Anda di halaman 1dari 19

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Nasionalisme dalam Prefektif Indonesia

Oleh:

Kelompok 10

NURHIKMA RHAHMADANA (21202017)

ADITIYA (21202010)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
STKIP DDI PINRANG
Jl. Pettana Rajeng, Jaya, Watang Sawitto, Kab. Pinrang, Sul-Sel, 91213
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, hingga saat ini
masih memberikan sebuah nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya
bisa menyelesaikan pembuatan makalah secara tepat waktu, dengan mengangkat
judul “Nasionalisme dalam Prefektif Indonesia”. Terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga penyusunan makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Pada makalah ini membahas tentang
Nasionalisme dalam prefektif indonesia.

Tak lupa juga saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri
sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Akhirnya kata, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan
kekurangan. Dengan segala bentuk kritik hati, saran yang sifatnya membangun
sangat diharapkan dari para pembaca guna kedepannya untuk meningkatkan
kualitas makalah ini dan makalah -makalah lainnya pada waktu mendatang.

Pinrang, Oktober 2021

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan ............................................................................................ 6

BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................ 7


A. Pengertian dan tujuan nasionalisme ............................................... 7
B. Sejarah lahirnya nasionalisme......................................................... 9
C. Bentuk-bentuk nasionalisme ........................................................... 12
D. Peran nasionalisme di indonesia ..................................................... 13
E. Upaya meningkatkan jiwa nasionalisme .......................................... 13

BAB III: PENUTUPAN............................................................................... 15


A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nasionalisme merupakan kesadaran nasional yang mengandung
cita-cita dan azas sama rasa-sama asas yang menjadi pendorong bagi
suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan bangsa atau
menghempaskan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya didalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai warga negara Indonesia, harus merasa bangga dan mencintai
bangsa dan negara Indonesia. Nasionalisme Pancasila pada prinsipnya
merupakan suatu pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip Nasionalisme Pancasila dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang mengarahkan bangsa Indonesia agar senantiasa menempatkan
persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi. Rasa nasionalisme yang tinggi dapat
menjadi tali pengikat persaudaraan antara bangsa dengan warga
negaranya yaitu satu tanah air Indonesia.
Ketika melihat sekarang ini pengaruh era globalisasi sangat
signifikan mempengaruhi masyarakat Indonesia terhadap penurunan rasa
nasionalisme khususnya pada para generasi penerus bangsa. Rasa
nasionalisme di kalangan para pelajar sebagai generasi penerus bangsa
di Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat di lihat ketika banyak pelajar
yang lebih membanggakan budaya dengan cara mengikuti tren berbusana
bangsa lain, cara berbicara bangsa lain, kesenian, adat budaya, dan
kebiasaan bangsa lain dan acuh terhadap kekayaan bangsa sendiri, serta
tawuran pelajar yang memecah persatuan bangsa sehingga menjadikan
siswa kehilangan sikap nasionalisme di dalam diri mereka masing-masing.
Sikap nasionalisme merupakan bagian terpenting yang harus
diperhatikanoleh pemerintah dalam menjaga keutuhan dan kesatuan
bangsa Indonesia. Nilai-nilai nasionalisme harus di implementasikan dalam

1
kehidupan sehari-hari agar para generasi penerus bangsa dapat
memahami arti dari persatuan dan kesatuan guna menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai nasionalisme tersebut
dapat diimplementasikan melalui pendidikan, hal ini sudah sesuai dengan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”
1) Melihat dari hal tersebut bahwa memang pendidikan salah satu
upaya pokok pemerintah dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan nilainilai nasionalisme untuk menjaga
keutuhan dan kepentingan bersama bangsa dan negara Indonesia.
Sekolah merupakan salah satu lembaga yang dapat digunakan
untuk menumbuhkan semangat nasionalisme kepada generasi
muda. Di dalam sekolah diajarkan sikap nasionalisme yang
merupakan salah satu 18 nilai karakter nasional menurut
Kemendiknas yaitu: 1.religius, 2.jujur, 3.toleransi, 4.disiplin, 5.kerja
keras, 6.kreatif, 7.mandiri, 8.demokratis, 9.rasa ingin tahu,
10.nasionalisme, 11.cinta tanah air, 12.menghargai prestasi,
13.komunikatif, 14.cinta damai, 15.gemar membaca, 16.peduli
lingkungan, 17.peduli sosial, 18.tanggung jawab.
2) Penguatan sikap nasionalisme siswa mendapat perhatian khusus
oleh pemerintah melalui kurikulum 2013 khususnya pada program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Program tersebut adalah
untuk memperbaiki karakter dan sikap nasionalisme para siswa di
Indonesia dan juga sikap lainnya yang sesuai dengan Pancasila.
Program tersebut telah disahkan oleh Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo melalui Perpres No.87 Tahun 2017 yang
menjelaskan bahwa : Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
adalah gerakan pendidikan bawah tanggung jawab satuan
pendidikan untuk memperkuat karakterpeserta didik melalui

2
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuanpendidikan,keluarga,dan
masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM).
3) Selanjutnya di dalam pasal 3 disebutkan bahwa salah satu karakter
para siswa yang ingin diperkuat adalah nasionalisme: PPK
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi,
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan bertanggungjawab.
4) Oleh karena hal tersebut menarik untuk diteliti tentang sikap
nasionalisme yang memang menjadi perhatian khusus pemerintah
dalam menata karakter bangsa melalui sistem pendidikan nasional
salah satunya adalah program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) yang mengambil nilainilai Pancasila. Berbicara tentang
Pancasila, salah satu pelajaran yang bisa menguatkan nilai-nilai
Pancasila adalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) yang terdapat dalam kurikulum 2013.

Tindak lanjut pemerintah dalam upaya tersebut adalah


penyelenggaraan pendidikan yang mengutamakan sikap pada jenjang
Sekolah Dasar yang sesuai dengan Kurikulum 2013 yang mengharapkan
terbentuknya sikap positif pada siswa usia Sekolah Dasar yang untuk
menjadikan dirinya warga negara yang baik. Implementasi yang mendasar
dalam pendidikan sikap dan karakter nasionalisme salah satunya dapat
diterapkan melalui pembelajaran PPKn di sekolah. Dengan pembelajaran
PPKn yang bermakna diharapkan siswa dapat mengembangkan
kepribadian dan pembentukan karakter pada dirinya yang berguna bagi
bangsa dan negara.

Berdasarkan tujuan tersebut, peneliti memilih metode Card Sort


dalam pembelajaran PPKn sebagai upaya guru untuk meningkatkan sikap
nasionalisme siswanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Melvin Silberman

3
yang menyatakan bahwa “Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis
dari penyampaian informasi ke kepala seorang peserta didik. Belajar
membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri”.5 Dari
hal tersebut guru diharapkan untuk menfasilitasi siswa menjadi pembelajar
yang aktif dengan terlibat dengan kegiatan pembelajaran yang
menguatkan sikap nasionalisme mereka.

Dengan penggunaan metode Card Sort siswa belajar secara aktif


dan tidak hanya mendengarkan penjelasan dan ceramah guru semata.
Dengan kegiatan itu proses pembelajaran bisa digunakan untuk
menekankan dan memaknai secara langsung sikap nasionalisme yang
akan dipelajari dengan Nberusaha menemukan hal yang sama dengan
beberapa temannya sehingga membentuk suatu kesatuan yang
merupakan pokok nasionalisme. Proses pembelajaran dengan metode
Card Sort mengharapkan guru untuk merancang berbagai kegiatan belajar
siswa agar dapat saling berinteraksi dengan efektif kepada teman-
temannya dan juga memahami dengan baik maksud dari materi
pembelajarannya. Dengan belajar secara aktif akan terjadi keterlibatan
antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa yang berguna untuk
meningkatnya sikap nasionalisme siswa dalam pembelajaran PPKn.

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan


mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan
satukonsep identitas bersama untuk sekelompok manusia (Muhammad
TakdirIllahi, (2012: 5). Nasionalisme dalam bangsa menunjukkan bahwa
suatu bangsa memiliki identitas dan jati diri yang tidak dimiliki oleh bangsa
lain.Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak
bangsauntuk menjadi bangsa yang benar-benar merdeka. Harapan inilah
yangmembentuk kesadaran masyarakat melawan segala bentuk
penjajahan,penindasan, eksploitasi dan dominasi.Kebangkitan
nasionalisme merupakan titik balik sejarah perjalanan bangsa dalam
membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang di awali dengan
lahirnya Budi Oetomo 20 Mei 1908, semangat nasionalismesemaki tumbuh
subur dan melekat dalam hati nurani seluruh elemenbangsa. Sekarang
sudah tidak pernah terdengar lagi menyebut “BangsaJawa”, “Bangsa

4
Sunda”, “Bangsa Madura”, atau “Bangsa Bali”.Wacana nasionalisme
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diera globalisasi ini memiliki
daya tarik karena sekarang kobaran semangat nasionalisme generasi
muda mulai luntur. Lunturnya nasionalisme bangsa dapat menjadi
kecaman terhadap terkikisnya nilai-nilai patriotism yang menjadi landasan
kecintaan terhadap bumi pertiwi.

Sila ketiga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika Indonesia : Persatuan


Indonesia. Simbol : Pohon Beringin

✓ Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan


keselamatan bangsa danNegara sebagai kepentingan bersama
diatas kepentingan pribadi dan golongan.
✓ Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
✓ Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
✓ Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia.
✓ Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dankeadilan sosial.
✓ Mengembangkan Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
✓ Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.Dalam
kehidupan, manusia tidak terlepas dari perbuatan yang menciptakan
hukum danperaturan.

Peraturan yang menciptakan hukum ini, memerlukan sebuah


lembaga / tempat untuk menciptakan hal tersebut secara mendasar daerah
inilah yang memerlukan hukum dan perbuatan hukum disisi lain suatu
daerah memerlukan sebuah pengikat masyarakat dalam pemersatu
kesatuan. Hal inilah yang membuat bagi daerah tersebut yang mempunyai
hukum yang jelas,memerlukan sebuah alat pemersatu membuat bagi
daerah tersebut agar tidak terjadi perpecahan.Daerah yang memerlukan
hal ini adalah Negara.

5
Sedangkan terhadap alat yang diperlukan untuk mempersatukan
bangsa serta keutuhan Negara adalah Nasionalisme. Secara umum.
Nasionalismedapat diartikan sebagai suatu alat pemersatu yang membuat
bangsa serta negara lebih kuat dansolid dalam menghadapi tekanan serta
penjajahan yang terjadi untuk memecah belah negaratersebut. Selain itu
juga ada yang mengartikan nasionalisme adalah satu pahamyang
menciptakandan mempertahankan kedaulatan suatu negara (Nation dalam
bahasa inggris) denganmewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia.Menurut James G. Kellas (1998:4), nasionalisme
merupakan suatu ideologi. Ideologiyang berisi seperangkat keyakinan
yang diwujudkan pada tingkah laku dan perbuatan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan nasionalisme dan sebutkan
tujuan nasionalisme beserta ciri-ciri nasionalisme?
2. Sejarah perkembangan nasionalisme di indonesia?
3. Bagaimana bentuk nasionalisme Indonesia ?
4. Bagaimana peranan Nasionalisme di Indonesia?
5. Bagaimana upaya meningkatkan sikap Nasionalisme dan berikan
contoh sikap nasionalisme?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan nasionalismetujuan dan
ciri-ciri nasionalisme.
2. Mengetahui perkembangan nasionalisme di indonesia.
3. Mengetahui bentuk-bentuk nasionalisme.
4. Mengetahui peranan nasionalisme di Indonesia.
5. Mengetahui upaya meningkatkan Jiwa Nasionalisme dan contoh
sikap nasionalisme.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NASIONALISME
Nasionalisme secara etimologi berasal dari kata “nasional” dan
“isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan
semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau
memelihara kehormatan bangsa, memiliki rasa solidaritas terhadap
musibah dan kekurang beruntungan saudara setanah air,sebangsa dan
senegara serta menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan. Dari
pengertiantersebut nasionalisme dapat di artikan sebagai faham tentang
kebangsaan dan sikap cinta tanah air yang tinggi yang harus dimiliki oleh
warganegara, merasa memiliki sejarah dan cita-cita yang sama dalam
tujuan berbangsa dan bernegara.
Beberapa ahli juga banyak yang mendefinisikan tentang konsep
nasionalisme. Abdul MunirMulkhan (1996:14), mengatakan
bahwa“nasionalisme adalah sebuah gagasan mengenai kesatuan
kebangsaan dalam suatu wilayah politik kenegaraan”. Kemudian menurut
Marvin Perry (2013:94). “Nasionalisme adalah suatu ikatan sadar yang
dimiliki bersama oleh sekelompok orang yang memiliki kesamaan bahasa,
kebudayaan dan sejarah yang ditandai dengan kejayaan dan penderitaan
bersama dan saling terikat dalam suatu negeri tertentu”. Pada dasarnya
nasionalisme memang lahir dari bermacam-macam cara, mulai dari karena
kesamaan akan sejarah, kebudayaan,cita-cita, ketidakadilan, penindasan,
serta sebagai wujud perlawanan suatu kelompok bangsa.

Adapun pengertian nasionalisme menurut para Ahli:


1. Ernest Renan
Nasionalisme adalah suatu keinginan untuk bersatu dan
bernegara. Dalam hal ini, nasionalisme merupakan sebuah
keinginan besar untuk dapat mewujudkan persatuan dalam
bernegara.

7
2. Otto Bauar
Nasionalisme adalah sebuah persatuan karakter atau
perangai yang timbul karena adanya perasaan yang senasib.
3. L. Stoddard
Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh
sebagian besar masyarakat, di mana mereka menyatakan rasa
kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam
suatu bangsa.
4. Hans Kohn
Nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi
dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.

5. Smith
Nasionalisme yaitu suatu gerakan ideologis yang digunakan
untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi, dan individualitas.
6. Abbe Baurel
Nasionalisme yakni rasa cinta kepada daerah dan bahasa
oleh perseorangan atau sekelompok orang.
7. Hitler
Nasionalisme adalah suatu sikap dan semangat rela
berkorban untuk melawan bangsa lain demi bangsa sendiri.
8. Benedict Anderson
Nasionalisme adalah sebagai suatu komunitas politik yang
dibayangkan dan diimajinasikan sebagai sesuatu yang terbatas
dan juga berdaulat.
9. Ernest Gellenervia
Nasionalisme yaitu keseimbangan antara rasa nasional
terhadap bangsa dengan kekuatan berpolitik.
10. Dr. Hertz
Nasionalisme adalah hasrat untuk mencapai kesatuan,
hasrat untuk merdeka, hasrat untuk mencapai keaslian dan hasrat
untuk memiliki cita-cita bersama.

8
❖ Beberapa Tujuan Nasionalisme

a) Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa,


negara, serta tanah air.
b) Membangun sebuah hubungan yang harmonis dan rukun antara
masyarakat dan individu lainnya.
c) Membangun dan mempererat sebuah tali persaudaraan antara sesama
warga masyarakat di sebuah negara.
d) Upaya untuk menghilangkan dan menghapuskan ekstrimisme atau
tuntutan yang berlebih dari warga negara atau masyarakat kepada
pemerintah.
e) Usaha untuk menumbuhkan sebuah semangat untuk bisa rela berkorban
demi bangsa, negara, serta tanah air.
f) Untuk menjaga sebuah negara, bangsa serta tanah air dari serangan para
musuh yang mengancam negara, baik itu dari luar negeri maupun dalam
negeri.

❖ Beberapa Ciri-Ciri Nasionalisme


a) Adanya sebuah kesatuan dan persatuan sebuah bangsa.
b) Adanya sebuah organisasi yang memiliki bentuk modern dan memiliki sifat
nasional.
c) Adanya sebuah perjuangan yang dilakukan dan memiliki sifat nasional.
d) Bertujuan mendirikan dan memerdekakan sebuah negara yang merdeka
dan menjadikan kekuasaan berada di tangan para rakyat.
e) Nasionalisme lebih mementingkan pikiran sehingga pendidikan berperan
penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN NASIONALISME DI INDONESIA DAN


PRINSIPNYA.

Nasionalisme berasal dari kata nation, yang berarti “bangsa”.


Secara etimologis, kata ini berakar dari bahasa Latin, “natio” atau “nascor”,
yang bermakna “saya lahir”, atau dari kata “natus sum", yang berarti “saya
dilahirkan”.

9
Dalam perkembangannya, nasionalisme diadopsi menjadi kata
nation, yang merujuk pada bangsa atau kelompok manusia yang menjadi
penduduk resmi suatu negara.

Dengan demikian, nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu


gejala psikologis, berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang
menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Bangsa adalah sekelompok
manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dan memiliki rasa
persatuan yang timbul karena kesamaan pengalaman sejarah, serta
memiliki cita-cita bersama yang ingin dilaksanakan di dalam negara yang
berbentuk negara nasional.

Maka, dari pemaparan tersebut, secara politik, nasionalisme


dimaknai sebagai ideologi yang mencakup prinsip kebebasan, kesatuan,
kesamarataan, serta kepribadian selaku orientasi nilai kehidupan kolektif
suatu kelompok dalam usahanya merealisasikan tujuan politik, yakni
pembentukan dan pelestarian negara nasional.

Perkembangan Nasionalisme Indonesia Secara garis besar,


menurut sejarawan Sartono Kartodirdjo dalam Kolonialisme dan
Nasionalisme di Indonesia (1967), nasionalisme Indonesia mengalami
proses yang sudah dimulai dari perjuangan Kartini menghendaki
emansipasi perempuan. Menurutnya, walaupun Kartini sering
dikategorikan sebagai pejuang wanita, tetapi sepak terjang Kartini masuk
pada fase paling awal pembentukan nasionalisme Indonesia. Kemudian
tahap selanjutnya adalah terbentuknya organisasi-organisasi kebangsaan
yang menandai bangkitnya kesadaran sebagai bangsa Indonesia.

Berikut ini fase nasionalisme di Indonesia:

a.) Fase Pertama


Gerakan kebangkitan nasionalisme Indonesia dalam
dinamika sejarah diawali oleh Boedi Oetomo di tahun 1908, dengan
dimotori oleh para mahasiswa kedokteran Stovia, sekolahan anak
para priyayi Jawa, di sekolah yang disediakan Belanda di Jakarta.

10
b) Fase Kedua Fa
Fase kedua adalah kebangkitan nasionalisme pada tahun
1928, yakni 20 tahun setelah kebangkitan nasional. Pada fase ini,
kesadaran untuk menyatukan negara, bangsa dan bahasa ke dalam
satu negara, bangsa dan bahasa Indonesia, telah disadari oleh para
pemuda yang sudah mulai terkotak-kotak dengan organisasi
kedaerahan seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera dan
lain sebagainya. Hal itu kemudian diwujudkan secara nyata dengan
menyelenggarakan Sumpah Pemuda pada 1928.
c) Fase Ketiga
Fase berikutnya disebut pula dengan masa “Revolusi Fisik
Kemerdekaan”. Peranan nyata para pemuda pada masa revolusi
fisik kemerdekaan nampak ketika mereka menyandera Soekarno-
Hatta ke Rengasdengklok, agar segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Mereka sangat bersemangat untuk
mewujudkan nation state yang berdaulat dalam kerangka
kemerdekaan.
d) Fase Keempat
Fase yang selanjutnya adalah perkembangan nasionalisme
di tahun 1966, yang menandai tatanan baru dalam kepemerintahan
Indonesia. Selama 20 tahun setelah kemerdekaan, terjadi huru-hara
pemberontakan Gestapu dan eksesnya. Tampaknya tanpa peran
besar mahasiswa dan organisasi pemuda serta organisasi sosial
kemasyarakatan di tahun 1966, Soeharto dan para tentara sulit bisa
memperoleh kekuasaan dari penguasa orde-lama Soekarno. Tetapi
sayang, penguasa Orde Baru mencampakkan para pemuda dan
mahasiswa yang telah menjadi motor utama pendorong
terbentuknya NKRI tersebut, bahkan sejak akhir tahun 1970-an para
mahasiswa dibatasi geraknya dalam berpolitik dan dikungkung ke
dalam ruang-ruang kuliah di kampus.
e) Fase Kelima
Pergolakan masa Orde Baru melahirkan nasionalisme fase
kelima, yang disebut juga sebagai “Masa Reformasi”. Nasionalisme
tidak selesai sebatas masa pemerintahan Soeharto, melainkan terus

11
bergulir ketika reformasi menjadi sumber inspirasi perjuangan
bangsa meskipun melalui perjalanan sejarah yang cukup panjang.

C. BENTUK-BENTUK NASIONALISME
Berikut ini beberapa bentuk nasionalisme:
a) Nasionalisme kewarganegaraan
Nasionalisme kewarganegaraan biasa juga disebut dengan
nasionalisme sipil. Nasionalisme kewarganegaraan ialah bentuk
nasionalisme di mana negara memiliki kebenaran politik dari
keikutsertaan rakyatnya, kehendak rakyat, atau perwakilan politik.
b) Nasionalisme etnis
Nasionalisme etis ialah berupa semangat kebangsaan di
mana negara memiliki kebenaran politik dari budaya asal atau etnis
suatu masyarakat.
c) Nasionalisme romantik/organik/identitas
Bentuk nasionalisme tersebut ialah negara memiliki
kebenaran politik secara organik, yakni berupa hasil dari suatu
bangsa atau ras menurut semangat romantisme.
d) Nasionalisme budaya
Bentuk nasionalisme budaya ialah negara memiliki
kebenaran politik yang berasal dari budaya bersama dan bukan dari
sifat keturunan, seperti ras, warna kulit, dan lainnya.
e) Nasionalisme kenegaraan
Bentuk nasionalisme kenegaraan ialah masyarakatnya
memiliki perasaan nasionalistis yang kuat dan diberi keutamaan
mengatasi hak universal dan kebebasan. Nasionalisme kenegaraan
juga sering berhubungan dengan nasionalisme etnis.
f) Nasionalisme agama
Bentuk nasionalisme agama ialah negara memiliki legitimasi
politik dari adanya persamaan agama.

12
D. PERAN NASIONALISME DI INDONESIA
Adapun peran nasionalisme dalam indonesia
a) Peran Keluaga
• Memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan
patriotism terhadap bangsa Indonesia.
• Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan
penghormatan pada bangsa.
• Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap
lingkungan sekitar.
• Selalu menggunakan produk dalam negeri.
b) Peran Pendidikan
• Memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan dan juga bela Negara.
• Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan
dengan mengadakan upacara setiap hari senindan upacara hari besar
nasional.
• Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah
menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.
c) Peran Pemerintah
• Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa
nasionalisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan.
• Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari
jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan
asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat
meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
• Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk
membangun Indonesia agar lebih baik lagi.

E. UPAYA MENINGKATKAN JIWA NAISONALISME DAN CONTOH SIKAP


NASIONALISME
Inilah beberapa upaya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme:
a) Menggunakan produk-produk dalam negeri, karena hal ini dapat
meningkatkan kreatifitasbangsa untuk membuat sesuatu yang tidak

13
kalah menarik dengan produk-produk luarnegeri dan akan
menciptakan pendapatan ekonimi dikalangan masyarakat.
b) Teruslah membuat suatu prestasi-prestasi yang membanggakan
baik dalam bidangscience, olahraga, teknologi dan sebagainya,
karena dengan prestasi tersebut akanmembuat negara ini disegani
oleh negara-negara lain didunia ini dan bukan lagi dianggapsebagai
negara para pecundang.
c) Jangan melupakan para pahlawan bangsa, karena kemerdekaan
yang sekarang kitanikmati adalah berkat mereka para pahlawan
yang berjuang.F. Memperkuat Nasionalisme
Contoh sikap nasionalisme:

1) Mencintai alam dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

2) Menciptakan kerukunan antar lingkungan, suku, dan agama.

3) Taat terhadap hukum negara.

4) Selalu melestarikan budaya dengan bangga.

5) Berusaha mempertahankan produk dalam negeri.

6) Membanggakan negara di kancah dunia

14
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Dari beberapa pembahasan di makalah ini maka dapat diambil


kesimpulan bahwa arti dari Nasionalisme itu adalah pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain. Sikap Nasionalisme yang sudah ada sejak
jaman dahulu harus tetap kita jaga dan tanamkan pada generasi muda
Indonesia. Nasionalisme sebagai modal awal dalam membangun bangsa
dan negara Indonesia adalah warga negara dan genera simuda Indonesia.

B. SARAN

Nasionalisme hendaknya ditumbuhkan sejak dini lewat


pembekalanpembelajaran kewarganegaraan dan sejarah pada sektor
pendidikan baik secara formal maupuninformal. Warga negara khususnya
generasi muda diharapkan lebih menjiwai, menghargai,danmelestarikan
identitas nasional bangsa Indonesia (seperti bahasa, adat istiadat,
lagukebangsaan, dll) demi menumbuhkan semangat nasionalisme.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H.M. Amin, (2003) Agama dan Pluralitas Budaya Lokal, Surakarta:
Mahammadyah University Press.

Adam, Asvi, W. (2001) “Ancaman Disintegrasi di Depan Mata”, dalam Kompas, 16


Agustus 2001.

Alfian, Teuku. I. (1996) “Nasionalisme dalam Perspektif Sejarah” dalam Jurnal


Filsafat Pancasila No.2, Th. II Desmber 1998, Yogyakarta: Gajah Mada
Press.

Asy’ari, Musa (2003) “Desentralisasi Pemikiran Keagamaan Muhammadyah


dalam onteks Budaya Lokal” dalam Zakiyuddin Baidhaway dan
Muthoharun Jinan, Agama dan Pluralitas Budaya Lokal, Surakarta:
Muhammadyah University Press.

Bachtiar,W.Harsja (2001) “Integrsai Nasional Indonesia” dalam Indra J. Piliang,


Edy Prasetyono, Hadi Soesastro, Merumuskan Kembali Kebangsaan
Indonesia, Jakarta: Centre for Strategic and International Studies.

Bauman, Zygmunt, (1998) Globalization: The Human Consequences, New York:


Columbia University Press.

Bellah, Robert et all (1985) Habit of the Heart: Individualism and Commitment in
American Life, Barkeley: University of California Press.

Buchanan A. (1991) Secession: The Morality of Political Divorce from For Sumter
to Lithuania and Quebec, New York: Basic Books.

Burke, Peter (1993) History and Social Theory, New York: Cornel University Press.

Cabral, Amilcar, (1973) Return to the Source: Selected Speeches of Amilcac


Cabral, disunting oleh Africa Information Service, New York: Monthly
Review Press.

Cabral, Amilcar, (1979) Unity and Struggle: Speeches and Writing, terjemahan
bahasa Inggeris oleh Miichael Wolters, New York : Monththly Review Press.

16

Anda mungkin juga menyukai