Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Dr. Siti Khabibah, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Putri Dwi Naryaningsih (19070785008)
2. Citra Dwi Anggreini (19070785009)
Kelas 2019 A
Jadi, fungsi adalah kedua contoh ide yang menghubungkan antara satu dengan
yang lain dan juga merupakan sebuah sumber hubungan lain antara ide-ide
yang dapat diaplikasikan.
Sebagai contoh lain dalam matematika dari relasi terurut dapat ditunjukkan
sebagai berikut:
x 2 4x 6
Turunannya adalah
ekivalen
’ 2x 4 2( x 2)
Ketika mengenali sesuatu sebagai sebuah contoh konsep, kita sadar akan
konsep ini berada pada dua level, yaitu konsep tersebut sebagai konsep itu
sendiri dan konsep sebagai bagian dari suatu kelompok. Oleh karena itu, ketika
melihat sebuah mobil, secara otomatis mengira bahwa itu adalah mobil
pribadi. Tetapi kelas konsep dihubungkan oleh skema mental kita dengan
konsep lain yang lebih besar, dimana dapat membantu untuk
menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi berbeda dimana sebuah mobil dapat
membentuk bagian. Andaikan sebuah mobil dijual, maka segala pengalaman
motorik dibawa kembali, hal-hal tentang keadaan mobil diingat kembali, dan
pertanyaan-pertanyaan akan muncul sendiri. Misalkan harga mobil tersebut
tidak sesuai dengan uang yang kita miliki. Maka kredit dari bank,
pinjaman, muncul ke pikiran kita. Misalkan, mobil yang kita kendarai
mogok, maka segala instrumen yang dapat membantu seperti derek mobil,
telepon umum ada di dalam pikiran kita.
Pengetahuan 2
Pengetahuan 3
Pengetahuan 4
Tugas final pada hari keempat digunakan untuk mempelajari dua
halaman dari simbol, dimana setiap halaman mengandung seratus simbol
dalam sepuluh kelompok yang terdiri dari 8 sampai 12 simbol. Pada halaman
satu dari setiap kelompok diberikan terjemahan yang berhubungan dengan
kelompok yang lebih kecil, seperti pada contoh yang diberikan. Pada halaman
lain berisi kelompok simbol yang memiliki arti yang sama terhadap kelompok
yang dibandingkan, tetapi tidak untuk subjek penelitian. Kelompok
pembanding telah mempelajari simbol yang sama tetapi artinya berbeda. Jadi
pada tugas final tiap kelompok memiliki pendekatan pada suatu halaman dan
pendekatan lain pada halaman yang berbeda. Dengan kata lain, pendekatan
yang dilakukan dalam satu kelompok bermakna bagi dirinya dan tidak
bermakna bagi kelompok lain, dan sebalikannya.
Ketika hasil dari penstrukturan dari sebuah pembelajaran
dibandingkan, maka hasilnya pun berbeda
Setelah empat
Saat pembelajaran Setelah satu hari
minggu
Skematik 69 69 58
Menghafal 31 23 8
Saat jaringan menjadi lebih rumit, cara coba-coba menjadi lebih sulit,
dan kesimpulannya, khususnya secara negatif, mengatarkan pada kurangnya
keyakinan. Terdapat aturan sederhana. Hitung banyaknya busur yang bertemu di
satu titik sudut. Sebut jumlah tersebut sebagai order pada titik sudut tersebut.
Singkatnya, kita katakan bahwa titik sudut ganjil atau genap itu berdasarkan
apakah ordernya ganjil atau genap.
Aturan: jaringan yang dapat dilewati jika dan hanya jika, jumlah dari titik sudut
ganjil adalah nol atau dua.
Dengan aturan ini mudah untuk mengecek apakah jaringan (6) dapat
dilalui, dan jaringan (5) tidak bisa. Jaringan yang lebih rumit menunjukkan
kesulitan yang lebih besar.
Dua kelompok anak-anak umur sebelas tahun diperkenalkan tentang hal
di atas. Kelompok 1 diberikan aturan dan juga penjelasan (yang masih
disembunyikan pada saat ini) tentang alasan aturan tersebut. Kelompok 2 hanya
diberikan aturannya saja. Kedua kelompok diberikan duabelas masalah seperti
di atas, termasuk beberapa jaringan yang cukup rumit. Semua anak pada kedua
kelompok dapat menyelesaikan semua masalah tersebut. Pada keadaan ini tidak
dapat dibedakan antara siswa yang mengerti penjelasan aturan dan yang tidak.
Masalah baru yaitu (a) mencoba mencari jaringan yang dapat dilalui seperti
sebelumnya, tetapi akhir rute dari jaringan kembali ke titik awal; dan (b)
mencoba mencari aturan untuk menyelesaikannya.
Fungsi utama skema sebagai alat pembelajaran berarti skema awal yang
tidak tepat akan membentuk proses asimilasi pemikiran berikutnya jauh lebih
sulit dan sepertinya tidak mungkin. Ketidaktepatan juga termasuk hal yang
tidak tampak. Belajar memanipulasi simbol- simbol seperti cara mendapatkan
jawaban benar mungkin sulit untuk membedakannya saat pembelajaran konsep
pada tahapan awal. Peserta didik tidak dapat membedakan benar atau salah jika
mereka tidak memiliki pengalaman memahami matematika. Dan semua guru
dapat melihat simbol-simbol tersebut.
Mereka tidak mengetahui apakah konsep-konsep yang benar tersebut
berkaitan atau tidak, atau tidak keduanya. Cara menemukannya yaitu dengan
mengetes kemampuan beradaptasi pembelajar ke situasi baru yang
berhubungan dengan matematika. Dalam hal ini bukanlah tentang perhitungan
mekanis. Sejumlah anak memiliki kemampuan yang baik dalam hafalan dan
kemampuan belajar matematika mungkin dikembangkan hingga ke sebuah
level yang mana hanya pada pembelajaran konseptual yang sesuai dengan
situasi ini. Pada tingkatan ini pembelajar mencoba untuk menguasai tugas baru
dengan cara-cara yang diketahui karena mereka hanya menghafal aturan untuk
setiap jenis masalah. Kini tugas membedakan keterkaitan konsep yang benar
menjadi mustahil untuk diselesaikan, bahkan kemampuan belajar siswa
berhenti berkembang, diiringi dengan kesulitan, dan ada siswa lain yang
berhenti menyelesaikannya.
Skema yang tepat adalah skema yang mempertimbangkan tugas
pembelajaran jangka panjang dan bukan jangka pendek. Sebagai contoh
solusi persamaan biasanya berdasarkan ide sebuah timbangan. Jika kita
menambahkan atau mengurangi beban yang sama di kedua sisi, timbangan
tersebut tetap seimbang. Jadi kita bisa menemukan berat yang menyeimbangkan
berat yang tidak diketahui. Model ini juga membenarkan memindahkan bilangan
ke sisi lain dan merubah tandanya, karena kita akan mendapatkan hasil yang
sama dalam penjumlahan, misalnya memindahkan 3 kg ke sisi kiri timbangan,
atau mengambil 3 kg itu dari sebelah kanan.
Dan
Seorang guru harus melihat lebih jauh tugas yang sedang dikerjakan siswa,
dan jika mungkinkan sampaikan ide-ide baru sehingga skema-skema jangka
panjang yang sesuai dapat dibentuk.
Meskipun memiliki kelemahan, skema di atas masih jauh lebih baik dari
aturan-aturan tanpa alasan yang terkadang diajarkan hanya karena masuk akal
dan oleh karena itu berkontribusi sebagai kegiatan yang berarti dalam
matematika. Terkadang kita juga sulit memilih antara skema jangka pendek
tetapi mudah dan skema jangka panjang susah. Kita harus merekonstruksi
kembali skema, seperti yang telah kita ketahui, hal itu ada kesulitannya. Jadi
pilihannya tidak selalu mudah. Meski demikian, secara umum biasanya ide-
ide jangka panjang tidak sulit dipelajari tetapi hanya sulit menemukan
awalnya saja. Hal tersebut memindahkan kesulitan dari siswa ke guru.
Oleh karena itu, tanggung jawab guru pada tahap-tahap awal sangatlah
besar. Mereka harus yakin bahwa pembelajaran skematis terjadi, bukan
hanya menghafal manipulasi simbol-simbol. Mereka harus mengetahui tahap
mana yang hanya membutuhkan asimilasi langsung dan kapan rekonstruksi
dibutuhkan, karena pada tahap berikutnya, kecepatannya melambat dan
perkembangan siswa diperiksa dengan lebih teliti. Guru harus merencanakan
dasar skema jangka panjang yang akan lebih mampu beradaptasi ke kebutuhan
masa depan maupun kebutuhan sekarang.