1. Andika Prasetiya
2. Hellen Raflia
3. Ranita Agustiana
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikasyafa'atnya di akhirat nanti.Kami juga mengucakan
terimakasih kepada Ibu Dosen Pembimbing Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial
yang telah mempercayakan kami untuk menyusun makalah ini. Makalah ini kami
susun untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai materi Ips,Kami juga tau
makalah ini masih tidak mengharapkan kritik maupun saran dari Ibu Dosen dan
teman-teman sekian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……..........................................................................
DAFTAR ISI…..............................................................................................
BAB I Pendahuluan......................................................................................
A. Latar Belakang…………………………………………….……..
B. Rumusan Masalah…………………………………………….….
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………
D. Manfaat Penulisan Makalah……………………………………….
BAB II Pembahasan.....................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang individu dan masyarakat. Terlebih dulu yang harus kita
mengerti adalah pengertian dari individu dan pengertian dari masyarakat itu sendiri.
Individu adalah satu orang atau seorang manusia dan masyarakat adalah
sekumpulunan individu yang hidup bersama di suatu tempat. Individu dan masyarakat
tidak dapat dipisahkan karena tidak akan ada kata masyarakat jika tidak ada individu
dan individu itu sendiri adalah pelaku di dalam suatu masyarakat. Masyarakat adalah
sekelompok individu yang saling berinteraksi, saling membutuhkan satu sama lain.
Tidak ada satupun individu yang dpat hidup tanpa individu lainnya. Walaupun
seberapa banyak harta yang dimiliki oleh seorang individu, itu sama sekali tidak
berharga jika tidak ada individu lain atau dengan kata lain tidak ada interaksi sosial
yang terjadi di antara individu atau masyarakat. Maka dari itu, jika kita ingin
mengkaji tentang individu maka kita tidak akan pernah bisa lepas dari masalah
masyarakat itu sendiri. Karena keduanya, antara individu dan masyarakat saling
keterkaitan satu sama liannya.
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila
pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah
laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu
individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit
demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian.
Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang
mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga
adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan
keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana
norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan
hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-
norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat
lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-
hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di
dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika
norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian,
misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan
aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam
kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan
keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka
individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud pengertian individu dan masyarakat ?
2. Apa yang dimaksud struktur sosial ?
3. Apa yang dimaksud pranata sosial dan proses sosial ?
4. Bagaimanakah pranata sosial dalam kehidupan sehari-hari ?
5. Bagaimanakah interaksi individu dan masyarakat ?
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai apakah yang dimaksud pengertian
individu dan masyarakat, apa yang dimaksud struktur sosial, apa yang dimaksud
pranata sosial dan proses sosial, bagaimanakah pranata sosial dalam kehidupan sehari-
hari, bagaimanakah interaksi individu dan masyarakat.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat kepada pembaca
tentang “Individu dan Masyarakat”. Semoga memberikan manfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Individu dan Masyarakat
1. Pengertian Individu
Individu berasal dari bahasa latin “Indivuduum” yang artinya yang tak terbagi,
dan merupakan kesatuan yang tak terbatas. Maksudnya bahwa manusia merupakan
satu kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain (Allport:T.T).
Setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa potensi diri masing-masing yang
dapat dikembangkan kemudian hari melalui proses balajar atau pendidikan.
Contohnya: seseorang melakukan kegiatan menulis , hal tersebut merupaka perintah
dari jiwa atau psikisnya untuk menyuruh fisiknya untuk menulis sesuatu dengan
pulpen dan kertas. Setiap individu lazim memiliki ciri – ciri khas yang melekat (built
in) dalam dirinya, sehingga memberikan identitas khusus, yang disebut kepribadian.
Tidak seperti kerumunan bebek, ternyata masyarakat yang juga dapat disebut sebagai
kerumunan atau himpunan manusia, menuntut setiap individu untuk :
a. Memiliki kedudukan dan peranan tertentu dalam lingkungannya.
b. Memiliki tingkah laku yang khas (tidak seperti bebek)
c. Memiliki kepribadian.
Bila kita perhatikan dengan seksama, tampaknya tidak ada dua orang atau lebih
yang persis sama, baik dilihat dari sisi fisik (jasmani) naupun dari sisi psikis (rohani).
Dari sisi fisik mungkin ada yang mirip, misalnya pada orang yang lahir kembar (lebih-
lebih kembar siam). Tetapi dari sisi kejiwaan (psikis) atau kepribadiannya sangat sulit
menemukan dua orang manusia yang sama persis.
Setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa potensi diri masing-masing
yang dapat dikembangkan kemudian hari melalui proses belajar atau pendidikan. Oleh
karena itu, manusia lahir sebagai makhluk individu memiliki perbedaan yang khas
dengan manusia lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Allport yang
mengatakan bahwa individuberasala dari kata “individe” yang berarti tak dapat
dibagi-bagi, maksudnya bahwa manusia merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang
tak dapat dipisah satu sama lain. Seorang manusia dikatakan sebagai seorang individu
apabila adanya keterpaduan antara jiwa dan raganya. Kegiatan fisik yang dilakukan
seseorang manusia merupanakan manifestasi dari kegiatan psikisnya. Contohnya
seseorang melakukan kegiatan menulis merupakan perintah dari jiwa/psikisnya untuk
menyuruh fisik (dalam hal ini tangannya) untuk menulis sesuatu dengan pulpen pada
kertas. Tanpa adanya keterpaduan dari kedua aspek tersebut maka manusia tidak dapat
melakukan sesuatu secara sempurna.
Abu Ahmadi (1991), mengemukakan bahwa “individu” berasal dari bahasa latin
yaitu “individum”, artinya tak terbagi. Oleh karena itu, individu merupakan suatu
sebutan yang dapat dicapai untuk menyebutkan suatu kesatuan yang kecil dan
terbatas. Untuk menyebutkan individu digunakan sebagai sebutan “orang seorang”
atau manusia perseorangan. Sebagai individu, manusia merupakan suatu sistem yang
terdiri dari sub sistem psiko biologis dan sub sistem mental-psikologis.
Pada saat seorang anak lahir kedunia ini, sampai pada usia kanak-kanak awal
(sampai umur 5 tahun) ia akan mulai mengenal siapa dirinya. Melalui proses
sosialisasi yang dimulai dari lingkungan keluarganya ia mulai mengenal “aku” (self).
Proses initerus tumbuh dan berkembang sampai seseorang terbentuk kepribadiannya
secara utuh. Menurut Sumaatmadja (1986), kepribadian adalah keseluruhan prilaku
individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisik yang
terbawa sejak lahir dengan rankaian situasi yang terungkap pada tindakan dan
perbuatan serta reaksi mental-psikologis, jika medapat rangsangan dari lingkungan.
2. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau komunitas).
Secara definitif dapat didefinisikan sebagai sekelompok manusia yang terdiri dari
sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu baik di desa
ataupun di kota yang telah terjadi interaksi sosial antar anggotanya atau adanya
hubungan sosial (social relationship) yang memilki norma dan nilai tertentu yang
harus dipatuhi oleh semua anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Menurut
Selo Soemarjan (1962) mengemukakan bahwa: “Masyarakat adalah suatu wilayah
kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan tertentu”.
Adapun unsur-unsur dari masyarakat, Mac Iver dan Page mengemukakan
sebagai berikut:
a. Seperasaan
b. Sepenanggungan
c. Saling memerlukan
Disamping ada beberapa tipe masyarakat setempat menurut Davis (1960:313) sebagai
berikut:
a. Sejumlah penduduk
b. Luas, kekayaan dan kepadatan pendudukan
c. Memilki fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi
masyarakat yang bersangkutan.
Dari pengertian masyarakat yang disampaikan oleh pakar diatas, maka dapat
disimpulkan Pengertian Masyarakat adalah kumpulan manusia yang membentuk suatu
kelompok yang hidup bersama-sama dan saling membantu satu sama lain dalam
hubungannya atau saling berinteraksi
A. Bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba. Struktur sosial
disini merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang tertinggi sampai yang
terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan pengaturan pemenuhan kebutuhan
masyarakat secara menyeluruh.
B. Terdapat dimensi vertikal dan horizontal, struktur sosial pada dimensi vertikal
adalah hierarki status-status sosial dengan segala peranannya sehingga menjadi satu
sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur status yang tertinggi hingga struktur
status yang terendah. Sedangkan pada struktur sosial yang memiliki dimensi
harizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam
kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakter sama.
C. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat, artinya proses sosial yang
terjadi dalam suatu struktur sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
D. Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan
masyarakat, artinya struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi untuk
mengatur berbagai bentuk hubungan antarindividu di dalam masyarakat tersebut.
E. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah, struktur sosial merupakan
tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian,
yaitu dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses
perubahan dan perkembangan, serta dalam setiap perubahan dan perkembangan
tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial yang
berkesinambungan, sebelum terancam proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat.
Pada ciri yang kelima ini dalam sosiologi sering digunakan untuk melukiskan
keteraturan sosial atau keteraturan elemen-elemen dalam kehidupan masyarakat.
3. Struktur sosial memiliki empat elemen dasar sebagai berikut :
a. Status Sosial
Status sosial merupakan kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam kelompok
masyarakat. Status yang diperoleh seseorang terbagi menjadi tiga, yaitu :
1) Ascribed status
Status yang “diberikan” kepada seseorang oleh masyarakat tanpa memandang
bakat atau karakteristik unik orang tersebut. Didapat secara otomatis melalui kelahiran
(keturunan). Latar belakang ras, gender, dan usia dapat dikategorikan sebagai ascribed
status.
2) Achieved status
Status yang didapat seseorang melalui usaha-usahanya sendiri. Seseorang harus
melakukan sesuatu untuk mendapatkan statusnya, seperti bersekolah, mempelajari
keterampilan-keterampilan, berteman, atau menciptakan sesuatu yang baru.
3) Assigned status
Status yang diberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu
untuk organisasinya, masyarakat atau kepada negara. Misalnya, seorang pegawai
honorer diangkat menjadi pegawai negeri. Seseorang diangkat sebagai penasihat
karena kemampuan dan keahliannya. Seseorang dinaikkan pengkat atau jabatan
karena prestasi dan masa kerja.
Pertentangan antara individu dengan statusnya dapat mengakibatkan kesalahan
dalam mengambil suatu keputusan. Misalnya, seorang anggota polisi harus
menangkap anaknya sendiri karena diduga terlibat dalam jaringan narkoba. Jika dia
menjalankan tugas dan kewajiban sebagai polisi, maka ia harus menangkap anaknya,
tetapi jika ia berusaha melepaskan dan memengaruhi petugas lainnya, maka dia tidak
menjalankan perannya sebagai polisi.
Konflik status memang sering sulit dihindari karena kepentingan individu tidak
selamanya sama dengan kepentingan masyarakat maupun organisasinya.
b. Peran Sosial
Peran sosial merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang
menempati suatu posisi atau status sosial tertentu. Peran merupakan komponen
penting dalam struktur sosial karena peran memberikan sumbangan pada stabilitas
masyarakat dengan cara memampukan tindakan-tindakan mereka sendiri.
c. Kelompok
Kelompok merupakan sejumlah orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai,
dan harapan-harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi.
Kelompok memainkan peran yang sangat penting dan vital dalam struktur sosial
masyarakat karena sebagian besar interaksi sosial kita berlangsung dalam kelompok
dan dipengaruhi oleh norma-norma dan sanksi yang ada dalam kelompok.
d. Lembaga
Merupakan pola terorganisasi dari kepercayaan dan perilaku yang dipusatkan
pada kebutuhan sosial yang mendasar. Lembaga atau institusi dibentuk untuk
memenuhi suatu kebutuhan tertentu. Lembaga sosial seperti keluarga, agama,
pendidikan, dan pemerintah merupakan aspek fundamental dari struktur sosial.
4. Fungsi struktur sosial
a. Fungsi Identitas
Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya masing-masing. Struktur sosial
berbagai sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok
yang anggotanya memlii kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan
mengembangkan struktur soasialnya sendiri sebagai pembeda dari kelopok lainnya.
Contohnya, kebudayaaan Minangkabau menganut system matrilinial
(kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu). Ini berbeda dengan system
kebudayaan lainnya yang mayoritas menganut patrilineal. Perbedaan semacam ini akn
membangun struktur sosial yang berbeda pula dengan kebudayaan lainnya.
b. Fungsi Kontrol
Struktur bias berfungsi untuk mengontrol individu yang berada di dalam struktur
tersebut. Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri
individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain.
Melanggar aturan yang berlaku, berpotensi untuk menimbulkan konsekuensi
yang pahit. Struktur sosial sebagai kontrol. Contoh: kebudayaan Batak melarang
perkawinan antara pria dan wanita yang semarga. Orang Batak yang memiliki marga
yang sama berarti masih memiliki hubungan saudara.
c. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur social yang ada dalam kelompoknya, mulai dari sikap,
kebiasaan, kepercayaan dan kedisiplinan.
2. Pranata Sosial
Pengertian Pranata Sosial menurut para ahli :
a) Menurut Soerjono Soekanto
Lembaga kemasyarakatan (Pranata Sosial) adalah himpunan norma-norma dari
segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
masyarakat.
b) Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Semua norma-norma dari segala tingkat yang berkisar pada suatu keperluan
pokok dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu kelompok yang diberi nama
lembaga kemasyarakatan.
c) Menurut Horton dan Hunt (1987)
Suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh
masyarakat dipandang penting.
d) Menurut Koentjaraningrat (1979)
Sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu
untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi atau suatu sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-
kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Jadi, pengertian pranata sosial adalah sistem norma yang bertujuan untuk
mengatur tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok
dan bermasyarakat bagi manusia. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem
hubungan sosial yang terorganisir dan mengejewantahkan nilai-nilai serta prosedur
umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat.
Tiga kata kunci di dalam setiap pembahasan mengenai pranata sosial adalah:
Nilai dan norma; Pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur umum;
Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk
melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku.
a. Tujuan Pranata Sosial
Pranata Sosial, selain untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat
terpenuhi secara memadahi, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial
warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah
yang berlaku. Contoh: (a) Pranata Pendidikan mengatur bagaimana sekolah harus
mendidik anak-anak hingga menghasilkan lulusan yang handal. Tanpa adanya pranata
sosial, kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan bakal porak poranda karena jumlah
prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif terbatas, sementara
jumlah warga masyarakat yang membutuhkan justru semakin lama semakin banyak.
Tujuan Pranata Sosial menurut Koentjaraningrat:
a. Memenuhi kebutuhan sosial dan kekerabatan (kinship atau domestic instituions)
b. Memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup, memproduksi,
menimbun dan mendistribusikan harta benda (economic institutions)
c. Memenuhi kebutuhan pengetahuan dan pendidikan manusia (educational
institutions)
d. Memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institutions)
e. Memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan rasa keindahan dan rekreasi
(aesthetic and recreational institutions)
f. Memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan (religius
institutions)
g. Memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kebutuhan berkelompok atau
bernegara (political institutions)
h. Mengurus kebutuhan jasmani manusia (somatic institutions)
1. Akulturasi
Akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di mana unsur-unsur
budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Misalnya, proses percampuran
budaya Jawa dengan budaya Islam yang saling memengaruhi. Ada juga pendapat yang
mengatakan bahwa akulturasi adalah proses masuknya pengaruh budaya asing ke
dalam suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara selektif dan
sebagian lain berusaha menolaknya.
2. Asimilasi
Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu dalam
bentuk budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut asimilasi. Proses
asimilasi berlangsung secara intensif dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga
unsur-unsur dan wujud tiap budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya yang lebih
dinamis. Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Dalam akulturasi, setiap budaya masih
memiliki identitas konkret, sedangkan dalam asimilasi, identitas budaya dari setiap
budaya asli yang mengalami kontak budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya
baru yang jauh berbeda dengan budaya aslinya.
3. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur budaya dari
seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok
masyarakat lainnya. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur kebudayaan
itu pertama-tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau
letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut
diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur
budaya baru.
b. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik faktor pendorong maupun faktor penghambat.
1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya antara lain
sebagai berikut.
B. Saran
Dari pembahasan yang telah diuraikan, kami mempunyai saran kepada
pembaca bahwasanya dalam berinteraksi sosial, sebaiknya kita dapat memilah dan
memilih mana yang berdampak positif pada kehidupan kita, dan mana yang
berdampak negatif. kita harus berpegang dengan aturan norma yang tumbuh dalam
masyarakat, sehingga tercipta keselarasan dalam proses sosial antara individu dan
masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
http://masthoms16.wordpress.com/2009/09/27/pengertian-proses sosial
http://rizkifaradilla.blogspot.com/2015/09/30.pengertian-dari-pranata-pranata-
dan.html%5Bonline%5D.
http://www.Siswapedia.com/bentuk-bentuk-struktur–sosial-dalam-masyarakat
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/unsur-fungsi-dan-ciri-struktur-sosial.html