Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)


(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Analisis Kebijakan
Pendidikan)

Dosen Pengampu : Dr. Buhari Luneto, M.Pd,

Di Susun Oleh Kelompok 4:


1. Nabila Mamonto
2. Anisa Talawo
3. Ardi R. Suma
4. Iman Datau
5. Fikar Anwari

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya, terlebih nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah “Kebijakan Pendidikan Anai Usia Dini
(PAUD)”

Sholawat serta salam tak lupa senantiasa kita haturkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW. yang telah membimbing kita dari zaman kebodohan ke zaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Dr. Buhari


Luneto, M.Pd, selaku dosen pembimbing mata kuliah “Analisis Kebijakan
Pendidikan” yang sudah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami menyadari masih ada kekurangan didalam penulisan atau


penyusunan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepanya.

Gorontalo, 26 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................2
D. Manfaat Penulisan..........................................................................2
BAB. II PEMBAHASAN
A. Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini...........................................3
B. Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan Anak Usia Dini..........4
C. Bentuk Layanan Pendidikan Anak Usia Dini.................................5
D. Penyediaan Layanan PAUD
(Permendikbud Nomor 18 Tahun 2018..........................................6

BAB. III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................15
B. Saran..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan pondasi terpenting dalam
membentuk generasi Indonesia yang berkualitas, beriman dan bertaqwa. Untuk
itu diperlukan sebuah kebijakan yang menjadi panduan dan acuan
penyelenggaraan sebuah lembaga PAUD.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah “suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan / Permendikbud
Nomor 18 Tahun 2018 tentang Penyediaan Layanan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), adapun penyediaan layanan PAUD sendiri bertujuan untuk
menyediakan layanan PAUD secara universal untuk semua anak usia dini yaitu
sejak lahir sampai berusia 6 (enam) tahun agar memiliki akses terhadap
perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pendidikan prasekolah dasar
yang berkualitas sebagai persiapan menempuh pendidikan dasar.
Pada penyelenggaraan PAUD sendiri di Indonesia bertumpu pada layanan
utama. Berbagai bentuk pelayanan pendidikan bagi anak usia dini banyak
ditemukan di lingkungan sekitar, baik yang bersifat informal, non formal
maupun yang formal. Beberapa contoh lembaga pendidikan tersebut antara lain
Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak
(TK), Raudhatul Athfal (RA).
Kuantitas lembaga pendidikan anak usia dini di Indonesia semakin
berkembang pesat. Pentingnya keberadaan PAUD semakin dirasakan bagi
bangsa Indonesia, hal ini ditandai dengan makin tumbuhnya kesadaran
masyarakat akan kebutuhan PAUD, sehingga muncul lembaga-lembaga PAUD
yang dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini?
2. Bagaiman Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan Anak Usia Dini?
3. Bagaimana Bentuk Layanan Pendidikan Anak Usia Dini Dan
Bagaimana Penyediaan Layanan PAUD?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini
2. Untuk Mengetahui Bagaiman Peraturan Pemerintah Tentang
Pendidikan Anak Usia Dini
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Bentuk Layanan Pendidikan Anak Usia
Dini serta Penyediaan Layanan PAUD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Dalam proses penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini terdapat
campur tangan pemerintah yang mendukung berlangsungnya pendidikan dasar
tersebut. Pemerintah memberikan peraturan dalam bentuk perundang-
undangan, dan kebijakan nya untuk melangsungkan pendidikan tersebut.
Kebijakan pemerintah terhadap pendidikan yang mendukung pendidikan
sepanjang hayat adalah diakuinya PAUD (pendidikan anak usia dini). Hal ini
tertuang dalam pasal 28 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa secara yuridis formal,
PAUD merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan Sistem
Pendidikan Nasional. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, non-formal atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanakkanak (TK), Raudatul Athfal (RA). PAUD pada jalur
pendidikan non-formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan
Anak (TPA). PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan
keluarga dan yang diselenggarakan oleh lingkungan masyarakat. Pentingnya
PAUD (yang didalamnya terdapat RA) telah menjadi perhatian Internasional.
Dalam pertemuan forum pendidikan tahun 2000 di Dakar Sinegal, salah satu
butir kesepakatannya adalah memperluas dan memperbaiki keseluruhan
perawatan dan PAUD, terutama bagi mereka yang sangat rawan dan kurang
beruntung (Noorlaila, 2010:14). Raudhatul Athfal merupakan satuan
pendidikan anak usia dini yang berada dalam pembinaan Kementerian Agama.
Sesuai dengan peraturan tentang otonomi daerah, agama merupakan salah satu
urusan yang tidak diotonomikan. Berdasarkan data Kementerian Agama RI
dalam angka tahun 2016 disebutkan bahwa jumlah Raudhatul Athfal (RA)
sebanyak 27.999 lembaga dengan 1.231.101 siswa1 . Bila akreditasi sebagai
ukuran minimal mutu pelayanan pendidikan, maka kondisi mutu RA sebagai
berikut; 1.658 ( 5,93%) terakreditasi A, 5.755 (20,57%) terakreditasi B dan
3
2.399 (8,57%) terakreditasi C serta 18.166 atau 64,93% belum terakreditasi.
Pendidik RA berjumlah 118.196. Kualifikasi pendidikan guru RA, yang belum
sarjana berjumlah 55.026, Sarjana (S1) berjumlah 63.350 dan yang telah lulus
S2 berjumlah 191 orang.1

B. Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan Anak Usia Dini


Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diatur berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Beberapa istilah
penting terkait PAUD berdasarkan Permendikbud No. 137 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (SN PAUD) di antaranya adalah :
a. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya disebut Standar
PAUD adalah kriteria tentang pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini selanjutnya disebut STPPA
adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek
perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral,
fisikmotorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni. c. Standar Isi
adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi menuju tingkat
pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. d. Standar
Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau
program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian
perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. e. Standar Penilaian
adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran dalam rangka
mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai dengan tingkat usia anak. f. Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria tentang kualifikasi
akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan PAUD. g. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria tentang
persyaratan pendukung penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia
1
1Kementerian Agama RI dalam Angka 2016, Biro Hubungan Masyarakat, Data dan informasi
tahun 2017, h. 107-114 2PP No. 66 tahun 2010 tentang perubahan atas PP No 17 Tahun 2010
tentang pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
4
dini secara holistik dan integratif yang memanfaatkan potensi lokal. h. Standar
Pengelolaan adalah kriteria tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau program PAUD. i. Standar
Pembiayaan adalah kriteria tentang komponen dan besaran biaya personal serta
operasional pada satuan atau program PAUD. j. Pendidikan Anak Usia Dini
adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6
(enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. k. Satuan atau
program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan pada suatu lembaga
pendidikan dalam bentuk Taman Kanak-kanak (TK)/Raudatul Athfal
(RA)/Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak
(TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). l. Kurikulum PAUD adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pengembangan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pengembangan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. m.
Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak didik, antara anak didik dan
pendidik dengan melibatkan oangtua serta sumber belajar pada suasana belajar
dan bermain di satuan atau program PAUD.
C. Bentuk Layanan Pendidikan Anak Usia Dini
Pada dasarnya yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak usia dini
pada tahap pertama adalah lingkungan keluarga. Pelaksanaannya terjadi secara
informal karena secara tidak langsung anak akan memperoleh pengalaman baik
secara sadar maupun tidak sadar dan hal ini akan berlangsung sejak anak lahir
sampai meninggal dunia. Orangtua berperan untuk melatih dan mengajarkan
anaknya untuk dapat berbicara dan berjalan, melatih berbagai keterampilan
seperti cara mengurus diri sendiri, sopan santun, nilai-nilai dan mengenai
berbagai obyek yang ditemuinya di lingkungan terdekatnya. Pelayanan
pengembangan anak usia dini yang holistik dan integratif dilakukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar/dasar anak yang meliputi kebutuhan
kesehatan dan gizi, pendidikan dan stimulasi serta kasih sayang orangtua.
5
Secara umum kebutuhan dasar anak meliputi kebutuhan fisik-biomedis
(asuh), emosi/kasih sayang (asih), dan kebutuhan akan stimulasi mental (asah).
Ketiga kebutuhan dasar tersebut saling berkaitan, yang berarti bahwa seorang
anak membutuhkan asuh, asih dan asah secara simultan, sinergis sesuai dengan
perkembangan usia mereka.
a. Kebutuhan fisik-biomedis meliputi :
1) Pemenuhan kebutuhan gizi seimbang,

2) Perawatan kesehatan dasar seperti pemberian ASI eksklusif, Makanan


Pendamping ASI, menu seimbang, imunisasi, penimbangan secara berkala.

b. Emosi atau kasih sayang merupakan ikatan dan interaksi yang erat antara
orangtua dan anak sejak janin dalam kandungan dan terutama pada tahun-
tahun pertama kehidupan anak untuk menjamin terwujudnya rasa aman.

c. Pemberian stimulasi kepada anak merupakan proses pembelajaran,


pendidikan dan pembinaan secara bertahap sesuai perkembangan usia
anak, agar anak mampu mendayagunakan potensi dan kecerdasannya
secara optimal, sehingga anak siap memasuki tahap perkembangan
selanjutnya.

Sedangkan lingkungan kedua yang berfungsi juga sebagai tempat


pendidikan di luar keluarga adalah masyarakat, karena masyarakat merupakan
kumpulan beberapa keluarga. Dalam masyarakat ini anak akan bergaul dengan
orang lain sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan saling
mempengaruhi sehingga akan berpengaruh pada pembentukan pribadi anak.
Unsur lain yang berperan dalam pendidikan anak adalah lingkungan
“Sekolah” yaitu lingkungan formal yang dalam hal ini biasanya dilakukan di
suatu lembaga tertentu yang telah terstruktur dan mempunyai program yang
baku. Berbagai bentuk pelayanan pendidikan bagi anak usia dini banyak
ditemukan di lingkungan sekitar, baik yang bersifat informal, non formal
maupun yang formal. Beberapa contoh lembaga pendidikan tersebut antara lain
Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Raudhatul
Athfal.

6
D. Penyediaan Layanan PAUD (Permendikbud Nomor 18 Tahun 2018)
Penyediaan layanan PAUD sendiri bertujuan untuk menyediakan layanan
PAUD secara universal untuk semua anak usia dini yaitu sejak lahir sampai
berusia 6 tahun agar memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan
anak usia dini, pendidikan prasekolah dasar yang berkualitas sebagai persiapan
menempuh pendidikan dasar.
Adapun penyediaan layanan PAUD sendiri ialah :
1. Berorientasi pada kebutuhan, minat & kemampuan anak.
2. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain.
3. Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi.
4. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar.
5. Mengembangkan kecakapan hidup anak.
6. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan
sekitar.
7. Dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip perkembangan
anak.
8. Rangsangan pendidikan mencakup seluruh aspek perkembangan.

Pentingnya pelayanan pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah sebagai


berikut:
1. PAUD sebagai titik sentral strategi pembangunan sumber daya manusia
dansangat fundamental.
2. PAUD memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah
perkembangan anak selanjutnya.
3. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental.
4. Cerminan diri untuk melihat keberhasilan anak dimasa mendatang.

7
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemndikbud) telah menerbitkan
Permendikbud Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Penyediaan Layanan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), antara lain :
1. Peraturan Mendikbud pada pasal 1 yaitu :
a. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat PAUD adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
b. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh
Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
d. Pemerintah Desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
e. Masyarakat adalah perseorangan, kelompok orang, dan badan hukum
yang menyelenggarakan PAUD.
f. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang
pendidikan.

2. Pada pasal 2 : Penyediaan layanan PAUD berprinsip:


a. Pelayanan yang berkesinambungan;
Pelayanan yang berkesinambungan yakni layanan dilakukan pada
seluruh layanan PAUD yang dilakukan secara berkelanjutan sejak lahir
hingga usia 6 tahun.
b. Pelayanan yang nondiskriminasi;

8
Pelayanan yang non diskriminasi yakni layanan yang dilaksanakan
oleh berbagai pihak dan pemangku kebijakan diberikan kepada seluruh
anak PAUD, yang ada di satuan PAUD secara adil tanpa membeda-
bedakan jenis kelamin, status sosial ekonomi, kondisi tumbuh kembang
anak (berkebutuhan khusus), suku, agama, ras, antar golongan.
c. Pelayanan yang tersedia, dapat dijangkau dan terjangkau, serta diterima
oleh masyarakat;
Yakni lokasi layanan PAUD diupayakan dekat dengan tempat
tinggal masyarakat dan terjangkau dari aspek biaya.
d. Berbasis budaya;
Pemberian layanan pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan,
pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan anak dilakukan dengan
memanfaatkan potensi lokal dan memperhatikan nilai budaya setempat
yang sejalan dengan prinsip lauanan PAUD.

3. Pada pasal 3 :Penyediaan layanan PAUD bertujuan untuk menyediakan


layanan PAUD secara universal untuk semua anak usia dini yaitu sejak lahir
sampai berusia 6 (enam) tahun agar memiliki akses terhadap perkembangan
dan pengasuhan anak usia dini, pendidikan prasekolah dasar yang
berkualitas sebagai persiapan menempuh pendidikan dasar.

4. Pada pasal 4 :Ruang lingkup penyediaan layanan PAUD meliputi PAUD


jalur formal dan PAUD jalur nonformal : Paud jalur formal diselenggarakan
dalam bentuk taman kanak-kanak dan raudlatul athfal (istilah untuk tk
islam). Pendidikan ini diperuntukan bagi anak usia 4-6 tahun.Yang disebut
paud non formal adalah “sekolah” yang dikenal masyarakat sebagai
kelompok bermain atau dalam bahasa asing disebut play group dan taman
penitipan anak, jalur non formal khusus menangani anak usia 2-4 tahun.

5. Pada Pada Pasal 5 : Layanan PAUD disediakan oleh:


a. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

9
b. Pemerintah Desa; atau
c. Masyarakat.Penyediaan layanan PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berpedoman pada norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
ditetapkan Menteri.

6. Pada pasal 6 yaitu :


a. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan/atau Pemerintah Desa
mengupayakan ketersediaan layanan PAUD paling sedikit 1 (satu)
desa/kelurahan terdapat 1 (satu) PAUD.
b. Ketersediaan layanan PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
anak usia usia 0 (nol) sampai dengan 6 (enam) tahun dengan prioritas
usia 5 (lima) sampai dengan 6 (enam) tahun.

7. Peraturan Mendikbud pada pasal 7 yaitu :


a. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, dan Masyarakat
menyediakan layanan PAUD berkualitas berdasarkan standar nasional
PAUD.
b. Penyediaan layanan PAUD berkualitas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) melalui:
a) Inovasi pembelajaran;
b) Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan untuk
melakukan inovasi pembelajaran; dan penyediaan sarana dan
prasarana.
c. Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dilaksanakan melalui pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan untuk peningkatan kompetensi dan
profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, maupun
Masyarakat.

8. Peraturan Mendikbud pada pasal 8 yaitu :


10
a. Layanan PAUD dapat diselenggarakan secara inklusif dengan
memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk
mengikuti PAUD dalam 1 (satu) lingkungan pendidikan secara bersama-
sama dengan peserta didik pada umumnya.
b. Layanan PAUD secara inklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri.

9. Peraturan Mendikbud pada pasal 9 yaitu :


a. Pembelajaran dalam PAUD dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan berpusat pada anak dalam konteks bermain sesuai dengan
tingkat pencapaian perkembangan anak.
b. Pembelajaran dalam PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk mengoptimalkan seluruh potensi perkembangan anak
dengan tidak mengutamakan kemampuan baca, tulis, dan hitung.
c. Pembelajaran dalam PAUD tidak menggunakan pendekatan skolastik
yang memaksa peserta didik secara fisik maupun psikis untuk memiliki
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

10. Peraturan Mendikbud pada pasal 10 yaitu :


a. Satuan pendidikan penyelenggara PAUD wajib memiliki paling sedikit 1
(satu) orang pendidik berkualifikasi S-1 (strata satu) atau D-IV (diploma
empat).
b. Satuan pendidikan penyelenggara PAUD wajib melakukan peningkatan
kompetensi bagi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
c. Pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu oleh guru
pendamping atau guru pendamping muda sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.

11. Peraturan Mendikbud pada pasal 11 yaitu :


a. Pemerintah bertanggung jawab:
a) Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria;
11
b) Memberikan perizinan kerja sama lembaga pendidikan asing
dengan lembaga pendidikan di Indonesia dan penyelenggaraan
PAUD di Luar Negeri; dan
c) Melakukan pembinaan dan pengawasan.
b. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bertanggung jawab:
a) Pendirian dan pengembangan satuan pendidikan;
b) Pemberdayaan peran serta Masyarakat dalam penyediaan layanan
PAUD;
c) Mendorong pendirian dan pengembangan PAUD melalui
pemberian kemudahan perizinan, bantuan keuangan, bantuan
sarana dan prasarana, dan/atau bantuan pendidik; dan
d) Melakukan pendataan untuk memetakan kebutuhan PAUD dan
menyusun rencana strategis pelaksanaan PAUD.
c. Pemerintah Desa bertanggung jawab mendorong peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan PAUD melalui pemberian
bantuan keuangan, bantuan sarana dan prasarana, dan/atau bantuan
pendidik.

12. Peraturan Mendikbud pada pasal 12 yaitu :


a. Satuan pendidikan penyelenggara PAUD melaporkan data
penyelenggaraan PAUD melalui sistem data pokok pendidikan yang
ditetapkan oleh Menteri.
b. Laporan data penyelenggaraan PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan menginput data secara akurat dan pemutakhiran
data ke sistem pendataan pokok pendidikan yang telah disediakan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) semester.
c. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memfasilitasi pelaporan
penyelenggaraan PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2).

12
d. Pemerintah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
kewenangannya melakukan verifikasi data satuan PAUD dan
menggunakan data PAUD sebagai dasar penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan PAUD.

13. Peraturan Mendikbud pada pasal 13 yaitu :


a. Evaluasi pelaporan data penyelenggaraan PAUD dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3).
b. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi evaluasi
masukan, proses, dan keluaran.
c. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berkala,
menyeluruh, transparan, sistematis, dan akuntabel.

14. Peraturan Mendikbud pada pasal 14 yaitu :


Peran Masyarakat dalam penyelenggaraan PAUD, meliputi:
a. Mengikutsertakan anaknya untuk mengikuti PAUD dengan
memprioritaskan anak yang berusia 5 (lima) sampai 6 (enam) tahun;
b. Meningkatkan kemampuan pengasuhan dan pendidikan bagi anaknya
sebagai peserta didik PAUD untuk pemenuhan aspek perkembangan dan
pertumbuhan anak, serta penguatan pendidikan karakter anak dalam
keluarga; dan
c. Mengawasi penyelenggaraan layanan PAUD di wilayahnya.

15. Peraturan Mendikbud pada pasal 15 yaitu


Dana penyediaan layanan PAUD bersumber dari:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
c. Pemerintah Desa;
d. Masyarakat; dan
e. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
13
16. Peraturan Mendikbud pada pasal 16 yaitu :Penyediaan layanan PAUD di
bawah pembinaan kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agama juga mengacu kepada Peraturan Menteri ini.

17. Peraturan Mendikbud pada pasal 17 yaitu :Peraturan Menteri ini mulai
berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah yang kita bahas, dapat diambil kesimpulan. Dalam
proses penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini terdapat campur tangan
pemerintah yang mendukung berlangsungnya pendidikan dasar tersebut.
Pemerintah memberikan peraturan dalam bentuk perundang-undangan, dan
kebijakan nya untuk melangsungkan pendidikan tersebut. Oleh karena itu
pendidikan anak usai dini tersebut dapat berlangsung dengan baik sesuai
dengan poin-poin yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Serta berdasarkan Undang-Undang di atas, dapat disimpulkan bahwa PAUD
merupakan satuan layanan pendidikan  bagi anak usia 0-6 tahun, yang terbagi
dalam  tiga jenjang, yakni TPA, KB, dan TK/RA. Keberadaan PAUD memiliki
landasan  yuridis yang kuat, sebagai hak bagi setiap anak untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam  rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya, sesuai dengan minat dan bakatnya .

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui
mengenai kebijakan pendidikan anak usia dini (PAUD). Dengan demikian,
makalah ini diharapkan dapat membantu dan memberikan manfaat kepada
pembaca.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, I., 2011. Penelitian Kualitatif Kepemimpinan HIMPAUDI, Studi Kasus di


Kota Malang.Yogyakarta: Aditya Media.

Depdiknas. 2008. “Pedoman Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan


Pendidikan Taman KanakKanak”.http://www.dikdasdki.go.id/downlo
ad/kebijakan dari pelayananminimal2.pdf

Logue, Mary E. 2007. “Early Childhood Learning Standards: Tools for


Promoting Social and Academic Success in Kindergarten.”Children
& Schools; Jan 2007; 29, 1; ProQuest Education Journals. pg. 35.

Moss, P., and Dahlberg, G. 2008.“Beyond Quality in Early Childhood Education


and Care – Languages of Evaluation.” New Zealand Journal of
Teachers’ Work, Volume 5, Issue 1, diakses 26 november 2022

Permendikbud. Nomor 18 tahun 2018 Tentang Penyediaan Layanan Pendidikan


Anak Usia Dini.
Tilaar.1992. Manajemen Pendidikan Nasional.Bandung: Rosda.

16

Anda mungkin juga menyukai