Anda di halaman 1dari 7

Kepemimpinan Kelompok, Etika dan Isu-Isu Profesional pada Praktik Kelompok.

Kata Pengantar

A. Pendahuluan
Makalah ini di susun dari berbagai sumber yang bertujuan agar dapat
memberikan petunjuk dan pemahaman tentang Kepemimpinan Kelompok, Etika dan
Isu-Isu Profesional pada Praktik Kelompok. Pada makalah ini akan mebahas beberapa
materi yang terkait didalamnya.
Pada dasarnya kelompok merupakan adanya suatu perkumpulan dari beberapa
orang. Praktik kelompok dalam pelaksanaan konseling merupakan kegiatan
professional. Sebelum melanjutkan pembahasan, ada baiknya diketahui terlebih
dahulu makna profesional dan profesionalisme, dan akhirnya baru akan tercapai
tindakan profesional. Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika seorang manajer
mengaku sebagai seorang yang profesional maka ia harus mampu menunjukkan
bahwa dia ahli dalam bidangnya. Seseorang harus mampu menunjukkan kualitas yang
tinggi dalam pekerjaanya. Berbicara mengenai profesionalisme mencerminkan sikap
seseorang terhadap profesinya. Secara sederhana, profesionalisme yang diartikan
perilaku, cara, dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi.

B. Pembahasan
1. Hak Anggota Kelompok
Kelompok merupakan adanya suatu perkumpulan dari beberapa orang. Banyaknya
anggota dalam kelompok juga memunculkan pemikiran-pemikiran yang bervariasi.
Kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah
orang. kumpulan orang-orang itu kemudian menjunjung suatu atau beberapa kualitas
tertentu, sehingga dengan demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok1.
Setiap anggota kelompok memiliki pemikiran-pemikiran yang bereda, sehingga
seringkali terjadi kesalahpahaman dalam kelompok. Oleh karena itu setiap anggota
kelompok harus memahami hak masing-masing anggota kelompok sehingga proses
konseling berjalan efektif. Menurut Corey dalam buku theory and practice of
counseling group terdapat beberapa hak anggota kelompok diantaranya2:

1
Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), (Jakarta: Ghalia Indonesia), 1995, hal. 11
2
Corey, G. Theory and practice of group counseling. Cengage Learning.2015. hal. 47
a. Informed Consent
Informed consent adalah proses yang dimulai dengan menyajikan informasi
dasar tentang perlakuan kelompok kepada calon anggota kelompok untuk
memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih baik tentang apakah
akan masuk atau tidak dan bagaimana berpartisipasi dalam suatu kelompok.
“Members have a right to receive basic information before joining a group, and
they have a right to expect certain other information during
the course of the group. Informed consent is not a one-time event, and clients
should be informed at the outset that informed consent is an ongoing process
(Pomerantz, 2005)”. Para anggota memiliki hak untuk menerima informasi dasar
sebelum bergabung dengan sebuah kelompok, dan mereka memiliki hak untuk
mengharapkan informasi lain dalam proses kelompok berjalan. Persetujuan
informasi bukan peristiwa satu kali, dan anggota harus diberitahu sejak awal
bahwa persetujan informasi selama proses dalam kelompok berjalan.
1) Pengungkapan Pra-grup
Sebelum grup di mulai, setiap anggota kelompok berhak memperoleh
informasi sebelum memutuskan untuk terus bergabung di dalam grup ataupun
tidak. berikut adalah hak yang berhak diperoleh oleh anggota sebelum
kelompok berlangsung:
a) Pernyataan yang jelas tentang tujuan kelompok
b) Deskripsi format grup, prosedur, dan aturan dasar
c) Wawancara awal untuk menentukan apakah kelompok tertentu dengan
pemimpin khusus ini saat ini sesuai dengan kebutuhan mereka
d) Kesempatan untuk mencari informasi tentang kelompok, mengajukan
pertanyaan, dan mengeksplorasi masalah
e) Sebuah diskusi tentang cara proses kelompok mungkin atau mungkin
tidak kongruen dengan keyakinan budaya dan nilai-nilai anggota
kelompok
f) Pernyataan yang menjelaskan pendidikan, pelatihan, dan kualifikasi
pemimpin kelompok
g) Informasi mengenai biaya dan pengeluaran termasuk biaya untuk sesi
tindak lanjut, jika ada; juga, informasi tentang panjang kelompok,
frekuensi dan durasi pertemuan, tujuan kelompok, dan teknik yang
digunakan
h) Informasi tentang risiko psikologis yang terlibat dalam partisipasi
kelompok
i) Pengetahuan tentang keadaan di mana kerahasiaan harus dilanggar
karena alasan hukum, etika, atau profesional
j) Klarifikasi tentang layanan apa yang dapat dan tidak dapat diberikan
dalam kelompok.
k) Bantuan dari pemimpin kelompok dalam mengembangkan tujuan
pribadi
Berdasarkan penjabaran di atas dapat dipahami bahwa setiap anggota
memiliki hak untuk ikut bergabung dengan kelompok ataupun tidak dan tidak
menimbulkan kesalhapahaman selama proses berlangsung.
2) Hak Anggota Selama berada di dalam kelompok
Selain setiap anggota memiliki hak sebelum bergabung maka setiap nggota
kelompok juga memiliki hak selama berada didalam kelompok. Berikut hak
yang harus dipahami anggota selama berada didalam kelompok:

a) Bimbingan tentang apa yang diharapkan dari mereka


b) Pemberitahuan tentang penelitian apa pun yang melibatkan kelompok
dan rekaman audio atau video dari sesi kelompok
c) Pendampingan dari ketua kelompok dalam menerjemahkan pembelajaran
kelompok menjadi tindakan dalam kehidupan sehari-hari
d) Kesempatan untuk mendiskusikan apa yang telah dipelajari dalam
kelompok dan untuk menutup pengalaman kelompok sehingga para
peserta tidak ditinggalkan dengan urusan yang belum selesai yang
tidak perlu
e) Konsultasi dengan pemimpin kelompok jika krisis muncul sebagai
akibat langsung dari partisipasi dalam kelompok, atau rujukan ke
sumber bantuan lain jika bantuan lebih lanjut tidak tersedia dari
pemimpin kelompok
f) Pelaksanaan pengamanan yang wajar di pihak pemimpin untuk
meminimalkan potensi risiko kelompok; menghormati privasi
anggota sehubungan dengan apa yang akan diungkapkan orang
tersebut serta tingkat pengungkapannya
g) Ketaatan terhadap kerahasiaan di pihak pemimpin dan anggota
kelompok lainnya
h) Kebebasan dari memiliki nilai-nilai yang dipaksakan oleh pemimpin
atau anggota lain
i) Hak untuk diperlakukan sebagai individu dan diberikan martabat dan
rasa hormat
Berdasarkan penjabaran diatas dapat dipahami bahwa selama proses
kelompok berjalan setingkali terjadi masalah-masalah yang tidak sengaja
terjadi, dengan demikian diharapkan pimpinan kelompok mampu memahami
hak setiap anggota agar dapat meminimalisir munculnya masalah selama
proses berlangsung.
b. Kebebasan Meninggalkan kelompok
Setiap anggota kelompok berhak meninggalkan kelompok apabila kelompok
sudah tidak sesuai dengan tujuan awal.
c. Kebebasan dari paksaan dan tekanan yang tidak sesuai
Setiap anggota kelompok berhak menerima perlindungan pimpinan kelompok
dan terhindar dari terkanan yang memojokkan anggota didalam kelompok
d. Hak atas kerahasiaan
Setiap anggota harus bersedia menjaga kerahasiaan yang dibahas didalam
kelompok yang mungkin saja membahas beerapa persoala pribadi anggota
kelompok. Sifat kerahasiaan melingkupi isi dan segala kejadian-kejadian yang
terjadi didalamnya.

2. Isu Resiko Psikologis Dalam Kelompok


Didalam kelompok, pemimpin kelompok harus memiliki pemahaman yang
mendalam didalam kelompok. Berikut adalah beberapa masalah yang dapat
muncul dan bisa disampaikan oleh pemimpin kelompok kepada anggotanya dan
berusaha untuk meminimalkannya3:
a. Anggota harus diberi tahu tentang kemungkinan bahwa berpartisipasi
dalam kelompok (atau upaya terapeutik lainnya) dapat mengganggu
kehidupan mereka. Ketika anggota menjadi semakin sadar diri, mereka
mungkin membuat perubahan dalam hidup mereka yang, meskipun
konstruktif dalam jangka panjang, dapat menciptakan kekacauan di
sepanjang jalan. Misalnya, perubahan yang dilakukan seorang wanita
sebagai hasil dari apa yang dia peroleh dalam suatu kelompok dapat
menimbulkan perlawanan, bahkan permusuhan, pada pasangannya, yang
mengakibatkan ketegangan pada hubungan mereka. Lebih jauh lagi, orang
lain yang dekat dengannya mungkin tidak menghargai perubahannya dan
3
Corey, G. Theory and practice of group counseling. . . . hal. 54
mungkin lebih menyukai dirinya sebelum terlibat dalam konseling.
b. Kadang-kadang seorang anggota individu dapat dipilih sebagai kambing
hitam kelompok. Anggota kelompok lain mungkin “bersekongkol” dengan
orang ini, menyalahkannya atas masalah kelompok. Jelas, pemimpin
kelompok harus mengambil langkah tegas untuk menghadapi kejadian seperti itu.
Untuk lebih lanjut tentang topik kambing hitam dalam terapi kelompok.
c. Konfrontasi, alat yang berharga dan kuat dalam kelompok mana pun,
dapat disalahgunakan, terutama jika digunakan untuk menyerang
kelompok lain secara destruktif. Intervensi yang mengganggu, taktik
pemimpin yang terlalu konfrontatif, dan mendorong anggota melampaui
batas mereka sering kali menghasilkan hasil negatif. Di sini, sekali lagi,
para pemimpin (dan juga anggota) harus waspada terhadap perilaku yang
dapat menimbulkan risiko psikologis yang serius bagi peserta kelompok.
Untuk mengurangi risiko konfrontasi destruktif, para pemimpin dapat
memodelkan jenis konfrontasi yang berfokus pada perilaku tertentu dan
dapat menghindari membuat penilaian tentang anggota. Mereka dapat
mengajarkan anggota bagaimana berbicara tentang diri mereka sendiri dan
reaksi mereka adalah memiliki pola perilaku tertentu dari anggota tertentu.

3. Etika dalam Tindakan Pemimpin Kelompok


Kata etika berasal dari kata ”etik” mempunyai dua arti yaitu 1) kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; 2) nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat. Sementara etika adalah ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)4. Menurut
beberapa ahli mengatakan etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan
keseluruhan budi (baik dan buruk)5. Etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk dan memperlihatkan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran6. Berdasarkan pendapat di atas dapat
dipahami bahwa etika adalah suatu tindakan untuk memahami mana yang baik dan
yang buruk dalam bertingkah laku.

4
Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka),2003. hal.309
5
Sastrapraja. M, kamus Istilah Pendidikan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional), 1981, hal. 144.
6
Ya’kub. Hamzah, Etika Islam, (Bandung:CV. Diponegoro, 1983), hal.13.
Dalam proses kelompok, etika sangat memperngaruhi kehidupan dan kelancaran
proses kelompok. Prayitno menyampaikan sikap dan itikad para anggota kelompok
sangat menentukan kehidupan kelompok diantaranya 7:
a. Kehendak dan usaha untuk mengenal dan mempelajari dinamika kelompok,
fungsi-fungsi pemimpin kelompok dan saling hubungan antara orang – orang
didalam suatu kelompok
b. Kesediaan menerima orang lain
c. Kehendak untuk dapat didekati dan membantu tumbuhnya rasa saling
berketergantungan
d. Kesediaan menerima berbagai pandangan dan sikap yang berbeda
e. Pemusatan perhatian terhadap sekaligus suasana, perasaan dan sikap seluruh
anggota kelompok
f. Penimbulan dan pemeliharaan saling berhubungan antara anggota kelompok
g. Pengarahan yang teguh demi tercapainya tujuan bersama yang telah
ditetapkan
h. Keyakinan akan kemanfaatan proses dinamika kelompok sebagai wahana
untuk membantu para anggota kelompok
i. Memahami perasaan setiap anggota kelompok yang ada.

Setiap pempinan kelompok harus menggunakan sikap yang tepat.. Peran


pemimpin adalah untuk membantu anggota mencapai tujuan mereka, bukan untuk
berteman dengan klien mereka. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disampaikan
bahwa pimpinan kelompok sangat penting dan berpengaruh besar dalam
berjalannya proses kelompok.

C. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Prayitno, 1995 Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), (Jakarta: Ghalia Indonesia).
Corey, G. 2015. Theory and practice of group counseling. Cengage Learning.
Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2003. (Jakarta: Balai Pustaka).
Sastrapraja. M, 1981. kamus Istilah Pendidikan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional),
Ya’kub. 1983. ( Hamzah, Etika Islam, Bandung:CV. Diponegoro),
7
Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), . . . (hal. 15

Anda mungkin juga menyukai