Anda di halaman 1dari 13

A.

B. SEJARAH MODEL KELOMPOK DENGAN SUDUT PENGAMAN


Model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman merupakan
pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-
masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda secara bergantian. Pembelajaran
kelompok dengan sudut pengaman pada TK dapat memudahkan guru untuk
mengkoordinir kelas agar lebih efektif serta membuat anak untuk lebih berinteraksi
dengan teman sebayanya. Penggunaan model pembelajaran kelompok pada anak usia dini
dapat meningkatkan motivasi serta rasa tanggung jawab. Pada pembelajaran kelompok
dengan sudut pengaman peran guru hanya sebagai fasilitator atau pendukung dalam
pembelajaran, guru akan mendorong anak-anak untuk meningkatkan kemampuan
intelektual mereka. Ketika akan menggunakan model pembelajaran sudut pengaman guru
harus menyiapkan kegiatan pengaman yang berguna untuk mengkoordinir anak yang telah
menyelesaikan kegiatan, sebagai sarana transisi untuk menunggu kegiatan yang lain, serta
penguat untuk pengaman (Rofiq, 2018).
Menurut (Yulyanti, 2020) penggunaan model pembelajaran kelompok dengan
pengaman akan efektif apabila digunakan ketika:
1. Guru menekankan usaha bersama dibandingkan usaha mandiri,
2. Guru ingin mengenalkan dan menanamkan tutor sebaya melalui teman kelasnya.
3. Guru ingin melatih kemampuan pemecahan masalah sederhana pada anak usia dini
Model pembelajaran kelompok dengan sudut pengaman pada TK memiliki
berbagai macam variasi, penggunaan variasi ini disesuaikan dengan visibilitas, aksebilitas,
fleksibilitas, kenyamanan anak serta guru, keindahan kelas, dan memudahkan komunikasi
guru dengan anak, serta anak dengan anak. Variasi yang digunakan oleh guru diantara lain
dapat berupa :
1. Model Pembelajaran kelompok terpisah
Pada model pembelajaran kelompok ini, jika kelas yang digunakan luas guru daapt
memanfaatkannya dengan meletakkan meja dan kursi menjadi kelompok-kelompok
kecil yang saling berjauhan sehingga tidak mengganggu sesame temannya.
2. Model pembelajaran kelompok untuk kelompok
Pada model ini, guru dapat menempatkan kelompok dalam satu meja dengan ukuran
yang cukup besar. Atau dapat juga dengan membuat beberapa meja menjadi satu meja
yang lebih besar (Yulyanti, 2020).
Tujuan dari diadakannya pembelajaran kelompok dengan sudut pengaman ialah
untuk mencapai tujuan-tujuan penting pembelajaran, diantaranya ialah meningkatkan hasil
belajar, anak dapat menerima keragaman dan mengembangkan keterampilan sosial
(Ningsih, 2020). Model pembelajaran kelompok dengan sudut pengaman berbeda dengan
model pembelajaran lain. model pembelajaran ini mengajarkan anak untuk dapat saling
bekerja sama dengan teman sebayanya. Pembelajaran ini penting untuk dimiliki oleh
seorang anak, karena mereka akan terjun ke dalam masyarakat yang Sebagian besar
dilakukan dalam bentuk organisasi yang saling bergantung satu sama lain.

1. Definisi Pembelajaran Kelompok dengan Pengaman


Model pembelajaran diambil dari 2 suku kata, yaitu model dan pembelajaran.
Kedua kata tersebut memiliki arti yang tidak sama. Model ialah konsep yang
digunakan dalam mempresentasikan hal nyata. Sedangkan pembelajaran ialah usaha
sadar dari guru untuk memberikan pengarahan pada anak didiknya untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Hijriati, 2017). Dari kedua kata tersebut dapat diartikan bahwa
model pembelajaran merupakan konsep kegiatan yang harus dikerjakan oleh guru
dan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Model pembelajaran merupakan suatu konsep rancangan yang memperlihatkan
gambaran proses perincian dan penciptaan situasi yang memungkinkan anak untuk
berinteraksi dalam pembelajaran (Hijriati, 2017). Dalam paud terdapat berbagai
macam model pembelajaran yang dapat digunakann oleh guru. Model-model
pembelajaran tersebut yakni, model pembelajaran klasikal, model pembelajaran
area, model pembelajaran sentra, model pembelajaran sentra dan model
pembelajaran kelompok dengan sudut pengaman.
Model pembelajaran kelompok dengan sudut pengaman adalah model
pembelajaran yang membagi anak menjadi kelompok-kelompok kecil dengan
masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu hari anak
dapat menyelesaikan 2-3 kegiatan secara bergantian dengan temannya. Apabila ada
anak yang telah menyelesaikan tugas lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak
lainnya. Maka anak tersebut dapat melanjutkan kegiatan lain yang tersedia di
kelompok pengaman.
Dalam model pembelajaran kelompok dengan sudut pengaman terdapat hal-
hal yang harus diperhatikan oleh guru, seperti penataan perabotan yang harus sesuai
dengan kegiatan yang akan dilakukan, dinding yang digunakan, peletakan dan
pengaturan arena bermain dan belajar yang indah serta sesuai dengan fungsinya, lalu
yang terakhir kegiatan pengaman yang sesuai dalam kelas. Untuk pelaksanaan
model pembelajaran ini sendiri hampir sama dengan pelaksanaan model
pembelajaran lain, yaitu terdapat kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
2. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kelompok dengan Pengaman
Menurut Rofiq, (2018) Pada kegiatan model pembelajaran dengan pengaman,
harus mempertimbangkan karakteristik dan minat anak terhadap kegiatan, bahan dan
alat main, atau apapun yang ada dilingkungan sekitar anak. Ada beberapa pilihan
dalam model kelompok dengan sudut pengaman yaitu :
a. Model kelompok dengan karya individual
Pada jenis model kelompok dengan karya individual ini guru
menyediakan kegiatan sejumlah kelompok anak beserta kegiatan pengamannya.
Misalnya, anak dibagi kedalam 3 kelompok, maka guru menyediakan kegiatan
untuk 3 kelompok tersebut dan juga kegiatan pengaman. Hasil karya yang
diperoleh adalah hasil karya individual. Jika terdapat anak yang menyelesaikan
tugas lebih cepat dari teman di kelompoknya, maka anak tersebut dapat
meneruskan kegiatan di kelompok lainnya selama masih tersedia tempat main.
Namun apabila tidak tersedia tempat main, maka anak tersebut dapat bermain
dengan kegiatan pengaman. Dalam proses bermain anak dapat diberikan kartu
bermain, yang berfungsi untuk mempermudah guru dalam mengontrol kegiatan
mana saja yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan anak. Jadi meskipun
pembelajaran dilakukan secara berkelompok, namun anak melakukan kegiatan
secara individu sehingga hasil belajarnya individual.
b. Model kelompok dengan karya kelompok
Kegiatan bermain kelompok dengan pengaman dapat dikembangkan pula
menjadi kegiatan bermain yang dilakukan secara kelompok dengan hasil kaya
kelompok juga. Misalnya, disediakan 3 meja yang masing-masing terdiri dari 1
kegiatan main kelompok dalam satu meja. Kegiatan main tersebut dilakukan
besama-sama dengan satu hasil karya. Pada variasi kegiatan bermain ini, anak
anak belajar bekerja sama dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan 1 tugas.
Jadi pada jenis model pembelajaran kelompok dengan karya kelompok ini, anak
melakukan pembelajaran secara berkelompok dan menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dengan bekerjasama dengan kelompok sehingga hasil belajarnya
merupakan hasil karya kelompok tidak individual.

c. Model kelompok dengan karya proyek


Pada model kelompok dengan karya proyek ini yaitu kegiatan bermain
kelompok yang dilakukan dengan pengaman lainnya dengan cara memberikan
ide awal terlebih dahulu pada anak untuk bekerja bersama. Misalnya, guru
menyampaikan ide untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan tema
seperti membuat sop sayur. Pada meja 1, anak-anak menyiapkan kebutuhan
untuk membuat sop sayur seperti, membersihkan sayuran, memotong sayur, air,
garam, panci, mangkok dll. Pada meja 2, anak-anak melakukan pengelolahan sop
sayur seperti mencampur bahan-bahan yang telah disiapkan pada meja 1. Meja 3,
anak-anak menyajikan sop sayur dimangkok yang sudah disiapkan. Sehingga
dalam kegiatan ini semua anak mempunyai peran yang sama dalam sebuah karya
besarnya. Jadi pada jenis Model kelompok dengan karya proyek ini anak
bekerjasama untuk menyelesaikan sebuah proyek dengan pembagian jobdisk
yang berbeda beda.

Dari ketiga jenis model pembelajaran kelompok diatas guru atau pendidik
dapat memilih dan memakai jenis apapun yang tentu disesuaikan dengan
kebutuhan yang ada dilembaga, begitupun juga pada rancangan kegiatan
kelompok dengan kegiatan pengaman yang sebaiknya tetap memperhatikan
kecukupan tempat dan jenis main yang disediakan dilembaga dengan
menggunakan bahan dan alat-alat yang lebih bervariasi yang tentunya kegiatan
serta metode yang digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan
tema atau sub tema yang dibahas dengan memperhatikan aspek perkembangan
yang sesuai dengan tingkatan usianya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kelompok dengan Pengaman
Dalam pelaksanan pembelajaran dengan model pembelajaran kelompok
dengan pengaman tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Ada beberapa pendapat
terkait dengan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kelompok dengan
pengaman yaitu:
a. Menurut (Lina, 2017) Dalam proses pembelajaran, strategi maupun metode
yang digunakan dalam model pembelajarankelompok dengan pengaman
memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu:
1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
2) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.
3) Meningkatnya rasa saling percaya kepada sesama.
4) Memungkinkan para anak saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi dan perilaku sosial.
5) Memudahkan anak dalam melakukan penyesuaian sosial.
6) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
aspek.
7) Meningkatkan kesediaan untuk melakukan ide orang lain yang dirasakan
lebih baik.
Sedangkan sisi negatif atau kekurangan dari model pembelajaran
kelompok, diantaranya:
1) Anak lebih pintar dan belum mengerti tujuannya, akan merasa dirugikan
karena harus repot-repot membantu temannya.
2) Anak merasa keberatan, karena nilai yang meraka peroleh ditentukan oleh
tingkat pencapaian anak masing-masing sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.

b. Menurut (Sanjaya, 2016) pembelajaran kelompok dengan pengaman memiliki


kelebihan dan kekurangan sebagai suatu strategi pembelajaran. Adapun
kelebihanya diantaranya yaitu:
1) Siswa tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide
orang lain.
3) Dapat membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung
jawab dalam belajar.
5) Belajar kelompok merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif
dengan orang lain, mengembangkan keterampilan memanage waktu, dan
sikap positif terhadap sekolah.
6) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktek
memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan
yang dibuat adalah tanggung jawab kelompok.
7) Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8) Interaksi selama belajar kelompok berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran kelompok dengan
pengaman yaitu:
1) Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kelompok memang
perlu waktu. Sangat tidak rasional kalau guru mengharapkan secara otomatis
siswa akan mengerti dan memahami pembelajaran kelompok. Untuk siswa
yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa
terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.
Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu kerjasama dalam
kelompok.
2) Ciri utama pembelajaran kelompok adalah siswa saling membelajarkan.
Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan
dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang
demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai
oleh siswa.
3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kelompok didasarkan kepada
hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa
sebenarnya prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
4) Kemauan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat untuk siswa,
akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada
kemampuan secara individual

c. Menurut (Hijriati, 2017) terdapat kelebihan dan kekurangan model


pembelajaran kelompok dengan pengaman, yaitu:
1) Kelebihan model pembelajaran kelompok dengan pengaman: siswa tidak
terlalu bergantung pada guru, keberhasilan dalam penyelesaian tugas
tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut,
memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab, Memberikan
kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka
melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima
informasi dari anggota kelompok lain, Partisipasi dan komunikasi siswa
dapat melatih peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif berkomunikasi
dalam kegiatan pembelajaran.
2) Kekurangan model pembelajaran kelompok dengan pengaman: siswa yang
mempunyai kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang mempunyai
kemampuan kurang akibatnya keadaan seperti ini dapat mengganggu iklim
kerjasama dalam kelompok. Jikalau pembelajaran sesama siswa tidak
efektif, bila dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa
terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami
tidak dicapai oleh siswa.

Dari beberapa uraian pendapat diatas terkait kelebihan dan kekurangan dari
model pembelajaran kelompok ini maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari
model pembelajaran kelompok ini tidak lain untuk membiasakan peserta didik
mandiri dalam pembelajaran dan tidak bergantung pada guru sehingga peserta didik
dapat mengeksplor dirinya melalui kegiatan yang ada serta melalui model
pembelajaran kelompok ini dapat mengembangkan aspek sosial peserta didik
dimana pada model ini menuntut anak untuk saling berinteraksi kepada sesama
anggota kelompok serta bekerja sama untuk menyelesaikan kegiatan yang telah
diberikan oleh guru yang dimana juga akan terjadi saling menyampaikan ide dan
membandingkannya sehingga peserta didik dapat berfikir logis. Sedangkan
kekurangan dari model pembelajaran kelompok ini yaitu terkait kemampuan setiap
peserta didik yang berbeda beda, karna pembelejaran dilakukan secara berkelompok
maka harus berkaitan dengan peserta didik lain yang tentu memiliki kemampuan
yang berbeda sehingga hal ini akan menjadi hambatan pada peserta didik yang
memiliki kemampuan lebih yang dimana harus membantu temannya yang memiliki
kemampuan yang kurang darinya, hal itu dapat mengakibatkan terjadinya hambatan
pada iklim kerjasama delam berkelompok sehingga hasil pembelajaran akan kurang
maksimal.

4. Implementasi Model Pembelajaran Kelompok dengan Pengaman pada TK


Model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman
merupakan pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok
dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda secara
bergantian. Kegiatan pembelajaran di kelompok merupakan kegiatan utama yang
harus dilakukan anak dimana guru mendampingi kelompok anak, memberikan
dukungan sesuai kebutuhan anak, serta memastikan anak menyelesaikan kegiatan
sesuai yang diharapkan. Kemudian guru mempersilahkan anak untuk berpindah ke
kegiatan berikutnya atau ke kegiatan pengaman. Sementara kegiatan pengaman
berfungsi sebagai; 1) kegiatan alternatif bagi anak yang lebih cepat menyelesaikan
kegiatan dikelompoknya, dan 2) sarana transisi anak untuk berpindah dari satu
kegiatan ke kegiatan lainnya, melatih kesabaran dan mengendalikan perilaku anak
saat menunggu giliran, serta pemenuhan minat anak terhadap kegiatan yang
disediakan guru, 3) penguatan untuk pengaman, sediakan alat [ CITATION Far18 \l
1033 ].
Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan PAUD
di Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini
sudah banyak PAUD yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif.
Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman,
adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok,
biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masingmasing kelompok
melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus
menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam
pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih
cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain
sejauh di kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka
anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu didalam kelas yang telah
disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman
sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan
dengan tema atau sub tema yang dibahas.
Langkah-langkah kegiatan model pembelajaran kelompok dengan pengaman,
sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan / Awal (± 30 menit)
Kegiatan pendahuluan dilaksanakan secara klasikal, artinya kegiatan yang
dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu satuan waktu dengan
kegiatan yang sama, dan sifatnya pemanasan, misalnya berdoa, presensi,
bernyanyi sesuai tema, bertepuk tangan, berdiskusi dan tanya jawab tentang tema
dan sub tema atau pengalaman yang dialami anak. Jika pada waktu diskusi
terjadi kejenuhan diharapkan guru membuat variasi kegiatan, misalnya
dilanjutkan dengan kegiatan fisik/motorik kasar atau permainan yang melatih
pendengaran anak.
b. Kegiatan Inti (± 60 menit)
1) Sifat dari kegiatan ini adalah kegiatan yang mengaktifkan perhatian,
kemampuan dan sosial emosi anak. Kegiatan terdiri dari bermacam-macam
kegiatan bermain yang dipilih dan disukai anak agar dapat bereksplorasi,
bereksperimen, meningkatkan konsentrasi, memunculkan inisiatif,
kemandirian dan kreativitasnya serta dapat membantu dan mengembangkan
kebiasaan bekerja yang baik.
2) Pada kegiatan ini anak terbagi beberapa kegiatan kelompok, artinya dalam
satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok anak melakukan
kegiatan yang berbeda-beda. Pengorganisasian anak saat kegiatan pada
umumnya dengan kegiatan kelompok, namun adakalanya diperlukan
menggunakan kegiatan klasikal maupun individual.
3) Sebelum anak dibagi menjadi kelompok, guru menjelaskan kegiatan atau hal-
hal yang berkaitan dengan tugas masing-masing kelompok secara klasikal.
Pada kegiatan inti dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru
bersama anak dapat memberi nama masing-masing kelompok. Anak diberi
kebebasan untuk memilih kegiatan yang ada pada kelompok yang
diminatinya dan tempat yang disediakan. Semua anak hendaknya secara
bergantian mengikuti kegiatankegiatan yang direncanakan oleh guru. Setelah
anak dapat mengikuti secara teratur, maka anak boleh memilih kegiatan
sendiri dengan tertib.
4) Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada
temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia
tempat, anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman.
Fungsi kegiatan pengaman adalah sebagai tempat kegiatan anak yang telah
menyelesaikan tugasnya lebih cepat sehingga tidak mengganggu teman lain.
Alat-alat yang disediakan pada kegiatan pengaman disesuaikan dengan tema
atau sub tema yang dibahas.
c. Istirahat/Makan (± 30 menit)
Kegiatan ini kadang-kadang dapat digunakan untuk mengisi
indikator/kemampuan yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan
makan, misalnya tata tertib makan, jenis makanan bergizi, rasa sosial dan
kerjasama. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia dapat digunakan
untuk bermain dengan alat permainan di luar kelas yang bertujuan
mengembangkan fisik/motorik anak.
d. Penutup (± 30 menit)
Kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan penutup bersifat menenangkan anak
dan diberikan secara klasikal, misalnya membaca cerita dari buku, pantomim,
menyanyi, atau apresiasi musik dari berbagai daerah. Kegiatan ini diakhiri
dengan tanya jawab mengenai kegiatan yang berlangsung, sehingga anak
mengingat dan memaknai kegiatan yang dilaksanakan dan kemudian dilanjutkan
dengan pesan-pesan dan doa pulang. Selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap
program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik [ CITATION
Yun20 \l 1033 ].
DAFTAR PUSTAKA

Hijriati. (2017). Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.


Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 74–92.
Lina. (2017). Pelaksanaan Model Pembeajaran Klasikal Di Tk Kecematan Danau
Kerinci. Universitas Jambi : Skripsi. 1–80.
Ningsih, E. S. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Kelompok Di Raudhatul
Athfal Perwanida 2 Kota Palangka Raya Oleh : Emi Satya Ningsih Institut
Agama Islam Negeri Palangka Raya 2020 M / 1442 H. Institut Agama Islam
Negeri palangkaraya.
Rofiq, A. (2018). PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Vol. 6, pp. 16–19).
Sanjaya, W. (2016). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan
(Edisi 1 Cetakan 12). Jakarta : Prenadamedia.
Yulyanti, E. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Kelompok di TK Assalam 1
Sukarame Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri.
Yuniatari. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Kelompok, Sudut, Area, dan
Sentra dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Islamic EduKids: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 02 No. 02.

Yusuf, F., Susanti, A., Rumanda, Y., & Maryati, S. (2018). Pedoman Pengelolaan
Kelas Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan
Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai