Anda di halaman 1dari 19

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perencanaan Pembelajaran
DOSEN PENGAMPU : Dr. ERNI WAHDINI, M.Pd

DISUSUN OLEH :
7C PG-PAUD
KELOMPOK 2
FEBRIANTI (A1E415220) PUTRI ANGGRAINI (A1E415253)

MAGFERATUL.H (A1E415235) RISMA FAZDLIANA (A1E415260)

MARFU’AH (A1E415238) SIFA AUDINA (A1E415265)

NENI ADHISTY (A1E415243) SITI MUJIATI (A1E415267)

NOOR HALIZA (A1E415244) WINDA IRIANI (A1E415274)

NUR IRFAH (A1E415249)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM PENDIDIKAN GURU PRA-SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
petunjuk, rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyusun sebuah makalah
dari mata kuliah PERENCANAAN PEMBELAJARAN.

Kami berharap dengan disusunnya makalah ini perkuliahan disemester 7


(tujuh) ini dapat berjalan dengan lancar. Terutama perkuliahan yang dipegang
oleh dosen kita yaitu Ibu Dr. Erni Wahdini, M.Pd. Dan semoga bisa mendapatkan
nilai yang memuaskan.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat menambah pengetahuan


rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD di Universitas Lambung Mangkurat khususnya
untuk kelas 7C PG-PAUD dan mahasiswa diseluruh Indonesia pada umumnya.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


berperan dalam penyusunan makalah ini. Saran dan kritik yang membangun
adalah penghargaan bagi kami untuk membuat makalah yang lebih baik lagi ke
depannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Banjarmasin, 13 Oktober 2018

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Prinsip-Prinsip Pembelajaran........................................................................3

B. Macam-Macam Prinsip Pembelajaran..........................................................4

C. Pentingnya Prinsip-Prinsip Pembelajaran.....................................................6

D. Prinsip Teoritis Di PAUD.............................................................................9

E. Prinsip Praktis Di PAUD............................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas utama seorang guru adalah menyajikan ilmu pengetahuan kepada


peserta didik. Penyampaian pengetahuan atau transfer ilmu harus sesuai
dengan metode yang telah dirumuskan sebelumnya, dimana metode tersebut
harus disesuaikan dengan tahapan usia dan karakteristik peserta didik agar
lebih mudah dalam menerima pengetahuan selama proses kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau suatu proses mengajar dan
belajar. Aktivitas ini merupakan proses komunikasi dua arah, antara pihak
guru dan peserta didik. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menyatakan “pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.”
Didalam proses pembelajaran guru juga harus mampu mengelola kelas
dengan baik, merumuskan bahan ajar yang akan disampaikan, hingga
menyusun penilaian belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan oleh
setiap guru dengan mempersiapkan rencana pembelajaran yang sesuai dengan
prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran
dapat terwujud. Rencana pembelajaran dapat disusun dan dikembangkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku, dimana telah dirumuskan pula prinsip-
prinsip pembelajaran yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai rambu-
rambu dalam merumuskan perencanaan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Makalah ini akan membahas tentang prinsip-prinsip pembelajaran yang
sangat diperlukan oleh para guru dan peserta didik dalam rangka
kelangsungan pembelajaran yang efektif dan efisien.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Prinsip-Prinsip Pembelajaran ?


2. Apa saja Prinsip-Prinsip Pembelajaran ?
3. Apa Pentingnya Prinsip-Prinsip Pembelajaran ?
4. Apa Itu Prinsip-Prinsip Teoritis Di PAUD ?
5. Apa Itu Prinsip-Prinsip Praktis Di PAUD ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Prinsip-Prinsip Pembelajaran.


2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Prinsip Pembelajaran.
3. Untuk Mengetahui Pentingnya Prinsip-Prinsip Pembelajaran.
4. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Teoritis Di PAUD.
5. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Praktis Di PAUD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

1. Pengertian Prinsip
Menurut Toto Asmara, prinsip adalah hal yang secara fundamental
menjadi martabat diri atau dengan kata lain, prinsip adalah bagian paling
hakiki dan harga diri. Sedangkan menurut Yamin Effendi Majdi prinsip
adalah pedoman berprilaku yang terbukti mempunyai nilai yang langgeng
dan permanen. (Lepank,2012 : Online)
Dari pendapat diatas tentang pengertian prinsip dapat disimpulkan
bahwa prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum
maupun individual yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok sebagai
sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip berfungsi sebagai
dasar (pedoman) bertindak, bisa saja sebagai acuan proses dan dapat pula
sebagai target capaian. (Wikipedia : Online)
2. Pengertian Pembelajaran
UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran
ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Kemudian Dimyati dalam Mudjiono (2000:
297) menyatakan bahwa pembelajaran ialah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Uno
Hamzah (2006:2) juga menyatakan bahwa pembelajaran memiliki hakikat
perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
Dari beberapa pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran ialah proses komunikasi dua arah, yang dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid, secara terprogram dalam desain instruksional,
untuk membuat siswa belajar secara aktif serta mencapai tujuan yang

3
diinginkan. Hasil dari pembelajaran yaitu adanya ketercapaian kompetensi
dasar atau kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pengalaman
belajar. Hasil belajar ini berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan
tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan siswa. (M. Sarrudin,
2013)
3. Pengertian Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip pembelajaran adalah bagian terpenting yang wajib
diketahui oleh para pendidik, sehingga mereka bisa memahami lebih
dalam tentang prinsip tersebut agar dapat menjadi sebuah acuan yang tepat
dalam pembelajarannya. Dengan begitu, proses pembelajaran yang
dilakukan akan jauh lebih efektif serta bisa mencapai tujuan.
Prinsip pembelajaran merupakan suatu landasan, konsep dasar, dan
sumber yang menjadikan proses belajar yang terjadi antara pendidik
dengan peserta didik menjadi lebih dinamis dan terarah sesuai dengan
tujuannya. (Informasi pendidikan : Online)

B. Macam-Macam Prinsip Pembelajaran

Menurut Gagne (1977), terdapat tujuh (7) macam prinsip pembelajaran


yang harus diketahui oleh pendidik. Yaitu sebagai berikut :
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Seorang guru harus dapat memberikan perhatian kepada
setiap siswanya. Perhatian dapat membuat siswa belajar dengan maksimal
dan semangat. Perhatian guru dapat membuat siswa merasa nyaman, dia
akan rela mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Hal tersebut tidak
lepas karena siswa merasa bahwa setiap tugas yang diberikan oleh guru
adalah untuk kepentingan dirinya. Seperti perhatian yang selalu diberikan
oleh gurunya.
Sedangkan motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi dari dalam
diri (intern) dan motivasi dari luar (ekstern). Setiap guru harus bisa

4
memunculkan motivasi-motivasi belajar siswa, baik yang dari dalam
maupun dari luar. Motivasi dapat muncul dari dalam diri siswa bila ia
memahami kepentingan yang akan ia peroleh dalam melaksanakan suatu
hal. Dan motivasi ekstern dapat diberikan oleh guru untuk selalu
mendukung setiap hal positif yang dilakukan oleh siswa.
2. Keaktifan
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam mencari pengetahuannya
sendiri. Banyak para ahli mengatakan bahwa guru adalah fasilitator dari
murid atau seseorang yang memfasilitasi siswa untuk mencari sendiri
pengetahuannya. Pengetahuan tidak ditransfer, akan tetapi diperoleh secara
aktif oleh siswa itu sendiri. Sehingga guru harus benar-benar memegang
prinsip keaktifan ini.
3. Keterlibatan langsung atau pengalaman
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus berjalan dengan
lancar dan efektif, baik saat berada di dalam kelas maupun di luar kelas.
Dimana guru harus memperhatikan keterlibatan siswa secara langsung,
bukan hanya satu atau dua siswa saja, seluruh siswa harus terlibat dalam
proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam belajar akan memberikan
pengalaman kepada siswa. Beberapa ahli mengatakan bahwa esensi dari
proses belajar adalah sebuah pengalaman. Siswa dikatakan belajar jika ia
memperoleh pengalaman dari hasil interaksinya dengan lingkungan.
4. Pengulangan
Teori belajar daya menilai bahwa pembelajaran adalah proses untuk
mengamati , menangkap, mengingat, mengkhayal, berfikir dan sebagainya.
Teori ini beranggapan dengan mengadakan daya yaitu untuk melakukan
pengulangan maka kemampuan (hasil belajar) akan meningkat.
Penerapannya dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru yaitu jika
guru mengajar (siswa mencari tau) suatu hal dan itu dilakukan hanya
sekali, mungkin hasilnya tidak akan maksimal. Hal tersebut akan

5
berkembang jika dilakukan pengulangan misal 3-6 kali yang akan
membuat hasil belajarnya lebih baik.
5. Tantangan
Proses pembelajaran di kelas membutuhkan tantangan. Konsep ini
muncul berdasarkan teori medan/lapangan (field theory) yang
dikemukakan oleh Kurt Lewin. Teori ini beranggapan bahwa belajar
adalah situasi yang dihadapi siswa untuk mencapai sesuatu, hal ini di
ibaratkan seperti dalam medang perang untuk mencapai tujuan (merebut
kemenangan). Dalam mencapai tujuan siswa akan menemukan hambatan,
dan harus diatasi. Jika hambatan itu sudah berhasil diselesaikan maka
siswa juga telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
6. Balikan dan Penguatan
Dasar dari prinsip ini adalah hukum Thondrik tentang stimulus dan
respon. Siswa akan belajar lebih baik jika dia berbuat baik dan
mendapatkan reward atau hadiah, sementara jika melakukan kesalahan
maka siswa harus mendapatkan hukuman agar tidak diulang lagi.
Hukuman disini adalah hukuman yang bersifat mendidik.
7. Perbedaan individual
Setiap siswa yang ada di kelas atau di sekolah adalah anak yang
lahir dengan berbagai latar belakang. Mereka punya kemampuan dan
potensi yang berbeda-beda. Contoh sederhananya adalah gaya belajar.
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda, maka dari itu guru harus
memahami hal itu karena pada dasarnya seorang guru tidak dapat
menyamaratakan satu anak sama dengan anak-anak yang lainnya. Definisi
adil adalah bukan memperlakukan semuanya secara sama, melainkan
memperlakukan sesuai dengan hak dan kewajibannya.
(Karyatulisku,2017 : Online)

C. Pentingnya Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Salah satu hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dan
wajib terpenuhi sebagai efek kegiatan pembelajaran tersebut adalah

6
bagaimana persepsi atau kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang
telah ditransfer. Penerimaan materi atau persepsi siswa terhadap materi
sangat berpengaruh terhadap bagaimana siswa mampu memahami dan
menguasai materi pembelajaran. Jika siswa mampu memahami dan
menguasai materi pembelajaran yang akan diterima maka tentu tujuan
pembelajaran akan tercapai.
Bayangkan bagaimana jika peserta didik kurang mampu menerima dan
mendapatkan persepsi yang benar pada materi pembelajaran yang telah
disampaikan dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan, maka jelas
siswa tidak akan mampu memahami atau menguasai serta mencapai
kompetensi yang diharapkan. Bahkan bisa saja terjadi kesalahpahaman atau
penafsiran atau persepsi yang salah terhadap suatu materi pelajaran yang
telah disampaikan, ini dapat mengakibatkan selain kompetensi yang tidak
dapat dicapai, peserta didik akan merekam pemahaman yang salah jika
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari nantinya akan mengakibatkan
kesalahan yang lebih dan dapat menyusahkan.
Oleh karena itu, guru wajib memperhatikan bagaimana siswa
mendapatkan persepsi yang benar terhadap proses pembelajaran yang akan,
sedang, dan yang telah dilakukan. Guru yang bertanggung jawab memberikan
materi dengan baik dan mudah diterima siswa agar dapat memahami dan
menguasai materi pelajaran dengan baik. perencanaan yang baik serta
pelaksanaan hingga evaluasi adalah hal yang wajib dilakukan dengan
seksama dan benar agar persepsi dan penerimaan siswa terhadap materi tidak
melenceng dari apa yang hendak dicapai.
Terkait dengan persepsi dan penerimaan materi dalam belajar, ada
beberapa prinsip yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh guru mengenai
prinsip pembelajaran oleh Slameto (2010:102) menyampaikan pentingnya
mengetahui prinsip-prinsip yang berkenaan dalam pembelajaran tersebut;
1. Makin baik suatu objek, orang, atau peristiwa, atau hubungan diketahui,
makin baik pula objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut untuk
dapat diingat siswa.

7
2. Dalam pengajaran menghindari salah pengertian merupakan hal yang
harus dapat dilakukan oleh seorang guru sebab salah pengertian akan
menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru atau tidak relevan.
3. Jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang
sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru
harus mengetahui bagaimana gambar atau potret harus dibuat dengan agar
tidak terjadi pemikiran yang keliru. hal ini juga berlaku media
pembelajaran serta segala sesuatu yang digunakan dalam pembelajaran.
Guru yang menyadari pentingnya prinsip pemahaman dalam belajar
tersebut akan mengusahakan agar siswa dapat memahami dan mendapat
pemahaman yang benar terhadap materi pelajaran. Alasan diatas sangat jelas
menunjukkan bahwa persepsi atau pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran dapat sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Lebih lanjut
lagi tentunya mempengaruhi dapat atau tidaknya peserta didik mencapai
kompetensi yang diharapkan sesuai yang telah disampaikan sebelumnya.
Penting bagi guru untuk memastikan peserta didik mendapatkan
persepsi dan pemahaman yang benar dan mampu mencapai kompetensi.
Evaluasi tentunya dapat menjadi ukuran keberhasilan guru dalam
memberikan persepsi yang benar terhadap pembelajaran yang dilakukan,
guru harus memberikan perlakuan tambahan jika hal tersebut terjadi seperti
mengadakan remedial dan metode lainnya agar persepsi yang salah atau
kurang dapat diterima dengan baik oleh siswa dapat diperbaharui dan
diperbaiki atau dibenarkan.
Memang banyak sumber yang dapat mempengaruhi persepsi siswa, jadi
bukan hanya berdasar atas kemampuan guru dalam mengajar saja. Persepsi
yang dimiliki siswa bisa juga berasal dari berbagai factor, guru harus selalu
memantau dan memastikan agar berbagai factor yang mempengaruhi belajar
siswa tidak terlalu signifikan merusak persepsi peserta didik terhadap materi
pembelajaran yang diterima sehingga siswa dapat memahami dengan baik
dan menguasai serta mencapai kompetensi belajar yang telah ditentukan.
(Slameto,2010 : 34-37)

8
D. Prinsip Teoritis Di PAUD
Para pakar pendidikan anak usia dini terutama Wilhem (1782-1852),
Maria Mentessori mengembangan teori dan praktisnya dibagian dunia yang
berbeda pada zamannya masing-masing, yang kemudian oleh Tina Bruce
(1987) dirangkum dalam 10 prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini sebagai
berikut:
1. Masa anak-anak adalah sebagian dari kehidupan secara keseluruhan. Masa
ini bukan untuk dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan pada masa
yang akan datang, melainkan sebatas optimalisasi potensi secara normal.
2. Fisik, mental dan kesehatan sama penting dengan berfikir namaun aspek
fisikis (spiritual) lainya. Oleh karena itu, keseluruhan (hilistis) aspek
perkembangan anak merupakan pertimbangan yang sama penting.
3. Pembelajaran melalui anak usia dini melalui berbagai kegiatan saling
berkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga pola simulasi perkembangan
anak tidak boleh siktoral dan parsial, hanya satu aspek perkembangan saja.
4. Membangkitkan motivasi instrisic (motivasi dari dalam diri) anak akan
menghasilkan inisiatif sendiri (self directed activity) yang sangat bernilai
dari pada motivasi ekstrinsik.
5. Program pendidikan pada anak usia dinio perlu menekankan pada
pentingnya sikap disiplin karena sikap tersebut dapat membentuk watak
dan kepribadiannya.
6. Masa peka (0-3 tahun) untuk mempelajari pada sesuatu pada
tahapperkembangan tertentu , perlu observasi lebih detail.
7. Tolak ukur pembelajaran dipaud hendaknya bertumpu pada hal-hal dan
kegiatan yang mampu dikerjakan anak , bukan mengejarkan hal-hal baru
kepada anak, meskipun tujuannya baik karena baik menurut guru dan
orang tua belum tentu baik menurut anak.
8. Suatu kondisi terbaik atau kehidupan terjadi dalam diri anak (innerlife),
khsusnya dapada diri yang menunjang.

9
9. Orang –orang sekitar (anak dan orang dewasa) dalam interaksi merupakan
sentra paling penting karena mereka secara otomatis menjadi guru yang
terbaik.
10. Pada hakikatnya, pendidikan anak usia dini merupakan interaksi antara
anak, lingkungan, orang dewasa, dan pengetahuan. (Marioh,2015 : Online)

E. Prinsip Praktis Di PAUD

Salah satu pilar konsep dasar PAUD adalah prinsip-prinsip


pelaksanaan pembelajaran. Terdapat tiga belas prinsip pelaksanaan
pembelajaran PAUD:
1.      Berorientasi Pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran anak harus berorientasi pada kebutuhan
anak. Menurut Maslow, kebutuhan manusia terdapat tujuh tingkatan
yang tersusun secara hierarki, yakni: kebutuhan fisik, keamanan, kasih
sayang, harga diri, kognisi, estetika dan aktualisasi diri. Kebutuhan
mendasar bagi anak adalah kebutuhan fisik (makan, minum, pakaian
dan lain-lain). Kebutuhan berikutnya adalah keamanan (aman, nyaman,
terlindung dan bebas dari bahaya). Berikutnya adalah kasih sayang
(dimengerti, dikasihi dan dihargai ).
Orientasi belajar anak usia dini bukan untuk mengejar prestasi,
seperti kemampuan membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan lain
yang sifatnya akademis. Namun orientasi belajar yang sesungguhnya
adalah mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagai potensi
dan kemampuan dasar anak.
2.      Pembelajaran Anak Sesuai Dengan Perkembangan Anak
Pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan dengan
perkembangan anak, baik usia maupun kebutuhan individual anak.
Setiap anak berbeda perkembangannya dengan anak lain, ada yang
cepat ada yang lambat. Oleh karena itu, guru harus memahami
kebutuhan khusus atau kebutuhan individu anak. Akan tetapi didasari
pula pada faktor-faktor yang sulit atau tidak dapat diubah dalam diri

10
anak yaitu faktor genetis. Oleh karena itu, PAUD diarahkan untuk
memfasilitasi setiap anak dengan lingkungan dan bimbingan belajar
yang tepat agar anak dapat berkembang sesuai kapasitas genetisnya.
3.      Mengembangkan Kecerdasan Majemuk
Ukuran kecerdasan anak bukan pada kemampuan kognitif
(calistung), melainkan pada kematangan emosi. Dengan demikian
meskipun anak telah mampu membaca, menulis dan berhitung dengan
baik, belum tentu anak tersebut cerdas. Justru sebaliknya, ada
kemungkinan stimulasi yang berlebihan untuk pengembangan kognitif,
sehingga pengembangan kecerdasan yang lain (linguistic, kinestetik,
interpersonal dan seterusnya) menjadi terabaikan.
4.      Belajar Melalui Bermain
Bermain adalah salah satu pendekatan dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan untuk anak usia dini. Dengan menggunakan
setrategi, metode, bahan dan media yang menarik, permainan dapat
diikuti anak secara menyenangkan. Melalui permainan anak dapat
diajak bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan benda-benda
disekitarnya.
5.      Tahapan Perkembangan Anak Usia Dini
Pembelajaran anak usia dini hendaknya dilakukan secara
bertahap, mulai dari yang konkret ke yang abstrak, dari sederhana ke
yang kompleks dan dari diri sendiri ke lingkungan sosial.
6.      Anak Adalah Peserta Didik Aktif
Pembelajaran ditujukan untuk membangkitkan anak untuk turut
berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar. Anak adalah subjek dan
pelaku utama dalam proses pendidikan, bukan objek. Tugas guru
menciptakan situasi dan kondisi belajar sehingga anak termotifasi dan
muncul inisiatif untuk berperan secara aktif. Anak bukan hanya
pendengar dan pengamat, melainkan pelaku utama, sedangkan guru
adalah pelayan dan pendamping utama.
7.      Interaksi Sosial Anak

11
Anak sangat membutuhkan interaksi, ketika anak berinteraksi
dengan orang dewasa, orang tua, guru dan teman sebayanya maka anak
tersebut akan belajar. Tanpa belajar bahasa, pada usia 4-5 tahun ia telah
mempunyai kosakata lebih dari 14.000 kosa kata.
8.      Lingkungan Yang Kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik
dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan
yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain. Artinya
lingkungan belajar harus bebas dari benda-benda tajam yang dapat
mengancam keselamatan anak termasuk bahan mainan dan cat pewarna
yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit saat digunakan.setting
ruangan yang aman juga diperlukan untuk melakukan gerakan atraktif,
termasuk memenjat meja dan kursi guna mengambil permainan.
9.      Merangsang Kreatifitas Dan Inovasi
Kegiatan pembelajaran di PAUD harus merangang daya
kreatifitas dengan tingkat inovasi tinggi. Proses kreatifitas dan inofasi
dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik,
membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir
kritis dan menemukan hal-hal yang baru.
10.  Mengembangkan Kecakapan Hidup
Berbagai kecakapan dilatih agar kelak anak berkembang
menjadi manusia yang utuh dan memiliki kepribadian atau akhlak
mulia, cerda, terampil, mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mengembangkan
kecakapan hidup dapat dilatih dengan proses pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, disiplin,
mampu bersosialisasi dan memperoleh bekal ketrampilan dasar yang
berguna untuk kelangsungan hidupnya.
11.  Memanfaatkan Potensi Lingkungan
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan
sekitar atau bahan-bahan yang disiapkan pendidik, termasuk bahan-

12
bahan untuk membuat permainan eduktif. Bahan bekas yang berserakan
dilingkungan sekitar dapat dikelola secara kreatif kemudian diolah
secara inovatif menjadi permainan yang edukatif yang dapat memicu
rasa ingin tahu anak.
12.  Pembelajaran Sesuai Dengan Kondisi Sosial Budaya
Kegiatan atau pembelajaran anak usia dini harus sesuai dengan
sosial budaya dimana anak tersebut berada. Berbagai objek yang ada
disekitar anak, kejadian dan isu-isu yang menarik dapat diangkat
sebagai tema persoalan belajar.
13.  Stimulasi Secara Holistik
Kegiatan pembelajaran anak usia dini harus bersifat terpadu dan
holistik. Anak tidak boleh hanya dikembangkan kecerdasan tertentu
saja, seperti IPA, matematika, bahasa secara terpisah tetapi berintegrasi
pada satu kegiatan. Misalnya melalui bermain air, anak dapat belajar
berhitung berhitung (matematika), mengenal sifat-sifat air (IPA)
menggambar (seni) dan seterusnya. Dengan demikian setiap permainan
dapat mengembangkan seluruh aspek kecerdasannya.  (Suriansyah &
Aslamiah,2011:57-63)

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Prinsip-prinsip pembelajaran adalah bagian terpenting yang wajib
diketahui oleh para pendidik, sehingga mereka bisa memahami lebih
dalam tentang prinsip tersebut agar dapat menjadi sebuah acuan yang tepat
dalam pembelajarannya.
2. Menurut Gagne (1977), terdapat tujuh (7) macam prinsip pembelajaran
yang harus diketahui oleh pendidik. Yaitu sebagai berikut : perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatatan langsung, penguatan, tantangan, dan
perbedaan individual.
3. Slameto (2010:102) menyampaikan pentingnya mengetahui prinsip-
prinsip yang berkenaan dalam pembelajaran tersebut; Makin baik suatu
objek, orang, atau peristiwa, atau hubungan diketahui, makin baik pula
objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut untuk dapat diingat siswa,
Dalam pengajaran menghindari salah pengertian merupakan hal yang
harus dapat dilakukan oleh seorang guru sebab salah pengertian akan
menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru atau tidak relevan, Jika
dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang sebenarnya
dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus
mengetahui bagaimana gambar atau potret harus dibuat dengan agar tidak
terjadi pemikiran yang keliru.
4. Tina Bruce (1987) dirangkum dalam 10 prinsip-prinsip pendidikan anak
usia dini sebagai berikut: Masa anak-anak adalah sebagian dari kehidupan
secara keseluruhan, Fisik, mental dan kesehatan sama penting dengan
berfikir Pembelajaran melalui anak usia dini, Membangkitkan motivasi, dll
5. prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran. Terdapat tiga belas prinsip
pelaksanaan pembelajaran PAUD: berorientasi padakeutuhan anak, belajar
sambil bermain, mengajarkan kecakapan hidup dll.

14
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan silakan sampaikan
kepada kami, dan jika ada kesalahan dalam isi ataupun penyampaian mohon
dimaafkan dan dimaklumi karena keterbatasan ilmu yang kami miliki dan kami
hanyalah hamba Allah SWT yang tak pernah luput dari salah, khilaf, dan lupa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.
Suriansyah, Ahmad & Aslamiah. 2011. Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini.
Banjarmasin : Comdes
http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-prinsip-menurut-beberapa-
ahli.html=1 (Diakses pada tanggal 13 oktober 2018)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/prinsip(Diakses pada tanggal 13 oktober 2018
http://eprints.uny.ac.id/8597/3/bab%202%20-%2008108249131.pdf (Diakses
pada tanggal 13 oktober 2018)
http://www.informasi-pendidikan.com/2014/01/prinsip-prinsip-
pembelajaran.html?m=1 (Diakses pada tanggal 13 oktober 2018)
http://rismawidapriphelia.blogspot.com/2016/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html?
m=1 (Diakses pada tanggal 13 oktober 2018)
http://www.karyatulisku.com/2017/09/pengertian-pembelajaran-prinsip-
pembelajaran-komponen-pembelajaran.html?m=1 (Diakses pada
tanggal 13 oktober 2018)

16

Anda mungkin juga menyukai