Anda di halaman 1dari 15

PROSES PERENCANAAN PENDIDIKAN

MAKALAH

DOSEN:
Dr. H. M. SHODIQ ABDUL WAHID, M.Pd

OLEH KELOMPOK V :
1. NASIH FADLIL (NIM. 190100033)
2. BEKANADI (NIM. 190100020)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS GRESIK
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Alloh, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur Alhamdulillah atas terselesaikannya
penyusunan penulisan ini.
Perencanaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses
pembangunan dan atau pelaksanaan suatu kegiatan, berkaitan dengan awal
dimulainya proses pembangunan. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan, potensi dan
kondisi yang ada di lapangan guna menunjang terlaksananya perencanaan itu sendiri.
Kami menyadari bahwa penulisan yang kami susun ini masih memiliki
banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, segala kritik, saran dan masukan
yang konstruktiv dari berbagai pihak yang kompeten sangat kami harapkan untuk
perbaikan penulisan yang akan datang. Kami sampaikan juga ucapan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dosen Mata Kuliah Perencanaan Pendidikan dan Assesment Pembelajaran,
Dr. H. M. Shodiq Abdul Wahid, M.Pd
2. Rekan-rekan kuliah Program Pascasarjana UNIGRES angkatan 2019, dan
3. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian penulisan
ini.

Gresik, 1 April 2019


Penulis

Kelompok V
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL………………………….…………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………...................… iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………….…………………………….. 1
B. Tujuan Penulisan …...…………………………………………………... 1
C. Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 2

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………….. 4


A. Pengertian Faktual …………………………………………………….. 4
B. Pengertian Proses Perencanaan Pendidikan ……………………………. 4

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………… 8


A. Proses Perencanaan Pendidikan……………………………………. 8
B. Proses Perencanaan Pendidikan di Indonesia ……………………… 9

BAB IV PENUTUP …….…………………………………………………… 12


A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 12
B. Saran …………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perencanaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses
pembangunan dan atau pelaksanaan suatu kegiatan, berkaitan dengan awal
dimulainya proses pembangunan tersebut. Sehingga bila telah dimulainya suatu
proses pembangunan tidak mungkin tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu.
Suatu organisasi dikatakan berhasil menyelesaikan proses pembangunan sebab
memang telah melakukan perencanaan terlebih dahulu, perencanaan yang baik
akan menghasilkan output dan outcome yang memuaskan sesuai dengan
harapan. Mengingat pentingnya suatu perencanaan maka bila suatu proses
kegiatan sudah melakukan perencanaan terlebih dahulu bisa dianggap proses
kegiatan tersebut telah berhasil 50% kelancaran menuju hasil yang akan dicapai.

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik makna perencanaan-
perencanaan dalam kegiatan apapun memiliki beberapa tujuan yang mendasari
antara lain:
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan
perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan kapan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik
kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kagiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya,
tenaga,dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pembelajaran.
7. Menyerasikan dan memadukan beberpa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

C. Manfaan Penulisan
Tujuan dan manfaat berbeda dalam mendeskripsikannya. Jika tujuan lebih
menitikberatkan pada arah yang hendak dicapai dari suatu proses kegiatan,
sedangkan manfaat dimaknai sebagai kegunaan dari suatu hasil yang telah
didapat atau lebih menitik beratkan pada hasil guna suatu produk dari proses
kegiatannya. Suatu perencanaan akan bermanfaat sebagai;
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan.
2. Pemilihan berbagai alternative terbaik.
3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.
4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
6. Alat memudahkan dlam berkoordinasi dengan pihak terkait.
7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Faktual
1. Filsafat Perencanaan
Pandangan filosofi tentang perencanaan pendidikan beraneka ragam
tergantung dari sudut pandangnya, ada beberapa pendapat yang dikutip
mengatakan sebagai berikut;
a. Sintesis
Manheim (1949), perencanaan sebagai suatu cara berpikir; Dahl dan
Liblon (1953), perencanaan sebagai suatu proses pengambilan keputusan.
Etzioni (1969), perencanaan sebagai proses bimbingan sosial dimana
control sosial dan consensus harus diarahkan untuk mengoptimalkan
keseimbangan antara pengawasan yang ketat dengan consensus yang
lemah.
b. Rasionalisme
Perencanaan dipandang sebagai suatu bentuk pengambilan keputusan,
suatu proses yang mengikuti langkah-langkah prosedural dalam
pengambilan keputusan.
c. Pengembangan organisasi
Benis (1969), perencanaan adalah sebagai salah satu metode perencanaan,
yaitu proses pembelajaran mengenai kesadaran dan perilaku anggota
organisasi.
d. Empirisme
Teori perencanaan yaitu 1) aliran yang memusatkan perhatiannya
pada aspek politik dan realitas fungsi ekonomi pada skala nasional dan 2)
aliran yang memfokuskan perhatiannya pada bebagai studi politik
pembangunan kota.

B. Pengertian Proses Perencanaan Pendidikan


1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan dapat dikategorikan suatu proses kegiatan di awal dari
kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan memperoleh hasil yang
diinginkan.
Menurut Tjokroaminoto, perencanaan adalah proses mempersiapkan
kefiatan-kegiatan secara sistematis yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Menurut Atmosudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan
penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai
tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana cara
meakukannya.
Menururt Siagian, perencaaan adalah keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di
masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan ang telah ditentukan
sebelumnya. Dior berpendapat bahwa yang disebut perencanaan ialah suatu
proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang
akan datang yang diarahkan untuk mencapai sasaran tertentu (Anonim,2000).
Menurut Usman (2009), perencanaan adalah kegiatan yang akan
dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
suatu proses kegiatan di awal dari kegiatan pembangunan dalam rangka
pelaksanaannya memperoleh hasil yang diinginkan melalui aktivitas yang
hendak dilaksanakan.
2. Definisi Pendidikan
Definisi pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu pendidikan adaalh usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan proses mensejajarkan sesama manusia dimana terdapat interaksi
antara pengasuh dengan peserta didik sehingga pada akhirnya dapat
menciptakan masyarakat madani dalam suatu pemerintahan atau Negara.
3. Definisi Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan sebagai suatu alat untuk mengatur sistem
pendidikan, penyesuaiannya dengan kebutuhan dan aspirasi seseorang dan
masyarakat. Berbagai pendapat atau definisi yang dikemukakan oleh para
pakar manajemen, antara lain :
1. Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan
seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang
diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi,
sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
2. Beeby, C.E.
Menurut Beeby, perencanaan pendidikan merupakan suatu usaha
melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan, prioritas dan
biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan
yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan
potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa dan anak
didik yang dilayani oleh sistem tersebut.
Berdasarkan dari definisi para pakar tersebut maka dapat diambil
benang merah tentang definisi perencanaan pendidikan yaitu suatu proses
kegiatan di awal dari kegiatan pembangunan pendidikan dalam rangka
pelaksanaannya memperoleh hasil proses mensejajarkan sesama manusia
dimana terdapat interaksi antara pengasuh dengan peserta didik sehingga pada
akhirnya dapat menciptakan masyarakat madani dalam suatu pemerintahan
atau negara.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami perencanaan
menentukan berhasil tidaknya suatu program khususnya untuk mencapai
tujuan dan fungsi pendidikan, suatu program yang tidak melalui perencanaan
yang baik cenderung gagal. Dalam arti kegiatan sekecil dan sebesar apapun
jika tanpa ada perencanaan kemungkinan besar berpeluang untuk gagal.
Meskipun, dengan perencanaan yang sudah baik kadang hasilnya belum
sesuai yang diharapkan itu karena dalam pelaksanaan perencanaan tersebut
kita melanggar atau keluar jalur dari garis perencanaan tersebut. Sehingga
yang salah bukan perencanaannya tetapi pelakunya sendiri.
Pendidikan merupakan ujung tombak dari keberhasilan, maka
pendidikan pun harus direncanakan sebelum dilaksanakan agar memperoleh
hasil sesuai apa yang diharapkan. Jika pendidikan di sebuah Negara itu
berhasil maka kemajuan pun akan semakin pesat, akan tetapi sebaliknya jika
pendidikan itu gagal maka Negara itu akan mengalami kemunduran atau
ketertinggalan.
Untuk meraih keberhasilan dalam pendidikan tidaklah lepas dari
perencanaan, karena dalam perencanaan-perencanaan itulah disusun
target-target atau harapan-harapan dan juga metode-metode yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan itu agar menghasilkan produk
yang maksimal.
Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan
sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan
demikian suatu kerja akan berantakan dan tidak terarah jika tidak ada
perencanaan yang matang, perencanaan yang matang dan disusun dengan baik
akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan. Penjelasan ini makin
menguatkan alasan akan posisi stragetis perencanaan dalam sebuah lembaga
dalam perencanaan merupakan proses yang dikerjakan oleh seseorang manajer
dalam usahanya untuk mengarahkan segala kegiatan untuk meraih tujuan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Proses Perencanaan Pendidikan


Proses perencanaan pendidikan merupakan gambaran suatu siklus atau
lingkaran kegiatan perencanaan pendidikan yang berlangsung sepanjang waktu
dan berulangkali. Kegiatan-kegiatan dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana
pendidikan dilakukan secara bertahap sesuai dengan karakteristik yang sedang
dikembangkan.
Perencanaan pendidikan meliputi sebelas kegiatan kelompok menurut
hasil penataran Calon perencana Kanwil Depdikbud Provinsi se Indonesia di
Surabaya, antara lain: pengumpulan dan pengolahan data, analisis dan diagnosis,
perumusan kebijakan, perkiraan kebutuhan masa depan, perumusan rencana,
penetapan sasaranm penghitungan biaya, perincian rencana, implementasi
rencana, evaluasi rencana dan revisi rencana. Bila digambarkan dalam bentuk
siklus sebagai berikut:
B. Proses Perencanaan Pendidikan di Indonesia
1. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Langkah awal yang harus dilaksanakan oleh perencana pendidikan adalah
mengumpulkan dan mengolah data (baik bersifat kalitatif maupun kuantitatif)
seperti data siswa, guru, kurikulum dan metode mengajar, fasilitas ruang
belajar, perabotan sekolah, biaya dan lain-lain. Setelah data terkumpul
selanjutnya harus diolah untuk menghasilkan suatu informasi penting dalam
perencanaan pendidikan.
2. Analisis dan Diagnosis
Langkah berikutnya adalah melakukan analisis dan diagnosis terhadap
berbagai informasi penting tersebut dengan meneliti, membandingkan, atau
mengolah kembali informasi tersebut untuk mendapatkan informasi lanjutan
yang tepat untuk perencanaan pendidikan. Jika informasi hasil pengolahan
data tidak sesuai dengan informs dari standart yang sudah ditetapkan (terjadi
kesnjangan), maka ada masalah yang harus didiagnosis lebih lanjut guna
menemukan penyebab terjadinya masalah, dan sangat berguna sebagai
alternative pemecahan masalah atau alternative kegiatan perencanaan
pendidikan.
3. Perumusan Kebijakan
Kebijakan merupakan suatu pembatasan ruang gerak tentang apa-apa yang
dijadikan keputusan oleh orang lain. Kebijakaan dapat juga diartikan sebagai
pengambilan keputusan mengandung unsur keadilan, yaitu menetapkan apa
yang akan dilakukan dan tidak dilakukan. Menetapkan kehendak/keinginan
untuk mengatasi masalah. Perencana pendidikan memiliki posisi sebagai
penasihat teknis dalam bidang pembangunan pendidikan, sehingga tidak
memiliki kapasitas untuk membuat kebijakan diluar bidang tugasnya.
4. Perkiraan Kebutuhan Masa Depan
Langkah selanjutnya setelah kebijakan bidang pendidikan sudah digariskan
dan disyahkan, maka harus melakukan penjabaran kebijakan tersebut menjadi
kebutuhan-kebutuhan.
Menutut Guruge dalam matin (2013) dalam Wahid (2019) halaman 70,
dimensi-dimensi yang harus diketahui untuk memperhatikan kebutuhan
pendidikan dimasa depan adalah:
a) Jumlah orang yang harus dilayani, termasuk kebutuhan-kebutuhan atau
keinginan-keinginannya.
b) Jumlah bentuk dan besarnya lembaga atau program-program yang
dibutuhkan untuk maksud tersebut.
c) Jumlah kompetensi dan persyaratan kerja bagi mereka yang akan
mengurusi dan melaksanakan pembelajaran (guru)
d) Alat pendidikan, misalnya buku-buku, alat peraga, alat laboratorium dan
alat pelajaran lainnya.
e) Prasarana dan sarana pendidikan misalnya gedung, ruang kelas, meja
kursi, ruang laboratorium, ruang bengkel, perpustakaan dan lain-lain.
f) Pembiayaan pendidikan termsuk beasiswa, uang pangkal, SPP dan
sebagainya.
g) Layanan pendukung seperti listrik, air, telepon dan lain-lain.
5. Penetapan Sasaran
Pada langkah berikutnya adalah tesedia tidaknyasumber-suber pembiayaan
yang diperlukan untuk melaksanakan rencana, bila mencukupi maka aktifitas
menetapkan sasaran tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan. Sasaran adalah
bagian-bagian dari tujuan keseluruhan yang akan dicapai (target).
6. Alternatif Stategi yang Layak
Kegiatan yang tidak menyita banyak waktu, biaya dan tenaga tetapi kegiatan
dapat selesai, melihat untung ruginya.
Misal: penyebab rendahnya sekolah karena mutu guru rendah, maka untuk
meningkatkandapat dilakukan melalui: penataran, tugas belajar, supervisi
secara intensif, membentuk kelompok kerja, seminar/workshop. Setiap
aktivitas yang ada pasti membutuhkan waktu dan biaya, maka dipilih
kegiatan yang hanya membutuhkan waktu dan biaya yang sedikit.
7. Perumusan Rencana
Selanjutnya membuat deskripsi yang jelas mengenai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut: (a) apa yang diusulkan?, (b) mengapa
kegiatan tersebut diusulkan?, (c) bagaimana caranya usulan itu akan
dilaksanakan? Pertanyaan perencanaan harus singkat, jelas dan memadai.
8. Penghitungan Biaya Rencana Pendidikan
Untuk selanjutnya adalah tentang penghitungan biaya untuk semua
kebutuhan yang sudah diidentifikasi pada rencana pendidikan itu sendiri. Hal
ini tentu saja berkaitan dengan anggaran yang dialokasikan. Anggaran: Uang
yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang sudah direncanakan.
9. Perincian Rencana
Rencana pendidikan adalah merupakan uraian singkat tentang tujuan, dan
target-target yang akan dicapai. Sebab berupa uraian singkat, maka perlu
dirinci terlebih dahulu agar setiap satuan kegiatan menjadi jelas.
10. Implementasi Perencanaan
Rencana pendidikan mulai dapat diimplementasikan ketika setiap proyek
sudah disyahkan untuk dilaksanakan. Kerangka organisasi untuk berbagai
proyek dikembangkan berdasarkan biaya tahunan atau rencana tahunan.
11. Evaluasi dan Revisi Rencana
Evaluasi rencana merupakan kegiatan terus-menerus dan bersamaan dengan
pelaksanaan rencana, namun penyajian laporan atas pelaksanaan rencana
dapat dilaksanakan pada waktu tertentu. Apabila terjadi ketidak sesuaian
maka diadakanlah revisi rencana dengan memperbaiki tahap perencanaan
dari awal. Adapun tujuan khusus evaluasi rencana pendidikan adalah untuk
(a) menemukan kemungkinan adanya kelemahan-kelemahan dalam tahap
perencanaan (b) diagnosis terhadap setiap penyusunan kembali rencana yang
dibuat (c) melihat sumbangan atau pengaruh kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses
pembangunan dan atau pelaksanaan suatu kegiatan, berkaitan dengan awal
dimulainya proses pembangunan. Kegiatan-kegiatan dalam penyusunan dan
pelaksanaan rencana pendidikan dilakukan secara bertahap sesuai karakteristik
yang sedang dikembangkan. Tahap-tahadap tersebut adalah : pengumpulan dan
pengolahan data, analisis dan diagnosis, perumusan kebijakan, perkiraan
kebutuhan masa depan, perumusan rencana, penetapan sasaran, perhitungan
biaya, perincian rencana, implementasi rencana, evaluasi dan revisi rencana.
B. Saran
Dari hasil pembahasan mengenai proses perencanaan pendidikan di atas
dapat disarankan kepada pembaca atau pihak-pihak yang akan melaksanakan
rencana pendidikan, baik yang berskala kecil maupun yang berskala besar
hendaknya mengikuti tahap-tahap preses perencanaan pendidikan dengan benar
supaya hasilnya bisa maksimal dan meminimalisir terjadinya kesalahan-keslahan
yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Bahan Pembelajaran Utama Penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah dan


Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah, LPPKS, 2013
B. Uno, Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2002. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-perencanaan.html. dikutip pada
tanggal 1 April 2020.
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Instrumen Evaluasi Diri Sekolah
Makmun, Abin Syamsuddin. 2011. Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan
ke 5
Maunah, Binti. 2009, Ilmu Pendidikan, Yogjakarta: TERAS
Pidarta, Made. 1990. Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan
Pendekatan Sistem, Jakarta: Rineka Cipta.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007
Soenarya , Endang. 2000. Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan
Pendidikan Sistem, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Rosyid. Moh. 2004. Ilmu pendidikan Sebuah Pengantar Menuju Hidup
Prospektif, UNNES Press.
Usman, Husaini., 2009. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Wahid, M. Shodiq Abdul. Buku Ajar: Perencanaan Pendidikan dan Assesment
Pembelajaran. Gresik: Universitas Gresik (Untuk kalalangan sendiri)

Anda mungkin juga menyukai