Anda di halaman 1dari 16

REVIEW BUKU

Judul Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan


Penerbit PT Bumi Aksara
Volume & 344 Halaman
Halaman
Tahun 2016
Penulis Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
Reviewer TATAN
Tanggal 31 Desember 2019
Poin-Poin Buku
Pendahuluan 1. Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian merupakan tiga
istilah yang berbeda meski sering diartikan sama tergantung
saat penggunaannya.
A. Mengukur (measurement)  adalah membandingkan
sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat
kuantitatif. Ukuran sendiri mempunyai dua macam,
yakni ukuran yang terstandar (seperti meter, kilogram,
dsb. ) dan ukuran tidak terstandar (depa, jengkal,
langkah, dsb.)
B. Menilai (evaluation) adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian
bersifat kualitatif. Penilaian dilakukan setelah
mengukur.
C. Evaluasi meliputi dua langkah di atas, yakni mengukur
dan menilai.

2. Penilaian Pendidikan
Evaluasi adalahh proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana
tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana
yang belum dan apa sebabnya (Ralp Tyler), dengan
demikian dapat digunakan untuk membuat keputusan
(Cronbach dan Stufflebeam). Evaluasi terkait dengan
prestasi atau hasil belajar, baik langsung maupun tidak.
Dalam pembelajaran yang terjadi di kelas, guru adalah pihak
yang paling bertanggung jawab atas hasilnya, oleh
karenanya guru harus dibekali dengan evaluasi hasil belajar
siswa. Pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa prestasi
belajar, tidak hanya hasil dari kegiatan belajar mengajar.
Prestasi merpakan keadaan yang sangat kompleks. Apabila
sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan
calon siswa adalah bahan mentah maka lulusan dari sekolah
itu dapat disamakan dengan hasi olahan yang sudah siap
digunakan. Dalam istilah teknologi disebut transformasi.
A. Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam
transformasi. Dalam dunia sekolah yang dimaksud
adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah.
Sebelumnya telah dinilai dahulu kemampuannya agar
tahu apakah kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran
dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan.
B. Output adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh
transformasi. Artinya siswa lulusan sekolah yang
bersangkutan setelah dilakukan proses penilaian.
C. Transformasi diartikan sebagai proses pengubahan
bentuk sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan di
sebuah lembaga pendidikan. Dalam proses transformasi
siswa mempunyai dua masukan lain selain masukan
siswa yang diubah, yakni masukan pendukung
instrumental (berupa guru, materi, sarana pendidikan,
dan pengelolaan, manajemen atau pengaturan) dan
masukan lingkungan (berupa bensa, alam maupun
manusia)
D. Umpan balik (feedback) segala informas baik yang
menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik
ini diperlukan untuk memperbaiki input maupun
transformasi untuk mengambil tindakan yang
berhubungan dengan penyebab kurang bermutunya
lulusan.
Oleh karena itu, penilaian di sekolah meliputi banyak
segi, yang secara garis besar dilihat dari calon siswa,
lulusan, dan proses pendidikan secara menyeluruh.

3. Mengapa Menilai?
A. Bagi siswa: dengan diadakannya penilaian, siswa dapat
mengetahui sejauh mana ia telah berhasil mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh guru.
B. Bagi Guru : dengan hasil penilaian yang diperoleh, guru
dapat memberikan perlakuan yang teliti kepada siswa,
untuk mengetahui ketepatan materi yang diberikan, dan
untuk mengetahui ketepatan metode yang digunakan saat
mengajar.
C. Bagi sekolah : informasi penilaian dari guru dapat
digunakan untuk mengetahui kesesuaian harapan kondisi
belajar yang diciptakan di sekolah, untuk mengetahui
ketepatan kurikulum sehingga menjadi bahan
pertimbangan perencanaan sekolah di masa mendatang,
dan dapat digunakan sebagai pedoman sekolah dalam
memenuhi standar pembelajaran.

Secara rinci, dalam proses transformasi ini penilaian


dibedakan atas tiga jenis, yakni sebelum, selama,
dan sesudah terjadi proses dalam kegiatan sekolah.

4. Tujuan atau Fungsi Penilaian


A. Penilaian berfungsi selektif
B. Penilaian berfungsi diagnostik
C. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
D. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

5. Ciri-ciri Penilaian dalam Pendidikan


A. Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Contohnya
melalui kemampuan menyelesaikan soal-soal.
B. Penggunaan ukuran kuantitatif. Yakni menggunakan
simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran yang
kemudian diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.
C. Menggunakan unit-unit atau satuan yang tetap.
D. Bersifat relatif, artinya tidak sama atau tidak selalu tetap
dari waktu ke waktu.
E. Sering terjadi kesalahan. Berikut faktor-faktor yang
dapat ditinjau;
1)     Terletak pada alat ukurnya
2)     Terletak pada orang yang melakukan penilaian
3)     Terletak pada anak yang dinilai
4) Terletak pada situasi di mana penilaian
berlangsung.

Subjek Dan 1. Subjek Evaluasi adalah orang yang melakukan atau


Sasaran Evaluasi
pelaksana evaluasi.
2. Objek evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat
perhatian untuk dievaluasi. Objek evaluasi adalah semua
komponen yang ada dalam transformasi agar diperoleh
gambaran yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran
kinerja transformasi (masukan mentah, masukan
instrumental, masukan lingkungan, proses transformasi itu
sendiri, dan keluaran).
Siswa dalam proses pembelajaran berstatus sebagai
subjek, namun dalam evaluasi ia merupakan objek karena
dicermati untuk diketahui kinerjanya ketika mengikuti
pembelajaran.
a. Penilaian dalam KBK, evaluasi haruslah sejalan
dengan kebijakan kurikulum yang diterapkan.
b. Penilaian tiga ranah psikologis
Menurut Bloom, tiga ranah psikologis yang harus
diamati evalutor yaitu aspek kognitif, aspek afektif,
dan aspek motorik. Di Australia, ada aspek lain yang
penting untuk dikembangkan dan dievaluasi, yaitu
aspek action.
c. Penilaian aspek afektif
Apabila guru terlatih mengevaluasi aspek-aspek
afektif  yang menyertai materi kognitif, maka aspek
kepribadian siswa akan mudah tergarap. Dengan
demikian tidak perlu lagi adanya pelajaran budi
pekerti yang terpisah.
3. Sasaran Evaluasi yakni segala sesuatu yang menjadi titik
pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi
tentang sesuatu tersebut.
a. Input. Calon siswa sebagai pribadi yang utuh dapat
dinilai dari aspek rohani yang mencakup 4 hal;
kemampuan mengikuti program
lembaga/sekolah (attitude test), kepribadian  yang
nampak bentuknya dalam tingkah laku (personality
test), sikap-sikap sebagai gejala atau gambaran
kepribadian yang memancar keluar (attitude scale), dan
intelegensi untuk mengetahui tingkatannya (inteligence
Quotinent).
b. Transformasi.  Objek penilaian unsur-unsur yang
diharapkan untuk mendapatkan hasil pendidikan yang
diinginkan antara lain; kurikulum materi, metode dan
cara penilaian, sarana pendidikan/media, sistem
administrasi, guru dan personal lainnya.
c. Output. Untuk mengetahui lulusan suatu sekolah
seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar
mereka selama mengikuti program

Prinsip Dan Alat 1) Prinsip Evaluasi yang sangat penting yaitu triangulasi atau
Evaluasi hubungan erat antar tiga komponen (a) tujuan
pembelajaran; (b) kegiatan pembelajaran atau KBM; (c)
evaluasi.
a. Hubungan antara tujuan dengan KBM. KBM disusun
oleh guru berupa RPP mengacu pada tujuan yang
hendak dicapai. KBM mengacu pada tujuan, dan tujuan
dilanjutkan pemikirannya ke KBM.
b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi. Evaluasi
dilakukan untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah
tercapai. Evaluasi menuju ke tujuan, namun dari sisi
lain dilihat dari langkah dalam menyusun alat evaluasi
ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
c. Hubungan antara KBM dengan evaluasi. Evaluasi
harus mengacu aspek KBM yang dilaksanakan.
Secara garis besar alat evaluasi digolongkan menjadi dua
macam, yaitu tes dan nontes yang juga disebut teknik
evaluasi.
2) Alat Evaluasi berfungsi untuk memperoleh hasil yang lebih
baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Alat
evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi
sesua dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi.
A. Teknik Nontes
1) Skala bertingkat (rating scale) yakni
menggambarkan suatu nlai yang berbentuk angka
dengan jarak sama terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Skala ini hampir dapat digunakan
untuk menilai segala sesuatu.
2) Kuesioner (questionair) adalah sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden) untuk mengetui data diri,
pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya,
dan lain-lain. Macam kuesioner dapat ditinjau dari
beberapa segi;
a)      Segi siapa yang menjawab, maka ada
kuesioner langsung dan kuesioner tidak
langsung
b)     Segi cara menjawab, maka ada kuesioner
tertutup dan kuesioner terbuka
3) Daftar cocok (check list), yaitu responden yang
dievaluasi hanya tinggal membubuhkan tanda
cocok di tempat yang telah disediakan.
4) Wawancara (interview), yaitu metode yang
digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan cara tanya jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan dengan cara
wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
5) Pengamatan (observation), adalah suatu teknik
yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis. Ada tiga macam observasi; observasi
partisipan, observasi sistematik, dan observasi
eksperimental.
6) Riwayat hidup untuk menarik kesimpulan tentang
kepribadian kebiasaan dan sikap dari objek yang
dinilai.
B. Teknik Tes
Tes merupakan alat pengumpul informasi, tetapi jika
dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat
lebih ressmi karena penuh dengan batasan-batasan. Di
dalam kelas tes mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk
mengukur ssiswa dan untuk mengukur keberhasilan
program pengajaran. Ditinjau dari segi kegunaan
untuk mengukur siswa, tes dibagi menjadi tiga;
1) Tes diagnostik, yaitu tes yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan
penanganan yang tepat. tes diagnostik ke 1
dilakukan terhadap calon siswa sebagai input untuk
mengukur tingka penguasaan pengetahuan dasar
untuk menerima pengetahuan lanjutannya. Tes
diagnostik ke 2 dilakukan terhadap calon siswa
yang akan mulai mengikuti program yang berfungsi
sebagai penempatan. Tes diagnostik ke-3 dilakukan
terhadap siswa yang sedang belajar untuk
mengetahui bagian mana dari materi pelajaran yang
belum dikuasai siswa sehingga guru dapat
memberikan bantuan sesuai keperluan. Tes
diagnostik ke-4 dilakukan pada waktu siswa akan
mengakhiri pelajaran untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap bahan yang diberikan.
2) Tes formatif dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
program tertentu yang diberikan di akhir program.
a. Manfaat bagi siswa :
1) tahu apakah siswa sudah meguasai materi
yang diprogramkan secara menyeluruh.
2) Penguatan dan memperbesar motivasi siswa
untuk belajar giat agar dapat
mempertahankan atau memperoleh nilai yang
lebih baik lagi.
3) Feedback bagi siswa
4) Sebagai diagnosis kelemahan siswa
b. Manfaat bagi guru :
1) Tahu sejauh mana materi yang diajarkan
diterima oleh siswa dan kemungkinan upaya
perbaikan.
2) Tahu bagian mana materi yang belum
dikuasai siswa.
3) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya
seluruh program yang akan diberikan.
c. Manfaat bagi program
1) Mengetahui ketepatan kesesuaian program
dengan kebutuhan anak
2) Mengetahui apakah program tersebut
membutuhkan pengetahuan-pengetahuan
prasyarat yang belum diperhitungkan.
3) Mengetahui apakah diperlukan alat, sarana,
dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang
akan dicapai.
4) Mengetahui apakah metode, pendekatan, dan
alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.
3). Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya
pemberian sekelompok atau sebuah program
yang lebih besar, seperti ulangan akhir semester.
Tes sumatif mempunyai tiga manfaat penting;
a. Untuk menentukan nilai dan memberikan
informasi demi perbaikan penyampaian.
b. Untuk menentukan seseorag anak dapat atau
tidaknya mengikti kelompok dalam menerima
program berikutnya.
c. Untuk mengisi catatan kemajuan belajar
siswa yang akann berguna ba orang tua, pihak
bimbingan dan penyuluhan di sekolah, dan
pihak-pihak apabila siswa pindah ke sekolah
lai, melanjutkan sekolah, atau memasuki
lapangan kerja.

4). Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek


Dalam pelaksanaannya di sekolah, Tes formatif
ini merupakan ulangan harian, sedangkan tes
sumatif biasanya dikenal sebagai ulangan umum
yang diadakan pada akhir semester.
5). Perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif,
dan tes sumatif
a. Ditinjau dari fungsinya
1. Tes diagnostik
 Menentukan apakah bahan prasyarat
telah dikuasai atau belum
 Menentukan tingkat penguasaan siswa
terhadap bahan yang dipelajari
 Mengelompokkan siswa berdasarkan
kemampuan dalam menerima
pelajaran yag akan dipelajari
 Menentukan kesulitan-kesulitan
belajar yang dialami untuk
menentukan cara yang khusus untuk
mengatasi atau memberikan
bimbingan
2. Tes formatif
Sebagai umpan balik bagi siswa, guru,
maupun program untuk menilai
pelaksanaan satu unit program.
3. Tes sumatif
Untuk memberikan tanda pada siswa
bahwa telah mengikuti suatu program,
serta menentukan posisi kemampuan
siswa dibandingkan dengan kawannya
dalam kelompok.
b. Ditinjau dari waktu
1) Tes diagnostik
 Pada saat penyaringan calon siswa
 Pada saat pembagian kelas atau awal
pemberian pelajaran
 Selama pelajaran berlangsung bisa guru
akan memberikan bantuan kepada siswa
2) Tes formatif
Selama pelajaran berlangsung ntuk
mengetahui kekurangan agar pelajaran
dapat berlangsung sebaik-baiknya.
3) Tes sumatif
Pada akhir semester, akhir tahun, atau
akhir pendidikan.
c. Ditinjau dari titik berat penilaian
(1) Tes diagnostik
 Tingkah laku kognitif, afektif, dan
psikomotor.
 Faktor fisik, psikologis, dan
lingkungan.
(2)  Tes formatif
Menekankan pada tingkah laku kognitif
(3)  Tes sumatif
Pada umumnya menekankan pada
tingkah laku kognitif, tetapi ada kalanya
pada tingkah laku psikomotor dan
kadang-kadang pada afektif.
d. Ditinjau dari alat evaluasi
(1) Tes diagnostik
 Tes prestasi belajar yang sudah
distandarisasikan
 Tes diagnostik yang sudah
distandarisasikan
 Tes buatan guru
 Pengamatan dan daftar cocok
(2)  Tes formatif
Tes prestasi belajar yang tersusun secara
baik
(3)  Tes sumatif
Tes ujian akhir
e. Ditinjau dari cara memilih tujuan yang
dievaluasi
(1) Tes diagnostik
 Memilih tiap-tiap keterampilan
prasyarat
 Memilih tujuan setiap program
pembelajaran secara berimbang
 Memilih yang berhubungan dengan
tingkah laku, fisik, mental, dan
perasaan.
(2)  Tes formatif
Mengukur semua tujuan instruksional
khusus
(3)  Tes sumatif
Mengukur semua tujuan instruksional
umum
f. Ditinjau dari tingkat kesulitan tes
(1)  Tes diagnostik
Untuk mengukur keterampilan dasar,
diambil soal tes yang mudah.
(2)  Tes formatif
Belum dapat ditentukan
(3)  Tes sumatif
Mempunyai tingkat kesukaran antara
0,35-0,70.
g. Ditinjau dari skoring
(1)  Tes diagnostik
Menggunakan standar mutlak dan
standar relatif
(2)  Tes formatif
Menggunakan standar mutlak
(3)  Tes sumatif
Kebanyakan menggunakan standar
relatif, tetapi dapat juga dipakai standar
mutlak.
h. Ditinjau dari cara pencatatan
(1)  Tes diagnostik
Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk
profil
(2)  Tes formatif
Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam
bentuk catatan, berhasil atau gagal
menguasai tugas
(3)  Tes sumatif
Keseluruhan skor atau sebagian skor dari
tujuan-tujuan yang dicapai

Masalah Tes 1. Pengertian


Istilah tes diambil dari kata testum. Dalam bahasa Perancis
Kuno artinya piring untuk menyisihkan logam-logam
mulia. Pengertian Tes pertama kali dikenalkan oleh James
Ms. Cattel, pada tahun 1890 melalui bukunya berjudul
Mental Test and Measurement. Berikut istilah yang
berhubungan dengan tes:
A. Tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah
ditentukan.
B. Testing, merupakan saat pada waktu tes itu
dilaksanakan.
C. Testee, adalah responden yang sedang mengerjakan tes.
D. Tester, adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan
pengambilan tes terhadap para responden.
2. Persyaratan Tes
Persyaratan tes didasarkan atas (1) menyangkut mutu tes
dan (2) menyangkut pengadministrasian dalam
pelaksanaan.
Kelemahan dalam melaksanakan tes:
a) Adakalanya menyinggung perasaan pribadi dalam
rumusan soal, pelaksanaan, atau pengumuman hasil
b) Menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil
belajar.
c) Tes mengkateggorikan siswa secara tetap mengikuti
hasil tes pertama
d) Tes tidak mendukung kecermelangan dan daya kreasi
siswa.
e) Hanya mengukur tingkah laku yang terbatas
3. Ciri-ciri Tes yang Baik
Sebuah tes dapat dikatakan alat pengukur yang baik
apabila memiliki ;
a.  Validitas (ketepatan)
b.  Reliabilitas (ketetapan)
c.  Objektivitas
d.  Praktikabilitas
e.   Ekonomis

Kesimpulan Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa buku ini
dinilai cukup baik jika digunakan sebagai bahan referensi,
karena penulisan dalam buku ini dapat dimengerti oleh si
pembaca dengan mudah tanpa harus mengulang berkali-kali.
Penyajian isi buku ini juga sangat baik dan terarah.
Adapun kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam buku
ini adalah bentuk fisik pada terkesan kurang elegan tapi bukan
berarti mengurangi substansi dari pesan yang ingin
disampaikan penulis dalam buku ini, melainkan hanya sebagai
tambahan dalam menghiasi tampilan buku sehingga mampu
meningkatkan minat pembaca.
Oleh karena itu, buku ini sangat cocok digunakan bagi
mahasiswa, terkhusus bagi guru untuk membantu dalam
menjalankan tugasnya yang menganut prinsip evaluasi dalam
setiap pembelajaran.
Daftar Pustaka Amir DaienIndrakusuma. 1975. Evaluasi Pendidikan, Jilid I.
terbitan sendiri.
Berker Lunn Joan. 1977. Concepts of Measurement, di dalam
Training Package Intensive Course on Educational
Evaluation, Volume L. BP3K in Collaboration with the
British Council and IIEP UNESCO. Jakarta: BP3K Dep.
Pdan K.
Benjamin S. Bloom, J. Thoma Hastings, George F. Madaus.
1971. Handbook on Formative and Summative Evaluation
of Student Learning. McGraw Hill Book Company.
Departemen P dan K. 1976. Pedoman Penelitian Buku
Pedoman Khusus Seri Kurukulum 1975. Jakarta.
Gronlund, Norman E. 1974. Improving Marking and Reporting
In Classroom Instruction. New York: Macmillan
Publishing Co, Inc.
Lazear, David. 1991. Seven Ways of Teaching, The artistry of
Teaching with Multiple Intelligences. Australia: Hawker
Brownlow Education.
Marsandi, Suharsimi Arikunto, Suroso, R.F. Salinger. 1978.
Dasar-dasar Ruang Lingkup dan Strategi Penilaian di
Sekolah. Jakarta: BP3K. Dep. Pdan K.
Remmers H.H. and Gade N. L. 1960. A Practical Introduction
to Measurement and Evaluation. New York: Harver &
Row.
Scarvia B. Anderson, Samuel Ball, Richard T, Murphy, and
Associates. 1975. Encyclopedia of Educational. San
Fransisco: Yessey Bass, Inc Publisher.

Anda mungkin juga menyukai