Anda di halaman 1dari 16

MEMBUAT BAHAN AJAR TIGA DIMENSI TEMATIK

(Dajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penulisan Bahan Ajar PAUD)

Dosen Pengampu :

Dr. Nanik Yuliati, M.Pd.

Kelas : A

Disusun Oleh :

Thania Tri Pitaloka (170210205003)

Diah Inneke Putri (170210205006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan judul “Pembuatan Bahan Ajar Tiga Dimensi
Tematik”. Makalah ini penulis buat dengan sebaik-baiknya manakala terdapat
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, dengan rendah hati penulis menerima
kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca,


serta mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Jember, 30 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Model/Maket ..................................................................................... 3
2.2 Kegunaan dan Keunggulan Model/Maket dalam Pembelajaran ......................... 3
2.3 Unsur-unsur Model/Maker .................................................................................. 5
2.4 Langkah-langkah Pembuatan Model/Maket yang Efektif ................................... 6
2.5 Contoh Pembuatan Model/Maket ........................................................................ 7
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 12
3.2 Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Depdiknas (2008; 7) bahan ajar merupakan seperangkat materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyarakat bahwa guru
diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas
melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses, yang antara lain mengatur
tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik
pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pembelajaran (RPP).
Salah satu elemen RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru
diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber
belajar. Mengembangkan bahan ajar yang inovatif dan menyenangkan sangat
dibutuhkan agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran.
Salah satu bahan ajar yang dapat dibuat oleh guru untuk pembelajaran
siswa dapat menggunakan atau membuat bahan ajar tiga dimensi tematik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari Model/Maket?
1.2.2 Apa kegunaan dan keunggulan dari Model/Maket dalam pembelajaran?
1.2.3 Unsur-unsur apa saja yang ada dalam Model/Maket?
1.2.4 Langkah-langkah seperti apa untuk pembuatan Model/Maket yang
efektif?
1.2.5 Bagaimana contoh pembuatan Model/Maket?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Model/Maket.
1.3.2 Untuk mengetahui kegunaan dan keunggulan dari Model/Maket dalam
pembelajaran.

1
1.3.3 Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam Model/Maket.
1.3.4 Untuk mengetahui pembuatan Model/Maket yang efektif.
1.3.5 Untuk mengetahui contoh pembuatan Model/Maket.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model/Maket


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) model merupakan barang
tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) yang sama atau persis yang
ditiru,sedangkan maket merupakan bentuk tiruan (kapal, gedung, pesawat
terbang, dan lain-lain) dalam bentuk tiga dimensi dan skala yang kecil dan
biasanya dibuat dari bahan kayu, kertas, tanah liat dan lain-lain. Dari arti
secara bahasa ini dapat dimengerti bahwa kedua istilah model dan market
memiliki arti yang hampir sama atau dapat pula disebut sama.
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam) model adalah tiruan tiga dimensional
dari beberapa benda nyata yang besar, jauh, mahal, kecil, jarang atau ruwet
untuk dibawa ke dalam kelas dan dapat dipelajari oleh siswa dalam wujud
nyata atau aslinya. Menurut Suleiman (dalam) model merupakan sesuatu
yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi sehingga dapat menyerupai bentuk
atau benda aslinya untuk mnjelaskan hal-hal yang tidak mungkin diperoleh
dari wujud aslinya atau sebenarnya. Benda yang dibuat tersebut sangat besar
seperti bumi dan bulan atau sangat kecil seperti binatang satu sel. Bisa juga
tidak bergerak seperti gedung atau organisme hidup. Bisa rumit dan kompleks
seperti mesin jahit.
Dari beberapa pandangan para ahli tersebut dapat dipahami dan
disimpulkan bahwa model/maket sebagai bahan ajar tiga dimensi merupakan
sebuah tiruan benda nyata yang mempermudah atau untuk memberi jalan
dalam berbagai kesulitan yang ditemui ketika menghadirkan sebuah
objek/benda tersebut langsung ke dalam kelas. Nuansa asli dari benda
tersebut masih dirasakan seperti aslinya tanpa ada struktur yang hilang,
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2.2 Kegunaan dan Keunggulan Model/Maket dalam Pembelajaran

3
Secara umum kegunaan dari model/maket dalam kegiatan pembelajaran
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kegunaan bagi siswa dan kegunaan bagi
guru. Sedangkan keunggulan dari model/maket ini yaitu efektif.
1. Kegunaan bagi Siswa
Bagi siswa, dengan adanya model/maket dapat belajar dengan lebih
mudah. Dapat mengamati objek atau benda secara langsung. Penjelasan
secara lisan yang disampaikan oleh guru dapat dicerna secara langsung
oleh siswa dengan membandingkan dengan model yang diamati atau
dibuat oleh mereka sendiri. Ketika ada model yang bersifat abstrak akan
menjadi konkret perlu melihat secara langsung atau berada didepan siswa
itu sendiri. Dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, siswa mendapat
pengalaman yang berharga dan memperoleh banyak hal yang
mengesankan. Ketika pembelajaran dapat memberi kesan kepada siswa
maka pembelajaran tersebut bermakna. Pembelajaran yang bermakna
akan membuat proses pembelajarannya berjalan secara efektif.
2. Kegunaan bagi Guru
Dengan adanya model/maket ini ada beberapa kegunaan bagi guru, yaitu
pertama, membantu pendidik dalam memberikan penjelasan tentang suatu
objek atau benda yang rumit atau asing bagi siswa. Kedua, membantu
pendidik dalam menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang
konkret. Ketiga, menyajikan proses pembelajaran yang bermakna dan
berkesan. Keempat, menampilkan proses pembelajaran yang menarik dan
inovatif. Kelima, menjadi tantangan untuk menguji kompetensi dan
kreativitas sebagai seorang pendidik. Keenam, menjadi sumber
penghasilan yang baru.
Menurut jenisnya, ada beberapa jenis model/maket yang memiliki
sejumlah kegunaan, antara lain:
1) Model padat (solid model)
Kegunaannya: pertama, dapat mengembangkan konsep realisme
siswa; kedua, dapat menjadi tantangan bagi siswa untuk memecahkan

4
masalah dalam pengajaran semua bidang studi yang telah dipelajari;
ketiga, hasil belajar akan lebih mendalam dan lebih mantap.
2) Model penampang (cutaway model)
Kegunaannya: dapat menggantikan objek atau benda sesungguhnya
dan dapat memperjelas objek atau benda yang sebenarnya karena
dapat diperbesar atau diperkecil.
3) Model kerja (working model)
Kegunaannya: dapat mendorong keingintahuan siswa dan dapat
meningkatkan ketertarikan siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
4) Mock-up
Kegunaannya: dapat membantu siswa dalam membaca diagram
(gambar di atas kertas) atau objek dua dimensi dan memindahkannya
ke dalan objek yang sesungguhnya; sekaligus dapat dapat membantu
membaca objek atau benda yang sama sebagaimana terdapat pada
objek atau benda aslinya.
5) Diorama
Kegunaannya: diaroma ini cocok utuk pengajaran mata pelajaran ilmu
fisika, biologi, sejarah, dan lain-lain; diaroma ini dapat memberikan
gambaran situasi (kondisi) objek seperti senyatanya sehingga siswa
mudah dalam menghayatinya.
2.3 Unsur-unsur Model/Maket
Setiap jenis bahan ajar memiliki unsur-unsur yang berbeda-beda. Dari itu,
struktur model atau maket harus kita ketahui. Pada bahan ajar berbentuk
model (maket), strukturnya memiliki kemiripan dengan bahan ajar berbentuk
foto atau gambar. Struktur model terdiri atas lima unsur, meliputi judul,
kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau
langkah kerja, dan penilaian. Namun, perlu dicatat bahwa keempat unsur
terakhir (dimulai dari kompetensi dasar atau materi pokok hingga penilaian)
terdapat pada lembaran kertas lain.
Bahan ajar model tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus dibantu dengan
bahan tertulis agar memudahkan pendidik dalam mengajar maupun peserta

5
didik dalam belajar. Dalam memanfaatkan model (maket) sebagai bahan ajar,
kita harus menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai
pedomannya.
2.4 Langkah-langkah Pembuatan Model/Maket yang Efektif
Untuk membuat sebuah model (maket), ada beberapa langkah efektif yang
perlu kita ketahui, sebagaimana ditunjukkan dalam Pedoman Umum
Pengembangan Bahan Ajar (Diknas, 2004) berikut ini.
1) Judul diturunkan dari kompetensi dasar atas materi pokok sesuai dengan
besar kecilnya materi.
2) Membuat rancangan sebuah model yang akan dibuat, baik substansinya
ataupun bahan yang akan digunakan sebagai model. Misalnya, kardus,
karton, bubur kertas, bubur kertas crepe, kayu, tanah liat, malam atau lilin,
plaster paris, dan bahan metal
3) Informasi pendukung diterangkan secara jelas, padat, dan menarik pada
selembar kertas. Karena, tidak mungkin sebuah model memuat informasi
tertulis, kecuali keterangan-keterangan singkat saja. Gunakan sebagai
sumber yang bisa memperkaya informasi, contohnya buku, majalah,
internet, dan jurnal hasil penelitian,
4) Supaya hasil yang didapatkan memuaskan, sebaiknya pembuatan model
atau maket dikerjakan oleh orang yang memiliki keterampilan untuk
membuatnya. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan kita semua
untuk belajar dan mengasainya. Kemudian, bahan yang digunakan
sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan kemudahan
dalam mencarinya. Bahkan, sangat dianjurkan jika kita mampu untuk
memanfaatkan berbagai limbah rumah tangga atau perkantoran, sehingga
bisa dibuat menjadi model atau maket. Hal ini tentunya juga akan sangat
mendukung program PBB maupun pemerintah untuk menyelamatkan
bumi dari dampak buruk rumah kaca.
5) Tugas dapat diberikan pada akhir penjelasan sebuah model dengan
memberikan pertanyaa-pertanyaan oral. Selain itu, tugas juga dapat ditulis
dalam lembar lain, contohnya beberapa tugas menjelaskan secara tertulis

6
tentang struktur lempeng bumi (mata pelajaran IPA). Tugas dapat kita
berikan secara individu atau kelompok.
6) Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban secara lisan atau tertulis dari
pertanyaan yang kita berikan.
2.5 Contoh Pembuatan Model/Maket
Dalam pembuatan model, kita dapat memanfaatkan berbagai bahan yang
ada disekitar kita. Sebab, sesungguhnya bahan-bahan tersebut sangat banyak.
Namun, sering kali kekurangan atau kekurangjelian kita dalam
memanfaatkan, menjadikan bahan-bahan tersebut tidak termanfaatkan.
Hal ini pula yang menjadi salah satu biang kendala tidak majunya dunia
pendidikan di negeri kita. Sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai
(2005), bahan-bahan untuk pembuatan model ajar meliputi kertas dan karton,
kayu dan kardus, bubur kertas, bubur kertas crepe, kayu, tanah liat, malam
atau lilin, plaster paris, bahan metal, serta bahan dan perangkat konstruksi.

Berikut beberapa contoh model yang dibuat dari beberapa bahan tersebut.
1. Model Berbahan Kertas dan Karton Langkah-langkahnya sebagai berukut:
a. Kumpulkan foto-foto, gambar-gambar, serta gambaran keseluruhan dari
benteng bersejarah tersebut atau teliti langsung ke lokasi benteng itu
berada.
b. Berdasarkan data tersebut, kemudian buatlah sketsa model benteng
bersejarah itu. Untuk penggambarannya, dapat digunakan tiga sudut
pandang, yakni depan, samping, dan atas. Yang jelas, di antara kettiga
posisi objek tersebut, tentu bagian-bagiannya tidak sama. Oleh karena
itu, perlu pula ditambahkan sketsa imbuhan pandangan dari bagian
belakang dan mungkin juga bagian bawahnya.
c. Tentukan berapa banyak unsur-unsur yang akan dimasukkan sebagai
bagian terpenting dari model benteng bersejarah itu. Unsur-unsur
tersebut diperoleh dari hasil penggambaran yang telah kita lakukan
sebelumnya.
d. Kumpulkan bahan-bahan, terutama kertas dan karton, yang dibutuhkan
sebagai bahan utama pembuatan model benteng bersejarah. Bahan

7
tambahan lainnya yang perlu disiapkan adalah cat, spidol, atau cat
semprot. Sementara, untuk peralatannya, perlu disiapkan pensil,
penghapus, pisau, gunting, staples, isolasi, penggaris, jangka, lem
kertas, kuas, dan tiner.
e. Susunlah bahan-bahan sesuai dengan sketsa benteng bersejarah yang
telah dibuat. Dalam proses tersebut, ada berbagai macam kegiatan,
seperti mengukur, memotong, menempelkan atau merekatkan, hingga
pengecatan kertas dan karton untuk proses finishing dari model
tersebut.
f. Susunlah informasi pendukung dalam selembar kertas untuk
menjelaskan secara lebih detai tentang model tersebut.
g. Siapkan tugas untuk peserta didik secara tertulis.
h. Buatlah kriteria penilaian dari tugas yang diberikan kepada peserta
didik.
2. Model Berbahan Kertas dan Kardus
Ada berbagai macam model yang bisa dibuat dengan menggunakan
bahan kertas dan kardus, seperti miniatur mabel rumah, pohon, bunga,
papan lalu lintas, kapal, mobil, truk, kereta api, pesawat terbang, topi,
boneka, pakaian, bendera, mesin sederhana, dan sebagainya.
Berikut ini adalah contoh langkah-langkah pembuatan mmodel
miniatur rumah tangga.
a. Kumpulkan gambar-gambar tentang mabel rumah tangga.
b. Buatlah sketsa untuk masing-masing mabel rumah tangga tersebut.
Dalam penggambarannya, tampilkan bagian depan, samping, atas,
belakang, dan bawah.
c. Kumpulkan bahan-bahan untuk membuat miniatur mabel rumah tangga,
terutama kertas dan karton. Untuk bahannya, antara lain spidol, krayon
atau cat, serta kawat. Sedangkan untuk alatnya, antara lain pensil,
penggaris, busur, jangka, gunting, pisau, isolasi, lem bakar, lem kertas
dan tang.

8
d. Buatlah kerangka miniatur mabel rumah tangga dengan kawat yang
telah disiapkan menurut sketsa yang telah dibuat.
e. Potong-potong kertas dan kardus sesuai dengan sketsa yang telah
dibuat. Rekarkan dan tempelkan potongan-potongan kertas dan kardus
dengan isolasi, lem bakar, atau lem kertas pada kerangka yang telah
disiapkan sebelumnya.
f. Berikan pewarnaan melaui pengecatan terhadap kertas dan kardus untuk
memberikan tampilan yang serupa dengan aslinya.
g. Susunlah informasi pendukung tentang mabel rumah tangga dalam
selembar kertas.
h. Siapkan tugas untuk pesertas didik secara tertulis.
i. Buatlah kriteria penilaian dari tugas yang diberikan kepada peserta
didik tersebut.
3. Model Berbahan Bubur Kertas
Berbagai model yang bisa dibuat dengan bubur kertas, misalnya
model daratan pedesaan, model permukaan gunung berapi pada kerangka
dari kayu berkawat, model binatang dengan rangka kawat, mode kepala
bonekaa, model buah-buahan, dan model sayur-mayur.
a. Cara-cara Membuat Bubur Kertas Adapun cara membuat bubur kertas
sebagaimana disebutkan dalam Sudjana dan Rivai (2005), ada tiga
macam.
1) Cara pertama
a) Rendam sobekan kertas kecil-kecil di dalam air panas selama
beberapa jam, kemudian keringkan dan aduk.
b) Campur bubur tersebut dengan perekat kertas tembok yang
telah dicampur air. Namun, jika ingin menambahkan
perekatnya, tambahkan perekat tersenut sebelum bubur
dituangkan.
c) Setelah bubur kertas dan perekat dicampur secara merata,
maka bahan ini siap digunakan.
2) Cara kedua

9
a) Sobek kertas koran kecil-kecil tanpa menggunakan gunting.
Sejumlah besar kertas harus disobek, sebab akan
mengendapkan tertekan bila direndam.
b) Masukkan sobekan kertas ke dalam ember yang telah diisi air.
c) Bubuhkan satu sendok garam dapur, dan biarkan selama
semalam.
d) Pada hari berikutnya, buang airnya dan angkat kertas tersebut.
Kemudian aduklah bubur tersebut dengan tangan agar lebih
lumat.
e) Campurkan sekitar 12 sendok serbuk flour untuk setiap
setengah dari campuran kertas. Jika ternyata belum pekat,
tambahkan lagi lebih banyak flour sampai bubur menjadi pekat
merata serta bisa digunakan sebaikbaiknya.
3) Cara ketiga (berbahan kertas crepe)
a) Sobeklah kecil-kecil kertas crepe berwarna
b) Masukkan sobekkan kertas ke dalam ember atau panci besar.
c) Tambahkan secangkir serbuk flour dan setengah gelas garam
ke dalam ember itu.
d) Aduklah hingga merata dan diamkan. Bubur kertas siap
digunakan.
b. Contoh Langkah-Langkah Pembuatan Model Sapi Berbahan Bubur
Kertas Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
1) Siapkan foto atau gambar sapi yang akan dibuat model.
2) Buatlah sketsa gambar untuk sapi tersebut.
3) Tentukan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk membuat model sapi.
4) Siapkan bahan-bahan, terutama bubur kertas. Kemudian, siapkan
pula papan kayu, benang, dan kawat. Adupun alat-alat yang
dibutuhkan, antara lain gunting, pisau, ember, paku, tang, martil,
gergaji, pensil, spidol, penggaris, penghapus, pewarna (cat spidol,
atau krayon), kuas, dan kertas.

10
5) Buatlah kerangka model dengan kawat sesuai gambar sapi yang
diinginkan. Susunan kerangka meliputi kepala, bdan, kaki, dan
ekor. Untuk kakinya, dipakukan ke papan kayu sebagai alasnya.
6) Buatlah kepala, badan, kaki, dan ekor dari bubur kertas padat.
Kemudian, ekor dibuat dari benang hitam yang dijuntai dan
dilekatkan pada kerangka ekor.
7) Berikan pewarna (bisa menggunakan cat, spidol, krayon, atau cat
semprot) pada model sesuai dengan gambar sapi yang telah
direncanakan sebelumnya.
8) Susun informasi pendukung pada selembar kertas.
9) Berikan tugas yang berkenaan dengan model kepada peserta didik,
bisa secara lisan atau tulisan.
10) Lakukan penilaian terhadap jawaban-jawaban yang diberikan
peserta didik dengan kriteria-kriteria yang telah kita tetapkan.
Demikianlah aneka contoh model dari berbagai jenis bahan. Dengan
melihat contoh-contoh tersebut beserta cara pembuatannya, hendaknya dapat
memacu dan merangsang kreativitas kita untuk memanfaatkan berbagai
macam bahan yang berserakan dan berlimpah di sekitar kita. Sehingga, dari
bahan-bahan yang tak terpakai bisa menjadi model yang kaya manfaat.
Bahkan, jika dibuat dengan lebih serius, akan menjadi peluang bisnis yang
menggiurkan. Ini merupakan sebuah peluang yang sungguh menguntungkan.

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model/maket sebagai bahan ajar tiga dimensi merupakan sebuah tiruan
benda nyata yang mempermudah atau untuk memberi jalan dalam berbagai
kesulitan yang ditemui ketika menghadirkan sebuah objek/benda tersebut
langsung ke dalam kelas. Nuansa asli dari benda tersebut masih dirasakan
seperti aslinya tanpa ada struktur yang hilang, sehingga pembelajaran menjadi
lebih bermakna.
Secara umum kegunaan dari model/maket dalam kegiatan pembelajaran
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kegunaan bagi siswa dan kegunaan bagi
guru. Sedangkan keunggulan dari model/maket ini yaitu efektif.
Setiap jenis bahan ajar memiliki unsur-unsur yang berbeda-beda. Dari itu,
struktur model atau maket harus kita ketahui. Pada bahan ajar berbentuk
model (maket), strukturnya memiliki kemiripan dengan bahan ajar berbentuk
foto atau gambar. Struktur model terdiri atas lima unsur, meliputi judul,
kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau
langkah kerja, dan penilaian.
3.2 Saran
Saran dari penulis ketika membuat model/maket ini guru sebaiknya membuat
sebuah rancangan yang kreatif agar anak tidak bosan dan sebaiknya ketika
membuat model/maket ini buatlah yang sekiranya dapat digunakan kembali.

12
DAFTAR PUSTAKA

Prastowo, Andi. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan
Praktik. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

https://eprints.uny.ac.id/52525/2/BAB%20I.pdf (Diakses 31 agustus 2019 pukul


16.06 WIB).

13

Anda mungkin juga menyukai