Anda di halaman 1dari 13

INTEGRASI NASIONAL

DISUSUN OLEH:

Jeain Kristin Muradi

PO714231211054

DOSEN PENGAJAR:

Dr. Hendrik, SH, M.Kes

KELAS B

JURUSAN GIZI DAN DIETETIKA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2022
LATAR BELAKANG

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Esa karena atas berkat dan
hidayahnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Integrasi Nasional” ini dapat
diselesaikan. Saya mengucapkan terima kasih atas segala kontribusi yang diberikan dari setiap
pihak yang ada, baik dalam memberikan masukan dalam proses penyusunan maupun yang
memberikan referensi materi.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi setiap orang yang
membacanya dan semoga segala sesuatu yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca dalam menanggapi persoalan tentang integrasi nasional. Makalah ini
dibuat dengan tujuan agar setiap orang dapat lebih memahami hal-hal terkait integrasi nasional
yang ada dinegara tercinta kita.

Saya sangat sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
kesalahan di dalamnya karena keterbatasan dan pengalaman saya dalam menyusunnya, karena
itu sangat diharapkan kepada pembaca untuk memberikan saran maupun kritik yang
membangun.

Makassar, 22 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Nasional

B. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Integrasi Nasional

C. Ancaman Terhadap Integrasi Negara Indonesia

D. Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu bangsa membutuhkan persatuan untuk bangsanya yang dinamakan integrasi


nasional. Dinamakan integrasi nasional karena merupakan suatu konsep yang dilakukan
untuk memaksimalkan persamaan dan meminimalkan perbedaan dalam pendayagunaan
potensi, pemenuhan aspirasi, dan penanggulangan setiap masalah kebangsaan. Proses
integrasi nasional dilakukan agar dapat mengarah pada terciptanya keutuhan bangsa melalui
penciptaan konsensus di antara keragamaan yang ada.

Dapat kita lihat di Indonesia sangat banyak sekali hal-hal yang beragaman sepeti budaya,
agama, suku, adat dan lainnya. Suatu integrasi nasional dapat tercipta apabila adanya
kesadaran untuk memelihara segala sesuatu yang ada agar dapat terhindar dari segala bentuk
ancaman baik yang berasal dari dalam negeri kita sendiri maupun dari luar negeri kita
sendiri. Setiap kejadian ataupun fenomena yang terjadi di masyarakat diharapkan dapat
memberikan sumbangan maksimal bagi eksistensi dan kemajuan bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu integrasi nasional?
2. Apa saja faktor pendorong dan faktor penghambat integrasi nasional?
3. Apa yang menjadi ancaman terhadap integrasi nasional negara Indonesia?
4. Bagaimana dinamika dan tantangan dalam membangun integrasi nasional?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan apa itu integrasi nasional.
2. Mendeskripsikan faktor pendorong dan faktor penghambat integrasi nasional.
3. Mendeskripsikan ancaman apa saja yang ada terhadap integrasi nasional negara
Indonesia.
4. Mendeskripsikan bagaimana dinamika dan tantangan dalam membangun integrasi
nasional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yakni Integrasi dan Nasional. Integrasi ini berasal
dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti menyatupadukan, mempersatukan atau
menggabungkan.

 Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Integrasi memiliki arti pembauran sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.

 Secara Politis.

Integrasi Nasional secara politis ini memiliki arti bahwa penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas
nasional.

 Secara Antropologi

Integrasi Nasional secara antropologis ini berarti bahwa proses penyesuaian diantara
unsurunsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu kesatuan fungsi di dalam
kehidupan masyarakat.

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita
bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya
yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan,
hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan
budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda
pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia. (Putu Ari Astawa, 2017)
B. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Integrasi Nasional

1. Faktor pendorong integrasi nasional adalah sebagai berikut:


 Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
 Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
 Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
 Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan
oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
 Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
2. Faktor penghambat integrasi nasional adalah sebagai berikut:
 Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya.
 Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikeliling oleh
lautan luas.
 Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
 Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
 Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
(Iv et al., n.d.)

C. Ancaman Terhadap Integrasi Negara Indonesia


Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri
Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman tersebut biasanya berupa
ancaman militer dan non-militer.

1. Ancaman Militer

Ancaman militer berkaitan ancaman di bidang pertahanan dan keamanan. Ancaman militer
adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang dinilai
mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi/invasi, pelanggaran
wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman
keamanan laut dan udara.

Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai bentukbentuk mulai dari yang
berskala paling besar sampai dengan yang terendah. Bentuk lain dari ancaman militer yang
peluang terjadinya cukup tinggi adalah tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang
udara dan daratan) Indonesia oleh negara lain. Ancaman militer dapat pula terjadi dalam
bentuk pemberontakan bersenjata.

Bentuk-bentuk gangguan keamanan di laut dan udara yang mendapat prioritas perhatian
dalam penyelenggaraan pertahanan negara meliputi

 Pembajakan atau perompakan


 Penyelundupan senjata, amunisi dan bahan peledak atau bahan lain yang dapat
membahayakan keselamatan bangsa
 Penangkapan ikan secara ilegal, atau pencurian kekayaan di laut
 Pencemaran lingkungan.

2. Ancaman Non-Militer

Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktorfaktor non-


militer dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman
ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi. Globalisasi yang
menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa secara disadari ataupun tidak telah
memberikan dampak negatif yang kemudian menjadi ancaman bagi keutuhan sebuah
negara, termasuk Indonesia. Ancaman non-militer diantaranya dapat berdimensi ideologi,
politik, ekonomi dan sosial budaya.

 Ancaman di bidang ideologi


Secara umum Indonesia menolak dengan tegas paham komunis dan zionis. Akibat dari
penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis dapat dikatakan
tidak dirasakan oleh bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh tersebut sangat kecil
ukurannya. Akan tetapi, meskipun demikian bukan berarti bangsa Indonesia terbebas
dari pengaruh paham lainnya, misalnya pengaruh liberalisme.
 Ancaman di bidang politik
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri.
Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan
melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade
politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali
digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Kedepan, bentuk
ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan masih berpotensi terhadap
Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-militer untuk
menghadapinya.
 Ancaman dibidang ekonomi
Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut merupakan
bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini tidak ada lagi negara
yang mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lainnya.
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan
dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin
terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal,
barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian
internasional akan semakin erat.
 Ancaman dibidang sosial dan budaya
Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam,
dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal
timbulnya permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana
akibat perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa, nasionalisme, dan patriotisme. Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari
pengaruh negatif globalisasi, diantaranya adalah
a) Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barangbarang dari
luar negeri.
b) Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu
nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk
mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabukmabukan,
pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya.
c) Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat
menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap selalu
menghardik pengemis, pengamen dan sebagainya. (Hindia et al., n.d.)

D. Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional

Dinamika integrasi nasional di Indonesia sejak kita bernegara tahun 1945, upaya membangun
integrasi secara terus menerus dilakukan. Terdapat banyak perkembangan dan dinamika dri
integrasi yang terjadi di Indonesia. Dinamika integrasi sejalan dengan tantangan zaman waktu
itu. Dinamika itu bisa kita contohkan peristiwa integrasi berdasar lima jenis integrasi sebagai
berikut :

a) Integrasi bangsa, tanggal 15 Agustus 2005 melalui MoU (Memorandum of


Understanding) di Vantaa, Helsinki, Finlandia, pemerintah Indonesia berhasil secara
damai mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk kembali bergabung dan setia
memegang teguh kedaulatan bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Proses ini telah berhasil menyelesaikan kasus disintegrsai yang terjadi di Aceh sejak
tahun 1975 sampai 2005.
b) Integrasi wilayah, melalui Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, pemerintah
Indonesia mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar laut teritorial seluas
12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-
pulau negara Indonesia. Dengan deklarasi ini maka terjadi integrasi wilayah terioritas
Indonesia. Wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah dan laut tidak lagi
merupakan pemisah pulau, tetapi menjadi penghubung pulau-pulau di Indonesia.
c) Integrasi nilai. Nilai apa yang bagi bangsa Indonesia merupakan nilai integrasi ?
jawabnya adalah Pancasila. Pengalaman mengembangkan Pancasila sebagai nilai
integrasi terus menerus dilakukan, misalnya melalui kegiatan pendidikan pancasila baik
dengan maka kuliah di perguruan tinggi dan mata pelajaran di sekolah. Melalui
kurikulum 1975, mulai diberikannya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
di sekolah. Saat ini, melalui kurikulum 2013 terdapat mata pelajaran PPKn. Melalui
pelajaran ini, pancasila sebagai nilai bersama dan sebagai dasar filsafat negara
disampaikan kepada generasi muda.
d) Integrasi elit-massa dinamika integrasi elit massa ditandai dengan seringnya pemimpin
mendekati rakyatnya melalui berbagai kegiatan. Misalnya kunjungan ke daerah, temu
kader PKK, dan kotak pos presiden. Kegiatan yang sifatnya mendekatkan elit dan massa
akan menguatkan dimensi vertikal integrasi nasional.
e) Integrasi tingkah laku (perilaku integratif). Mewujudkan perilaku integratif dilakukan
dengan pembentukan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan termasuk birokrasi.
Dengan lembaga dan birokrasi yang terbentuk maka orang-orang dapat bekerja secara
terintegratif dalam suatu aturan dan pola kerja yang teratur, sistematis dan bertujuan.
Pembentukan lembaga-lembaga politik dan birokrasi di Indonesia diawali dengan hasil
sidang I PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yakni memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Sidang PPKI ke 2 tanggal 19 Agustus 1945 memutuskan pembentukan dua belas. (Andi
Aco Agus, 2016)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

B. Saran

Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi nasional dapat
mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak adanya konflik
perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Bagi pembaca diharapkan agar
mengetahui apakah Integrasi Nasional serta berbagai faktor yang mempengaruhi dan
diharapkan kita bisa menjadi warga negara yang baik dan mampu melaksanakan proses
pemersatuan perbedaan-perbedaan yang ada pada negara kita sehingga terciptanya keserasian
dan tidak adanya konflik dalam negara.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Aco Agus. (2016). Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan Dan
Kesatuan Bangsa Negara Republik Indonesia. Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS
UNM, 3(1963), 19–27.

Hindia, S., Indonesia, P., Indonesia, I., Pancasila, D., Indonesia, E., Indonesia, M., Indonesia, K.,
Indonesia, B., & Ancaman, A. M. (n.d.). Ancaman terhadap integrasi nasional.

Iv, B., Sosial, I., & Migrasi, D. (n.d.). INTEGRASI SOSIAL Dan MIGRASI. 118–158.

Putu Ari Astawa, O. I. (2017). Intergrasi Nasional. Pendidikan, 1–25.

Anda mungkin juga menyukai