ANALISIS TRANSAKSIONAL
makalah
Oleh
KELOMPOK X
Banda Aceh,
Desember 2015
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
iii
2.9 Contoh Kasus Analisis Transaksional.....................................................13
3.1 Simpulan..................................................................................................23
3.2 Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
6. Bagaimana kondisi pengubahan pada analisis transaksional ?
7. Bagaimana mekanisme pengubahan pada analisis transaksional ?
8. Bagaimana kelemahan dan kelebihan analisis transaksional ?
9. Bagaimana contoh kasus analisis transaksional ?
2
BAB II PEMBAHASAN
3
dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka.
Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi
berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat
menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau tidak.
Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dlm suatu hubungan. Dlm
komunikasi antar pribadi juga dikenal transaksi yang dipertukarkan adalah pesan-
pesan, baik verbal maupun non verbal.
AT dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960 yang ditulisnya dalam buku
Games People Play. Analisis Transaksional (AT) dapat digunakan dalam
konseling individual, tetapi lebih cocok digunakan dalam konseling kelompok.
Analisis Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang
dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses konseling. Pendekatan ini
menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan
dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi
ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka
proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri,
dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.
4
4. Manusia mempunyai kebebasan untuk memilih & dalam tingkat kesadaran
tertentu individu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan
hidupnya
5. Hakekat manusia selalu ditempatkan dalam interaksi sebagai dasar
pertumbuhan dirinya.
6. Manusia dapat ditingkatkan, dikembangkan dan diubah secara langsung
melalui proses yang aman, menggairahkan dan bahkan menyenangkan.
1. Struktur Kepribadian
Ketika Berne menghadapi klien, ia menemukan bahwa kliennya kadang-
kadang berfikir, berperasaan dan berperilaku seperti anak-anak, tapi di
lain kesempatan terlihat seperti orang tua atau orang dewasa.
Berdasarkan pengalamanya dengan klien itu, Berne berkesimpulan
bahwa manusia memiliki berbagai bentuk kondisi ego, atau disebutnya
dengan ego states yaitu unsur-unsur kepribadian yang terstruktur dan itu
merupakan satu kesatuan yang utuh.
Menurut Eric Berne bahwa status ego seseorang terdiri dari unsur-unsur
sebagai berikut:
(1) Orang tua (Parent)
(2) Dewasa (Adult)
(3) Anak (Child).
Orang
O
Tua
Dewasa D
Anak A
5
Gambar. Diagram Struktur Kepribadian
a. Status Ego orang tua. (ego state parent)Yaitu bagian dari kepribadian
yg menunjukkan sifat-sifat orang tua, berisi perintah (harus &
semestinya). Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana
orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut
dalam status ego orang tua. Status ego orang tua merupakan suatu
kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan
bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap
dirinya.
b. Status Ego dewasa (Ego state adult)Yaitu bagian dari kepribadian yg
objektif, stabil, tidak emosional, rasional, logis, tidak menghakimi,
berkerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha untuk
menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan pemecahan
yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah. Dalam status orang
dewasa selalu akan berisi hal-hal yang produktif, objektif, tegas, dan
efektif dan bertanggung jawab dalam menghadapi kehidupan. Jika
individu bertingkah laku sesuai dengan yang telah disebutkan tadi,
maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa..
c. Status ego anak (ego state child)Yaitu bagian dari kepribadian yang
menunjukkan ketidakstabilan, reaktif, humor, kreatif, serta inisiatif,
masih dalam perkembangan, berubah-ubah, ingin tahu dan sebaginya.
Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir
ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan
pengalaman semasa kanak-kanak.
6
Posisi ini menunjukkan bahwa pada diri seseorang merasakan bahwa
ia lebih rendah dari orang lain. Posisi ini adalah sikap umum yang
yang pertama dimiliki oleh anak pada masa awal kanak-kanak.
b. Posisi kedua : I’m Not OK – You’re Not OK
Yaitu sikap dasar yang memandang jelek baik atas dirinya maupun
kepada orang lain. Kondisi seperti ini menandakan seseorang
bermasalah atau depresi.Keadaan ini lebih parah dan berbahaya dari
posisi pertama
c. Posisi ketiga : I’m OK – You’re Not OK
Yaitu sikap yang memandang jelek terhadap orang lain.Posisi hidup
ini menunujukkan adanya kecenderungan pada diri seseorag untuk
menuntut seseorang, menyalahkan seseorang,
mengkambinghitamkan orang lain, menuduh orang lain.
d. Posisi keempat : I’m OK – You’re OK
Posisi ini adalah posisi hidup yang baik atau kepribadian yang sehat
dan menunjukkan adanya suatu keseimbangan pada diri seseorang.
Posisi ini menunjukkan adanya pengakuan akan orang lain yang
memiliki hak yang sama dengan dirinya.
7
Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re OK
Posisi kehidupan I’am OK – You ‘re not OK
Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re not OK
Kontaminasi status ego
Eksklusi (batas status ego yang kaku).
8
b. Konselor membantu mengembangkan kapasitas diri klien dalam
menggunakan semua status egonya yang cocok, mencakup memperoleh
kebebasan dan kemampuan yang dapat ditembus diantara status egonya.
c. Konselor berusaha membantu klien dalam mengembangkan seluruh status
ego dewasanya. Pengembangan ini pada hakikatnya adalah menetapkan
pikiran dan penalaran individu, untuk itu individu membutuhkan
kemampuan serta kapasitas yang optimal dalam mengatur hidupnya
sendiri.
d. Konselor membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi hidup
yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru
yang lebih produktif.
9
d. Sebagai fasilitator, Konselor menolong klien mendapatkan perangkat
yg diperlukan, menyediakan lingkungan yang menunjang untuk
mencapai perubahan klien atau keseimbangan ego state klien.
4.Situasi Hubungan
10
Menurut Harris, proses konseling AT ada beberapa tahapan, yaitu:
2. Teknik Konseling
a. Analisis Struktur
Analisis struktur maksudnya adalah analisis terhadap status ego yang
menjadi dasar struktur kepribadian klien yang terlihat dari respons atau
stimulus klien dengan orang lain.
b. Analisis transaksional
11
Konselor menganalisis pola transaksi dalam kelompok, sehingga
konselor dapat mengetahui ego state yang mana yang lebih dominan
dan apakah ego state yang ditampilkan tersebut sudah tepat atau belum.
c. Analisis Mainan
Analisis mainan adalah analisis hubungan transaksi yang terselubung
antara Klien dengan konselor atau dengan Lingkungannya. Konselor
menganalisis suasana permainan yang diikuti oleh klien untuk
mendapat sentuhan, setelah itu dilihat apakah klien mampu
menanggung resiko atau malah bergerak kearah resiko yang tingkatnya
lebih rendah.
d. Analisis Skript
Analisis Skript ini merupakan usaha konselor untuk mengenal proses
terbentuknya skript yang dimiliki klien. Analisis skript ini hendaknya
sampai menyelidiki transaksi seseorang sejak dalam asuhan orang tua,
pada masa ini terjadi transaksi antara orang tua dengan anak-anaknya.
Dan pada akhirnya terbentuk suatu tujuan hidup dan rencana hidup
(script atau naskah). Hal ini dilakukan apabila konselor sudah meyakini
bahwasanya kliennya terjangkit posisi hidup yang tidak sehat.
12
Tujuan pokok terapi AT adalah mengatasi masalah klien agar dia punya
kemampuan dan memiliki rasa bebas untuk menentukan pilihannya. Hal
ini dimulai dengan menganalisis interaksinya dengan konselor atau orang
lain. Dan itu adalah persoalan interaksi sekarang. Kini dan di sini (here
and now).
c. Mudah Diobservasi.
Pada umumnya teori yang muncul dari laboratorium itu sulit diamati
karena itu terlihat abstrak, sehingga kadang-kadang tak jarang pula yang
hanya merupakan konstruk pikiran manusia penemunya. Berbeda dengan
AT, ajaran Berne tentang status ego ( O, D dan A) adalah konsep yang
dapat diamati secara nyata dalam setiap interaksi atau komunikasi
manusia.
d. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi
Fokus AT terpusat pada cara bagaimana klien berinteraksi, maka treatment
juga mengacu pada interaksi, cara bebicara, kata-kata yang
dipergunakannya dalam berkomunikasi. Karena itu, AT tidak hanya
berusaha memperbaiki sikap, persepsi, atau pemahamannya tentang
dirinya tetapi sekaligus mempunyai sumbangan positif terhadap
keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Hal semacam ini tidak
dimilliki oleh pendekatan lainnya.
13
b. Subyektif dalam Menafsirkan Status Ego.
Apakah ungkapan klien termasuk status Ego Orang tua, Dewasa, atau
Anak-anak merupakan penilaian yang subyektif. Mungkin dalam hal
yang ekstrim tidak ada perbedaan dalam menafsirkannya. Tapi bila
pernyataan itu mendekati dua macam status ego akan sulit ditafsirkan,
dan mungkin berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan dalam memahami status ego ini, menyebabkan sulitnya
kesamaan dalam menakar egogram klien.
N CE /
DIALOG VERBATIN TAHAP/TEHNIK
O CO
1 CE “Tok…tok…tok….assalammu’alaikum
ibu….” (sambil mengetuk pintu ruang BK )
14
baik?”
15
bu saya kan maunya masuk jurusan IPS
tapi……..????” ( mulai berkaca-kaca
matanya )
Mulai menganalisa
16
CO meneruskan pada pertemuan berikutnya,
bagaimana Irma, apa Irma setuju ?”
( sambil tersenyum menawarkan rencana)
Kontrak
Proses Analisis
CO
17
memberikan contoh adik-adik saya kan
saya anak pertama bu” ( sambil tertunduk
memainkan kerudungnya )
CO
CO
18
saya karena saya inginnya masuk jurusan
IPS” ( sambil menarik nafas kesal)
CO Reinforcement
“Ohh…….gitu…bukannya nila-nilaimu
bagus, ibu yakin Irma bisa “
CO
19
19 CE “Iya sih bu tapi yang namanya enggak suka
ya pasti jadi jenuh, apalagi pas kuliah nanti
disuruh masuk kedokteran lagi, aduuhhhh
enggak deh bu, saya kan juga puya hak Diagnosa
menentukan pilihan bu, tapi saya juga
enggak bisa menolak keinginan orang tua
saya “ ( mulai meneteskan air mata )
CO
“Loh…kenapa memangnya Ir “
20
CO
CO
CO
21
“Jurusan apa yang benar-benar diminati
Irma ? ( sambil menatap Irma )
CO
CO
22
CO
CO
CO
23
CO “Dicoba aja, ibu doakan moga berhasil “ Reinforcement
34 CE “oh gitu ya bu “
CO
“Baiklah Irma sepertinya waktu kita sudah
habis sekalai lagi ibu
24
ingatkan 5kesepakatan kita ya, yang Proses treatment
pertama : Irma paham kan kalau semua ada perjanjian
orang tua pasti menginginkan yang terbaik dalam pengambilan
untuk anaknya walau terkadang jalan yang keputusan nanti
diambil salah.
25
38 CE “Saya rasa tidak ada lagi bu, sudah cukup,
terimakasih banyak ya bu” ( sambil
bersalaman )
1. Analisis
a. Dari Segi Fisik
26
Sebagai anak yang penurut dan patuh Irma tumbuh menjadi seorang gadis
yang cantik dan semampai. Bentuk tubuhnya yang ideal sesuai dengan
gadis-gadis lain. Tak ada kekurangan dalam penampilan fisiknya.
b. Dari Segi Psikis
Tampak di raut wajahnya yang cantik kesedihan dan ketidak nyamanan
dirinya, ia terlihat sering gelisah, tertutup, suka melamun, mudah
tersinggung dan marah.
c. Dari Segi Tingkah laku Sosial
Irma jarang bergaul dengan teman-temannya, kuper, karena sifatnya yang
tertutup Irma tak pernah menceritakan masalahnya kepada orang lain
sehingga ia stres. Irma kurang percaya diri dalam bergaul seperti anak-
anak lain seusianya.
d. Dari Sisi Keluarga
Irma anak pertama dari 3 bersaudara, karna ia anak yang paling besar
maka ia harus memberikan contoh kepada adik-adiknya walaupun
terkadang hatinya berontak. Kedua orang tuanya tergolong keluarga yang
mapan maka dari itu segala sesuatu yang ada dalam keluarganya
ditentukan oleh kedua orangtuanya termasuk masa depan dan cita-
citaIrma juga ditetapkan oleh mereka tanpa mau melihatbakat dan minat
yang dimiliki oleh Irma.
e. Kemajuan Akademis
Berdasarkan kemampuan akademik yang dimiliki oleh Irma tercatat
bahwa dari TK hingga SMA, dia selalu memiliki nilai yang baik.
Akantetapi padasemester dua kelas XI nilainya mengalami penurunan
dratis karena jurusan yang dipilihnya merupakan pilihan kedua orang
tuanya sehingga bertentangan dengan minat Irma sendiri yaitu ia ingin
masuk jurusan IPS karena ia ingin jadi seorang akuntan.
2. Sistesis
Berdasarkan kemampuan akademik yang dimiliki oleh Irma, tercatat bahwa
dari TK hingga SMA, dia selalu memiliki nilai yang baik. Akan tetapi pada
semester dua kelas XI nilainya mengalami penurunan karena jurusan yang
27
dipilihnya merupakan pilihan kedua orang tuanya sehingga bertentangan
dengan bakat dan minat Irma sendiri yaitumasuk jurusan IPS.
3. Diagnosa
Berdasarkan data dari hasil sintesis yang diperoleh bahwa sebab dari
masalah Imaadalah ketidak mampuan Irma dalam menolak keinginan kedua
orang tuanya yang meninginkan dia masuk IPA padahal bakat dan minat Irma
adalah masuk IPS agar di Perguruan TInggi nanti ia bias masuk Fakultas
Akutansi sehingga ia jadi soranga Akuntansesuai dengan bakatnya yang suka
dengan hal hitung menghitung. Maka dari itu langkah awal yang harus
dilakukan adalah mengajak kedua belah pihak terkait untuk berbicara
bersama agar bisa saling terbuka sehingga dapat mengetahui apa yang
diinginkan oleh kedua belah pihak yang terkait.
4. Prognosis
Adalah langkah awal dalam upaya memprediksi kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi jika masalah Irma tidak segera ditangani. Apakah kondisi Irma
akan lebih buruk jika terus di jurusan IPA atau Irma bisa meningkatkan
nilainya yang dibawah standar sekolah? Kemungkinan jika masalah Irma
tidak segera dibantu : Irma akan semakin tertekan, stress dan tidak bisa
nyaman dalam menjalani sekolahnya serta kemungkinan terburuknya Irma
tidak bisa mencapai cita-citanya. Dan kemungkinan jika masalah Irma
dibantu, maka Irma akan dengan nyaman menjalani jurusan pilihan orang
tuanya, lebih bisa konsentrasi sehingga nilainya masih sempat diperbaiki dan
yang paling penting Irma akan lebih focus mengarahkan dirinya demi
menggapai cita-citanya jadi seorang Akuntan.
5. Treatment/proses konseling
28
Berdasarkan data yang telah diperoleh maka kegiatan konseling pun
dilaksanakan dan dari hasil proses konseling tersebut menghasilkan beberapa
alternatif yaitu sebagai berikut :
a. Memberikan pemahaman kepada Irma bahwa setiap orangtua hanya
menginginkan anaknya berhasil tapi terkadang cara yang mereka lakukan
kurang tepat bagi anak hingga akhirnya menyebabkan ketidakenakan hati.
b. Berusaha untuk berbicara baik-baik dengan kedua orangtua mengenai
bakat dan minat yang dimiliki Irma (dalam melakukan cara ini hendaknya
tidak hanya 1 atau 2 kali saja tapi usahakan semaksimal mungkin agar
kedua orangtua menyadarinya karena sekeras apa pun pendirian orang tua
bila selalu kita bicarakan dengan baik-baik pasti akan luluh juga pada
akhirnya).
c. Berusaha agar Irma dapat memahami keinginan kedua orang tunya
dengan menggunakan ego dewasa Irma karena setiap manusia memiliki
tiga ego yaitu ego anak, ego dewasa dan ego orang tua.
d. Memberikan pemahaman dan pengertian kepada Irma bahwa jurusan
IPAmerupakan incaran banyak orang karena selain jurusan IPA itu lebih
leluasa ketika masuk Perguruan Tinggi di Fakultas apa saja.
e. Irma harus bisa membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa
jurusan IPSjuga bisa berhasil tidak hanya jadi seorang Akuntan saja tapai
bisa terjun ke dunia bisnis, jika Irma memang bersikeras mengambil
jurusan IPS.
6. Follow up
Setelah melakukan proses konseling harapannya Irma dapat mengambil
keputusan yang tepat dan tidak menyakiti perasaan kedua orang tuanya
(sama-sama nyaman, I am Ok, You’r OK). Namun bila ternyata hasil dari
proses konseling yang telah dilakukan tidak dapat membantu Irma maka akan
dilakukan proses alih tangan kasus berdasarkan kesepakatan bersama
(perjanjian antara Irma dan Konselor).
29
30
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
32