Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN TULISAN

A. Batasan narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi


1. Paragraf Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan
sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal
tersebut.

Contoh deskripsi berisi fakta:


Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih
terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis
flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis
dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung
Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik
untuk bahan penelitian dan objek wisata.

Contoh deskripsi berupa fiksi:


Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga.
Bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin
bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur
dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang
sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.

Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya:


Keindahan bukit Kintamani
Suasa pelaksanaan promosi kompetensi siswa SMK tingkat nasional
Keadaan ruang praktik
Keadaan daerah yang dilanda bencana

Langkah menyusun deskripsi:


i. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
ii. Tentukan tujuan
iii. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan
iv. pengamatan
v. Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah
urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan
vi. Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

2. Paragraf Narasi
Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu
ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.


Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah
pengalaman.
Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun
cergam.

Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana


dan tokoh.
Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik.
Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul
dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.

Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-


macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat,
ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan
mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

Contoh narasi berisi fakta:


Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang
nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan
waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya
menentang penjajah.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun
1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya
sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
.
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang
menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak.
Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba
memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza
membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah
kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui
juga?

Langkah menyusun narasi (fiksi):


Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif yaitu:
i. mencari, menemukan, dan menggali ide.
ii. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H.
Di mana seting atau lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya,
apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa
berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
bagaimana cerita itu dipaparkan.
Paragraf Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik
dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi
pembaca.Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik.

Contoh:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok,
yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjaan
akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi
keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang
digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan
laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran
informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain:


Manfaat kegiatan ekstrakurikuler.
Peranan majalah dinding di sekolah.
Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses
kerja.

Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.


Contoh paparan proses:
Cara mencangkok tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya.
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter
kira-kira 1,5 sampai 2 cm.
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai
bersih kira-kira sepanjang 10 cm.

Langkah menyusun eksposisi:


i. Menentukan topik/ tema.
ii. Menetapkan tujuan.
iii. Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
iv. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih.
v. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

4. ARGUMENTASI
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/
kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti.1

1
: http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/batasan-narasi-deskripsi-eksposisi-dan-
argumentasi/
http://pelitaku.sabda.org/menentukan_bentuk_tulisan

B. Menentukan Bentuk Tulisan


a. Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada kronologi suatu
peristiwa. Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi,
autobiografi, atau kisah pengalaman. Narasi seperti ini disebut
dengan narasi ekspositoris. Narasi bisa juga berisi cerita rekaan
seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau cerpen.
Narasi ini disebut dengan narasi imajinatif.

Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah: kejadian, tokoh,


konflik, alur/plot, dan latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan
suasana.

Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh


adanya uraian secara kronologis. Penggunaan kata hubung yang
menyatakan waktu atau urutan, seperti: lalu, selanjutnya, keesokan
harinya, atau setahun kemudian kerap dipergunakan.

Tahapan menulis narasi, yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan tema cerita.


2. Menentukan tujuan.
3. Mendaftarkan topik atau gagasan pokok.
4. Menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara kronologis
atau urutan waktu.
5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan. Kerangka karangan naratif,
dapat dikembangkan dengan pola urutan yang berdasar pada tahapan-tahapan
peristiwa. Pola urutan waktu ini sering digunakan pada cerpen, novel, roman,
kisah perjalanan, cerita sejarah, dan sebagainya.

b. Deskripsi

Kata "deskripsi" berasal dari bahasa latin "discribe" yang berarti


gambaran, perincian, atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang
menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan
pengalaman penulisnya. Tujuannya agar pembaca memperoleh kesan atau citraan
yang sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis, sehingga
seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri objek
tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek
dengan kesan, fakta, dan citraan.

Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu:


1. Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang
menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis.

2. Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan


objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Kita dapat
membuat karangan deskripsi secara tidak langsung, yaitu dengan
mengamati informasi dalam bentuk nonverbal berupa gambar, grafik,
diagram, dan lain-lain. Apa saja yang tergambarkan dalam bentuk visual
tersebut dapat menjadi bahan atau fakta yang akurat untuk dipaparkan
dalam karangan deskripsi, karena unsur dasar karangan ini adalah
pengamatan terhadap suatu objek yang dapat dilihat atau dirasakan.

Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:

1. menentukan objek pengamatan,


2. menentukan tujuan,
3. mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan,
4. menyusun kerangka karangan, dan
5. mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan deskriptif dapat berupa penyajian parsial


atau tempat. Penyajian urutan ini digunakan bagi karangan yang memunyai
pertalian sangat erat dengan ruang atau tempat. Biasanya bentuk karangannya
deskriptif. Pola uraiannya berangkat dari satu titik lalu bergerak ke tempat lain,
umpamanya dari kiri ke kanan, atas ke bawah, atau depan ke belakang.

http://nanacolection.blogspot.com/2011/03/menentukan-jenis-tulisan.htm

C. Eksposisi

Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin "exponere" yang berarti:


memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah
karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci, dengan tujuan
memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya.
Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel
ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.

Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi


menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram atau bagan dalam
karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan,
cara kerja dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.

Karangan eksposisi juga dapat ditulis berdasarkan fakta suatu peristiwa,


misalnya bencana alam, kecelakaan, atau sejenis liputan berita. Meski bentuk
karangannya cenderung narasi, namun kita dapat membuatnya menjadi bentuk
paparan dengan memusatkan uraian pada tahapan atau cara kerja, misalnya cara
mengatasi penyebaran virus flu burung, mengantisipasi wabah DBD dengan 3M,
atau evakuasi korban banjir.

Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu:

1. menentukan objek pengamatan,


2. menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,
3. mengumpulkan data atau bahan,
4. menyusun kerangka karangan, dan
5. mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola


penyajian berikut:

1. Urutan topik yang ada: pola urutan ini berkaitan dengan penyebutan bagian-
bagian suatu benda, hal, atau peristiwa tanpa memprioritaskan bagian mana yang
terpenting. Semua bagian dianggap bernilai sama.

2. Urutan klimaks dan antiklimaks: pola penyajian dimulai dari hal yang
mudah/sederhana, menuju ke hal yang makin penting atau puncak peristiwa dan
sebaliknya untuk antiklimaks.

Karangan eksposisi sering dibuat berdasarkan gambar, bagan, matriks, dan


sejenisnya. Penyajian bentuk-bentuk nonverbal tersebut bisa dimaksudkan sebagai
objek untuk dijelaskan, tetapi juga bisa sebagai alat bantu untuk mengkonkretkan
penjelasan.

D. Argumentasi

Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau


penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi
dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat, dengan
memaparkan alasan-alasan yang rasional dan logis.

Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut:

1. menentukan tema atau topik permasalahan,


2. merumuskan tujuan penulisan,
3. mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan
yang mendukung,
4. menyusun kerangka karangan, dan
5. mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat,
akibat-sebab, atau pemecahan masalah.

1. Sebab-akibat: Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang menjadi


sebab berlanjut topik/gagasan yang menjadi akibat.

2. Akibat-sebab: Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang merupakan


akibat dan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.

3. Urutan Pemecahan Masalah: Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang
menggambarkan masalah kemudian mengarah pada pemecahan masalah.

Ada bermacam-macam cara untuk membuat atau memperkuat argumentasi,


antara lain sebagai berikut:

1. Kausal: pembenaran pendapat dengan mengemukakan alasan yang berupa


sebab-akibat atau akibat-sebab.

2. Keadaan yang memaksa: pembenaran pendapat dengan mengembangkan


berbagai jalan buntu, sehingga tidak ada jalan alternatif lain.

3. Analogi: pembenaran pendapat berdasarkan asumsi bahwa jika dua hal


memiliki banyak persamaan, maka dalam hal lain tentu ada yang sama pula.

4. Perbandingan: pembenaran pendapat dengan cara membandingkan dua hal,


situasi, dan kondisi.

5. Pertentangan: pembenaran pendapat dengan mempertentangkan dua


situasi/kondisi.

6. Kesaksian: pembenaran pendapat dengan menggunakan/mendasarkan pada


keterangan saksi.

7. Autoritas: pembenaran pendapat dengan mendasarkan pendapat ahli.

8. Generalisasi: pembenaran pendapat/simpulan berdasarkan data/fakta/contoh


atau kejadian-kejadian yang bersifat khusus.

Contoh:
http://aurigamaulana.blogspot.com/2012/03/contoh-paragraf-narasi-deskripsi.html
A. Paragraf Narasi --> Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.

Contoh:
Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan
berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-
nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih
berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan
semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi
dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai
tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku.
Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-
nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku
ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya,
terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan
seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah
ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore
menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini
akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.

B. Paragraf Deskripsi --> Menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci


atau mendetil sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan
merasakannya sendiri.

Contoh:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Parang Tritis.
Gelombang ombak bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa
ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang
menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang yang menghalangi
membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-kiri, aku bisa memandang air
laut sejauh mata memandang, pandai dengan bukit berbatu, pesisir serta
pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai. Kurasakan dingin membasuh
kakiku karena ombah menghempas kakiku dan terasa asin air itu ketika bibirku
terkena percikan. Sepanjang aku berjalan, hampir pinggiran pantai dipenuhi oleh
pengunjung wisatawan. Kulihat ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai,
bermain bola, bermain dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi
yang paling membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis manca negara yang
menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa yang aku lihat,
pantai ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai Parang
Tritis.

C. Paragraf Eksposisi --> Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu


dengan tujuan member informasi (menambah wawasan).

Contoh:
Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang
lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata
yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas,
Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan
pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak
yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung
pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak
pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar
yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang
disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai
macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut
mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas
dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain
pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga
ATV, kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur
ke barat. selain itu juga parangtritis sebagai tempat untuk olahraga
udara/aeromodeling.

D. Paragraf Argumentasi --> mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat


penulis dengan disertai bukti dan fakta

Contoh:
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat
wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang
disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa
tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan
meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para
praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah
wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan
kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga
mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali
dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai
Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga
banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan
sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati
tenggelam.

E. Paragraf Persuasi --> karangan yang bertujuan untuk meyakinkan dan


membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.

Contoh:
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat
wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang
disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa
tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan
meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para
praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah
wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan
kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga
mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali
dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai
Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga
banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan
sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati
tenggelam. Oleh karena itu, selayaknya warga masyarakat tidak lagi percaya hal-
hal gaib dan bisa mengedepankan penalaran logika atau akal sehat. Pemerintah
daerah pun sebaiknya memberikan pemahaman yang benar mengenai penyebab
bencana laut kepada warga di sekitar pantai. Informasi tersebut dapat diteruskan
kepada wisatawan guna meningkatkan kewaspadaan mereka.

KARANGAN DAN JENISNYA

A.     Pengertian Wacana/Karangan


Wacana adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang
semestinya atau logis. Dalam wacana setiap unsur-unsurnya harus memiliki
kesatuan dan kepaduan. Sebelum menulis wacana, seseorang harus menentukan
tema, tujuan yang sesuai dengan bentuk wacana, dan menyusun kerangka
karangan.
Membuat kerangka karangan sangat dianjurkan sebelum penulisan, terutama
bagi pengarang pemula. Agar penyusunan kerangka karangan menjadi acuan
pembuatan karangan, calon penulis sebaiknya mengetahui langkah-langkah
menyusun kerangka karangan. Kerangka karangan dapat di tulis dalam dua
bentuk, yaitu kerangka kalimat dan kerangka topik.

B.    Jenis-Jenis Wacana/Karangan


Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi wacana narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi.
1.    Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau
peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif. Unsur-
unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konflik, alur/plot, serta
latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

2.    Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan hasil
pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan yang
sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu deskripsi
imajinatif/impresionis dan deskripsi faktual/ekspositoris.

3.    Argumentasi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan
secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan
memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya
digunakan pada karyakarya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk
seminar, simposium, atau penataran.

Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan,


menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan,
menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian
urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.

4.    Eksposisi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau
penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Tahapan menulis
karangan argumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan,
merumuskan tujuan penulisan, mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-
bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan
mengembangkan kerangka menjadi karangan. Pengembangan kerangka karangan
argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan
masalah.

5.    Persuasi
Persuasi ialah tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca agar melakukan
sesuatu yang dikehendaki oleh penulis pada saat sekarang maupun pada waktu
yang aka datang.Dengan tujuan akhir agar pembaca melakukan sesuatu, maka
persuasi termasuk dalam cara-cara untuk mengambil keputusan.
http://sudutpintar-bi.blogspot.com/2012/10/karangan-dan-jenisnya_21.html

Anda mungkin juga menyukai