Anda di halaman 1dari 11

Proses Penyusunan Rancangan Alat Atau Instrument

Evaluasi Program Pendidikan


Ardi R. Suma, MPI 6 C, ardisuma52@gmail.com

Ismet Pipii, MPI 6 C, ismetpipii19@gmail.com

Abstract

Evaluation of educational programs is an estimate of the implementation of educational


supervision to determine the effectiveness and progress in achieving the goals of educational supervision
that have been set.
Instrument is a tool that is chosen and used by researchers in their activities to collect data so
that these activities become systematic and make it easier for them

Keywords: Evaluation, Program, Instrumen

Abstrak

Evaluasi program pendidikan adalah pemberian estimasi terhadap pelaksanaan supervisi


pendidikan untuk menentukan keefektifan dan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan supervisi
pendidikan yang telah ditetapkan.
instrument adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya

Kata Kunci : Evaluasi, Program, instrumen


PENDAHULUAN
1
Evaluasi yang sering dipahami selama ini dalam dunia pendidikan adalah terbatas pada
penilaian saja. Penilaian ini dilakukan secara formatif dan sumatif. Ketika sudah dilakukan
penilaian, dianggap sudah melakukan evaluasi. Pemahaman demikian tidaklah terlalu tepat.
Pelaksanaan penilaian cenderung hanya melihat capaian tujuan pembelajaran saja. Pada hal,
dalam proses pendidikan tersebut bukan hanya nilai yang dilihat, tetapi ada banyak faktor yang
membuat berhasil atau tidaknya sebuah program. Penilaian hanya bagian kecil dari evaluasi.
Evaluasi juga harus dipahami sebagai bagian dari supervisi. Evaluasi tidak hanya berurusan
pada nilai yang diukur berdasarkan penyelesaian soal-soal, tetapi evaluasi program pendidikan
akan mengkaji banyak faktor. Dengan demikian evaluasi program perlu diperkenalkan kepada
seluruh pendidik, karena evaluasi sangat penting dalam pengembangan mutu pendidikan.
Banyak orang memandang bahwa evaluasi adalah sinonim dari professional judgment,
judgment terhadap mutu program berdasarkan pendapat ahli. Pada lingkup sekolah evaluasi
dipandang sebagai proses membandingkan antara data kinerja siswa dengan tujuan dan capaian
pembelajaran yang diharapkan, dari sana evaluasi bisa dipandang sebagai sinonim dari
controlled experimental research. Pandangan tersebut membangun hubungan kausal antara
program dan hasil. Beberapa fokus menyoroti pentingnya permintaan naturalistik atau dorongan
akan nilai pluralisme yang perlu diakui, ditampung dan dijaga. Fokus lain juga menyoroti
pentingnya “social equity”, berpendapat bahwa orang-orang yang terlibat pada entitas evaluasi
harus memainkan peranan yang penting, bahkan peran utama, peran untuk menetapkan arah
tentang studi evaluasi yang diambil dan bagaimana melakukannya. (Fitzpatrick, et al. 2012)

Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam waktu
singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena melaksanakan suatu
kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program dapat berlangsung dalam kurun waktu relatif lama.
Program adalah suatu unit kegiatan atau kesatuan kegiatan yang berbentuk sistem, yaitu
rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan (Arikunto,
2014). Berdasarkan makna tersebut, program perkuliahan mahasiswa dapat diartikan sebagai
rencana berupa serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan.

1
1 Disampaikan dalam Workshop untuk Mahasiswa tentang Penelitian Metode Kuantitatif dan Kualitatif di
Fakultas Ilmu Pendidikan UPH, Karawaci, 16 dan 23 Juni 2015.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian Perencanaan Evaluasi


Sebelum kita berbicara mengenai perencanaan evaluasi, kita perdalam lebih dahulu
istilah ‗rencana‘ dan ‗perencanaan‘. Kita pahami bahwa rencana adalah ―a detailed
proposal for doing or achieving something‖, artinya suatu rancangan rinci untuk
melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu. Dalam hal ini, perencanaan berarti ―proses
merencanakan sesuatu‖.
Harus kita sadari bahwa perencanaan merupakan suatu cara untuk memproyeksi
maksud dan tujuan. Seperti yang telah kita tahu, perencanaan berkaitan dengan konsep masa
depan, masalah-masalah yang memerlukan imajinasi dan pilihan (choice), pemikiran yang
ditujukan ke masa depan, dan proses mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, perencanaan
mencerminkan upaya yang penuh pertimbangan. Perencanaan diakui sebagai cara yang
paling andal (reliable) untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Perencanaan merupakan
suatu cara untuk menentukan serangkaian tindakan untuk mengarahkan tindakan tersebut
agar sesuai dengan visi.
Ackoff menyatakan bahwa walaupun perencanaan itu merupakan suatu proses
pembuatan-keputusan, perencanaan adalah jenis pembuatan keputusan khusus: (a)
perencanaan merupakan sesuatu yang kita lakukan sebelum bertindak, artinya adalah
pembuatan keputusan yang sifatnya antisipatif; (b) perencanaan diperlukan bila keadaan
masa depan yang kita inginkan tersebut melibatkan sejumlah putusan yang saling berkaitan,
artinya suatu sistem keputusan; dan (c) perencanaan merupakan suatu proses yang diarahkan
untuk menghasilkan keadaan di masa depan yang diinginkan, dan tidak diharapkan muncul
kecuali ada suatu tindakan yang dilakukan.
Jelaslah bahwa dengan perencanaan yang matang, tindakan yang kita lakukan biasanya
akan mulus dan lancar, kecuali ada hal-hal lain yang tidak kita perhitungkan sebelumnya atau
yang memang tidak bisa kita antisipasi (dalam batas-batas kemampuan kita sebagai manusia).
A. Alat atau Instrumen Evaluasi Program
2
Alat evaluasi yang umumnya dipakai oleh evaluator antara lain adalah tes, pengukuran
sikap, survey dan kuesioner survey, wawancara, pengamatan, on-site evaluation, teknik
Delphi, analisis kebutuhan, analisis konten, sampling, eksperimental, quasi-experimental, dan
sebagainya. Penentuan alat evaluasi hendaknya sesuai dengan tujuan dan pertanyaan evaluasi
yang dikemukakan sebelumnya. Sebagai contoh, jika Anda akan mengevaluasi kemajuan
prestasi siswa dalam beberapa matapelajaran, hendaknya Anda menggunakan tes tertulis
sebagai alat evaluasi. Contoh lain jika Anda akan mengevaluasi minat dan bakat siswa, Anda
bisa menggunakan tes lisan, wawancara, atau pengukuran sikap.
Instrumen merupakan hal yang sangat penting karena semakin tinggi kualitas
instrumen maka semakin tinggi pula hasil evaluasinya. Ada 4 syarat bagi instrumen yang
baik sebagai berikut:

1. Valid atau Tepat menilai apa yang akan dinilai;


2. Reliabel, dapat dipercaya data yang didapat atau bukan palsu
3. Praktikebel, instrumen yang praktis dan mudah digunakan
4. Ekonomis, tidak boros baik dari pendanaan waupun waktu yang digunakan

Menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang penting, karena menjadi penentu


dalam menghasilkan suatu produk evaluasi yang valid dan terpercaya serta bisa diterima
dengan baik. Jadi harus mengikuti prosedur dan langkah-langkah yang tepat supaya
menghasilkan hasil yang objektif.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Komponen Program dan indikatornya;


2. Membuat kisi-kisi kaitan antara indikator, sumber data, metode pengumpulan data dan
instrumen;
3. Menyusun Butir-butir Instrumen; 16
4. Menyusun kriteria Instrumen; dan
5. Menyusun pedoman pengerjaan.

Perencanaan Evaluasi Program


3
Perencanaan evaluasi program meliputi tiga hal mendasar yaitu analisis kebutuhan,
penyusunan proposal evaluasi program dan pembuatan alat atau instrumen evaluasi program.
a. Analisis kebutuhan
Kaufman dan English dalam Suharsimi Arikunto menekankan perlunya analisis
kebutuhan di dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Dalam menggunakan analisis
2
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, h. 78.
3
Suharsimi Arikunto. 2018. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
sistem, mengidentifikasi dan mengklarifikasi masalah, kemudian menentukan gejala dan asumsi
penyebab timbulnya masalah merupakan ciri khusus yang tidak dapat diabaikan.[1] Di dalam
ensiklopedia evaluasi yang disusun oleh Anderson dkk, analisis kebutuhan diartikan sebagai
suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mengidentifikasi kebutuhan sekaligus menentukan
proses diantaranya. Kaufman dan English mendefinisikan analisis kebutuhan sebagai suatu
proses formal untuk menentukan jarak atau kesenjangan antara keluaran dan dampak yang
diinginkan kemudian menempatkan deretan kesenjangan ini dalam skala prioritas, kemudian
memilih hal yang paling penting untuk diselesaikan masalahnya.
Analisis kebutuhan merupakan alat yang konstrukstif dan positif untuk melakukan
perubahan. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan yang didasarkan atas logika yang
bersifat rasional, perubahan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan warga negara,
kelompok maupun individu. Perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis
menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan
“bagaimana seharusnya”. Hal tersebut merupakan peran dari analisis kebutuhan.
Menurut Anderson dalam Suharsimi Arikuntosecara umum besarnya kebutuhan dapat
diukur dengan dua cara yaitu secara subyektif dan obyektif.[2] Pengukuran secara subyektif
terjadi apabila pelaku membandingkan sesuatu kebutuhan dengan kondisi yang dapat diterima
olehnya. Penilaian kebutuhan secara subyektif terdiri dari mengidentifikasi tujuan penting
dalam program yang akan dievaluasi, menentukan pilihan kriteria atau menyusun kriteria yang
sesuai dengan setiap tujuan masing-masing bidang dan indikator, menyusun skala bertingkat
yang digunakan untuk mempertimbangkan tingkat penampilan skor serta mengumpulkan semua
calon evaluator untuk bersama-sama menentukan urutan kebutuhan dan skala prioritas
kebutuhan.
Pengukuran secara obyektif terjadi apabila kebutuhan yang diukur itu dibandingkan
dengan besarnya kebutuhan sesuatu bidang yang terkait dan sesuai dengan bidang yang akan
dievaluasi. Tahapan pengukuran secara obyektif diantaranya mengudentifikasi lingkup tujuan
penting dalam program yang akan dievaluasi, menentukan indikator dan cara pengukuran
tujuan-tujuan, menyusun kriteria untuk setiap indikator, menyusun alat pengukuran untuk setiap
indikator dan membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria.
b. Penyusunan Proposal Evaluasi Program
Evaluasi program sebenarnya juga merupakan penelitian. Namun evaluasi program
memiliki ciri khusus yaitu adanya tolok ukur atau kriteria. Ada lima langkah dalam prosedur
evaluasi program yaitu menyusun proposal, menyusun alat pengumpul data (instrumen),
mengumpulkan data, menganalisis data dan mengambil kesimpulan dan merumuskan
rekomendasi. Langkah pertamanya adalah menyusun proposal. Proposal terdiri dari dua bagian
penting yaitu pendahuluan dan metodologi. Selain itu juga dapat ditambahkan strategi
pengaturan waktu, penetuan personel dan pembagian tugas, rencana anggaran, dan monitoring
kegiatan.
Proposal perlu disusun agar kegiatan lancar, terarah dan tidak mendadak. Proposal dapat
dibuat oleh evaluator luar, evaluator dalam maupun evaluator gabungan. Evaluator luar adalah
petugas evaluasi program yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan program yang
dievaluasi. Evaluator dalam adalah petugas evaluasi yang terlibat langsung dalam kegiatan
program yang dievaluasi.
c. Pembuatan Alat atau Instrumen Evaluasi Program
Instrumen memegang peranan penting dalam menentukan kualitas data yang
dikumpulkan. Semakin tinggi kualitas instrumen semakin tinggi pula hasil evaluasinya. Syarat
instrumen yang baik ada empat, diantaranya valid atau sahih yaitu tepat menilai yang akan
dinilai. Kedua, reliabel atau dapat dipercaya yaitu bahwa data yang dikumpulkan benar seperti
apa adanya. Ketiga, praktikebel, yaitu bahwa instrumen tersebut mudah digunakan, praktis dan
tidak rumit. Keempat, ekonomis, yaitu tidak boros dalam mewujudkan dan menggunakan
sesuatu di dalam penyusunan, tidak banyak membuang uang, waktu dan tenaga. Langkah-
langkah penyusunan instrumen adalah mengidentifikasi komponen program dan indikatornya,
membuat kisi-kisi kaitan antara indikator, sumber data, metode pengumpulan data, menyusun
butir-butir instrumen, menyusun kriteria penilaian dan menyusun pedoman pengerjaan.
Langkah-langkah Evaluasi Program
Tahapan evaluasi program meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap monitoring
evaluasi program.
a. Persiapan Evaluasi Program
Persiapan evaluasi program antara lain berupa penyusunan evaluasi, penyusunan
instrumen evaluasi, validasi instrumen evaluasi, menentukan jumlah sampel yang diperlukan
dalam kegiatan evaluasi, dan penyamaan persepsi antar evaluator sebelum pengambilan data.
Penyusunan evaluasi terkait dengan pemilihan model evaluasi. Pemilihan model tergantung
pada tujuan evaluasi program yang akan dilaksanakan dan kriteria kriteria keberhasilan program
sehingga dalam penyusunan evalusai seorang evaluator harus mengetahui tujuan program dan
kriteria keberhasilan program.
Setelah mengetahui tujuan dan kriteria keberhasilan program, evaluator dapat
menentukan metode pengumpulan data, alat pengumpulan data, sasaran evaluasi program, dan
jadwal yang akan digunakan sebagai acuan dalam kegiatan evaluasi program. Setelah rencana
evaluasi tersusun langkah selanjutnya adalah penyusunan evaluasi. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam penyusunan instrumen evaluasi adalah (1) merumuskan tujuan yang akan
dicapai dengan instrumen yang akan disusun, (2) membuat kisi-kisi yang berisi tentang
perincian variabel dan jenis istrumen yang akan digunakan, (3) membuat butir-butir instrumen
dan (4) menyunting instrumen.
Kegiatan menyunting instrumen terdiri dalam tiga tahapan yaitu (1) mengurutkan butir
menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, (2)
menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya, (3) membuat pengantar permohonan
pengisian bagi angket yang diberikan kepada orang lain. Setelah instrumen selesai dibuat
langkah selanjutnya adalah melakukan pengijain validitas dan reliabilitasnya.
Evaluasi program kadang-kadang memiliki populasi yang besar dan luas, sehingga perlu
teknik sampling untuk perolehan datanya. Teknik sampling ada dua macam, yaitu random
sampling dan nonrandom sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel secara acak
di mana semua individu dalam populasi memiliki peluang yang sama. Nonrandom
samplingadalah pengambilan sampel di mana tidak semua individu diberi peluang yang sama
untuk menjadi anggota sampel. Langkah selanjutnya setelah menemukan sampel yaitu
menyamakan persepsi antar evaluator tentang berbagai hal sebelum pengambilan data dimulai.
Beberapa hal yang perlu disamakan persepsinya yaitu tujuan program, tujuan evaluasi,
kriteria keberhasilan program, jenis data yang diperlukan, metode pengumpulan data, instrumen
pengumpul data, wilayah generalisasi, teknik sampling dan jadwal kegiatan evaluasi.
Penyamaan persepsi ini bermanfaat agar tidak terjadi bias dalam pengambilan data.
b. Pelaksanaan Evaluasi Program
Evaluasi program dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu evaluasi reflektif,
evaluasi rencana, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi reflektif digunakan untuk
mengevaluasi kurikulum sebagai suatu ide. Jenis evaluasi ini mencoba mengkaji ide yang
dikembangkan dan dijadikan landasan bagi kurikulum. Evaluasi rencana merupakan evalusi
yang paling banyak digunakan. Persyaratan-persyaratan program sebagai rencana seperti
format, keterbacaan, hubungan antar komponen, organisasi vertikal dan horizontal dari
pengalaman belajar biasanya meupakan hal yang menuntut perhatian evaluator pada saat
melakukan evaluasi program sebagai suatu rencana.
Evaluasi proses atau implementasi program membuat perhatian evaluator untuk
mencoba melihat beberapa faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan program sebuah
kegiatan. Evaluasi terhadap kepemimpinan kepala sekolah, pengetahuan dan sikap serta
kegiatan guru, faktor siswa, peralatan belajar serta interaksi dalam proses pembelajaran
dianggap sebagai fokus yang penting. Evaluasi hasil merupakan evaluasi terhadap hasil capaian
hasil belajat dalam pengertian pengetahuan yang dapat diserap oleh peserta didik. Jumlah
pengetahuan yang dimiliki peserta didik semakin tinggi, semakin berhasil program
pembelajaran tersebut. Keempat jenis evaluasi tersebut akan mempengaruhi evaluator dalam
pengumpulan data.

Berikut adalah ringkasan alat pengumpul data selama pelaksanaan evaluasi program
Monitoring (Pemantauan) Pelaksanaan Evaluasi
Bahasan monitoring pelaksanaan evaluasi terdiri dari fungsi pemantauan, sasaran
pemantauan, teknik dan alat pemantauan, pelaku pemantauan, perencanaan pemantauan, dan
pemanfaatan hasil pemantauan.
1) Fungsi pemantauan
Pemantauan memiliki dua fungsi pokok, yaitu untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan program dengan rencana program dan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan
program yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang
diinginkan. Fungsi kedua pemantauan digunakan untuk mengingat pemantauan harus dapat
mengenali sejak dini peluang terjadinya perubahan positif sesuai dengan harapan.
2) Sasaran pemantauan
Sasaran pemantauan adalah menemukan hal-hal berikut :
a) Seberapa jauh pelaksanaan program telah menunjukkan tandda-tanda tercapainya tujuan
program
b) Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak dilkasanakan
c) Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan
d) Apakah terjadi dampak sampingan yang negatif, merugikan atau kegiatan yang
mengganggu.
Temuan dampak negatif dan merugikan perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi
atau meniadakannya sama sekali bila mungkin. Sebaliknya terjadinya hal tidak terduga yang
positif perlu diikuti dengan upaya untuk lebih mengintensifkannya.
3) Teknik dan alat pemantauan
Fungsi pokok pemantauan adalah mengumpulkan data tentang pelaksanaan program.
Adapun teknik dan alat pemantauan adalah sebagai berikut.
a) Teknik pengamatan partisipatif dengan menggunakan lembar pengamatan, catatan lapangan,
dan alat perekam elektronik. Pengamatan partisipatif adalah bahwa pengamatan dilaukan oleh
orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program.
b) Teknik wawancara, secara bebas atau tersetruktur dengan alat pedoman wawancara dan
perekam wawancara. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang sepenuhnya dipandu oleh
pedoman wawancara.
c) Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi seperti daftar hadir, satuan pelajaran,
hasil karya siswa, hasil karya guru dan sebagainya.
4) Pelaku Pemantauan
Pemantauan program dilakukan oleh evaluator bersama dengan pelaku / praktisi atau pelaksana
program, dapat pula dibantu oelh pihak lain yang diperlukan seperti kepala sekolah dan
masyarakat.
5) Perencanaan Pemantauan
Perencanaan pemantauan meliputi beberapa aspek berikut :
a) Perumusan tujuan pemantauan, berisi informasi program yang diinginkan, untuk siapa dan
untuk kepantingan apa.
b) Penetapan sasaran pemantauan, apa yang akan dijadikan sebagai objek pemantauan
c) Penjabaran data yang dibutuhkan pemantauan, penjabaran dari sasaran.
d) Penyiapan metode / alat pemantauan sesuai dengan sifat objek dan sumber atau jenis
datanya.
e) Perancangan analisis data pemnatauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan
pemantauan.
6) Pemanfaatan Hasil Pemantauan
Data yang telah diperoleh harus segera diolah dan dimaknai sehingga tujuan program
dapat diketahui, tercapai atau tidak. Pemaknaan data hasil pemantauan ini menjadi dasar untuk
menentukan langkah berikutnya dalam pelaksanaan program.
Langkah-langkah menyusun instrumen evaluasi:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun. Contoh: tujuan
menyusun lembar pengamatan adalah untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran.

2. Membuat kisi-kisi yang berisi tentang perincian variable dan jenis instrumen yang akan digunakan.
Untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan ini dikembangkan dari kisi-kisi objek yang
akan dievaluasi.

3. Membuat butir-butir instrumen, sesudah kisi-kisi tersusun maka langkah selanjutnya adalah
membuat butir-butir instrumen.

4. Menyunting instrumen, hal yang dilakukan pada tahap ini meliputi:

a) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah


pengolahan data;

b) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas, dan sebagainya;

c) Memuat pengantar permohonan pengisian bagi angket yang diberikan kepada orang lain (pedoman
wawancara, pedoman dokumentasi, lembar pengamatan cukup membuat identitas yang menunjuk
pada sumber data dan identitas pengisi).
Instrumen yang telah tersusun tidak secara otomatis dapat digunakan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan. Instrumen tersebut masih perlu divalidasi untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya. Penentuan tingkat validitas dan reliabilitas bisa Anda lihat pada buku-buku statistik dan
metodologi penelitian yang membahas tentang reliabilitas dan validitas instrumen.
KESIMPULAN

Perencanaan yang matang, tindakan yang kita lakukan biasanya akan mulus dan lancar,
kecuali ada hal-hal lain yang tidak kita perhitungkan sebelumnya atau yang memang tidak bisa
kita antisipasi (dalam batas-batas kemampuan kita sebagai manusia).
Alat evaluasi yang umumnya dipakai oleh evaluator antara lain adalah tes, pengukuran sikap,
survey dan kuesioner survey, wawancara, pengamatan, on-site evaluation, teknik Delphi, analisis
kebutuhan, analisis konten, sampling, eksperimental, quasi-experimental, dan sebagainya.
Penyusunan evaluasi terkait dengan pemilihan model evaluasi. Pemilihan model tergantung
pada tujuan evaluasi program yang akan dilaksanakan dan kriteria kriteria keberhasilan program
sehingga dalam penyusunan evalusai seorang evaluator harus mengetahui tujuan program dan kriteria
keberhasilan program.
Kegiatan menyunting instrumen terdiri dalam tiga tahapan yaitu (1) mengurutkan butir
menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, (2)
menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya, (3) membuat pengantar permohonan
pengisian bagi angket yang diberikan kepada orang lain. Setelah instrumen selesai dibuat
langkah selanjutnya adalah melakukan pengijain validitas dan reliabilitasnya.
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Arifin.zainal, Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2013. Suharsimi Arikunto. 2018. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Nana Syaodih Sukmadinata. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Kumaidi. 2013. Pengantar Metode Statistika. Cirebon : Eduvision Publishing

Jurnal S. Eko Putro Widyoko, M.Pd. Evaluasi Program Pembelajaran

[1]Ibid, hlm. 71

[2]Ibid, hlm.76

Anda mungkin juga menyukai