Anda di halaman 1dari 5

YUSTISI – Vol. 1 No.

1 – Oktober 2015 ISSN: 1907-5251

KAJIAN FILSAFAT TENTANG KESEJAHTERAAN HEWAN DALAM KAITANNYA


DENGAN PENGELOLAAN DI LEMBAGA KONSERVASI

Oleh :
Indah Triastuti
Dosen Fakultas Hukum Universitas Ibn Khaldun Bogor

Abstrak
Hewan adalah makhluk ciptaan Allah SWT, yang harus dipelihara sebagaimana makhluk
hidup lainnya. Sebagai makhluk hidup hewan memiliki hak seperti halnya manusia yaitu bebas
dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan lingkungan, bebas dari rasa sakit, luka
dan penyakit, bebas dari rasa takut dan tertekan, bebas untuk mengekspresikan perilaku alami.
Hak inilah yang dimaksud dengan kesejahteraan hewan. Untuk memperoleh hak-hak tersebut
diperlukan adanya pengelolaan tersendiri. Lembaga yang mengelola satwa secara legal inilah
yang disebut dengan Lembaga Konservasi.
Kata Kunci.: Kesejahteraan Hewan di Lembaga Konservasi

I. Pendahuluan Konservasi sumber daya alam hayati


Allah Swt menyediakan alam dan dan ekosistemnya bertujuan untuk
isinya yang harmonis sejalan dengan mengusahakan terwujudnya kelestarian
keseimbangan ekosistem yang telah terjadi sumber daya alam hayati serta
secara alamiah, manusia dilarang untuk keseimbangan ekosistemnya, sehingga
merusak anugrah yang telah Allah ciptakan dapat lebih mendukung upaya peningkatan
dengan baik. Hal ini sesuai dengan firman kesejahteran masyarakat dan mutu
Allah dalam QS Al A‟raf ayat 56 yang kehidupan manusia serta merupakan
berbunyi: tanggungjawab bersama pemerintah dan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Berkurangnya cadangan sumberdaya
Artinya: Dan janganlah kamu berbuat alam dan kelestarian lingkungan hidup akan
kerusakan di bumi sesudah Allah berpengaruh terhadap kehidupan satwaliar.
memperbaikinya. Dan berdoalah kepada (Anderson, 1985. Kehidupan satwaliar di
Nya dengan rasa takut dan harapan. alam dunia ini semakin terdesak oleh
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kehidupan manusia yang jumlahnya
kepada orang-orang yang berbuat baik. semakin meningkat dari tahun ke tahun.
(Departemen Agama Republik Indonesia, Satwaliar banyak yang diburu baik untuk
1993,300) diperdagangkan secara langsung maupun
Dalam ayat ini jelaslah bahwa Allah untuk dimanfaatkan bagian-bagian anggota
menyerukan kepada kebaikan dan melarang tubuhnya, seperti daging, tanduk, gading,
untuk merusak alam karena itu akan kulit, dan bulunya, bahkan minyak, telur
menghilangkan keseimbangan alam yang dan sarangnya. (Hadi S. Alikodra, 2007, 5).
Allah telah ciptakan dengan baik untuk Dalam keadaan hidup, banyak yang
dimanfaatkan umat manusia dengan cara dimanfaatkan untuk peragaan di kebun
berlebihan. binatang seperti di taman safari, untuk
Demikian juga dalam Pembukaan dipergunakan sebagai binatang percobaan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 ataupun dipelihara di rumah-rumah sebagai
merupakan kaedah konstitusional dari binatang kesayangan. Habitatnya juga
kewajiban negara dan tugas pemerintah banyak diubah untuk memenuhi kebutuhan
untuk melindungi segenap sumber-sumber hidup manusia, sehingga semakin sempit.
insani dalam lingkungan hidup Indonesia, Satwaliar juga telah dijadikan sasaran sejak
guna kebahagiaan seluruh rakyat Indonesia lama untuk kegiatan olahraga berburu baik
dan segenap ummat manusia. di taman-taman buru yang dimiliki oleh

6
YUSTISI – Vol. 1 No. 1 – Oktober 2015 ISSN: 1907-5251

pemerintah maupun di lahan milik teknologi serta rekreasi dengan


masyarakat atau pribadi. memanfaatkan tumbuhan dan atau satwa
Dengan demikian perlindungan dan liar yang dilindungi sebagai sarana hiburan
pelestarian satwa liar merupakan bagian yang sehat, baik dan mendukung usaha
dari sikap dan gerakan moral dalam rangka pelestarian tumbuhan dan satwa liar
mewujudkan pelestarian lingkungan. (Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
Sebagai bangsa yang dianugerahi P.52/Menhut-II/2006) dan dalam
keanekaragaman hayati paling tinggi di memperagakan hewan atau satwaliar harus
dunia, bangsa Indonesia berkewajiban memperhatikan Hak Azasi Hewan atau
untuk menjaganya sebagai wujud rasa kebebasan hewan (Animal liberalization)
syukur. yang menuntut perlakuan yang sederajat
Kaitannya dengan fungsi ekologis, dengan hak asasi manusia, walaupun
sosio ekonomi dan sosial budaya pada pendekatan secara filosofis antara hak
konservasi eksitu terhadap satwaliar, hewan dan manusia berbeda, mulai
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 pandangan orang yang menganggap hewan
tentang Konservasi Sumber Daya Hayati harus dilindungi (animal protection), hewan
dan Ekosistemnya memberi batasan tentang tidak boleh diperlakukan sebagai benda
pengelolaan dan pemanfaatan satwa untuk atau property (Seno Gumira Adidarma,
dilakukan dengan bijak melalui Vol.2).
perlindungan sistem penyangga kehidupan, Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009
pengawetan keanekaragaman hayati jenis tentang peternakan dan kesehatan hewan
satwa dan ekosistemnya, pemanfaatan tidak secara explisit mengatur tentang hal-
secara lestari, guna pemenuhan jangka hal yang diperlukan dalam tindakan
panjang sebagai bahan analisis, penelitian, perlindungan hewan) dengan memberi
pengembangbiakan atau persilangan, back penjabaran tentang kesejahteraan
up terhadap jenis satwa yang ada dalam satwa/hewan bahwa “Keberlangsungan
pengganti populasi satwaliar, pendidikan hidup satwa yang perlu diperhatikan oleh
dan objek rekreasi. pengelola agar satwa hidup sehat, cukup
Salah satu bentuk lembaga konservasi pangan, dapat mengekspresikan perilaku
eksitu ini adalah kebun binatang. Dalam secara normal serta tumbuh dan
peraturan Menteri Kehutanan Nomor berkembang yang aman dan nyaman”.
P31/Menhut-II/2012 tentang Lembaga
Konsevasi, pengertian Kebun Binatang II. Identifikasi Masalah
adalah tempat atau wadah yang mempunyai Berdasarkan uraian latar belakang
fungsi utama sebagai lembaga konservasi. sebagaimana tersebut di atas, dirumuskan
Dalam melakukan upaya perawatan dan identifikasi masalah sebagai berikut:
pengembangbiakan berbagai jenis satwa 1. Hak-hak apa saja yang dapat diperoleh
berdasarkan etika dan wadah kesejahteraan. hewan/satwa sebagai makhluk hidup?
Peraturan lain yang mengatur sebagai 2. Bagaimana Satwa liar dalam
landasan pendirian kebun binatang di memperoleh kesejahteraan di Kebun
Indonesia adalah Instruksi Menteri Dalam Binatang?
Negeri Nomor 35 Thun 1997 Tentang
Pembinaan dan Pengelolaan Taman Flora III. Pembahasan
Fauna di Daerah. Dalam ketentuan tersebut A. Hak-hak dari binatang atau satwa
di atas diatur tentang pembinaan, Bumi sebagai tempat tinggal dan
pengelolaan flora fauna, perijinan, kriteria, tempat hidup manusia dan makhluk
persyaratan, hak dan kewajiban kebun Allah lainnya sudah dijadikan Allah
binatang. dengan penuh rahmat Nya. Gunung-
Peragaan tumbuhan dan satwa liar yang gunung, lembah-lembah, sungai-sungai,
dilindungi yang dilakukan oleh lembaga lautan, daratan dan lain-lain semua itu
konservasi bertujuan untuk pendidikan, diciptakan Allah untuk diolah dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
7
YUSTISI – Vol. 1 No. 1 – Oktober 2015 ISSN: 1907-5251

oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak Artinya: Telah nampak kerusakan di


dan dibinasakan. Namun masih saja ada darat dan di laut disebabkan karena
sebagian kaum yang berbuat kerusakan perbuatan tangan manusia, supaya Allah
di muka bumi. Mereka tidak hanya merasakan kepada mereka sebahagian
merusak sesuatu yang berupa materi atau dari (akibat) perbuatan mereka, agar
benda saja, melainkan juga berupa sikap, mereka kembali (ke jalan yang benar).
perbuatan tercela atau maksiat serta Animal welfare atau kesejahtera-an
perbuatan jahiliyah lainnya. Akan tetapi, hewan adalah suatu keadaan fisik dan
untuk menutupi keburukan tersebut psikologi hewan sebagai usaha untuk
sering kali mereka menganggap diri mengatasi lingkungannya (Wahyu,
mereka sebagai kaum yang melakukan 2010). Berdasarkan Undang- Undang
perbaikan di muka bumi, padahal justru Nomor 18 Tahun 2009, Animal
merekalah yang berbuat kerusakan di welfare adalah segala urusan yang
muka bumi berhubungan dengan keadaan fisik dan
Allah SWT melarang umat manusia mental hewan menurut ukuran perilaku
berbuat kerusakan dimuka bumi karena alami hewan yang perlu di terapkan dan
Dia telah menjadikan manusia sebagai ditegakkan untuk melindungi hewan dari
khalifahnya. Larangan berbuat perlakuan setiap orang yang tidak layak
kerusakan ini mencakup semua bidang, terhadap hewan yang dimanfaatkan
termasuk dalam hal muamalah, seperti manusia.
mengganggu penghidupan dan sumber- Animal Welfare (Kesejahteraan
sumber penghidupan orang lain, Binatang), adalah expresi yang
termasuk di dalam satwa. berkenaan dengan moril. Semua manusia
Satwa mempunyai peranan yang bertanggungjawab terhadap masing-
penting bagi kehidupan manusia baik masing binatang yang dipelihara atau
ditinjau dari segi ekonomi, penelitian, bebas di alam (Eccleston,
pendidikan dan kebudayaan, maupun 2009). Dijelaskan lebih lanjut bahwa
untuk kepentingan rekreasi dan Dalam teori Kesejahteraan Binatang ada
pariwisata, untuk itu perlu tetap menjaga ajaran tentang kepedulian dan perlakuan
kesinambungan antara manusia dan alam manusia terhadap masing-masing hewan
sekitar termasuk kesejahteraan satwa, dan bagaimana masyarakat dapat
maka diperlukan kesadaran dan meningkatkan kwualitas hidup hewan
sosialisasi terhadap masyarakat akan itu. Setiap jenis satwa liar dan hewan
manfaat dan dampak yang akan terjadi, harus dibiarkan hidup bebas di alam atau
maka eksploitasi satwa, perburuan liar, hidup yang berkwualitas di lingkungan
perdagangan satwa, serta diskriminasi yang disesuaikan dengan pola perilaku,
yang telah dilakukan manusia terhadap kebutuhan serta karakteristik habitat
satwa, perlu diperhatikan kembali, alamnya di kandang. Lagi pula,
karena selain bagian dari doktrin agama manusialah yang bertanggungjawab
sendiri yang melarangnya, hal itu juga untuk mewujudkannya. Standar
demi menyelamatkan kesinambungan minimum prinsip kesejahteraan
alam. Karena manusia selain sebagai satwa/animal welfare di Lembaga
pengemban amanah di muka bumi Konservasi adalah:
sekaligus sebagai aktor yang berperan 1. Bebas dari rasa lapar dan haus:
dalam perusakan alam di atasnya - wajib dipenuhi mutu pakan dan
termasuk juga di dalamnya perusakan minum
terhadap satwaliar. Seperti yang telah - wajib memperhatikan jenis dan
tersebut dalam Al-Quran ( Ar-Rum : 41 ) jumlah pakan dan minum
- wajib memperhatikan menu dan
          
cara penyajian pakan dan minum
      2. Bebas dari ketidaknyamanan
lingkungan
8
YUSTISI – Vol. 1 No. 1 – Oktober 2015 ISSN: 1907-5251

- Tempat tinggal disesuaikan dengan Dari Ibnu „Umar


habitat alami radhiyallahu‟anhuma, Rasulullah
- Perlindungan dari kondisi cuaca shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
buruk “Seorang perempuan disiksa gara-gara
- ketersediaan udara segar seekor kucing. Dia mengurung kucing
- tempat yang tedug dan hangat serta itu sampai mati. Karena itulah dia masuk
terjangkau dari sinar matahari jika neraka. Perempuan itu tidak memberi
memang diperlukan makan dan minum kepadanya -tatkala
- ketersediaan lorong bawah tanah dia kurung-. Dan dia pun tidak
bagi satwa yang suka menggali melepaskannya supaya bisa memakan
tanah serangga atau binatang tanah.” (HR.
- ketersediaan kualitas air Bukhari dan Muslim). Hadits berikut
3. Bebas dari rasa sakit, luka dan jadi pelajaran bagi seorang muslim
penyakit. Perawatan kesehatan dari untuk menebarkan kasih sayang
dokter hewan dan paramedik untuk walaupun pada seekor binatang seperti
4. Bebas dari rasa takut dan kucing.
tertekan; yang disebabkan oleh: Animal Welfare memiliki 3 aspek
- Intimidasi dari satwa yang hidup penting yaitu : Welfare Science, Welfare
dalam kelompok sosial yang ethics, dan Welfare law (Wahyu, 2010).
berlebihan Dijelaskan lebih lanjut bahwa Welfare
- Ancaman predator dari luar science mengukur efek pada hewan
- Fruktuasi dan kebosanan dalam situasi dan lingkungan berbeda,
- Kegaduhan dan kbisingan dari sudut pandang hewan. Welfare
- Penciuman dan penglihatan ethics mengenai bagaimana manusia
5. Bebas untuk mengekspresikan sebaiknya memperlakukan hewan.
perilaku alami Welfare law mengenai bagaimana
Semua satwa yang ada dalam manusia harus memperlakukan hewan.
kandang harus mendapat kesempatan Animal welfare berbicara tentang
dengan porsi yang tepat untuk dapat kepedulian dan perlakuan manusia pada
melakukan periilaku alami. masing-masing satwa, dalam
Kelima point inilah yang lazim meningkatkan kualitas hidup satwa
disebut dengan The Five Freedoms secara individual.
(lima kebebasan binatang).
B. Satwa liar dalam memperoleh IV. Simpulan
kesejahteraan di Kebun Binatang 1. Islam merupakan agama yang memberi
Kesejahteraan Satwa/Hewan adalah: tuntunan kepada pemeluknya untuk
"Keberlangsungan hidup satwa yang memperlakukan binatang sebagai
perlu diperhatikan oleh pengelola agar sesama makhluq Allah. Demikian
satwa hidup sehat, cukup pakan, dapat halnya dalam memperagakan binatang
mengekspresikan prilaku secara normal, di lembaga konservasi, binatang harus
serta tumbuh dan berkembangbiak diperlakukan tidak menyakiti.
dengan baik dalam lingkungan yang 2. Selain memiliki hak untuk
aman dan nyaman". Sedangkan menurut memanfaatkan, manusia juga memiliki
Peraturan Pemerintah No. 95 Tahun tanggung jawab untuk menjaga
2012 "Kesejahteraan Hewan adalah sebagaimana terdapat dalam Al Qur‟an
segala urusan yang berhubungan dengan Surat Al-A'raf:56 dan Q.S. Al-Jasiyah,
keadaan fisik dan mental Hewan 45:13
menurut ukuran perilaku alami Hewan 3. Satwa dalam memperoleh
yang perlu diterapkan dan ditegakkan kesejahteraan melalui The Five
untuk melindungi Hewan dari perlakuan Freedoms (lima kebebasan binatang).
setiap orang yang tidak layak terhadap
Hewan yang dimanfaatkan manusia.
9
YUSTISI – Vol. 1 No. 1 – Oktober 2015 ISSN: 1907-5251

Daftar Pustaka 6. Peraturan Dirjen PHKA No.P9/IV-


1. Al. Qur‟an dan Terjemahannya Set/2011
2. Undang-Undang Dasar 1945 7. Koesnardi Hardjasoemantri, 1999, Hukum
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tata Lingkungan, Gadjah Mada Univ.
Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Press, Yogyakarta, Cet. XIV
dan Ekosistemnya 8. Anderson, 1985, Managing Our Wildlife
4. Indonesia, Instruksi Menteri Dalam Resources, Bell & Hoel Co, Columbus
Negeri Nomor 35 Tahun 1997 Tentang 9. Hadi S. Alikodra, 2007, Pengelolaan
Pembinaan dan Pengelolaan Taman Flora Satwaliar, Bogor:Yayasan Penerbit
Fauna di Daerah Fakultas Kehutanan, IPB
5. Indonesia, Peraturan Menteri Kehutanan 10. Seno Gumira Adidarma, Hak asasi
Nomor P.52/Menhut-II/2006 Tentang Hewan, Jurnal VII, Vol.2
Peragaan Jenis Tumbuhan dan Satwaliar
dilindungi

10

Anda mungkin juga menyukai