Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH KONSEP PENGUKURAN DAN

PEMBELAJARANNYA DI SD
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika SD

Oleh Kelompok 1I, Anggota:

Dwi Margo Sutrisni (201903035)


Oktri Suhartati (201903085)
Ralistami Eshi Hidayah (201803090)
Zainuddin (201903133)

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita
rahmat hidayah serta nikmatnya sehingga kita masih setia dijalanya. Serta salam dan
shalawat tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang senantiasa membimbing kita
kejalan kebenaran. Dan tak lupa kami hanturkan rasa syukur karena masih diberikan
kesempatan untuk menyusun sebuah tugas kuliah yang berbentuk makalah Yaitu
“Makalah Konsep Pengukuran Dan Pembelajarannya Di SD”. Adapun tujuan kami
menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penalaran proporsional dan
penerapannya dalam pembelajaran di SD, kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami perbuat, olehnya itu kami
sangat mengharapkan kritikan dan masukan untuk menyempurnakan tugas atau makalah
kami.

Demikian tugas ini kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua khusunya kami
pribadi dalam menyelesaikan tugas dan mata kuliah Matematika SD. Terimahkasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Kudus, April 2020

Kelompok II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti dan Proses Mengukur…………................................................................
B. Mengembangkan Konsep dan Keterampilan Mengukur.................................
C. Mengukur Panjang...........................................................................................
D. Mengukur Luas ……………………………………………………………...

E. Mengukur Volume dan Kapasitas……………………………………………

F. Mengukur Berat dan Massa…………………………………………………..

G. Mengukur Waktu……………………………………………………………...

H. Mengukur Sudut ………………………………………………………………

I. Memperkenalkan Satuan Standart…………………………………………….

J. Menaksir Ukuran…………………………………………………………….

K. Mengembangkan Rumus Luas dan Isi……………………………………….


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin berkembang pesat.


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut membawa pengaruh pada
persaingan global yang semakin ketat. Sumber daya manusia yang berkualitas perlu
dipersiapkan dengan baik agar mampu bersaing dalam dunia global. Oleh karena itu,
peningkatan sumber daya manusia harus dipersiapkan secara terencana, efektif dan
efisien. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia yang
berkepribadian dan berintelektual tinggi.
Pendidikan khususnya Matematika merupakan ilmu dasar yang digunakan
sebagai tolak ukur kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika menjadi
dasar dari berbagai bidang ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena itu diperlukan
sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan intelektual tingkat tinggi yang
melibatkan kemampuan penalaran yang logis, sistematis, kritis, cermat, dan kreatif
dalam mengkomunikasikan gagasan atau dalam memecahkan masalah. Salah satu cara
untuk meningkatkannya adalah dengan mengembangkan kemampuan pengukuran
siswa. Namun, pengukuran bukanlah topik yang mudah dipahami siswa.
Menurut Pujianti (2004) pengukuran dapat memberikan siswa aplikasi yang
praktis untuk berhitung berdasarkan apa yang telah siswa pelajari, juga sangat
bermanfaat untuk mempelajari mata pelajaran lainnya seperti geografis, sains, seni,
musik, dan sebagainya. Sehingga memahami keterampilan konsep pengukuran
merupakan aktivitas terintegrasi yang mendasar untuk mempelajari bidang ilmu
lainnya. Walle (2008) mengungkapkan bahwa, pengukuran diberikan standar sendiri
dalam Principles and Standard yang menujukkan tidak hanya pentingnya materi ini bagi
seluruh tingkatan kelas, tetapi juga kerumitannya. Pengukuran bukanlah materi yang
mudah dimengerti oleh peserta didik.

Data dari penelitian internasional (TIMSS) dan NAEP secara konsisten


menujukkan bahwa peserta didik lebih lemah dalam bidang pengukuran dibandingkan
dengan materi lainnya dalam kurikulum. Pengukuran secara tradisional dipasangkan
dengan geometri dalam kurikulum. Namun, pengukuran sebenarnya lebih dekat dengan
topik matematika lainnya. Menurut Bokhove (2004) Alat ukur ada dua macam, yaitu
alat ukur tidak baku dan alat ukur baku. Meskipun alat ukur baku dapat memberikan
hasil pengukuran yang cukup akurat, tetapi untuk anak sekolah dasar menggunakannya
agak rumit. Sehingga bentuk pengukuran menggunakan alat ukur seperti timbangan
tidak baku lebih mudah dipahami oleh anak sekolah dasar. Walle (2008) juga
mengatakan bahwa, anak-anak sebaiknya pertama-tama menggunakan tangan mereka
untuk menaksir manakah dari dua benda yang lebih berat. Kemudian, ketika mereka
menempatkan benda ke timbangan dua-wadah, wadah yang turun ke bawah dapat
dimengerti sebagai yang menahan benda lebih berat.

Ada beberapa kesalahan yang paling sering ditemukan dalam pembelajaran


matematika di kelas awal sekolah dasar, salah satunya berkaitan dengan pemahaman
melakukan pengukuran. Salah satu faktor penyebabnya adalah bagaimana pelajaran ini
diajarkan. Apakah guru hanya menggunakan symbol atau gambar dan lembar kerja
daripada pengalaman langsung dan fokus pada keterampilan dengan perhatian yang
kurang pada konsep pengukuran.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan hendaknya mengajarkan matematika


tidak hanya sekadar mengajarkan tentang fakta-fakta tetapi harus dapat
mengembangkan kemampuan siswa. Oleh karena itu, guru seharusnya dapat
memfasilitasi siswa untuk menjadi pemikir dan pemecah masalah yang lebih baik
dengan menyediakan masalah (soal) yang dapat mengarahkan siswa pada
perkembangan konsep pengukuran.
Berdasarkan hal inilah penulis tertarik untuk mengkaji konsep pengukuran dalam
pembelajaran. Diharapkan dengan pemaparan makalah ini, dapat membantu guru untuk
memberi wawasan yang sifatnya membangun dan bermanfaat, demi tercapainya suatu
program pembelajaran yang diinginkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna walaupun telah dikerjakan dengan
penuh kesungguhan dan ketelitian. Mengingat keterbatasan penulisan serta sifat manusia
yang fitrahnya lupa dan salah, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya keritikan
dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan demi kemajuan bersama.

1. Apa arti dan proses mengukur?


2. Bagaimana cara mengembangkan konsep dan keterampilan mengukur?
3. Bagaimana mengukur panjang?
4. Bagaimana teknik mengukur luas?

5. Bagaimana teknik mengukur volume dan kapasitas?

6. Bagaimana teknik mengukur berat dan massa?

7. Bagaimana teknik mengukur waktu?

8. Bagaimana teknik mengukur sudut?

9. Apa yang dimaksud dengan satuan standart?

10. Bagaimana menaksir ukuran?

11. Bagaimana cara mengembangkan rumus luas dan isi?

C. TUJUAN
Berdasarkan dengan masalah yang telah dipaparkan, maka secara umum makalah
ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan arti dan proses mengukur?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan konsep dan keterampilan
mengukur?
3. Untuk mengetahui bagaimana teknik mengukur panjang?
4. Untuk mengetahui bagaimana teknik mengukur luas?

5. Untuk mengetahui bagaimana teknik mengukur volume dan kapasitas?

6. Untuk mengetahui bagaimana teknik mengukur berat dan massa?

7. Untuk mengetahui bagaimana teknik mengukur waktu?

8. Untuk mengetahui bagaimana teknik mengukur sudut?

9. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan satuan standart?

10. Untuk mengetahui bagaimana teknik menaksir satuan?


11. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan rumus luas dan isi?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti dan Proses Mengukur


Misalnya, siswa diminta mengukur ember yang kosong. Hal pertama yang
perlu mereka ketahui apa yang akan diukur dari ember itu. Siswa mungkin akan
mengukur ketinggian atau kedalaman, diameter, atau keliling lingkaran. Semua ini
merupakan pengukuran panjang. Luas permukaan dari sisi juga ditentukan. Ember
juga memiliki volume dan berat. Tiap aspek tersebut adalah sifat dari ember.

Setelah siswa menentukan sifat yang akan diukur, mereka perlu memilih
satuan ukuran. Satuan ukuran harus memiliki sifat yang sedang diukur. Panjang
diukur dengan satuan yang punya volume, dan seterusnya.

Secara teknis, pengukuran adalah bilangan yang mengindikasikan


perbandingan antara sifat obyek yang sedang diukur dan sifatnya. Umumnya kita
menggunakan satuan ukuran kecil untuk menentukan pengukuran antara apa yang
diukur dan satuannya.

Untuk sebagian besar sifat yang diukur di sekolah, mengukur berarti sifat yang
diukur “diisi” atau “ditutupi” atau “dicocokkan” dengan satuan ukuran dengan sifat
yang sama (seperti pada Gambar 1.1). Konsep mengisi atau menutupi ini adalah cara
yang baik untuk menjelaskan pengukuran kepada siswa. Sesuai dengan pengertian
ini, kita dapat mengatakan bahwa ukuran sifat adalah hitungan banyaknya satuan
yang diperlukan untuk mengisi, menutup, atau mencocokkan sifat dari obyek yang
sedang diukur.

Singkatnya untuk mengukur sesuatu kita harus melakukan tiga langkah:

1. Tentukan sifat yang akan diukur.

2. Pilih satuan yang mempunyai sifat itu

3. Bandingkan satuan, dengan mengisi, menutupi, mencocokkan, atau metode lain


dengan sifat obyek yang sedang diukur.

Alat-alat ukur seperti penggaris, skala, busur derajat, dan jam adalah alat-alat
yang membuat proses mengisi, menutupi, atau mencocokkan dengan lebih mudah.
Gambar 1.1

Pengukuran adalah aktivitas membandingkan kuantitas yang diukur dengan


alat ukur yang digunakan sebagai satu unit
(https://www.pelajaran.co.id/2019/28/pengertian-pengukuran.html ). Pengukuran juga
merupakan penentuan entitas, ukuran atau kapasitas, biasanya sehubungan dengan
standar atau unit pengukuran. Selain itu, pengukuran juga dapat diartikan sebagai
memberikan angka pada atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
seseorang, benda atau objek sesuai dengan aturan atau kata-kata yang jelas atau
disepakati (https://contohsoal.co.id/pengukuran-adalah/).

Berikut ini pendapat para ahli mengenahi pengukuran :

 Menurut Van de Walle, dkk (2010: 401) Secara teknis, pengukuran adalah
bilangan yang mengindikasikan perbandingan antara sifat obyek (situasi atau
kejadian) yang sedang diukur dan sifat yang sama dari satuan ukuran tertentu

 Menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan sebagai


kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada
suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan
selalu berupa angka.
 Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu
dengan menggunakan alat ukur yang baku.
 Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran
(measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan
ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
 Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik
utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu
aturan atau formula tertentu. Pengukuran merupakan pemberian angka
terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang,
atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang
jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para
ahli.
 Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang
mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari
performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka.
 Menurut Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses pengumpulan data
melalui pengamatan empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru
menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang
dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka
katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar,
menyentuh, mencium, dan merasakan.
 Menurut Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian numerik pada
fakta-fakta dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan
tertentu.
 Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai “suatu proses
yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil
pengamatan mengenai beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau
peristiwa.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran


dapat menggunakan instrumen pengukuran standar dengan hasil pengukuran dalam
bentuk jumlah kuantitatif atau sistem numerik. Pengukuran dapat dilakukan pada apa
pun yang dibayangkan, tetapi dengan tingkat kerumitan yang berbeda.
B. Mengembangkan konsep dan Keterampilan pengukuran

Pengukuran merupakan salah satu materi yang penting dalam pembelajaran


matematika. Walaupun pengukuran sudut diajarkan ketika intermediate (3-5 di A.S,
Ed) dan diajarkan kembali ketika di middle grades (6- 8 di A.S.,Ed), mayoritas siswa
kelas 8 A.S. mempunyai konsep yang kurang tentang pengukuran sudut (Strutchen,
Martin, & Kenney, 2003). Sehingga perlu membuat Rencana Umum Pembelajaran.
Ada tiga komponen yang dijelaskan dalam tabel, yaitu mempuat perbandingan,
menggunakan model satuan, membuat dan menggunakan instrument pengukuran.
Pertama membuat perbandingan, tujuan utama bagi dan paling penting bagi
siswa adalah memahami sifat yang akan mereka ukur. Contoh, apakah volume dari
sebuah kotak lebih dari, atau kurang dari, atau sama engan volume lainnya? Tak ada
volume yang diminta tapi sifat yang lain harus dibuat.
Kedua menggunakan model satuan, tujuan kedua untuk siswa adalah
memahami satuan ukuran apa yang mungkin dari sifat tertentu. Contoh untuk
mengukur panjang menggunakan sedotan minuman (informal) atau pita tagboard
sepanjang 1 kaki ( standart) dapat digunakan sebagai satuan.
Membuat dan menggunakan instrument pengukuran, tujuan ketiga adalah
pemahaman tentang alat yang kita digunakanuntuk mengukur. Contohnya,
penggaris. Pada gambar 1.2 dibawah ini.

Satuan Informal dan satuan standart :


1. Alasan-alasan penggunaan satuan informal
a. Satuan informal mempermudah untuk fokus langsung terhadap sifat yang
sedang diukur.
b. Penggunaan satuan informal bisa mencegah tujuan yang bertentangan pada
permulaan pelajaran yang sama.
c. Satuan informal memberikan logika bagus untuk satuan standart.
d. Penggunaan satuan informal adalah hal yang menyenangkan.
2. Alasan penggunaan satuan standart
a. Pengetahuan tentang satuan standart adalah sasaran valid dari program
pengukuran yang harus dibahas.
b. Setelah konsep pengukuran cukup baik dikembangkan, maka penggunaan
standart juga diterapkan.

Peran Penaksiran dalam Belajar Pengukuran


1. Penaksiran membantu siswa fokus pada sifat yang sedang diukur dan proses
mengukur.
2. Penaksiran menimbulkan motivasi intrinsik dalam kegiatan pengukuran.
3. Ketika satuan standart digunakan, penaksiran membantu mengembangkan dengan
satuan.
4. Penggunaan patokan untuk membuat taksiran mendorong penalaran perkalian.

Sifat Perkiraan pada Pengukuran


Pada semua kegiatan pengukuran, tekankan bahas perkiraan. Contoh, meja itu
panjangnya sekitar 15 balok jeruk. Kursi ini panjangnya kurang dari 4 sedotan. Standart
pengukuran dalam Principles and Standards (Standart NCTM) mempunyai dua bagian
utama. Bagian pertama menekankan kebutuhan siswa untuk memahami obyek yang
diukur dan satuannya. Bagian kedua berfokus pada penggunaan alat ukur dan rumus.
Penulis Standards menekankan bahwa siswa harus mempunyai kesempatan
menggunakan satuan informal dan pengalaman berharga serupa tentang pengukuran.
Apapun tingkat kelasnya sebelum berfokus pada alat dan rumus.

C. Mengukur Panjang
Panjang adalah sifat pertama yang dipelajari siswa dalam mengukur. Namun,
perlu disadari bahwa pengukuran panjang tidak segera dimergerti anak kecil. Oleh
karena itu perlu :
1. Kegiatan-kegiatan membandingkan
Contoh, siswa mengukur benda disekitar dengan sedotan, pita, tali atau obyek
lainnya dengan dimensi panjang yang jelas.
2. Menggunakan satuan panjang
Contoh, siswa membuat satuan informal untuk mengukur panjang. Jejak kaki, tali
pengukur, sedotan plastic dan satuan-satuan pendek. (Gambar 1.3)
3. Dua satuan dan bagian pecahan dari satuan
Anak-anak kadang bingung ketika pengukurannya tidak memberikan hasil genap.
Saran pertama menggunakan satuan yang lebih kecil, saran kedua menggunakan
pecahan. (Gambar 1.4)

4. Membuat dan menggunakan penggaris


Siswa membuat penggaris buatan sendiri dengan benar. (Gambar 1.5)

D. Mengukur Luas

Luas pada dasarnya mempartisi suatu daerah menjadi satuan-satuan yang


berukuran sama dengan lengkap dan rapat. Dasar perhitungan luas terletak pada
pemahaman bagaimana suatu unit pengukuran yang spesifik dapat secara iterasi
menutupi suatu permukaan bidang datar tanpa celah dan tumpang tindih (Cavanagh,
2008). Jadi luas pada bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang digunakan
untuk menutup seluruh permukaan bidang secara rapat bangun datar tersebut.

Ada enam hal yang perlu dipahami dalam pengukuran luas, yaitu: 1)
pengukuran merupakan perbandingan sifat dari suatu kondisi dengan unit yang
mempunyai sifat sama, 2) pengukuran dan estimasi pengukuran luas yang seksama
tergantung pada pengenalan siswa dengan satuan ukuran yang digunakan, 3)
penaksiran pengukuran dan pengembangan tolak ukur untuk unit ukur yang sering
digunakan membantu siswa meningkatkan pemahaman mereka tentang unit,
mencegah kesalahan pengukuran, dan membantu dalam penggunaan pengukuran
yang seksama, 4) instrumen pengukuran adalah alat yang menggantikan kebutuhan
unit pengukuran actual, 5) rumus luas menghasilkan metode untuk mengukur sifat
tersebut dengan hanya menggunakan ukuran panjang, 6) luas dan keliling berkaitan
satu sama lain, walaupun tidak tepat atau dengan rumus (Van de Walle, 2006).

Kegiatan-kegiatan Perbandingan.

Salah satu tujuan dari kegiatan perbandingan luas adalah membantu siswa
membedakan antara ukuran dan bentuk, panjang serta dimensi lainnya.

Bentuk dua potongan (Gambar 1.6).

Potonglah sejumlah pesergi yang sama ukurannya. Gabungkan dua potongan


pesergi sehingga membentuk beberapa bangun. Bantu anak membuat kesimpulan.
Walaupun tiap gambar bentuknya berbeda, semuanya mempunyai luas yang sama

Luas tangram

Gambar garis luar beberapa bentuk yang dibuat dari potongan tangram, seperti
Gambar 1.7. Biarkan siswa menggunakan tangram untuk menentukan bentuk-bentuk
sama, lebih besar dan lebih kecil.

Menggunakan Satuan Luas


Beberapa saran untuk satuan luas yang mudah dikumpulkanatau dibuat dala
kuantitas besar.

1. Kepingan plastik bulat, uang recehan, atau buncis lima

2. Ubin berwarna

3. Potongan persegi dari papan kartu

4. Lembaran surat kabar

Menggunakan Petak-petak

Siswa diminta menepatkan kertas petak kedaerah yang akan diukur dan hitung
jumalah satuan didalamnya. Metode alternatif yaitu menjiplak sekeliling daerah diatas
kertas petak.

Luas dan Keliling

Luas dan keliling selalu jadi sumber kebingungan siswa. Mungkin karena melibatkan
daerah yang akan diukur atau ungkin karena sisw diajarkan rumus-rumus sehingga
cenderung tertukar. Pendekatan menarik untuk mengurangi kebingunagan adalah
dengan membedakan dua ide dasar seperti pada contoh dibawah ini.

Keliling yang tetap

Beri siswa segulung benang yang panjangnya 24 satuan. (Gunakan benang yang tidak
elastis. Dan beri tanda 1 kaki dari gulungan. Ikat simpul dibalik tanda sehingga hasil
gulungan 24 inci). Ukur bangun yang kelilingnya sama dengan penang tersebut.
Alternatif untuk benang adalah kertas petak sentimeter dan minta siswa menemukan
berbagai persegi panjang dengan keliling 24.

Luas yang Tetap

Sediakan siswa 36 ubin persegi, contohnya ubin berwarna. Tugas ini bertujuan melihat
berapa banyakpersegi panjang yang dapat dibuat dengan luas 36 ubin. Yakni
menggunakan semua 36 ubin. Untuk membuat persegi panjang yang terisi, bukan
hanya garis batasnya. Setiap persegi panjang baru harus dicatat dengan menjiplak
garis bentuknya. Dan dimensi pada kertas petak. Kertas petak satu atau setengah
sentimeter bagus untuk mencatat. Untuk tiap persegi panjang, siswa harus menentukan
dan mencatat keliling.

E. Mengukur Volume dan Kapasitas

Volume dan kapasitas gabungan adalah istilah untuk ukuran “ukuran” wilayah
tiga dimensi. Ketentuan jumlah yang digunakan untuk mengisi suatu wadah. Satuan
standar kapasitas diantaranya liter dan galon atau liter dan mililiter. Volume istilah
yang dapat digunakan untuk menunjukkan besar suatu ruangan tetapi juga dapat
digunakan untuk ukuran benda padat. Satuan standar volume dinyatakan dalam satuan
panjang, seperti inci kubik atau sentimeter kubik.

Kegiatan Perbandingan

Membandingkan volume benda padat sangat sulit. Untuk anak-anak di tingkat


dasar, sangat tepat untuk fokus pada kapasitas. Metode sederhana untuk
membandingkan kapasitas penuh adalah dengan cara mengisi wadah dengan sesuatu
dan kemudian menuangkan isinya ke dalam wadah pembanding. Pada kelas tiga,
sebagian besar siswa akan menyetujui konsep "memegang lebih banyak" dengan
memegang pada wadah. Konsep volume untuk objek padat mungkin tidak mudah
dipahami.

Anak-anak harus memiliki banyak pengalaman langsung membandingkan


kapasitas berbagai wadah.caranya dengan mengumpulkan bermacam-macam kaleng,
kotak kecil, dan wadah plastik. Kumpulkan sebanyak mungkin bentuk yang berbeda.
Juga kumpulkan beberapa sendok plastik. Memotong botol plastik 2- liter menjadi
dua, dan gunakan bagian atas sebagai corong. beras atau kacang kering adalah pengisi
yang baik untuk digunakan. Pasir dan air mungkin, sebagian besar ada tabel air yang
tersedia. Berikan koleksi wadah berlabel, dengan satu ditandai sebagai "target." Tugas
siswa menyortir

Kelompokan wadah dengan kategori lebih banyak dari, kurang dari, atau
jumlah yang sama dengan wadah target. Sediakan lembar rekaman di mana saja
wadah terdaftar dan tempat untuk melingkari "lebih banyak," "kurang," dan
"dikumpulkan lebih sama." Buat daftar pilihan dua kali untuk setiap wadah. Pilihan
pertama adalah perhitungan yang dibuat dengan pengamatan. Yang kedua adalah
dibaca "apa yang ditemukan." Berikan pengisi (seperti kacang atau beras), sendok, dan
corong. Hindari arahan eksplisit, tetapi kemudian diskusikan ide siswa untuk
menyelesaikan tugas.

Volume nyata benda padat terkadang menyesatkan, dan metode


perbandingannya juga sulit. Untuk membandingkan volume padatan seperti bola dan
apel, beberapa metode perpindahan harus digunakan. Berilah siswa dua atau tiga
wadah yang masing-masing akan memegang benda-benda untuk dibandingkan dan
pengisi seperti beras atau kacang. Dengan peralatan ini beberapa siswa mungkin dapat
merancang metode perbandingan mereka sendiri. Salah satu pendekatan adalah
pertama-tama mengisi wadah sepenuhnya dan kemudian menuangkannya ke wadah
holding kosong. Selanjutnya, tempatkan benda di wadah pertama dan isi lagi ke atas,
menggunakan pengisi dari wadah penampung.Volume pengisi yang tersisa sama
dengan volume objek.

Volume Tetap untuk Membandingkan Prisma

Berikan masing-masing pasangan siswa pasokan kubus sentimeter atau kubus


kayu. Tugas mereka adalah, untuk sejumlah kubus, untuk membangun prisma persegi
panjang yang berbeda dan mencatat luas permukaan untuk setiap prisma yang
terbentuk. Jumlah kubus yang baik untuk disarankan adalah 64, karena luas
permukaan minimal akan muncul dengan kubus 4 × 4 × 4. Dengan 64 kubus banyak
prisma dapat dibuat. Namun, jika Anda kekurangan kubus, pilihan bagus lainnya
adalah 24 atau 36 kubus. Menggunakan tabel yang dikonstruksi oleh siswa, mereka
harus mengamati pola apa pun yang terjadi. Secara khusus, apa yang terjadi pada area
permukaan ketika prisma menjadi kurang seperti kotak, tinggi kurus dan lebih seperti
kubus?

Tujuannya di sini adalah agar siswa menyadari bahwa volume tidak


menentukan luas permukaan dan untuk mengenali pola antara luas permukaan dan
volume mirip dengan yang ditemukan antara luas dan keliling. Yaitu, prisma yang
lebih berbentuk kubus memiliki luas permukaan lebih sedikit daripada prisma dengan
volume yang sama yang panjang dan sempit. Setelah siswa mengembangkan formula
untuk area komputasi dan volume, mereka dapat terus mengeksplorasi hubungan
antara luas permukaan dan volume tanpa benar-benar membangun prisma.

Satuan Volume dan Kapasitas


Untuk memberi pemahaman tentang volume dan kapasitas dapat dimulai
dengan menggunakan satuan yang tidak baku .Caranya wadah kecil yang diisi dan
dituangkan berulang kali ke dalam wadah yang sedang diukur. Berikut ini adalah
beberapa contoh :

• Tutup plastik dan gelas obat cair.

• Stoples dan wadah plastik dengan ukuran hampir berapa saja.

• Blok kayu kubik atau balok dalam bentuk apa pun (asalkan Anda memiliki
banyak ukuran yang sama).

• Kacang kemasan styrofoam (yang masih menghasilkan ukuran volume


konseptual meskipun tidak dikemas sempurna).

F. Mengukur Berat dan Massa

Pengertian Berat dan Massa

Berat adalah ukuran tarikan atau gaya gravitasi pada suatu objek. Massa
adalah jumlah materi dalam suatu objek dan ukuran kekuatan yang dibutuhkan untuk
mempercepatnya. Di bulan, di mana gravitasi jauh lebih sedikit daripada di bumi,
sebuah objek memiliki bobot lebih kecil tetapi massa identik seperti di bumi. Untuk
tujuan praktis, di bumi, ukuran massa dan berat akan hampir sama. Dalam diskusi
ini, syaratnya berat dan massa akan digunakan secara bergantian.

1) Kegiatan Membandingkan

Cara paling konseptual untuk membandingkan bobot dua benda adalah untuk
memegang satu di setiap tangan, rentangkan tanganmu, dan mengalami tarikan ke
bawah relatif pada masing-masing secara efektif berkomunikasi dengan anak pra
sekolah apa yang “lebih berat” atau "Berat lebih banyak" berarti. Pengalaman
pribadi ini kemudian bisa dipindahkan ke salah satu dari dua jenis timbangan dasar
dan timbangan pegas.

Ketika anak-anak menempatkan benda-benda di dua panci keseimbangan,


panci yang turun bisa dipahami pegang benda yang lebih berat. Bahkan
keseimbangannya relatif sederhana akan mendeteksi perbedaan kecil. Jika dua
benda ditempatkan satu per satu dalam timbangan pegas, objek yang lebih berat
menarik panci turun lebih jauh.

Satuan Berat atau Massa

Untuk memahami konsep satuan bisa menggunkan satuan tidak baku .Setiap
koleksi benda seragam dengan massa yang sama bisa berfungsi sebagai satuan
berat. Untuk benda yang sangat ringan, kertas besar klip, balok kayu, atau kubus
plastik berfungsi dengan baik. Besar mesin cuci logam yang ditemukan di toko-
toko perangkat keras efektif untuk menimbang benda yang sedikit lebih berat.
Anda harus mengandalkan bobot standar untuk menimbang benda seberat satu
kilogram atau lebih.

Berat tidak dapat diukur secara langsung. Baik timbangan neraca atau skala
pegas harus digunakan. Dalam skala keseimbangan, letakkan objek di satu panci
dan timbang di yang lain sampai keseimbangan dua panci. Dalam skala pegas,
tempatkan objek pertama dan tandai posisi panci pada selembar kertas yang
ditempel di belakang panci. Hapus objek dan tempatkan cukup angkat beban di
wajan untuk menariknya ke tingkat yang sama. Bahas berapa bobot yang sama
akan menarik pegas atau karet gelang .

Sementara konsep yang lebih berat dan lebih ringan dipelajari agak awal,
gagasan satuan berat atau massa sedikit lebih menantang. Di tingkat kelas apa pun,
bahkan pengalaman singkat dengan bobot unit informal adalah persiapan yang baik
untuk unit dan timbangan standar.

G. Mengukur Waktu

Waktu agak berbeda dengan atribut lainnya itu biasanya diukur di sekolah
karena tidak dapat dilihat atau dirasakan dan karena lebih sulit bagi siswa untuk
memahaminya satuan waktu atau bagaimana mereka dicocokkan dengan diberikan
jangka waktu atau durasi.

Durasi

Waktu dapat dianggap sebagai durasi dari suatu peristiwa mulai dari akhir.
Seperti halnya atribut lainnya, untuk siswa untuk memahami atribut waktu secara
memadai, mereka harus membuat perbandingan acara yang memiliki durasi
berbeda. Jika dua peristiwa dimulai pada waktu yang sama, durasi yang lebih
pendek akan akhiri dulu dan yang lainnya bertahan lebih lama.

Untuk menganggap waktu sebagai sesuatu yang dapat diukur, akan sangat
membantu untuk membandingkan dua acara yang tidak dimulai pada waktu yang
sama. Ini mengharuskan beberapa bentuk pengukuran waktu digunakan sejak awal.

Satuan waktu yang tidak baku mungkin durasi ayunan pendulum dibuat
dengan bola tenis tergantung pada langit-langit.Tali panjang menghasilkan ayunan
lambat dan tali yang pendek akan menghasilkan ayunan yang cepat, dengan
demikian, membuat penghitungan bisa diatur.

Contoh lain tetesan air yang stabil ke dalam wadah kosong pilihan lain.
Tingkat air ditandai pada akhir periode. Ketika wadah yang ditandai dikosongkan
dan digunakan untuk mengatur durasi durasi kedua, kedua tanda tersebut dapat
dibandingkan.

Siswa juga perlu belajar tentang detik, menit, dan jam dan untuk
mengembangkan beberapa konsep berapa lama unit ini adalah. Anda dapat
membantu dengan melakukan upaya sadar untuk mencatat durasi acara pendek dan
panjang di siang hari. Dengan mengukur durasi Iklan di TV.

Membaca Jam
Instrumen umum untuk mengukur waktu adalah jam. Membaca jam bisa jadi
sulit Beberapa Tantangan, mulai di kelas satu, anak-anak biasanya diajarkan dulu
membaca jam sampai jam, lalu setengah dan seperempat jam, dan akhirnya interval
5 dan 1 menit di nilai yang mengikuti. Di tahap awal ini anak-anak ditampilkan jam
diatur tepat ke jam atau setengah jam. Dengan demikian, banyak anak yang bisa
membaca jam di7:00 atau 2:30 .Pendekatan yang Disarankan. Saran berikut bisa
membantu siswa memahami dan membaca jam analog.

1. Mulailah dengan jam satu tangan. Jam dengan hanya jarum jam dapat dibaca
dengan akurasi yang masuk akal. Gunakan banyak dari perkiraan bahasa: "Ini
sekitar 7 jam." "ini sedikit jam 9 lewat. " “Ini setengah jalan antara jam 2 dan 3 jam

2. Diskusikan apa yang terjadi pada tangan besar sebagai si kecil tangan
bergerak dari satu jam ke yang berikutnya. Ketika tangan besar itu pada 12, jarum
jam menunjuk tepat ke nomor. Jika jarum jam sekitar setengah di antara angka,
tentang di mana apakah jarum menit itu? Jika jarum jam sudah lewat sedikit atau
sebelum satu jam (10 hingga 15 menit), kira-kira di mana jarum menit?

3. Gunakan dua jam nyata, satu dengan hanya satu jam tangan dan satu dengan
dua tangan. (Putuskan jarum menit dari yang lama jam.) Tutup jam dua tangan.
Secara berkala selama hari itu, langsung perhatikan jam satu tangan. Bahas waktu
dalam bahasa perkiraan. Mintalah siswa memprediksi di mana jarum menit
seharusnya. Temukan jam lainnya dan cek.

4. Ajarkan waktu setelah jam dalam interval 5 menit. Setelah Langkah 3 telah
dimulai, hitung dengan balita sekitar jam. Alih-alih memprediksi bahwa jarum
menit menunjuk pada 4, dorong siswa untuk mengatakan itu sekitar 20 menit
setelah jam. Ketika keterampilan berkembang, sarankan agar siswa selalu melihat
pertama di tangan kecil atau jam untuk mempelajari kira-kira apa waktu itu dan
kemudian fokus pada jarum menit untuk presisi.

5. Prediksi bacaan pada jam digital saat ditampilkan jam analog, dan
sebaliknya; atur jam analog saat ditampilkan jam digital. Ini dapat dilakukan
dengan satu tangan dan jam dua tangan. Ketika siswa belajar lebih banyak tentang
angka dua digit, angka waktu setelah jam kerja juga dapat dikaitkan dengan waktu
yang tersisa sebelum jam. Ini bermanfaat tidak hanya untuk memberi tahu waktu
tetapi untuk jumlah akal juga.

H. Mengukur Sudut

Pengukuran sudut bisa menjadi tantangan karena dua alasan: Atribut ukuran
sudut sering disalahpahami, dan busur derajat diperkenalkan dan digunakan tanpa
pemahaman bagaimana mereka bekerja

Kegiatan Perbandingan

Atribut ukuran sudut mungkin disebut "penyebaran sinar sudut. " Sudut
tersusun dari dua sinar yaitu panjang tak terbatas dengan simpul umum. Satu-satunya
perbedaan dalam ukuran mereka adalah seberapa luas atau sempit kedua sinar itu
tersebar terpisah.

Untuk membantu anak - anak mengkonsep atribut atribut penyebaran sinar,


dua sudut dapat langsung dibandingkan dengan melacak satu dan menempatkannya
di atas yang lain. Pastikan untuk memilikinya siswa membandingkan sudut dengan
sisi dengan panjang yang berbeda.

Sebuah sudut lebar dengan sisi pendek mungkin tampak lebih kecil daripada
sempit sudut dengan sisi panjang. Ini adalah kesalahpahaman umum di antara siswa
(Munier, Devichi, & Merle, 2008). Segera karena siswa dapat mengetahui perbedaan
antara sudut besar danyang kecil, terlepas dari panjang sisi, Anda bisa beralih ke
mengukur sudut.

Satuan Sudut

Berikan masing-masing siswa kartu indeks atau sepotong kecil papan tag.
Mintalah siswa menggambar sudut sempit pada tagboard (atau gunakan irisan di
Blackline Master 32) menggunakan sejajar dan kemudian hentikan itu. Hasilnya baji
kemudian dapat digunakan sebagai satuan ukuran sudut dengan menghitung angka
yang sesuai dengan sudut tertentu ditunjukkan pada Gambar 19.14. Bagikan lembar
kerja dengan berbagai macam sudut di atasnya, dan mintalah siswa menggunakan
unit mereka untuk ukur mereka. Karena siswa membuat unit mereka sendiri sudut,
hasilnya akan berbeda dan dapat didiskusikan di hal ukuran unit.

Gambar 19.14 Menggunakan potongan irisan kecil dari kartu indeks sebagai
sudut satuan, sudut ini berukuran sekitar 712 irisan. Ketepatan pengukuran dengan
sudut tidak standar ini kurang penting daripada gagasan tentang bagaimana sudut
digunakan untuk mengukur

ukuran sudut yang lain.

Aktivitas 19.20 menggambarkan bahwa mengukur sudut adalah sama dengan


mengukur panjang atau luas; sudut satuan digunakan untuk mengisi atau menutupi
penyebaran sudut seperti panjang unit mengisi atau tutupi panjangnya. Setelah
konsep ini dipahami dengan baik, Andadapat beralih ke penggunaan alat ukur

Menggunakan busur derajat dan Penggaris Sudut


Busur derajat adalah salah satu ukuran yang paling tidak dipahami siswa.
Bagian dari kesulitan muncul karena unit (derajat) sangat kecil. Secara fisik tidak
mungkin bagi siswa untuk memotong dan menggunakan gelar tunggal untuk
mengukur sudut yang akurat. Selain itu, angka yang muncul pada sebagian besar
busur derajat berjalan searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam di sepanjang
tepi, membuat skala sulit diartikan tanpa kuat landasan konseptual.

I. Memperkenalkan Satuan Standart

Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, ada sejumlah alasan untuk pengajaran


pengukuran menggunakan satuan yang tidak standar. Namun, pengertian pengukuran
menuntut agar anak-anak terbiasa dengan unit pengukuran standar dan mereka dapat
melakukannya membuat perkiraan dalam satuan-satuan secara bermakna
menginterpretasikan tindakan yang digambarkan dengan satuan standar. Mungkin kesalahan
terbesar dalam instruksi pengukuran adalah kegagalan untuk mengenali dan memisahkan
dua jenis tujuan: (1) memahami makna dan teknik mengukur atribut tertentu dan (2) belajar
tentang satuan standar yang biasa digunakan untuk mengukur atribut itu.

Tujuan Instruksional
Mengajar satuan ukuran standar dapat diatur sekitar tiga tujuan luas:
1) Keakraban dengan satuan. Siswa harus memiliki dasar ide tentang ukuran
satuan yang biasa digunakan dan apa yang mereka ukur. Lebih penting untuk
mengetahui kira-kira caranya banyak 1 liter air atau untuk dapat
memperkirakan suatu rak 5 kaki panjang dari untuk memiliki kemampuan
mengukur ini secara akurat.
2) Kemampuan untuk memilih satuan yang sesuai. Pelajar harus tahu apa yang
merupakan satuan ukuran yang wajar dalam situasi tertentu. Pilihan satuan
yang tepat juga merupakan masalah dari presisi yang dibutuhkan. (Apakah
Anda akan mengukur halaman Anda beli benih rumput dengan ketepatan
yang sama seperti Anda digunakan dalam mengukur jendela untuk membeli
panel kaca?) Siswa perlu latihan dalam menggunakan akal sehat dalam
pemilihan satuanstandar yang sesuai.
3) Pengetahuan tentang hubungan antar satuan. Siswa harus tahu hubungan-
hubungan yang umum digunakan seperti inci, kaki, dan pekarangan atau
mililiter dan liter. Membosankan latihan konversi tidak banyak membantu
meningkatkan pengukuran merasakan.
Mengembangkan Keakraban Satuan. Dua jenis kegiatan bisa membantu
mengembangkan keakraban dengan satuan standar:
1) perbandingan yang fokus pada satu satuan dan
2) kegiatan yang berkembang referensi pribadi atau tolok ukur untuk satuan
tunggal atau kelipatan unit yang mudah.
Aktivitas yang sama dapat dilakukan dengan panjang satuan lainnya.
Keluarga dapat diminta untuk membantu siswa menemukan jarak yang akrab
yaitu sekitar 1 mil atau sekitar 1 kilometer. Menyarankan dalam surat bahwa
mereka memeriksa jarak di sekitar lingkungan, ke sekolah atau pusat
perbelanjaan, atau bersama jalur lain yang sering dilalui. Jika memungkinkan,
kirim pulang (atau gunakan di kelas) roda trundle 1 meter atau 1 yard untuk
mengukur jarak.
Untuk satuan kapasitas seperti cangkir, liter, dan liter, siswa membutuhkan
wadah yang menampung atau memiliki tanda untuk satu satuan. Mereka
kemudian harus menemukan wadah lain di rumah dan disekolah yang
menampung sebanyak, lebih banyak, dan lebih sedikit. Ingat bahwa bentuk wadah
bisa sangat menipu kapan memperkirakan kapasitas mereka.
Untuk berat standar gram, kilogram, ons, dan Pound, siswa dapat
membandingkan objek pada keseimbangan dua panci dengan satu salinan satuan-
satuan ini. Mungkin lebih efektif untuk bekerja dengan 10 gram atau 5 ons. Siswa
dapat didorong untuk membawa benda-benda yang akrab dari rumah untuk
dibandingkan skala kelas.
Satuan luas standar dalam hal panjang seperti inci persegi atau kaki persegi,
begitu akrab dengan panjangnya penting. Keakraban dengan gelar tunggal tidak
begitu penting karena beberapa gagasan 30, 45, 60, dan 90 derajat.
Pendekatan kedua untuk satuan yang familier adalah untuk memulai item
yang sangat akrab dan gunakan ukurannya sebagai referensi atau tolak ukur.
Sebuah pintu sedikit lebih tinggi dari 2 meter dan gagang pintu sekitar 1 meter
dari lantai. Satu tas tepung adalah referensi yang bagus untuk 5 pound. Klip kertas
beratnya sekitar satu gram dan lebarnya sekitar 1 sentimeter. Satu galon berat
susu sedikit kurang dari 4 kilogram.
Yang menarik untuk panjang adalah tolok ukur yang ditemukan di tubuh kita.
Ini menjadi sangat akrab dari waktu ke waktu dan dapat digunakan sebagai
perkiraan penguasa dalam banyak situasi. Bahkan Meskipun anak-anak kecil
tumbuh cukup cepat, ini berguna untuk mereka untuk mengetahui perkiraan
panjang yang mereka bawa main dengan mereka.
Untuk membantu mengingat referensi ini, mereka harus digunakan dalam
kegiatan yang panjangnya, volume, dan sebagainya dibandingkan ke tolok ukur
untuk memperkirakan pengukuran.
Memilih Satuan yang Tepat. Haruskah ruangan itu diukur dalam kaki atau
inci? Seharusnya balok beton itu ditimbang dalam gram atau kilogram? Jawaban
atas pertanyaan seperti ini melibatkan lebih dari sekadar mengetahui seberapa
besar satuan, meskipun itu tentu diperlukan. Lain Pertimbangan melibatkan
perlunya presisi. Jika kamu menjadi mengukur dinding Anda untuk memotong
selembar cetakan atau kayu agar sesuai, Anda harus mengukurnya dengan sangat
tepat. Satuan terkecil adalah satu inci atau satu sentimeter, dan Anda juga akan
menggunakan bagian fraksional kecil. Tetapi jika Anda menentukan berapa
banyak strip cetakan 8-kaki untuk membeli, kaki terdekat mungkin sudah cukup.
Pentingnya Satuan Standar dan Hubungannya
Baik sistem adat dan metrik mencakup banyak unit yang jarang jika pernah
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Negara Anda atau kurikulum lokal
adalah panduan terbaik untuk membantu Anda memutuskan mana unit yang harus
dipelajari siswa Anda. Pernyataan posisi NCTM pada sistem metrik (2006)
menyatakan: “Untuk memperlengkapi siswa untuk menghadapi beragam situasi
dalam sains dan subjek lainnya daerah, dan untuk mempersiapkan mereka untuk
kehidupan dalam masyarakat global, sekolah harus memberi siswa pengalaman
yang kaya di Indonesia bekerja dengan metrik dan sistem adat pengukuran sambil
mengembangkan kemampuan mereka untuk memecahkan masalah di kedua
sistem. " Pernyataan itu selanjutnya menjelaskan bahwa beberapa negara telah
mengeluarkan undang-undang yang menyatakan bahwa internasional
perdagangan harus menggunakan satuan metrik, karena hampir semua negara di
dunia menggunakan sistem metrik. Jika siswa A.S. adalah akan dipersiapkan
untuk tempat kerja global, mereka harus berpengetahuan luas dan nyaman dengan
yang biasa digunakan satuan metrik. Hasil NAEP 2004 mengungkapkan bahwa
hanya 40 persen siswa kelas empat mampu mengidentifikasi berapa banyak
kilogram sepeda yang ditimbang dengan pilihan 1,5, 15, 150, dan 1500 kg. Di
antara siswa kelas delapan, hanya 37 persen tahu berapa mililiter dalam satu liter
(Perie, Moran, & Lutkus, 2005). Menariknya, meski performanya di tingkat
nasional penilaian mengungkapkan pengukuran sebagai area yang lemah, A.S.
siswa melakukan lebih baik pada unit metrik daripada unit biasa (Preston &
Thompson, 2004).
Hubungan antar satuan dalam sistem metrik atau adat adalah konvensi.
Dengan demikian, siswa harus diberi tahu apa hubungan itu, dan dalam
pengalaman struktural harus dirancang untuk memperkuat mereka. Itu dapat
dikatakan bahwa mengetahui tentang berapa banyak cairan dalam liter, atau
meter3 lebih penting daripada mengetahui berapa sentimeter kubik dalam satu
liter. Namun, di kelas menengah, tahu hubungan dasar menjadi lebih penting
untuk pengujian tujuan. Kurikulum Anda harus menjadi panduan Anda.
Sistem adat hanya memiliki sedikit pola atau aturan membimbing siswa
dalam satuan konversi. Di sisi lain, sistem metrik dirancang secara sistematis di
sekitar kekuatan sering. Pemahaman tentang peran titik desimal sebagai indikasi
posisi satuan adalah konsep yang kuat untuk membuat konversi metrik (lihat Bab
17, Gambar 17.6). Ketika siswa mulai menghargai struktur desimal Notasi, sistem
metrik dapat dan harus dikembangkan dengan ketujuh tempat: tiga awalan untuk
unit yang lebih kecil (centi-, milli-) dan tiga untuk unit yang lebih besar (deka-,
hekto-, kilo-). Hindari aturan mekanis seperti "Untuk mengubah sentimeter ke
meter, pindahkan titik desimal dua tempat ke kiri. " Ketika siswa sendiri tidak
membuat konsep, metode yang berarti untuk konversi, terdengar sewenang-
wenang aturan pasti akan disalahgunakan dan dilupakan.
Konversi yang tepat antara metrik dan adat sistem harus dihindari. Selama
kita hidup di suatu negara yang menggunakan dua sistem pengukuran, konversi
"ramah" berguna. Misalnya, satu liter adalah "tegukan lebih banyak" daripada
satu liter, dan satu meter sedikit lebih panjang dari satu halaman. Sama berlaku
untuk referensi yang sudah dikenal. Seratus meter sekitar satu lapangan sepakbola
plus satu zona ujung, atau sekitar 110 yard.
Kedua tugas berhubungan dengan kaki dan inci. Namun yang kedua tugas
mengharuskan siswa untuk terbiasa dengan unit sebagai baik. Dengan tugas
estimasi kita dapat mengamati apakah siswa menggunakan estimasi pertama
untuk membuat yang kedua (pemahaman dan menggunakan hubungan kaki-inci)
atau lebih tepatnya membuat dua estimasi terpisah. Tugas ini juga memungkinkan
kita untuk melihat bagaimana perkiraan dibuat informasi yang tidak tersedia
dalam tugas pertama.

J. Menaksir Ukuran
Menaksir Ukuran adalah proses menggunakan informasi mental dan visual
untuk mengukur atau membuat perbandingan tanpa menggunakan alat ukur. Ini
keterampilan praktis yang digunakan hampir setiap hari. Apakah saya memiliki
cukup gula untuk membuat kue? Bisakah Anda melempar bola 15 meter? Apakah
koper ini melebihi batas berat? Tentang berapa lama pagar?
Selain nilainya di luar kelas, estimasi dalam kegiatan pengukuran membantu
siswa fokus pada atribut diukur, menambah motivasi intrinsik, dan membantu
mengembangkan keakraban dengan unit standar. Karena itu, pengukuran Estimasi
keduanya meningkatkan pemahaman pengukuran dan mengembangkan keterampilan
hidup yang berharga.

Strategi untuk Menaksir Pengukuran


Sama seperti untuk estimasi komputasi, ada strategi spesifik untuk
memperkirakan langkah-langkah. Ada empat strategi yang bisa dilakukan
diajarkan secara khusus:
1) Kembangkan dan gunakan tolok ukur atau referensi untuk yang penting unit.
Penelitian telah menunjukkan bahwa siswa yang telah memperoleh keduanya
tolok ukur mental atau titik referensi untuk pengukuran dan telah berlatih
menggunakannya dalam kegiatan kelas penduga yang jauh lebih baik daripada
siswa yang belum belajar untuk menggunakan tolok ukur (Joram, 2003).
Referensi harus hal-hal yang mudah dibayangkan oleh siswa. Satu contoh
adalah tinggi anak, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19.17. Siswa harus
memiliki referensi yang baik untuk unit tunggal dan juga kelipatan unit standar
yang bermanfaat.
2) Gunakan "chunking" saat yang tepat. Gambar 19.17 menunjukkan sebuah
contoh. Mungkin lebih mudah untuk memperkirakan potongan yang lebih
pendek sepanjang dinding daripada memperkirakan panjang keseluruhan. Itu
berat tumpukan buku lebih mudah jika beberapa perkiraan diberikan ke buku
"rata-rata".
3) Gunakan subdivisi. Ini adalah strategi yang mirip dengan chunking, dengan
potongan yang dikenakan pada objek oleh perkiraan untuk. Misalnya, jika
panjang dinding yang akan diperkirakan tidak ada potongan berguna, secara
mental dapat dibagi menjadi dua dan kemudian di perempat atau bahkan per
delapan dengan separuh diulang sampai lebih panjang yang bisa dikelola tiba
di. Panjang, volume, dan luas pengukuran semua cocok untuk teknik ini.
4) Iterasikan unit secara mental atau fisik. Untuk panjang, luas, dan volume,
terkadang mudah untuk menandai satu unit secara visual. Anda mungkin
menggunakan tangan atau membuat tanda atau lipatan untuk melacak saat
Anda pergi. Jika Anda tahu, misalnya, bahwa Anda langkahnya sekitar 34
meter, Anda bisa berjalan jauh dan kemudian berkembang biak untuk
mendapatkan perkiraan. Lebar tangan dan jari adalah berguna untuk tindakan
yang lebih pendek.

Kiat untuk Pengajaran Menaksir


Masing-masing dari empat strategi yang baru saja terdaftar harus diajarkan
secara langsung dan berdiskusi dengan siswa. Tolok ukur yang disarankan untuk
langkah-langkah yang bermanfaat dapat dikembangkan dan dicatat pada sebuah
grafik kelas. Sertakan barang yang ditemukan di rumah. Tapi pendekatan terbaik
untuk meningkatkan keterampilan estimasi adalah dengan meminta siswa
melakukannya banyak yang memperkirakan. Ingat tips berikut:
1) Bantu siswa mempelajari strategi dengan meminta mereka menggunakan a
pendekatan yang ditentukan. Kegiatan selanjutnya harus mengizinkan siswa
untuk memilih teknik apa pun yang mereka inginkan.
2) Diskusikan bagaimana siswa yang berbeda membuat perkiraan mereka. Ini
akan membantu siswa memahami bahwa tidak ada satu pun cara yang tepat
untuk memperkirakan dan juga mengingatkan mereka akan pendekatan yang
berbeda itu berguna.
3) Terima berbagai perkiraan. Berpikirlah secara relatif tentang apa yang
merupakan perkiraan yang baik. Dalam 10 persen untuk Panjangnya cukup
bagus. Bahkan potongan 30 persen mungkin masuk akal untuk bobot atau
volume. Jangan promosikan "kemenangan" memperkirakan.
4) Imbaulah siswa untuk memberikan berbagai langkah itu mereka percaya
termasuk ukuran sebenarnya. Ini bukan saja pendekatan praktis dalam
kehidupan nyata tetapi juga membantu fokus pada perkiraan sifat estimasi.
5) Jadikan estimasi pengukuran aktivitas yang berkelanjutan. Pengukuran harian
untuk estimasi dapat diposting. Siswa dapat menyerahkan estimasi mereka di
atas kertas dan mendiskusikannya di periode 5 menit. Siswa yang lebih tua
bahkan dapat diberikan tugas menentukan pengukuran untuk memperkirakan,
dengan seorang siswa atau tim siswa ditugaskan tugas ini setiap minggu.

Kegiatan Menaksir Pengukuran


Kegiatan estimasi tidak perlu rumit. Pengukuran apa pun aktivitas dapat
memiliki komponen "perkiraan dulu". Untuk lebih menekankan pada proses
estimasi itu sendiri, secara sederhana pikirkan langkah-langkah yang dapat
diperkirakan, dan miliki siswa memperkirakan. Berikut ini dua saran.
Tugas estimasi adalah cara yang baik untuk menilai siswa pemahaman
tentang pengukuran dan unit standar. Gunakan benda nyata dan jarak di dalam
ruangan maupun di luar. Waktu dan jarak jauh harus diestimasi dengan
perbandingan peristiwa dan jarak yang bermakna bagi siswa. Mintalah siswa
menjelaskan bagaimana mereka sampai pada perkiraan mereka untuk
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pengukurannya pengetahuan.
Meminta hanya perkiraan numerik dapat menutupi a kurangnya pemahaman dan
tidak akan memberi Anda informasi Anda perlu memberikan remediasi yang
tepat.

K. Mengembangkan Rumus Luas dan Isi


Jangan membuat kesalahan dengan mem-bypass pengembangan formula
dengan siswa Anda bahkan jika tes negara bagian dan lokal Anda program
memungkinkan siswa mengakses formula selama uji. Ketika siswa
mengembangkan formula, mereka memperoleh konseptual pemahaman tentang
ide dan hubungan yang terlibat dan mereka terlibat dalam salah satu proses nyata
dalam melakukan matematika. Ada sedikit kemungkinan bahwa siswa akan
bingung area dan perimeter atau bahwa mereka akan memilih yang salah rumus
pada tes. Hubungan umum dikembangkan. Sebagai contoh, siswa dapat melihat
bagaimana semua rumus area terkait dengan satu ide: panjang alas kali tinggi.
Dan siswa yang mengerti dari mana formula berasal jangan melihat mereka
sebagai misterius, cenderung mengingatnya, dan memperkuat gagasan bahwa
matematika masuk akal. Penggunaan rumus-rumus dari buku yang sama sekali
tidak menawarkan ini keuntungan.

Kesalahpahaman Siswa
Hasil Penilaian Nasional Kemajuan Pendidikan (NAEP) pengujian
menunjukkan dengan jelas bahwa siswa tidak memiliki Pemahaman rumus yang
sangat baik. Misalnya, dalam 2007 NAEP, hanya 39 persen siswa kelas empat
yang mampu memberikan luas karpet 15 kaki panjang dan 12 kaki lebar.
Kesalahan umum adalah mengacaukan rumus untuk area dan perimeter. Hasil
seperti itu sebagian besar disebabkan oleh penekanan berlebihan pada formula
dengan sedikit atau tanpa latar belakang konseptual. Tugas-tugas pada Gambar
19.18 tidak dapat diselesaikan dengan sederhana formula; mereka membutuhkan
pemahaman konsep dan cara kerja rumus "Panjang kali lebar" bukan definisi luas
Kesalahan umum lainnya ketika siswa menggunakan rumus berasal dari
kegagalan untuk membuat konsep arti ketinggian dan basis dalam geometri dua
dan tiga dimensi angka. Bentuk pada Gambar 19.19 masing-masing memiliki
kemiringan sisi dan ketinggian yang diberikan. Siswa cenderung membingungkan
keduanya. Setiap sisi atau permukaan datar dari suatu gambar dapat disebut basis
sosok itu. Untuk setiap basis yang dimiliki figur, ada yang bersesuaian tinggi. Jika
sosok itu akan meluncur ke kamar basis yang dipilih, ketinggian akan menjadi
ketinggian yang terpendek pintu yang bisa dilaluinya tanpa tip — yaitu, pintu
jarak tegak lurus ke pangkalan. Siswa punya banyak pengalaman awal dengan
rumus panjang-kali-lebar untuk persegi panjang, di mana tingginya persis sama
dengan panjang sisi. Mungkin ini adalah sumber kebingungan. Sebelum formula
yang melibatkan ketinggian dibahas, siswa harus dapat mengidentifikasi di mana
ketinggian dapat diukur untuk basis apa pun yang dimiliki figur.

Bidang Rectangles, Parallelograms, Segitiga, dan Trapezoid


Rumus untuk luas persegi panjang adalah salah satu yang pertama yang
dikembangkan dan biasanya diberikan sebagai area A = L × W, “sama dengan
panjang kali lebar. " Berpikir maju ke bidang lain formula, ide yang setara tetapi
lebih menyatukan mungkin A = b × h, "area sama dengan tinggi basis kali."
Basis-timesheight formulasi dapat digeneralisasi ke semua jajaran genjang (bukan
hanya persegi panjang) dan berguna dalam mengembangkan formula area untuk
segitiga dan trapesium. Selanjutnya sama saja Pendekatan dapat diperluas ke tiga
dimensi, di mana volume silinder diberikan dalam hal luas pangkalan kali tinggi.
Tinggi kali basis, maka, membantu menghubungkan sebuah keluarga besar
formula yang sebaliknya harus dikuasai secara mandiri.
Persegi panjang. Penelitian menunjukkan bahwa ini adalah lompatan yang
signifikan bagi siswa untuk bergerak dari menghitung kotak di dalam persegi
panjang untuk pengembangan konseptual formula. Battista (2003) menemukan
bahwa siswa sering mencoba mengisi kotak kosong dengan gambar kotak dan
kemudian hitung hasilnya satu per satu.
Konsep penting untuk ditinjau adalah makna perkalian seperti yang terlihat
dalam array. Tampilkan baris dan kolom benda atau bujur sangkar dan diskusikan
mengapa perkalian memberi tahu jumlah total. Kami menghitung satu baris atau
kolom dan kemudian cari tahu berapa banyak kolom atau baris ada semuanya. Ini
adalah konsep yang sama yang mereka butuhkan untuk diterapkan ke area persegi
panjang. Saat kita mengalikan sebuah panjang kali lebar, kita tidak mengalikan
“kuadrat kali kotak. " Sebaliknya, panjang satu sisi menunjukkan berapa banyak
kotak akan muat di sisi itu. Jika set kotak ini diambil sebagai satu unit, lalu
panjang sisi lainnya (bukan jumlah kuadrat) akan memberi tahu berapa banyak
barisan kuadrat ini dapat ditampung dalam persegi panjang.
Aktivitas yang baik untuk memulai eksplorasi rumus area Anda adalah untuk
meninjau kembali Kegiatan 19.11, “Perbandingan Persegi Panjang Unit Kuadrat
”(hlm. 379). Siswa yang menggambar semuanya kotak dan menghitungnya belum
memikirkan deretan kotak sebagai satu baris yang dapat direplikasi. Terkait tugas,
berdasarkan pada karya Battista (2003), diperlihatkan pada Gambar 19.20.

Ketika siswa Anda telah merumuskan pendekatan untuk area berdasarkan ide
deretan kotak (ditentukan oleh panjang sisi) dikalikan dengan jumlah baris ini
yang akan cocok dengan persegi panjang (ditentukan oleh panjang sisi lain),
sekarang saatnya untuk mengkonsolidasikan ide-ide ini. Menjelaskan untuk siswa
yang Anda sukai untuk mengukur satu sisi katakan berapa banyak kotak yang bisa
masuk dalam satu baris di sepanjang sisi itu. Kamu ingin mereka memanggil atau
menganggap sisi ini sebagai pangkalan persegi panjang meskipun beberapa orang
menyebutnya panjang atau lebarnya. Kemudian di sisi lain Anda dapat
memanggil ketinggian. Tapi sisi mana yang menjadi dasarnya? Pastikan siswa
menyimpulkan bahwa kedua sisi bisa menjadi pangkalan. Jika Anda
menggunakan formula A = b × h, maka area yang sama akan menghasilkan
menggunakan kedua sisi sebagai basis.
Dari Rectangles ke Parallelograms Lainnya. Sekalisiswa memahami formula
dasar-kali-tinggi untuk persegi panjang, tantangan selanjutnya adalah menentukan
area jajaran genjang. Jangan berikan formula atau penjelasan lain. Alih-alih, coba
aktivitas berikut, yang kembali bertanya siswa untuk menyusun formula mereka
sendiri.
Jika siswa mandek, mintalah mereka memeriksa cara-cara itu jajaran genjang
seperti persegi panjang atau bagaimana bisa diubah menjadi persegi panjang.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19.21, sebuah jajaran genjang selalu bisa
diubah menjadi persegi panjang dengan sama dasar, tinggi yang sama, dan area
yang sama. Jadi, rumusnya untuk area jajar genjang sama persis dengan untuk
sebuah persegi panjang: alas kali tinggi.

Dari Parallelograms ke Segitiga. Dengan latar belakang itu, luas segitiga


relatif sederhana. Lagi, gunakan pendekatan berbasis masalah seperti pada
aktivitas berikutnya.
Ada beberapa petunjuk yang mungkin Anda tawarkan jika siswa macet.
Dapatkah Anda menemukan jajar genjang yang terkait dengan Anda segi tiga?
Jika ini tidak cukup, sarankan agar mereka melipat selembar kertas menjadi dua,
menggambar segitiga di atas kertas yang dilipat, dan hentikan itu, buat dua
salinan identik. Mereka harus gunakan salinan untuk mencari tahu bagaimana
sebuah segitiga berhubungan dengan sebuah jajaran genjang.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19.22 di bawah, dua segitiga
kongruen selalu dapat diatur untuk membentuk jajaran genjang alas yang sama
dan tinggi yang sama dengan segitiga. Oleh karena itu, area segitiga akan menjadi
setengahnya bahwa dari jajaran genjang. Mintalah siswa mengeksplorasi lebih
lanjut ketiga kemungkinan jajar genjang, satu untuk setiap sisi segitiga yang
berfungsi sebagai basis. Apakah area yang dihitung akan selalu demikian sama?
Dari Parallelograms ke Trapezoids. Setelah berkembang rumus untuk jajar
genjang dan segitiga, siswa Anda mungkin tertarik untuk menangani trapesium.
(Lihat Gambar 3.1, hal. 36, untuk contoh tantangan yang sepenuhnya terbuka.)
Setidaknya ada sepuluh metode berbeda untuk sampai pada formula untuk
trapesium, masing-masing terkait dengan bidang jajaran genjang atau segitiga.
Satu metode menggunakan pendekatan umum yang sama yang digunakan untuk
segitiga. Sarankan agar siswa mencoba bekerja dengan dua trapesium yang
identik, sama seperti mereka lakukan dengan segitiga. Gambar 19.23
menunjukkan bagaimana metode ini menghasilkan formula. Tidak hanya semua
formula ini terhubung, tetapi metode serupa digunakan untuk
mengembangkannya demikian juga.
Berikut adalah beberapa petunjuk, masing-masing mengarah pada pendekatan
yang berbeda untuk menemukan area trapesium.
1) Buat jajaran genjang di dalam trapesium yang diberikan menggunakan tiga
sisi.
2) Buat jajaran genjang menggunakan tiga sisi yang mengelilinginya trapesium.
3) Gambar diagonal membentuk dua segitiga.
4) Gambar garis melalui titik tengah yang tidak paralel sisi. Panjang garis itu
adalah rata-rata dari panjang dari dua sisi paralel.
5) Gambar persegi panjang di dalam trapesium dengan meninggalkan dua segitiga
dan kemudian menggabungkan kedua segitiga itu.
Apakah Anda berpikir bahwa siswa harus belajar formula khusus untuk luas
persegi? Mengapa atau mengapa tidak? Menurut mu siswa perlu rumus untuk
batas kotak dan persegi panjang?
Hubungan antara bidang persegi panjang, jajaran genjang, dan segitiga bisa
diilustrasikan secara dramatis menggunakan geometri dinamis program seperti
Sketchpad The Geometer (Kurikulum Utama) Tekan), Cabri Geometry (Texas
Instruments), atau Wingeom (program domain publik gratis tersedia online).
Gambar dua segmen kongruen pada dua garis paralel, sebagai ditunjukkan pada
Gambar 19.24. Kemudian hubungkan titik akhir dari segmen untuk membentuk
jajaran genjang dan dua segitiga. Segmen antara garis paralel dan tegak lurus
masing-masing menunjukkan tingginya. Salah satu dari dua segmen garis dapat
diseret ke kiri atau ke kanan untuk "menyamakan" jajaran genjang dan segitiga
tetapi tanpa mengubah alas atau tinggi. Semua area tindakan tetap diperbaiki!
Lingkar dan Area Lingkaran
Hubungan antara keliling lingkaran (jarak sekitar atau perimeter) dan panjang
diameter (garis melalui pusat yang menghubungkan dua titik lingkaran) adalah
salah satu yang paling menarik yang dapat dilakukan anak-anak menemukan.
Keliling setiap lingkaran adalah sekitar 3,14 kali selama diameter. Rasio pastinya
irasional angka mendekati 3,14 dan diwakili oleh huruf Yunani π. Jadi π = C / D,
keliling dibagi dengan diameter. Dalam bentuk yang sedikit berbeda, C = πD.
Setengah diameternya adalah radius (r), sehingga persamaan yang sama dapat
ditulis C = 2πr. (Aktivitas 20.10 dalam Bab 20 akan membahas secara rinci
konsep π dan bagaimana siswa dapat menemukan rasio penting ini.)
Gambar 19.25 menyajikan argumen untuk rumus areaA = πr2.
Perkembangan ini biasa ditemukan dalam buku teks.
Terlepas dari pendekatan yang Anda gunakan untuk mengembangkan area
rumus, siswa harus ditantang untuk mencari tahu mereka sendiri. Misalnya,
perlihatkan kepada siswa cara mengatur 8 atau 12 sektor lingkaran menjadi
jajaran genjang perkiraan. Tugas mereka adalah menggunakan ini sebagai
petunjuk untuk pengembangan dari rumus area untuk lingkaran. Anda mungkin
perlu untuk membantu mereka memperhatikan bahwa pengaturan sektor adalah
perkiraan jajar genjang dan semakin kecil sektornya, semakin dekat
pengaturannya menjadi persegi panjang. Tapi argumen lengkap untuk formula
seharusnya berasal murid-muridmu. Luas permukaan. Menurut Poin Fokus
Kurikulum (NCTM, 2006), pada siswa kelas lima akan menjelajahi luas
permukaan prisma dan pada silinder kelas tujuh diselidiki. Bangun di atas
pengetahuan yang dimiliki siswa dari bidang tokoh dua dimensi. Jika mereka
memikirkannya setiap wajah benda padat sebagai padanan dua dimensi, mereka
dapat menemukan area masing-masing wajah dan menjumlahkan jumlahnya.
Salah satu pendekatan terbaik untuk mengajar area permukaan tokoh tiga dimensi
adalah membuat beberapa stok kartu prisma persegi panjang, kubus, atau silinder
yang memiliki sisi dipegang bersama oleh potongan-potongan kecil Velcro.
Dengan cara ini siswa dapat berpikir tentang komponen atau "jaring" dari gambar
saat mereka memecahkan solid menjadi wajah dan menghitung permukaan
daerah.
Koneksi antar Formula
Hubungan antara rumus untuk volume adalah sepenuhnya analog dengan
yang untuk area. Saat Anda membaca, perhatikan kesamaan antara persegi
panjang dan prisma, antara jajaran genjang dan prisma "sheered" (miring), dan di
antaranya segitiga dan piramida. Tidak hanya rumus yang terkait, tetapi proses
untuk mengembangkan formula serupa.
Volume Silinder. Silinder adalah padatan dengan dua kongruen basis paralel
dan sisi dengan elemen paralel itu gabungkan poin yang sesuai di pangkalan. Ada
beberapa kelas khusus silinder, termasuk prisma (dengan poligon untuk basis),
prisma kanan, prisma persegi panjang, dan kubus (lihat Bab 20). Menariknya,
semua padatan ini memiliki hal yang sama rumus volume, dan satu rumus itu
analog dengan rumus rumus area untuk jajar genjang.
Pengembangan formula volume dari kotak ini eksplorasi sejajar dengan
pengembangan formula untuk area persegi panjang, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 19.26. Itu area alas (bukan panjang alas untuk persegi panjang)
menentukan berapa banyak kubus yang dapat ditempatkan pada dasar
pembentukan satu unit — satu lapisan kubus. Ketinggian kotak kemudian
tentukan berapa banyak layer ini yang pas di dalam kotak sama seperti ketinggian
persegi panjang ditentukan berapa banyak deretan kotak akan mengisi persegi
panjang.
Ingatlah bahwa jajar genjang dapat dianggap sebagai Persegi panjang
"sheered", seperti yang diilustrasikan dengan geometri dinamis perangkat lunak
(lihat Gambar 19.24). Perlihatkan kepada siswa tumpukan tiga atau empat deck
kartu remi (atau setumpuk buku atau kertas). Ketika ditumpuk lurus, mereka
membentuk persegi panjang padat. Volume, seperti yang baru saja dibahas,
adalah V = A × h, dengan A sama dengan luas satu kartu remi. Sekarang jika
tumpukannya miring atau miring ke satu sisi seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 19.27, berapa volume gambar baru ini? Pelajar harus dapat berargumen
bahwa angka ini memiliki volume yang sama (dan rumus volume yang sama)
seperti tumpukan aslinya.
Bagaimana jika kartu-kartu dalam kegiatan ini adalah beberapa lainnya
bentuk? Jika mereka melingkar, volumenya masih akan menjadi luas alas kali
tinggi; jika mereka berbentuk segitiga, masih sama. Kesimpulannya adalah
volume apa saja silinder sama dengan luas alas kali tinggi.
Volume Kerucut dan Piramida. Ingat bahwa ketika jajar genjang dan segitiga
memiliki alas dan tinggi yang sama,area berada dalam hubungan 2-ke-1.
Menariknya, hubungannya antara volume silinder dan kerucut dengan dasar dan
tinggi yang sama adalah 3 sampai 1. Artinya, area adalah dua dimensi angka
berapa volume untuk angka tiga dimensi. Selanjutnya, segitiga adalah jajar
genjang sebagai kerucut adalah untuk silinder.
Untuk menyelidiki hubungan ini, gunakan model plastik bentuk terkait ini
seperti Solid Powers tembus (tersedia melalui Sumber Belajar atau perusahaan
lain) Mintalah siswa memperkirakan berapa kali piramida akan masuk ke dalam
prisma. Kemudian mintalah mereka menguji prediksi mereka dengan mengisi
piramida dengan air atau nasi dan mengosongkannya ke dalam prisma. Mereka
akan menemukan bahwa tepat tiga piramida akan mengisi prisma dengan alas dan
tinggi yang sama (lihat Gambar 19.28). Volume kerucut atau piramida persis
sepertiga volume silinder yang sesuai dengan dasar dan tinggi yang sama.
Menggunakan ide yang sama tentang tinggi kali dasar, itu mungkin untuk
menjelajahi area permukaan bola (4 kali luas sebuah lingkaran dengan jari-jari
yang sama) dan volume bola (1/3 kali luas permukaan dikalikan jari-jari). Itu
adalah luas permukaan bola adalah 4πr2 dan volumenya 1/3 (4πr2) r atau 4/3 πr3.

Koneksi antar Formula


Keterkaitan ide-ide matematika hampir tidak bisa lebih baik diilustrasikan
daripada dengan koneksi semua ini rumus untuk konsep tunggal tinggi kali dasar.
Seperti yang diilustrasikan sepanjang bagian terakhir ini, konseptual
pendekatan pengembangan formula membantu siswa memahami alat-alat ini
sebagai bermakna namun efisien cara untuk mengukur berbagai atribut objek di
sekitar kita. Setelah mengembangkan formula dengan cara yang bermakna, siswa
tidak lagi diharuskan untuk menghafalnya secara terpisah potongan fakta
matematika tetapi sebaliknya bisa mendapatkan rumus dari apa yang sudah
mereka ketahui. Matematika memang menghasilkan merasakan!
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Untuk bersaing pada era gloalisasi yang semakin maju, Ilmu pengetahuan
dan teknologi juga mengalami perkembangan semakin pesat. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut membawa pengaruh pada persaingan global
yang semakin ketat. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia harus
dipersiapkan secara terencana, efektif dan efisien. Pendidikan memegang peranan
penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan
diharapkan mampu membentuk manusia yang berkepribadian dan berintelektual
tinggi. Peran seorang Guru sangatlah penting untuk membentuk kharakter
seorang siswa supaya bisa ikut berkembang dan berkharakter baik.

B. SARAN

Diharapkan dengan pemaparan makalah ini, dapat membantu guru untuk


memberi wawasan yang sifatnya membangun dan bermanfaat, demi tercapainya
suatu program pembelajaran yang diinginkan. Karena guru sebagai orang
terdepan didunia pendidikan hendaknya mengajarkan matematika tidak hanya
sekadar mengajarkan tentang fakta-fakta tetapi harus dapat mengembangkan
kemampuan siswa. Oleh karena itu, guru seharusnya dapat memfasilitasi siswa
untuk menjadi pemikir dan pemecah masalah yang lebih baik dengan
menyediakan masalah (soal) yang dapat mengarahkan siswa pada
perkembangan konsep pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of


Education and Culture.

Cavanagh, M. (2008). Area Measurement in Year 7. Educational Studies in


Mathematics, 33, 55-58.

https://www.pelajaran.co.id/2019/28/pengertian-pengukuran.html

https://contohsoal.co.id/pengukuran-adalah/

Http://yogapermanawijaya.wordpress.com

Purwanti, Endang. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Direktoral Jendral Pendidikan


Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Van De Walle, John A. 2010. Elementary and Middle School Mathematics: teaching
developmentary. United States of America: Pearson Edducation Inc.

Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai