Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mempertimbangkan fakta bahwa kehendak Allah bervariasi dalam
penciptaan masing-masing individu, perbedaan individu telah mulai ditentukan
sebelum munculnya keberadaan manusia. Perbedaan individu merupakan
kehendak Allah dan ditentukan melalui pembawaan hereditas dan pengaruh
lingkungan. Al Quran menyatakan bahwa Allah menciptakan dan membentuk
setiap manusia dalam rahim ibunya dengan cara dan bentuk yang berbeda dan unik
seperti yang diinginkan-Nya;
Og^4C }=O^e"- 4`
EOOEN El)4O) C@OE:^-
^g Og~-.- ElUE= El.O=O
ElEE ^_ EO) +-O E4OO
E` 47.E- C4l-4O ^g
Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)
terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu
menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,
Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
1

4O- Og~-.- +OO=NC O)
g~4O- E-^OE +7.4=EC _
4O) ) 4O- +OCjGE^-
O1E^- ^g
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. tak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
2

Ayat ini menunjukkan karena masing-masing individu dibentuk dalam
rahin ibunya oleh Allah dengan cara dan bentuk yang unik, individu memiliki

1
Q.S. Al-Infithaar[82]: 6-8
2
Q.S. Ali Imran[3]: 6
perbedaan dalam segala kecenderungan fisiopsikologis mereka.
3
Hal ini
merupakan factor dasar yang membuat adanya perbedaan individu antarmanusia.
Pada perkembangan fungsi-fungsi kognitif masa kanak-kanak awal ini
masih memiliki batasan-batasan dalam cara berpikirnya. Begitu juga dalam hal
mengingat, anak-anak biasanya dapat mudah mengingat sesuatu dengan melalui
strategi pengulangan, pengelompokan atau pengorganisasian, ataupun strategi
elaborasi.
4
Interaksi sosial juga dapat membantu daya ingat bahkan menjadi kunci
pembentukan memori pada anak. Kemampuan kognitif diiringi pula oleh tingkat
kecerdasan anak.
Menurut Lise Eliot ahli syaraf di California,
5
otak manusia adalah otak
yang diprogram oleh Yang Maha Pencipta untuk belajar, dan otak anak pada usia
2-7 tahun, hal tersebut lebih terlihat. Bila program restrukturisasi ini sudah selesai
maka anak usia tujuh tahun sampai sebelas tahun siap menerima program
berikutnya. Tentu saja kecerdasan anak dapat ditingkatkan melalui proses belajar.
Dalam proses belajar anak-anak di masa kanak-kanak awal ini menurut Vygotsky
adalah dengan menginternalisasi dari hasil interaksi dengan orang dewasa.
Penggunaan bahasa juga menjadi dasar dalam proses belajarnya.
6
Dan pada akhir
pada tahap ini, anak diharapkan sudah mampu mengikuti jenjang pendidikan yaitu
masa transisi ke TK.
Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu.
Hal ini berarti karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak
orangtuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik (seperti struktur tubuh,
warna kulit, dan bentuk rambut) dan psikis atau sifat-sifat mental (seperti emosi,
kecerdasan, dan bakat). Lingkungan (environment) merupakan factor penting
disamping hereditas yang menentukan perkembangan individu. Lingkungan itu

3
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta,
2006, hal. 43
4
Imam Musbikin , Anak Nakal itu Perlu, Pinus Book Publisher: Yogyakarta, 2009, hal. 29
5
Drg. Wismiarti Tamim, Mengapa Surga di bawah Telapak Kaki Ibu, Arga Publishing: Jakarta,
2010, hal. 88
6
Bagas Riyadi /perkembangan-fisik-dan-kognitif-pada.html, Di akses tanggal 01 Oktober 2013
11.41 AM
meliputi fisik, psikis, social, dan religious. Pada makalah ini akan saya bahas
mengenai sifat-sifat mental yaitu perkembangan Intelektual (Kecerdasan) Anak
Usia Early Chidhood..

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Konsepsi Tentang Perkembangan Menurut beberapa Ahli?
2. Apa Pengertian Ciri Ciri Perkembangan?
3. Apa Saja Perbedaan Individu dalam Perkembangan Piskis yang menjadi Potensi
Dasar Manusia?
4. Mengapa Terjadi Perbedaan Perkembangan Individu?
5. Faktor Apa yang Mempengaruhi Perbedaan Individu dalam Perkembangan Fisik
dan Psikis Early Childhood?










C. PEMBAHASAN
PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PERKEMBANGAN MENTAL
ANAK USIA EARLY CHILDHOOD

1. BEBERAPA KONSEPSI TENTANG PERKEMBANGAN
Dalam psikologi perkembangan masalah perkembangan itu sendiri
merupakan masalah yang paling dalam, yang paling hakiki. Sebab untuk dapat
mempelajari psikologi anak, titik pangkal yang pertama ialah pengertian tentang
perkembang itu sendiri. Dalam studi psikologi anak pada dasarnya akan bersasaran
pokok pada usaha untuk menemukan prinsip-prinsip tingkah laku anak-anak pada
segala tahap perkembangan.
Untuk lebih mudanya memahami konsepsi perkembangan anak itu akan
dikemukakan beberapa teori tentang perkembangan tadi, yakni sebagai berikut:
7

a) K onsepsi yang mengikuti aliran asosiasi dan pemecahannya (variasi variasinya).
b) Konsepsi konsepsi yang mengikuti aliran Gestalt dan variasi variasinya.
c) Konsepsi yang menganut aliran sosiologisme.

a) Perkembangan Menurut Asosianisme
Johanna Frederick Herbart (1776 - 1841) yang terkenal dengan teori
tanggapan dan asosiasinya. Jiwa manusia menurut Herbart, terdiri atas elemen
elemen atau unsur-unsur yang mempunyai kekuatan, dan kekuatan jiwa itu terjadi
karena hubung-menghubungkan unsur-unsur yang telah ada dan yang baru, jadi
membentuk asosiasi-asosiasi.
Maka menurut asosianisme, pertumbuhan itu adalah proses asosiasi, proses
gabung-menggabung di antara berbagai elemen atau unsur. Misalnya, untuk
mendapatkan pengertian tentang boneka, anak-anak mengenal lebih dahulu daripada
bagian-bagian boneka itu. Ada kepala, badan, kaki, tangan, warna, perabaannya, dan
semacamnya. Apabila bagian-bagian tadi telah tersusun secara asosiatif, maka
terbentuklah pengertian tentang boneka tadi.
Behaviorisme dengan tokohnya J.B. Waston menjabarkan tingkah laku yang
kompleks menjadi unsur-unsur yang sederhana ialah kebiasaan. Pada bayi misalnya,
yang mula-mula berkembang ialah perasaannya, di mana akar dari perasaan-perasaan
itu ialah rasa takut, senang dan benci. Semua tingkah laku anak berkembang
kemudian dari tiga unsur itu dengan membiasakan secara biasa.

7
Ki Fudyartanto, Psikologi Perkembangan, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2012, hal. 33

b) Perkembangan Menurut Teori Gestalt
Teori Gestalt mengetengahkan pendapatnya berlawanan diametral dengan
teori asosiasi. Menurut Gestalt keseluruhan,
8
Totalitas yang pertama-tama ada.
Bagian-bagian itu muncul kemudian. Proses timbulnya bagian-bagian dari Gestalt itu
disebut deferensiasi. Oleh karena itu perkembangan adalah proses deferensiasi.
Adapun dalam hal pengamatan, dapat disimpulkan, bahwa pengamatan mengandung
hal yang melebihi unsur-unsurnya. Misalnya, kalau kita mengamati orang, pertama-
tama adalah keseluruhan dari orang itu yang kita lihat, baru kemudian pengamatan itu
mendetail pada bagian-bagiannya.
Bagaimanakah terjadinya proses pengertian pada anak usia early
childhood? Teori Gestalt akan menjelaskan bahwa terjadinya pengertian pada anak-
anak melalui proses diferensiasi. Pada anak usia early childhood, misalnya di
rumahnya ada kucing yang diberi nama manis, maka kalau anak kecil tadi
menjumpai kucing yang lain akan disebutnya manis. Baru lama-kelamaan ia tahu
bahwa ada kucing-kucing lain yang bukan si manis. Pengamatan dan pengenalan anak
kecil pada ibu dan ayah, orang-orang lainnya melalui proses Gestalt. Orang yang
pertama kali dikenal bayi adalah ibunya, sebagai orang yang selalu dekat dan melayani
semua kebutuhan bayi. Semasa anak kecil mulai dapat berbicara, orang tertentu yang
terdekat member pelajaran adalah ibunya-dipanggil ma, ibu.
Menurut Kurt Lewin
9
, proses diferensiasi itu ditambahnya dengan satu
proses lagi, yaitu proses stratifikasi, proses pembentukan lapisan-lapisan. Pada anak
kecil tak ada bohong dengan sengaja, adanya bohong khayal, karena belum mengerti.
Dengan berkembangnya pengertian anak, maka timbullah strata, lapisan-lapisan
pengertian, mana-mana yang benar, mana-mana yang salah. Makin dewasa anak itu,
makin baiklah stratifikasi dan diferensiasi psikisnya.
c) Perkembangan Menurut Sosiologisme

8
Ibid, hal. 36
9
Ibid, hal. 38
Sosiologisme menganggap bahwa perkembangan anak itu tidak lain dan
tidak bukan adalah proses sosialisasi anak. Pada anak-anak terdapatlah potensi-potensi
sosialitas, yang sifatnya masih laten. Ingatlah, kanak-kanak sangat besar dorongan
egonya, akunya, segala sesuatu maunya untuk dirinya sendiri. Dengan adanya proses
sosisalisasi, pertama-pertama terdapat dalam keluarga dan justru keluargalah
merupakan locus vital dalam proses sosialisasi anak.
James M. Baldwin (1864-1934) mengemukakan bahwa inti pada proses
sosialisasi anak itu adalah peniruan (imitasi) langsung dengan penyesuaian (adaptasi)
dan pemilihan (seleksi)
10
. Lihat saja, anak-anak sering memerankan tokoh-tokoh orang
dewasa, misalnya anak berlagak sebagai ayah, ibu, tamu dan sebagainya. Hal-hal
semacam itu akan tampak jelas dalam beberapa permaianan anak-anak, misalnya
pasaran, sepur-sepuran, dan sebagainya.
Pada hakikatnya pendidikan itu menirukan dan menyesuaikan pola tingkah
laku anak-anak dengan atau pada tingkah laku orang dewasa. Misalnya, di dalam
pertumbuhan dan perkembangan moralitas anak, orang dewasalah yang pertama-tama
harus memperkenalkannya kepada anak-anak, tanpa proses ini moralitas anak kurang
baik perkembangannya. Ingatlah, anak-anak belum kuat kemauannya, piki ran dan
pengertian, sehingga pengarahan perkembangan anak amat penting artinya

2. PERKEMBANGAN KECERDASAN ANAK
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah Swt. dan
menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Pada awalnya, kajian tentang kecerdasan hanya sebatas kemampuan individu
yang berhubungan dengan aspek kognitif atau biasa di sebut Kecerdasan Intelektual
yang bersifat tunggal, sebagaimana yang dikembangkan oleh Charles Spearman
(1904) dengan teori Two Factor-nya, atau Thurstone (1938) dengan teori Primary
Mental Abilities. Dari kajian ini, dihasilkan pengelompokkan kecerdasan manusia
yang dinyatakan dalam bentuk Inteligent Quotient (IQ), yang dihitung berdasarkan

10
Ibid, hal. 39
perbandingan antara tingkat kemampuan mental (mental age) dengan tingkat usia
(chronological age).
11

Seorang ahli psikologi, mengartikan kecerdasan sebagai kemampuan
untuk:
12

1. Belajar, menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
2. Mengadaptasikan diri terhadap situasi baru, dan
3. Memanfaatkan pengalaman.
Menurut David Wechsler, Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak
secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara
efektif.
13
Bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses
berfikir secara rasional. Karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung,
melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
manifestasi dari proses berfikir rasional itu.

3. CIRI CIRI PERKEMBANGAN
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati (The
Progressive and Continous Change in the Organism from birth to death). Pengertian
lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau
organism menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut
fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
14

Adapun perkembangan itu secara umum mempunyai ciri ciri sebagai
berikut:
15

1) Terjadinya perubahan dalam (a) aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan serta
organ-organ tubuh lainnya, (b) aspek psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan

11
Imas Kurniahsih, Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad SAW, Pustaka Marwa:
Yogyakarta, 2010, hal. 13
12
Ibid, hal. 15
13
Bunda Lucy, Mendidik sesuai dengan Minat Bakat Anak (Painting Your Childrens Future), PT.
Tangga Pustaka: Jakarta, 2009, hal. 51
14
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, PT Remaja Rosdakarya: Bandung,
2006, hal. 15
15
Ibid.
kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi
kretifnya.
2) Terjadinya perubahan dalam proporsi; (a) aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah
sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh anak
mendekati proporsi tubuh1 usia remaja, (b) aspek psikis: perubahan imajinasi dari
yang fantasi ke realitas; dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada
dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (kelompok teman sebaya).
3) Lenyapnya tanda-tanda yang lama; (a) tanda-tanda fisik: lenyapnya kelenjar
Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar Pineal
pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan gigi susu, (b) tanda-tanda psikis:
lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik kanak-kanak (seperti
merangkak) dan perilaku implusif (dorongan untuk bertindak sebelum berfikir).

4. KRITERIA PERKEMBANGAN INDIVIDU
Sehubungan dengan perkembangan ini, Candida Peterson (1996: 20)
menjelaskan bahwa perubahan yang dapat dikategorikan sebagai perkembangan harus
memenuhi empat criteria sebagai berikut:
16

a. Permanen
Perubahan yang terjadi dalam perkembangan bersifat permanen, bukan
perubahan temporer atau yang disebabkan oleh kejadian incidental. Contohnya;
perkembangan kognitif anak usia 2 sampai 7 tahun.
b. Kualitatif
Perubahan yang terjadi dalam perkembangan bersifat fungsional dan total,
tidak hanya bersifat peningkatan kemampuan yang sudah dimiliki sebelumnya.
Contohnya; Perkembangan bahasa anak sekolah usia 6 8 tahun. Dengan
dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, maka
anak tersebut dengan senang hati sekali membaca atau mendengar dongeng yang
penuh fantasi.
c. Progresif

16
H. Achmad Juntika Nurihsan & H. Mubiar Agustun, Dinamika Perkembangan Anak & Remaja
(Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan), PT. Refika Aditama: Bandung, 2013, hal. 5
Perubahan yang terjadi dalam perkembangan merupakan perwujudan
aktualisasi seseorang. Perubahan itu terkait dengan kemampuan seseorang dalam
menyesuaikan dengan berbagai situasi atau perubahan yang terjadi di lingkungan.
d. Universal
Perubahan yang terjadi dalam perkembangan bersifat umum dan dialami
oleh individu lain pada tahapan usia yang hamper sama.
Dari uraian diatas, mengimplikasikan bahwa proses perkembangan itu berlangsung
secara bertahap. Sehubungan dengan proses perkembangan ini, Abin Syamsuddin (2005:
83) menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan bersifat maju
meningkat dan/ atau mendalam dan/ atau meluas, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
17

Perubahan perubahan aspek fisik dapat diidentifikasi relatif lebih mudah
manifestasinya, karena dapat dilakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung,
seperti perkembangan tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi, dan
sebagainya. lain halnya dengan segi-segi psikis yang relatif sulit untuk identifikasinya,
karena kita hanya dapat mengamati dan sampai batas tertentu mengukur manifestasi
perkembangan tersebut secara tidak langsung dalam bentuk atau wujud perilaku, yang
sebenarnya pula bergantung dan dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan aspek
fisiknya. Beberapa diantara bentuk atau wujud perkembangan perilaku tersebut, antara lain
sebagai berikut:
a) Perkembangan perseptual (pengamatan ruang, pengamatan wujud, dan situasi).
b) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi penginderaan dan gerak).
c) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental fisik (cerdas, tangkas, dan
cermat).
d) Perkembangan pengetahuan bahasa dan berpikir.



17
Ibid, hal. 5
5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM
PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKIS PADA EARLY CHILDHOOD
Perkembangan anak dipengaruhi factor bawaan dan pengaruh lingkungan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak:
18

1) Factor Bawaan (Keturunan/ Hereditas)
Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yangn bersifat bawaan
dan memiliki potensi untuk berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu
terjadi dan bagaimana kualitas perkembangannya, bergantung pada kualitas
hereditas dan lingkungan yang mempengaruhinya. Saat bayi berumur tiga bulan,
sudah kelihatan betapa baik atau kurang baik lingkungan mempengaruhi
perkembangan intelektual seorang bayi.
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan
individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu
yang diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun
psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh
sperma) sebagai pewarisan dari pihak orangtua melalui gen-gen.
2) Factor Lingkungan
Environment ialah faktor di luar individu yang merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan (nature), dan faktor waktu
(time).
19

J.P. Chaplin (1979: 175) mengemukakan bahwa lingkungan merupakan
keseluruhan aspek atau fenomena fisik dan social yang mempengaruhi organism
individu. Sementara itu, Joe Kathena (1992: 58) mengemukakan bahwa
lingkungan itu merupakan segala sesuatu yang berada di luar individu yang
meliputi fisik dan social budaya.
20
lingkungan ini merupakan sumber seluruh
informasi yang diterima individu melalui alat inderanya; penglihatan, penciuman,
pendengaran dan rasa.


18
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini (Panduan Lengkap Manajemen Mutu Pendidikan
Anak untuk Para Guru dan Orang Tua), Diva Press: Jogjakarta, 2009, hal. 131
19
Op. cit. Achmad Juntika Nurihsan & Mubiar Agustin, hal 11
20
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja , PT Remaja Rosdakarya: Bandung,
2006, hal. 35

6. PERBEDAAN INDIVIDU DALAM ASPEK PSIKIS YANG MENJADI
POTENSI DASAR MANUSIA
Adapun Perbedaan individu dalam aspek psikis yang menjadi potensi dasar
manusia antara lain:
1) Perhatian (Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus
menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah, demikian
definisi yang diberikan oleh Kenneth E. Andersen (1972: 46), dalam buku yang
ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi. Perhatian terjadi bila kita
mengonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengenyampingkan
masukan-masukan melalui alat indera yang lain.
21

Pada dasarnya manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang
bergerak. Anak-anak senang melihat huruf-huruf, gambar-gambar yang bergerak
menampilkan nama barang yang diiklankan. Dan biasanya jika anak-anak
dihadapkan pada tempat yang dipenuhi benda-benda mati, maka anak akan tertarik
hanya kepada tikus kecil yang bergerak.
2) Pengamatan
Anak memandang, mendengar, dan mengamati dengan serius semua yang
ada di sekelilignya. Kemudian dia menganalisa dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan serta mengambil kesimpulan. Itu sebabnya anak sangat mengenal orang
tua, guru, dan lingkungannya.
Sedangkan anak usia tiga sampai tahun akan bertanya, Mengapa begini?
Kenapa begitu? pertanyaan-pertanyaan seperti itu juga sangat banyak dan harus
dijawab dengan benar semuanya. Contoh: Waktu ibu selesai menyiapkan makanan
untuk snsk dan berkata, Sekarang waktunya makan. Apakah kamu sudah siap
makan? Anak mulai bertanya, Kenapa saya harus makan? Ibu menjawab, Kita
makan karena kita lapar. Anak bertanya lagi, Kenapankita lapar? Ibu
menjawab, Kita perlu tenaga untuk setiap kita bergerak. Tenaga diperoleh dari
makanan. Kalau makanannya yang kita makan sudah habis, maka kita merasa
lapar. Itu artinya kita perlu makan lagi. Anak pun bertanya lagi, Kenapa kita
bergerak? Ibu juga harus menjawab, Kita bergerak untuk belajar, untuk bermain,

21
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012, hal 51
untuk mandi, berjalan, melompat, juga termasuk gerakan untuk makan. Semuanya
memerlukan tenaga. Karena kita bergerak terus, maka kita perlu makan lagi,
makan lagi tiga kali dalam satu hari.
22

Jawablah semua pertanyaan dengan sungguh-sungguh dan dengan
kebenaran yang akurat. Melalui bertanya anak ingin belajar. Keinginan belajar,
ingin tahu inilah yang harus dipahami oleh ibu. Di samping anak adalah seorang
pengamat anak juga termasuk peneliti yang handal, tapi sering orang tua kurang
sabar atau tidak punya waktu dalam menjawab pertanyaan anak. Bisa juga karena
ibu sudah capek atau jadwal yang padat oleh kerjaan ibu sendiri.

3) Fantasi
Mereka senang dengan hal-hal yang bersifat imajinatif, sehingga pada
umumnya mereka kaya dengan fantasi. Anak dapat bercerita melebihi pengalaman
aktualnya atau kadang bertanya tentang hal-hal gaib sekalipun. Hal ini disebabkan
imajinasi anak berkembang melebihi apa yang dilihatnya.

4) Ingatan
Menurut Prof. Dr. Achmad Mubarok, ingatan (memori) adalah suatu
system yang sangat terstruktur yang menyebabkan organism sanggup merekam
fakta tentang dunia dan menggunakannya untuk membimbing perilakunya.
23
salah
satu kelebihan manusia adalah pada kemampuannya menyimpan informasi yang
sangat banyak, dalam jangka waktu yang lama dan dapat mengingatnya kembali.
Anak mempunyai ingatan yang baik tentang pengalaman atau pengetahuan yang
diperoleh. Anak ingin mengetahui segala sesuatu dan sering bertanya tentang hal-
hal yang tidak diperhatikan oleh orang lain.
5) Pikiran
Pikiran adalah daya bermukin pada otak (brain), di mana daya
keberadaannya terletak di bawah dan di atas sadar. Bagian terbesar keberadaan
otak adalah pada apa yang disebut dengan otak bawah sadar (sebesar 88% dari
volume otak secara keseluruhan) dengan peran sebagai gudang penyimpanan data/

22
Ibid 64
23
Achmad Mubarok, Psikologi Islam (Kearifan & Kecerdasasan Hidup), The IIT-WAP: jakarta,
2009, hal 230.
ingatan.
24
Menurut Bob Eberle, seorang ahli pendidikan, prestasi pikiran manusia
memerlukan kerja yang terpadu antara belahan otak kiri dan otak kanan.
25

6) Perasaan
Perasaan adalah sebuah sumber daya dengan kekuatan yang luar biasa
yang daya kerjanya jauh berada di atas unsure kekuatan pikiran yang ada di atas
sadar itu. Menurut sebuah penelitian di dunia barat, diidentifikasi bahwa daya atau
kekuatan yang dimiliki oleh perasaan (feeling) itu adalah sebanyak 5.000 kali daya
yang dimiliki pikiran.
26


















24
Aso Sentana, Memelihara Kesehatan Menyembuhkan Diri Sendiri Secara Ajaib, PT Elex Media
Komputindo: Jakarta, 2010, hal. 13
25
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini (Panduan Lengkap Manajemen Mutu Pendidikan
Anak untuk Para Guru dan Orang Tua), Diva Press: Jogjakarta, 2009, hal. 34
26
Op. cit, hal.17








D. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai