. Teknik ini dibagi dalam tiga kategori besar, yaitu:

a. Langsung didasarkan pada nilai pasar atau produktivitas;


b. Menggunakan nilai pasar barang pengganti atau
pelengkap/komplementer;
c. Pendekatan yang menggunakan teknik survei.
Selanjutnya, teknik penilaian kualiitas lingkungan dari segi
biaya dapat dibedakan dalam beberapa pendekatan, antara lain:

a. Metode pengeluaran pencegahan


Pendekatan terhadap penilaian ini pula dengan nama
metode Pengeluaran Bertahan atau Fasilitas Pelindung Diri.
b. Pendekatan biaya ganti
Biaya mengganti aktiva produktif yang rusak karena kualitas
lingkungan yang menurun atau karena praktik pengelolaan di
tempat proyek yang tidak sesuai; dapat menjadi dasar penaksiran
minimum manfaat yang diperkirakan dari program untuk
melindungi atau memperbaiki kualitas lingkungan.
c. Pendekatan proyek bayangan
Pendekatan ini merupakan bagian khusus teknik biaya
penggantian. Apabila pelayanan sulit untuk dinilai dan dapat
hilang karena ususlan pembangunan,suatu peringkat alternative
sering ditunjang dengan penentuan biaya ekonomi proyek
pelengkap yang dapat berupa penggantian jasa lingkungan
tersebut.
d. Analisis keefektifan biaya
Tujuan kualitas lingkungan seperti sifat keindahan, fungsi
ekosistem, konsentrasi di lingkungan sekitar dari zat pencemar,
atau tingkat kesehatan masyarakat telah ditentukan, serta
penyelesaian secara ekonomis efisien diperoleh dengan
meminimumkan biaya pencapaian tersebut.

14
3. Model Masukan-Keluaran ( Input-Output Model)
Menurut Hufscmidt, dkk. (1983); Dixon dan Hufscmidt (1986)
model ini didasarkan pada kenyataannya bahwa dalam sistem ekonomi
modern, kegiatan produksi sangat berhubungan satu dengan yang lain.
Sistem informasional masukan-keluaran dapat membantu para pengambil
keputusan dalam beberapa cara berikut:

Pertama,  oleh karena model masukan-keluaran diperoleh dari


sistem data yang komprehensif pada tahun dasar tertentu, pada penciptaan
model menuntut para penganalisis untuk mendapatkan catatan historis
yang tepat dan suatu susunan yang konsisten tentang perkiraan mahzab
ekonomi. Hal ini akan mengarah pada, pemantauan, perkiraan, dan
pengumpulan data yang sistematis dan memberikan desain dasar
memperoleh hasil.

Kedua, segera setelah model diciptakan maka model tersebut dapat


dipakai untuk mensimulasikan skenario pembangunan ekonomi yang
berbeda. Untuk membangun skenario seperti itu, serangkaian permintaan
akhir yang bersifat eksogen diasumsikan untuk waktu yang akan datang.
Seperti periode waktu, dengan rangkaian permintaan akhir yang
diasumsikan memiliki hubungan dengan serangkaian stimulan dan
serangkaian penyelesaian variabel ekonomi dan kualitas lingkungan.

Ketiga, dengan mengubah pola permintaan akhir dan hubungan


struktural dalam model, berbagai pilihan yang berbeda bagi kasus
pembangunan ekonomi, buangan sisa, dan kualitas lingkungan sekitar
dapat diciptakan, membantu para pengambil keputusan dalam memilih apa
yang mereka pandang sebagai rencana pembangunan yang terbaik. Model
masukan-keluaran secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut.

4. Model Program Linear (Linear Programming Model)


Program linear merupakan teknik analisis kuantitatif yang
mengandalkan model mate-matika atau model simbolik sebagai wadahnya.
Tahap program linear dalam pengambilan keputusan mengenai perbaikan
kualitas lingkungan meliputi langkah-langkah:

a.    Identifikasi persoalan;

b.    Perumusan dan penyusunan model;

c.    Analisis model;

d.    Pengesahan model; serta

15
e.    Implementasi model dan hasil analisisnya.

f.      Model Simulasi Dinamik (Dynamic Simulation Model)

Model simulasi dinamik merupakan himpunan persamaan yang


menggambarkan sistem lingkungan ekonomi. Persamaan tersebut disusun
dengan menggunakan computer elektronik. Perilaku sistem disimulasikan
secara arbitrer dengan mengubah parameter model dan hasilnya dicatat.

16
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi
manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang
berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya dengan
firasat (dugaan).
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu
perencanaan organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi
terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis dan operasional.
Adapun kerangka waktu dalam perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut
: rencana jangka panjang, jangkah menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan
tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem
penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan
keterbatasan.
Perencanaan sangat dikaitkan dengan pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan tidaklah mudah dibutuhkan berbagai alasan-alasan
yang bisa menentukan keputusan tersebut. Dalam merencanakan suatu
keputusan semua harus berorientasi kearah yang bisa menguntungkan satu
sama lain dan harus melihat kekurangan-kekurangan yang akan putuskan.

B. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai
bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa
perencanaan. Tapi dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat
rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan

17
DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Y. (2014). http://semuatugass.blogspot.co.id/2014/02/makalah-pengantar

-manajemen-perencanaan.html. Dipetik 23 Maret, 2016, dari Blogger

Dewi, A. D. (2011). http://annisadevyanadewi.weebly.com/materi-klp-1/-
penganta

r-manajemen-perencanaan-strategis-pemecahan-masalah-dan-pengamb

ilan-keputusan. Dipetik 24 Maret, 2016

Manua, O. L. (2012). http://studimanajemen.blogspot.co.id/2012/10/teori-peren

canaan.html. Dipetik 24 Maret, 2016, dari Blogger

Meriana, F. A. (2014). https://fitridtrind.wordpress.com/2014/04/19/makalah-
perencanaan-pengantar-manajemen/. Dipetik 23 Maret, 2016, dari
Wordress

Nanda, Y. (2012). https://yogarananda.wordpress.com/2012/11/23/konsep-dasar-
perencanaan/. Dipetik 24 Maret, 2016, dari Wordress

Rahmadani. (t.thn.). http://rahmadaniirma.over-blog.com/2014/12/perencanaan-
dasar-manajemen-umum.html. Dipetik 24 Maret, 2016, dari 2014: Over
Blog

Wikipedia. (2016). https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan. Dipetik 23 Maret,


2016, dari Wikipedia

Zallam, D. Z. (2013). http://dedetzelth.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-tujuan-
dan-fungsi-perencanaan.html . Dipetik 23 Maret, 2016, dari Blogger

18

Anda mungkin juga menyukai