Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR DAN

TRADISI PENDIDIKAN IPS

Dosen pengumpu : Wellfarina Hammer M.Pd

Disusun oleh kelompok 2


1. Andika Prasetiya
2. Helen Raflia
3. Ranita Agustina
IPS merupakan penyederhanaan disiplin antara ilmu-ilmu sosial, ideologi negara bersama dengan
disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara
BAB 1 PENDAHULUAN
ilmiah danLatar
psikologis
Belakang untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (Soemantri,.
Menurut Sapriya Pendidikan IPS sebagai pendidikan disipin ilmu dengan bidang kajian yang eklektik
yang dinamakan “an integrated system of knowledge”, “synthetic discipline”, “multidimensional”, dan
“kajian konseptual sistemik” merupakan kajian (baru) yang berbeda dari kajian monodisiplin atau disiplin
ilmu “tradisional”.

IPS pada jenjang SMP/MTs memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi bertujuan agar
mengarahkan siswa menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, tanggung jawab, dan memiliki
kemampuan analisis kondisi sosial masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat (Wulandari, 2018: 13).

Tujuan IPS menurut Sapriya (2009) adalah ”agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik
sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan
kebutuhan peserta didik”. Sementara menurut Supardi (2011: 186-187) tujuan IPS adalah
mengembangkan keedulian terhadap masyarakat, memberikan siswa pengetahuan sebagai mahluk
ciptaan Tuhan agar menjadi warga negara yang baik, mampu mengidentifikasi keterampilan sosial
dalam memecahkan masalah-masalah sosial dengan melatih kemandirian siswa melalui pembelajaran
yang kreatif inovatif. . Kesimpulan dari pendaat ahli tersebut mengenai tujuan IPS adalah mendidik siswa
untuk menjadi [warga negara baik dengan memiliki kepedulian tinggi terhadap masyarakat maupun
masalah-masalah sosial jadi dapat menumbuhkan pemikiran kreatif dan kritis siswa sebagai warga
negara yang memiliki kepedulian tinggi
BAB. II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Dasar dan Tradisi Pendidikan IPS
Sejarah perkembangan ilmu – ilmu pengetahuan menunjukkan
bahwa semua hanya dikenal saru macam ilmu yaitu filsafat.
Yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan sosial ( social
studies ) ialah pendekatan pengajaran ilmu – ilmu sosial, ilmu
politik, antropologi dan sosiologi. Karena IPS sebagai hasil
pilihan dari berbagai bahan ilmu – ilmu sosial maka pilihan itu
harus benar – benar bermanfaat bagi anak didik menurut
tingkatan / umur / kelas masing – masing. Pendekatan yang
dipergunakan IPS ialah pendekatan terpadu ( integrative ).
B. Pengertian Tradisi Pendidikan IPS

Ilmu pengertahuan sosial mengajarkan kita bagaimana hidup. kita berhubungan


dengan manusia lainnya. Sebagai warga negara yang baik, peserta didik harus
menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai
(attitude dan values) yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pribadi
maupun sosial serta dapat mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan masyarakat di tingkat lokal, regional, maupun global. Pengertian IPS dalam
istilah asing lebih dikenal dengan nama Social Studies. Pengertian social
studies yang paling berpengaruh hingga akhir abad ke-20 adalah definisi yang
dikemukakan Edgar Wesley pada tahun 1937. Wesley mengatakan bahwa
"Pendidikan IPS adalah ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan
pedagogi." Di Indonesia, perkembangan social studies atau IPS tidak lepas dari
peranan Profesor Muhamad Nu'man Somantri yang merumuskan definisi Pendidikan
IPS yang disampaikan dalam forum Komunikasi II Himpunan Sarjana Pendidikan
Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI).

IPS memiliki kekhasan sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajiannya bersifat
terpadu (integrated), interdisipliner, dan multidimensional. Pendidikan IPS yang baru
dikenalkan dan dikembangkan dalam kurikulum Indonesia di awal tahun 1970-an,
kini semakin berkembang, sejalan dengan perkembangan pemikiran di negara maju.
C. Krateristik Konsep Dasar dan Tradisi
Pendidikan IPS
Peristiwa sejarah dan peristiwa bersejarah , dapat kita pelajari dari benda-benda
peninggalan masa lampau, seperti peralatan, barang-barang berharga, barangbarang
seni, prasasti, candi dan bangunan lainnya. Bahkan peristiwaperistiwa itu, dapat pula
dipelajari pada sisa-sisa makhluk (tumbuhan, hewan) yang telah membatu (fosil).
Semua benda peninggalan tadi, biasa disebut dokumen. Oleh karena itu, dokumen itu
juga merupakan sumber materi IPS dan sumber pembelajaran IPS.

Aspek kehidupan sosial apa pun yang kita pelajari, apakah itu hubungan sosial,
ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah, geografi ataukah itu politik, bersumber dari
masyarakat. Sebagai contoh, secara langsung kita mengamati, mempelajari, bahkan
mengalami aspek kehidupan sosial yang kita sebut ekonomi, tidak terlepas dari
masyarakat. Ataupun dengan perkataan lain, aspek ekonomi ini bersumber dari
masyarakat. Pemenuhan kebutuhan pokok, hubungan kegiatan ekonomi, seperti
pedagang, proses produksi, semuanya terjadi di masyarakat. Dengan demikian,
masyarakat ini menjadi sumber materi IPS
D. Hubungan Antara Guru dan Murid dalam Tradisi Pendidikan IPS
Guru adalah sebuah profesi yang melibatkan kemampuan komunikasi yang baik serta mempunyai
penguasaan materi yang baik, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Guru bukan hanya
seorang pengajar tetapi lebih dari itu guru merupakan pendidik. Sebagai pendidik guru harus
memiliki berbagai kemampuan sebagai kompetensi yang harus dimiliki sebagai pendidik yang
profesional.

Dalam pandangan Brook dan Brook pendekatan konstruktivistik mengharuskan guru-guru IPS untuk melakukan
hal-hal sebagai berikut ini:
a) Mendorong dan menerima otonomi dan inisiatif peserta didik dalam mengembangkan materi pembelajaran.
b) Menggunakan data mentah dan sumber utama (primary resources), untuk dikembangkan dan didiskusikan
bersama-sama dengan peserta didik di kelas.
c) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengembangkan klasifisikasi, analisis, melakukan prediksi
terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan menciptakan konsep-konsep baru.
d) Bersifat fleksibel terhadap interpretasi peserta didik dalam masalah-masalah sosial, bersedia mengubah
strategi pembelajaran yang tergantung pada minat peserta didik, serta mengubah isi pelajaran sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didik.
e) Memfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep sambil mengembangkannya melalui dialog dengan
peserta didik.
f) Mengembangkan dialog antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan rekan- rekannya.
g) Menghindari penggunaan alat test untuk mengukur keberhasilan peserta didik, h) Mendorong peserta didik
untuk membuat analisis dan elaborasi terhadap masalah-masalah kontroversial yang dihadapinya.
i) Memberi peluang kepada peserta didik untuk berpikir mengenai masalah yang dihadapi peserta didik.
j) Memberi peluang kepada peserta didik untuk membangun jaringan konsep serta membentuk metaphora.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu,
artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran
sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan
ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai
kajian yang sama yaitu manusia. Pendidikan IPS penting diberikan
kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar, karena siswa sebagai
anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai