2. Program Pembelajaran
Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin (2008:3-4) ada dua pengertian untuk istilah
“program”.yaitu pengertian secara khusus dan umum. Sssecara umum program diartikan
sebagai rencana, sedangkan menurut makna khusus adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan
yang merupakan relisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam program
yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang.
Di dalam buku yang lain Suharsimi ( 2008: 291) mendefinisikan program sebagai sesuatu
kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Sedang Farida Yunus Tayibnapis (2000:9)
mengartikan program sebagai segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan
akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Dalam buku ini program diartikan sebagai
serangkaian kegiatan yang direncanakan dengan seksama dan pelaksanaannya berlangsung
dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang.
Evaluasi program menurut Joint Committe on Standars for Educational Evaluation (1981:12)
Program evaluation that asses educational activities which probide service on a continuing
basis and often involve curricular offerings. Program yang yang dibuat guru tidak selamanya
efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik,maka diperlukan evaluasi pembelajaran yang
dapat mengetahui kelemahan yang terjadi dan tidak terjadi lagi.
BAB II
PENILAIAN HASIL BELAJAR
A. Hasil Pembelajaran
Dalam pembelajaran ada dua aspek yaitu siswa dan guru, dari proses pembelajaran
dibedakan menjadi dua yakni output dan outcome. Output merupakan kecakapan yang
dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran atau hasil pembelajaran siswa. Output
dibedakan lagi menjadi hard skills dan soft skills. Hard skills merupakan kecakapan yang
relatif lebih mudah untuk pengukuran. Hard skills dibedakan menjadi dua yaitu kecakapan
akademik (academic skills) dan kecakapan vokasional (vocational skills). Kecakapan
akademik mencakup bidang ilmu yang dipelajari misalnya menghitung, menguraikan,
menganalisis, mendeskripsi, dan hal lainnya yang menyangkut ilmu bidang pengetahuan.
Sedangkan kecakapan vokasionalis sering disebut juga kecakapan kejujuran, yaitu tentang
bidang pekerjaan tertentu misalnya seni dan bidang tertentu lainnya. Soft skills merupakan
strategi yang diperlukan untuk meraih kesuksesan hidup dan kehidupan dalam masyarakat.
Soft skills dibedakan menjadi dua, yaitu kecakapan personal (personal skills) dan kecakapan
sosial (social skills). Kecakapan personal digunakan untuk memudahkan beradaptasi pada
siswa dan hal personal lainnya sedangkan kecakapan sosial untuk kehidupan bermasyarakat
terutama dalam persaingan yang ada.
B. Pengertian Penilaian
Penilaian (asessment) hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan
pemebelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Menurut Djemari Mardapi (2008:5) kualitas
pembelajaran dpat dilihat dari hasil penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan
mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan motivasi prestasi
didik untuk belajar yang lebih baik.
Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak
langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan ( Djemari
Mardapi, 2008:67).
Menurut Chittenden (Djemari Mardapi, 2008:6) kegiatan penilaian dalam proses
pembelajaran perlu diarahkan pada empat hal :
a. Penelusuran, untuk menelusuri apakah proses pembelajaran telah berlangsung sesuai
yang direncanakan atau tidak.
b. Pengecekan, untuk mecari informasi apakah terdapat kekurangan pada peserta didik
selama proses pembelajaran.
c. Pencarian, untuk mencari dan menemukan penyebab kekurangan yang muncul selama
proses pembelajaran berlangsung.
d. Penyimpilan, untuk menyimpulkan tentang tingkat pencapaian belajar yang telah
dimiliki oleh peserta didik.
BAB III
INSTRUMEN TES
A. Pengertian Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan
informasi karakteristik suatu objek. Tes merupakan bagian tersempit dari penilaian. Menurut
Djemari ( 2008:67) tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan
seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau
pertanyaan. Tes juga dapat diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan
tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aaspek
tertentu dari orang yang dikenai tes.
B. Bentuk-bentuk Tes
Bentuk tes yang digunakan dilembaga pendidikan di lihat dari sistem penskorannya dapat
dikata gorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif memberi
pengertian bahwa siapa saja yang memeriksa lembaran jawaban tes akan menghasilkan skor
yang sama. Skor tes ditentukan oleh jawaban yang diberikan oleh peserta tes. sedangkan tes
subjektif adalah tes yang penyekorannya dipengaruhi oleh yang memberi skor. Jawaban yang
sama dapat memiliki skor yang berbeda oleh pemberi skor yang berlainan. Diantara
subjektivitas yang dapat memengaruhi hasil penyekoran hasil tes di antaranya adalah :
a. Ketidak Konsistenan Penilai
b. Hallo Effect
c. Pengaruh Urutan Pemeriksaan
d. Pengaruh Bentuk Tulisan dan Bahasa.
C. Tes Objektif
Pengertian tes objektif dalam hal ini adalah nemtuk tes yang mengandung kemungkinan
jawab atau respon yang harus dipilih oelh peserta tes. Dengan demikian skor hasil tes dapat
dilakukan secara objektif.
a. Kelebihan Tes Objektif
1) Lebih representatif mewakili isi dan luas halaman
2) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya
3) Pemeriksaanya dapat diserahkan pada orang lain
4) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif
b. Kelemahan Tes Objektif
1) Membutuhkan persiapan yang lebih sulit
2) Butir-butir soal cenderung mengungkap ingatan kembali
3) Banyak kesempatan bagi siswa untuk spekulasi
4) Kerjasama antara siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka
c. Cara mengatasi kelemahan
1) Banyak berlatih menyusun soal tes secara terus menerus
2) Menggunakan tabel spesifikasi
3) Menggunakan norma penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan
Secara Umum ada tiga tipe tes objektif, yaitu :
a. Benar salah ( true false)
b. Menjodohkan (matching)
c. Pilihan Ganda (multiple choice)
D. Tes Subjektif
Tes subjektif, pada umumnya berbentuk uraian (esai). Tes bentuk uraian adalah butir soal
yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus
dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes ( Asmawi Zaenul dan Noehi
Nasution. 2005:37).
Ciri-ciri pertanyaan didahului dengan kata-kata seperti: uraikan, jelaskan, bandingkan,
mengapa, bagaimana, simpulkan dan sebagainya ( suharsimi Arikunto. 2008:162).
Berdasarkan tingkat kebebasan peserta tes untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes
uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu :
a. Tes Uraian Bebas ( Extended Response Test )
b. Tes Uraian Terbatas ( Restricted Response Test)
E. Pengembangan Tes
Ada sembilan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil belajar (Djemari
Mardapi. 2008: 88-97). Kesembilan langkah tersebut adalah:
1) Menyusun spesifikasi tes
Langkah awal dlam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi tes, yaitu yang berisi
uraian yang menunjukan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Penyusunan
spesifikasi tes mencakup kegiatan :
a. Menentukan Tujuan tes
b. Menyusun kisi-kisi tes
c. Memilih bentuk tes
d. Menentukan panjang tes
2) Menulis soal tes
Menentukan soal dilakukan setelah langkah pertama yaitu menyusun spesifikasi tes
dilakukan. Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-
pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat.
3) Menelaah soal tes
Hal ini perludilakuakn untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembutannya masih
ditemukan kekurangan dan kesalahan telah dipersiapkan dengan baik.
4) Melakukan uji coba tes
Uji coba ini dapat digunakan sebagai sarana memperoleh data empirik yang tingkat kebaikan
soal yang telah disusun.
5) Menganalisis butir soal tes
6) Memperbaiki tes
7) Merakit tes
8) Melaksanakan tes
9) Menafsirkan hasil tes
BAB IV
INSTRUMEN NON TES
Instrumen untuk memperoleh informasi hasil belajar non-tes terutama digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skills dan vocational skills, terutama yang
berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari pada apa
yang di ketahui atau dipahaminya.
Dengan demikian instrumen non-tes merupakan bagian dari alat ukur hasil belajar peserta
didik. Instrumen non tes yang umum digunakan dalam menilai hasil belajar antara lain,
participation charts, checking lists, rating scale, dan attitude scales. ( Asmawi Zaenul dan
Noehi Nasution. 2005:102).
D. Skala Sikap
Untuk dapat memahami pengukuran sikap, pertama-tama harus dikusai pengertian sikap.
Johson & Johson (2002:168) mengartikan sikap sebagai: “ an attitude is a positive or
negative reaction to a person, object, or idea”.
Untuk menilai sikap seseorang terhadap objek tertentu dapat dilakukan dengan melihat
respons yang di teramati dalam mengjadapi objek yang bersangkutan. Respos seseorang
dalam menghadapi suatu objek menurut Eagly & Chaiken (1993:10) dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu, cognitive response, affective response dan behavioral response.
BAB V
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Kegiatan menilai dapat diibaratkan kegiatan memotret. Dalam memotret memerlukan alat
potrenya. Data yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan
data tersebut bersifat tetap, ajek atau dapat dipercaya. Dan data yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya disebut data yang valid.
A. Validitas Instrumen
Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang
hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan ‘ketepatan” dengan alat ukur.
Dengan istrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Atau dapat juga
dikatakan bahwajika data yang dihasilkan dari sebuah istrumen, maka istrumen itu juga valid.
Validitas instrumen secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Validitas Internal
Validitas internal, disebut juga validitas logis. Instrumen yang memenuhi syarat valid
berdasarkan penalaran. Validitas intrernal dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) validitas isi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi jika dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi / isi pelajaran. Berkaitan dengan sejauh mana tes mencakup
keseluruhan materi / bahan yang ingin diukur.
b) validitas konstruk.
Sedangkan sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk bila butir-butir soal mengukur
sejauh mana instrumen mengukur konsep dari suatu teori.
2) Validitas eksternal
disebut juga validitas empiris validitas yang kreteria validitasnya didasarkan pada kriteria
yang ada pada istrumen itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka validitas eksternal
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Validitas Kesejajaran
Istrumen dikatakan validitas sejajaran apa bila hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah
ada.
b) Validitas Prediksi
Memprediksi artinya mempirkirakan / meramal mengenai hal yang akan terjadi pada masa
yang akan datang. Sebuah istrumen dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai
kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang mengenai
hal sama.
B. Rellabilitas Instrumen
Alat ukur yang hasil pengukuranya bersifat tetap dikatan alat ukur tersebut mempunya
reabilitas yang baik.
Instrumen dikatakan reliabel jika memberi hasil yang tetap apabila dites berkali-kali. Ada dua
jenis reliabilitas, yaitu :
1) Reliabilitas Eksternal
Untuk menguji reliabilitas eksternal dapat digunakan metode bentuk paralel dan metode tes
berulang.
a) Metode bentuk Paralel
Metode paralel dilakukan dengan cara menyusun dua istrumen yang hampir sama, kemudian
di uji cobakan pada kelompok responden yang sama kemudia hasil uji coba tersebut di
korelasikan dengan tehnik korelasi product moment.
b) Metode Tes Berulang
Metode ini dilakukan untuk menghindari penyusunan instrumen dua kali.
2) Reliabilitas Internal
Teliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengumpulan data.
Berdasarkan sistem pemberian nilai, ada dua metode analisis reliabilitas eksternal yaitu :
a) Instrumen Skor Diskrit
b) Instrumen Skor Nondiskrit
BAB VI
MODEL-MODEL EVALUASI PROGRAM
Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam
mengevaluasi program pembelajaran, diantaranya:
BAB VIII
PERANGKAT EVALUASI MODEL EKOP
BAB VIII
PERANGKAT EVALUASI MODEL EKOP
Pada bab ini, pembaca akan disuguhkan sebuah contoh kasus implementasi model
EKOP untuk dapat menghitung rerata skor kualitas pembelajaran, menghitung rerata skor
output pembelajaran, menghitung rerata skor kualitas dan output pembelajaran, dan dibagian
akhir pembaca diharapkan mampu menyusun laporan evaluasi model EKOP.
KESIMPULAN
Buku adalah sebuah alat untuk menempuh suatu pengetahuan, dimana buku sangat berharga
bagi semua orang, terutama dilingkup perkuliahan yang selalu digunakan mahasiswa sebagai
referensi atau panduan belajar mereka dalam setiap ilmu. Maka dengan itu, sebagai seorang
mahasiswa diharuskan untuk membaca buku sebanyak-banyaknya untuk memperluas
wawasan berfikir dan sebagai wacana untuk menambah ilmu pengetahuan. Dalam
mempelajari suatu buku ada banyak cara, dan masing-masing dengan kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Ada yang mempelajari dengan membaca, menghafal atau
dengan meringkas buku. Akan tetapi menurut pendapat saya, meringkas adalah hal yang
maksimal dikarenakan dengan meringkas, kita juga sekaligus membaca. Maka dengan
diberikan tugas meringkas yang ditugaskan menambah ilmu pengetahuan saya dan
memberikan suatu pengalaman yang sangat berarti untuk masa depan.
Buku yang saya ringkas adalah buku yang berjudul “Evaluasi Program Pembelajaran” yang
ditulis oleh Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd dari penerbit pustaka pelajar. Alasan
saya memilih buku tersebut adalah menurut saya buku tersebut sangatlah komplit dan
berbagai referensi dari ahli bidang-bidangnya yang terkumpul dengan buku yang cukup tebal
meliputi suharsimi Arikunto dan lain-lainnya.
Buku tersebut membahas semua yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran, yang meliputi
: konsep dasar evaluasi, validitas, reliabilitas, validitas, instrumen evaluasi dan lain
sebagainya yang sangat berguna bagi saya pada khususnya dan umumnya pada mahasiswa.