Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH INDIVIDU

“Pentingnya Media Pembelajaran dalam KBM”

MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu: Dr. Sutirman, M.Pd

Disusun Oleh :
Rizqia Wafda 19802241037

HALAMAN SAMPUL

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum.wr.wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah individu ini tentang “Pentingnya Media
Pembelajaran Dalam KBM”. Makalah individu ini disusun untuk memenuhi tugas semester
empat dalam mata kuliah Media Pembelajaran .

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Dr. Sutirman, M.Pd selaku dosen mata kuliah Media Pembelajaran yang telah
membantu kami dalam mempelajari materi Media Pembelajaran
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
3. Dan rekan-rekan yang telah membantu dalam memahami materi

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen mata kuliah Media
Pembelajaran agar menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih baik di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang lain yang
membacanya dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Wa’alaikumussalam.wr.wb

Yogyakarta, 29 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN .............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
2.1 MEDIA PEMBELAJARAN ............................................................................................... 6
2.2 PENTINGNYA MEDIA PEMEBELAJARAN ................................................................. 8
2.3 MERANCANG MEDIA YANG EFEKTIF ...................................................................... 9
2.4 JENIS, PERAN DAN IMPLEMNTASI .......................................................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 16
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................. 16
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17

3
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pada
dasarnya guru adalah tenaga professional di bidang kependidikan yang memiliki tugas
mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berpribadi
(pancasila).Dengan demikian, guru memiliki kedudukan yang sangat penting dan tanggung
jawab yang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program pendidikan. Bisa
dikatakan bahwa, baik atau buruknya suatu bangsa di masa mendatang banyak terletak di
tangan guru.
Sehubungan dengan itu guru sebagai tenaga professional di sekolah yang berfungsi
sebagai salah salah satu penyalur ilmu dan mendidik masyarakat, tentunya dalam kegiatan
belajar mengajar tidaklah mudah, dalam bagian ini guru membutuhkan media pembelajaran
yang sesuai untuk menjelasakan ke peserta didik pada saat sekolah berlangsung. Peserta
didik tidak jarang merasa bosan model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
menjelaskan materi. Dalam hal ini media pembelajaran mempunyai peran penting untuk
meningkatkan minat belajar siswa sekolah dasar, khususnya di kelas rendah, karena siswa
kelas rendah belum mampu berpikir abstrak, sehingga materi yang diajarkan oleh guru
perlu divisualisasikan dalam bentuk yang lebih nyata/kongkrit. Selain itu, penggunaan
media dalam proses pembelajaran dapat pula memberikan pengalaman bermakna bagi para
peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran
dapat berimplikasi pada tiga hal, antara lain pada diri guru, pada diri siswa dan pada proses
pembelajaran di ruang kelas.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana media dan pembelajaran berhubungan?
2. Mengapa media pemebelajaran sangat penting digunakan?
3. Bagaimana merancang media yang efektif dan efisien?
4. Bagaiamana jenis, peran dan implementasi media pembelajaran?

4
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana media dan pembelajaran dapat berhubungan.
2. Untuk mengetahui mengapa media pemebelajaran sangat penting digunakan.
3. Untuk mengetahui bagaiamana merancang media yang efektif dan efisien.
4. Untuk mengetahui bagaiamana jenis, peran dan implementasi media pembelajaran.

5
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

2.1 MEDIA PEMBELAJARAN


A. Media Pembelajaran

Menyadari perubahan dunia yang sangat cepat membuat dunia teknologi dalam
pendidikan semakin berkembang dan peran media khususnya media untuk pembelajaran
sangatlah krusial dan menjadi suatu hal yang wajib untuk disesuaikan dengan kondisi peserta
didik atau ketersediaan sarana dan prasarana. Media dalam arti sempit adalah komponen bahan
dan alat dalam sistem pembelajaran. Luasnya media berarti pemanfaatan secara maksimal
semua komponen sistem dan sumber belajar di atas untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Sedangkan menurut Hamidjojo yang dimaksud media ialah semua bentuk peran tara
yang dipakai orang penyebar ide, sehingga gagasan itu sampai kepada penerima.

Luhan juga memberikan artian batasan bahwa media adalah sarana yang disebut
saluran, karena pada hakekatnya media telah memperluas kemampuan manusia untuk
merasakan, mendengar dan melihat dalam batas jarak dan waktu tertentu, kini dengan adanya
media maka batas itu semakin lama semakin memudar. Dan selanjutnya Blacks dan Horalsen
berpendapat, media adalah saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan suatu
pesan, di mana medium itu merupakan jalan atau alat dengan mana suatu pesan berjalan antara
komunikator ke komunikan.

Sedangkan, istilah adalah upaya untuk membelajarkan pelajar. Membelajarkan berarti


usaha membuat seseorang belajar, dan adapat mengetahui, memahami dan
mengimplemntasikan keilmuan tersebut dalam kegiatan sehari-hari atau kegiatan
bermasyarakat. Dalam upaya pembelajaran terjadi komunikasi antara pelajar dengan guru,
sehingga proses pembelajaran seperti ini adalah sebagai bagian proses komunikasi antar
manusia. Meskipun bisa saja komunikasi terjadi secara langsung antara pelajar dengan bahan
pembelajaran, di sana ada peranan media pembelajaran.

Batasan pembelajaran terbagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu meliputi; kegiatan


memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Dalam upaya bagaimana mendidik pelajar itulah peranan media tidak bisa
dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dalam hal ini dipandang sebagai suatu
sistem, yaitu sistem pembelajaran atau lebih dikenal sebagai sistem instruksional. Sebagai
suatu sistem pembelajaran meliputi komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan,

6
melainkan saling berkaitan dan memiliki efek sinergi. Komponen itu meliputi tujuan, isi,
metode atau strategi pembelajaran, media dan sumber belajar serta evaluasi hasil belajar. Jadi
pengertian media pembelajaran secara singkat dapat dikemukakan sebagai sesuatu alat bahan,
dan kondisi yang digunakan sebagai perantara komunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
Adapun konsep dari media pembelajaran adalah komunikasi, konsep sistem, dan konsep
pembelajaran.

B. Prinsip Media Pembelajaran

Secara umum prinsip pengembangan media harus memperhatikan prinsip visible,


interesting, simple, useful,accurate, legitimate. Adapun pendapat lain menurut Kentut (2009)
pengembangan media harus dilakukan sesuai dengan prinsip pengembangan media
pembelajaran.

a. Pertama, harus dikembangkan sesuai dengan prosedur pengembangan, karena pada


media presentasi yang di bahas di modul ini adalah untuk keperluan pembelajaran.
Jika tidak dilaksanakan maka media tidak dapat digunakan secara efektif dan tidak
memuat seluruh materi mengenai pemebalajran yang aka diberikan.
b. Kedua, media pembelajaran berfungsi sebagai bahan pendukung belajar siswa,
bukan merupakan media pembelajaran yang akan dipelajari secara mandiri oleh
siswa. Media pembelajaran kurang cocok digunakan sebagai bahan belajar yang
bersifat pengayaan. Ini berbeda dengan program multimedia interaktif. Oleh karena
itu pesan-pesan yang disajikan dalam media presentasi sebaiknya dibuat secara
garis besar dan tidak detail, sebab penjelasan secara detail akan disajikan oleh
penyajinya atau guru.
c. Ketiga, pengembang media pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan atau
menggunakan secara maksimal segala potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh
jenis media pembelajaran ini. Unsur-unsur yang perlu dimanfaatkan pada
pembuatan media pembelajaran ini antara lain memiliki kemampuan untuk
menampilkan teks, gambar, animasi, dan unsur audio-visual. Dari unsur-unsur
yang telah diberikan dapat memanfaatkan bagaiamana membuat media
pemebelajaran secara maksimal.
d. Keempat, prinsip keabsahan materi dan juga penampilan yang menarik serta
penejelasan yang bagus akan menambah siswa dalam memahami pelajaran.

7
C. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut McKown dalam hal ini ada 4 fungsi media pemebelajaran:

a. Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media pembelajaran
yang tadinya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang tadinya teoritis menjadi
fungsional praktis.
b. Kedua, membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi motivasi
ekstrinsik bagi pebelajar, sebab penggunaan media pembelajaran menjadi lebih
menarik dan memusatkan perhatian pebelajar.
c. Ketiga, memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pebelajar dapat
lebih jelas dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal itu.
d. Terakhir, keempat, yaitu memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu
pelajar.

Rowntree dalam mengemukakan enam fungsi media, yaitu:

a. Membangkitkan motivasi belajar,


b. Mengulang apa yang telah dipelajari,
c. Menyediakan stimulus belajar,
d. Mengaktifkan respon siswa,
e. Memberikan umpan balik, dan
f. Menggalakkan latihan yang serasi.

Dalam halsituasi seperti ini, tujuan telah ditetapkan, petunjuk atau pedoman kerja untuk
mencapai tujuan telah diberikan, bahan-bahan atau material telah disusun dengan rapih, dan
alat ukur atau evaluasi juga disertakan. Media pembelajaran yang mempersyaratkan situasi
seperti di atas dapat berwujud modul, paket belajar, kaset dan perangkat lunak komputer yang
dipakai oleh peserta didik atau peserta pelatihan. Dalam kondisi ini, guru atau instruktur
berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran.

2.2 PENTINGNYA MEDIA PEMEBELAJARAN


Dalam proses belajar mengajar dimasa pandemi ini, banyak sekali kendala yang dialami
selama pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan pembelajaran tidak bisa tercapai secara
maksimal. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, maka guru harus mengatasi
kendala-kendala tersebut. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar akan

8
membantu guru memperkaya wawasan siswa. Aneka macam bentuk dan jenis media
pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa.
Dimasa lalu dalam proses belajar mengajar guru merupakan satu-satunya sumber
belajar. Penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk tingkat Sekolah
Dasar sangatlah penting. Sebab kehadiran media sangat membantu siswa dalam memahami
suatu konsep tertentu. Karena pada usia ini siswa masih berfikir konkret/nyata dan belum
mampu berfikir abstrak terutama siswa SD kelas rendah, untuk itulah guru seharusnya memilih
media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Secara didaktis psikologis media pembelajaran sangat membantu perkembangan
psikologis anak dalam hal belajar. Dikatakan demikian sebab secara psikologis alat bantu
mengajar berupa media pembelajaran sangat memudahkan siswa dalam hal belajar karena
media dapat membuat hal-hal yang bersifat abstrak menjadi lebih kongkrit (nyata). Hal ini
sejalan dengan yang dikatakan Rusyan (1993) yakni pada prinsipnya media itu dipakai dalam
proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi yang lebih efektif
dan efisien.
Terkait dengan efektivitas penggunaan media dalam proses pembelajaran Depdikbud
(1992:79) menegaskan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, mengurangi atau menghindari terjadinya
verbalisme, membangkitkan nalar yang teratur, sistematis, dan untuk menumbuhkan
pengertian dan mengembangkan nilainilai pada diri siswa. Di samping itu, pengunaan media
pembelajaran sangat penting karena dapat menyingkat waktu. Artinya, pembelajaran dengan
menggunakan media dapat menyederhanakan masalah terutama dalam menyampaikan hal-hal
yang baru dan asing bagi siswa. Dari beberapa hal yang diuraikan diatas dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan minat belajar siswa.
2.3 MERANCANG MEDIA YANG EFEKTIF
Guna dapat menciptakan media yang efektif dalam proses pembelajaran guru
seharusnya memahami materi pembelajaran yang akan diajarkan, dan media apa yang cocok
digunakan sebagai alat bantu dalam penyampaian materi tersebut. Selain itu, guru juga dituntut
cerdas dalam menentukan macam dan jenis alat bantu yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran itu sendiri. Hal demikian mengingat dalam proses pembelajaran, bukan hanya
media material yang dapat dijadikan alat bantu pembelajaran, akan tetapi media non-material
pun dapat pula dimanfaatkan. Ada beberapa macam media non-material yang sering dipakai

9
sebagai media pendidikan pada umumnya. Media-media itu adalah suruhan, larangan, nasihat,
hukuman, peringatan, bimbingan, hadiah, pujian, dan sebagainya.
Terlepas dari bentuk-bentuk dan jenis-jenis media dalam pendidikan, dan terkait
dengan masalah pemilihan media, menurut Djmarah (1991:96) semuanya akan berpulang pada
guru, dalam arti bagaimana guru memilih media yang tepat berdasarkan pertimbangan yang
hati-hati agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Semua
itu kembali berpulang pada keterampilan guru dalam memilih dan merancang media yang tepat
dan benar. Jadi, cara merancang media yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
pembelajaran selain tergantung pada kemampuan guru, di sini juga dapat dikemukakan
beberapa cara yang efektif untuk merancang media pembelajaran yang baik. Antara lain:

1. Media harus dirancang sesederhana mungkin sehingga jelas dan mudah dipahami
oleh siswa.
2. Media hendaknya dirancang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan.
3. Media hendaknya dirancang tidak terlalu rumit dan tidak membuat anakanak
menjadi bingung.
4. Media hendaknya dirancang dengan bahanbahan yang sederhana dan mudah
didapat, tetapi tidak mengurangi makna dan fungsi media itu sendiri.
5. Media dapat dirancang dalam bentuk model, gambar, bagan berstruktur, dan
lainlain, tetapi dengan bahan yang murah dan mudah didapat sehingga tidak
menyulitkan guru dalam merancang media dimaksud.

2.4 JENIS, PERAN DAN IMPLEMNTASI


A. Jenis

Betapa pentingnya fungsi multimedia di dalam kegiatan pembelajaran dapat dijelaskan


sebagai berikut. Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat visual (alat peraga) dalam
kegiatan pembelajaran, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada
siswa, guna meningkatkan motivasi belajar, memperjelas serta mempermudah konsep yang
abstrak, dan mempertinggi retensi (daya serap) siswa.

Pada kira-kira pertengahan abad ke-20, dengan masuknya pengaruh dari teknologi
audio, lahirlah peraga audio visual yang menekankan penggunaan pengalaman konkret untuk
menghindari verbalisme. Dalam usaha untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar
ini Edgar Dale (1969) dalam bukunya “Audio visual methods in teaching” membuat klasifikasi
pengalaman berlapis menurut jenjang/tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak.

10
Klasifikasi tersebut kenudian menjadi sangat popular/terkenal dengan nama Kerucut
Pengalaman (the cone of experience) dari Edgar Dale, yang terdiri dari 11 jenjang, meliputi:
pengalaman langung, observasi, partisipasi, demonstrasi, wisata, TV, Film, radio, visual,
simbol visual dan lambang verbal (kata-kata). Pada waktu itu guru-guru amat terpikat pada
kerucut pengalaman ini, karena dapat dipakai sebagai pedoman dalam memilih alat bantu apa
yang sesuai untuk dipergunakan oleh guru.

Pada akhir tahun 1950-an, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat
bantu audio-visual, sehingga fungsi media sebagai alat peraga mulai bergeser menjadi penyalur
pesan/informasi belajar. Tahun 1960-an, teori tingkah laku (behaviorism-theory) ajaran
BF.Skinner, mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Menurut
teori ini mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Karenanya orientasi tujuan
pembelajaran (tujuan instruksional) haruslah mengarah kepada perubahan tingkah laku siswa.
Teori ini mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai
hasil kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang terkenal sebagai produk dari teori ini
adalah teachingmachine dan programmed-instruction.

Sejak tahun 1965 di mana penggunaan pendekatan sistem (system approach) mulai
memasuki khasanah pendidikan maupun kegiatan pembelajaran. Pendekatan sistem ini
mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Bahkan
James W. Brown (1977), tokoh dalam bidang teknologi, media dan metode pembelajaran,
memandang bahwa media itu sebagai central-elements, dengan mengatakan: “Media are
regarded as central-elements in the approach to the systematic instruction”. Program
pembelajaran yang termasuk di dalamnya (involve) media pembelajaran dilaksanakan secara
sistematik berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan
tingkah laku sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai.

Dengan konsepsi yang semakin mantap itu, fungsi media dalam kegiatan pembelajaran
tidak lagi sekedar peraga bagi guru melainkan pembawa informasi/pesan pembelajaran yang
dibutuhkan siswa. Dengan demikian pola interaksi edukatif akan lebih bervariasi hingga
meliputi 5 pola berikut:

1). Sumber berupa orang saja (seperti yang kebanyakan terjadi di sekolah kita
sekarang),

2). Sumber berupa orang yang dibantu oleh/dengan sumber lain.

11
3). Sumber berupa orang bersama dengan sumber lain berdasarkan suatu pembagian
tanggung jawab.

4). Sumber lain saja tanpa sumber berupa orang.

5). Kombinasi dari keempat pola tersebut dalam bentuk suatu sistem.

Bila digambarkan dalam bentuk bagan, pola tersebut menjadi sebagai berikut:

B. Peran

Pada saat mengajar, para guru sering dihadapkan pada persoalan - persoalan yang
berkaitan dengan bagaimana cara mempermudah belajar peserta didik. Guru atau instruktur
perlu memberi kemudahan atau fasilitasi dalam menyampaikan informasi. Sebaliknya, peserta
didik yang memperoleh kemudahan dalam menerima informasi akan belajar lebih bergairah
dan termotivasi. Dalam usaha membantu peserta didik untuk memperoleh kemudahan
belajarnya, ada banyak unsur atau elemen yang harus diperhatikan.

Unsur-unsur itu adalah tujuan yang ingin dicapai, karakteristik peserta didik isi bahan
yang dipelajari, cara atau metode atau strategi yang digunakan, alat ukur atau evaluasi, serta
balikan. Walaupun, semua unsur telah diseleksi pada dasarnya kita kembali pada apa tujuan
yang ingin dicapai. Dan, tujuan itu sendirilah yang akhirnya menjadi tumpuan akhir aktivitas
pembelajaran. Sebagaiman dikemukakan di atas bahwa banyak unsur yang berpengaruh untuk
mempermudah peserta didik dalam memperoleh pengetahuan atau informasi. Salah satu unsur
itu adalah media pembelajaran. Pentingnya kehadiran media pembelajaran tentunya sangat
tergantung pada tujuan dan isi atau substansi pembelajaran itu sendiri. Kehadiran media dalam
pembelajaran juga ditentukan oleh cara pandang atau paradigma kita terhadap sistem
pembelajaran. Media memiliki berbagai peran dalam aktivitas pembelajaran.

12
Selama ini, pembelajaran mungkin lebih banyak tergantung pada keberadaan guru.
Dalam situasi demikian, media mungkin tidak banyak digunakan oleh guru. Atau, apabila
digunakan media hanya sebatas sebagai “alat bantu” pembelajaran. Pandangan demikian ini
mengisyaratkan tidak adanya upaya pemberdayaan media dalam proses pembelajaran.
Sebaliknya, pembelajaran mungkin juga tidak memerlukan kehadiran guru. Pembelajaran yang
tidak tergantung pada guru, instructorindependent instruction, atau disebut juga sebagai “self-
instruction,“ bahkan kerapkali diarahkan oleh siapa yang merancang media tersebut. Dalam
situasi pembelajaran yang berbasis pada guru, instructor-based instruction, penggunaan media
pembelajaran secara umum adalah untuk memberikan dukungan suplementer secara langsung
kepada guru. Media pembelajaran yang dirancang secara memadai dapat meningkatkan dan
memajukan belajar dan memberikan dukungan pada pembelajaran yang berbasis guru dan
tingkat keefektifan media pembelajaran tergantung pada guru itu sendiri.

Apabila kita melihat pembelajaran sebagai sebuah sistem, maka unsur-unsur atau
komponen-komponen yang terlibat dalam sistem itu tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Artinya ketiadaan suatu unsur akan berpengaruh terhadap jalannya sistem secara keseluruhan.
Pendek kata, dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran merupakan bagian integral
dalam pembelajaran. Pandangan ini selanjutnya akan mengarahkan pada cara pandang kita
tentang media tersebut. Media harus hadir dalam setiap aktivitas pembelajaran yang kita
lakukan di kelas. Lagipula, kita harus memiliki komitmen terhadap keberadaan media
pembelajaran, di mana pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa dan didasarkan pada
apa yang ingin dilakukan oleh peserta didik. Jika media digunakan untuk memfasilitasi
pembelajaran (proses belajar dan mengajar), maka media itu harus dipilih dan digunakan
karena media ini memiliki potensi untuk mempermudah belajar.

Kehadiran teknologi dan media pembelajaran tidak bisa lepas dari sejarah
perkembangannya. Sejarah perkembangan ini dibangun sejak awal abad 20-an, yang ditandai
munculnya teori pendidikan atau belajar. Setidak-tidak tiga pakar pendidikan seperti Dewey,
Carter, dan Kilpatrick merupakan peletak dasar tentang konsep teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan ini pertama kali dilihat sebagai suatu teknologi alat. Teknologi ini
merujuk pada penggunaan peralatan, media dan perangkat keras untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dengan demikian, istilah ini sama dengan ungkapan mengajar dengan alat bantu
audio-visual. Bidang ini merupakan hasil dari perpaduan tiga hal, yaitu: media dalam
pendidikan, psikologi pembelajaran, dan pendekatan sistem dalam pendidikan. Perkembangan
teknologi pembelajaran modern terjadi pasca perang dunia kedua.

13
Dua pakar pendidikan yang memiliki kontribusi besar bagi kelahiran teknologi
pembelajaran modern ini adalah Edgar Dale dan James Finn. Dale terkenal dengan kerucut
pengamalannya (The Cone of Experience). Kerucut pengalaman ini berfungsi sebagai suatu
visual yang sama dengan tingkat konkrit dan abstraksi metode mengajar dan media
pembelajaran. Tujuan kerucut pengalaman ini adalah ingin merepresentasikan tingkat
pengalaman, yaitu dari pengalaman yang langsung atau konkritkongkret menunju pengalaman
yang paling abstrak (simbolis). Hubungan konkrit dan abstrak ini bersifat kontinum.

Dale berkeyakinan bahwa simbol-simbol dan ide-ide yang bersifat abstrak hanya dapat
dipahami dengan lebih mudah dan dipertahankan oleh peserta didik (pebelajar) manakala
pengalaman-pengalaman ini dibangun atas dasar pengalaman konkritkongkret. Kerucut
pengalaman Dale ini didasarkan pada teori pendidikan yang dikembangkan oleh Dewey, yang
pada saat itu sangat banyak dianut. Kerucut ini pertama kali berusaha membangun alasan dasar
(rasional) yang mencakup baik teori belajar maupun komunikasi audiovisual.

C. Implementasi

Telah dipahami bahwa proses pembelajaran di ruang kelas merupakan kegiatan yang
paling pokok dari keseluruhan proses pendidikan. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses
pembelajaran itu dirancang dan dilakukan oleh guru itu sendiri. Dengan meminjam gagasan
Djamarah (1994 :15) dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan

14
pendidikan. Sebagai inti dari kegiatan pendidikan, proses pembelajaran merupakan suatu upaya
untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Artinya, tujuan pendidikan tidak akan pernah
tercapai apabila interaksi belajar-mengajar tidak pernah berlangsung dalam pendidikan.

Dari perspektif yang berbeda dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya proses
pembelajaran di ruang kelas juga ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain: (1) faktor
kemampuan guru; (2) faktor sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran; (3) faktor
lingkungan sekolah; dan (4) faktor penggunaan alat bantu mengajar (media pembelajaran).
Faktor kemampuan guru di sini paling tidak menyangkut dua kemampuan dasar, yakni
kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikannya kepada siswa.

Kedua, modal dasar itu sebenarnya telah terhimpun dalam tiga macam kompetensi
sebagai dasar kemampuan guru, yakni keperibadian, penguasaan bahan pengajaran, dan
kemampuan dalam cara-cara mengajar. Bila ketiga macam kompetensi itu dapat dipahami dan
dikuasai oleh guru, maka guru dapat melaksanakan pengajaran dengan baik. Namun begitu,
guru tidak cukup hanya memiliki dasar-dasar kompetensi itu, tetapi masih ada kompetensi
lainnya yang harus dikuasai guru. Misalnya kompetensi guru dalam merancang dan
menggunakan alat bantu mengajar yang biasa disebut median pembelajaran. Apabila guru
memiliki kemampuan yang baik atau memiliki kompetensi dalam hal merancang dan
menggunakan media pembelajaran, tentu hal ini akan berimplikasi terhadap kelancaran proses
pembelajaran di ruang kelas. Sebab penggunaan media yang baik dan benar dapat
mempermudah guru dalam menjelaskan materi pelajaran yang diajarkan sehingga pada
gilirannya dapat mempercepat pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Jadi,
secara singkat dapat dikatakan bahwa penggunaan media ternyata berimplikasi pula terhadap
proses pembelajaran di ruang kelas, yakni dapat membantu guru dalam penyampaian materi
pelajaran, dan dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan (PAIKEM). Dikatakan demikian sebab dengan alat bantu mengajar siswa akan
lebih terangsang untuk belajar secara aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Selain itu
penggunaan alat bantu mengajar dapat pula merangsang anak-anak untuk mengemukakan
pertanyaan dan paling tidak dapat memberi respon yang positif terhadap proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru di ruang kelas.

15
BAB III PENUTUP
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Media dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pembelajaran secara khusus telah
memberikan kontribusi atau sumbangan besar dalam rangka menyediakan dan melaksanakan
pemecahan masalah guna memberi kemungkinan belajar. Pemecahan masalah belajar yang
ditawarkan ini berupa penyediaan sumber belajar, baik yang sengaja dirancang maupun yang
dipilih dan kemudian dimanfaatkan.
Media pembelajaran ini memiliki dampak yang amat besar terhadap struktur organisasi
kelembagaan pendidikan baik pada tingkat makro maupun tingkat mikro. Dampak ini dapat
dirasakan dalam tiga hal, yaitu: 1) mengubah pengambilan keputusan, 2) menciptakan pola
pembelajaran baru, dan 3) memungkinkan adanya bentuk alternatif baru dalam kelembagaan
pendidikan.
Ada tiga tugas pokok guru atau pembelajar yang amat penting, yaitu sebagai perancang
(designer), pelaksana (executor), dan penilai (evaluator). Tugas ini memerlukan suatu
perhatian khusus karena atas dasar pelaksanaan tugas inilah seorang guru atau pembelajar
seharusnya membuat keputusan terhadap baik kepada aktivitas peserta didik (pebelajar)
seluruh kelas maupun secara perseorangan. Semua tugas yang dilakukan dan diemban oleh
guru atau pembelajar, yaitu penerapan pendekatan pembelajaran aktif dan bermakna bertumpu
dari peningkatan aktivitas seseorang dalam menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, yang dapat
dilihat dari tujuan nasional dan mengisyaratkan pembangunan manusia seutuhnya, yang
mampu berdiri sendiri dan juga mampu bertanggung jawab atas pembangunan sesamanya.

(Miftah, 2013) (Supriyono, 2018) (Utama, 2021)

16
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Miftah, M. ( 2013). Jurnal Kwangsan Vol. 1 Nomor 2 Bulan Desember, 95-105.

Supriyono. (2018). PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA SD. Edustream: Jurnal Pendidikan
Dasar Volume II, Nomor 1, Mei E-ISSN: 2614-4417, 43-48.

Utama, G. S. (2021, Oktober 8). Pena Belajar Kemendikbud : Opini. Retrieved from Pena
Belajar Kemendikbud : http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2020/10/pentingnya-
memilih-media-yang-tepat-dalam-pembelajaran/#

17

Anda mungkin juga menyukai