Disusun oleh :
Kelompok 1
Mawaddatun Nailin Nikmah
1401413174
1401413299
Rimba Kusumawardani
1401413326
1401413339
Fenti Anggraini
1401413367
Arina Sarofah
1401413373
1401413477
Rombel 3
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
B. TUJUAN
1. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menjelasakn pengertian manajemen
2. Akhir perkuliahan mahasiswa dapar membedakan manajemen pendidikan dan
manajemen sekolah
3. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menerangkan tujuan manajemen sekolah
4. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menjelaskan fungsi fungsi manajemen sekolah
5. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menerangkan prinsip-prinsip penyelenggaraan
manajemen sekolah
6. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menguraikan ruang lingkup manajemen sekolah
C. URAIAN MATERI
1. Pengertian Manajemen Sekolah
Dalam perkembangannya istilah manajemen disamakan secara substansial dengan
istilah administrasi. Perbedaannya terletak pada ruang lingkupnya saja. Administrasi
lebih luas ruang lingkupnya dibanding manajemen. Keduanya menekankan pada
tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja untuk keutungan yang lebih besar.
Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang
manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C.
Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan
rumusan bahwa : Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan tujuan organisasi
dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan.
Pengertian manajemen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen
dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam bidang
pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi
manajemen pendidikan, begitu seterusnya.
dalam aplikasinya.
Sebagai seni, lebih ditekankan pada bagaimana seorang manajer dapat
mempengaruhi
dan
mengajak
orang
lain
untuk
secara
bersama-sama
2.
sendiri. Dalam memperlancar pencapaian tujuan sekolah dipengaruhi oleh banyak factor
yang harus dipertimbangkan dalam proses kegiatan sekolah
1. Karakteristik
2. Kemampan dan keyakinan guru guru
3. Harapan harapan masyarakat
4. Aktivitas pemerintahan
5. Aturan aturan dan hukum yang berlaku di masyarakat
6. Masalah dan persoalan serta pengaruh masyarakat
7. Sumber daya masyarakat
Manakala tujuan pada setiap jenjang dan jenis sekolah sebagai suatu organiasas i
tercapai dengan baik maka diharapkan tujuan pendidikan nasional tercapai pul
Secara lebih rinci tujuan dilaksanakannya manajemen sekolah yang baik agar
a. Pada setiap jenjang dan jenis pendidikan terjadi adanya efektivitas
pendidikan.Para lulusannya dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan di
atasnya, dapat bekerja sesuai dengan pengetahua dan keterampilannya.
b. Tercapainya efisiensi penggunaan sumber daya dan dan dana , tidak terjadi
pemborosan baik waktu , tenaga maupun uang dan lainnya
c. Para lulusannya mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan di masyarakat
d. Terciptanya kepuasan kerja pada setiap anggota warga sekolah. Untuk itu perlu
dibangun suatu iklim organisasi sekolah yang sehat.
Yang jelas , tujuan akhir dari manajemen sekolah adalah membantuk memperlancar
pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan efisien.
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah menurut Sagala (2007) adalah mewujudkan tata
kerja yang lebih baik dalam empat hal (1) meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya
dan penugasan staf, (2) meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di
sekolah, (3) munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum, penggunaan
teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar, (4) meningkatnya mutu
partisipasi masyarakat dan stakeholder.
Tujuan utama penerapan MBS pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur
kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga
manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan
kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu
sekolah.
Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani
masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut. Tujuan
dalam
Perencanaan
2.
3.
pelaksanaan
4.
pengendalian.
Pelaksanaan Pembelajaran)
penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
penentuan strategi dan metode pembelajaran
penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran penentuan cara dan alat
penilaian proses dan hasil belajar setting lingkungan pembelajaran
4.
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa harus
diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk
berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait
dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik,
kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu
diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana
untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka
menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya
menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
c. Bidang Personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu :
a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen
paling berharga;
b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan
baik, sehingga mendukung tujuan institusional;
c) kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan
d) manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap
warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
sekolah.
Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam
manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil
di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil
sekolah menjadi mutlak diperlukan.
d. Bidang Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam
menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan
dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara
melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari manajemen
keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping
mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan
maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor
a. Kegiatan manajerial yang dilakukan oleh para pimpinan. Kegiatan manajemen meliputi:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan
6. Penilaian
7. Pelaporan, dan
8. Administrasi.
b. Kegiatan yang bersifat operatif, yakni kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana.
Kegiatan ini berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan. Artinya, bagaimanapun
baiknya kegiatan manajerial (seperti perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan
pekerjaan yang telah direncanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat tercapai
dengan baik. Fungsi operatif ini meliputi pekerjaan-pekerjaan:
1. Ketatausahaan yang dapat merembes dan dapat diperlukan oleh semua unit yang ada
2.
3.
4.
5.
dalam organisasi
Perbekalan
Kepegawaian
Keuangan, dan
Humas
Dalam suatu proses kegiatan organisasi kedua fungsi tersebut (fungsi manajerial
dan fungsi operatif) saling menunjang, saling mempengaruhi, saling memerlukan dan
saling mengisi satu sama lain.
Fungsi manajemn sekolah dilihat sebagai kegiatan kepemimpinan lebih
ditekankan bagaimana cara manajer dapat memperngaruhi, mengajak orang lain erta
mengatur hubungan dengan orang lain agar bekerjasama mencapai tujuan. Dalam hal ini
seorang manajer sekolah hendaknya dapat menerapkan pola kepemimpinan yang efektif.
Pola kepemimpinan yang efektif adalah suatu gaya atau model kepemimpinan yang
memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia (human relation), dimensi
pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi dimana kita berada.
d.
dan (4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
2. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan rasional atau dasar
pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan struktur dan isi
program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatan
pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7) penentuan cara
mengukur hasil belajar.
3. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan
rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran); (2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan
strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana
pembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (6)
setting lingkungan pembelajaran
4. Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif
maupun sumatif. Guru mempunyai kewenangan untuk mengembangkan proses
pembelajaran sesuai dengan metode yang mereka kuasai dan pilih, serta alat bantu
dan sumber belajar yang dianggap efektif untuk mendukung proses pembelajaran.
2.
Bidang Kesiswaan
Bidang kesiswaan merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan masalah
kesiswaan di sekolah. Tujuan bidang kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai
dari proses perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan
tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan bidang
kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, dan
kelulusan. Dalam penerimaan siswa baru, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan,
seperti: penetapan daya tampung, penetapan persyaratan siswa yang akan diterima, dan
pembentukan panitia dalam penerimaan siswa baru Rohiat (2009 : 25). Penerimaan
peserta didik harus berasaskan :
a. Objektivitas, artinya bahwa penerimaan peserta didik, baik peserta didik baru
maupun pindahan harus memenuhi ketentuan umum yang diatur dalam
Kemendiknas ini.
Bidang Ketenagaan/kepegawaian
Ketenagaan di sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah menuntut
kemampuan dalam manajemen personil yang memadai karena telah menjadi tuntutan
bahwa kepala sekolah harus ikut memikul tanggung jawab untuk keberhasilan atau
kegagalan anggota sekolah. Kesanggupan manajemen yang dituntut, meliputi:
memperoleh dan memilih anggota yang cakap, membantu anggota menyesuaikan diri
pada tugas-tugas barunya, menggunakan anggota dengan lebih epektif, dan menciptakan
kesempatan untuk perkembangan anggotanya secara berkesinambungan Rohiat (2009 :
27). Bidang ketenagaan sekolah terdiri dari :
a. Tenaga edukatif atau akademik, yaitu guru atau pengajar tetap dan tidak tetap
(honorer), guru bantuan tetap (seperti guru dari Departemen Agama yang ditugaskan
di sekolah negeri atau swasta).
b. Tenaga non edukatif atau administratif atau pegawai Tata Usaha (TU)tetap dan tidak
tetap (honorer).
4.
Bidang keuangan
Bidang Perlengkapan/sarana-prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan penunjang proses pendidikan seperti gedung, ruang kelas, meja kursi,
serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan
atau
pengajaran
seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi dimanfaatkan secara
langsung untuk pengajaran. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat
didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana
pendidikan secara efektif dan efisien. (Badafal,2003) Definisi ini menunjukkan bahwa
sarana dan prasana yang ada disekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk
melalui proses pembelajaran disekolah.
Pengelolaan dimaksudkan agar dalam menggunakan saran dan prasarana
disekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana prasana sangat
penting disekolah, karena sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran.
Sarana pendidikan ini berkaiatan dengan semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabotan. Sedangkan prasarana pendidikan berkaiatan dengan semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pembelajaran disekolah. Tujuan daripada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
adalah untuk memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan sarana prasarana
pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
sumber
daya
manusia
pada
daerah
tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan
di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan rasa ikut memiliki sekolah di daerah
sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab
bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru
yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula
memikirkannya.
Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi
memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan cara memberitahu
masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan,
yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat
mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.
D.
MODEL DISKUSI
SNOWBALL THROWING
1. Penyaji menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Moderator membentuk kelompok-kelompok
3. Tiap mahasiswa bergabung dengan kelompoknya sesuai nama hewan pada kertas yang
diterima sambil menyuarakn suara hewan tersebt
4. Setelah tiap kelompok sudah terbentuk dan moderator memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
5. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masikemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
6. Kemudian masing-masing kelompok diberikan satu lembar kertas kerja, untukn
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok
7. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari
satu kelompok ke kelompok yang lain selama 2 menit denga iringan musik
8. Setelah tiap kelompok dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut
9. Tiap kelompok menyampaikan hasil jawaban kelompok mereka
10. Kelompok lain diizinkan menanggapi/menyanggah jawaban kelompok
11. Evaluasi
12. Penutup
13. Pemantapan