PSIKOLOGI PENDIDIKAN
(Teori Kognitif)
(Tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan)
Oleh:
19031072
PADANG
2019
RESUME :
(Teori Kognitif)
“Cognitif” berasal dari kata “Cognition” sepadan dengan kata “Knowing”, memiliki arti
mengetahui. Lebih luasnya, cognition (kognisi) artinya adalah perolehan, penataan dan
penggunaan pengetahuan (Neissser, 1976). Kognitif merupakan salah satu ranah dalam
taksonomi pendidikan. Kognitif secara umum diartikan sebagai potensi intelektual yang
terdiri dari tahap-tahap diantaranya; pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention),
penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif
sendiri menyangkut pada persoalan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Dalam teori kognitif, proses belajar lebih diutamakan dari pada hasilnya. Bagi para
penganut aliran ini belajar bukan hanya sekedar hubungan antara stimulus dan respon saja,
model belajar kognitif sering disebut sebagai model perseptual. Model belajar kognitif
mengatakan bahwa persepsi dan pemahaman seseorang tentang situasi yang ada
hubungannya dengan tujuan belajarnya. akan menenetukan bagaimana tingkah lakunya.
Belajar merupakan bentuk perubahan pada persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat
terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.
Belajar menurut Piaget (dalam Alfallahu, 2013) merupakan suatu proses penyesuaian,
pengembangan dan pengintegrasian pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah
dimiliki seseorang sebelumnya. Proses belajar perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif diantaranya, yaitu :
Biasanya, semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka cara befikir orang tersebut
akan semakin teratur dan juga semakin abstrak. Karena itu guru perlu untuk memahami
tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya, berikut juga berperan untuk memberikan
isi, metode, media pembelajaran yang sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Piaget
menambahkan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif
yang dilalui siswa.
Bruner menjelaskan bahwa proses belajar akan berlangsng dengan baik dan kreatif
jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan ( termasuk
konsep, teori, definisi, dan sebagainya) berdasarkab pada contoh-contoh yang
menggambarkan aturan yang menjadi sumber . Dari pendekatan ini “belajar ekspositori”
(belajar dengan cara menjelaskan).
Bruner (dalam Alfallahu, 2013) menyebutkan 3 tahapan dalam perkembangan kognitif, yaitu:
Proses belajar dapat terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang
dimilikinya dengan pengetahuan baru.
Menurut Ausebel (dalam Alfallahu, 2013) siswa bisa belajar dengan baik jika materi
pelajarannya didefinisikan, kemudian dipresentasikan atau dijelaskan dengan baik dan tepat
kepada siswa tersebut(Advanced Organizer), hal ini akan berpengaruh pada pengaturan
kemampuan belajar siswa. Advanced organizer merupakan suatu konsep atau informasi
umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa.
Teori belajar kognitif didasarkan pada keyakinan bahwa peserta didik aktif dalam
upaya untuk memahami bagaimana dunia bekerja, kepercayaan ini konsisten dengan Piaget
dan Vygotsky tentang pemandangan pengembangan pelajar. Pembelajar tidak saja hanya
sekedar menanggapi. Mereka mencari informasi yang dapat membantu mereka menjawab
pertanyaan, mereka memperbarui pemahaman mereka berdasarkan pengetahuan baru yang
mereka dapat, dan terjadi perubahan pada sikap mereka dalam menanggapi peningkatan
pemahaman. teori belajar kognitif memandang manusia sebagai "agen goal-directed yang
aktif mencari informasi.
2. Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah mereka
ketahui.
Dalam usaha mereka untuk memahami bagaimana di dunia bekerja, peserta didik
menafsirkan pengalaman baru berdasarkan apa yang mereka sudah ketahui dan apa yang
mereka percaya.
Pelajar bukanlah tape recorder, merekam dalam memori mereka segala sajian berupa
apa yang disampaikan oleh guru atau apa yang mereka baca. dalam bentuk di mana itu
disajikan segalanya, guru mengatakan kepada mereka atau apa yang mereka baca.
Sebaliknya, mereka memanfaatkan apa yang mereka ketahui untuk membangun pemahaman
tentang apa yang mereka dengar atau membaca apa yang menurut mereka masuk akal.
4. Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.
Dari perspektif kognitif, belajar menimbulkan perubahan pada struktur mental
seseorang dengan menunjukkan perilaku yang berbeda. Dari perspektif kognitif, belajar dapat
terjadi tanpa ada perubahan langsung dalam perilaku, bukti perubahan dalam struktur mental
dapat terjadi beberapa waktu setelahnya. "struktur mental" termasuk perubahan pada skema,
keyakinan, tujuan, harapan dan komponen lainnya.
Teori kognitif menjelaskan hakekat belajar sebagai suatu aktifitas yang berkaitan
dengan penataan informasi, reorganisasi perseptuala, dan proses internal. Kegiatan
pembelajaran yang berlamdaskanpada teori kognitif ini sudah banyak diaplikasikan.
Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar menjadi hal yang di
perhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa.
Para tokoh kognitif yaitu piaget, bruner dan ausebel umumnyamemiliki pandangan
yang sama dimana keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar dianggap lebih penting.
Menurut piaget, mengoptimalkan keaktifan siswa dalam belajar akan membantu proses
asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman. Bruner akhirnya memberikan lebih
banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktifitas
menemukan (discovery). Berbeda dengan bruner, ausebel lebih mementingkan struktur
disiplin ilmu.
Dari apa yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
pembelajaran yang dikemukakan oleh masing-masing tokoh berbeda. Secara garis besar
langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Sutiah (2003) dapat digunakan.
Langkah-langkah tersebut diantaranya:
Langkah-langkah pembelajaran menurut piaget
a. Menetapkan tujuan pembelajaran.
b. Menentukan materi pelajaran.
c. Memilih topik-topik yang mendukung keaktifan dipelajar belajar siswa
d. Menentukan kegiatan yang sesuai dengan topik-topik tersebut
e. Mengembangkan metode pembelajaran yang dapat merangsang kreatifitas dan cara
berpikir siswa.
f. Melakukan penilaian terhadap proses belajar siswa.
http://alfallahu.blogspot.com/2013/04/teori-
Chaplin, J. P. 1972. Dictionaryof Psycology. New York: Dell Publishing Co. Inc.
Neiser, Uris. 1976. Cognition and Reality: Principles and Implication of Cognitive
Psycology.
Sutiah. 2003. Buku ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Negeri Malang.
Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.