Anda di halaman 1dari 9

Tahapan Proses Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi

Program Diklat
Wince Indriani Zai

17002171

E-mai : wincezai01@gmail.com

Abstrak : Kegiatan evaluasi program pelatihan tidak hanya dilaksanakan pada akhir kegiatan
program,tetapi sebaliknya dilakukan sejak awal,yaitu mulai dari penyusunan rancangan
program pelatihan,pelaksanaan program pelatihan dan hasil dari latihan tersebut.Penilaian
hasil pelatihan tidak cukup hanya pada hasil jangka pendek (output) tetapi dapat menjangkau
hasil dalam jangka panjang (outcome and impact program).Ada berbagai macam model
evaluasi program yang dapat dipilih untuk mengevaluasi program pelatihan.Model mana yang
akan digunakan tergantung pada tujuan maupun kemampuan evaluator.Siapapun yang ditunjuk
menjadi evaluator,agar hasil evaluasi dapat maksimal maka kompetensi evaluator harus
dipertimbangkan.kompetensi evaluator meliputi kompetensi manajerial,kompetensi
teknis,kompetensi konseptual dan kompetensi bidang studi.

Kata kunci :Penyusunan,pelaksanaan,dan hasil pelatihan

I.Pendahuluan

Program pelatihan sebagai salah satu strategi pengembangan SDM memerlukan fungsi
evaluasi untuk mengetahui efektifitas program yang bersangkutan.Dengan adanya evaluasi
dalam kegiatan pelatihan,maka akan diketahui tingkat tercapainya tujuan dari pelatihan
tersebut.Pada umumnya orang beranggapan bahwa evaluasi program pelatihan diadakan pada
akhir pelaksanaan pelatihan.Anggapan yang demikian adalah kurang tepat,karena evaluasi
merupakan salah satu pendukung dalam sistem pelatihan yang jika dilihat dari waktu
pelaksanaannya kegiatan penilaian dapat berada diawal proses perencanaan,ditengah proses
pelaksanaan dan pada akhir penyelenggaraan pelatihan dan pasca kegiatan pelatihan.Penilaian
yang dilaksanakan pada proses perencanaan disebut dengan analisis kebutuhan (need
assessment) yang berusaha untuk mengumpulkan informasi tentang kemampuan,keterampilan
maupun keahlian yang akan dikembangkan dalam pelatihan,karakteristik,peserta
pelatihan,kualitas materi pelatihan,kualitas materi pelatihan dilihat dari relevansi.

II.Pembahasan

A. Pengertian evaluasi program diklat


Sebagaimana yang dikemukakan Supriyono (2007:8) bahwa : evaluasi berperan
penting dalam keseluruhan program pembelajaran dan pendidikan,termasuk pada program
pendidikan dan pelatihan (Diklat) pada latar pendidikan nonformal.Banyak juga pakar yang
mengemukakan tentang evaluasi,diantaranya adalah Grounlund dan Linn yang
mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang sistematis dalam pengumpulan data dan
interprestasi informasi untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pengajaran,
(2005:5).Djaali dan Mulyono menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses menilai sesuatu
berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan,kemudian diambil keputusan atas
obyek yang dievaluasi,(2000:1).Menurut (marie tulung, 2014)
Arikunto mengutip apa yang dikatakan Suchman bahwa evaluasi sebagai sebuah
proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan,(2010:1).Menurut Blaine dan Sanders evaluasi adalah
mencari sesuatu yang berharga (worth).Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa
informasi tentang suatu program,produksi serta alternatif prosedur tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan program adalah suatu rangkaian kegiatan
sebagai bentuk implementasi dari suatu kebijakan.Namun,sebagaimana yang dikemukakan
oleh Dr.amat jaedun (jaedun, 2010) apabila program tersebut dikaitkan dengan evaluasi
program,maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang
merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang
(Suharsimi dan Cepi safruddin,2009).
Dalam pengertian ini,definisi program mencakup tiga persyaratan,yaitu : (1)
program merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan;(2) berlangsung dalam
waktu relatif lama,bukan kegiatan tunggal tetapi kegiatan jamak yang
berkesinambungan;dan (3) terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang.Menurut Dr.Amat jaedun

B. Komponen-Komponen Evaluasi Program Diklat


Adapun yang menjadi komponen-komponen yang dikemukakan oleh Ryan athur
(Athur, 2018) evaluasi program diklat adalah :
1) Evaluasi peserta meliputi pre/post test,ujian tertulis,ujian praktik,ujian
komprehensif,evaluasi tatap muka,evaluasi pengajar,dan evaluasi penyelenggaraan.
2) Evaluasi pengajar meliputi penampilan pengajar meliputi penampilan pengajar,metode
pembelajaran,kemampuan mengelola waktu dan sistematika penyampaian.
3) Evaluasi penyelenggaraan terdiri dari kurikulum,pelayanan penyelenggara,ruang makan
dan konsumsi,sarana dan prasarana.

C. Model-Model Evaluasi Program Diklat (


Dari pendapat beberapa pakar Wirawan (2012:17).Taylor (2010:12),dan
Mulyatiningsih (2011:11),secara keseluruhan peneliti simpulkan bahwa evaluasi program
bertujuan untuk mengetahui pencapaian keberhasilan suatu program dan manfaat dari
program yang dievaluasi terhadap keberlanjutan tujuan organisasi,dimana nanti hasil dari
evaluasi dapat digunakan sebagai rekomendasi pengambilan keputusan bagi keberlanjutan
program,apakah dihentikan atau diperbaiki.Menurut Syafril ramadhon (Ramadhon, 2014)
Wirawan (2012:92) menyatakan bahwa model CCPP terdiri dari empat jenis
evaluasi yaitu evaluasi (context evaluation)evaluasi masukan (input evaluation),evaluasi
proses (process evaluation),dan evaluation produk (product evaluation).Agustina tyas Asri
Hadini (Asri hardini, 2016)
Kirkpatrick,D.L & Kirkpatrick J.D (2006) mengemukakan tiga alasan spesipfik
dalam melakukan evaluasi program pelatihan,yaitu: untuk menjustifikasi keberadaan
anggaran pelatihan dengan memperlihatkan bagaiman program pelatihan tersebut
berkontibusi pada tujuan dan sasaran organisasi;untuk menentukan apakah suatu program
pelatihan dilanjutkan atau tidak;serta untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana
cara meningkatkan program pelatihan dimasa datang.
Metode evaluasi empat level mempresentasikan sebuah sekuen dari setiap tahapan
untuk mengevaluasi program pelatihan (Meghe,B,Bhise,V,P & Muley,A.2013).Maksud dari
sekuen adalah setiap level harus dilakukan secara bertahap.Hal tersebut karena setiap level
adalah penting dan setiap level memberi dampak pada level berikutnya
(Abdulghani .M.H.Shaik.A.S.Khamis,N.Al-dress.A.A & Isnani.A.2014).
Empat level tersebut adalah :Level 1-Reaction (reaksi),level 2-Learning
(pembelajaran),Level 3-Behaviour (perilku),dan level 4-Results (hasil / dampak).
1) Level 1-Reaction (reaksi)
Mengevaluasi reaksi adalah sama halnya dengan mengukur tingkat kepuasan
konsumen (kirkpatrick.D.L & kirkpatrick J.D.2006).Menurut McLen,S & Moss,G (2003)
evaluasi dilevel satu biasa disebut dengan “happy face evaluation”,dimana dilebvel ini
diukur reaksi dan kepuasan peserta terhadap program pelatihan.Mengukur tingkat
kepuasan peserta dalam kegiatan pelatihan merupakan hal yang penting,karena enyangkyt
motivasi mereka dalam belajar.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Holton,F.E (1996) bahwa
motivasi belajar berhubungan langsung dengan pembelajaran.Evaluasi pada level 1 tidak
mengukur apa yang peserta telah dipelajari,namun mengukur minat,motivasi dan tingkat
oerhatian dari peserta pelatihan (Smidt,Balandin,S.Sigafoos,J & Reed,V,A.2009)
Pentingnya mengukur reaksi menurut Kirkpatrick,D,L & Kirkpatrick J,D.(2006)
berdasarkan beberapa alasan,yaitu :untuk memberikan masukan yang berharga kepada
penyelenggara pelatihan dimasa datang;memberikan saran dan masukan kepada pengajar
mengenai tingkat efektivitas mereka dlam mengajar;dapat memberikan informasi
kuantitatif kepada para pembuat keputusan terkait dengan pelaksanaan program
pelatihan;serta agar dapat memberikan informasi kuantitatif kepada pengajar yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk membuat standar pengajaran untuk program yang akan
datang.Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi di level-1 adalah :
a) Tentukan hal-hal yang dapat menginformasikan kepuasan peserta dalam mengikuti
kegiatan pelatihan seperti fasilitas,jadwal,kualitas makanan,kualitas pengajar,kualitas
diklat atau modul,kualitas media serta informasi lain yang dibutuhkan.
b) Informasi-informasi tersebut kemudian dikemas dlam suatu format isian yang mudah
dimengerti oleh subjek evaluasi,serta dapat mengkualifikasikan informasi-informasi
tersebut.
c) Lakukan evaluasi dilevel ini segera,baik ketika kegiatan berlangsung,maupun setelah
kegiatan pelatihan berakhir.
2) Level 2-Learning (pembelajaran)
Evaluasi di level-2 berhubungan dengan pengukuran peningkatan kompetensi
peserta,baik dari segi pengetahuan,keterampilan,dan sikap sesuai dengan tujuan
diadakannya pelatihan.Pembelajaran didefinisikan sebagai prinsip,fakta-fakta,dan teknik
yang dimengerti dan diserap oleh peserta (Kirkpatrick.1979).
Langkah-langkah dalam melkasanakan evaluasi dilevel 2,adalah :
a) Lakukan evaluasi terkait peningkatan pengetahuan,ketrampilan,dan perubahan sikap
sebelum dan sesudah pelatihan.
b) Gunakan tes tulis untuk mengukur pengetahuan dan sikap.
c) Gunakan tes performa dalam mengukur keterampilan.
d) Gunakan hasil pengukuran tersebut untuk melakukan tindakan yang sesuai.
3) Level 3-Behaviour (perilaku)
Perilaku menurut Kirkpatrick,D,L & Kirkpartick J.D.(2006),didefinisikan sebagi
sejauh mana perubahan perilaku yang muncul karena peserta mengikuti program
pelatihan.
Untuk dapat mengaplikasikan perubahan perilaku tersebut,menurut
Kirkpatrick,D,L & Kirkpatrick J,D.(2006) terdapat empat kondisi yang diperlukan,yaitu :
seseorang harus mempunyai keinginan untuk berubah;seseorang harus tahu apa yang
harus dilakukan dan bagaimana cara melakukan hal tersebut ketika berada dilingkungan
kerja.
Terkait masalah tersebut Kirkpatrick,D,L & Kirkpatrick J,D.(2006)
mengemukakan lima jenis kondisi kerja yang disebabkan karena perilaku pimpinan
ditempat kerja yang dapt mempengaruhi kondisi peserta pelatihan dalam menerapkan
perubahan perilaku,yaitu :
a) Menghalangi (preventing).Pimpinan melarang eserta pelatihan untuk mengerjakan apa
yang telah diajarkan dalma kegiatan pelatihan.
b) Mengecilkan (discouraging).Dalam hal ini pimpinan peserta tidak secara langsung
mengatakan bahwa peserta tidak akan bisa melakukan perubahan,namun secara tersirat
pimpinan tersebut tidak ingin peserta melakukan perubahan perilaku karena pimpinan
tersebut tidak suka,atau pimpinan tidak mencontohkan perilaku sesuai dengan yang
peserta pelajari dipelatihan sehingga mengecilkan hati peserta sebagai bawahan untuk
berubah.
c) Netral (neutral),Pimoinan mengindahkan kenyataan bahwa anak buahnya telah
mengikuti program pelatihan.Pimpinan berpikir apa yang dengan kondisi yang
sekarang terjadi dilingkungan kerja sudah cukup dalam menyelesaikan pekerjaan.
d) Memdorong (encouraging).Pimpinan mendukung bawahan untuk belajar dan
mengaplikasikan apa yang dipelajari dalam pelatihan dipekerjaan.
e) Menuntut (requiring).Pimpinan mengetahui bahwa bawahannya telah belajar dan
memastikan apa yang telah dipelajari oleh bawahannya diaplikasikan dalam pekerjaan.
Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi level-3 adalah :
a) Lakukan terlebih dahulu evaluasi di level-1 dan level-2.
b) Berikan waktu untuk berlangsungnya perubahan perilaku,yang umumnya adalah 3
sampai dengan 6 bulan setelah pelatihan.
c) Lakukan evaluasi perilaku baik sebelum dan sesudah program pelatihan apabila
memungkinkan.
d) Lakukan metode survey menggunakan kuisioner atau/dan wawancara pada peserta
pelatihan,atasan langsung peserta,bawahan peserta,dan pihak lain yang sering
mengamati perilaku peserta.
e) Lakukan evaluasi pada semua peserta,atau apabila tidak memungkinkan gunakan
metode sampling.
f) Lakukan evaluasi ulangan pada waktu yang sesuai,untuk memastikan peserta tetap
pada perilaku yang sesuai dengan tujuan pelatihan.
g) Pertimbangan faktor biaya pelaksanaan evaluasi perilaku dibandingkan dengan
keuntungan yang dihasilkan dari evaluasi.
4) Level 4-Result (Hasil)
Pelaksanaan program pelatihan,tentunya bertujuan mendapatkan hasil yang
baik,seperti peningkatan kualitas,produktivitas,atau tingkat keselamatan.Evaluasi hasil
menurut Kirkpatrick ,D,L & Kirkpatrick J,D.(2006) dapat didefinisikan sebagai sebuah
hasil akhir yang terjadi sebagai akibat peserta mengikuti program pelatihan.
Rafiq,M.(2015) menyatakan bahwa evaluasi di level 4 mencakup hasil produksi
yang meningkat,kepuasan pelanggan,peningkatan moral pegawai,dan peningkatan
keuntungan perusahaan (Arthur dalam Praslova.2010).Hubungan antara hasil positif yang
diterima oleh perusahaan dengan kegiatan pelatihan merupakan hal yang rumit,karena
banyak aspek-aspek lain yang mempengaruhi hal tersebut dan pelatihan mungkin adalah
salah satunya.
Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi dilevel-level 4 adalah :
a) Lakukan terlebih dahulu evaluasi dilevel-3
b) Berikan waktu dalam melihat dampak muncul atau tercapai.Tidak ada waktu yang
spesifik dalam melakukan evaluasi hasil,sehingga dalam menentukan waktu
pelaksanaan evaluasi harus mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat.
c) Dapat dilakukan dengan metode survey menggunakan kuisioner atau waawancara
terhadap peserta pelatihan dan pimpinan perusahaan.
d) Lakukan pengukuran ,baik sebelum dan sesudah program pelatihan apabila
memungkinkan.
e) Lakukan evaluasi ulangan pada waktu yang sesuai pada waktu yang sesuai.
f) Pertimbangan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang didapat.
g) Dapat menggunakan data sekunder,seperti data penjualan,data produktif ,dan data
lainnya yang mendukung hasil survey dalam menganalisis hasil.

D. Tahap-tahap evaluasi program diklat


Menurut pendapat Supriyono (2013;30)”secara garis besar,tahapan evaluasi
program diklat meliputi 5 tahap dan hal ini juga dikemukakan oleh Teni
aryanti,Supriyono,M.Ishaq (Aryanti teni, Supriyono, 2015) yaitu :
1. Persiapan evaluasi
2. Mengembangkan instrumen evaluasi
3. Menganalisis data
4. Mengolah an menganalisis data
5. Menyusun laporan.
III. Penutup

Kesimpulan

Evaluasi program diklat tidak hanya dilakukan pada akhir pelaksanaan kegiatan seperti
kebanyakan anggapan orang-orang namun pada kenyataannya evaluasi dilakukan pada awal
pelaksanaan kegiatan,pertengahan kegiatan dan sampai diakhir kegiatan tersebut.

Dari hasil yang dirangkum bahwa, evaluasi program merupakan proses penentuan
keefektifan suatu perencanaan dan pelaksanaan pelatihan.Dengan berbagai komponen-komponen
yang menjadi cara untuk melaksanakan evaluasi program diklat tersebut.Serta tidak kalah
penting juga penetuan model yang akan digunakan demi pencapaian pendidikan dan pelatihan
yang akan diadakan.

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti teni, Supriyono, M. I. (2015). EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN. Jurnal Pendidikan Nonformal, X(1), 1–13. Retrieved from
http://journal2.um.ac.id/index.php/JPN/article/view/3003

Asri hardini, A. T. (2016). EVALUASI PROGRAM SISTEM KREDIT SEMESTER DI SMA


NEGERI 1 SALATIGA. Jurnal Pendidikan Manajemen, III(2), 246–264. Retrieved from
https://ejournal.uksw.edu/kelola/article/view/651

Athur, R. (2018). EVALUASI PROGRAM DIKLAT KARYA TULIS ILMIAH UNTUK


WIDYAISWARA PUSBANGTENDIK KEMDIKBUD. Jurnal Penelitian Dan Evalusi
Pendidikan, XXII(1), 38–48. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21831/pep.v22i1.16749

jaedun, amat. (2010). metode penelitian evaluasi program. Pedagogi,Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, 1–12. Retrieved from https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=evaluasi+program+diklat&oq=

marie tulung, J. (2014). EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


KEPEMIMPINAN TINGKAT IV DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO. Acta
Diurna, III(3), 1–16. Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/5812

Ramadhon, S. (2014). PENERAPAN MODEL EMPAT LEVEL KIRKPATRICK DALAM


EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR DI
PUSDIKLAT MIGAS. Forum Diklat, VI(1), 43–54. Retrieved from
http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/view/101

Anda mungkin juga menyukai