BESERTA RINGKASANNYA
OLEH:
YOGYAKARTA
2017
PENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKAN
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris education; dalam bahasa
Arab: At-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiyah
dapat evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian
mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald
W. Brown (1977) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari sesuatu. Apabila definisi Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) digunakan untuk
memberi definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi
pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk)
atau suatu proses (yang berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu
dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di
lapangan pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses
penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Dan menurut Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:211) mengatakan “Evaluasi
adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta
didik untuk tujuan pendidikan. Sedangkan Evaluasi Pendidikan Islam adalah suatu taraf
untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam”.
Artinya: Dan sungguh akan kami cobaan kepadamu dengan sedikit kekuatan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah : 115).
Evaluasi Pendidikan adalah suatu proses penilaian dalam mengumpulkan dan
menganalisis untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan guna
menetapkan pencapaian suatu tujuan baik untuk pendidik dan peserta didik.
Secara umum ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah
mencakup tiga komponen utama yaitu :
Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu:
a. Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar
program pengajaran yang telah ditentukan.
b. Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran.
c. Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Minat atau perhatian siswa didalam mengikuti pelajaran.
e. Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
f. Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya.
g. Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung.
h. Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa.
i. Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang
diperoleh didalam kelas dan upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul
sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga
macam fungsi pokok yaitu
1. Mengukur kemajuan
Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditillik dari tiga segi,
yaitu:
1. Segi psokologis
2. Segi didaktik
3. Segi administratif.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam
fungsi, yaitu:
1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh
peserta didiknya
2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing
peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status
peserta didik.
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik
yang memang memerlukannya.
5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah
di tentukan telah dapat dicapai.
Adapun secara administrative, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam
fungsi, yaitu:
1. Memberikan laporan
2. Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
3. Memberikan gambaran
Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran ada
beberapa fungsi evaluais, yakni :
1. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
2. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam
menguasai tujuan yang telah ditentukan.
3. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
4. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunkan oleh siswa untuk mengambil keputusan
secara individual khususnya dalam menentukan masa depan sehubungan dengan
pemilihan bidang pekerjaan.
5. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum dalam menentukan kejelasan
tujuan khusus yang ingin dicapai.
6. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan
dengan pendidikan di sekolah.
Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010, 214) mengatakan bahwa ada 3 (tiga)
prinsip-prinsip evaluasi yang harus di perhatikan, yaitu;
Dalam ajaran Islam, sangat diperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegang
dengan prinsip ini, keputusan yang di ambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil, dan
menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan, serta untuk mengetahui perkembangan
peserta didik sehingga kegiatan dan kerja peserta didik dapat dilihat melalui penilaian.
Prinsip ini melihat semua aspek, seperti aspek kepribadian, ketajaman hafalan,
pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagainya.
3. Prinsip Objektivitas
Dan menurut A. Heris (208, 186) mengatakan ada 5 prinsip evaluasi yang harus diperhatikan,
yaitu:
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes
terpercaya dan shahih. Artinya adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan
sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat di
pertanggungjawabkan maka data yang akan dihasilkan akan salah dan menghasilkan
kesimpulan yang dimilikinya menjadi salah.
Evaluasi tak hanya dilakukan setahun sekali, atau per semester, tetapi dilakukan
secara terus-menerus, dimulai dari proses belajar mengajar kemudian memperhatikan peserta
didiknya, sehingga peserta didik selesai dari lembaga sekolah. Evaluasi dilakukan secara
kesinambungan untuk untuk mengetahui perkembangan peserta didik sehingga kegiatan dan
kerja peserta didik dapat dilihat melalui penilaian.
Prinsip ini melihat semua aspek, seperti aspek kepribadian, ketajaman hafalan,
pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagainya. Bila hal
ini diperlukan, masing-masing bidang diberikan penilaian secara khusus, sehingga peserta
didik mengetahui kelebihannya disbanding dengan teman-temannya, karena setiap peserta
didik diasumsikan tidak semuanya memiliki mpengetahuan dan keterampilan secara utuh.
4. Prinsip Bermakna
Evaluasi diharapkan memiliki makna yang segnifikan bagi semua pihak. Untuk itu
evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
5. Prinsip Objektivitas
Sedangkan Ramayulis (2008, 332) mengatakan bahwa prinsip evaluasi dibagi menjadi 2,
yaitu:
1. Prinsip Umum
a. Valid
Evaluasi yang harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan
jenis tes terpercaya atau sahih, artinya adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran
dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat di
pertanggungjawabkan maka data yang akan dihasilkan akan salah dan menghasilkan
kesimpulan yang dimilikinya menjadi salah.
c. Berkelanjutan
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui
secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta
didik dapat di pantau melalui penilaian.
d. Menyeluruh
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor serta berdasarkan strategi dan prosedur penilaian dengan berbagi bukti hasil
belajar peserta didik yang dapat dipertanggung jawabkan kepada semua pihak.
e. Bermakna
Evaluasi diharapkan memiliki makna yang segnifikan bagi semua pihak. Untuk itu
evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas peserta didik, tanpa
membedakan jenis kelamin, latar belakang etis, budaya. Sebab ketidakadilan dalam penilaian
dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena merasa dianarkikan.
g. Terbuka
h. Ikhlas
Ikhlas ialah, keberhasilan niat atau hati guru atau pendidik, bahwa ia dalam
melakukan evaluasi itu dalam rangka efesiensi tercapainya pendidikan dan kepentingan
peserta didik itu sendiri.
i. Praktis
Praktis berarti mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indicator, seperti;
hemat waktu, biaya, tenaga, mudah diadministrasikan mudah menskor dan mengelolahnya,
dan mudah ditafsirkan.
Hasil dari setiap evaluasi peserta didik harus secara sistematis dan komperhensif
dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktui dapat digunakan kembali.
2. Prinsip Khusus
a. Apapun jenis penilaian yang digunakan harus memungkinkan adanya kesempatan
terbaik dan maksimal bagi peserta didik menunjukan kemampuan hasil belajar
mereka.
b. Setiap guru mampu melaksanakan porosedur penilaian, dan penvatatan secara tepat
presentasi dan kemampuan hasil belajar yang dicapai peserta didik.
2. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat, maksudnya
Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya da kegiatan hidup
bermasyarakt, seperti ahlak yang mulia dan disiplin.
3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya,
maksudnya Bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan memelihara, serta
menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah ia merusak ataukah memberi makna bagi
kehidupannya dan masyarakat dimana ia berada.
4. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah Swt., khalifah Allah Swt.,
serta anggota masyarakat, maksudnya Bagaimana dan sejauh mana ia memandang diri sendiri
sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan masyarakat yang beraneka ragam budaya,
suku dan agama.
Menurut Muchtar Buchari mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi dalam Pendidikan,
yaitu;
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan selama
jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam jangka
waktu tertentu..
F. JENIS-JENIS EVALUASI PENDIDIKAN
Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:217) mengatakan ada empat macam jenis-jenis
evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah ia
menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu.
Fungsi penilaian pormatif ini untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik
dan efesien atau memperbaiki satuan atau rencana pembelajaran.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran
pada suatu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang
berikutnya. Fungsi penilaian sumatif untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah
mengikuti program pembelajaran dalam satu semester atau akhir tahun.
Evaluasi yang dilakukan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar untuk kepentingan
penempatan pada jurusan atau fakultas yang di inginkan. Fungsi dari evaluasi ini untuk
mengetahui keadaan peserta didik secara bertahap kemudian kepribadian secara menyeluruh.
4. Evaluasi Diagonis
Evaluasi terhadap hasil peneletian tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan
kesulitan - kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar. Fungsi
evaluasi dianostik untuk permasalahan yang mengganggu peserta didik, hal ini akan
mengakibatkan pesera didik mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan dalam satu
bidang studi.
Sedangkan Ramayulis (2008:336) mengatakan ada lima macam jenis-jenis evaluasi yang
dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
1. Penilaian Formatif
Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta
didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi
tertentu.
2. Penilaian Sumatif
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai
mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan semester, atau akhir tahun.
Yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan didalam situasi
belajar mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut.
4. Penilaian Diagnostik
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta
didik baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi
belajar mengajar.
Yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik dengan menetapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
berkelanjutan, bukti-bukti autentik, actual dan konsisten, serta mengindentifikasi pencapaian
kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang
jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan petunjuk kemajuan belajar
peserta didik dan pelapornya.
REFERENSI
Media.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada media
Group.
http://magazine.web.id/pengertian-evaluasi-pendidikan-dan-ruang-lingkup-evaluasi-
pendidikan/