EVALUASI PEMBELAJARAN
OLEH:
NURWAFIQAH AMIRAH BUDI
NIM. 1050441100520
PROGRAM PASCASARJANA
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan dengan evaluasi pula orang dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah
mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Tanpa evaluasi,
orang tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi
pula tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik. Melalui evaluasi orang akan
atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baik guru maupun
evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara
proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik,
bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat
menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses
pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya,
apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu
dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh
pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan
oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.
dari bahasa Inggris: evaluation; dalam bahasa Arab: Al-Taqdir; dalam bahasa
Indonesia berarti: penilaian. Akar katanya adalah: value; dalam bahasa Arab: Al-
Qimah; dalam bahasa Indonesia berarti: nilai. James and Roffe dalam Sharon, dkk
(2010) berpendapat bahwa “evaluation is comparing the actual and real with the
predicted or promised” dimana perlu adanya renungan atas apa yang dicapai dalam
memiliki harapan yang beragam. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, ada tiga hal
yang saling berkaitan yaitu evaluasi, pengukuran dan tes. Menurut Gronlund dalam
Toto dan Cepi (2011:165) evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dari
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Pengukuran adalah adalah suatu proses
khusus yang dimiliki oleh individu (siswa). Tes adalah suatu alat atau prosedur yang
bersifat komprehensif yang di dalamnya meliputi pengukuran, dan tes sebagai suatu
dapat pula didasarkan pada hasil pengamatan (qualitative description). Baik yang
B. Rumusan Masalah
Semester II ?
C. Tujuan
XI Semester II.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah
berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan
untuk memaksimalkan hasilnya.
Definisi di atas didasari oleh pendapat Mahrens & Lehmann (1978 dalam
Purwnto, 2013, hlm. 3) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses
merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan. Istilah evaluasi pembelajaran sering
disamaartikan dengan ujian. Meskipun sangat berkaitan, akan tetapi tidak mencakup
keseluruhan makna evaluasi pembelajaran yang sebenarnya. Ujian atau tes hanyalah
salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menjalankan proses evaluasi.
Anas (1995:1) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi berasal dari
bahasa Inggris: evaluation; dalam bahasa Arab: Al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia
berarti: penilaian. Akar katanya adalah: value; dalam bahasa Arab: Al-Qimah; dalam
bahasa Indonesia berarti: nilai. James and Roffe dalam Sharon, dkk (2010) berpendapat
bahwa “evaluation is comparing the actual and real with the predicted or promised”
dimana perlu adanya renungan atas apa yang dicapai dalam perbandingannya dengan
apa yang diharapkan. Definisi ini juga menggarisbawahi evaluasi bersifat potensial
subjektif, dimana individu yang berbeda cenderung memiliki harapan yang beragam.
Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, ada tiga hal yang saling berkaitan yaitu evaluasi,
pengukuran dan tes. Menurut Gronlund dalam Toto dan Cepi (2011:165) evaluasi adalah
suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan inerpretasi informasi/data
untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Pengukuran
adalah adalah suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka mengenai
tingkatan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu (siswa). Tes adalah suatu alat atau
prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel perilaku.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi lebih bersifat
komprehensif yang di dalamnya meliputi pengukuran, dan tes sebagai suatu alat untuk
melaksanakan pengukuran itu sendiri. Keputusan evaluasi (value judgement) tidak hanya
didasarkan pada hasil pengukuran (quantitative description), dapat pula didasarkan pada
hasil pengamatan (qualitative description). Baik yang didasarkan pada hasil pengukuran
maupun bukan pengukuran, pada akhirnya menghasilkan keputusan nilai tentang suatu
objek yang dinilai.
Jika ingin melakukan kegiatan evaluasi, maka guru harus mengetahui dan
memahami terlebih dahulu tentang tujuan dan fungsi evaluasi. Bila tidak, maka guru
akan mengalami kesulitan merencanakan dan melaksanakan evaluasi. Fungsi utama
evaluasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat fungsi, yaitu :
Fungsi formatif
Evaluasi dapat memberikan umpan balik bagi guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi siswa yang belum
menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.
Fungsi sumatif
Evaluasi dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,
menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan kenaikan kelas Adan laporan
perkembangan belajar siswa serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Fungsi diagnostik
Evaluasi dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan)
yang mengalami kesulitan belajar.
Fungsi seleksi dan penempatan
Yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa
sesuai dengan minat dan kemampuan.
INSTRUMEN PENELITIAN
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan Saintifik,
modelProject Based Learning, dengan metode Role Playing (C) peserta didik (A) dapat
menbuat sebuah naskah drama dengan memerhatikan isi kebahasaan dan menampilkan
naskah drama yang telah dibuat dalam bentuk pementasan(B) dengan rasa percaya diri,
ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap bersahabat, komunikatif dan
kolaboratif selama proses pembelajaran (D).
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha dalam menyelesaiakan tugas belajar
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan konsisten.
1 JUDUL NASKAH
2 PARA TOKOH
3 PERAN TOKOH
4 PROLOG
5 DIALOG PER
ADEGAN
6 EPILOG
Nilai = SKOR
SKOR X 100
KISI-KISI SOAL HOTS
Kelas/Program : XI
Semester : 2 (Dua)
Kurikulum : 2013
Kelas/Semester : XI / 2 (dua)
Kurikulum : 2013
Kompetensi Dasar : KD 3.19 Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau
ditonton.
Materi Pokok : Mementaskan Drama
Indikator Soal :
SOAL KETERAMPILAN
1. Buatlah teks drama sederhana dengan memperhatikan kerangka, struktur, dan kebahasaan teks
drama!
2. Analisis kebahasaan pada naskah drama yang telah diberikan !
BAB III
PENUTUP
pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau
tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah satu patron
bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat
mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran
dan demikian pula sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil
yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran.