Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Pengambilan Keputusan”

Dosen Pembimbing : Dr. SITI ASIAH T PIDO, MM


Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Manajamen

Di Susun Oleh

Kelompok 5 :

1. Rifal Rahman
2. Ardhy R. Suma
3. Kurnia Saalam

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN MANAJAMEN PENDIDIKAN ISLAM
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO TAHUN AJARAN
2018/2019

[Type text] Page 1


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami Panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami (penulis) hadapi. Namun
kami (penulis) menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan kerabat, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Pengambilan
Keputusan Dalam Manajemen yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, dan Refrensi.
Semoga makalah ini, dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
penambahan pemikiran mengenai Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen, khususnya para
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami membuka saran dan kritik bagi para
pembaca khususnya Dosen guna perbaikan pembuatan Makalah dimasa yang akan datang.

Gorontalo, 17 Desember 2019

Penyusun

Kelompok 5

[Type text] Page 2


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... 2

Daftar Isi ........................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang ................................................................................................... 4


 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
 Tujuan ................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

 Pengambilan Keputusan (Decision Making) ..................................................... 5


 Fungsi Pengambilan Keputusan ......................................................................... 5
 Tujuan Pengambilan Keputusan ........................................................................ 5
 Jenis-Jenis Keputusan ........................................................................................ 5
 Menghadapi Kejelasan Dan Ketidakjelasan ...................................................... 6
 Model Pengambilan Keputusan
 Model Klasik (Classical Model) .................................................................. 7
 Model Administratf (Administrative Model) ............................................... 8
 Model Politik (Politic Model) ...................................................................... 9
 Ciri-Ciri Model Pengambilan Keputusan .................................................... 10
 Fase-Fase Dalam Pengambilan Keputusan ........................................................ 10
 Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan ........................................... 11
 Kerangka Kerja Keputusan Pribadi ................................................................... 12

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan ........................................................................................................ 14
 Saran .................................................................................................................. 14
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 15

BAB I

[Type text] Page 3


PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil,dapat terjadi perubahan-
perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat dilakukan agar organisasi dapat terus berjalan dan mencapai tujuannya. Pengambilan
keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan.
Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian
alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan
alternatif keputusan yang terbaik.
Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia
mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan
kemampuan pimpinan dalam membuat keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas
keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
organisasi.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut :

 Pengertian pengambilan keputusan (decision making)


 Jenis-jenis keputusan
 Model-model pengambilan keputusan
 Fase-fase dalam pembuatan keputusan
 Langkah-langkah dalam proses pembutan keputusan

1.3.Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang pengambilan keputusan
dalam manajemen dimana di jelaskan tentang Memahami pentingnya pengambilan keputusan
dalam manajemen dan juga Memahami arti dari pengambilan keputusan serta Mengetahui
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan didalam makalah ini juga di jelaskan
mengenai langkah-langkah dalam mengambil keputusan di dalam manajemen.

BAB II

[Type text] Page 4


PEMBAHASAN

2.1.Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif-alternatif yang


ada. Banyak orang menyangka bahwa membuat pilihan adalah bagian yang besar dalam
proses pengambilan keputusan, tetapi tidak. Membuat pilihan hanyalah satu bagian saja.
Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses dalam mengenali masalah-
masalah dan peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan. Pengambilan keputusan
mengharuskan adanya usaha baik sebelum ataupun sesudah dibuatnya pilihan yang nyata.
Intisari pengambilan keputusan yaitu perumusan beberapa alternatif tindakan dalam
menggarap situasi yang dihadapi, serta menetapkan pilihan yang tepat antara beberapa
alternatif yang tersedia setelah diadakan evaluasi mengenai efektivitas alternatif tersebut
untuk mencapai tujuan para pengambil keputusan.

 Fungsi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan mempunyai fungsi sebagai berikut :


 Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional.
 Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa
akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

 Tujuan Pengambilan Keputusan

Tujuan dalam pengambilan keputusan antara lain :


 Tujuan Yang Bersifat Tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya
menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya
dengan masalah lain.
 Tujuan Yang Bersifat Ganda, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa keputusan yang diambil itu
sekaligus memcahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang
tidak kontradiktif
1

2.2.Jenis-Jenis Keputusan
Keputusan-keputusan dalam manajemen dibagi dalam 2 jenis yaitu :
1
Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.

[Type text] Page 5


 Keputusan Yang Terprogram (Programmed Decision)
Penyelesaian masalah rutin yang ditetapkan dengan peraturan, prosedur atau kebiasaan
Contoh : Manajer produksi dari PT. ALI SUKSES selalu melakukan kegiatan rutin disetiap
awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.

 Keputusan Tidak Terprogram (Nonprogrammed Decision)


Penyelesian spesifik yang diciptakan lewat proses tidak terstruktur untuk menangani
masalah non rutin. Keputusan ini biasanya terjadi di manajemen tingkat atas Informasi untuk
pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah
tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang
sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Contoh : Pak Ali adalah
seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan
cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil
berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia ketahui. Contohnya adalah harga saham
yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham
perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.

2.3.Menghadapi Kejelasan Dan Ketidakjelasan

Setiap situasi saat pengambilan keputusan dapat diatur dalam sebuah skala sesuai dengan
ketersediaan informasi dan kemungkinan akan kegagalan. Empat posisi dalam skala tersebut
adalah kejelasan, risiko, ketidakjelasan, dan ambiguitas. Sementara keputusan yang
terprogram dapat dibuat dalam situasi yang melibatkan kejelasan, sebagian besar situasi yang
harus ditangani manajer setiap hari terdiri atas setidaknya tingkat ketidakjelasan dan
mengharuskan adanya pengambilan keputusan yang tidak terprogram.

 Kejelasan (Certainly)
Kondisi pengambilan keputusan saat seorang manajer mempunyai informasi yang akurat,
dapat diukur dan dapat diandalkan tentang hasil dari berbagai alternatif yang sedang
dipertimbangkan.

 Resiko (Risk)
sebuah keputusan harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas dan informasi yang baik selalu
tersedia, tetapi hasilnya di masa depan yang berhubungan dengan setiap alternatif belum lah
pasti. Namun, informasi yang cukup selalu tersedia bagi kemungkinan diperkirakannya hasil
yang sukses untuk setiap alternatif. Analisi statistik dapat digunakan untuk menghitung
kemungkinan untuk mengalami kegagalan dan keberhasilan. Pengukuran risiko akan
mencegah peristiwa-peristiwa di masa depan yang dapat menggagalkan alternatif solusi yang
di ambil.

[Type text] Page 6


 Ketidakjelasan (Uncertainly)
artinya adalah bahwa manajer mengetahui tujuan mana yang ingin dicapainya, tetapi
informasi tentang alternatif-alternatif dan peristiwa di masa depan tidaklah lengkap. Faktor-
faktor yang mungkin akan memengaruhi sebuah keputusan, seperti masalah harga, biaya
produksi, volume, dan suku bunga di masa yang akan datang, adalah persoalan yang sulit
untuk dianalisis dan diperkirakan.

 Ambiguitas Dan Konflik Ambiguitas (Ambiguity)


adalah situasi paling sulit dalam pengambilan keputusan. Ambiguitas berarti bahwa
tujuan-tujuan yang akan dicapai atau permasalahan-permasalahan yang hendak dipecahkan
tidak jelas, alternatif-alternatif sangatlah sulit ditentukan, dan informasi mengenai hasilnya
nanti tidaklah tersedia. Situasi yang benar-benar ambigu dapat menciptkan apa yang
terkadang disebut dengan masalah keputusan yang gagal. Keputusan yang gagal adalah
keputusan yang mendatangkan konflik dan bukan mencapai tujuan serta alternatif keputusan,
membuat keadaan yang tidak stabil, tidak memiliki informasi dan link yang jelas di antara
unsur-unsur penting dalam mengambil keputusan.

2.4.Model Pengambilan Keputusan

Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer untuk mengambil keputusan


biasanya berupa salah satu dari 3 jenis yaitu model klasik, model administratif, atau model
politis. Model yang akan dipakai bergantung pada pilihan pribadi sang manajer, baik
keputusan tersebut bersifat terprogram atau tidak terprogram serta dengan tingkat
ketidakjelasan yang lebih tinggi.

 Model Yang Ideal Dan Rasional


 Model Klasik (Classical Model)
Model klasik (classical model) dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi
ekonomi rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya pengambilan
keputusan yang ideal itu. Model klasik ini telah muncul dalam literatur manajemen
karena manajer diharapkan untuk mengambil keputusan yang pantas secara ekonomi dan
demi kepentingan ekonomi perusahaan. Empat asumsi yang menggarisbawahi model ini
adalah sebagai berikut.
 Pengambil keputusan bekerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah
diketahui dan disepakati. Masalah-masalah harus dirumuskan dan ditentukan
dengan tepat.
 Pengambil keputusan bekerja keras dalam kondisi ketidakpastian, dengan
mengumpulkan informasi yang lengkap. Semua alternatif dan hasil yang
mungkin didapatkan harus diperhitungkan.

[Type text] Page 7


 kriteria untuk mengevaluasi pilihan alternatif harus diketahui. Pengambil
keputusan memilih alternatif yang akan memaksimalkan laba bagi organisasi.
 Pengambil keputusan adalah orang yang rasional dan menggunakan logika
untuk menetapkan nilai-nilai, membuat pilihan, mengevaluasi alternatif, dan
mengambil keputusan yang akan memaksmalkan pencapaian tujuan
organisasi.
Model klasik dalam mengambil keputusan dianggap sebagai model yang normatif, yang
berarti bahwa model ini menentukan bagaimana seorang pengambil keputusan
seharusnya mengambil keputusan. Model ini tidak benar-benar menggambarkan
bagaimana cara manajer mengambil keputusan, seperti dengan memberikan panduan
dalam mendapatkan keluaran yang ideal bagi perusahaan. Pendekatan yang ideal dan
rasional yang ada dalam model klasik ini sering kali tidak mampu dilakukan oleh orang-
orang di organisasi, tetapi model ini memiliki nilai karena model ini membantu
pengambil keputusan untuk lebih rasional dan tidak sepenuhnya mengandalkan pilihan
pribadi dalam mengambil keputusan. Model klasik ini paling berguna jika diterapkan
untuk keputusan terprogram dan untuk keputusan-keputusan dengan kepastian dan risiko
yang jelas dimana terdapat informasi yang berhubungan dan kemungkinan-kemungkinan
pun dapat diperhitungkan.

 Bagaimanakah Sebenarnya Manajer Mengambil Keputusan


 Model Administratif (Administrative Model)
Sebuah model dalam pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana manajer
sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan keputusan yang
tidak terprogram, ketidakpastian dan ambiguitas. Model administratif dianggap bersifat
deskriptif (descriptive) yang artinya model ini menggambarkan bagaimana manajer
benar-benar melakukan pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks, dan
bukanya mendikte bagaimana manajer seharusnya mengambil keputusan berdasarkan
teori ideal. Model administratif mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia dan
lingkungan yang memengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam proses pengambilan
keputusan. Dalam situasi situasi yang sulit, seperti situasi yang dicirkan oleh
pengambilan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan ambiguitas, manajer
biasanya tidak mampu membuat keputusan yang rasional secara ekonomi bahkan jika
sebenarnya ia menginginkan. model administratif dalam pengambilan keputusan
didasarkan pada karya Herbert A. Simon. Simon mengajukan dua konsep yang dapat
berperan dalam membentuk model administrative yaitu :
 Rasionalitas yang terbatas (bounded rationality) konsep bahwa manusia
memiliki waktu dan kemampun kognitif untuk memproses informasi dalam
jumlah yang terbatas yang akan digunakannya dalam mengambil keputusan.
 Pemuasan (satisficing) berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih
alternatif solusi pertama yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat

[Type text] Page 8


sebuah keputusan yang baik, meskipun solusi yang lebih baik bisa jadi akan
terpikirkan nanti.
Model administratif mengandalkan asumsi yang berbeda dari asumsi-asumsi pada model
klasik, dan model administratif ini berfokus pada faktor-faktor di organisasi yang
memengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan individu Menurut model
administrative yaitu :
 Tujuan-tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas, bertentangan
dan kurang adanya konsensus di antara para manajer.
 Prosedur rasional tidak selalu digunakan, dan ketika prosedur rasional digunakan,
prosedur ini dibatasi hingga menjadi sebuah cara sederhana dalam memandang
masalah yang tidak menangkap kompleksitas dari hal-hal yang sebenarnya terjadi
dalam organisasi.
 Pencarian untuk menemukan alternatif yang dilakukan oleh manajer bersifat
terbatas karena manusia, informasi, dan sumber daya pun bersifat terbatas.
 Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan daripada mencari solusi
yang paling baik, karena sebagian maanajer-manajer tersebut memiliki
keterbatasan informasi dan sebagian lagi karena mereka hanya memiliki kriteria
yang tidak jelas untuk mencari solusi yang paling baik.
Aspek lain dari pengambilan keputusan dengan model administatif yaitu intuisi
(intuition) adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan
pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar. Pengambilan keputusan yang
berdasarkan intuisi tidaklah sewenang-wenang atau tidak rasional karena didasarkan pada
pengalaman aktif selama bertahun-tahun yang memungkinkan manajer untuk
menentukan solusi dengan cepat tanpa harus melalui perhitungan yang sangat seksama.

 Model Politik
Model pengambilan keputusan yang ketiga ini sangatlah berguna dalam membuat keputusan
yang tidak terprogram ketika situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik
anatara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan dilakukan.
Sebuah koalisi (coalition) adalah sebuah aliansi tidak resmi di antara manajer-manajer yang
medukung sebuah tujuan tertentu. Pembangunan koalisi adalah proses pembentukan aliansi
di antara manajer-manajer. Pembangunan koalisi memberikan kesempatan bagi manajer-
manajer untuk berkontribusi dalam
mengambil keputusan, dengan meningkatkan komitmen mereka pada alternatif yang
akhirnya mereka pilih. Model politik sangatlah mewakili lingkungan politik yang asli dimana
sebagian besar manajer dan para pengambil keputusan bekerja. Keputusan adalah sesuatu
yang kompleks dan melibatkan banyak orang, informasi sering kali ambigu, dan
ketidaksepakatan serta konflik di setiap masalah dan juga solusi adalah hal yang biasa ada.
Model politik dimulai dengan empat asumsi dasar:

[Type text] Page 9


 Organisasi terdiri dari kelompok-kelompok dengan kepentingan, tujuan, dan nilai-
nilai yang beragam. Para manajer biasanya tidak sepakat dalam menentukan prioritas
masalah dan mungkin tidak mengerti atau memiliki tujuan dan kepentingan yang
sama dengan sesama manajer lain.
 Informasi sering kali ambigu dan tidak lengkap. Usaha untuk mengambil keputusan
dengan rasional terbatasi oleh komplesitas banyak hal dan juga batasan-batasan yang
dtang dari diri sendiri ataupun organisasi.
 Para manajer tidak memiliiki waktu, sumber daya, atau kapasitas mental untuk
mengenali semua dimensi masalah dan memproses semua informasi yang relevan.
Manajer saling berbincang satu sama lain dan bertukar pikiran guna mengumpulkan
informasi dan mengurangi ambiguitas.
 Manajer terlibat dalam perdebatan untuk memutuskan tujuan-tujuan dan
mendiskusikan alternatif-alternatifnya. Keputusan adalah hasil tawar-menawar dan
diskusi di antara anggota-anggota koalisi.

 Ciri-Ciri Model Pengambilan Keputusan Klasik, Admonistratif Dan Politik

Model Klasik Model Administratif Model Politik


Permasalahan dan tujuan Permasalahan dan tujuan Tujuan yang banyak dan
yang jelas yang tidak jelas bertentangan

Kondisi dengan kepastian Kondisi dengan Kondisi dengan


ketidakpastian ketidakpastian/ambiguitas

Informasi yang lengkap Informasi yang terbatas akan Sudut pandang yang tidak
akan alternatif dan alternatif dan keluarannya konsisten, informasi yang
keluarannya ambigu

Pilihan rasional oleh Pilihan pemuasan untuk Tawar-menawar dan


individu untuk menyelesaikan masalah diskusi diantara anggota-
memaksimalkan keluaran dengan menggunakan intuisi anggota koalisi

2.5.fase-fase Dalam Pengambilan Keputusan

[Type text] Page 10


Fase-fase pengambilan keputusan akan mempengaruhi perancangan sistem informasi.
Sebuah model terkenal mengenai proses pengambilan keputusan yang diketengahkan oleh
Hebert A. Simon terdiri dari 4 tahap, yaitu :

 Penelusuran Lingkup Masalah (Intelligence)


pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan permasalahan. Intelegensi dalam
pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning) lingkungan. Inteligensi mencakup
berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah.
tahap inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang
berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi.
Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

 Perancangan Penyelesaian Masalah (Design)


tahap perancangan solusi dalam bentuk alternative pemecahan masalah. Tahap perancangan
meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin
dilakukan.

 Pemilihan Tindakan (Choice)


tahap memilih dari solusi dari alternatif-alternatif yang disediakan. Tahap pemilihan meliputi
pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.

 Pelaksanaan Tindakan (Implementation)


tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

2.6.Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan

Baik sebuah keputusan itu terprogram atau tidak terprogram dan baik model yang dipilih
manajer itu klasik, administrative, atau politik, ada 6 langkah yang biasanya dianggap
sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif . antara lain :

 Pengenalan Syarat-Syarat Sebuah Keputusan


Manajer menghadapi syarat-syarat dalam mengambil sebuah keputusan dalam bentuk
masalah maupun peluang. Sebuah masalah (problem) muncul ketika pencapaian organisasi
kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Ada beberapa aspek dari kinerja bisnis yang tidak
memuaskan. Sebuah peluang (opportunity) muncul ketika manajer melihat pencapaian yang
potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk
meningkatkan kinerja di atas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan. Kesadaran akan
masalah dan peluang merupakan langkah awal dalam rangkaian dan menuntut adanya

[Type text] Page 11


pengamatan terhadap lingkungan internal dan eksternal akan persoalan-persoalan yang
pantas diperhatikan oleh para eksekutif.

 Diagnosis Dan Analisis Sebab-Akibat


Diagnosis adalah langkah dalam proses pengambilan keputusan di mana manajer
menganalisis faktor-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi penting.
Kepner dan Tregoe, yang melakukan penelitian ekstensif tentang penganbilan keputusan
yang dilakukan manejer, menyarankan bahwa manejer menanyakan serangkaian pertanyaan
untuk menspesifikasikan sebab-sebab penting. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
membantu mengenali apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa.

 Pengembangan Alternatif
Pengembangan alternatif bertujuan untuk membuat solusi alternatif yang akan menjawab
kebutuhan yang ada dan memperbaiki sebab yang mendasarinya. Untuk keputusan yang
terprogram, alternatif-alternatif dapat dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah
tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat di
bawah kondisi dengan ketidakpastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu
atau dua solusi yang akan bisa jadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun, penelitian
menunjukkan bahwa membatasi pencarian alternatif merupakan sebab utama gagalnya
pengambilan keputusan di organisasi.

 Pemilihan Alternatif Yang Dikehendaki


Setelah beberapa alternatif berhasil di kembangkan, organisasi harus memilih satu
alternatif. Pilihan keputusan adalah seleksi dari arah tindakan alternatif yang paling
menjanjikan. Yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai
keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber
daya paling sedikit. Manejer mencoba menyeleksi pilihan dengan resiko dan ketidakpastian
paling sedikit. Dikarenakan beberapa resiko selalu ada dalam keputusan yang tidak
terprogram, manejer mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manejer
dapat mengandalkan intuisi dan pengalaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan
sekiranya akan berhasil.

 Penerapan Alternatif Terpilih


Tahap penerapan (implementation) adalah tahap di mana kemampuan manejerial,
administratif, dan persuasif yang dimiliki seorang manejer akan digunakan untuk menjamin
bahwa alternatif terpilih akan dijalankan. Keahlian dalam berkomunikasi, memotivasi, dan
memimpin harus digunakan untuk mewujudkan keputisan ini dan menggerakkan para
pegawai untuk lebih berkomitmen.

[Type text] Page 12


 Evaluasi dan umpan balik
Pada tahap evaluasi, yang merupakan bagian proses pengambilan keputusan, para
pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka
menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam
mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan
keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir.
Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa
membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru. Keputusan yang diambil bisa saja
gagal, karena manajer dapat menciptakan analisis permasalahan yang baru, mengevaluasi
alternatif-alternatif, dan menyeleksi alternatif yang baru.

2.7.Kerangka Kerja Keputusan Pribadi

Bagaimanapun, tidak semua manejer membuat keputusan dengan cara yang sama.
Bahkan, perbedaan yang signifikan membedakan cara-cara yang digunakan manejer dalam
melakukan pendekatan terhadap masalah dan mengambil keputusan terkait masalah tersebut.
Perbedaan ini dapat dijelaskan dengan konsep gaya pengambilan keputusan (decision styles).
Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan di antara orang-orang yang
berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah, pengembangan macam alternatif,
dan membuat pilihan. Empat gaya pengambilan keputusan antara lain :

 Gaya Direktif
digunakan oleh orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas.
Manajer yang menggunakan gaya ini seringkali mengambil keputusan dengan cepat, ia tidak
mau berurusan dengan banyak informasi yang mungkin hanya memperkirakan satu atau dua
alternatif.

 Gaya Analisis
manejer dengan gaya analisis sering mempertimbangkan solusi yang kompleks
bedasarkan data sebanyak mungkin yang dapat mereka kumpulkan. Orang-orang seperti ini
mempertimbangkan dengan hati-hati. Meraka mencari keputusan terbaik yang mungkin ada
berdasarkan informasi yang tersedia.

 Gaya Konseptual
orang-orang yang cenderung ke arah gaya konseptual juga senang memperhatikan
sejumlah besar informasi. Manejer yang menggunakan cara ini selalu mempertimbangkan
alternatif yang banyak , mengandalkan informasi baik dari orang-orang ataupun dari sistem,
dan senang menyelesaikan masalah dengan kreatif.

[Type text] Page 13


BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana pihak terkait
melakukan pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah,
menganalisa masalah, menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan
berdasarkan hasil pertimbangan, dan melakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah dalam
kegiatan manajemen. hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasinya. dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah dalam kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang tidak
memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu; dan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.

3.2.SARAN

Pengambilan keputusan baik dalam organisasi, perusahaan, maupun dalam lembaga


pemerintahan yang berhubungan dengan proses manajemen merupakan bagian dari kegiatan
manajemen yang sangat vital berkaitan dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana
efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Karena itu setiap aspek dari pengambilan
keputusan aruslah diperhatikan dengan saksama tanpa meninggalkan sedikitpun celah.

[Type text] Page 14


DAFTAR PUSTAKA

Daft, L, Richard, 2010, Era Baru Manajemen, Edisi 9, Salemba Empat.

Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.

[Type text] Page 15

Anda mungkin juga menyukai