Anda di halaman 1dari 7

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“Pertumbuhan dan Perkembangan”

Oleh :

SELVIA (21033041)

Dosen Pengampu :
Drs.Taufik, M.Pd,Kons

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang sehat dalam peredaran
waktu tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transisi dari konstitusi fisik
(keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Hasil
pertumbuhan antara lain adalah perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah dan dan
perubahan-perubahan sistem persyarafan. Dengan demikian, pertumbuhan dapat disebutkan
pula sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Bisa dilihat dari penjelasan diatas bahwa pertumbuhan itu adalah matangnya fungsi-
fungsi fisik seperti bertambah tingginya badan atau bertambah gemuknya badan juga
membesarnya lingkaran anggota tubuh.
Pertumbuhan jasmaniah berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi
(the process of coming into begin). Lebih jelasnya, organisme merupakan sistem yang mekar
secara kontinu, yang selalu beroperasi atau berfungsi juga bersifat dinamis dan tidak pernah
statis secara komplit kecuali kalau sudah mati. pertumbuhan jasmaniah dapat diteliti dengan
mengukur a)berat b) panjang dan c) ukuran lingkaran.
Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo
kecepatan. Contohnya: pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa
kanak-kanak, tapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan
susunan syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak dan relatif berhenti pada
masa pubertas.Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing bagian tubuh mengakibatkan
adanya perbedaan pula dalam keseluruhan proporsi tubuh. Juga menimbulkan perbedaan
dalam fungsinya. Misalnya kepala seorang bayi relatif lebih besar, sedangkan kaki dan
tangannya relatif pendek. Jika dibandingkan dengan keadaan orang dewasa, pada orang dewasa
perbandingan badan dan anggota badan hampir sama panjangnya.
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan – perubahan yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental – psikologis manusia, ”seperti
halnya perubahan – perubahan yang berkaitan dengan aspek pengatahuan, kemampuan, sifat
sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya, sehingga dangan perkembangan
tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengatahuan dan kemampuannya juga
semakin baik sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan.Perkembangan bisa juga diartikan
sebagai proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-
faktor lingkungan yang menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara
kontinu.
Dapat difahami dari definisi perkembangan diatas bahwa perkembangan itu adalah
proses pematangan baik jiwa atau jasmani (psiko-fisik) karena hasil dari pematangan yang
disebabkan, baik karena lingkungan atau karena belajar.
Perkembangan itu bisa dirincikan sebagai berikut :
➢ Seorang anak berkembang karena fungsi-fungsi fisik yang sudah matang
➢ Seorang anak berkembang karena matangnya fungsi-fungsi psikisnya
➢ Anak belajar mencoba kemampuan jasmani dan rohaninya

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan


a) Aliran Nativisme
Para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa–apa. Sebagai
contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak–anak yang mereka lahirkan akan
menjadi pemusik pula. Harimau pun akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan
domba. Jadi pembawaan dan bakat orangtua selalu berpengaruh mutlak terhadap
perkembangan anak –anaknya.
b) Aliran Empirisism
Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa latin
yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin
tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti
perkembangan manusia itu semata–mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.
Dalam hal ini, para penganut empirisime menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa,
dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa–apa.
Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik,
tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi. Karena ia memilki pengalaman belajar dibidang
politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya seorang pemusik sejati.
Memang amat sukar dipungkiri bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap
proses perkembangan dan masa depan siswa. Dalam hal ini, lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu prilaku dan
masa depan siswa.
c) Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisime dengan aliran
nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkuanga
sebagai faktor–faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan
tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor
pengalaman tanpa faktor pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai
dengan harapan.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah :
▪ Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
▪ Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak
▪ Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
▪ Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi, bisa
menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.

C. HUKUM/PRINSIP PERKEMBANGAN
1) Hukum konvergensi
Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan Jerman, ia
berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur lingkungan dan
bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor
perkembangan dan lingkungan. Tetapi perkembangan manusia bukan hanya dari
pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi juga
memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki pemikiran
sendiri untuk menentukan pilihan dan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Aktivitas
manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga.
Jadi kedua pengeruh diatas sangat ditekankan untuk membentuk karakter individu.
Contoh:
➢ Seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan sama besarnya atau
seimbang, maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang, karena semua bawaan sang
siswa bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misal, seorang siswa yang hasi dari bawaan
dan lingkungan seimbang adalah seorang anak yang berbakat dalam berhitung tetap dapat
mengusai pelajaran lainnya tanpa mengalami kesulitan.
➢ Seorang siswa yang factor lingkungan lebih dominan maka hasil dari suatu pembelajaran
lebih condong sesuai dengan lingkungan yang ada di sekelilingnya sehingga bakat menjadi
sia-sia. Misalnya, anak yang berbakat menggambar tetapi guru memaksa untuk pandai
berhitung dengan alasan tertentu maka kemudian anak tersebut akan pandai berhitung tetapi
bakat aslinya terabaikan sia-sia, meskipun Nampak berhasil tetapi hanya dirasakan sepihak
saja.

2) Hukum perkembangan dan pengembangan diri


Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau teriakan
yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang yang ada
disekelilingnya.Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi usaha untuk
mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain memanifestasikan
dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak –
anak biasanya tampak keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali – kali. Alhasil, manusia
berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk
bertahan dan mengembangkan diri di muka bumi ini.
3) Hukum masa peka
Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.Masa peka adalah masa
yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-fungsi tertentu, seperti
fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan untuk menulis, dan sebagainya.
Masa “ mudah dirangsang “ ini sangat menentukan cepat dan lambatnya siswa dalam menerima
pelajaran. Artinya, jika seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari
suatu materi pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh
system memorinya.
4) Hukum Keperluan belajar
Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi
psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit.
Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan
sendirinya ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ
kaki anak yang sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu.
5) Hukum kesatuan anggota badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses
perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak
terlepas dari tahapan perkembangan lainnya.Jadi, perkembangan panca indera misalnya, tidak
terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan
merasa.Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan
berpikir, bersikap, dan berperasaan.
6) Hukum Tempo Perkembangan
Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain.
Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing. Tempo-tempo
perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori : cepat, sedang, dan lambat. Tempo
perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat biasanya menjukkan kelainan yang
relative sangat jarang terjadi.
7) Hukum Irama Perkembangan
Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naik-
turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik
terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yang tenang,
sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan.
8) Hukum Rekapitulasi
Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi doktrin
yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah sebuah
mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk
hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang
digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).

D. HUBUNGAN PERKEMBANGAN DALAM PROSES PENDIDIKAN DAN


PEMBELAJARAN\
erkembangan motorik (fisik) siswa Perkembangan motor (motor development), yakni proses
perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan
fisik anak (motor skills). Terdapat empat macam faktor yang mendorong kelanjutan
perkembangan motor skills anak yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru
dalam mengarahkannya. Keempat faktor itu sebagai berikut:
1) Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf
Pertumbuhan dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan)
anak meningkat dan menibulkan pola tingkah laku yang baru. Semakin baik
perkembangan kemampuan sistem syaraf seorang anak akan semakin baik dan beragam
pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya.
Akan tetapi organ sitem syaraf ini lain dari yang lain, karena apabila rusak tidak dapat
diganti atau tumbuh lagi.
2) Pertumbuhan otot-otot Otot
Merupakan jaringan sel-sel yang dapat berubah memanjang dan juga sekaligus
merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki daya mengkerut. Diantara fungsi-
fungsi pokoknya adalah sebagai pengikat organ-organ lainnya dan sebagai jaringan
pembuluh yang mendistribusikan sari makanan. Peningkatan tegangan otot anak dapat
menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan
jasmaninya. Perubahan ini sangat tampak dari anak yang sehat dari tahun ke tahun
dengan semakin banyaknya keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang
bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat
kualitas dan kuantitasnya dari masa ke masa.
3) Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjar endokrin
Kelenjar adalah alat tubuh yang mengahasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar
keringat. Perubahan fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan
berubahnya pola sikap dan tingkah laku seorang remaja terhadap lawan jenisnya.
Perubahan ini dapat berupa seringnya bekerja sama dalam belajar atau beolah raga,
perubahan pola perilaku yang bermaksud menarik perhatian lawan jenis, berubahnya
gaya dandanan/ penampilan dan lain-lain.
4) Perubahan struktur jasmani
Semakin meningkat usia anak maka akan semakin menigkat pula ukuran tinggi dan
bobot serta proporsi tubuh pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor skills anak.
Pengaruh perubahan fisik seorang siswa juga tampak pada sikap dan perilakunya
terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri mengubah konsep diri (self-
concept) siswa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai