Anda di halaman 1dari 69

MODUL

MAPLE
UNTUK AlJabar & Kalkulus

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2017
Penggunaan MAPLE untuk Pembelajaran ALJABAR

Pendahuluan
Maple merupakan paket aplikasi matematika yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai
perhitungan matermatis baik secara eksak (analitik) maupun numerik. Dengan kemampuan
yang dimiliki, Maple merupakan sebuah alat bantu yang handal untuk pemecahan masalah
matematika, baik masalah komputasi numerik, aljabar simbolik, maupun visualisasi (grafik).
Sesungguhnya, Maple tidak hanya berguna untuk melakukan perhitungan matematis saja,
namun juga dapat digunakan sebagai editor teks untuk menghasilkan dokumen yang memuat
penjelasan atau uraian verbal dan berbagai perhitungan matematis. Dengan kemampuan
visualisasi matematis interaktif, sebuah antarmuka grafis tempat menuliskan masukan dan
menampilkan keluaran yang menyerupai notasi matematika yang sesungguhnya, fasilitas
pengolahan kata, dan bahasa pemrograman, Maple telah digunakan oleh jutaan pemakai di
seluruh dunia di kalangan pendidikan, lembaga riset, dan industri.

Makalah ini menguraikan bagaimana pemakaian Maple untuk menyelesaikan masalah-masalah


aljabar. Diharapkan dengan uraian ini, peserta pelatihan (para guru) dapat menggunakan Maple
untuk membantu pembelajaran Matematika di SMU, khususnya tentang topik Aljabar.
Pembahasan setiap topik dalam makalah ini memuat contoh-contoh yang dikerjakan secara
lengkap untuk memperkenalkan pemakaian setiap perintah Maple, dan latihan-latihan yang
dapat Anda kerjakan langsung pada layar Maple. Pada bagian akhir tutorial juga diberikan Soal-
Soal Latihan, untuk memberikan kesempatan bagia Anda mencoba menggunakan perintah-
perintah Maple yang sudah Anda pelajari.

Sebelum memasuki bagian yang membahas bagaimana mengerjakan matematika dengan


Maple, berikut disajikan uraian tentang lingkungan tempat Anda bekerja dengan Maple.

Mengenal Lingkungan Kerja Maple

Berinteraksi dengan Mesin Komputasi Maple


Maple menggunakan dua buah komponen, yakni Kelompok Eksekusi (Execution groups) dan
Tabel (spreadsheets), yang membantu pemakainya berinteraksi dengan mesin komputasi
Maple. Kedua komponen tersebut merupakan sarana utama bagi pemakai untuk
memerintahkan Maple melakukan perintah dan menampilkan hasilnya. Perintah-perintah
Maple dapat dituliskan pada kedua komponen tersebut.

Kelompok Eksekusi (Execution Groups)


Kelompok eksekusi merupakan unsur komputasi dasar di dalam lembar kerja Maple. Elemen
tersebut merupakan gabungan satu atau lebih perintah Maple beserta hasil (output)-nya
sebagai satu kesatuan yang dapat dijalankan ulang dengan sekali menekan tombol ENTER pada
saat kursor berada di suatu kelompok eksekusi. Sebuah kelompok eksekusi di dalam lembar
kerja Maple ditandai dengan sebuah tanda kurung siku di sebalah kiri baris perintah. Apabila
tanda kurung kelompok eksekusi tidak ada, dapat ditampilkan dengan menggunakan menu
View --> Show Group ranges. Setiap kelompok eksekusi pada Maple ditandai dengan > (tanda
lebih besar). Berikut adalah sebuah contoh kelompok eksekusi yang berisi sebuah perintah
(ekspresi) Maple dan hasilnya.
> solve(a*x^2=4,{x});
1 1
{ x2 }, { x2 }
a a
Pada Maple, Anda dapat menuliskan perintah solve tersebut. Apabila kurson berada di baris
dalam sebuah kelompok eksekusi dan Anda menekan tombol ENTER,maka semua perintah
dalam kelompok eksekusi akan dikerjakan oleh Maple dan ditampilkan hasilnya di bawahnya,
seperti contoh di atas. Kursor secara otomatis akan berpindah ke kelompok eksekusi
berikutnya.

Selain perintah-perintah (biasanya ditulis warna merah) Maple dan hasilnya (biasanya berwarna
biru), sebuah kelompok eksekusi dapat memuat paragraf yang berisi penjelasan tambahan (teks
biasa atau notasi matematika yang bukan perintah Maple).

Contoh
Kelompok eksekusi di bawah ini memuat sebuah paragraf dan sebuah baris perintah Maple
yang berisi satu perintah (ekspresi) Maple. Seperti di atas, pada Maple ketika kursor berada di
baris perintah dan Anda menekan ENTER, hasilnya akan ditampilkan.
Sebuah perintah (ekspresi) Maple dan hasil perhitungannya.
> expand((a+b)^3);
a 33 a 2 b3 a b2b3

Pada saat Anda baru saja menjalankan Maple atau membuka dokumen baru dengan perintah
File --> New, lembar kerja Maple hanya berisi sebuah kelompok eksekusi yang memuat sebuah
baris perintah (seperti ditunjukkan di bawah ini). Untuk membuat kelompok eksekusi baru di
dalam lembar kerja Maple, Anda dapat menggunakan menu Insert --> Execution Group --
>[Before Cursor|After Cursor].

Selain perintah (ekspresi) Maple, sebuah baris perintah dapat memuat sebuah komentar untuk
penjelasan singkat. Sebuah komentar yang ditulis di baris perintah harus diawali dengan tanda
#. Setiap ekspresi yang ditulis di belakang tanda # tidak akan dikerjakan oleh Maple. Perhatikan
contoh di bawah ini. Sebuah perintah Maple dapat menghasilkan output yang berupa ekspresi
numerik, simbolik, atau grafik. Contoh berikut ini memberikan tampilan hasil yang berupa
permukaan tiga dimensi.
> plot3d(sin(x*y),x=-2..2,y=-1..1); # permukaan z=sin(xy) setelah diputar

Terdapat dua hal yang perlu Anda perhatikan di dalam menuliskan perintah-perintah (ekspresi)
Maple:
1. Setiap baris perintah (tepatnya, setiap ekspresi Maple) harus diakhiri dengan tanda titik
koma (;) agar hasilnya dapat ditampilkan. Maple akan memberikan pesan ERROR apabila
suatu ekspresi tidak diakhiri dengan tanda titik koma.
2. Apabila Anda tidak ingin segera menampilkan hasil sebuah perintah Maple, akhiri perintah
tersebut dengan tanda titik dua (:). Cara ini berguna untuk menampilkan hasil (output)
Maple di lain tempat. Sudah tentu Anda harus menyimpannya ke dalam sebuah variabel
agar hasil tersebut dapat Anda panggil di tempat lain.

Tabel Komputasi (Spreadsheets)


Maple memungkinkan penggunakanya untuk menampilkan tabel (lembar kerja seperti MS
Excel) yang memuat ekspresi-ekspresi numerik maupun simbolik. Fasilitas ini memberikan
kemudahan untuk menampilkan tabel rumus, misalnya. Berikut adalah contoh sebuah tabel
yang berisi kolom ekspresi matematis, notasi integral, integral tak tentu, dan turunan
(derivatif). Anda dapat merujuk sebuah sel seperti pada MS Excel, yakni dengan menuliskan
nomor kolom (A, B, C, ...) dan nomor baris (1, 2, 3, ...) diawali tanda tilde (~), misalnya ~A3
untuk merujuk sel A3, di dalam setiap ekspresi Maple.

A B C D
 
1 f( x ) 
f( x ) e x d x Hasil Integral f( x ) e x
 x

1 
 e x dx ex ex
2 

x 
 x e x dx x e xe x e xx e x
3 

 1 1
4 sin( x ) 
sin( x ) e x d x  cos( x ) e x sin( x ) e x cos( x ) e xsin( x ) e x
 2 2
 1 1
5 cos( x ) 
cos( x ) e x d x cos( x ) e x sin( x ) e x sin( x ) e xcos( x ) e x
 2 2

x2 
x2 e x d x x2 e x2 x e x2 e x 2 x e xx 2 e x
6 

 ex
7 ln( x ) 
 ln ( x ) e x d x ln ( x ) e xEi( 1, x ) ln( x ) e x
 x

Menuliskan dan Mengeksekusi Perintah Maple


Bagian ini menyajikan tiga alat utama untuk menuliskan perintah Maple dan menampilkan
hasilnya.

Menuliskan Perintah-perintah Maple


Seperti sudah Anda ketahui, perintah (ekspresi) Maple dituliskan pada baris perintah (>) diakhiri
dengan tanda titik koma (;). Untuk menjalankan suatu ekspresi, tempatkan kursor pada baris
tersebut dan tekan tombol ENTER.
Perintah Maple dapat ditampilkan dalam bentuk notasi Maple (memuat perintah-perintah
x
Maple, seperti exp(x)) atau dalam bentuk notasi matematika baku (misalnya, e ).

Menggunakan Menu Peka-Konteks


Dengan menggunakan hasil atau ekspresi Maple yang sudah ada, Anda dapat melakukan
tindakan baru. Untuk melihat daftar tindakan yang dapat Anda lakukan terhadap sebuah objek
Maple, klik kanan objek Maple tersebut. Anda akan melihat sebuah menu peka-konteks,
karena isinya tergantung objek yang sedang Anda tunjuk.

Sekarang boleh Anda coba lakukan. Jalankan Maple Anda, tuliskan perintah berikut ini di layar
Maple.
> z=sin(x^2*y);
zsin( x2 y )

1. Arahkan mouse Anda ke baris perintah (yang berwarna merah) kemudian klik kanan, menu
apa saja yang Anda lihat? Pilih salah satu, misalnya menu Execute. Anda akan melihat
tampilan outputnya dalam bentuk ekspresi matematika baku. Anda dapat mencoba menu
yang lain jika mau!
2. Sekarang arahkan mouse Anda ke ekspresi output (yang berwarna biru), kemudian klik
kanan, menu apa saja yang ditampilkan? Samakah dengan menu sebelumnya? Tidak
bukan? Pilih salah satu menu, misalnya Plots --> 3D Implicit Plot --> x,y,z. Anda akan
melihat sebuah baris perintah baru dan outputnya berupa gambar yang merupakan
permukaan dengan persamaan tersebut, seperti di bawah ini. (Anda akan mendapatkan
hasil dari menu peka-konteks langsung di bawah objek yang Anda tunjuk!)

> smartplot3d[x,y,z](z=sin(x^2*y));

Anda dapat mencoba menu-menu peka-konteks yang lain untuk mengetahui hasilnya dengan
objek yang sama.

Geret dan Taruh (Dragging and Dropping)


Anda dapat memindahkan output Maple dari atau ke Maple plot. Jika Anda memindah hasil
sebuah persamaan ke sebuah Maple plot, persamaan tersebut akan ditampilkan sebagai plot
kurva atau permukaan. Sebaliknya, jika Anda memindah sebuah kurva atau permukaan dari
Maple plot ke tempat lain, maka persamaan kurva atau permukaan tersebut akan ditampilkan.
Cobalah Anda lakukan dengan memindah (dengan cara mendrag bukan copy & paste) gambar
di atas ke tempat lain. Selanjutnya, coba menggunakan perintah di bawah ini, pindahkan
outputnya ke gambar di atas, Anda lihat hasilnya.
> z=sin(x^2)*y^2;
zsin( x 2 ) y 2
> smartplot3d[x,y,z](z = sin(x^2)*y^2);

Pengaturan Dokumen
Seperti sudah disebutkan, Maple bukanlah sekedar alat bantu untuk perhitungan matematika,
namun juga berguna untuk menghasilkan naskah yang syarat dengan perhitungan-perhitungan
matematika. Sebuah dokumen Maple, selain memuat ekspresi Maple dan outputnya (kelompok
eksekusi), juga dapat memuat paragraf dan hyperlink. Berikut dijelaskan bagaimana cara
pengaturan dokumen di dalam Maple.
Paragraf dan Teks
Sebuah paragraf di dalam dokumen Maple analog dengan paragraf pengolah kata biasa.
Paragraf memuat teks, notasi matematika, grafik, termasuk duplikat output Maple, seperti plot.
Sebuah paragraf juga dapat ditulis di dalam kelompok eksekusi, seperti sudah dijelaskan di atas.

Paragraf berisi uraian atau penjelasan, seperti yang sedang Anda baca ini. Anda dapat mengatur
format paragraf dan tulisan, seperti halnya di pengolah kata biasan. Berikut adalah contoh-
contoh pengaturan paragraf dan teks serta tulisan yang dapat Anda lakukan di dalam dokumen
Maple.

1. Paragaf terpusat.
2. Paragraf rata kiri.
3. Paragraf rata kanan.
4. Teks dapat dicetak dengan huruf miirng, digaris bawahi, cetak tebal, atau kombinasi.

5. Anda juga dapat mengatur ukuran dan jenis huruf sesuka Anda!

Seperti halnya pada pengolah kata dan dekstop publisher, Anda dapat membuat format
paragraf dan teks Anda sendiri, dengan menggunakan menu Format --> Styles.

Anda dapat menuliskan notasi matematika dan menampilkan grafik di dalam sebuah paragraf,
sehingga Anda dapat menulis artikel tentang matematika secara lebih komprehensif. Untuk
menuliskan notasi matematika di dalam paragraf, tekan tombol Ctrl+R, Maple akan berganti ke
modus notasi matematika. Untuk berganti ke modus teks tekan Ctrl+T. Simbol-simbol
matematika dapat dihasilkan dengan perintah-perintah yang mirip dengan perintah-perintah
LaTeX, namun tanpa diawali dengan garis miring ke kanan. Sebagai contoh, Anda dapat
menuliskan paragraf sebagai berikut dengan mudah:

Untuk menghitung integral tentu 



 x2 sin(  x ) d x dengan Maple, tuliskan perintah:
0
> int(x^2*sin(alpha*x),x=0..beta );
Bandingkan dengan cara menuliskan notasi matematika di MS Word, misalnya, mana yang lebih
mudah?

Kalkulasi Numerik
Maple dapat melakukan perhitungan matematis secara eksak maupun numerik. Maple dapat
digunakan sebagai kalkulator, bahkan dapat melakukan semua bentuk perhitungan dalam
matematika. Pada bab ini Anda akan belajar menggunakan Maple sebagai alat kalkulasi secara
numerik. Tulis perintah-perintah Maple di bawah ini (yang dicontohkan di belakang prompt [> )
kemudian tekan tombol ENTER.

Perhitungan Aritmetika Eksak


Pada level yang paling dasar, Maple dapat digunakan sebagai kalkulator yang sangat handal.
Untuk melakukan perhitungan matematis, tulis ekspresi matematika pada baris perintah Maple
(di belakang tanda [>), diakhiri dengan tanda titik koma (;). Setelah Anda menekan tombol
ENTER, maka Maple akan menampilkan hasilnya. Untuk membuat ekspresi matematis di Maple
Anda dapat menggukana operasi-operasi : + (penjumlahan), - (pengurangan), * (perkalian), /
(pembagian), ^ (pangkat). Setiap ekspresi Maple yang diakhiri dengan tanda titik koma (;) akan
ditampilkan hasilnya. Apabila suatu ekspresi diakhiri dengan tanda titik dua (:), maka hasil
perhitungannya tidak ditampilkan oleh Maple.

Contoh 1:
Tulis contoh-contoh di bawah ini pada baris prompt Maple dan ikuti dengan menekan tombol
ENTER. Anda akan melihat hasil yang ditampilkan Maple sama seperti yang terlihat di bawah
ini.
> 2+4;
6
> 12*34567890;
414814680
Contoh 2:
39
Menghitung 134 :
> 134^39;
905914344031473705525163856620677712914023509111870374238564740740974\
23209059057664
13
Untuk menghitung (32)( 12 ) Anda apat menuliskan ekspresi berikut ini:
> 32*12^13;
3423782572130304
Maple memberikan jawaban eksak sebanyak 83 digit!

Contoh 3:
Maple dapat menghitung pecahan tanpa mengubah ke pecahan desimal:
3/5 + 5/9 + 7/12;
313
180

Contoh 4:
Menghitung akar kuadrat suatu bilangan dengan fungsi sqrt( ) :
> sqrt(24);
2 6
Maple menyederhanakan ke bentuk yang paling sederhana.

Contoh 5:
Maple menyediakan konstanta-konstanta penting dalam matematika. Untuk menggunakan nilai
 ketik Pi.
> 4*(3+Pi);
124 
Lagi, Maple menggunakan nilai eksak untuk  , bukan hampiran numeriknya.

Contoh 6:
Maple juga memberikan nilai eksak dalam perhitungan fungsi trigonometri.
> sin(5*Pi/3);
1
 3
2

> sec(Pi/4);
2
> arcsin(-1);
1
 
2

Jika Anda menulis nama fungsi yang tidak dikenal oleh Maple, akan muncul pesan error:
> tan(Pi/2);
Error, (in tan) numeric exception: division by zero

Contoh 7:
x
Menghitung fungsi eksponen e .
> exp(x);
ex

> exp(1);
e
Contoh 8:
Menghitung harga mutlak x .
> abs(x);
x
> abs(-3);
3
> abs(exp(1)-Pi);
e
Contoh 9:
Faktorisasi prima sebuah bilangan asli dengan fungsi ifactor():
> ifactor(31722722304);
( 2 )10 ( 3 ) ( 7 )2 ( 13 )2 ( 29 ) ( 43 )

Contoh 10:
Anda dapat menuliskan beberapa ekspresi matematika dalam satu baris, setiap ekspresi
matematis diakhiri dengan tanda titik koma. Semua ekspresi akan dikerjakan setelah Anda
menekan tombol ENTER.
> sin(Pi/3); cos(Pi/3); tan(Pi/3);
1
3
2
1
2
3
Contoh 11:
Anda dapat menghasilkan suatu barisan bilangan dengan perintah seq(..).
Berikut adalah contoh untuk menghasilkan barisan 20 kuadrat bilangan asli pertama.
> seq(k^2,k=1..20);
1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64, 81, 100, 121, 144, 169, 196, 225, 256, 289, 324, 361, 400

Contoh 12:
Maple mengenal berbagai operator khusus, termasuk operator faktorial, FPB (faktor
persekutuan terbesar), KPK (kelipatan persekutuan terkecil), perhitungan modulus, dan lain-
lain. Berikut adalah beberapa contoh yang dapat Anda coba.
> 20!;
2432902008176640000
Anda dapat menggunakan hasil ekspansi 20! tersebut di dalam perhitungan berikutnya tanpa
harus menulisnya. Untuk menggunakan nilai pada hasil perhitungan terakhir, gunakan tanda
persen (%). Sebagai contoh, perintah ifactor dengan argumen tanda persen di bawah ini akan
memfaktorkan 200! ke dalam bentuk faktorisasi prima.
> ifactor(%);
( 2 )18 ( 3 )8 ( 5 )4 ( 7 )2 ( 11 ) ( 13 ) ( 17 ) ( 19 )

Perintah di bawah ini menghasilkan hasi lkali faktor-faktor tersebut, yakni ekspansi 200!
semula.
> expand(%);
2432902008176640000
Contoh 13: Menghitung banyaknya digit (angka satuan) dalam suatu (lambang) bilangan
desimal.
> length(32145);
5
> length(10^7);
8
Dapatkah Anda menghitung cacah digit dalam bilangan hasil ekspansi 200! (dua ratus faktorial)?
> length(200!);
375

Aritmetika Bilangan Riil (Titik Mengambang)


Kekuatan utama Maple adalah kemampuannya melakukan perhitungan metematis secara
eksak. Selama proses perhitungan, pecahan dan akar tida diubah ke hampiran (nilai) desimal,
sehingga terhindar dari galat pembulatan. Jika Anda memerlukan nilai-nilai desimal, Maple
memiliki sebuah perintah untuk menampilkan hasmpiran nilai suatu ekspresi ke dalam bentuk
bilangan riil (titik mengambang atau floating-point).

Hampiran Numerik dengan menggunakan perintah evalf( )


Maple juga dapat digunakan untuk melakukan perhitungan hampiran secara numerik dengan
menggunakan perintah evalf( ). Dengan menggunakan perintah evalf, Anda akan mendapatkan
hampiran nilai tersebut dalam bentuk bilangan riil (titik mengambang atau floating-point).
Contoh 1:
Bandingkan hasil kedua perintah di bawah ini.
> 3/5+5/9+7/12;
313
180

> evalf(3/5+5/9+7/12);
1.738888889
Contoh 2:
Untuk menyimpan hasil perhitungan ke dalam sebuah variabel, digunakan tanda titik dua dan
sama dengan (:=), seperti contoh di bawah ini.
> k:=3/5+5/9+7/12;
313
k :=
180

> evalf(k);
1.738888889
Catatan penting: Maple membedakan huruf besar dan huruf kecil, k tidak sama dengan K .

> k;
313
180

> K;
K
> joe:=2^5;
joe := 32
> sqrt(joe);
4 2
Contoh 3:
Untuk menampilkan nilai numerik dengan cacah digit tertentu, tuliskan banyaknya digit pada
perintah evalf( ) seperti contoh di bawah ini.
> w:=4*(3+Pi);
w := 124 
> evalf(w);
24.56637062
> evalf(w,4);
24.57
> evalf(w,45);
24.5663706143591729538505735331180115367886776
Contoh 4:
Pemakaian titik desimal pada ekspresi matematis akan menyebabkan Maple memberikan hasil
numerik secara langsung. Bandingkan contoh-contoh di bawah ini.
> sqrt(34);
34
> sqrt(34.0);
5.830951895
> 4-1/3;
11
3

> 4.0-1/3;
3.666666667
Contoh 5:
Menggunakan perintah evalf() pada serangkaian hasil perhitungan.
> barisan:=seq(sqrt(k),k=1..10);
barisan := 1, 2 , 3 , 2, 5 , 6 , 7 , 2 2 , 3, 10
> evalf(barisan);
1., 1.414213562, 1.732050808, 2., 2.236067978, 2.449489743, 2.645751311,
2.828427124, 3., 3.162277660

Menampilkan Hasil Perhitungan Sebelumnya dengan tanda persen (%):


2 30 3
Perhatikan ekspresi , yang dapat ditulis pada baris perintah Maple sebagai berikut.
3 20
> 3/5+5/9+7/12;
313
180

> (2^30/3^20)*sqrt(3);
1073741824
3
3486784401

> evalf(%);
.5333783739
> evalf(%%%);
1.738888889
> Pi;

> evalf(%);
3.141592654
> %+5;
8.141592654

Jumlah dan Hasil Kali Berhingga dan Tak Berhingga


Maple dalam digunakan untuk menghitung jumlag deret dengan berhinga maupun tak
berhingga suku.
10
1i
Perhatikan jumlah deret berhingga suku  1i 4 , yang dapat dituliskan ke dalam baris
i 1

perintah Maple sebagai berikut.

> restart:
> Sum((1+i)/(1+i^4),i=1..10);
10
1i
 1i 4
i 1

Untuk mengetahui nilainya gunakan perintah value.


> value(%);
51508056727594732913722
40626648938819200088497


1
Perhatikan deret tak hingga  k2
, yang dapat dituliskan pada baris perintah Maple sebagai
k 1

berikut.
> Sum( 1/k^2, k=1..infinity );

1
 k2
k 1

> %=value(%);

1 1 2
  
k2 6
k 1

Maple juga dapat menghitung perklalian dengan cacah faktor berhingga maupun tak berhingga.
10 2
i 3 i11
Untuk menghitung hasil kali berhingga faktor  , Anda dapat menuliskan
i 0
i3
perintah-perintah Maple sebagai berikut.
> Product(((i^2+3*i-11)/(i+3)), i=0..10 );
10
i 23 i11
 i3
i 0

> %=value(%);
10
i 23 i11 -7781706512657
 i3

40435200
i 0

Anda dapat melakukan perhitungan bilangan riil dengan menggunakan tingkat keakuratan yang
Anda inginkan. Maple dapat melakukan perhitungan sampai ratusan ribu digit pada
kebanyakan sistem operasi. Perintah berikut ini menampilkan hasil perhitungan sebelumnya
sampai lima puluh digit.
> %%=evalf(%%,50);
10 2
i 3 i11
 i3 -192448.81965854008388730610952833175055397277619500
i 0

Bilangan Kompleks dan Fungsi-fungsi Khusus


Maple juga dapat digunakan untuk melakukan berbagai perhitungan bilangan kompleks. Maple
menyimpan bilangan imajiner -1 dengan simbol I (huruf I besar).
> (3+5*I)/(7+4*I);
41 23
 I
65 65

Anda dapat dengan mudah mengubah bilangan kompleks ke bentuk koordinat kutub dengan
menggunakan perintah
convert. Maple menyajikan hasilnya ke dalam bentuk polar( r,  ) dengan r adalah jari-jari
modulus dan  sudut kutubnya.
> convert(%,polar);
1 23
polar 2210 , arctan  
 65  41  
Anda dapat melakukan perhitungan secara numerik nilai-nilai fungsi elementer dan berbagai
fungsi khusus serta konstanta khusus dengan Maple. Sebagai contoh untuk menghitung nilai
konstanta e (basis logaritma alam) sampai 40 digit Anda dapat menuliskan perintah sebagai
berikut.
> evalf(exp(1.0),40);
2.718281828459045235360287471352662497757
Perhatikan fungsi Gamma, untuk menghitung nilai ( 2.5 ) tulis perintah berikut ini.
> evalf(GAMMA(2.5));
1.329340388
Akhirnya, jika Anda ingin menampilkan nilai  sampai 100 digit tuliskan perintah sebagai
berikut.
> evalf(Pi,100);
3.14159265358979323846264338327950288419716939937510582097494459230781\
6406286208998628034825342117068

Menghapus Nilai suatu Variabel


Untuk mengganti nilai sebuah variabel, gunakan variabel yang sama untuk menyimpan ekspresi
matematis lain.
> h;
h
> h:=56;
h := 56
> h;
56
> h:=sqrt(Pi);
h := 
> h;

> x:=65;
x := 65
Jika kita menuliskan ekspresi seperti di bawah ini, Maple secara otomatis memasukkan nilai x
ke dalam ekspresi tersebut.
> w:=x^2-4*x+7;
w := 3972
Untuk mendefinisikan suatu variabel umum, tulis ekspresi seperti di bawah ini.
> x:='x';
x := x
> w:=x^2-4*x+7;
w := x24 x7

Perintah restart berguna untuk menghapus semua variabel yang ada di dalam memori Maple.
> p:=4;
p := 4
> p; x; h;
4
x

Sekarang lakukan dan perhatikan hasilnya.
> restart;
> p; x; h;
p
x
h

Soal-soal Latihan
43
 Latihan 1 Hitunglah 37 dengan Maple.
 Latihan 2 Hitunglah 34 sampai 18 digit.
3
 Latihan 3 Hitunglah hampiran numerik :
7 13
 Latihan 4 Tuliskan ekspresi-ekspresi di bawah ini dan perhatikan hasilnya setelah Anda
menekan tombol ENTER.
> 4+Pi;
> evalf(%);
> %+10;
> %+10;
Dapatkah Anda menjelaskan mengapa kedua ekspresi terakhir memberikan hasil yang
berbeda?
> a:=4+Pi;
> b:=evalf(a);
> b+10;

Kalkulasi Aljabarik
Maple merupakan software "C.A.S" (Computer Algebra System). Artinya, Maple tahu setiap
aturan aljabar dalam matematika.
> restart;

Mengekspansi, Memfaktorkan, dan Menyederhanakan Ekspresi


Maple menyediakan berbagai cara yang berbeda untuk memanipulasi dan menampilkan
ekspresi-ekspresi matematis, sehingga memudahkan Anda melihat, menjelaskan, dan
menggunakannya secara efektif. Fleksibilitas ini memungkinkan Anda melakukan hal-hal seperti
mengekspansi suku-suku binomial, memfaktorkan hasilnya, menyederhanakan ekspresi-
ekspresi trigonometrik, menyimpan hasilnya ke dalam suatu variabel, dan mengkonversi suatu
ekspresi ke bentuk lain, dan sebagainya.

Mengekspansi dan Memfaktorkan Suatu Ekspresi


Contoh 1:
2
Gunakan perintah expand( ) untuk mengekspansi ( x2 ) ( 3 x3 ) ( x5 ) .
> k:=(x+2)^2*(3*x-3)*(x+5);
k := ( x2 ) 2 ( 3 x3 ) ( x5 )

> expand(k);
3 x424 x345 x212 x60

Contoh 2:
Perintah expand() juga dapat digunakan untuk menguraikan fungsi-fungsi sin( 2 x ) dan
cos( 2 x ) .
> expand(sin(2*x));
2 sin( x ) cos( x )
> expand(cos(2*x));
2 cos( x )21

Cobalah ekspansikan ekspresi-ekspresi: sin( 3 x ) , cos( 6 x ) , dsb.


Contoh 3:
1  3  1  
     
2  2  2 
Ekspansikan ekspresi x  x x  .

> h:=x^(1/2)*(x^(3/2)+x^(-1/2));
1 
h := x  x 
( 3/2 )
 
 x 

> expand(h);
x 21

Contoh 4:
15
Maple dapat mengekspansi perpangkatan binomial seperti ( xy ) . Perintah-perintah
Maple di bawah ini akan menyimpan ekspresi tersebut dan mengekspansinya.
> binom15:=(x+y)^15;
binom15 := ( xy )15

> expand(binom15);
x1515 y x14105 y2 x13455 y3 x121365 y4 x113003 y5 x105005 y6 x96435 y7 x8
6435 y8 x75005 y9 x63003 y10 x51365 y11 x4455 y12 x3105 y13 x2
15 y14 xy15

Contoh 5:
Setelah melihat hasilnya, Anda dapat menggunakan perintah factor untuk memfaktorkannya
dan menguji kebenaran hasilnya.
> factor(%);
( xy ) 15

Contoh 6:
2
Faktorkan ekspresi 3 x 10 x8
> w:=3*x^2-10*x-8;
w := 3 x210 x8

> factor(w);
( 3 x2 ) ( x4 )
Secara langsung:
> factor(3*x^2-10*x-8);
( 3 x2 ) ( x4 )
Contoh 7:
Ekspansikan ekspresi 2( x2 )( 2 x25 x2 )( x4 ) . Gunakan perintah factor( ) untuk
memfaktorkan
kembali. Bandingkan hasilnya, mengapa tampak berbeda?
> H:=2*(x-2)*(2*x^2+5*x+2)*(x+4);
H := 2 ( x2 ) ( 2 x25 x2 ) ( x4 )

> ans:=expand(H);
ans := 4 x418 x38 x272 x32

> factor(ans);
2 ( x2 ) ( 2 x1 ) ( x4 ) ( x2 )
Contoh 8:
Maple dapat memfaktorkan ekspresi dengan lebih dari satu variabel. Faktorkan ekspresi:
x2 y2 xyy
> h:=x^2*y+2*x*y+y;
h := x2 y2 x yy

> factor(h);
y ( x1 ) 2

Contoh 9:
Jika Maple tidak dapat memfaktorkan sebuah ekspresi, hasilnya sama dengan ekspresi semula.
> factor(3*x^2-10*x-9);
3 x210 x9

Contoh 10:
2 2
Maple juga dapat menfaktorkan fungsi-fungsi non-polinomial, misalnya sin xcos x .
> factor((sin(x))^2-(cos(x)^2));
( cos( x )sin( x ) ) ( cos( x )sin( x ) )
Contoh 11:
Maple juga dapat menfaktorkan ekspresi rasional.
> A:=(x^3-7*x^2+15*x-9)/(x^2+4*x+4);
x37 x215 x9
A :=
x24 x4

> factor(A);
( x1 ) ( x3 )2
( x2 ) 2

> B:=(x^3-7*x^2+15*x-9)/(x^2-4*x+3);
x37 x215 x9
B :=
x24 x3

> factor(B);
x3
Contoh 12:
Perintah numer( ) berguna untuk mendapatkan pembilang dalam sebuah ekspresi pecahan,
dan fungsi denom( ) mendapatkan penyebut sebuah pecahan.
> B:=(x^3-7*x^2+15*x-9)/(x^2-4*x+3);
x37 x215 x9
B :=
x24 x3

> factor(numer(B)); factor(denom(B));


( x1 ) ( x3 ) 2
( x1 ) ( x3 )

Menyederhanakan Ekspresi Matematis


Contoh 1:
Maple dapat menyederhanakan ekspresi rumit seperti,
cos( x )5sin( x )42 cos( x )22 sin( x )2cos( 2 x ) .
> V:=cos(x)^5+sin(x)^4+2*cos(x)^2-2*sin(x)^2-cos(2*x);
V := cos( x )5sin( x )42 cos( x )22 sin( x )2cos( 2 x )

> simplify(V);
cos( x )5cos( x )4

Contoh 2:
5 4
Sederhanakan sin( x ) cos( x ) .
> simplify(sin(5*t)+sin(3*t));
16 sin( t ) cos( t )48 sin( t ) cos( t )2

Contoh 3:
1 x
Menyederhanakan ekspresi  .
x1 x1
> M:=(1/(x+1))+(x/(x-1));
1 x
M := 
x1 x1

> simplify(M);
2 x1x2
x21

Cara lain untuk menyederhanan ekspresi pecahan adalah dengan perintah normal, yang akan
menghilangkan faktor persekutuan pada pembilang dan penyebut.
Contoh 4:
x3y3
Pecahan 2 dapat disederhanakan dengan perintah Maple sebagai berikut.
x xyy2

> normal( (x^3-y^3)/(x^2+x-y-y^2) );


y2x yx2
yx1

Menyimpan Nilai ke dalam Variabel


Seperti sudah Anda lihat contoh-contoh sebelumnya, Anda dapat menyimpan suatu ekspresi
atau hasil perhitungan ke dalam sebuah variabel dengan menggunakan tanda titik dua dan
sama dengan (:=). Pemakaian variabel sangat membantu jika Anda bekerja dengan banyak
ekspresi dan fungsi, serta jika Anda menggunakan ulang hasil-hasil perhitungan sebelumnya.
Contoh 1:
2
Simpan ekspresi 3 x 8 ke dalam variabel W.
> W:=3*x^2+8;
W := 3 x28
2
Untuk menghitung nilai 3 x 8 untuk x=4, gunakan perintah subs():
> subs(x=4,3*x^2+8);
56
Cara lain adalah menggunakan subs() pada W.
> subs(x=4,W);
56
Contoh 2:
Perintah subs( ) juga dapat digunakan untuk substitusi variabel. Untuk mengganti x pada
2
ekspresi 3 x 8 dengan 52 u , tulis ekspresi di bawah ini. Hasil substitusinya disimpan ke
dalam variabel M .
> W:=3*x^2+8;
W := 3 x28
> M:=subs(x=5+2*u,W);
M := 3 ( 52 u )28

Maple dapat mengekspansi sebuah ekspresi dengan perintah expand( ).


> expand(M);
8360 u12 u 2

Contoh 3:
Perintah subs() juga dapat digunakan untuk substitusi pada ekspresi dengan satu variabel atau
lebih.
2 x2
Ekspresi berikut mengganti x dengan 7 dan y dengan 12 pada ekspresi U 3 y .
5
> U:=(2/5)*x^2+3*y;
2
U := x23 y
5

> subs(x=7,y=12,U);
278
5

> evalf(%);
55.60000000
Contoh 4:
Perintah subs( ) dapat digunakan untuk memasukkan sebuah nila ke dalam persamaan, untuk
menguji apakah nilai tersebut memenuhi persamaan tersebut. Misalnya diketahui persamaan
x35 x27 x120 . Ekspresi-ekspresi berikut berguna untuk menguji apakah nilai x yang
dimasukkan memenuhi persamaan tersebut.
> pers:=x^3-5*x^2+7*x-12=0;
eqn := x35 x27 x120

> subs(x=3,pers);
-90
> subs(x=4,pers);
00
> subs(x=5,pers);
230
2
2
Misalkan variabel P1 menyatakan ekspresi suku banyak ( 41 x x1 ) ( 2 x1 ) .

> P1:=(41*x^2+x+1)^2*(2*x-1);
2
P1 := ( 41 x2x1 ) ( 2 x1 )
Untuk menguraikan ekspresi tersebut dapat digunakan perintah expand dengan argumen
(masukan) P1. Misalkan hasilnya disimpan ke dalam variabel P2.
> P2:=expand(P1);
P2 := 3362 x51517 x484 x379 x21

Anda dapat menghitung nilai P1 dan P2 untuk x1 dengan menggunakan perintah eval.
Samakah hasilnya?
> eval(P1,x=1); eval(P2,x=1);
1849
1849
Jadi, selain menggunakan perintah subs, Anda juga dapat menggunakan perintah eval untuk
menghitung nilai suatu ekspresi yang memuat variabel.

Pada contoh berikut kita gunakan variabel In the next example, Q untuk menyimpan hasil bagi
suatu polinomial dengan polinomial dalam bentuk normal (pecahan paling sederhana).
> pembilang:=P2;
pembilang := 3362 x51517 x484 x379 x21

> penyebut:=expand((3*x+5)*(2*x-1));
penyebut := 6 x27 x5

> Q:=normal(pembilang/penyebut);
1681 x482 x383 x22 x1
Q :=
3 x5

Fungsi: Definisi, Nilai dan Grafik


Untuk membedakan fungsi dengan ekspresi, Maple memerlukan notasi khusus untuk
mendefinisikan sebuah fungsi. Maple menyediakan beberapa cara untuk mendefinisikan fungsi.
Salah satu cara adalah menggunakan notasi anak panah (->), yang menyerupai notasi fungsi
atau pemetaan dalam matematika. Perintah unapply dapat digunakan untuk mengubah suatu
ekspresi menjadi fungsi.
Misalnya untuk mendefinisikan fungsi f(x) = cos(  x )3 pada Maple digunakan perintah:
> f:=x->cos(Pi*x)+3;
f := xcos(  x )3
Perhatikan cara menuliskannya dengan menggunakan notasi "->" untukmendefinisikan fungsi
x -> f(x). Maple tidak akan mendefinisikan fungsi jika Anda menuliskan f(x):=cos(Pi*x)+3 ;
Bandingkan ekspresi dan fungsi di bawah ini.
> y:=(x + 2)/(x^3 + 5*x + 2);
x2
y := 3
x 5 x2
> f:=x->(x + 2)/(x^3 + 5*x + 2);
x2
f := x 3
x 5 x2
2 1
Mendefinisikan fungsi xx  .
2
> f := x -> x^2+1/2 ;
1
f := xx2
2

Untuk menghitung nilai fungsi, cara yang digunakan persis sama dengan cara dalam
matematika. Maple akan menghasilkan nilai simbolik (eksak).
> f(2);
> f(a+b);
9
2
1
( ab )2
2

Perintah unapply dapat digunakan untuk mengubah suatu ekspresi menjadi fungsi.
> g := unapply(x^2 + 1/2, x); g(2);
1
g := xx2
2
9
2
3
Latihan 1 Definisikan fungsi h( x )x sin( 2 x1 ) .
Jawaban 1
> h:= x-> x^3*sin(2*x+1);
Setelah sebuah fungsi didefinisikan, kita dapat menggunakannya untuk menghitung nilainya di
titik tertentu, atau menggambar grafiknya.
> f:=x->ln(cos(5*x));
> f(x);
Membatalkan definisi fungsi:
> f:='f';

Menghitung Nilai Fungsi


> f:=x->3*x+x^2;
f := x3 xx2

> f(-1);
-2
> f(2+sqrt(5));
63 5 ( 2 5 ) 2

> evalf(f(2+sqrt(5)));
30.65247584
> f(x+4);
3 x12( x4 )2

> simplify(%);
11 x28x2

> (f(x+h)-f(x))/h;
3 h( xh )2x2
h
> simplify(%);
32 xh
Anda dapat bekerja dengan lebih dari satu buah fungsi.
> g:=x->cos(x)+1;
g := xcos( x )1
> f(g(Pi/3));
27
4

> j:=x->g(f(x));
j := xg( f( x ) )
> j(x);
cos( 3 xx2 )1

3t 2
Latihan 2 Definisikan fungsi s( t ) kemudian hitunglah s(2), s(t-3), s(t) - s(3) dan
3 t1
sederhanakan hasilnya.
Jawaban 2
> s:= t-> (3 + t^2)/(sqrt(3*t+1));
> s(2);
> s(t - 3);
> simplify (%);
> s(t) - s(3);
> simplify(%);
Pemakaian fungsi membuat Anda tidak perlu lagi menggunakan perintah subs.

Menyelesaikan Persamaan Fungsi


> g:='g';
g := g
> g:=t->t^3-6*t^2+6*t+8;
g := tt 36 t 26 t8

> solve(g(t)=0,t);
4, 1 3 , 1 3
> fsolve(g(t)=0,t);
-.7320508076, 2.732050808, 4.

Grafik Fungsi
Fungsi plot() juga dapat digunakan pada fungsi:
> h:='h'; y:='y'; x:='x';
h := h
y := y
x := x
> h:=x->x*exp(-x);
( x )
h := xx e

> plot(h(x),x=-1..4,y=-2..1);
2
Beberapa fungsi dapat digambar sekaligus. Perhatikan fungsi f( x ) 2
. Berikut akan
x 1
digambar grafik fungsi f( x1 ) , f( x3 ) dan f( x6 ) . Dapatkah Anda menjelaskan
hubungan fungsi-fungsi tersebut ?

> f:=x->2/(x^2+1);
1
f := x2 2
x 1
> plot([f(x),f(x+1),f(x-3),f(x-6)],x=-5..10,y=-1..3);

2
Latihan 3 Definisikan fungsi f( x )2 x x 5 kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini.
a) Hitung nilai f(6.5)
b) Sederhanakan f(z-4) dengan z adalah suatu variabel.
c) Plot grafik fungsi f(x)
d) Carilah semua nilai x yang memenuhi f(x)=0.
Jawaban 3
> f:=x->2*x-abs(x^2-5);
> f(6.5);
> simplify(f(z-4));
> plot(f(x),x);
> fsolve(f(x)=0,x=0..2);
> fsolve(f(x)=0,x=3..4);
( .5 x )
Latihan 4 Definisikan fungsi g( x )5 e dan h( x )x1 kemudian kerjakan:
a) Plot grafik kedua fungsi dalam sebuah sistem koordinati. Lakukan eksperimen dengan nilai-
nilai domain dan jangkauan yang berbeda.
b) Estimasikan koordinat titik potong kedua kurva dengan mengklik tombol mouse kiri.
c) Gunakan perintah fsolve( ) untuk menyelesaikan persamaan g(x)=h(x). Bagaimanakah
hubungan penyelesaian persamaan terakhir dengan jawaban Anda pada (b).
Jawaban 4
> g:=x->5*exp(-0.5*x);
> h:=x->x+1;
> plot([g(x),h(x)],x=-5..5,y=-20..20);
> plot([g(x),h(x)],x=1..2,y=1..4);
> x0:=fsolve(g(x)=h(x),x);
Penyelesaian persamaan g(x)=h(x) merupakan absis titik potong kurva y=g(x) dan y=h(x). Untuk
mencari oordniat titik potong, hitung nilai kedua fungsi pada titik absis tersebut.
> g(x0);
> h(x0);
Latihan 5 Definisikan fungsi k( x )x3 sin( 2 x ) , kemudia lakukan:
a) Plot grafik fungsi ini pada interval [-1, 8].
a) Ubah grafik pada (a) dengan memasukkan kurva y=4. Gunakan untuk mengestimasi
nilai-nilai x yang memenuhi k(x)=4.
b) Sebutkan fungsi yang grafiknya memberikan informasi sama dengan (b)
c) Gunakah perintah fsolve( ) untuk menghitung hampiran penyelesaian k(x)=4.
Jawaban 5
a)
> k:=x->x+3*sin(2*x);
> plot(k(x),x=-1..8);
b)
> plot([k(x),4],x=-1..8);
Tampak adanya tiga titik potong di x=3.25, 4.825 dan 5.95 .
c) Kita gambar grafik k(x) - 4 dan lihat titik potongnya dengan sumbu-x.
> plot(k(x)-4,x=-1..8);
Berikut kita gunakan fsolve( ) :
> fsolve(k(x)=4,x=2 .. 3.5);
> fsolve(k(x)=4,x=3.5 .. 5);
> fsolve(k(x)=4,x=5 .. 7);

Menyelesaikan Persamaan dan Sistem Persamaan/Pertidaksamaan


Maple dapat digunakan untuk menyelesaikan dan menguji kebenaran penyelesaian berbagai
persamaan aljabarik dan sistem persamaan.
Menyelesaikan Persamaan Aljabarik
Perintah Maple solve( ) berguna untuk menyelesaikan persamaan secara eksak (jika mungkin).
Perintah Maple fsolve( ) berguna untuk menghitung penyelesaian persamaan secara numerik.
Kedua perintah dapat digunakan untuk menyelesaian sistem persamaan.

Berikut adalah salah satu cara untuk menyelesaikan persamaan


3 a x2 13 x2 13 a x 10 x 5 a
x     
2 3 6 3 3
dengan Maple:
> pers1 := x^3-1/2*a*x^2+13/3*x^2 = 13/6*a*x+10/3*x-5/3*a:
> solve(pers1, {x} );
2 1
{ x }, { x-5 }, { x a }
3 2

Untuk menguji kebenaran penyelesaian tersebut, kita dapat menghitung kesamaan kedua ruas
untuk setiap nilai x yang dihasilkan oleh Maple, misalnya
> eval(pers1 , x=1/2*a );
13 2 13 2
a  a
12 12

Rumus 'abc' untuk persamaan kuadrat:


> solve(a*x^2+b*x+c=0,{x});
1 b b24 a c 1 b b24 a c
{ x }, { x }
2 a 2 a
> {x = 1/2/a*(-b+sqrt(b^2-4*a*c))}, {x = 1/2/a*(-b-sqrt(b^2-4*a*c))};
1 b b24 a c 1 b b24 a c
{ x }, { x }
2 a 2 a

Memasukkan dan memanipulasi persamaan: Perintah lhs( ) dan rhs( )


Contoh 1:
3 2 2
Simpan persamaan x 5 x 232 x 4 x8 dengan nama "pers1" .
> pers1:=x^3-5*x^2+23=2*x^2+4*x-8;
pers1 := x35 x2232 x24 x8

Contoh 2:
Pisahkan ruas kanan dan kiri dengan perintah-perintah lhs( ) dan rhs( ).
> lhs(pers1);
x 35 x 223

> rhs(pers1);
2 x24 x8

Contoh 3 :
Perintah lhs( ) dan rhs( ) dapat digunakan untuk menyusun persamaan semula, hasilnya
disimpan ke dalam variabel "pers2".
> pers2:=lhs(pers1)-rhs(pers1)=0;

Menghitung Penyelesaian Eksak dengan Perintah solve( )


Contoh 1:
3 2
Selesaikan persamaan polinomial 3 x 4 x 43 x840 .
> solve(3*x^3-4*x^2-43*x+84=0,x);
7
3, -4,
3

Perhatikan, Maple memberikan tiga buah akar.


Contoh 2:
Penyelesaian suatu persamaan dapat disimpan ke dalam sebuah vektor, untuk dapat digunakan
pada keperluan lain.
> N:=solve(x^2-5*x+3=0,x);
5 1 5 1
N :=  13 ,  13
2 2 2 2

> N[1];
5 1
 13
2 2

Contoh 3:
Penyelesaian persamaan yang tersimpan dalam sebuah variabel.
> pers1:=7*x^3-11*x^2-27*x-9=0;
pers1 := 7 x311 x227 x90

> H:=solve(pers1,x);
-3
H := -1, 3,
7
Uji bahwa setiap nilai tersebut memenuhi persamaan semula, dengan perintah subs( ).
> subs(x=H[1],pers1);
00
> subs(x=H[2],pers1);
00
> subs(x=H[3],pers1);
00
Contoh 4:
3 2
Penyelesaian yang rumit dari persamaan x 34 x 40 .
> pers1:=x^3-34*x^2+4=0;
pers1 := x334 x240

> H:=solve(pers1,x):# Terlalu rumit, tidak ditampilkan di sini.


Dalam penyelesaian di atas I menyatakan -1 . Apabila penyelesaian rumit seperti itu, lebih
baik selesaikan secara numerik, dengan evalf( ).
> evalf(H);
33.99653908.2 10 -9 I, -.3412885427.8590254040 10 -8 I,
.3447494447.8730254040 10 -8 I

Contoh 5:
x
 
4
Selesaikan persamaan 5 e 43 .
> solve(5*exp(x/4)=43,x);
43
4 ln  
5
Contoh 6:
Terkadang Maple tidak menampilkan semua penyelesaian sebuah persamaan. Bagaimanakah
1
Anda dapat menuliskan semua penyelesaian persamaan sin( x ) ?
2
> solve(sin(x)=1/2,x);
1

6

Latihan 1 Selesaikan persamaan Mengapa Maple hanya menampilkan dua buah akar berlaian?
Faktorkan ruas kiri untuk mengetahui akar-akarnya.
Jawaban 1
> solve(x^3-11*x^2+7*x+147=0,x);
> factor(x^3-11*x^2+7*x+147);

Penyelesaian Secara Numerik dengan perintah fsolve( )


Perintah Maple fsolve( ) berguna untuk menghitung penyelesaian suatu persamaan secara
numerik.
Contoh 1:
4 3 2
Selesaikan persamaan berikut secara numerik: x x 17 x 6 x20
> pers:=x^4-x^3-17*x^2-6*x+2=0;
pers := x4x317 x26 x20

> fsolve(pers,x);
-3.414213562, -.5857864376, .2087121525, 4.791287847
Contoh 2:
3 x
Carilah semua penyelesaian riil persamaan berikut dengan perintah fsolve(): x 1e 0

> pers:=x^3+1-exp(x)=0;
pers := x31e x0

> fsolve(pers,x);
0.
3 x
Contoh 3: Carilah penyelesaian riil lain dari persamaan x 1e 0 . Mula-mula gambar
grafik fungsi ruas kiri.
3 x
Penyelesaian persamaan x 1e 0 merupakan absis titik-titik potong grafik
yx 31e x .
> plot(x^3+1-exp(x),x=-3..5,y=-5..15);
Grafik menunjukkan adanya empat titik potong. Untuk mencari penyelesaian persamaan yang
terletak pada interval tertentu, tambahkan selang interval x pada perintah fsolve().
> fsolve(pers,x=-1..-.2);
-.8251554697
> fsolve(pers,x=1..2); fsolve(pers,x=4..5);
1.545007279
4.567036837
Cobalah Anda menggunakan perintah fsolve() pada interval yang tidak memuat akar!

> fsolve(pers,x=2..4);
fsolve( x31e x0, x, 2 .. 4 )

Maple hanya menampilkan ekspresi yang Anda tulis secara lengkap.


> plot(x^3+1-exp(x),x=-3..50,y=-10..15);

> fsolve(pers,x=5..50);
fsolve( x31e x0, x, 5 .. 50 )

Tidak ada akar pada interval [5 , 50]!


> fsolve(pers,x=-50..-1);
fsolve( x31e x0, x, -50 .. -1 )

Tidak ada akar pada interval [-50 , -1]! Jadi keempat penyelesaian persamaan adalah: -
.8251554597, 0, 1.545007279, dan 4.567036837

Contoh 4:
x2
Selesaikan secara numerik persamaan 10 x15 cos( x15 )
20
x2
Mula-mula ubah persamaan etrsebut menjadi 1015 cos( x15 )0
20
> pers:=x^2/20-10*x-15*cos(x+15)=0;
1 2
pers := x 10 x15 cos( x15 )0
20

> plot(lhs(pers),x=-10..10);
Dari grafik terlihat adanya akar pada interval [1, 2].
> fsolve(pers,x=1..2);
1.274092075
5 3 2
Latihan 2 Carilah semua penyelesaian persamaan x 4 x 3 x 7 x10 dengan melihat
grafik fungsinya terlebih dahulu.
2
Latihan 3 Carilah semua penyelesaian persamaan x 2ln ( x5 ) dengan melihat grafik
fungsinya terlebih dahulu. Uji penyelesaian yang diperoleh dengan perintah subs().
2
Latihan 4 Grafik y10x dan y4 sin( 2 x )5 berpotongan pada interval [-5, 5].
a) Grafik kedua fungsi bersamaan kemudian estimasikan titik potongan dengan mouse.
b) Tulis sebuah persamaan yang penyelesaiannya merupakan titik-titik potong kedua
kurva.
c) Gunakan perintah fsolve( ) untuk menyelesaikan persamaan tersebut.
d) Gunakan hasil c) untuk mengestimasikan oordinat titik potong kedua kurva.
e) Grafik tampak seolah ada titik potong di sekitar (1,9). Gunakan fsolve( ) dan/atau grafik
pada interval di sekitar titik tersebut untuk menunjukkan bahwa tidak ada titik potong
kedua kurva di sekitar lokasi tersebut.
Jawaban 4
> y1:=10-x^2;
> y2:=4*sin(2*x)+5;
a) Grafik kedua fungsi
> plot([y1,y2],x=-5..5);
Terdapat dua titik potong di sekitar titik-titik: (-1.8, 6.6) dan ( 2.75, 2) .
b) Bentuk persamaan y1=y2.
> pers:= y1=y2;
c) Selesaikan persamaan tersebut dengan fsolve()
> x_soln1:=fsolve(y1=y2,x=-4..0);
> x_soln2:=fsolve(y1=y2,x=0..4);
d) Gunakan subs( ) untuk mencari oordinat titik potong.
> y_soln1:=subs(x=x_soln1,y1);
> y_soln2:=subs(x=x_soln2,y1);
Jadi titik-titik potongnya adalah: (-1.800,6.763) dan (2.773,2.311)
e) Grafik lebih deotil di sekitar x=1.
> plot([y1,y2],x=.5..1.5);
Tidak ada titik potong di sekitar x=1. Pemakaian fsolve() juga tidak menghasilkan
penyelesaian:
> fsolve(y1=y2,x=.5..1.5);
Menyelesaikan Persamaan Literal
> restart:
Selesaikan persamaan literal 4v2 Tkg terhadap g:
> solve(4-v=2*T-k*g,g);
4v2 T
k

Cara yang lebih baik untuk menampilkan hasilnya adalah:


> g=solve(4-v=2*T-k*g,g);
4v2 T
g
k

Latihan 5 Selesaikan persamaan di atas terhadap variabel T, k dan v.

Penyelesaian Persamaan-persamaan Khusus


Contoh-contoh berikut ini memperlihatkan bagaimana kita dapat menggunakan Maple untuk
menyelesaikan jenis-jenis persamaan lain, yakni yang melibatkan fungsi trigonometri dan harga
mutlak.

Menyelesaikan persamaan trigonometri.


> solve(arccos(x)-arctan(x)=0, {x});
1
{ x 22 5 }
2
2
2
Menyelesaikan persamaan harga mutlak ( z z2 ) 1 9 .
> solve(abs((z+abs(z+2))^2-1 )^2=9,{z});
{ z0 }, { z-2 }

Menyelesaikan Sistem Persamaan


Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier (SPL) dengan solve( ).
> restart:
> with(plots):
Warning, the name changecoords has been redefined

Contoh 1:
Selesaikan dua buah persamaan : 3 x2 y3 dan xy4
> solve({3*x+2*y=3,x-y=-4});
{ x-1, y3 }
Penyelesaian tersebut merupakan titik potong kedua kurva dari masing-masing persamaan.
> y1:=solve(3*x+2*y=3,y);
3 3
y1 :=  x
2 2

> y2:=solve(x-y=-4,y);
y2 := x4
> gb1:=plot([y1,y2],x=-5..5):
> gb2:=plot([[-1,3]],style=point,color=blue,symbol=circle):
> display([gb1,gb2]);

Contoh 2:
Selesaikan SPL: { xyz1, 3 xy3, x2 yz0 }
> solve({x+y+z=1, 3*x+y=3, x-2*y-z=0});
4 3 -2
{ x , y , z }
5 5 5

Latihan 6 Selesaikan SPL: { 4 x3 y12, 5 x7 y35 } . Uji hasilnya dengan
memasukkannya ke dalam kedua persmaaan.
Jawaban 6
> spl:={4*x+3*y=12, 5*x-7*y=35};
> solusi:=solve(spl);
> subs(x=189/43,y=-80/43,spl);
SPL dengan Takberhingga Penyelesian

Contoh 1:
Selesaikan SPL : { xyz1, 3 xy3 } .
> solusi:=solve({x+y+z=1, 3*x+y=3});
1 3
solusi := { x1 z, y z, zz }
2 2

Maple memberikan penyelesaian umum yang dinyatakan dalam x. Ganti nilai x dengan 4,
misalnya.
> subs(x=4,solusi);
3 1
{ y z, 41 z, zz }
2 2

Salah satu penyelesaian adalah : x=4, y= -9 dan z=6. Uji bahwa ini memenuhi SPL semula.
> subs(x=2,solusi);
3 1
{ y z, 21 z, zz }
2 2

Jadi contoh dua penyelesaian adalah: (x,y,z) = (4, -9, 6) dan (2, -3, 2).
Latihan 7 Selesaikan SPL : { x2 yz2, 3 xy1 } dan tentukan sedikitnya tiga
penyelesaian khusus.
Jawaban 7
> spl:={ x+2*y+z=2 , 3*x+y=1 };
> solusi:=solve(spl);
Diperoleh penyelesaian khusus untuk nilai x = 1,2, 3, dan 4. Cek kebenaran penyelesaian ini:
> subs(x=1,spl);
> subs(x=2,spl);
> subs(x=3,spl);
> subs(x=4,spl);

Menyelesaikan Sistem Pertidaksamaan


Contoh-contoh berikut memperlihatkan bagaimana mudahnya menyelesaikan sistem
pertidakasamaan dengan Maple.
Berikut adalah bagaimana kita dapat menyelesaikan sistem pertidaksamaan,
1
x21, y21, xy .
2
> solve({x^2<1,y^2<=1,x+y<1/2},{x,y});
1
{ -1y, y1, xy , -1x, x1 }
2

Kita dapat menyelesaikan suatu pertidaksamaan yang melibatkan beberapa variabel, seperti
4
xy 10 . Untuk mencari penyelesaikan x yang dinyatakan dalam y, dapat digunakan
xy
perintah Maple sebagai berikut.
> ineq:=x+y+4/(x+y)<10:
> solve(ineq,{x});
{ xy }, { 5 21 yx, x5 21 y }

Soal-soal Latihan
2
Latihan 1 Simpan ekspresi x 4 x3 ke dalam variabel k . Selanjutnya, simpan ekspresi
k 29 ke dalam variabel M . Akhirnya hitung 3 M6 .
4
Latihan 2 Ekspansikan ( 1x ) dengan menggunakan perintah expand( ).
3 2 1 2
Latihan 3 Misalkan Pa x b x cxd . Carilah P jika x.1e-1 , a , b ,
5 5
13
c0 , dan d  .
15
Latihan 4 Gunakan perintah subs( ) untuk menguji apakah nilai-niali x= 1, 2 atau 3 memenuhi
3 2
persamaan x 16 x 51 x360 .
n
Latihan 5 Ekspansikan ( x1 ) untuk n =2, 3 dan 4.
4 3 2
Latihan 6 Faktorkan ekspresi 3 x 2 x 22 x 18 x45 .
1 3
   
2 2
Latihan 7 Faktorkan ekspresi x x dan gunakan perintah expand() untuk menguji
hasilnya.
7 3x
Latihan 8 Sederhanakan 
x2 ( x2 )2
Latihan 9 Gunakan perintah simplify() pada ekspresi sin( 3 t )sin( 7 t ) , dan perhatikan
hasilnya.
Komputer sebagai Media Pembelajaran Matematika
Penggunaan MAPLE untuk Pembelajaran KALKULUS

Bagian I: Kalkulus Diferensial

A. Tentang Limit

Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana konsep limit secara numerik, grafik, dan simbolik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep dan aplikasi limit. Untuk itu, jalankan program
Maple dan tulis perintah sebagai berikut untuk mengawalinya.
> restart; with(plots):

1. Tinjauan ulang Fungsi & Plot


Format pendefinisian sebuah fungsi di dalam Maple semula mungkin tampak membingungkan ditinjau
dari bahasa komputer, namun sesungguhnya notasi Maple sangat sesuai dengan konsep matematik. Di
dalam Maple komponen-komponen di dalam definisi sebuah fungsi meliputi:
(1) nama fungsi, (2) tanda := (titik dua dan sama dengan), (3) nama-nama variabel bebas, (4)
tanda panah dengan simbol strip dan lebih besar (->), (5) rumus fungsi, dan (6) tanda titik
koma (;).
4 2 5
Perhatikan contoh di bawah ini, untuk mendefinisikan fungsi f( x )x 4 x  .
x4
> f := x -> x^4-4*x^2+5/(x+4);
5
f := xx 44 x 2
x4
Untuk menggambar grafik fungsi dapat digunakan perintah plot dengan argumen rumus atau nama fungsi
dan domain (nilai-nilai) variabel bebas. Berikut diberikan beberapa contoh bagaimana menggambar grafik
fungsi dengan Maple.
> plot(9-x^3,x=-4..4); # rumus fungsi langsung ditulis

> plot(f(x), x=-4..4); # nama fungsi dan variabel


> plot(f(x),x=-4..4,y=-4..4); # jangkauan x & y dibatasi

Grafik beberapa fungsi juga dapat digambar dengan sebuah perintah plot.
> plot({x,x^2,x^3,x^4},x=-1..1);

2. Pendekatan Geometris terhadap Limit


Setelah melihat kembali beberapa konsep dasar, sekarang akan dinjau konsep limit dari sudut pandang
geometris. Konsep limit mungkin terlihat sulit dipahami, namun ide tentang limit amatlah sederhana jika
ditinjau secara geometris. Berikut diberikan sebuah diagram yang memperlihatkan kurva sebuah fungsi
dan titik-titik yang mendekati sebuah titik dari kiri dan kanan.
> f := x -> 3+(x-2)*cos((x-2)); a:=2: kiri:=-1: kanan:=5:
f := x3( x2 ) cos( x2 )
> display(plot(f(x), x=kiri..kanan, color=green),
plot({[[a,0],[a,f(a)]],[[0,f(a)],[a,f(a)]]},x=kiri..kanan,
linestyle=3,color=gold,thickness=2),
plot([[a-1/n,f(a-1/n)] $n=1..20],x=kiri..kanan,
style=point, symbol=circle, color = red),
plot([[a+1/n,f(a+1/n)]$n=1..20],x=kiri..kanan,
style=point, symbol=circle, color = blue));

Misalkan (a,f(a)) adalah sebuah titik pada kurva yf( x ) . Pada diagram di atas diperlihatkan titik-titik
pada kurva tersebut apabila x mendekati a dari kiri dan dari kanan garis xa . Dengan mengamati
nilai y pada saat x hampir mendekati a dari kiri, Anda dapat menebak limit kiri. Secara serupa,
dengan mengamati nilai y pada saat x hampir mendekati a dari kanan, Anda dapat menebak limit
kanan. Jika titik-titik tersebut bertemu di titik ( a, f( a ) ), maka limit f di a ada dan sama dengan
f( a ) .

Berikut diperlihatkan sebuah contoh di mana limit kiri dan limit kanan sebuah fungsi tidak sama.
>f:=x->Heaviside(x-1)-Heaviside(1-x); a:=1: kiri:=-2: kanan:=4:
f := xHeaviside( x1 )Heaviside( 1x )
> display(plot(f(x),x=kiri..kanan, color=green),
plot({[[a,0],[a,f(a)]],[[0,f(a)],[a,f(a)]]},x=kiri..kanan,
linestyle=3,color=gold, thickness=2),
plot([[a-1/n,f(a-1/n)]$n=1..20],x=kiri..kanan,
style=point, symbol=circle, color = red),
plot([[a+1/n,f(a+1/n)]$n=1..20], x=kiri..kanan,
style=point, symbol=circle, color = blue));

Pada kasus ini, fungsinya tidak kontinyu, karena mempunyai lompatan di x =1. Titik-titik di sebelah kiri
x=1 mendekati nilai y-1 apabila nilai x mendekati 1. Sebaliknya, titik-titik di sebelah kanan x =1
mendekati nilai y1 apabila nilai x mendekati 1. Dalam hal dikatakan fungsi tersebut tidak
mempunyai limit di x =1.

3. Pendekatan Numeris terhadap Limit


Setelah melihat apa yang terjadi secara geometris, sekarang kita akan meninjau fungsi yang sama secara
numeris. Kita akan menghitung nilai-nilai f( x ) untuk x mendekati a dari kiri ( xa ) dan dari kanan
( ax ).
> f := x -> 3+(x-2)*cos((x-2)); a:=2:
f := x3( x2 ) cos( x2 )
Tabel nilai-nilai f( x ) untuk x mendekati a =2 dari kiri:
>array([seq([evalf(a-10^(-k),15),evalf(f(a-10^(-k)),15)],k=1..12)]);
1.90000000000000 2.90049958347220
 
1.99000000000000 2.99000049999583
 
 
1.99900000000000 2.99900000050000
 
1.99990000000000 2.99990000000050
 
 
1.99999000000000 2.99999000000000
 
 
1.99999900000000 2.99999900000000
 
 
1.99999990000000 2.99999990000000
 
1.99999999000000 2.99999999000000
 
 
1.99999999900000 2.99999999900000
 
 
1.99999999990000 2.99999999990000
 
 
1.99999999999000 2.99999999999000
 
1.99999999999900 2.99999999999900
 
Tabel nilai-nilai f( x ) untuk x mendekati a =2 dari kanan:
>array([seq([evalf(a+10^(-k),15),evalf(f(a+10^(-k)),15)],k=1..12)]);
2.10000000000000 3.09950041652780
 
2.01000000000000 3.00999950000417

 
2.00100000000000 3.00099999950000

2.00010000000000 3.00009999999950

 
2.00001000000000 3.00001000000000

 
2.00000100000000 3.00000100000000

 
2.00000010000000 3.00000010000000

2.00000001000000 3.00000001000000

 
2.00000000100000 3.00000000100000

 
2.00000000010000 3.00000000010000

 
2.00000000001000 3.00000000001000

2.00000000000100 3.00000000000100

Dari kedua tabel di atas, Anda dapat melihat bahwa nilai-nilai y semakin mendekati 3 baik untuk x
yang mendekati 2 dari kiri maupun kanan. Dari kenyataan ini Anda dapat menebak bahwa limit f di
x2 ada, yakni 3.

Sekarang cobalah buat tabel nilai-nilai fungsi seperti di atas untuk kasus fungsi berikut ini dengan a3 .
> f := x->piecewise(x<3,-5+x,x<=6,20-x^2,x<10,2*x +1.1); a:= 6:
f := xpiecewise( x3, 5x, x6, 20x 2, x10, 2 x1.1 )
Dalam kasus ini Anda akan mendapatkan bahwa limit kiri dan limit kanan tidak sama. Nilai limit kiri adalah
-2, sedangkan nilai limit kanan adalah 11. Apabila nilai limit kiri tidak sama dengan nilai limit kanan
dikatakan limitnya tidak ada.

4. Pendekatan Simbolik terhadap Limit


Maple dapaat digunakan untuk menghitung limit fungsi scara simbolik. Perintah Limit dengan "L" besar
dapat digunakan untuk menghitung limit suatu fungsi seperti notasi baku dalam matematika.
Pemakaiannya sangat mudah, tuliskan rumus atau nama fungsi dan nilai di mana limit hendak dihitung.
Untuk menghitung limit kanan atau kiri gunakan kata-kata "right" atau "left" sebagai argumen ketiga.
Perhatikan contoh di bawah ini.
> f := x -> 3+(x-2)*cos((x-2)); a := 2:
f := x3( x2 ) cos( x2 )
> plot([f(x),[[2,0],[2,f(2)]],[[2,f(2)],[0,f(2)]]],x=0..5);

> Limit(f(x),x=a, left): % = value(%);


lim 3( x2 ) cos( x2 )3
x 2-

> Limit(f(x),x=a, right): % = value(%);


lim 3( x2 ) cos( x2 )3
x 2+

> Limit(f(x),x=a): % = value(%);


lim 3( x2 ) cos( x2 )3
x 2

B. Definisi Derivatif

Pada bagian ini kita akan mengembangkan konsep derivatif, secara geometris dan aljabaris. Kita akan
melihat tali-tali busur yang melewati dua buah titik pada kurva sebuah fungsi dan melihat bagaimana
sekumpulan tali busur yang melewati sebuah titik tetap mengarah kepada definisi garis singgung.
Akhirnya, kita akan menghitung derivatif sebuah fungsi dengan menggunakan definisi derivatif dan selisih
terbagi. Seperti biasanya, jalankan program Maple (jika belum), kemudian tuliskan perintah awal sebagai
berikut.
> restart; with(plots):

1. Tali Busur
Suatu tali bususr adalah sebuah garis lurus yang melalui dua buah titik pada sebuah kurva suatu fungsi.
Berikut ditunjukkan pemakaian Maple untuk menggambar tali-busur pada sebuah kurva suatu fungsi.
Mula-mula kita definisikan sebuah fungsi dan dua buah nilai x , yakni xa dan xb :
> f := x -> 20-10*cos(x)+(x^2)*sin(x); a := 1; b:=3;
f := x2010 cos( x )x 2 sin( x )
a := 1
b := 3
Selanjutnya kita hitung gradien garis (tali-busur) yang melalui titik ( a, f( a ) ) dan ( b, f( b ) ) dengan
menggunakan rumus biasa:
> m := evalf(f(b)-f(a))/(b-a);
m := 7.865778560
Berikutnya kita definisikan tali busur sebagai fungsi L( x ) dengan menyelesaikan persamaan
yf( a )m( xa ) . Akhirnya kita gambar kurva yf( x ) dan yL( x ) .
> L := x-> f(a)+m*(x-a);
L := xf( a )m ( xa )
> display(plot({f(x),L(x)},x=0..8,thickness=2),
plot({[[a.0].[a,f(a)]],[[b,0],[b,f(b)]]},x=0..8,color=blue));

Anda dapat mencoba menggambar tali-tali busur yang lain pada kurva tersebut.

2. Garis Singgung
Apabila tali-busur melalui dua titik berlainan pada kurva sebuah fungsi, garis singgung melalui tepat
sebuah titik pada kurva suatu fungsi. Sekalipun ada tak berhingga garis yang melalui titik tersebut, namun
hanya ada tepat satu garis singgung yang melalui suatu titik pada sebuah kurva. Garis-garis singgung
memberikan arah perjalanan sebuah kurva. Salah satu tujuan utama kalkulus adalah mencari gradien
garis-garis singgung karena mereka memberikan informasi tentang arah kurva pada setiap titik.

Tuliskan perintah-perintah Maple berikut ini pada layar Maple untuk memperlihatkan sebuah animasi
garis-garis singgung pada kurva sebuah fungsi di titik-titik yang berlainan. Klik gambar yang dihasilkan,
kemudian klik tombol "Play" (berupa simbol bukan tulisan).
> f := x -> x^3-4*x^2+2*x+2:
> T := (x,a) -> f(a)+(x-a)*D(f)(a):
> display(plot(f(x),x= -2..4,y=-4..8,thickness=3,color=red),
animate(T(x,t),x=-2..4,t=-1.1..3.9,color=blue,frames=100));

3. Keluarga Tali Busur


Salah satu tujuan utama kalkulus adalah mencari gradien garis-garis singgung kurva. Akan tetapi, tidaklah
mungkin (tanpa mengetahui metode kalkulus) menghitung gradien sebuah garis singgung dengan hanya
y2 y1
mengetahui sebuah titik tinggung (karena rumus m memerlukan dua buah titik berlainan). Di
x2 x1
sisi lain, cukuplah mudah menghitung gradien tali busur. Kita akan menggunakan sesuatu yang mudah
didapat untuk memperoleh sesuatu yang sulit didapat. Pendekatan yang kita gunakan adalah menaksir
gradien garis singgung dengan menghitung gradien tali-tali busur yang semakin mendekati garis singgung.

Sebuah diagram akan memperlihatkan gagasan tersebut. Kita akan menggambar suatu keluarga tali busur
2  2
yang melalui sebuah titik tetap ( c, f( c ) ) dan titik lain berbentuk ( c , f c  ) secara bersamaan
k k  
dan kita ingin mencari garis singgung di titik tersebut. Kedua titik tersebut akan semakin dekat semakin
besar nilai k . Berikut adalah perintah-perintah Maple yang dapat digunakan.
> c := 2;
c := 2
> f := x-> 20-10*cos(x)+(x^2)*sin(x);
f := x2010 cos( x )x 2 sin( x )
> TB := (a,b) -> f(a)+((f(b)-f(a))/(b-a))*(x-a);
( f( b )f( a ) ) ( xa )
TB := ( a, b )f( a )
ba
> display(plot(f(x),x=0..8,y=-15..40,color=red,thickness=2),
plot({TB(c,c+2/k)$k=1..8},x=0..8,y=-15..40,color=blue), pointplot([c,f(c)]));

Terlihat bahwa keluarga tali-busur semakin mendekati garis singgung. Akibatnya, gradien tali-tali busur
juga mendekati gradien garis singgung. Berikut adalah pandangan yang lebih dekat hal yang sama untuk
memperlihatkan apa yang terjadi secara lebih jelas.
>display(pointplot([c,f(c)]),plot(f(x),x=(c-1)..(c+1),y=0..40,
thickness=2),plot({TB(c,c+2/k)$k=2..8},x=(c-1)..(c+1),
y=0..40,color=blue));

4. Definisi Derivatif
Sekarang kita akan melihat gradien garis singgung dan derivatif dari sudut pandang aljabar.
Misalkan kita punya fungsi sebagai berikut.
> f := x-> x^3 + 1;
f := xx 31
Pertama-tama, kita akan mencari gradien garis singgung kurva di x2 . Untuk ini, kita menghitung
gradien tali busur yang melalui titik ( 2, f( 2 ) ) dan ( 2h, f( 2h ) ), menyederhanakan ekspresinya,
dan mengambil limitnya untuk h mendekati 0, serta mengubahnya ke nilai (bilangan) desimal. Gradien
tali busur yang melalui titik ( 2, f( 2 ) ) dan ( 2h, f( 2h ) ) adalah:
> (f(2+h)-f(2))/h;
( 2h ) 38
h
Sederhanakan ekspresi tersebut:
> simplify( % );
126 hh2
Ambil limitnya untuk h mendekati 0:
> limit(%,h=0);
12
Hitung nilai tersebut sebagai bilangan desimal.

> gradien_garis_singgung:=evalf(%);
gradien_garis_singgung := 12.
Apabila langkah-langkah di atas diulangi dengan membiarkan nilai x berupa variabel, maka akan
diperoleh gradien garis singgung kurva yf( x ) di titik ( x, f( x ) ):
> (f(x + h) - f(x) )/ h;
( xh ) 3x 3
h
> simplify();
3 x 23 x hh2
> limit( %, h=0);
3 x2

C. Lebih Jauh tentang Turunan (Derivatif) Fungsi

Setelah mempelajari konsep limit dan turunan, sekarang kita akan membahas berbagai cara untuk
menghitung turunan fungsi, bagaimana menghasilkan tabel turunan untuk melihat kecenderungan,
menghitung turunan tingkat tinggi, dan membuat garis-garis singgung kurva. Seperti biasanya, jika Anda
belum menjalankan Maple, jalankan Maple dan tulis perintah awal sebagai berikut.
> restart; with(linalg):

1. Sekali lagi tentang Derivatif


Pada bagian sebelumnya kita telah belajar bagaimana mencari derivatif melalui "jalan panjang". Sekarang
kita akan menggunakan perintah Maple untuk menghitung derivatif suatu fungsi. Perintah yang
digunakan adalah diff atau dengan operator D.
Perhatikan contoh di bawah ini. Mula-mula kita definikan fungsinya seperti biasa,malnya:
> f := x -> sqrt(1+x^2);
f := x 1x 2
Untuk menghitung derivatif dengan menggunakan perintah diff diperlukan dua buah parameter, yakni
fungsi dan variabel terhadap mana derivatif dilakukan. Untuk menghitung turunan fungsi di atas dapat
digunakan perintah Maple sebagai berikut.
> diff( f(x),x);
x
1x 2
Hasil yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan operator derivatif D seolah-olah operator D ini
bertindak sebagai fungsi sehingga cara pemaaianya sangatlah mudah. Perhatikan seksama contoh
perhitungan derivatif dengan menggunakan operaor D berikut ini.
> D(f)(x);
x
1x 2

Masih terdapat cara lain untuk menghitung derivatif suatu fungsi pada Maple, yakni dengan
menggunakan perintah Diff. Akan tetapi, perintah Diff, tidak secara langsung menghasilkan ekspresi hasil
df
turunan, melainkan notasi seperti dalam mtematika, yakni , dan untuk menghasilkan ekspresi
dx
turunannya digunakan perintah value. Perhatikan contoh sebagai berikut untuk menghitung turunan
fungsi di atas.
> Diff(f(x),x); %=value(%);

1x 2
x
 x
1x 2 
x 1x 2
Jadi, Anda dapat menyimpulkan bahwa diff(f(x),x)=value(Diff(f(x),x)).

2. Tabel Derivatif
Selain menghitung derivatif sebuah fungsi, kita dapat menggunakan sebuah perintah Maple untuk
menghitung tabel turunan beberapa fungsi hanya dengan mengunakan sebuah perintah Maple. Dengan
perkataan lain, kita dapat menghasilkan matriks derivatif suatu matriks fungsi. Cara ini dapat
memudahkan kita melihat pola dan kecenderungan suatu derivatif. Berikut adalah contoh menghitung
matriks derivatif. Perhatikan perintah-perintah Maple yang dipakai.
> A:=matrix(2,2,[sin(x), x^2+x+3, exp(x), cos(x^2)]);
2
sin( x ) x x3

A :=  x 
 e 2 
 cos ( x ) 
> Turunan_A:=map(diff,A,x);
cos( x ) 2 x1 
Turunan_A :=  x 
 e
 2 sin( x 2 ) x
Untuk menghitung turunan baran fungsi lebih mudah lagi, seperti contoh di bawah ini.
> matrix(2,11,['f(x)',seq(x^k,k=1..10),D('f(x)'),seq(diff(x^k,x),
k= 1..10)]);
 f( x ) x x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x 10 
 
D( f( x ) ) 1 2 x 3 x 2 4 x 3 5 x 4 6 x 5 7 x 6 8 x 7 9 x 8 10 x 9
 
> matrix(1,11,['f(x)', seq(x^k,k=1..10)]);
[f( x ) x x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 x 7 x 8 x 9 x 10]
Perhatikan pola pada tabel turunan berikut ini.
> matrix(2,11,['f(x)',seq(x^k,k=-5..4),D('f(x)'),seq(diff(x^k,x),
k=-5..4)]);
 f( x ) 1 1 1 1 1
 1 x x2 x3 x 4 
 x5 x4 x3 x2 x 
 
 
 1 1 1 1 1 3
D( f( x ) ) 5 6 4 5 3 4 2 3  0 1 2x 3 x2 4 x 
 
 x x x x x2 
Berikut adalah tabel turunan fungsi-fungsi sin(x), sin(2x), sin(3x), sin(4x), dan sin(5x). Dapatkah Anda
melihat pola yang ada? Perhatikan pula perintah-perintah Maple yang dipakai, berbeda dengan perintah-
perintah sebelumnya.
> transpose(array([seq([sin(k*x),diff(sin(k*x),x)],k=1..5)]));
 sin( x ) sin( 2 x ) sin( 3 x ) sin( 4 x ) sin( 5 x ) 
 
cos( x ) 2 cos( 2 x ) 3 cos( 3 x ) 4 cos( 4 x ) 5 cos( 5 x )
Cobalah Anda berlatih membuat tabel atau matriks turunan baran atau matriks fungsi, baik yang
beraturan maupun bebas (sebarang fungsi).

3. Menghitung Nilai Derivatif


Oleh karena derivatif suatu fungsi adalah fungsi, maka kita dapat menghitung nilai derivatif di berbagai
nilai x . Dengan kata lain, kita dapat mengganti nilai x pada f'(x), malnya untuk menghitung nilai f'(a).
Nilai ini tidak lain adalah gradien gar singgung di titik ( a, f( x ) ). Dalam Maple hal ini dapat dilakukan
dengan setidaknya menggunakan tiga cara.

Pertama, dengan menggunakan perinah diff kita masih memerlukan perintah kedua, yakni eval untuk
mendapatkan hasilnya. Kedua, dengan menggunakan operator D, penulannya menjadi lebih singkat.
Ketiga, dengan menghitung nilai fungsi turunan. Bandingkan ketiga cara sebagai berikut. Cara manakah
yang paling nyaman dan mudah dipakai?
> f := x -> x^4 + x^3 - 5*x^2 + 60;
f := xx 4x 35 x 260
> diff( f(x), x); eval(%, x=3);
4 x 33 x 210 x
105
> D(f)(3);
105
> g:=x -> D(f)(x); g(3);
g := x4 x 33 x 210 x
105
Dapatkah Anda menggunakan cara lain untuk menghitung nilai turunan suatu fungsi di suatu titik?
4. Garis Singgung
Seperti sudah Anda ketahui, nilai turunan f( x ) di xa merupakan gradien gar singgung kurva di titik
(a,f(a)). Persamaan gar singgung tersebut dapat dinyatakan sebagai y = f(a) + f'(a)*(x-a). Dalam contoh
berikut kita definikan fungsi f dan kita tentukan persamaan gar singgungnya di titik a2 . Fungsi T
menatakan fungsi gar singgung f . Grafik kedua fungsi kita gambar pada sumbu koordinat yang sama.
Perhatikan langkah-langkanya.
> a :=2;
a := 2
> f :=x -> 2+ sin(x^2)/(x-1);
sin( x 2 )
f := x2
x1
> T := x -> f(a) + D(f)(a) *(x-a);
T := xf( a )D( f )( a ) ( xa )
> plot( {f(x),T(x)},x=-2..5,y=-10..10,dcont=true);

Seperti pada pembahasan dan contoh sebelumnya, jika Anda perhatikan, untuk mendefinikan fungsi
turunan kita menggunakan operator D, bukan perintah Maple diff atau Diff.

5. Derivatif Tingkat Tinggi


Dengan menggunakan perintah diff atau operator D pada Maple kita dapat menghitung derivatif tingkat
tinggi, malnya turunan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Perhatikan contoh-contoh berikut ini.
> f := x -> x^3+x^2+x+7;
f := xx 3x 2x7
> diff(f(x),x); diff(f(x),x$2); diff(f(x),x$3);
3 x 22 x1
6 x2
6
> D(f)(x); (D@@2)(f)(x); (D@@3)(f)(x);
3 x 22 x1
6 x2
6
Seperti Anda lihat, jika kita gunakan perintah diff, simbol dollar ($) digunakan di belakang variabel
penurunan untuk menyatakan derajad turunan yang diinginkan. Jika Anda menggunakan operator D,
simbol at (@) dipakai di belakang operator tersebut untuk menyatakan derajad turunan yang diinginkan.

Kita juga dapat menghasilkan tabel berbagai tingkat turunan sebuah fungsi, seperti contoh berikut ini.
> f := x -> sin(7*x);
f := xsin( 7 x )
> transpose(array([seq([k,(D@@k)(f)(x)],k=0..4)]));
 0 1 2 3 4 
 
sin( 7 x ) 7 cos( 7 x ) 49 sin( 7 x ) 343 cos( 7 x ) 2401 sin( 7 x )
Tabel tersebut merupakan tabel turunan ke- k fungsi f( x )sin( 7 x ) . Perhatikan, untuk k0
hasilnya adalah fungsi itu sendiri. Berikut adalah tabel turunan fungsi lain.
> f := x -> sqrt(x);
f := sqrt
> transpose(array([seq([k,(D@@k)(f)(x)],k=0..4)]));
0 1 2 3 4 
 
 1 1 1 1 3 1 15 1 
 x  
 16 x ( 7/2 ) 
 2 x 4 x ( 3/2 ) 8 x ( 5/2 )
 

6. Grafik Fungsi & Fungsi Turunannya


Sekali lagi, derivatif sebuah fungsi juga merupakan fungsi. Hal ini berlaku untuk turunan kedua, ketiga,
dan yang lebih tinggi. Fungsi-fungsi f(x), f'(x), f''(x), ... dapat kita gambarkan bersama-sama pada sbuah
sumbu koordinat. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah menggunakan Maple. Perhatikan contoh di
bawah ini.
> f := x->sqrt(1+x^2); plot({(D@@k)(f)(x)$k=0..4},x=-2..2);
f := x x 21

Perhatikan dengan cermat, kita cukup menggunakan sekali perintah plot untuk menggambar kurva
sebuah fungsi fungsi-fungsi turunannya.

Anda perlu melakukan inspeksi secara hati-hati untuk mengetahui mana kurva suatu fungsi. Berikut
adalah beberapa petunjuk yang dapat Anda gunakan:
1. Apabila f(x) mulus dan mempunyai maksimum atau minimum lokal, f'(x) memotong sumbu-x.
2. Apabila f(x) naik, f'(x) di atas sumbu-x.
3. Apabila f(x) turun, f'(x) di bawah sumbu-x.
4. Apabila f(x) cekung ke atas, f'(x) naik, dan f''(x) di atas sumbu-x.
5. Apabila f(x) cekung ke bawah, f'(x) decreasing, dan f''(x) di bawah sumbu-x.
D. Bentuk Kurva
Pada bagian ini Anda akan melakukan eksplorasi hubungan antara turunan pertama dan kedua suatu
fungsi dan bentuk kurvanya. Penelaahan konsep-konsep ini dari sudut pandang aljabarik dan geometrik
akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana nilai turunan mempengaruhi bentuk kurva dan sebaliknya
mengenalinya dari kurva fungsi.
> restart; with(plots):

1. Pendekatan Simbolik
Derivatif sebuah fungsi memberikan banyak informasi tentang bentuk kurva fungsi tersebut. Turunan
pertama memberitahukan apakah kurvanya naik atau turun. Apabila f'(x) > 0, maka fungsinya naik, dan
apabila f'(x) < 0, maka fungsinya turun. Dengan Maple kita dapat mencari interval di mana kurva suatu
fungsi naik atau turun. Perhatikan contoh berikut ini untuk mengetahui interval di mana kurva fungsi naik.
> f := x -> x^3-x^2-x+4;
f := xx 3x 2x4
> Naik := solve(D(f)(x)>0,{x});
-1
Naik := { x }, { 1x }
3
Untuk meyakinkan hal itu, kita dapat menggambar kurva fungsinya.
> plot(f(x),x=-1.5..2);

Secara serupa, turunan kedua menginformasikan apakah kurva fungsinya cekung ke atas atau ke bawah.
Turunan kedua positif (f"(x) > 0) menunjukkan kurva cekung ke atas, sedangkan turunan kedua negatif
menunjukkan kurva cekung ke bawah. Perhatikan cara menentukan interval di mana kurva cekung ke atas
dengan Maple di bawah ini.
> Cekung_atas := solve((D@@2)(f)(x)>0,{x});
1
Cekung_atas := { x }
3
Bandingkan hasil numerik ini dengan kurva di atas.

Perhatikan juga cara Maple menuliskan interval jawaban. Maple memberikan notasi yang berlainan
dengan notasi matematika biasa untuk menyatakan interval. Beberapa contoh adalah sebagai berikut.

Output Maple : {x < 5} , {9 < x}; {2 < x , x < 3}


Notasi Himpunan : {x : x < 5 or 9 < x}; {x : 2 < x < 3 }
Notasi Interval : ( -inf, 5) U ( 9, inf); (2 , 3)

Dalam beberapa masalah Maple memberikan jawaban yang benar namun mungkin agak rumit
kelihatannya. Kerumitan ekspresi ini dapat diatasi atau dihindari dengan menggunakan perintah evalf(%)
yang langsung digunakan setelah perintah terakhir. Perhatikan contoh-contoh di bawah ini.
> f := x -> x^4 - 16*x^3 + 89*x^2 - 200*x + 140;
f := xx 416 x 389 x 2200 x140
> Naik := solve(D(f)(x)>0,{x}); evalf(%);
1 1
Naik := { x4, 4 14 x }, { 4 14 x }
2 2
{ 2.129171306x, x4. }, { 5.870828694x }
> Cekung_atas := solve((D@@2)(f)(x)>0,{x}); evalf(%);
1 1
Cekung_atas := { x4 42 }, { 4 42 x }
6 6
{ x2.919876550 }, { 5.080123450x }
Seperti Anda lihat hasil sebelum perintah evalf dalam bentuk ekspresi yang cukup rumit, namun hasil
setelah menggunakan perintah tersebut sangat sederhana, karena dalam bentuk pechan desimal.

2. Pendekatan Geometrik
Sekarang kita akan melakukan eksplorasi sifat-sifat turunan dari sudut pandang geometris. Format
penyajian kali ini agak berbeda, yakni mula-mula kita gambar kurva fungsi-fungsi berikut ini kemudian
mencetak (menampilkan) gambar-gambar tersebut.
> plot(x^3-x^2-x+4,x=-1.6.. 2);

> plot(x^6-5*x^4-12*x^3-x^2+15*x+18,x=-2..3);

> plot(x/(x^2+1),x=-3..3);

> plot((9-x)/(1+x^2),x=-5..5);
Berikut diberikan sebuah blok kode program (prosedur) Maple, yang diberi nama sifat_kurva, untuk
mendefinisikan suatu fungsi untuk menggambar kurva sebuah fungsi dan daerah-daerah di mana
kurvanya naik, turun, cekung ke atas, dan cekung ke bawah.
> with(plots):
sifat_kurva := proc(f1,a,b)
local box,i,n,x1,x2,xmid,delta,y1,y2,A,B,m,M,gradien,cekung:
n:=100; delta:=(b-a)/n; x2:=a;
M:=maximize(f(x),x=a..b); m:=minimize(f(x),x=a..b);
for i from 1 to n do
x1:=evalf(x2); y1:=evalf(f(x1));
x2:=evalf(a+i*delta); y2:=evalf(f(x2)); xmid:=x1+delta/2;
gradien:=evalf(subs(x=xmid,diff(f1,x)));
cekung:=evalf(subs(x=xmid,diff(f1,x$2)));
if(gradien>0)
then A[i]:=plot(f1,x=x1..x2,color=blue,thickness=4);
else A[i]:=plot(f1,x=x1..x2,color=red,thickness=2);
fi;
if(cekung>0) then
B[i]:=polygonplot([[x1,M],[x1,y1],[x2,y2],[x2,M]],
color=green,style=patchnogrid);
else
B[i]:=polygonplot( [[x1,m],[x1,y1],[x2,y2],[x2,m]],
color=brown,style=patchnogrid);
fi;
od;
display({seq(A[i],i=1..n),seq(B[i],i=1..n)});
end:
Berikut adalah contoh pemakaian prosedur di atas. Perhatikan gambar yang dihasilkan dan pelajari sifat-
sifat kurva dengan menggunakan gambar tersebut. Cobalah Anda cek hasil tersebut dengan menghitung
turunan pertama dan kedua fungsi tersebut.
> f:=x->x^3-x^2-x+4; sifat_kurva(f(x),-1.6,2);
f := xx 3x 2x4

Ketebalan (dan warna) memperlihatkan sifat-sifat setiap bagian kurva (turun, naik, cekung ke atas, atau
cekung ke bawah).
Warna/ketebalan kurva:
Biru (tebal) : kurva naik (turunan pertama positif)
Merah (tipis) : kurva turun (turunan pertama negatif
Warna daerah di atas/dibawah kurva:
Coklat (di bawah kurva) : kurva cekung ke atas
Hijau (di atas kurva) : kurva cekung ke bawah
Perhatikan, maksimum lokal terjadi pada titik pergantian warna/ketebalan kurva dari biru (tebal) ke
merah (tipis). Minimum lokal terjadi pada titik pergantian warna/ketebalan dari merah (tipis) ke biru
(tebal). Titik belok terjadi pada bergantian daerah berwarna dari hijau ke coklat ke hijau atau sebaliknya.
Amati dan perhatikan contoh-contoh berikut ini.
> f := x -> x^6-5*x^4-12*x^3-x^2+15*x+18; sifat_kurva(f(x),-2,3);
f := xx 65 x 412 x 3x 215 x18

> f := x -> x/(x^2+1); sifat_kurva(f(x),-3,3);


x
f := x 2
x 1

> f := x -> x^2+1/(x^2+1); sifat_kurva(f(x),-3,3);


1
f := xx 2 2
x 1

Bagian II: Kalkulus Integral


A. Definisi Integral
Pada bagian ini kita akan belajar mengenai luas daerah di bawah urva, bagaimana jumlah Riemann
konvergen ke luas daerah tersebut, bagaimana pemilihan batas kiri, kanan, titik tengah sub-subinterval
tidak mempunyai efek. Selanjutnya kita akan beranjak melalui prosebut-empat langkah untuk menghitung
jumlah Riemann. Sebelum Anda mencoba perintah-perintah Maple dalam materi ini, tuliskan perintah-
perintah awal Maple berikut.
> restart; with(plots): with(student):

1. Daerah Positif & Negatif


Pertama-tama, Anda ingat konsep luas di bawah kurva dan lihat bagaimana luas tersebut dapat bernilai
positif dan negatif. Untuk menyelidiki ide tersebut kita akan menuliskan sebuah prosedur (program)
Maple yang bermanfaat untuk menghasilkan gambar kurva suatu fungsi dan daerah "di bawah" kurva
pada interval-interval tertentu (yakni daerah yang dibatasi oleh sumbu- x dan kurva suatu fungsi dan dua
buah garis tegak). Sebaiknya Anda juga menuliskan prosedur di bawah ini sebelum Anda menggunakan
perintah-perintah selanjutnya.

> luas_kurva := proc(f,a,b)


local box,i,n,x1,x2,y1,y2,A,delta:
n:= 200; delta := (b-a)/n; x2 := a;
for i from 1 to n do
x1 := evalf(x2); y1 := evalf(f(x1));
x2 := evalf(a+i*delta); y2 := evalf(f(x2));
if( y1 > 0 )
then A||i :=polygonplot([[x1,0],[x1,y1],[x2,y2],[x2,0]],
color=coral,style=patchnogrid);
else A||i:=polygonplot([[x1,0],[x1,y1],[x2,y2],[x2,0]],
color=red, style=patchnogrid);
fi; od;
display([plot(f(x),x=a..b,color=blue,thickness=2,discont=true), seq(A||i,i=1..n)]);
end:

Untuk menggunakan prosedur Maple luas_kurva tersebut, Anda memerlukan masukan (argumen) berupa
nama fungsi (harus didefinisikan terlebih dahulu, tidak dapat langsung dituliskan rumus fungsinya) dan
kedua ujung suatu interval pada daerah asal fungsi. Perhatikan contoh di bawah ini.
> g := x -> 1+x/2+(x/3)*sin(x^2); a:=1; b:=3;
1 1
g := x1 x x sin( x 2 )
2 3
a := 1
b := 3
> luas_kurva(g,a,b);
Pada contoh berikut ini daerah yang digambar memuat daerah positif (di atas sumbu- x ) dan daerah
negatif (di bawah sumbu- x ).
> h:=x-> x^2+3;luas_kurva(h,-2,2); luas_kurva(-h,-2,2);
h := xx 23

Daerah antara kurva suatu fungsi dan sumbu- x pada suatu interval dapat terletak di bawah sekaligus di
atas sumbu- x , seperti contoh di bawah ini.
> f := x-> 10 + 6*x - x^2; a := -3; b := 9; luas_kurva(f,a,b);
f := x106 xx 2
a := -3
b := 9

Cobalah Anda menggambar daerah di bawah kurva fungsi-fungsi lain pada interval-interval yang Anda
inginkan.

2. Fungsi-fungsi Terintegralkan
Sekalipun syarat suatu fungsi diferensiabel adalah kontinyu dan kurvanya mulus, luas daerah fungsi dapat
didefinisikan secara jelas sekalipun fungsinya tidak kontinyu ataupun mulus kurvanya. Fungsi-fungsi
demikian diistilahkan integrable (terintegralkan) karena beberapa alasan yang Anda ketahui dalam
pembahasan berikut ini.

Daerah antara kurva dan sumbu- x tetap dapat digambar untuk fungsi-fungsi tak kontinyu, fungsi
sepasang-sepasang, dan fungsi kontinyu yang tak diferensiabel di mana-mana.
> f:= x->piecewise(x<2,-1, x<6,2-x/2, x<8,.5*x^2-6*x+18,1);

1
f := xpiecewise x2, -1, x6, 2 x, x8, .5 x 26 x18, 1 
 2 
> a:=0; b:=10; luas_kurva(f,a,b);

a := 0
b := 10

> f := x->sqrt(abs(x^2-9))-2; a := -5; b := 5; luas_kurva(f,a,b);


f := x x29 2
a := -5
b := 5

Cobalah Anda lakukan hal yang sama untuk fungsi-fungsi diskontinyu yang lain.

3. Jumlah Riemann & Konvergensi


Sekarang kita akan menguji suatu skema untuk menghitung luas di bawah kurva. Idenya adalah membagi
interval pada sumbu- x menjadi sub-subinterval kecil yang berjarak sama, kemudian menggambar suatu
persegipanjang pada setiap subinterval untuk menghampiri luas daerah pada setiap subinterval. Jumlah
semua persegipanjang merupakan hampiran luas daerah di bawah kurva pada interval semula. Semakin
banyak subinterval yang dipakai, hampiran yang diperoleh semakin mendekati luas sebenarnya.
Persegipanjang dan Luas
Perintah Maple rightsum dapat digunakan untuk menghitung jumlah luas persegipanjang pada suatu
interval dengan subinterval sejumlah yang ditentukan dan fungsi tertentu. Perintah rightbox berguna
untuk menggambar kurva fungsi dan persegi-persegipanjang pada sub-subinterval yang ditentukan.
Perhatikan contoh di bawah ini.
> f:= x->x^3-19*x^2+99*x-20; a:=1; b:=13; n:=10;
f := xx 319 x 299 x20
a := 1
b := 13
n := 10
> rightsum(f(x),x = a..b,n): Luas := evalf(%,20);

Luas := 1428.9600000000000000
> rightbox(f(x),x=a..b,n, title=cat(`Jumlah luas =`,
convert(evalf(Luas,10),string)));

Jumlah luas ke sepuluh persegipanjang tersebut mendekati luas daerah di bawah kurva.

Konvergensi
Kita dapat melakukan perhitungan tersebut berkali-kali dengan mengubah nilai n sambil mengamati
nilai-nilai luas yang diperoleh, apakah mengalami perubahan menuju ke suatu nilai tertentu. Perhatikan
contoh di bawah ini.
> for k from 1 to 10 do print(cat(`Luas untuk n=`,200*k), `adalah`,
evalf(rightsum(f(x),x=a..b,200*k),20)); od;
Luas untuk n=200, adalah, 1313.7744000000000000
Luas untuk n=400, adalah, 1310.8836000000000000
Luas untuk n=600, adalah, 1309.9216000000000000
Luas untuk n=800, adalah, 1309.4409000000000000
Luas untuk n=1000, adalah, 1309.1525760000000000
Luas untuk n=1200, adalah, 1308.9604000000000000
Luas untuk n=1400, adalah, 1308.8231510204081632
Luas untuk n=1600, adalah, 1308.7202250000000000
Luas untuk n=1800, adalah, 1308.6401777777777778
Luas untuk n=2000, adalah, 1308.5761440000000000
Anda dapat melihat bahwa nilai-nilai luas semakin konvergen bersamaan dengan kenaikan nilai n dari
200 sampai 2000. Anda dapat melakukan hal yang sama untuk nilai-nilai n semakin bertambah besar,
misalnya dari 200 sampai 2000000. Cobalah, namun Anda harus bersabar menunggu komputer
menghitung!
4. Jumlah Kiri, Kanan & Tengah
Pada saat menggambar persegi-persegi panjang di atas kita menghitung tinggi masing-masing
persegipanjang dengan menghitung nilai f( x ) di ujung kanan setiap subinterval. Cara ini bukanlah satu-
satunya yang dapat Anda gunakan. Anda dapat menggunakan nilai f( x ) di ujung kiri (dengan perintah
leftbox) atau tengah-tengah (dengan perintah middlebox) subinterval yang bersangkutan. Marilah kita
lihat bagaimana kedua metode terakhir tampak berbeda dan memberikan hasil yang berbeda.

Perhatikan baik-baik secara cermat ketiga gambar berikut ini. Perhatikan pada setiap gambar di mana
setiap persegipanjang bertemu. Anda akan melihat perbedaan ketiga gambar tersebut.
> f:= x -> x^3-19*x^2+99*x-20;

f := xx 319 x 299 x20


> a:=1; b:=13;

a := 1
b := 13
> leftbox(f(x),x=1..13,20);

> rightbox(f(x),x=1..13,20);

> middlebox(f(x),x=1..13,20);
Anda dapat menyaksikan bahwa untuk persegi-persegipanjang yang menggunakan tinggi ujung kiri atau
kanan sub-subinterval, baik gambar maupun hampiran luas yang diperoleh berbeda. Pada akhirnya,
apakah benar metode perhitungan tinggi persegipanjang membuat hasilnya berbeda? Marilah kita uji luas
kiri (dengan perintah leftsum) dan luas kanan (dengan perintah rightsum) dan selisih keduanya secara
numerik, untuk nilai n berubah dari 200 sampai 3000.
> f:= x -> x^3-19*x^2+99*x-20; a:=1; b:=13;

f := xx 319 x 299 x20


a := 1
b := 13
> array([seq([200*k,evalf(leftsum(f(x),x=a..b,200*k),8),
evalf(rightsum(f(x),x=a..b,200*k),8),
evalf(rightsum(f(x),x=a..b,200*k)-leftsum(f(x),x=a..b,
200*k),8)],k=1..15)]);

 200 1302.2544 1313.7744 11.5200


 
 400 1305.1236 1310.8836 5.7600 

 
 600 1306.0816 1309.9216 3.8400 

 800 2.8800 
 1306.5609 1309.4409
 
1000 1306.8486 1309.1526 2.3040 

 
1200 1307.0404 1308.9604 1.9200 

 
1400 1307.1774 1308.8231 1.6457 

1600 1.4400 
 1307.2802 1308.7202
 
1800 1307.3602 1308.6402 1.2800 

 
2000 1307.4241 1308.5761 1.1520 

 
2200 1307.4765 1308.5238 1.0473 

2400 .9600 
 1307.5201 1308.4801
 
2600 1307.5570 1308.4432 .8862 

 
2800 1307.5887 1308.4115 .8228 

 
3000 1307.6161 1308.3841 .7680 
Pada tabel di atas, kolom pertama adalah nilai-nilai n , kolom kedua jumlah kiri, kolom ketiga jumlah
kanan, dan kolom keempat adalah selisih kedua jumlah. Sekalipun luas-luas kiri tidak sama dengan luas-
luas kanan, namun keduanya tampak konvergen ke nilai yang sama. Hal ini juga terlihat dari selisih
keduanya (kolom terakhir) yang semakin mendekati nol.
Bagaimanakah perbandingan jumlah kiri, kanan, dan tengah? Berikut adalah tabel perbandingan
ketiganya untuk nilai-nilai n dari 200 sampai 3000.

> array([seq([200*k,evalf(leftsum(f(x),x=a..b,200*k),8),
evalf(middlesum(f(x),x=a..b,200*k),8),
evalf(rightsum(f(x),x=a..b,200*k),8)],k=1..15)]);
 200 1302.2544 1307.9928 1313.7744
 
 400 1305.1236 1307.9982 1310.8836

 
 600 1306.0816 1307.9992 1309.9216

 800 1309.4409
 1306.5609 1307.9996
 
1000 1306.8486 1307.9998 1309.1526

 
1200 1307.0404 1307.9998 1308.9604

 
1400 1307.1774 1307.9998 1308.8231

1600 1308.7202
 1307.2802 1307.9999
 
1800 1307.3602 1307.9999 1308.6402

 
2000 1307.4241 1307.9999 1308.5761

 
2200 1307.4765 1308.0000 1308.5238

2400 1308.4801
 1307.5201 1308.0000
 
2600 1307.5570 1307.9999 1308.4432

 
2800 1307.5887 1308.0000 1308.4115

 
3000 1307.6161 1308.0000 1308.3841
Sekali lagi, meskipun ketiga kolom terakhir memiliki nilai-nilai yang berbeda, namun ketiganya tampak
semakin menuju ke nilai yang sama. Jadi, Anda dapat menyimpulkan bahwa metode perhitungan tinggi
persegipanjang pada setiap subinterval sebenarnya tidak berpengaruh terhadap jumlah total hampiran
luas di bawah kurva yang dihasilkan, khususnya untuk nilai-nilai n semakin besar.

5. Menghitung Jumlah Riemann


Seperti sudah kita gunakan di atas, Maple menyediakan fungsi-fungsi yang sangat bermanfaat untuk
perhitungan jumlah Riemann, yakni : rightsum, rightbox, leftsum, leftbox, dan middlesum, middlebox
yang dapat menampilkan gambar dan jumlah Riemann secara otomatis. Meskipun demikian, Anda harus
memahami bagaimana proses untuk melakukan perhitungan tersebut. Berikut adalah 4 langkah untuk
menghitung jumlah Riemann:
1. Tentukan  x , yakni lebar setiap subinterval dengan menggunakan variabel n .
2. Hitung nilai xk , yakni partisi interval perhitungan jumlah Riemann.
3. Menghitung dan menyederhanakan jumlah Riemann (dengan menggunakan perhitungan
jumlah kanan)
4. Menghitung limitnya untuk n mendekati tak berhingga.

Kita mulai dari contoh yang sama yang kita gunakan di atas. Mula-mula kita definisikan fungsi dan batas-
batas interval integrasi.
> restart; with(plots): with(student):
> f:= x -> x^3-10*x^2+20*x+10; a:=-3; b:=5 ;
f := xx 310 x 220 x10
a := -3
b := 5
Selanjutnya kita ikuti keempat langkah di atas:
1. Tentukan  x , yakni lebar setiap subinterval dengan menggunakan variabel n :
> Delta := (b-a)/n;
1
 := 8
n

2. Hitung nilai xk , yakni partisi interval perhitungan jumlah Riemann:


> x[k] := a + k*Delta;
8k
xk := 3
n

3. Menghitung dan menyederhanakan jumlah Riemann (dengan menggunakan perhitungan


jumlah kanan):
> Sum(f(x[k])*Delta,k=1..n): % = simplify(value(%));
3 2
  3 8 k  10  3 8 k  50 160 k 
n 
     
n  n   8 228 n22449 n 2
   n 
  8 n

 3 n2
k  1

4. Menghitung limitnya untuk n mendekati tak berhingga:


> Limit(%%,n = infinity): %= evalf(value(%));
3 2
  3 8 k  10  3 8 k  50 160 k 
n 
     
n  n  
   n 
lim   8 -130.6666667
n k  1  n 
Ternyata jumlah Riemannya negatif. Hal ini dapat diperjelas apabila kita gambar daerah antara kurva dan
sumbu- x tersebut:
> rightbox(f(x),x=-3..5,20);

Ternyata daerah persegipanjangnya lebih luas yang berada di bawah sumbu- x , sehingga hasil
perhitungannya negatif.

B. Beberapa Integral Menarik


Tujuan pembicaraan kita sekarang adalah untuk mempelajari bagaimana menghitung integral tentu dan
integral tak tentu dengan menggunakan Maple serta untuk menelusuri berbagai sifat dan teorema
integral.
> restart;
1. Integral Tentu dan Tak Tentu
Misalkan kita mempunyai fungsi sebagai berikut:
> f := x -> .01*x^4+3+sqrt(x)+6/x^2+x*sin(3*x);
6
f := x.01 x 43 x  x sin( 3 x )
x2
Selanjutnya, kita gambar kurva fungsi tersebut dan batas-batas daerah yang akan kita hitung luasnya:
> plot({f(x),[[1,0],[1,f(1)]],[[6,0],[6,f(6)]]},x=0..7,y=5..20);

Dengan Maple kita dapat menghitung integral tentu maupun integral tak tentu. Perintah Maple untuk
menghitung integral adalah Int (dengan huruf I besar) atau int (dengan i kecil). Perintah Int menghasilkan
ekspresi integral tanpa menghitung nilainya, sedangkan perintah int menghitung anti-derivatif. Untuk
menampilkan hasil perhitungan ekspresi integral dari perintah Int dapat digunakan perintah value.
Perhatikan contoh perhitungan integral fungsi f di atas sebagai berikut:
> Int(f(x),x); value(%); int(f(x),x);


.01 x 43 x  6 x sin( 3 x ) dx


 x2

( 3/2 ) 6.
.002000000000 x 53. x.6666666667 x  .1111111111 sin( 3. x )
x
.3333333333 x cos( 3. x )
( 3/2 ) 6.
.002000000000 x 53. x.6666666667 x  .1111111111 sin( 3. x )
x
.3333333333 x cos( 3. x )
Kedua perintah Int dan int juga dapat digunakan untuk menghitung integral tentu, yakni luas daerah di
antara kurva dan sumbu- x . Dalam hal ini variabel integrasinya diberi nilai batas-batas integrasi.
Perhatikan contoh di bawah ini, bandingkan dengan pemakaian kedua perintah sebelumnya.
> Int(f(x),x=1..6); value(%); int(f(x),x=1..6);

6

 .01 x 43 x  6 x sin( 3 x ) dx


 x2
1

42.93153836
42.93153836
Seperti Anda lihat, perintah Int memerlukan perintah value untuk menampilkan hasil perhitungan,
sedangkan perintah int akan langsung menghasilkan nilai integralnya. Cobalah Anda lakukan perhitungan
integral tak tentu dan integral tentu untuk fungsi-fungsi lain dengan batas-batas integrasi Anda tentukan
sendiri!

2. Sifat Linieritas Integral


Suatu transformasi T yang memenuhi sifat T( a f( x )b g( x ) )a T( f( x ) )b T( g( x ) ) disebut
transformasi linier. Derivatif adalah salah satu contoh transformasi linier. Demikian pula, integral juga
merupakan contoh transformasi linier yang lain. Marilah kita telusuri sifat-sifat tersebut dengan
mendefinisikan dua buah fungsi f dan g .
> f := x -> x^3+10*x+3;
f := xx 310 x3
> g := x -> sin(10*x);
g := xsin( 10 x )
> Int(a*f(x)+b*g(x),x=0..14) : % = value(%);
14
 a ( x 310 x3 )b sin( 10 x ) dx10626 a 1 b cos( 140 ) 1 b
 10 10
0

> a*Int(f(x),x=0..14)+b*Int(g(x),x=0..14) : % = value(%);


14 14
a  1 1
 x 10 x3 dxb 
3
 sin( 10 x ) dx10626 ab   10 cos( 140 )10 
0 0  

Anda melihat bahwa hasilnya keduanya sama. Hal itu memperlihatkan (namun bukan bukti formal)
kebenaran siftar linieritas integral. Apabila nilai-nilai a dan b kita tentukan, maka hasilnya akan terlihat
persis sama:
> a:=3;b:=5;
a := 3
b := 5
> Int(a*f(x)+b*g(x),x=0..14) : % = value(%);

14
 3 x 330 x95 sin( 10 x ) dx637571 cos( 140 )
 2 2
0

> a*Int(f(x),x=0..14)+b*Int(g(x),x=0..14) : % = value(%);


14 14
63757 1
3
 x 10 x3 dx5 
3
 sin( 10 x ) dx 2 2 cos( 140 )
0 0

Silakan Anda telusuri kebenaran sifat tersebut dengan menggunakan fungsi-fungsi dan konstanta-
konstanta lain! Dapatkan Anda membuktikan kebenaran sifat tersebut secara formal (deduktif)? Silakan
Anda l;ihat buku-buku kalkulus jika tidak yakin!

3. Batas Bawah dan Atas


Suatu konstanta M dikatakan batas atas sebuah fungsi apabila nilai fungsi tersebut pada suatu interval
tidak pernah melebihi M , yakni f( x )M . Secara serupa, suatu konstanta m dikatakan batas bawah
sebuah fungsi apabila nilai fungsi tersebut pada suatu interval selalu melebihi m , yakni mf( x ) . Di
dalam kenyataan, terdapat beberapa fungsi yang sulit atau tidak mungkin diintegralkan. Akan tetapi,
dengan menggunakan batas atas atau batas bawah suatu fungsi, kita dapat memperoleh batas atas dan
batas bawah integralnya.

Pada Maple terdapat paket students yang memuat perintah maximize dan minimize untuk menghitung
nilai maksimum dan minimum suatu fungsi pada sebuah interval. Perhatikan contoh perhitungan di
bawah ini.
> restart; with(student):
> g := x -> 1/3*x^3-7*x^2+35*x+30;

1
g := x x 37 x 235 x30
3
> minimize(g(x),x=0..14); m:=evalf(%);
maximize(g(x),x=0..14); M:=evalf(%);

1
275 ( 7 14 ) 37 ( 7 14 ) 235 14
3
m := 11.4111973
1
275 ( 7 14 ) 37 ( 7 14 ) 235 14
3
M := 81.2554690
Berikut kita gambar kurva fungsi dan batas atas serta batas bawahnyanya.
> plot({g(x),m,M},x=0..14,y=0..90);

Garis-garis mendatar menunjukkan nilai-nilai minimum dan maksimum fungsi tersebut pada interval.
Apabila m adalah batas bawah fungsi f pada interval [ a, b ] dan M adalah batas atasnya, maka
m( ba ) merupakan luas daerah persegipanjang kecil yang berada di bawah kurva, dan M( ba )
adalah luas persegipanjang besar yang memuat kurva. Secara numerik hal ini dapat ditunjukkan sebagai
berikut.
> a:=0;b:=14;
a := 0
b := 14
> Int(m,x=a..b): % = value(%);
Int(g(x),x=a..b): % = evalf(value(%));
Int(M,x=a..b): % = value(%);
14
 11.4111973 dx159.7567622

0
14
 1 3
 x 7 x 235 x30 dx648.6666667


 3
0
14
 81.2554690 dx1137.576566

0

Anda dapat melihat batas bawah, batas atas, dan nilai integralnya. Dalam hal ini berlaku mg( x ) ,
b b
g( x )M , m( ba ) 
 g( x ) dx , dan  g( x ) dxM( ba ) . Jadi, apabila kita tidak dapat
a a
b
menghitung nilai  g( x ) dx secara langsung, maka kita hanya dapat mengatakan bawah nilainya
a
terletak antara m( ba ) dan M( ba ) . Carilah sebuah fungsi yang tidak dapat diintegralkan namun
diketahui batas atas dan batas bawahnya pada suatu interval, kemudian perkirakan nilai integralnya!

4. Harga Mutlak dan Integral


b b
 f( x ) dx  f( x ) dx dan
Kita adakan menelusuri suatu proposisi yang menyatakan bahwa  
a a
melihat kebenarannya. Mula-mula kita definisikan sebuah fungsi, kemudian kita hitung kedua nilai dan
kita bandingkan mana yang lebih besar.
> f := x -> x^3-10*x^2+20*x+10;

f := xx 310 x 220 x10

Berikut adalah integral harga mutlak fungsi pada interval [ 3, 8 ] :


> Int(abs(f(x)),x=-3..8): % = evalf(value(%));

8
 x 310 x 220 x10 dx282.6670755

-3

Berikut adalah harga mutlak integral fungsi f pada interval yang sama:
> abs(Int(f(x),x=-3..8)): % = evalf(value(%));

8
 3 2
 x 10 x 20 x10 dx132.9166667
-3

Kita lihat hasilnya lebih kecil daripada hasil pertama. Apabila kita gambar daerah integrasinya, kita akan
melihat mengapa kedua hasil berbeda, dengan mengingat kembali pengertian luas positif dan luas
negatif.
> middlebox(f(x),x=-3..8,500);
> middlebox(abs(f(x)),x=-3..8,500);

Pada integral fungsi mungkin terdapat luas negatif, sehingga hasil integrasinya lebih besar, sedangkan
pada integral harga mutlak semua luasnya positif, sehingga hasilnya lebih besar. Dapatkah Anda
membuktikan proposisi tersebut secara formal? (Lihat buku-buku kalkulus!)

5. Teorema Dasar Kalkulus



Salah satu Teorema Dasar Kalkulus menyatakan bahwa jika 
f( x ) dxF( x ) , maka x F( x )f( x ) .

Kita akan menelusuri kebenaran teorema ini dengan mendefinisikan sebuah fungsi f , kemudian
menentukan F( x ) dengan mengintegralkan f( x ) , dan terakhir menurunkan kembali F( x ) apakah
sama dengan f( x ) .
> f := x -> x^2-10*x+30;

f := xx 210 x30


> F := x -> int(f(t),t=0..x);
x
F := x
 f( t ) dt
0

Dengan definisi F tersebut kita dapatkan:


> F(x);
1 3
x 5 x 230 x
3
Apabila kita turunkan, akan diperoleh fungsi semula, yakni:
> diff(F(x),x);
x 210 x30
Untuk menghitung fungsi yang lain, definisikan terlebih dahulu f , misalnya:
> f:=x->ln(x)+cos(x);
f := xln( x )cos( x )
> F(x);
x ln( x )xsin( x )
> diff( F(x), x);
ln( x )cos( x )
Kita dapat menggambar kedua kurva yf( x ) dan yF( x ) . Dalam hal ini kurva kedua dapat
dipandang sebagai ukuran luas daerah di bawah kurva pertama dari 0 sampai x . Dapatkah Anda
menunjukkan mana kurva f dan mana yang merupakan kurva F ? Perhatikan titik potongnya dengan
sumbu- y !
> f := x -> x^2-10*x+30;plot({f(x),F(x)},x=0..10);
f := xx 210 x30

> f:=x->ln(x)+cos(x);plot({f(x),F(x)},x=0..10);
f := xln( x )cos( x )

C. Benda Putar
Pada modul ini kita akan mengkaji benda-benda putar yang diperoleh dengan cara memutar kurva suatu
fungsi dis ekitar sumbu- x dan sumbu- y . Kita akan menggambar benda putar tersebut dan menghitung
volumenya, baik secara simbolik maupun numerik.
> restart; with(plots):

1. Perputaran di Sekitar Sumbu- X


Marilah kita lihat bagaimana penampakan benda putar yang diperoleh dengan memutar kurva sebuah
fungsi di sekitar sumbu- x . Mula-mula kita definsikan fungsinya dan kita gambar kurvanya.
> f := x -> 2-sin(x);

f := x2sin( x )
> plot(f(x),x = 0..2*Pi,y=0..3);

Kita akan memutar kurva tersebut di sekitar sumbu- x . Untuk menghasilkan pandangan tiga dimensi
benda putar yang dihasilkan kita akan menggunakan sistem koordinat ruang (x,y,z). Sumbu- z akan
mengukur ketinggian permukaan bidang xy . Setiap titik ( x, f( x ) ) pada kurva asli akan diputar mengitari
sumbu- x menghasilkan sebuah lingkaran berjari-jari f( x ) . Setiap titik pada lingkaran mempunyai titik
2 2 2
koordinat berbentuk (a,b,c) dengan ax , b c f( x ) . Dari ide ini, kita dapat menggambar benda
putar yang kita inginkan dengan menggunakan perintah implicitplot3d untuk fungsi implisit berbentuk
y 2z2f( x ) 2 dengan menentukan batas-batas nilai-nilai x, y, z .
Perhatikan contoh berikut ini.
> implicitplot3d({y^2+z^2=f(x)^2},x=0..2*Pi,y=-3..3,z=-3..3);

Untuk menghasilkan gambar yang sesuai dengan keinginan kita dapat digunakan tambahan parameter:
> implicitplot3d({y^2+z^2=f(x)^2},x=0..2*Pi,y=-3..3,z=-3..3,
style=patchnogrid,orientation=[-50,70],axes=boxed);

Pada layar Maple, Anda dapat mengklik gambar tersebut dan menekannya sambil memutar-mutar untuk
melihat gambar dari berbagai posisi (arah), bahkan Anda dapat melihat bagian dalam benda tersebut!
Berikut adalah contoh lain yang dapat Anda gunakan sebagai template untuk mengerjakan latihan-latihan
Anda sendiri.
> f:= x -> 1-x^2+2*x; a:= -1; b := 1;

f := x1x 22 x
a := -1
b := 1
> plot(f(x),x =a..b);

> implicitplot3d(y^2+z^2=f(x)^2,x=a..b,y=-2..2,z=-2..2,
style=patchnogrid,orientation=[-50,70],axes=boxed,numpoints=2000);

Cobalah Anda buat gambar benda-benda putar yang lain sesuai dengan keinginan Anda sendiri!

2. Perputaran di Sekitar Sumbu-Y


Dengan cara serupa kita juga dapat menggambar benda putar yang diperoleh dengan memutar kurva
sebuah fungsi terhadap sumbu- y . Perbedaannya di sini dengan cara sebelumnya adalah persamaan
2 2 2
lingkaran yang diperoleh dari perputaran setiap titik pada kurva dalah x z g( y ) . Jadi, dalam hal
2
ini, fungsi semula merupakan fungsi dalam y . Sebagai contoh, apabila f( x )x , maka fungsi yang
digunakan adalah g( y ) y . Perhatikan contoh berikut ini.
> g := y -> sqrt(y);

g := sqrt
> implicitplot(x=g(y),x= -1..1,y = -1..1);
> implicitplot3d(x^2+z^2=g(y)^2,x =-1..1,y =0..1,z=-1..1,
style=patchnogrid,orientation=[-90,-20],axes=normal,numpoints=2000);

Silakan Anda coba sendiri membuat gambar benda-benda putar yang lain!

3. Perputaran Daerah Antara Dua Kurva


Kita dapat memutar suatu daerah antara dua buah kurva berlainan. Hal ini agak rumit, namun prinsipnya
sama dengan perputaran sebuah kurva. Perhatikan contoh di bawah ini (untuk perputaran terhadap
sumbu- x ).
> f:=x->x^2; g:=x->2-x; plot({f(x),g(x)},x=0..1.5);

f := xx 2
g := x2x

> display(implicitplot3d(y^2+z^2=f(x)^2,x=0..1.5,y=-2..2,z=-2..2,
style=patchcontour,shading=xyz,numpoints=2000),
implicitplot3d(y^2+z^2=g(x)^2,x=0..1.5,y=-2..2,z=-2..2,
style=patchnogrid,axes=boxed,shading=z,numpoints=2000,
orientation=[-145,55]));
Pada tampilan tersebut benda putar luar dan benda putar dalam digambar dengan warna uang berlainan.
Dengan sudut pandang yang sesuai Anda akan memperoleh gambarn benda putar yang dihasilkan.

4. Metode Cakram
Sekarang kita akan menghitung volume benda putar yang diperoleh dengan memputar kurva sebuah
fungsi di sekitar sumbu- x dengan menggunakan metode cakram. Dalam metode ini, kita bayangkan
potongan luas yang harus diputar menjadi lempeng-lempeng tipis tegak berukuran y  x , kemudian
memutarnya membentuk sebuah cakram yang dapat Anda bayangkan seperti sebuah roti mari atau koin
tipis, kemudian menjumlahkan volume semua cakram untuk menghasilkan volume (integral)nya. Rumus
b
volume setiap cakram dalam hal ini adalah dV y dx , sehingga V
2 2
  y dx dengan a dan b
a
atas batas-batas integrasi (interval perputarannya). Berikut adalah sebuah contoh. Kita akan memutar

y1x sin( x ) antara x dan x mengitari sumbu- x . Perhatikan langkah-langkah berikut
4
ini.
> f:=x->1+x*sin(x); a:=Pi/4; b:=Pi; # definisi fungsi dan batas-batas integrasi
f := x1x sin( x )
1
a := 
4
b := 
> plot({f(x),0},x=a..b); # plot kurva fungsinya

> implicitplot3d(y^2+z^2=f(x)^2,x=a..b,y=-3..3,z=-3..3,
style=patchnogrid,axes=boxed,orientation=[-105,85],
numpoints=2000); # gambar benda putar yang terjadi
Selanjutnya, kita hitung volume benda putar dengan integralnya secara simbolik dan nilai eksaknya serta
hasil numeriknya.
> Int(Pi*f(x)^2,x=a..b): %=value(%);

  ( 1x sin( x ) )2 dx5 2 21 41 2 2  2  1 31 
 2 128 4 64 8
1/4 

> %%=evalf(value(%%));

  ( 1x sin( x ) ) 2 dx39.79351317

1/4 

> V:=%;

V :=  2
  ( 1x sin( x ) ) dx39.79351317
1/4 

Cobalah Anda lakukan perhitungan volume benda putar untuk fungsi-fungsi yang lain. Pertama, lakukan
perhitungan volume benda putar terhadap sumbu- x , kemudian lakukan perhitungan volume benda
putar terhadap sumbu- y .

5. Metode Cincin
Metode cakram di atas hanya dapat digunakan apabila lempeng-lempeng yang diputar kontinyu tanpa
ada jarak antara sumbu- x dan kurva, dan tidak dapat dipakai apabila terdapat jarak antara lempeng dan
sumbu- x . Sebagai contoh adalah apabila kita ingin menghitung volume benda putar dari perputaran
daerah antara dua buah kurva terhadap sumbu- x . Perhatikan contoh sebagai berikut.

> f:=x->x^(1/8); # definisi kurva pertama


( 1/8 )
f := xx
> g:=x->x^8; # definisi kurva kedua
g := xx 8
> a:=0; b:=1; # batas-batas integrasi
a := 0
b := 1
> plot({f(x),g(x)},x=a..b); # plot kedua kurva
Pada interval [ 0, 1 ] kurva yang di atas adalah kurva yf( x ) , sehingga volume setiap cincin adalah
dV ( f( x )2g( x )2 ) dx , sehingga volume benda putar yang terjadi adalah
b
V  2 2
 f( x ) g( x ) dx . Hal ini dapat dilakukan dengan mudah pada Maple.
a
> Int(Pi*(f(x)^2-g(x)^2),x=a..b): %=value(%);

1
  ( x ( 1/4 )x 16 ) dx63 


0 85

> %%=evalf(value(%%));
1
  ( x ( 1/4 )x 16 ) dx2.328474555


0

> V:=%;
1

V := 
( 1/4 ) 16
  ( x x ) dx2.328474555

0

Catatan:
Rumus di atas tidak berlaku umum, Anda harus memperhatikan kedua kurva, mana yang di atas dan mana
yang di bawah untuk menentukan mana pengurang dan mana yang dikurangi.

6. Metode Selimut Silinder


Terakhir kita akan menghitung volume benda putar yang diperoleh dengan memutar suatu kurva
terhadap sumbu-ry dengan menggunakan metode selimut silinder. Dalam metode ini, benda butar dibagi
menjadi silinder-silinder tegak dengan jari-jari x , ketinggian y , dan tebal dx , sehingga volume setiap
b
silinder adalah dV2  x y dx . Volume benda putar yang terjadi adalah V2  
 x f( x ) dx .
a
Perhatikan contoh berikut ini.
> f:=x->sqrt(abs(x^2-2)); a:=0;b:=4;

f := x x22
a := 0
b := 4
> plot({f(x),0},x=a..b);

Perhatikan, untuk contoh ini sangat sulit kita menghitung volume dengan menggunakan metode cincin
sekalipun dengan bantuan Maple. Di sini Anda perlu mempertimbangkan sebuah cincin horisontal dengan
2 2 2
rumus volume berbentuk seperti ( 4 s r ) dx dengan r dan s keduanya ditentukan dari fungsi
yang sama dengan rumus yang berbeda-beda untuk setiap nilai x . Untunglah hal itu lebih mudah
dilakukan dengan menggunakan metode selimut silinder, karena rumus volume selimut silinder untuk
setiap dx tidak berbeda dalam hal ini.

Berikut adalah perhitungan volume benda putarnya dengan menggunakan integral.


> Int(2*Pi*x*f(x),x = a..b): %=value(%);

4
 2x 28 4

 x 22 dx 14   2
0 3 3

> %%=evalf(value(%%));

4
 2x x 22 dx115.6349686


0

> V:=%;
4

V := 
 2x
 x 22 dx115.6349686
0

Anda mungkin juga menyukai