Anda di halaman 1dari 34

PROBLEM SOLVING:

KOMUNIKASI BERWAWASAN
BUDAYA

dr. Ken Wirastuti, M.Kes, Sp.S.


Permasalahan Utama?

Mengapa program-program
penanggulangan penyakit baik
kuratif maupun preventif yang
ditujukan kepada penduduk di
negara-negara berkembang sejak
Perang Dunia ke II banyak menemui
kegagalan?
Premis Pertama:
Bentuk2 kepranataan & praktek2 klinis
sistem-sistem medis negara-negara
industri merupakan model2 tepat guna
bagi pengembangan pelayanan
kesehatan di semua negara.
Arti Premis Pertama:
Pandangan etnosentrik ini memperlihatkan secara jelas gagasan2
mereka bahwa:

1. Praktek2 medis kuratif & preventif yg paling


baik dan maju yg ada di AS, serta dpt
sepenuhnya diterapkan secara memuaskan
pada semua latar sosiobudaya dan ekonomi.
2. Masyarakat di negara2 berkembang akan
segera menyaksikan manfaat2nya asal saja
mereka meninggalkan praktek2 medis kuno
dan segera mengadopsi praktek2 medis baru.
Arti Premis Pertama (cont...):
Di Indonesia:
Sikap etnosentrisme para profesional
biomedis yg menganggap bahwa perawatan
biomedis adalah yang terbaik ketimbang
perawatan tradisional atau dukunisme
merupakan gejala umum di kalangan dokter
dan perawat.
Adanya pandangan skeptis di kalangan
dokter dan perawat mengenai peranan dukun
dan obat-obat tradisional dalam pelayanan
primer kesehatan (PKP).
Premis Kedua:
Program-program medis & kesehatan
masyarakat di negara-negara
berkembang akan dapat lebih berhasil
kalau dalam perencanaan dan
pelaksanaan diperhitungkan dengan
seksama karakteristik2 sosial, budaya,
dan psikologis dari kelompok sosial
yang menjadi sasaran atau resipien.
Arti Premis Kedua:
Premis ini mengimplikasikan bahwa masalah2
utama pembangunan kesehatan bersumber pada
masyarakat dan kebudayaan kelompok2 resipien.
Merupakan gejala profesionalisme (yang dipegang
dokter/perawat/perencana kesehatan) yg
berpandangan bahwa kelompok sosial resipien dlm
proses pembangunan berkedudukan sbg obyek
semata-mata; bukan sbg subyek.
Premis ini merupakan langkah maju yang memberi
pengakuan mutlak thd pentingnya penelitian faktor2
sosiobudaya sekaligus akan pentingnya
antropologi kesehatan bagi perencanaan dan
pelaksanaan program2 kesehatan.
Premis Ketiga:
Program-program medis & kesehatan
masyarakat di negara-negara
berkembang membutuhkan pula
pemahaman mengenai masalah-
masalah sosial, budaya dan psikologis
yang terdapat dalam organisasi inovasi
dan kalangan profesional.
Arti Premis Ketiga:

Faktor-faktor penghambat bukan hanya


bersumber pada masyarakat resipien
tetapi juga terdapat dalam kebudayaan
birokrasi.
Penggolongan Masalah:

1. Miskonsepsi

2. Perbedaan persepsi tujuan

3. Birokrasi dan Profesional


Miskonsepsi
1. Hakekat kehidupan desa & kehidupan
perkotaan: katalis (ahli yg berasal dari
luar komunitas resipien yg menguasai
cara2 membangkitkan kesadaran
penduduk).
2. Adanya pemikiran bahwa pimpinan atau
tokoh2 resmi & tokoh2 tidak resmi dlm
komunitas desa selalu dihormati dan
disegani/dihargai oleh anggota2
komunitas yg bersangkutan.
Miskonsepsi (cont....)
3. Tokoh2 komunitas desa akan selalu dengan
senang hati meneruskan kpd semua penduduk
desa informasi2 yg berguna.
4. Penduduk desa mudah dididik untuk mengubah
perilaku dan kebiasaan mereka-----sgt
menghambat
sadar bhw apa yg mereka anggap diperlukan oleh
penduduk tidak selalu merupakan kebutuhan utama
dalam konteks & situasi penduduk ybs.
Banyak pengetahuan dan praktek baru tidak dapat
diamati proses2-nya serta hasilnya atau tujuannya
tidak dapat dirasakan dalam waktu singkat.
Perbedaan persepsi tujuan

1. Pencapaian hasil dari


pengembangan ekonomi desa
2. Pengembangan kepercayaan
kemampuan diri dalam
kehidupan komunitas
Birokrasi dan Profesional

Kalangan profesional yang


dipengaruhi oleh model Barat sering
terjebak pada pandangan yang
mengutamakan prioritas
pembangunan komunitas semata-
mata berdasarkan pada kebutuhan
yang dirasakan (felt needs)
Beberapa aspek ketidakcocokan kebudayaan:

Kesukaran-kesukaran komunikasi antara


dokter (pelaksana kesehatan) dan pasien,
disebabkan oleh perbedaan premis2
kebudayaan dan bahasa.
Perbedaan pengharapan & persepsi antara
dokter dan pasien thd praktek & perawatan
kesehatan apa yg dianggap paling baik.
Hubungan yg tidak erat antara dokter yg
berkebudayaan Barat dgn pasien non Barat.
Setiap program perubahan kebudayaan
terencana mencakup 3 pokok perhatian:

1. Masyarakat penerima (resipien) program


inovasi.
2. Organisasi dan birokrasi yg menjalankan
program inovasi.
3. Interaksi antara masyarakat penerima
dan organisasi.
Interaksi/
Komunikasi

P R
Organisasi Komunitas

P = Penyedia & pelaksana pelayanan (Provider)


R = Penerima atau sasaran pelayanan (resipien)

Model Interaksi P - R
Foster (1973) mengemukakan konsep:

Model Kendala-Stimulan
(Barrier-Stimulant Model)

Program Perubahan perilaku


inovasi kesehatan kesehatan terencana
Peneliti Tokoh
Komunikasi Inovasi
Komunikator Formal
Inovasi Komunikasi Inovasi R

Interaksi
P-R

Komunikasi Inovasi Kader


Peneliti Kes
Komunikator Komunikasi Inovasi Tokoh
Informal
Inovasi
Hambatan/kendala Sosial Budaya

1. Aspek kebudayaan
2. Aspek kemasyarakatan
3. Masalah yang bersumber pada
organisasi kesehatan

Dinetralisasikan/didisfungsionalisasikan
ASPEK KEBUDAYAAN

Etiologi dan perawatan penyakit.


Kausalitas penyakit (sbg konsep kebudayaan) dasar
pengobatan
Penyakit2 yg hanya dapat disembuhkan oleh dukun:
penyakit2 yg disebabkan oleh mahluk halus, ilmu
sihir/guna-guna, pelanggaran tabu, hukuman Tuhan
atau Dewa.
Penyakit2 yg dapat disembuhkan oleh dokter.

Konsep jodoh.
mencari penyembuh yang dianggap jodoh.
Model Konflik
Kepercayaan
(adversary model)

Perawatan Perawatan
Kedokteran Tradisional

Konsep Penyakit
Economic & social cost

Hambatan Yg dpt disembuhkan Yg dpt disembuhkan


oleh dokter oleh dukun
ASPEK KEMASYARAKATAN
Pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan thd perawatan medis oleh
keluarga/kerabat/kawan/tetangga.
Makin parah/sukar penyakitnya makin diperlukan nasehat2 dari
pihak luar u/ th/.
Persepsi terhadap hospitalisasi.
Mengapa orang2 desa menolak hospitalisasi?
Asumsi kebudayaan: seharusnya seseorang yg menderita
penyakit ditemani dan diberikan perhatian khusus yg
menyenangkan pada setiap saat o/ sanak saudara.
Hospitalisasi hati mereka sakit
Dukun dan tokoh-tokoh desa.
suatu program inovasi kes akan dpt efektif, al bila ide,
kepercayaan & praktek medis yg ingin kita adopsikan dapat
dimasukkan ke dalam sistem2 sosial dlm komunitas pedesaan,
dlm rangka kegiatan peran & wibawa dari tokoh2 pada sistim
sosial ini.
Pengambilan Keputusan thd Pemilihan
Perawatan Kesehatan

Dulu Sekarang

1. Rumah tangga 1. Rumah Tangga


(household remedies) (household remedies)

2. Dukun 2. Dokter

3. Dokter 3. Dukun
Masalah yang bersumber pada
organisasi kesehatan

Peranan mantri/perawat.
Hasil2 perawatan paramedis
sukar untuk diikuti &
dimintakan pertanggungan
jawab.
Perbedaan prioritas.
Skala prioritas yang
ditentukan dlm program se-
olah2 mencerminkan skala
prioritas kebutuhan (felt
needs) anggota2
masyarakat penerima.
Masalah yang bersumber pada
organisasi kesehatan

Hubungan dokter-pasien.
Hubungan dominance-
submission: persepsi dokter
bahwa pasien adalah
individu yg sedang sakit,
bukan sbg seorang sakit dgn
sistem sosial budaya tertentu
yg berbeda dari yg ia miliki.
Kondisi-kondisi Stimulan
1. Pragmatisme
2. Pola perawatan
3. Sikap positif tokoh-tokoh komunitas
pedesaan
4. Pemanfaatan dukun

Diorganisasikan sebagai landasan strategi


Pragmatisme
Sikap pragmatis bukan
lagi merupakan
kenyataan yg asing di
kalangan orang-orang
desa.
Pertentangan antara
pengobatan tradisional
dan kedokteran
(adversary model) tidak
terlihat lagi.
Pola Perawatan
Perawatan medis moderen
mulai memegang peranan
penting dalam masyarakat
pedesaan.
Pemilihan perawatan medis
moderen tidak dibebani
sangsi negatif (seseorang yg
tdk mengindahkan nasehat2
orang tua/kerabat lain tdk
mengalami tekanan2 sosial.
Sikap positif tokoh-tokoh komunitas
pedesaan

Dukun, tokoh-tokoh informal lainnya


maupun tokoh-tokoh formal telah terbuka
thd program-program kesehatan yg
sekarang sedang berjalan.
Selain perawatan medis tradisional,
perawatan medis moderen merupakan
kebutuhan pula.
Pemanfaatan Dukun

Pengerahan jenis-jenis
dukun dalam perawatan
medis formal dengan
pemberian tambahan
peranan baru setelah
mendapatkan kursus-
kursus medis.
Simpulan: Pembangunan Kesehatan
Masyarakat (Program
Inovasi Kesehatan)
- Adversary model
- Economic & social cost
Komunikasi
Berwawasan Budaya:
Model Interaksi P-R +
Model K -S Menolak gagasan2
baru

Perubahan perilaku

Menerima gagasan2
baru
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai