Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN KURIKULUM NASIONAL

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan kurikulum Pada fakultas
tarbiyah Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Dosen Pengampu :
Dr. Suwari, M.Pd
NIY : -

Disusun Oleh :
Achmad Syaidummajid
(NIM : 2021100012205)

Izzam Maghrobiy
(NIM : 2021100012195)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN LUMAJANG
DESEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Robbil Alamin. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam.
Atas segala karunia nikmatnya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah Kebijakan Kurikulum Nasional disusun dalam rangka memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum” yang dibimbing oleh Bapak/Ibu.
Meskipun telah disusun secara maksimal, namun saya sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya saya mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sekalian.
Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sarana belajar, diskusi satu sama lain dalam
memahami materi ini.
Demikian apa yang bisa saya sampaikan , semoga semuanya dapat mengambil manfaat dari
makalah ini.

Lumajang, 10 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................ 1
BAB II...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 2
A. Kebijkan Publik..............................................................................................................2
B. Kurikulum Nasional.......................................................................................................3
C. Kebijakan Kurikulum Nasional......................................................................................4
BAB III................................................................................................................................... 14
PENUTUP.............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 14
B. Saran............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Indonesia tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Salah satu
masalah pendidikan yang masih muncul di negara kita saat ini adalah adanya kurikulum
yang lambat laun dan tanpa arah pengembangan yang benar-benar dilaksanakan sesuai
dengan perubahan arah yang dituju.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kurikulum memegang peranan yang sangat penting
dalam lembaga pendidikan, yaitu sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan
pendidikan. Perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan,
dan perubahan tersebut didasari oleh permasalahan implementasi kurikulum sebelumnya
yang dinilai kurang optimal dari segi materi dan sistem pembelajaran, sehingga
diperlukan revitalisasi kurikulum. Kurikulum harus diperbaiki untuk membawa
perubahan yang lebih baik dalam sistem pendidikan Indonesia. Semakin maju suatu
bangsa, semakin maju pula ilmunya. Maka yang kita butuhkan saat ini adalah pendidikan
dengan kurikulum yang mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang berakhlak
mulia, terampil dan berwawasan luas untuk berdaya saing di dunia internasional.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka penyusun dapat merumuskan beberapa masalah
yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu:
a. Apa yang dimaksud dengan kebijakan publik ?
b. Apa yang dimaksud kurikulum nasional ?
c. Apa saja kebijakan kurikulum nasional ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui kebijakan publik
b. Untuk mengetahui kurikulum nasional
c. Untuk mengetahui kebijakan - kebijakan kurikulum nasional
a.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijkan Publik
1. Pengertian Kebijakan Publik
Easton memberikan definisi kebijakan publik sebagai the authoritative al-
location of values for the whole society atau sebagai pengalokasian nilai-nilai secara
paksa kepada seluruh anggota masyarakat. Laswell dan Kaplan juga mengartikan
kebijakan publik sebagai projected program of goal, value, and practice atau sesuatu
program pencapaian tujuan, nilai-nilai dalam praktek- praktek yang terarah. James E.
Anderson mengungkapkan bahwa kebijakan adalah “a purposive course of action fol-
lowed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of
concern”(Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang dii- kuti dan
dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu
masalah tertentu).1
2. Jenis – jenis kebijakan public
bijakan publik menurut beberapa ahli: James E. Anderson sebagaimana dikutip
Suharno (2010: 24-25) menyampaikan kategori kebijakan publik sebagai berikut:
a. Kebijakan substantif dan kebijakan prosedural Kebijakan substantif yaitu
kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan
kebijakan prosedural adalah bagaimana kebijakan substantif tersebut dapat
dijalankan.
b. Kebijakan distributif dan kebijakan regulatori versus kebijakan redistributif.
Kebijakan distributif menyangkut distribusi pelayanan atau kemanfaatan
pada masyarakat atau individu. Kebijakan regulatori merupakan kebijakan yang
berupa pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau kelompok
masyarakat. Sedangkan, kebijakan redistributif merupakan kebijakan yang
mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan atau hak-hak diantara berbagai
kelompok dalam masyarakat.
c. Kebijakan materal dan kebijakan simbolik Kebijakan materal adalah kebijakan
yang memberikan keuntungan sumber daya komplet pada kelompok sasaran.

1
Rushananto, “Kebijakan Publik,” Kebijakan Publik, no. 1993 (2014): 15.

2
Sedangkan, kebijakan simbolis adalah kebijakan yang memberikan manfaat
simbolis pada kelompok sasaran.
d. Kebijakan yang barhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang
privat (privat goods).Kebijakan public goods adalah kebijakan yang mengatur
pemberian barang atau pelayanan publik. Sedangkan, kebijakan privat goods
adalah kebijakan yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar
bebas.
3. Implementasi kebijkan public
Menurut Indiahono (2009: 143) implementasi kebijakan menunjukan aktivitas
menjalankan kebijakan dalam ranah senyatanya, baik yang dilakukan oleh organ
pemerintah maupun para pihak yang telah ditentukan dalam kebijakan. Implementasi
kebijakan itu sendiri biasanya ada yang disebut sebagai pihak implementor dan
kelompok sasaran. Implementor kebijakan adalah mereka yang secara resmi diakui
sebagai individu/lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program
dilapangan. Kelompok sasaran adalah menunjuk para pihak yang dijadikan sebagai
objek kebijakan.2
Dengan demikian implementasi kebijakan publik adalah salah satu tahap yang
menentukan apakah suatu kebijakan yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh
pemerintah telah benar-benar diaplikasikan dengan baik di lapangan dan sejauh mana
parameter keberhasilan dari implementasi kebijakan itu sendiri.

B. Kurikulum Nasional
Kurikulum nasional merupakan kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah
nasional, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Kurikulum nasional dibentuk dan
diawasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Kurikulum nasional
telah disesuaikan dengan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau
dengan sistem kurikulum 2013.
Dalam kurikulum nasional semua siswa akan mendapatkan mata pelajaran yang
setara antara satu sama lainnya atau dalam kata lain setiap siswa wajib mempelajari mata
pelajaran yang berlaku di sekolahnya.

2
http://manajemenpendidikanku.blogspot.com/2016/10/contoh-makalah-kebijakan-kurikulum-2013.html

3
Sebagai bahasa pengantar, kurikulum nasional menggunakan bahasa resmi resmi
nasional, yaitu bahasa indonesia. Dengan bahasa indonesia sebagai bahasa pengantar,
umumnya sekolah dengan kurikulum nasional tidak terlalu membutuhkan tenaga pengajar
internasional dan lebih banyak mempekerjakan tenaga pengajar lokal. Untuk sistem
ujiannya, sekolah yang menggunakan acuan kurikulum nasional menggunakan ujian
tengah semester, ujian akhir semester, dan asesmen nasional bagi siswa yang duduk di
kelas 6 SD, 3 SMP, dan 3 SMA.

C. Kebijakan Kurikulum Nasional


Sepanjang sejarah sejak 1945 kurikulum Terjadi perubahan di tingkat nasional
yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006. Perubahan
tersebut merupakan akibat dari perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi dan
teknologi. masyarakat berbangsa dan bernegara. Karena kurikulum sebagai instrumen
perencanaan pendidikan harus dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan kehidupan masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang atas dasar yang
sama yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaannya terletak pada penekanan tujuan
pendidikan dan pendekatan untuk mencapainya.
Kebijakan kurikulum di Indonesia dapat dengan mudah dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu Pra Kemerdekaan, Kemerdekaan dan Reformasi. Berikut adalah kebijakan
kurikulum di Indonesia sejak masa pra kemerdekaan, saat pengenalan sekolah dimulai,
meski masih sangat terbatas, hingga masa reformasi.
1. Kebijakan kurikulum Pendidikan Pra kemerdekaan
Kurikulum yang digunakan di Indonesia dipengaruhi oleh tatanan masyarakat
dan politik Indonesia. Negara-negara kolonial yang mendiami wilayah Indonesia juga
mempengaruhi sistem pendidikannya. Setidaknya ada tiga sistem pendidikan dan
pengajaran yang berkembang pada masa penjajahan Belanda. Pertama, sistem
pendidikan Islam diselenggarakan oleh para pesantrean. Yang kedua adalah sistem
pendidikan Belanda.
Sistem pendidikan Belanda diatur dengan prosedur yang ketat aturan siswa,
guru, sistem pengajaran, dan kurikulum. Sistem prosedural ini sangat berbeda dengan
sistem pendidikan Islam yang dikenal sebelumnya. Sistem pendidikan Belanda juga
diskriminatif. Sekolah-sekolah tersebut didirikan dengan membuat pembedaan

4
pendidikan antara anak-anak Belanda, anak-anak asing dari Timur dan anak-anak
pribumi. Bahkan kelompok pribumi ini masih terbagi ke dalam kelas sosial bawah dan
priyayi atau bangsawan. Menurut Sanjaya Organisasi sekolah pada masa penjajahan
adalah sebagai berikut :
a. Sekolah untuk anak-anak pribumi golongan non priyayi menggunakan pengantar
bahasa daerah, namanya Sekolah Desa 3 tahun. Bagi mereka yang berhasil
menamatkannya boleh melajutkan ke Sekolah Sambungan (Vervolg School)
selama 2 tahun. Dari sini mereka bisa melanjutkan ke Sekolah Guru atau Mulo
Pribumi selama 4 tahun, inilah sekolah paling atas untuk bangsa pribumi biasa.
Untuk golongan pribumi masyarakat priyayi atau bangsawan bisa memasuki His
Inlandsche School selama 7 tahun, Mulo selama 3 tahun, dan Algemene
Middlebare School (AMS) selama 3 tahun.
b. Orang timur asing disediakan sekolah seperti Sekolah Cina 5 tahun dengan
pengantar bahasa Cina, Hollandch Chinese School (HCS) yang berbahasa Belanda
selama 7 tahun. Kemudian siswa HCS dapat melanjutkan ke Mulo.
c. Sedangkan untuk orang Belanda disediakan sekolah rendah sampai perguruan
tinggi, yaitu Eropese Legere School 7 tahun, sekolah lanjutan HBS 3 dan 5 tahun
Lyceum 6 tahun, Maddelbare Meisjeschool 5 tahun, Recht Hoge School 5 tahun,
Sekolah kedokteran tinggi 8,5 tahun, dan kedokteran gigi 5 tahun.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1945, di awal-awal pemerintahannya
pemerintah Indonesia secara bertahap mulai mengkonstruksi kurikulum sesuai dengan
kondisi dan situasi saat itu. Tiga tahun setelah Indonesia merdeka pemerintah mulai
membuat kurikulum sederhana yang disebut dengan “Rencana Pelajaran”di tahun
1947. Kurikulum ini terus berjalan dengan beberapa perubahan yang terkait dengan
orientasinya, arah dan kebijakan yang ada, hingga bertahan sampai tahun 1968 saat
pemerintahan beralih pada masa orde baru.
2. Kebijakan kurikulum Pendidikan pasca kemerdekaan
a. Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan,
yang dalam bahasa Belanda artinya rencana pelajaran, di mana istilah ini lebih
popular daripada curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi- kisi pendidikan
bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas
pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan di

5
sekolah-sekolah pada tahun 1950Sejumlah kalangan menyebut sejarah
perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua
hal pokok:
1) Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
2) Garis-garis besar pengajaran (GBP) Rencana Pelajaran 1947 mengurangi
pendidikan pikiran dalam arti
kognitif, namun mengutamakan pendidikan watak atau perilaku (value , attitude),
meliputi :
1) Kesadaran bernegara dan bermasyarakat
2) Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari
3) Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
b. Kurikulum 1952
Pada tahun 1952 kurikulum ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai
1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.
Karakteristik isi kurikulum yang paling menonjol dan menjadi ciri dari kurikulum
1952 ini adalah bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran
yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Pada perkembangannya, rencana pelajaran dirinci lagi setiap pelajarannya,
yang dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952. Pada masa itu juga
dibentuk Kelas Masyarakat, yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang
tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat mengajarkan keterampilan, seperti
pertanian, pertukangan, dan juga perikanan. Tujuannya agar anak yang tak mampu
sekolah ke jenjang SMP, dapat langsung bekerja. Mata Pelajaran yang terdapat
pada Kurikulum 1954 untuk jenjang Sekolah Rakyat (SD) menurut Rencana
Pelajaran 1947 adalah yaitu ; Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu
Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar, Menulis. Seni Suara,
Pekerjaan Tangan, Pekerjaan keputrian, Gerak Badan, Kebersihan dan kesehatan,
Didikan budi pekerti.
c. Kurikulum Rencana 1964
Cara belajar dijalankan dalam kurikulum tersebut adalah dengan
menggunakan metode yang disebut gotong royong terpimpin. Selain itu
pemerintah juga menerapkan hari sabtu sebagai hari krida. Maksudnyaadalah
bahwa pada hari Sabtu, siswa diberi kebebasan berlatih kegiatan di bidang

6
kebudayaan, kesenian, olah raga, dan juga permainan, sesuai minat setiap siswa.
Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia pancasialis yang sosialis
Indonesia, dengan sifat-sifat yang terdapat dalam ketetapan MPRS No II tahun
1960.
Penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan kurikulum 1964
mengubah penilaian di rapor bagi kelas I dan II, yang asalnya berupa skor 10 –
100 berubah menjadi huruf A, B, C, dan D. Sedangkan bagi kelas II hingga VI
tetap menggunakan skor 10 – 100. Kurikulum 1964 bersifat separate subject
curriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima kelompok bidang
studi (Pancawardhana).
d. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dengan dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

e. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien
dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang
manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu.

7
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu
rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
Setiap satuan pelajaran dirinci lagi menjadi: petunjuk umum, tujuan
instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-
mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak menuai kritik karena guru dibuat
sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
f. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student
Active Leaming (SAL). Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan
instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar
kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-
benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan
bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai
siswa
g. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan dari kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem
caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan
dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran
cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.3
3. Kebijakan Kurikulum Masa Reformasi
Reformasi membawa dampak besar bagi perkembangan pendidikan nasional.
Dengan UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 menjadi babak baru bagi sIstem pendidikan

3
D. A. Ofori et al., Pengembangan Kurikulum (Kajian Teori & Praktik), ed. Lambang Subagiyo, Molecules, 1st
ed., vol. 2 (samarinda: mulawarman universty press, 2020)

8
nasional. Kebijakan-kebijakan pendidikan pun dikeluarkan sebagai amanat undang-
undang. Sampai saat ini, kebijakan terkait dengan kurikulum pendidikan pada masa
reformasi dapat dipetakan menjadi tiga bagian yaitu kebijakan kurikulum 2004 berupa
Kurikulum Berbasis Kometensi (KBK), kurikulum 2006 yang dikenal dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan kurikulum 2013.

9
a. Kurikulum 2004 KBK
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kurikulum Berbasis
Kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi
dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,
dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
sekolah.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada: (1) hasil dan dampak
yang diharapkan muncul pada peserta didik melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai
dengan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
b. Kurikulum 2006 KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut; 1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya, 2) Beragam dan terpadu, 3)
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 4)
Relevan dengan kebutuhan kehidupan, 5) Menyeluruh dan berkesinambungan, 6)
Belajar sepanjang hayat, 7) Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah.4
c. Kurikulum 2013
Dalam Perundang-undangan No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem
Pendidikan nasional dalam pasal 1 Butir 9 UUSPN menyatakan bahwa yang
dimaksud kurikulum adalah meru- pakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan tentang kurikulum ini
mengandungmakna bahwa kurikulum meliputi rencana, isi, dan bahan pelajaran
dan cara penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Pengembangan kurikulum
2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang
melekat pada kurikulum 2006, bertujuan juga untuk mendorong peserta didik atau

4
Alhamuddin, “Sejarah Kurikulum Di Indonesia,” Nur El-Islam 1 (2014): 48–58.

10
siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengomunikasikan (mempresentasikan), apa yang di peroleh atau diketahui
setelah siswa menerima materi pembelajaran keberhasilan suatu kurikulum
merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep
ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan
tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan
kurikulum dan penilaian pembelajaran kurikulum.5
Perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 dapat dikaji perbedaannya
dengan KTSP 2006 sebagaimana yang ditulis E. Mulyasa, dalam bukunya bahwa
perbedaan kurikulum 2013 untuk sekolah dasar adalah:
1) Tematik Integratif
Pemebelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan
pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan temauntuk
kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya.
2) Enam Mata Pelajaran
Untuk sekolah dasar, saat ini ada sepuluh mata pelajaran yang
diajarkan. Namun, dalam kurikulum 2013 mata pelajaran dipadatkan menjadi
enam mata pelajaran.
3) Pramuka sebagai Ekstra Kurikuler Wajib
Dalam kurikulum 2013, pramuka merupakan ekstra kurikuler wajib dan
itu diatur dalam undang-undang. Pramuka ini menjadi ekstra kurikuler wajib
pada satuan pendidikan dasar dan menengah, untuk berbagai jenjang
pendidikan. Untuk meningkatkan layanan secara profesional, maka dalam
implementasi pramuka kemendikbud bekerjasama dengan kemenpora.
4) Bahasa Ingggris Hanya Ekskul
Sebelumnya terjadi polemik mengenai bahasa Inggris di SD, yaitu
bahasa Inggris akan dihapus dari kurikulum. Rencana penghapusan ini
didasari oleh kekhawatiran akan membebani siswa dan memprioritaskan
terhadap penguasaan bahasa Indonesia. Ternyata, dalam kurikulum 2013 ini,
bahasa Inggris menjadi ekstra kurikuler bersama PMR, UKS, dan Pramuka.

5
Ofori et al., Pengembangan Kurikulum (Kajian Teori & Praktik).

11
5) Belajar di Sekolah Lebih Lama
Penambahan jam pelajaran merupakan isi dari perubahan kurikulum
baru yang mulai diterapkan bulan Juli 2013 untuk anak-anak SD. Selanjutnya
adalah perbedaan esensial kurikulum SMP antara KTSP 2006 dan Kurikulum
2013.

Adapun perbedaan esensial kurikulum SMA/SMK dapat dilihat dalam


tabel berikut:

12
Untuk menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut, dilakukan
langkah penguatan tata kelola dengan cara menyiapkan beberapa hal sebagai
berikut:
a) Buku pedoman pembelajaran yang terdiri dari buku guru dan buku
siswa.
b) Guru dilatih untuk memahami pendayagunaan sumber belajar yang
telah disiapkan dan sumber lain yang dapat dimanfaatkan.
c) Pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah terhadap
pelaksanaan pembelajaran.
d. Kurikulum merdeka
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan
berdasarkan kebijakan-kebijakan berikut ini:
1. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022
Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari hasil
pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan. SKL menjadi acuan untuk
Kurikulum 2013, Kurikulum darurat dan Kurikulum Merdeka.
2. Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022:
Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah. Standar isi dikembangkan melalui perumusan ruang
lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi
merupakan bahan kajian dalam muatan pembelajaran yang dirumuskan
berdasarkan: 1) muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; 2) konsep keilmuan; dan 3) jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Standar
isi menjadi acuan untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat dan Kurikulum
Merdeka
3. Permendikbudristek No. 56 Tahun 2022
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Memuat
tiga opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan dalam rangka
pemulihan pembelajaran beserta struktur Kurikulum Merdeka, aturan terkait
pembelajaran dan asesmen, serta beban kerja guru.

13
4. Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah, pada Kurikulum Merdeka. Memuat Capaian
Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum
Merdeka.
5. Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022
Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum
Merdeka. Memuat penjelasan dan tahap-tahap perkembangan profil pelajar
Pancasila yang dapat digunakan terutama untuk projek penguatan pelajar
Pancasila.6

6
https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/6824815789465-Kebijakan-Pemerintah-
Terkait-Kurikulum-Merdeka

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kebijakan publik adalah salah satu tahap yang menentukan apakah suatu kebijakan
yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah telah benar-benar
diaplikasikan dengan baik di lapangan dan sejauh mana parameter keberhasilan
dari implementasi kebijakan itu sendiri.
2. Kurikulum nasional merupakan kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah
nasional, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Kurikulum nasional
dibentuk dan diawasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Kurikulum nasional telah disesuaikan dengan sistem Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) atau dengan sistem kurikulum 2013.
3. Kebijakan kurikulum di Indonesia dapat dengan mudah dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu
a. Pra Kemerdekaan
b. Pasca Kemerdekaan : Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum 1952,
Kurikulum Rencana 1964,Kurikulum 1968,Kurikulum 1975, Kurikulum
1984, Kurikulum 1994
c. Reformasi : Kurikulum 2004 KBK, Kurikulum 2006 KTSP, Kurikulum
2013 dan Kurikulum Merdeka 2022 / 2023
Berikut adalah kebijakan kurikulum di Indonesia sejak masa pra kemerdekaan,
saat pengenalan sekolah dimulai, meski masih sangat terbatas, hingga masa
reformasi.

4. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka penulis sangat
mengharapkan kritikan yang dapat mendukung ntuk lebih baiknya dimasa yang akan
datang. Penulis juga menyarankan kepada pembaca agar lebih belajar dari beberapa sisi
lain. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan perlindungan, semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alhamuddin. “Sejarah Kurikulum Di Indonesia.” Nur El-Islam 1 (2014): 48–58.


http://manajemenpendidikanku.blogspot.com/2016/10/contoh-makalah-kebijakan-
kurikulum-2013.html
https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/6824815789465-Kebijakan-
Pemerintah-Terkait-Kurikulum-Merdeka
Ofori, D. A., P. Anjarwalla, L. Mwaura, R. Jamnadass, P. C. Stevenson, P. Smith, Wojciech
Koch, et al. Pengembangan Kurikulum (Kajian Teori & Praktik). Edited by Lambang
Subagiyo. Molecules. 1st ed. Vol. 2. samarinda: mulawarman universty press, 2020.
Rushananto. “Kebijakan Publik.” Kebijakan Publik, no. 1993 (2014): 15.

Anda mungkin juga menyukai