Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MICROTEACHING

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN


PERSEORANGAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Microteaching yang di
ampu oleh :

Drs. H. M. Arsyad, M.PdI.

Oleh : Kelompok 7

Nur Hikmah 105401112220


Andi Nurfadillah 105401114520
Firdaus 105401114220

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Keterampilan Mengajar
Kelompok Kecil dan Perseorangan”.
Tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan
maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak terhadap makalah kami.
Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan
digunakan sebagai acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.

Makassar, 12 April 2022

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan .................. 3

B. Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perseorangan ............. 5

C. Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan


Perseorangan ............................................................................................ 8

D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan


Perseorangan .......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................. 15

B. Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran sebagai bagian integral dari pendidikan harus mampu
melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas yang dinikmati oleh
setiap warga. Konsep pendidikan untuk semua (education for all),
mengandung makna bahwa pendidikan harus mampu melayani dan
mengembangkan siswa sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang
dimilikinya.
Pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, memiliki
makna bahwa proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus
bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada setiap warga belajar
(siswa) baik untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat kelompok maupun
kebutuhan individual. Salah satu implikasi untuk mewujudkan pelayanan
yang dapat memenuhi karakteristik siswa yang berbeda-beda itu adalah
dengan menerapkan model mengajar secara berkelompok atau perseorangan
atau disebut dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan.
Pendidikan dan pembelajaran di satu sisi harus dapat mengantarkan
manusia (siswa) dalam kebersamaan, artinya mengembangkan kehidupan
sosial. Di sisi lain bahwa setiap manusia (siswa) juga memiliki kebutuhan
yang bersifat individual. Pendidikan dan pembelajaran yang efektif tentu
saja adalah yang dapat memenuhi atau memfasilitasi adanya kebersaam
disamping terpenuhinya kebutuhan secara individual.
Dalam pengajaran klasikal, kebutuhan siswa secara induvidu belum
dapat terlayani secara maksimal. Guru biasanya hanya memperhatikan
kebutuhan siswa pada umumya di kelas yang dia ajarkan. Adapun sifat-sifat
atau karakteristik yang bersifat individual belum dapat terlayani secara
optimal. Oleh karena itu, guru secara profesional disamping guru harus

1
melayani siswa secara klasikal juga jangan mengabaikan kebutuhan siswa
secara individual.
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perseorangan
adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem
pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun
individu. Oleh karena itu keterampilan ini harus dilatih dan dikembangkan,
sehingga para calon guru maupun guru dapat memiliki banyak pilihan untuk
dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Mengkaji latar belakang di atas dapat diambil beberapa
permasalahan sebagai kajian dari pembuatan makalah ini yakni di antaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perseorangan?
2. Seperti apa unsur-unsur pembelajaran kelompok kecil dan
peseorangan?
3. Apa saja komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan?
4. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar kelompok
kecil dan peseorangan?

C. Tujuan Makalah

Tujuan penulisan atau pembahasan makalah ini adalah:

1. Mengetahui keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan;

2. Mengetahui unsur-unsur pembelajaran kelompok kecil dan


perseorangan;

3. Mengetahui komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan


perseorangan; dan

4. Mengetahui hal-hal yang perlu .diperhatikan dalam mengajar


kelompok kecil dan peserorangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan


Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang
memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.
Mengajar adalah membimbing suatu kegiatan siswa dalam proses belajar,
yang merupakan pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada
disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa
melakukan kegiatan belajar dengan baik. Pengertian mengajar kelompok
kecil dan Perseorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang
paling kompleks. Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan
Perseorangan merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat
memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik
secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar
ini harus di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru
dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam
melakukan proses pembelajaran.
Setiap siswa selain sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk
individu yang unik. Sebagai individu setiap siswa memiliki karakteristik
yang berbeda baik dari segi fisik maupun psikhisnya. Dari segi pisik
misalnya ada yang bertubuh tinggi, sedangdan pendek. Demikian juga
potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu dengan lainnya memiliki
perdedaan.
Perbedaan setiap siswa juga terjadi dalam pembelajaran, misalnya
ada yang memiliki kecerdasan tinggi, sedang dan rendah. Bagi siswa yang
memiliki kecerdsan yang tinggi ia akan cepat memahami materi ang
dipelajarinya, sementara bagi yang sedang tergolong biasa saja, dan yang
rendah tentu lambat dalam memahami materi pembelajarannya.
Tugas guru dalam membimbing pembelajaran idealnya harus
disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga setiap siswa dari berbagai

3
perbedaan yang dimilikinya secara adil dapat dilayani secara optimal oleh
guru. Guru tidak hanya senang melayani anak yang memiliki kecerdasan
tinggi, tapi secara demokratis bagaimana mampu melayani siswa yang
tergolonh sedang maupun rendah.
Melihat kenyataan bahwa siswa itu sangat heterogen, maka salah
satu keterampilan yang harus dimiliki olah guru adkah keterampilan
mengajar kelompok kecil dan Perseorangan. Belajar pada dasarnya adalah
bersifat individual, walau pun dilakukan secara klasikal sekalipun. Hal ini
mengingat antara siswa yang satu dengan yang lainnya, selain memiliki
tingkat kecerdasan yang berbeda juga memiliki cara tersendiri dalam
proses pembelajarannya.
Misalnya Ani dalam belajarnya lebih kuat mengandalkan segi
pendengaran dibandingkan penglihatannya. Sementara Helmi, cenderung
lebih kuat melalui penglihatan, dan Haikal lebih cepat memahami materi
pembelajaran jika dilakukan melaui perbuatan atau aktivitas yang bersifat
tindaka atau keterampilan. Jika diklasifikasikan perbedaan cara atau gaya
belajar dari ketiga siswa tadi, Ani tergolong siswa bertipe Auditif, Helmi
bertipe Visual, dan Haikal bertipe Kinestetik.
Oleh karena itu jika ditemukan adanya siswa yang lambat menguasai
meteri pembelajaran yang diberikan, tidak cepat menyimpulkan siswa
sebagai anak yang bodoh. Tapi mungkin cara mengajar yang dilakukan
oleh guru tidak sesuai dengan cara atau gaya belajar yang diinginkan oleh
siswa tersebut.
Memang bukan cara yang mudah untuk dapat mengajar yang
menyesuaikan dengan setiap karakteristik siswa yang berbeda-beda itu,
karena guru sebagai manusia tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan.
Paling tidak dengan profesionalisme, guru harus berusaha dalam mengajar
siswa tersebut dengan memperhatikan perbedaan siswa secara individu.
Disinalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan Perseorangan
solusinya.

4
Sesuai dengan makna yang tersirat dari kata “ kelompok kecil dan
Perseorangan”, maka secara fisik guru ketika mengajar hanya menghadapi
siswa dalam jumlah yang terbatas, berbeda dengan rata-rata jumlah siswa
yang dihadapi dalam kelas pada umumnya yang berkisar antara 35 sampai
dengan 40 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil dan
Perseorangan, guru hanya melayani siswa antara 3 sampai dengan 8 orang,
untuk kelompok kecil, dan seorang untuk Perseorangan.

B. Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perseorangan

Berikut ini ditemukan beberapa aktivitas atau komponen-konponen


yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberi layanan pembelajaran
secara optimal melalui pendekatan kelompok kecil dan Perseorangan:

1. Peran Guru

a. Sebagai motivator, yaitu guru memposisikan diri sebagai


penggerak, yang menumbuhkan semangat dan kekuatan belajar
siswa. Dengan cara itu siswa dirangsang dan didorong untuk
melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kemampuan maupun
gayanya masing-masing.

b. Sebagai fasilitstor, yaitu guru menciptakan lingkungan


pembelajaran untuk kelancaran dan bagi terjadinya kemudahan
belajar bagi siswa.

c. Organisator pembelajaran, yaitu yang mengelola kegiatan


pembelajaran sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.

d. Multi metode dan media, yaitu guru dalam mengajar tidak


hanya terpaku pada satu jenis metode atau media tertentu saja,
akan tetapi umtuk memfasilitasi terjadinya belajar bagi setiap
siswa yang memiliki perbedaan itu guru melayaninya melalui
penggunaan metode dan media secara bervariasi.

e. Pola interaksi pembelajaran, yaitu kominikasi pembelajaran


hendaknya dikembangkan dengan jalinan komunikasi interaktif,

5
siswa tidak hanya sebagai pendengar atau penerima informasi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, akan tetapi
dilakukan melalui proses komunikasi dari siswa ke guru, siswa
dengan siswa lainnya dan lingkungan pembelajaran yang lebih
luas lagi.

f. Pemanfaatan sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi,


yaitu bagaimana dalam proses pembelajaran tersebut, siswa
tidak hanya terpaku pada guru atau satu buku saja sebagai
sumbernya. Pada era ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
berkembang cepat, terutama teknologi informasi dan
komunikasi, maka bagaimana guru merangsang siswa untuk
memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai sumber
pembelajaran agar setiap siswa dengan caranya sendiri
mengoptimalkan potensi, bakat, keinginan demi tercapainya
proses dan hasil pembelajaran yang lebih berkualitas.

g. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa, yaitu yang mencermati


atau meneliti permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa.
Mealui pendekatan kelompok kecil dan Perseorangan biasanya
siswa akan mudah dan bebas menyampaikan permasalahannya
sehingga guru akan dapat menyimpulkan kesulitan yang
dihadpi dan alternatif solusi pemecahannya.

2. Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

Secara spesifik karakteristik model pembelajaran yang


dilakukan pada kelompok kecil dan Perseorangan antara lain ditandai
oleh adanya:

a. Hubungan yang akrab antara personal (guru dengan siswa,


siswa ke guru dan siswa dengan siswa lainnya).

b. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara,


minat, dan kecepatan masing-masing.

c. Guru melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan

6
potensi yang dimilikinya.

d. Siswa sejak awal pembelajaran dilibatkan dalam menentukan


tujuan, materi yang akan dipelajari maupun proses
pembelajaran yang harus dilakukannya.

3. Keterampilan yang dituntut

Kebiasaan guru mengajar dengan lebih banyak menggunakan


pendekatan klasikal, tentu saja dalam hal tertentu harus melakukan
adaptasi atau penyesuaian keterampilan sesuai dengan karakteristik
pendekatan kelompok kecil dan Perseorangan.

Adapun beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh guru


dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan
Perseorangan yaitu :

a. Mengidentifikasi topik pembelajaran: harus diingat setiap topik


materi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini
ada topik materi yang efektif dengan model pembelajaran
secara klasikal dan ada pula yang lebih efektif dengan
pendekatan kelompok kecil dan Perseorangan.

b. Pengorganisasian, yaitu dituntut keterampilan


mengorganisasikan setiap unsur/komponen pembelajaran siswa,
sumber materi, waktu, media yang dibutuhkan, pendekatan dan
metode yang akan digunakan serta sistem evaluasi.

c. Memberikan kulminasi, yaitu setiap kegiatan pembelajaran


kelompok kecil dan Perseorangan, harus diakhiri dengan
kegiatan kulminasi misalnya dalam bentuk membuat
rangkuman, pemantapan, laporan, dsb.

d. Mengenal secara personal, yaitu guru untuk dapat mengajar


melalui pendekatan Perseorangan debgan efektif, harus
mengenal pribadi, karakteristik siswa secara umum dan lebih
baik secara lebih mendalam.

7
e. Mengembangkan bahan belajar mandiri, yaitu untuk melayani
kebutuhan belajar secara Perseorangan guru harus terampil
mengembangkan bahan pembelajaran untuk individual. Seperti
dengan bahan belajar mandiri, paket-paket pembelajaran, dsb
yang memungkinkan siswa dapat belajar sesuai dengan caranya
masing-masing.

C. Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan


Perseorangan

Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan


Perseorangan Terdiri dari:

1. Keterampilan Mengadakan Pendekatan Pribadi

Menerapkan pendekatan Perseorangan dan kelompok kecil di


dalam pembelajaran, butuh pemahaman dan kepekaam guru terhadap
siswa secara pribadi, mengenal karakter dan kebutuhan anak dalam
belajar. Guru juga harus memiliki keterampilan khusus melakukan
pendekatan psikologis akan menciptakan suasana keakraban antara
siswa dan guru. Suasana tersebut diciptakan antara lain dengan cara:

a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan


dan perilaku siswa, baik secara Perseorangan maupun dalam
kelompok kecil.

b. Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang


dikemukakan siswa,

c. Merespon secara positif pendapat siswa,

d. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,

e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu,

f. Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa


dengan penuh pengertian, serta

g. Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman,

8
terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang
dihadapinya.

2. Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran kelompok kecil membutuhkan


keterampilan guru sebagai organisator yang menata dan mengatur
pembagian anggota kelompoktugas didalam kelompok, aktivitas
kelompok, aturan-aturan, hubungan antar anggota, menyediakan alat,
mengatur tempat, menyediakan waktu yang cukup, dan lain-lain.
Dalam hal ini guru juga bertugas memonitor aktivitas setiap anak dan
setiap kelompok kecil selama kegiatan berlangsung.

Agar dapat melaksanakan tugas sebagai organisator dan


monitoring pembelajaran tersebut, dibutuhkan keterampilan dengan
cara:

a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara


mengerjakannya,

b. Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan


siswa dalam belajar,

c. Membentuk kelompok yang tepat,

d. Mengkoordinasikan kegiatan,

e. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa,


serta

f. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.

Hal ini sekaligus merupakan pembelajaran terhadap sesama.


Berbagai kegiatan diatas sangat penting bagi guru agar dapat
menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kelompok kecil secara
efektif, serta menciptakan lingkungan dan sumber belajar yang
efektif bagi siswa.

3. Keterampilan Membimbing dan Memberi Kemudahan Belajar

Tujuan utama pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan

9
Perseorangan dan kelompok kecil adalah menciptakan sebuah
pembelajran efektif, yang mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi
siswa baik secara Perseorangan maupun secara kelompok dalam
proses pembelajaran. Target tersebut akan tercapai apabila guru
memiliki keterampilan berikut :

a. Memberi penguatan secara tepat,

b. Melaksanakan supervisi proses awal,

c. Melaksanakan supervisi proses lanjut, serta

d. Melaksanakan supervisi pemaduan.

4. Keterampilan Merancang dan Melaksanakan Kegiatan


Pembelajaran

Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan


pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:

a. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar,

b. Merancang kegiatan belajar,

c. Bertindak sebagai penasihat siswa, serta

d. Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri.

D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil


dan Perseorangan

Dalam mengajar kelompok kecil dan Perseorangan harus


memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual

Murid SD secara individual berbeda dalam banyak hal.


Perbedaan tersebut antara lain: berbeda dalam kemampuan berpikir,
kharakteristik, berbeda secara emosional, berbeda daya tangkapnya,
bakat, maupun minatnya. Perbedaan tersebut perlu mendapat
perhatian serius dalam pembelajaran kelas rangkap. Layanan

10
bimbingan secara individual sangat membantu murid untuk dapat
berkembang dan mencapai prestasi belajar secara optimal. Misalnya
ada murid yang cepat dan mudah mengerti apa yang disajikan guru,
ada pula yang sedang-sedang, dan ada pula yang agak lambat dalam
menangkap materi pelajaran. Guru yang baik akan memberikan
layanan secara khusus kepada murid yang agak lambat menangkap
materi pelajaran. Demikian dalam menghadapi perbedaan individual
dapat dilakukan melalui pembelajaran kelompok kecil. Misalnya
siswa yang berkembampuan kurang dijadikan satu kelompok, atau
siswa yang tampak agresip jadi satu kelompok, kemudian diberikan
layanan bimbinga belajar secara khusus. Cara ini juga membantu
meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui belajar kelompok.

2. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid

Dalam pembelajaran kelas rangkap perlu memperhatikan dan


melayani kebutuhan murid. Murid berasal dari latar belakang
keluarga yang tidak sama, serta lingkungan kehidupan yang tidak
sama pula sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu sama
lain. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa. Guru
dalam memberikan perhatian dan melayani murid tidak di sama
ratakan. Jika disama ratakan akan terjadi kesenjangan pemenuhan
kebutuhan murid. Seyogyanya guru memberik layanan atau
bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan perbedaan keperluan
yang dimilikinya. Contoh, jika dijumpai murid yang berkemampuan
rendah maka perlu bimbingan secara Perseorangan dan tugas
disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada murid yang tidak memiliki
buku cetak karena tidak mampu beli sedang yang lain memiliki,
maka dapat dipinjami buku milik sekolah, atau teman lain diminta
untuk bersedia bersama-sama.

3. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif

Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada

11
diri murid terjadi proses belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang
diutamaka dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru mengajar,
tetapi yang lebi penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid
melakukan tinda belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya sekedar
mengajar tanpa memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada
diri murid, dapat dilakukan oleh semua orang tanpa
mempersyaratkan pendidikan formal khususnya pendidikan calon
guru sekolah dasar. Untuk mengaktifkan dan mengektifkan murid
belajar dalam proses belajar mengajar, guru juga harus berusaha
secara aktif memberikan bimbingan belajar. Tidak seperti yang
dikonotasikan murid aktif guru pasif atau yang penting murid aktif
sendiri sedang aktivitas guru tidak dipersoalkan. Contoh, saat guru
memberi tugas, atau diskusi kelompok, guru harus selalu berada
ditengah kelompok untuk memberikan bimbingan atau bantuan
kepada murid dan memperhatiikan kelompok atau murid yang
mengalami kesulitan mengerjakan tugas.

4. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid

Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuh


kembangnya kemampuan murid secara optimal. Tugas guru sebagai
pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-
kembangnya murid secara optimal seluruh aspek perkembangan,
yaitu baik aspek intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek
bahasa, aspek sosial, maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut
tumbuh-kembangnya menjadi tanggung jawab buru di sekolah.
Meskipun sering tampak guru lebih menekankan pada perkembangan
aspek intelektual, namun secara tidak langsung, disadari atau tidak
disadari guru telah membantu tumbuh kembang murid secara terpadu
selama murid berada di sekolah. Misalnya aspek moral, emosional,
sosial, dapat dilakukan melalui contoh teladan, cara atau pola asuh
guru terhadap murid, tutur kata. Sedang aspek bahasa peran guru
jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu penggunaan bahasa

12
sesuai tingkat perkembangan murid maupun penggunaan bahasa
yang baik dan benar. Tumbuh-kembang aspek fisik terutama
dilakukan oleh guru pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas
melalui kegiatan-kegiatan lain seperti senam pagi, berbaris, kegiatan
hari-hari besar dan sebagainya. Contoh, di sekolah sebelum jam
pelajaran di mulai dilakukan senam pagi setiap hari, kecuali hari
senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dalam
bentuk kegiatan Olah raga. Kemudian setiap siswa diharuskan
mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang diberikan pada sore hari
(kegiatan ekstrakurikuler).

5. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok


kecil dan Perseorangan.

Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal,


sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara
bertahap menga-ah kepada pengajaran Perseorangan. Sedangkan bagi
calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran Perseorangan,
kemudian secara bertahap kepad pengajaran kelompok kecil. Tidak
semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif dalam
kelompok kecil maupun Perseorangan. Hal-hal yang bersifat umum
seperti pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam
bentuk kelas besar. Contoh, jika murid diminta untuk membuktikan
bahwa titik didih air 100 oC melalui eksperimen maka sebaiknya
dilakukan pembelajaran kelompok kecil atau Perseorangan, tetapi
jika murid diminta untuk memahami sebuah konsep, prinsip, atau
teori tentang tata surya maka akan efektif jika pembelajaran
dilakukan secara klasikal.

6. Langkah pengajaran kelompok kecil dan Perseorangan

Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah


mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang
diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat

13
berupa rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran
Perseorangan guru harus mengenal murid secara pribadi sehingga
kondisi belajar dapat diatur. Kegiatan dalam pengajaran
Perseorangan dapat dilakukan melalui paket belajar atau bahan yang
telah disiapkan oleh guru. Contoh, murid yang mengalami kesulitan
soal matematika, perlu diberika bimbingan belajar secara
Perseorangan. Sedang siswa yang tidak mengalami kesulitan diminta
mengerjakan sendiri atau diperbolehkan bertanya pada teman.

7. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya

Variasi pengorganisasian mencacup variasi pengelompokan,


variasi penataan ruang, dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi
pengorganisa-sian tersebut perlu dilakukan dan pembelajaran kelas
rangkap. Mengingat guru tidak dapat perperan dan mengontrol secara
terus menerus terhadap semua kelompok belajar. Kebosanan dan
kejenuhan akan muncul jika tanpa variasi pengorganisasian. Hal
tersebut dapat menimbulkan kendurnya atau menurunnya kegairahan
dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar tidak aktif dan
efektuf dalam pembelajaran kelas rangkap. Untuk mencegah
kebosanan dapat dilakukan pengorganisasian kelas secara bervariasi.
Contoh, siswa tidak selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-
kal diminta untuk memilih teman yang disukai untuk berada dala
kelompoknya. Dapat pula murid ditawarkan untuk memilih beberapa
sumber belajar yang berbeda saat pembelajaran.

14
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan Perseorangan
merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi
system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal
maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus di latih
dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki
banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses
pembelajaran.
Adapun Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan
Perseorangan yaitu Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi,
Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, Keterampilan
membimbing dan memberi kemudahan belajar, dan Keterampilan
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil
dan Perseorangan yaitu Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan
individual, Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid, Mengupayakan
proses belajar mengajar yang aktif dan efektif, Merangsang tumbuh-
kembangnya kemampuan optimal murid, Pergeseran dari pengajaran
klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan Perseorangan, Langkah
pengajaran kelompok kecil dan Perseorangan, dan Menggunakan berbagai
variasi dalam pengorganisasiannya.

B. Saran
Kepada para pembaca agar dapat mengembangkan ataupun
mengaplikasikan materi makalah ini yakni keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseoranga dalam kehidupan sehari-hari.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan dan Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung :


PT.Remaja Rosdakary.

Supriadie , Didi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran.


Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sukirman, D dan Kosmad, M. 2008. Pembelajaran Mikro. Bandung. UPI


PRESS

http://elinady.blogspot.com/2014/02/keterampilan-mengajar-kelompok-
kecil.html

17

Anda mungkin juga menyukai