Anda di halaman 1dari 10

UTS Evaluasi Pembelajaran

Dosen pengampuh: Irfa’ Asy’at Firmansyah, M. Pd. I

Disusun oleh :

Hilda Maria Ulfa U20191039

PRODI ILMU. AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB-DAN-HUMANIORA
UIN KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
2022/2023
Hakikat Evaluasi Pembalajaran

1. Pengertian Hakikat Evaluasi


Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam
menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Ada dua aspek
penting dari definisi diatas. Pertama, evaluasi menunjukan pada proses yang
sistematik. Kedua, evaluasi mengasumsikan bahwa tujuan instruksional
ditentukan terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
 Selain itu, evaluasi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen
dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu
kesimpulan. Antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian terdapat hubungan yang
erat yang tidak dapat dipisahkan. Norman E. Gronlund (1976: 6) melukiskan
hubungan ketiganya sebagai berikut:

a.     Evaluasi adalah deskripsi kuantitatif siswa (measurement, pengukuran) yang


ditetapkan     dengan penentuan nilai.
b.   Evaluasi adalah deskripsi kualitatis siswa (judjement, pertimbangan, penilaian)
yang ditetapkan dengan penentuan nilai.

2. Kedudukan, Fungsi, Evaluasi dalam Proses Pembelajaran


a. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pembelajaran
Tiga komponen utama yang menentukan terselenggaranya proses
pembelajaran adalah tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil
belajar. Ketiga komponen tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat dan
memiliki hubungan timbal balik dalam mendukung terselenggaranya proses
pembelajaran sehingga dapat membimbing siswa mengarahkan kegiatannya mencapai
kompetensi yang telah dirumuskan.
b. Fungsi Evaluasi
 Fungsi Selektif
Kegiatan evaluasi merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengadakan
seleksi yang bertujuan untuk:
a. Memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
b.Memilih siswa yang dapat menerima beasiswa
c. Memilih siswa yang dapat naik ke kelas berikutnya

 Fungsi Diagnostik
Kegiatan evaluasi merupakan cara yang dilakukan untuk mendiagnosa siswa
tentang kelebihan dan kekurangannya.
 Fungsi Penempatan
Penempatan siswa dalam kelompok sesuai bakat dan kemampuannya harus
didasarkan atas hasil evaluasi.
 Fungsi Pengukur Keberhasilan
Keberhasilan suatu program ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu guru,
kurikulum, sarana prasarana, pendekatan/ metode pembelajaran, dll.
3. Komponen yang Perlu di Evaluasi
a. Siswa, adalah subjek yang mengikuti proses pembelajaran.
b. Guru, merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran.
c. Materi dan Kurikulum, merupakan sarana pendukung proses pembelajaran ke
arah tercapainya tujuan pembelajaran.
d. Sarana, merupakan sarana pendukung proses pembelajaran ke arah
tercapainya tujuan pembelajaran.
e. Lingkungan, proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi lingkungan
phisik dan lingkungan non phisik.

Prosedur, Karakteristik dan Metode Berbasis Sekolah

Dalam melaksanakan suatu kegiatan harus sesuai dengan apa yang di


rencanakan. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih
maksimal. Sebagai seorang evalutor harus dapat membuat perencanaa n
evaluasi dengan baik. Maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah
membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karna akan
mempengaruhilangkah-langkah selanjutnya, bahkan mempengaruhi
keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh. perencanaan evaluasi
harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, t e r u r a i dan
komprehensif, sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam
m e n e n t u k a n langkah-langkah selanjutnya. Berdasarkan perencanaan
evaluasi yang matang inilah, penda dapat menetapkan tujuan-tujuan tingkah
laku behavioral objective atau indikator yang akan.  dicapai, dapat
mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat
menggunakan waktu yang tepat.

Secara sederhana, Zainal Arifin (2011 : 69) mengemukakan karakteristik


instrumen evaluasi yang baik adalah “valid, reliabel, relevan, representatif,
praktis, deskriminatif, spesifik dan proporsional”.
1.      Kevalidan
Valid artinya suatu alat ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa
yang hendak diukur secara tepat.
2.      Realible
Reliabel artinya suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel atau handal jika ia
mempunyai hasil yang taat asas (consistent)
3.      Relevan
Relevan artinya alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan.
4.      Representatif
Representatif artinya materi alat ukur harus betul-betul mewakili dari seluruh
materi yang disampaikan.
5.      Praktis
Praktis artinya mudah digunakan. Jika alat ukur itu sudah memenuhi syarat tetapi
sukar digunakan, berarti tidak praktis.
6.      Deskriminatif
Deskriminatif artinya adalah alat ukur itu harus disusun sedemikian rupa,
sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.
7.      Spesifik
Spesifik artinya suatu alat ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang
diukur.
8.      Proporsional

Proporsional artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang
proporsional antara sulit, sedang dan mudah.

Tujuan dan Kegunaan Evaluasi Pembelajaran

A. Pengertian Evaluasi

Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang,
objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Untuk
menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator
dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan
pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan dengan
kriteria tertentu.

Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan


pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran
belajar dan pembelajaran. Sedangkan evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
pengambilan sejumlah yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat
sejauhmana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai
tujuan dari pendidikan itu sendiri..

B. Tujuan Evaluasi

Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan penilaian dalam proses pembelajaran

adalah: 1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.

2. Memahami peserta didik.


3. Memperbaiki dan mengembangkan program pembelajaran.
Dengan demikian, tujuan evaluasi adalah untuk memperbaiki cara, pembelajaran,
mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik, serta menempatkan peserta
didik pada situasi pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimilikinya.

C. Fungsi Evaluasi

Evaluasi yang sudah menjadi pokok dalam proses keberlangsungan. Pembelajaran


sebaiknya dikerjakan setiap hari dengan skema yang sistematis dan terencana. Guru dapat
melakukan evaluasi tersebut dengan menempatkannya satu kesatuan yang saling
berkaitan dengan mengimplementasikannya pada satuan materi pembelajaran. Jahja
Qohar, mengemukakan bahwa fungsi evaluasi dari sisi peserta didik secara individual,
dan dari segi program pengajaran meliputi antara lain: 1) Dilihat dari segi peserta didik
secara individu. Dan yang ke, 2) Dilihat dari segi program pengajaran.

Dengan demikian dapat di analisis bahwa tampaknya kegiatan tersebut untuk


memberikan masukan bagi peserta didik dan pihak sekolah dalam hal mengetahui tentang
perkembangan belajar dan perkembangan grafik belajar serta kelulusan peserta didiknya.
Semua informasi yang masuk pada pihak lembaga (sekolah) tempat peserta didik belajar.

Sasaran Pokok Evaluasi dan Prosedur Evaluasi Pembelajaran

A. Pengertian Objek dan Subjek Sasaran Evaluasi Pendidikan


1. Objek Evaluasi

Berbicara mengenai tentang obyek evaluasi berarti berbicara segala sesuatu yang

menjadi titik pusat pengamatan dalam evaluasi. Pendidikan nasional yang mengacu pada

Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Binjamin S. Bloom yang membagi objek penilaian

kedalam tiga domain, yakni domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.

a. Kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berfikir.Dan klarifikasi

yang di gunakan oleh Binjamin S. Bloom ada enam: Knowledge ( Pengetahuan ),

Comprehension (Pemahaman), Application (Penerapan), Analysis (Analisi), Synthesis

(Sintesi), Evalution (Evaluasi).

b. Ranah Afektif

Ranah afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis ranah afektif

sebagai hasil belajar yaitu : Reciving/attending, Responding/jawaban, Valuing

(penilaian), Organisasi, Karakteristik nilai atau interalisasi tentang nilai.

c. Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan

bertindak individu. Ada enam tingkat keterampilan, yakni : Gerakan refleks,

Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, Kemampuan spiritual, Kemampuan di bidang

fisik, Geraka-gerakan skill,    Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-

decursive.

2. Subjek Pendidikan

Yang dimaksud dengan subyek evaluasi di sini adalah orang yang melakukan

pekerjaan evaluasi. siapa yang dapat disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes,

ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. sebagai contoh

adalah sebagai berikut :

a.       Untuk melaksanakan evaluasi tentang presentasi belajar atau pencapaian, maka

subyek evaluasi adalah guru.

b.      Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan sebuah

alat ukur yang sudah distandarisasi, maka subyeknya adalah ahli-ahli psikologi.

B. Sasaran Evaluasi Pendidikan

1. Evaluasi terhadap isi pendidikan antara lain sebagai berikut :

a. Bahan pelajaran yang diajarkan


b. Situasi lingkungan dan keadaan sekolah

c. Keadaan guru-guru dan pegawai antara lain sebagai berikut :

2. Evaluasi terhadap proses pendidikan

a. Bagaimana cara guru-guru mengajar.

b. Bagaimana cara siswa belajar.

c. Berapa lama waktu yang dialokasikan.

3. Evaluasi terhadap hasil pendidikan antara lain sebagai berikut :

a. Bagaimana perkembagan pengetahuan

b.   Bagaimana tingkat kecerdasan dan cara berpikirnya

c. Bagaimana keterampilan dan kecekatannya

d. Bagaimana perkembangan jasmani dan kondisi kesehatanya.

C. Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan

Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran adalah evaluasi program, bukan nilai hasil

belajar. Penilaian hasil belajar hanya merupakan bagian dari evaluasi pembelajaran. Sebagai

suatu program, evaluasi pembelajaran sebagai suatu program, penelianan proses dan hasil belajar

menjadi empat jenis, yaitu formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnotif dan penilaian

penempatan.

Pendekatan dalam Penilaian

Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang yang digunakan seorang guru


untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat empat
pendekatan yang disebutkan dalam naskah model-model pembelajaran yaitu pendekatan
saintifik (scientific approach), pendekatan berbasis genre/teks
(Genre Based Approach), pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL), dan
pendekatan pendidikan matematika realistik (Realistic Mathematic Education/RME).

Dalam pendekatan ini, Penilaian merupakan bagian yang penting dalam


pembelajaran. Penilaian menyediakan informasi yang dapat membantu meningkatkan
pembelajaran siswa dan membantu guru dalam mengajar. Oleh karena
itu, guru seharusnya memahami penilaian sebagai komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran. Penilaian berkaitan dengan hubungan antara guru dan siswa
dan terjadi dalam hubungan tersebut. Mukhtar & Ahmad (2015) menjelaskan bahwa
penilaian mendukung proses belajar siswa, serta membantu siswa dalam
menghubungan kesenjangan antara pencapaian yang diperoleh sekarang dengan
pencapaian yang diharapkan.

Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian

Hasil belajar merupakan proses dalam individu yang berinteraksi dengan


lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Hasil belajar dapat berupa
perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, tergantung dari tujuan
pembelajarannya. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suatu
perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan
karena adanya kegiatan mengubah bahan menjadi barang jadi. Sedangkan belajar adalah
suatu usaha yang dilakukan untuk membuat perubahan dalam diri seseorang dengan cara
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku. Hasil
belajar digunakan sebagai objek penialian, dimaksudkan untuk melihat kembali apakah
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah
berlangsung secara efektif dan efisien.

Sebagaimana telah dimaklumi, dalam sejarah pengukuran dan penilaian


pendidikan tercatat, beberapa orang pakar pendidikan di Amerika Serikat yaitu Benjamin
S. Bloom, M.D. Englehart, E. Futst, W.H Hill, Daniel R. Krathwohl dan didukung oleh
Ralph E. Tylor, mengembangkan suatu nmetode pengklasifikasian tujuan pendidikan
yang disebut taxonom. Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut
ciri-ciri tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan
instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau
sasaran belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain),
yaitu: (1) ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada
kemampuan berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai,
dan sikap hati); dan (3) ranah psikomotor (berorientasi pada keterampilan motorik atau
penggunaan otot kerangka). Hasil belajar digunakan sebagai objek penialian,
dimaksudkan untuk melihat kembali apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai
dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung secara efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai