Oleh :
Nama : Lutfiah
NIM : 210902502025
KELAS : Pendidikan Akuntansi B
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan judul “Berbagai Fungsi Manajemen”.Adapun tujuan dari
penyusunan dalam tugas makalah ini untuk memnuhi salah satu tugas mata kuliah
“pengantar manajemen”.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita
semua didalam dunia manajemen.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
C. TUJUAN.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
H. A. KESIMPULAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
D. 1.1. FUNGSI PERENCANAAN
A. PENGERTIAN PERENCANAAN
1. Perencanaan dan Proses Manajemen
2
Mengenai perencanaan sudah banyak yang memberi batasan atau definisi
yang berbeda satu sama lain formulasinya. Walaupun formulasi yang berbeda,
namun mempunyai inti yang sama. Secara umum dapat dikatakan perencanaan
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan sebelum melakukan tindakan
penyelenggaraannya, meliputi serangkaian keputusan termasuk penentuan tujuan,
kebijaksanaan, membuat program, menentukan metode dan prosedur serta
menetapkan jadwal waktu pelaksanaan. Orang yang melakukan kegiatan
perencanaan disebut perencana (planner). Dan pernyataan suatu keinginan yang
hendak dicapai disebut rencana (plan).
3
berdasarkan fakta dan/atau perkiraan yang mendekat sebagai persiapan untuk
tindakan kemudian. Hasil dari perencanaan ialah rencana (plan).
3. Unsur-unsur Perencanaan
a. Unsur tujuan (objectives – goals), yaitu perumusan yang lebih jelas dan lebih
terperinci tentang apa yang ingin dicapai oleh sesuatu usaha kerja sama.
Tujuan ini, sebagai arah sasaran dari suatu organisasi di mana semua kegiatan
usaha tersebut ditujukan. Unsur-unsur tujuan ini terdiri dari: 1) tujuan akhir
(objectives) yaitu rencana menyeluruh dari berbagai objektif atau haluan,
destinasi; dan 2) tujuan antara (goals) yaitu rencana yang lebih spesifik,
terperinci dan terarah pada tujuan tertentu yang ingin dicapai, atau disebut
juga dengan sasaran.
b. Unsur kebijaksanaan (policy), adalah suatu metode atau cara/jalan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. untuk dicapai.sikap, pendirian,
pandangan. Kebijaksanaan ini ditentukan oleh top manajer berdasarkan suatu
cita tertentu atau berdasarkan kebutuhan praktis, biasanya penetapan ini hanya
garis-garis besarnya saja. Bentuknya dapat tertulis dan dapat juga tidak
tertulis. Namun sebaiknya kebijaksanaan itu tertulis, agar apabila dikemudian
hari timbul masalah kebijaksanaan, maka akan mudah dilacak dengan jelas.
4
bersifat kronologis dari tindakan yang harus dilakukan secara berentetan ,
termasuk route.
d. Unsur kemajuan (progress), yaitu untuk mengukur suatu kemajuan
diperlukan standar. Dalam perencanaan sangat dibutuhkan standar. Standar ini
digunakan untuk ukuran kemajuan sesuatu usaha sebagai-mana yang
direncanakan. Dalam menentukan standar ada tiga masalah yang dalam istilah
Inggris rumusannya secara singkat dengan kata: how many (berapa banyak)
untuk menentukan kuantitasnya, how well (berapa baik) untuk menentukan
kualitasnya, how long (berapa lama) untuk menentukan lamanya.
e. Unsur program (programme). ialah menyusun berbagai-bagai rencana secara
menyeluruh dan merupakan kesatuan di mana satu dengan lainnya saling
berhubungan, dan secara urut-urutan (sequence). Misalnya program
peningkatan pangan yang terdiri dari berbagai rencana proyek peningkatan
produksi padi, peningkatan produksi kedele, jagung, kacang hijau, ubi, dan
lain-lain. Di dalam unsur program dari perencanaan ini juga tercakup:
serangkaian fakta (facts), perkiraan hari kemudian (forekast), dan serangkaian
kegiatan tertentu (tindakan – action)
B. KLASIFIKASI PERENCANAAN
1. Macam-macam Perencanaan
a. Dari segi jangka waktunya, The Liang Gie (1978) membedakan perencanaan
atas:
1) Perencanaan jangka pendek (satu tahun),
5
Sutardi dan Damini (1988), juga Hasibuan (opcit), begitupun Syamsi (1994),
dan Soekartawi (1990) serta Kunarjo (1993) membedakan perencanaan
dilihat dari jangka waktunya yaitu:
1) Perencanaan nasional
2) Perencanaan regional (daerah)
3) Perencanaan lokal yang terdiri dari:
a) perencanaan kota
b) perencanaan desa (untuk menggali potensi sesuatu desa serta
mengembangkan masyarakat desa tersebut.
Sutardi dan Damini (opcit) mengklasifikasikan perencanaan dari segi ruang
lingkupnya, yaitu:
6
2) perencanaan nasional (national planning);
3) perencanaan daerah (regional planning);
4) perencanaan umum (general planning); meliputi:
a) perencanaan tenaga kerja, b) perencanaan biaya, c) perencanaan
peralatan, dan d) perencanaan mesin-mesin;
5) perencanaan khusus (special planning)
e. Di samping itu, Westra dkk. (opcit) menambahkan macam corak dan isi
perencanaan dari segi tata jenjang organisasi dan tingkat kedudukan manajer
yang dapat dibedakan:
1) perencanaan haluan (policy planning)
2) perencanaan program (program planning)
3) perencanaan langkah (operational planning)
Pembagian ini sama dengan pendapat J.M. Pfiffner dengan sebutan menurut
“tingkatan proses” perencanaan.
7
f. Juga Abdulrachman (1973) mengemukakan bahwa macam-macam rencana
dapat ditinjau dari sudut umum/khusus, yaitu:
1) rencana umum (general plan)
2) rencana khusus (special plan)
3) rencana semesta (overall plan)
4) rencana kejalaan (network plan)
g. Kunarjo (opcit) membagi dua kategori perencanaan dilihat dari arus informasi,
yaitu:
1) perencanaan dari atas ke bawah (top down planning),
2) perencanaan dari bawah ke atas (botton up planning)
Kemudian dapat ditambahkan dengan perencanaan dari arus horizontal
(horizontal planning)
Saragih (opcit) dan Lubis (1985) membagi perencanaan dalam dua bagian,
yaitu: 1) perencanaan physic (physical planning) 2) Perencanaan pembiayaan
(cost planning). Sedangkan Hanna dalam Salusu (1996) membagi tiga jenis
perencanaan, yaitu: 1) perencanaan jangka panjang (long range planning, 2)
perencanaan stratejik (gis), dan 3) perencanaan jangka pendek
Kebutuhan akan adanya perencanaan tidak hanya ada pada satu tingkat
(puncak) saja dari suatu organisasi melainkan setiap tingkat dan setiap bidang
usaha memerlukan adanya perencanaan bila menghendaki suatu usaha yang
efisien dan efektif.
8
Graves dalam Saragih (opcit) membedakan tiga tingkatan perenca-naan
menurut tingkatannya dalam suatu organisasi (vertical) sebagai berikut:
a. Tingkat atas (top level). Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin
directive, yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala hal, baik
mengenai tujuan maupun caranya, jadi belum begitu positif untuk segera dapat
dilaksanakan.
b. Tingkat menengah (midle level). Pada tingkat ini merupakan penja-baran dan
pelengkap dari perencanaan tingkat atas. Perencanaan lebih bersifat
administratif (manajerial) yaitu sudah lebih jelas menunjukkan kepada cara
pencapaian tujuan dan bersifat memberi petunjuk pelak-sanaan dengan sebaik-
baiknya.
c. Tingkat bawah (bottom-up). Yaitu tingkat di mana tiap-tiap anggota kelompok
lebih banyak mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu bersifat
operatif (operational) yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan
menghasilkan sesuatu yang konkret. Maka sifat dari perencanaan pada tingkat
ini juga lebih bersifat operatif, yaitu cara menjalankan sesuatu agar mencapai
hasil yang sebaik dan sebesar mungkin.
C. PROSES PERENCANAAN
9
d. Studi yang terus menerus (perpetual), yang menimbulkan penemuan-
penemuan baru dan/atau aplikasi dari penemuan itu
e. Inisiatif dari dalam (dari para pegawai)
f. Inisiatif dari luar (masyarakat pers dan sebagainya).
10
7) Menentukan urutan (sequence)
8) Mengadakan persiapan-persiapan untuk pengawasan pelaksanaannya
A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
11
Sondang P. Siagian (1985) merumuskan organizing adalah kese-luruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan
wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Dari apa yang dibahas terdahulu dapat diambil simpulan bahwa ada
banyak keuntungan dari pengorganisasian. Salah satu keuntungan yang dapat
diperoleh dari aktivitas pengorganisasian yang efektif adalah:
12
3. Seorang pejabat dapat mengetahui dengan terang hubungan organisa-toris baik
terhadap pihak atasan, pihak bawahan maupun terhadap pejabat yang sama
tingkatannya.
4. penggunaan optimum terhadap tenaga manusia dan fasilitas yang ada dapat
tercapai karena ada perbandingan yang seimbang dalam organisasi.
D. PROSES PENGORGANISASIAN
1. Perumusan tujuan
13
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan tugas pokok antara lain
adalah:
a. Tugas pokok harus merupakan bagian dari tujuan dengan perkataan lain
pelaksanaan tugas pokok harus mendekatkan pada tujuan.
b. Tugas pokok harus dalam batas kemampuan untuk dicapai dalam jangka waktu
tertentu, tugas pokok adalah landasan dalam penyelenggaraan semua kegiatan
dalam organisasi.
3. Perincian kegiatan
14
Pengelompokkan kegiatan kedalam fungsi-fungsi dapat dilihat dari dua
sudut tinjauan, yaitu:
b. Tinjauan vertical
5. Departementasi
a. Departementasi horizontal
b. Departementasi vertikal
15
Departementasi horizontal dilakukan berdasarkan tinjauan horizontal dari
diferensiasi fungsi. Dalam proses departementasi horizontal harus diperhatikan
prinsip-prinsip organisasi.
1) Setiap organisasi sebaiknya dibebani tidak lebih dari satu fungsi pokok.
2) Setiap fungsi hanya terdiri dari kegiatan-kegiatan yang homogen.
Departementasi vertikal dilakukan berdasarkan tinjauan vertical dari
diferensiasi fungsi. Dalam proses departementasi vertical harus diperhatikan
prinsip-prinsip:
16
contoh. Dalam praktek manajer yang mempergunakan dengan semacam ini
berarti dia berada di muka bawahan memberikan contoh sehingga secara sadar
dan sukarela bawahan terangsang untuk patuh mengikutinya.
2. Commanding, yaitu menggerakkan orang dengan memberikan
koman-do/perintah. Karena, memberikan perintah maka biasanya perintah itu
menyangkut tentang unsur paksa. Jadi segi prakteknya manajer selalu berada
dibelakang dan menyuruh bawahan untuk berbuat sesuai dengan apa yang
dikehendaki. Sistem ini hanya dapat berlaku bagi negara-negara yang
menganut asas otokratis dan militer.
3. Directing, berarti menggerakkan orang dengan memberi direction, memberi
petunjuk, memberi arah/pengarahan. Kalau dari segi praktek maka biasanya
manajer itu dalam menggerakkan berarti bersama-sama dengan bawahan yang
senantiasa membakar semangat jiwa bawahan untuk melakukan kegiatan kerja
yang walaupun setelah bawahan telah berinisiatif maka bawahan itu
dilepaskan kemuka yang tetap dituntun dari belakang. Teknik penggerakan ini
dipakai oleh menteri pendidikan nasional dengan istilah “tut wuri handayani”,
yaitu melepaskan kemuka dengan menuntun dari belakang.
4. Motivating, yaitu menggerakkan orang dengan memeberi alasan-alasan atau
motif kepada seseorang sehingga orang itu dapat menentukan sendiri apakah
ia suka mengikuti sipemimpin atau tidak. Jadi ia senantiasa bersama-sama
dengan bawahan sebagaimana halnya dengan directing. Hanya saja cara
mengikat bawahan dengan jalan memberi alasan-alasan atau motif-motif yang
bisa masuk akal bagi bawahan sehingga bawahan itu dapat menurutinya.
Kalau commanding, banyak dilakukan di negara otokratis dan militer, maka
motivasi ini banyak dilakukan bagi negara demokratis.
5. Juga sebagian pakar menyebutkan “staffing”, adalah menggerakkan orang
lain dengan menempatkannya pada fungsi-fungsi yang sesuai ataupun dengan
memberikan jabatan-jabatan tertentu sebagai kon-sekuensi dari kegiatan
pengorganisasian. Namun terdapat pula sarjana, termasuk dalam uraian buku
ini yang menyatakan bahwa staffing dan fasilitating merupakan salah satu
rangkaian aktivitas pengorganisasian. Agar mereka mau menjalankan jabatan
17
tersebut dengan sebaik-baiknya, perlu dilakukan penggerakan secara
motivating, directing, commanding, atau leading.
B. CIRI-CIRI PENGGERAKAN
Seperti dijelaskan di atas bahwa penggerakan adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai
sasaran-sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha
organisasi.
1. Dapat menjawab pertanyaan what, why, where, when, who, dan how
2. Rasional, fleksibel, kontinu, pragmatis, dan ideal
3. Tidak terlepas dari sarana manajemen (tools of management)
Dalam uraian terdahulu telah diketengahkan bahwa pertanyaan-pertanyaan
itu merupakan suatu jalinan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
18
1. memperhatikan elemen manusia dalam semua tindakan-tindakan mana-jerial
serta masalah-masalah,
2. mencari keterangan tentang kebutuhan apa yang dirasakan oleh setiap pekerja
dan berusaha memenuhi kebutuhan itu,
3. memperhatikan kepentingan kelompok yang ikut serta.
Individu-individu mempunyai tujuan-tujuan yang berbeda, mereka
menempatkan nilai-nilai yang berbeda mengenai hasil-hasil yang dicapai dan
mereka mencari tujuan-tujuan tertentu yang bagi mereka paling menarik.
19
belum. Sayang sekali, penafsiran dari pengawasan ini masih belum terdapat
kesamaan bahasa/pengertian.
B. TUJUAN PENGAWASAN
20
1. Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan
rencananya.
2. Apabila terdapat penyimpangan, maka perlu diketahui seberapa jauh
penyimpangan tersebut dan apa sebabnya
3. Dilakukannya tindakan korektif terhadap adanya penyimpangan-
penyimpangan. Untuk itu diperlukan suatu sistem monitoring – pengendalian
dengan mengusahakan pelaporan dan feedback yang baik dari pelaksanaan
rencana
C. TIPE/MACAM-MACAM PENGAWASAN
21
terhadap sesuatu departemen. Aparat pengawasan ini bertindak atas nama
peme-rintah/presiden melalui menteri keuangan
22
8. Principle of individuality of control (prinsip kedirian pengwasan)
9. Principle of standard (prinsip standar)
10. Principle of strategic point control (prinsip pengawasan terhadap poin
strategis)
11. The exception principle (prinsip kekecualian)
12. Principle of flexibility of control (prinsip daya-suai pengawasan)
13. Principle of review (prinsip peninjauan kembali) dan
14. Principle of action (prinsip tindakan)
BAB III
PENUTUP
H. A. KESIMPULAN
Perencanaan merupakan fungsi pertama dari manajemen yang berarti suatu
kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan tindakan penyeleng-garaannya.
Orang yang melakukan kegiatan perencanaan disebut perencana (planner). Hasil
yang dicapai dari perencanaan itu disebut rencana (plan).
Jenis perencanaan dapat ditinjau dari berbagai sudut tinjauan oleh para
pakar, yaitu:
23
4. Perencanaan umum, khusus, semesta, dan kejalaan;
5. Perencanaan individu, staf, panitia, dan pengawas;
6. Perencanaan top down, botton up, dan horizontal
7. Perencanaan physik, pembiayaan, kepegawaian, keuangan, peralatan, industri,
pendidikan, kesehatan, dsb.
b. Fungsi kedua dari manajemen adalah pengorganisasian yang dapat
diartikan sebagai dinamisasi organisasi, yaitu keseluruhan proses penyu-
sunan bagian-bagian yang terpisah itu manjadi suatu kesatuan yang
harmonis, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digunakan untuk
pelaksanaan kerja dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
c. Untuk mendapatkan pengorganisasian yang baik, harus mengandung tiga
ciri utama yaitu :
d. 1 . Dapat menjawab pertanyaan what, whi, where, when, who, dan how.
e. 2 . Rasional, fleksibel, kontinu, prakmatis, dan ideal.
f. 3 . Tidak terlepas dari tools of management.
g. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya pengorga-
nisasian, secara simpulan dapat disebutkan yaitu dengan pengorganisasi
akan diperoleh susunan tugas dan wewenang serta pejabatnya dengan
mekanisme kerja yang jelas
h. Langkah-langkah khusus dari proses pengorganisasian adalah sebagai
berikut; perumusan tujuan secara jelas, penetapan tugas pokok, perincian
kegiatan, pengelompokan kegiatan dalam fungsi-fungsi, departe-menisasi,
penetapan otoritas organisasi, pengadaan tenaga kerja, dan pemberian
fasilitas.
24
Terdapat lima elemen fungsi penggerakan, yaitu: 1) mempengaruhi, 2)
memerintah, 3) membina, 4) memotivasi, dan 5) memberi penguatan atau
pengukuhan.
1. keragu-raguan,
2. kurang keahlian/kecakapan
3. tidak memahami hakekat manusia
4. tidak menepati janji
5. diskriminasi dan pilih kasih, dan
6. tidak tercipta kerja sama atau team work
Beberapa bentuk pembimbingan yang dapat dilakukan oleh setiap manajer
adalah sebagai berikut:
25
1. Dari sudut siapa/subjek yang melakukan pengawasan, yaitu: penga-wasan dari
dalam organisasi, pengawasan dari luar organisasi, penga-wasan formal, dan
pengawasan informal
2. Dari sudut tingkatan pengawasan, yaitu: pengawasan administratif, dan
pengawasan operatif.
3. Dari sudut waktu, yaitu: pengawasan pra-kerja/preventif/pre-audit,
pengawasan semasa kerja/inproses-kerja/supervisi langsung, penga-wasan
pasca-kerja/repressif/post-audit.
4. Dari sudut sasaran materi/bidang objek pengawasan, yaitu: pengawasan
keuangan, kepegawaian, materiil, pelaksanaan kerja, pelaksanaan organisasi,
dsb.
5. Dari sudut permasalahan objek pengawasan, yaitu kuantitas, kualitas, biaya,
waktu yang digunakan, dsb.
Sistem pengawasan, yaitu: 1) komparasi, 2) inspeksi, 3) verifikasi, dan )
investigasi.
26
Dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi; 8) fleksibel; 9) preskriptif dan
operasional; 10) Diterima para anggota organisasi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Pangewa. Maharddin. 2006. Manajemen konsepsi dasar , orientasi umum, dan
fungsi-fungsi. Jakarta. Departemen pendidikan nasional directoral jendral
penddikan tingi.
xxiv