Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN
“KARAKTERISTIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampuh : Dra. Asiani Abu, M.Pd

DI SUSUN OLEH :

Sri Rajmi Arinih Talib (1928040011)

TATA BUSANA S1
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 01
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Segala puji dan syukur saya sampaikan kepada Allah
SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga penyusunan makalah yang
berjudul “Karakteristik Perencanaan Pembelajaran” dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.

Sholawat serta salam tidak lupa saya haturkan kepada junjungan kita
Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan kepada kita dari
zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang dan penuh berkah.

Dalam penyelesaian makalah ini saya menghadapi cukup banyak rintangan


dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak
lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Asiani Abu, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran serta teman-teman yang telah membantu.

Makassar, 4 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …….......……………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Perencanaan Pembelajara..……………………. 3
B. Komponen-komponen Perencanaan Pembelajaran …….………… 6
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Pembelajaran ….. 9
D. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran …………….………….... 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 15
B. Saran ………………………………………………………………. 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan adalah proses penetapan daan pemanfaatan sumber daya
secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan kegiatan dan
upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam
mencapai tujuan. Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa
menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang
diharapkan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
rencana yang dibuat guru, oleh karena itu komponen-komponen dalam
perencanaan belajar harus disusun atau dikembangkan secara sistematis dan
sistemik.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau
komponen yang ada didalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain yaitu
suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsur-unsur atau
komponen-komponen pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan
pembelajaran harus memperhatikan komponen-komponen, karakteristik dan
faktor-faktor yang lain. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas
penjelasan mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep Perencanaan Pembelajaran?
2. Apa saja komponen-komponen Perencanaan Pembeajaran?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Perencanaan Pembelajaran?
4. Bagaimana karakteristik Perencanan Pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian konsep Perencanaan Pembelajaran.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen Perencanaan
Pembelajaran.

1
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
Perencanaan Pembelajaran.
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik Perencanan Pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan


dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat,
serta latar belakanag apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam
merumuskan definisi. Diantara beberapa definisi tersebut dirumuskan sebagai
berikut:
1. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan
penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan
tertentu, oleh siapa dan bagaimana.
2. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai
keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.[1]
4. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas
berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
Komponen tersebut mencakup pendidik, peserta didik, materi, metode,
dan evaluasi[2].

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh


para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik
untuk memiliki pengalaman dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu cara
bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.

Sampai saat ini riset tentang perencanaan pembelajaran masih jarang,


tetapi beberapa konsep dapat membantu guru dalam meningkatkan efektifitas
pembuatan perencanaan pengajaran. Konsep tersebut mengandung dua

3
pemikiran utama, yaitu proses pengambilan keputusan dan pengetahuan
profesional tentang proses pengajaran. Keputusan yang diambil oleh guru
bisa bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai pada tingkat yang
komplek.

Berdasarkan uraian diatas, konsep perencanaan pembelajaran dapat


dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan
yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat
mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif
terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
2. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan
dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan
pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang
sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem
perencanaan itu.
3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari
pengetahuan yang senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan
teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi
tersebut.
4. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi
secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi,
dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap
unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran
dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
5. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah
mengembangkan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara
khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk
menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan
analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya

4
melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas
sistematik.
6. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide
pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran
dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana
dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai
dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik[3].

Beberapa definisi perencanaan pembelajaran menurut para ahli, antara


lain sebagai berikut:
1. Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple
definision of educational planning is the process of preparing decisions
for action in the future in the field of educational development is the
funtion of educational planning”. Dengan demikian menurut Guruge
bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan
kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah
tugas perencanaan pendidikan.
2. Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert Waterston
bahwa: “Functional planning involves the application of a rational
system of choices among feasibel cources of educational invesment and
the other development actions based on a consideration of economic
and social cost and benefits”. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan
pembelajaran adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan
kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas
pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
3. Menurut Coombs (1982) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu
penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan
pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien
serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan
masyarakatnya[4].

5
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode
pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu system
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas

Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka


perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan
pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran
sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan
teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan
dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan
utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran, namun kondisi
sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan
hal penting jangan sampai diabaikan.

B. Komponen-komponen Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan bpembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil


berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu,
serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian
tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang
ada. Perencanaan pembelajaran berorientasi pada kurukulum dan mengarah
pada proses penerjemahan kurikulum yang berlaku.

6
Pengembangan perencanaan disusun berdasarkan pendekatan system,
oleh sebab itu didalam perencanaan pembelajaran harus memiliki komponen-
komponen yang berproses sesuai dengan fungsinya hingga tujuan
pembelajaran tercapai dengan optimal. Komponen system pembelajaran
digambarkan oleh Brown (1983) seperti pada gambar berikut:

Berdasarkan gambar tersebut terdapat beberapa komponen sistem


pembelajaran yakni :

Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan
siswa agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan. Dengan demikian, maka
proses pengembangan proses perencanaan pembelajaran, siswa harus
dijadikan pusat dari segala kegiatan.
a. Tujuan
Tujuan adalah komponen terpenting dalam pembelajaran
setelah komponen siswa sebagai subyek belajar. Tujuan-tujuan
khusus yang direncanakan oleh guru meliputi:
1. Pengetahuan, informasi, serta pemahaman sebagai bidang
kognitif.
2. Sikap dan apresiasi sebagai bidang afektif.

7
3. Berbagai kemampuan sebagai bidang psikomotorik.
4. Kondisi
b. Kondisi
Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang
dirancang agar siswa dapat mencapai tujuan khusus seperti yang
telah dirumuskan. Pengalaman belajar harus mendorong agar
siswa aktif belajar baik secara fisik maupun non fisik.
Merencanakan pembelajaran salah satunya adalah menyediakan
kesempatan bagi siswa uantuk belajar sesuai dengan gaya
belajarnya sendiri. Olehn karena itu, tekanan dalam menentukan
kondisi belajar adalah siswa secara individual.
c. Sumber-sumber belajar
Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang
memungkinkan siswa agar dapat memperoleh pengalaman
belajar. Didalamnya meliputi lingkungan fisik seperti tempat
belajar, bahan dan alat yang digunakan, personal seperti guru,
petugas perpustakaan dan ahli media, dan siapa saja yang
berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung untuk
keberhasilan dalam pengalaman belajar. Dalam proses
merencanakan pembelajaran, perencanaan harus dapat
menggambarkan apa yang harus dilakukan guru dan siswa dalam
memanfaatkan sumber belajar secara optimal.
d. Hasil belajar
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam
memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang
direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam
kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat
mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat
mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran.

8
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Pembelajaran

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan pembelajaran


meliputi:
1. Faktor Guru
Guru merupakan komponen yang menentukan, hal ini
disebabkan guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan
dengan siswa. Disini guru bisa berperan sebagai perencana atau
desainer pembelajaran untuk mengimplikasikan sebagai implementator
dan atau mungkin keduanya. Sebagai perencana guru dituntut untuk
memahami secara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa,
fasilitas dan sumber daya yang ada sehingga semuanya di jadikan
komponenen-komponen dalam rencana dan desain pembelajaran.
Menurut dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi
kualitas guru yaitu :
• Teacher formatif experience mengikuti jenis kelamin serta semua
pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka,
yang termasuk kedalam aspek ini diantaranya tempat asal kelahiran
guru, termasuk suku, latar belakang budaya dan adat istiadat,
keadaan keluarga dimana guru itu berasal.
• Teacher training experience meliputi pengalaman-pengalaman
yang berhubungan dengan aktivitas dan latar pendidikan guru,
misalnya pengalaman latihan professional, tingkatan pendidikan,
pengalaman jabatan,dsb.
• Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
sifat yang dimiliki guru terhadap siswa, sikap guru terhadap
profesinya, kemampuan atau intelegensi guru, motivasi dan
kemampuan mereka baik dalam pengelolaan
pembelajaran,termasuk didalamnya kemampuan dalam
merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan
dalam penguasaan materi pelajaran.

9
2. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah
perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan
irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak
selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan
anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat
pada diri anak.
Menurut Dunkin (1974) faktor-faktor yang dapat memengaruhi
proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi:
• Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat
kelahiran dan tempat tinggal siswa, tingkat social ekonomi siswa,
dari keluarga yang bagaimana siswa berasal dan lain sebagainya.
• Dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar,
pengetahuan dan sikap.
• Aspek sikap dan penampilan siswa dalam proses pembelajaran juga
merupakan faktor yang memengaruhi proses pembelajaran.
Adakalanya ditemukan siswa yang sangat aktif (hyperkinetic) dan
ada pula siswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan siswa
yang memiliki motivasi yang rendah dalam belajar.
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung
terhadap kelancarana proses pembelajaran misalnya media
pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah,dsb. Sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat
mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya, jalan menuju
sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil,dsb.
4. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi:
• Faktor organisasi kelas didalamnya meliputi jumlah siswa dalam
satu kelas, organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif

10
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok belajar yang besar
dalam satu kelas berkecenderungan:
• Sumber daya kelompok akan tambah luas sesuai dengan jumlah
siswa sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempit.
• Kelompok belajar akan kurang mampu memanfaatkan dan
menggunakan sumber daya yang ada.
• Kepuasan belajar siswa akan cenderung menurun.
• Perbedaan individidu antar anggota akan semakin tampak, sehingga
akan semakin sukar mencapai kesepakatan.
• Anggota kelompok yang terlalu banyak berkecenderungan akan
semakin banyak siswa yang terpaksa menunggu untuk sama-sama
maju mempelajari materi pelajaran baru.
• Anggota kelompok yang terlalu banyak akan cenderung semakin
banyaknya siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap
kegiatan kelompok.
Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat memengaruhi
proses pembelajaran adalah faktor iklim sosial psikologis. Maksudnya
adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses
pembelajaran. Iklim sosial psikologis secara internal adalah hubungan
antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah misalnya iklim
sosial antara siswa denga siswa; antara siswa dengan guru; antara guru
dengan guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah. Iklim sosial
psikologis eksternal adalah keharmonisan hubungan antara pihak
sekolah dengan dunia luar misalnya hubungan sekolah dengan orang
tua siswa, sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat, dsb.

D. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran

Karakteristik perencanaan pembelajaran, yaitu:


1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya
suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapi

11
disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat
berpengaruh.
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu perencanaan
pembelajaran berfungsi sebagaipedoman dalam mendesain
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Selanjutnya mengenai karakteristik perencanaan pembelajaran menurut


Sanjaya (2013:29) sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya
suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapi
disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat
berpengaruh, di samping itu disusun dengan mempertimbangkan segala
sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap
keberhasilan proses pembelajaran.
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalam
perencanaan pembelajaran adalah ketercapaian tujuan.
3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan
pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mendesai
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Selanjutnya menurut Banghart dan Trull sebagimana dikutip Harjanto


(1997:3) bahwa karakteristik perencanaan pembelajaran adalah:
1. Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan
konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang.
2. Merupakan konsep dinamik, sehingga dpaat dan perlu dimodifikasi jika
informasi yang masuk mengharapkan demikian.

12
3. Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas itu banyak
ragamnya, namun dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan
pengarahan.
4. Perencanaan pembelajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana,
sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah
penggunaan dan salah dalam manajemennya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah yang berjudul
“Karakteristik Perencanaan Pembelajaran” diatas yaitu:
a. Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi.
2. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem.
3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin.
4. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science.
5. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses.
6. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas
b. Komponen system pembelajaran digambarkan oleh Brown (1983)
seperti pada gambar berikut:
Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk
membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan.
Dengan demikian, maka proses pengembangan proses perencanaan
pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan.
a. Tujuan
b. Kondisi
c. Sumber-sumber belajar
d. Hasil belajar
c. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan pembelajaran
meliputi:
1. Faktor Guru
2. Faktor Siswa
3. Faktor Sarana dan Prasarana
4. Faktor Lingkungan

14
d. Karakteristik perencanaan pembelajaran, yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir.
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku
siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan.

B. Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan pemahaman
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik perencanaan
pembelajaran. Pembaca diharapkan memberikan argumen berkaitan dengan
tema pada makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi


Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.

Mudhoffir, Teknologi Instruksional: Sebagai landasan perencanaan dan


penyusunan program pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem,


Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005.

Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :


Kencana.

Sanjaya, Wina. (2013). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Sa’ud, Udin Syaefudin, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan


Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011.

16

Anda mungkin juga menyukai