MAKALAH
KURIKULUM 1975
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PLS
Kelas III- B
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pengembangkan Kurikulum PLS tentang
Kurikulum 1975.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Pengembangan Kurikulum PLS kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Masalah................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................2
A. Kesimpulan......................................................................................9
B. Saran.................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak Indonesia merdeka, pendidikan cenderung dimaksudkan untuk
keberlangsungan dan keselamatan Negara atau dengan kata lain, pendidikan
dilaksanakan untuk menjaga, melestarikan keutuhan bangsa, dan ideology. Seiring
dengan perkembangan zaman, tahun ke tahun pendidikan selalu mengalami
perubahan kurikulum. Tujuan perubahan kurikulum yaitu untuk menyempurnakan
kurikulum pendidikan yang telah ada dalam rangka mempercepat pembangunan
nasional. Pendidikan merupakan salah satu cara yang efektif dan efesien dalam
mempercepat pembangunan sosial.
Visi makro pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat madani
sebagai bangsa dan masyarakat Indonesia baru dengan tatanan kehidupan yang sesuai
dengan amanat Proklamasi NKRI melalui proses pendidikan. Masyarakat Indonesia
dituntut untuk memiliki sikap dan wawasan keimanan dan akhlak tinggi,
kemerdekaan, dan demokrasi, toleransi, dan menunjang hak asasi manusia, serta
berpengertian dan berwawasam global.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana latar belakang kurikulum 1975?
b. Apa saja tujuan kurikulum 1975?
c. Apa saja prinsip-prinsip kurikulum 1975?
d. Bagaimana pelaksanaan kurikulum 1975?
e. Apa saja kelebihan kurikulum 1975?
f. Apa saja kekurangan kurikulum 1975?
C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui latar belakang kurikulum 1975
b. Untuk mengetahui apa saja tujuan kurikulum 1975
c. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip kurikulum 1975
d. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum 1975
e. Untuk mengetahui apa saja kelebihan kurikulum 1975
f. Untuk mengetahui apa saja kekurangan kurikulum 1975
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
terus menerus, tepat sasaran pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dan yang
terpenting adalah prinsip pendidikan seumur hidup. Dalam hal ini tidak ada batasan untuk
terus belajar, belajar, dan belajar. Prinsip tersebut memberikan kontribusi yang lebih baik
terhadap pelaksanaan pendidikan.
1) Orientasi yang digunakan dalam kurikulum ini adalah orientasi tujuan. (Hendra,
2010). Orientasi tujuan ini maksudnya bahwa setiap pembelajaran harus
diupayakan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam
pelaksanaannya, setiap tujuan dijabarkan ke dalam tujuan umum dan tujuan
khusus yang spesifik dan terukur dalam bentuk perbuatan yang dapat dilakukan
oleh siswa. Dengan berorientasi pada tujuan ini, setiap guru dituntut untuk
memahami setiap tujuan yang ditetapkan dan bagaimana menerapkannya dalam
proses pembelajaran di kelas.
2) Kata pelajaran yang disajikan terdiri dari Bidang studi. Jumlah mata pelajaran
untuk SD ada 9 bidang sedangkan untuk SMP dan SMA ada 11 bidang.
(Ridwanudin, 2010) Khusus untuk mencetak manusia pancasilais, pencapaian
yang diharapkan dibebankan secara langsung pada tiga mata pelajaran, yaitu
Pendidikan Moral Panca sila, pendidikan agama dan IPS.
3) Proses pembelajaran bersifat integratif, artinya setiap mata pelajaran yang
diberikan kesemuanya harus secara bersamasama men dukung untuk tercapainya
tujuan akhir pendidikan. Dalam imple men tasinya kurikulum ini banyak
menekankan kepada pemberian stimulus-respon atau menganut aliran psikologi
beha viorisme serta latihan dengan mempertimbangkan efisiensi dan efekti vitas
penggunaan kemampuan sekolah dan guru serta efisiensi waktu. (Hendra, 2010).
4) Pendekatan yang dipakai dalam kurikulum adalah pendekatan sistem yang disebut
dengan PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional). (Hendra, 2010)
Pendekatan sistem ini berarti bahwa pembelajaran adalah sebuah interaksi antar
komponen– komponen pembelajaran (komponen tujuan pelajaran, komponen
materi, komponen alat pelajaran, komponen alat evaluasi, dan komponen metode
pengaj aran) yang saling terkait antara satu komponen dengan komponen yang
lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pendekatan sistem ini minimal
dibutuhkan tiga kemampuan (ability), yaitu: (1) kemampuan merumuskan tujuan-
tujuan secara operasional, (2) kemampuan mengembangkan deskripsi tugas-tugas
secara lengkap dan akurat, dan (3) kemampuan melaksanakan analisis tugas-tugas.
(Hamalik, 2005:9).
6
5) Evaluasi formatif pada setiap akhir sub bab dan evaluasi sumatif pada akhir bab,
sehingga evaluasinya terdiri dari evaluasi antara dan evaluasi akhir
dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin
dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
9) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep
yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan
latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media
digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajari.
10) Belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya.
Kurikulum subjek akademik tidak berarti terus tetap hanya menekankan materi yang
disampaikan. Dalam sejarah perkembanganya secara berangsur-angsur
memperhatikan juga proses belajar peserta didik.
sebagai pengaruh golongan progresif di USA tekanan kurikulum adalah pada anak,
sehingga kurikulum mengarah pada child-centered curriculum sebagai reaksi terhadap
subject-centered curriculum yang dianggap terlalu bersifat adult dan society-centered.
Pada tahun 40-an, sebagai akibat perang, asas msyarakatlah yang diutamakan dan
kurikulum menjadi lebih society-centered. Pada tahun 50-an dan 60-an, sebagai akibat
sputnik yang menyadarkan Amerika Serikat akan ketinggalan dalam ilmu pengetahuan,
para pendidik lebih cenderung kepada kurikulum yang discipline-centered yang mirip
kepada subject-centered curriculum. Tampaknya seakan-akan orang kembali ke titik
tolak semula.Akan tetapi, lebih tepat bila kita katakan bahwa perkembangan kurikulum
seperti spiral, tidak sebagai lingkaran, jadi kita tidak kembali kepada yang lama, tetapi
pada suatu titik di atasyang lama (Kurniawan, 2011). Kurikulum juga dapat mengalami
perubahan bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar sehingga timbul bentuk-
bentuk kurikulum seperti activity atau experience curriculum, programmed instruction,
pengajaran modul, dan sebagainya. Perubahan dalam masyarakat, eksplopsi ilmu
pengetahuan, dan lain-lain mengharuskan adanya perubahaan kurikulum. Perubahan-
perubahan itu menyebakan kurikulum yang berlaku tidak lagi relevan dan ancaman
serupa akan senantiasa dihadapi oleh setiap kurikulum, betap apun relevannya pada suatu
saat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Latar belakang lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep dibidang manajemen
yaitu management by objective (MBO) yang terkenal saat itu sebagai “metode, materi
dan tujuan pengajaran di perinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI) atau yang dikenal dengan istilah “Satuan Pelajaran”.
2. Kurikulum ini menggunakan pendekatan yang mengarah pada pendekatan tujuan
yang lebih jelas, efisien dan efektif, serta keterkaitan antara berbagai jenjang tujuan
yang dinyatakan secara eksplisit yaitu keterkaitan antara tujuan pendidikan nasional,
tujuan pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler, tujuan instuksional
umum dan instruksional khusus.
3. Prinsip-prinsip dalam kurikulum 1975 ini prinsip fleksibilitas program, prinsip
efisiensi dan efektivitas, prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip kontinuitas, prinsip
pendidikan seumur hidup.
4. Kurikulum 1975 merupakan kurikulum yang bersifat sentralistik atau dibuat oleh
pemerintah pusat dan sekolah tinggal melaksanakan. Untuk memahami kurikulum ini
maka dapat dilihat dari orientasi yang digunakan, mata pelajaran yang diberikan,
proses pembelajaran yang dilakukan, pendekatan yang dipakai dan proses evaluasi
yang diterapkan.
5. Dalam kurikulum ini fungsi pendidikan adalah memelihara dan mewariskan ilmu
pengetahuan, teknologi dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada generasi muda.
6. Hasil pelaksanaan kurikulum 1975 tidaklah seratus persen menggembirakan.
Maryarakat masih menilai praktek hafalan dalam proses belajar-mengajar masih tetap
mendominasi di sekolah-sekolah.
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna.
Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan
sumbangsi pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi
9
referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua dan
semoga bermanfaat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ibrahim. Ibrahim, Nini Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa Indonesia. Jakarta:
Uhamka Press
http://ika.unj.ac.id/soedijarto-arsitek-kurikulum-1975/#:~:text=Tujuan%20pemberlakuan
%20kurikulum%20ini%20adalah%20insitusional.&text=Kurikulum%201975%20di
%2Dsetting%20agar,dapat%20bekerja%20setelah%20lulus%20sekolah (diakses pada 6
September 2020)
11