Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN

HAKIKAT MANAJEMEN SEKOLAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sekolah


Pengampu : Dra.Sri Susilaningsih,S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 1
Mawaddatun Nailin Nikmah

1401413174

Nara Puspita Dewi

1401413299

Rimba Kusumawardani

1401413326

Erwin Rahayu Setiawan

1401413339

Fenti Anggraini

1401413367

Arina Sarofah

1401413373

Putriana Bunga Ashari

1401413477

Rombel 3
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

HAKIKAT MANAJEMEN SEKOLAH


A. SUB TOPIK
1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian manajemen sekolah


Tujuan manajemen sekolah
Fungsi fungsi manajemen sekolah
Prinsip-Prinsip manajemen sekolah
Ruang Lingkup manajemen sekolah

B. TUJUAN
1. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menjelasakn pengertian manajemen
2. Akhir perkuliahan mahasiswa dapar membedakan manajemen pendidikan dan
manajemen sekolah
3. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menerangkan tujuan manajemen sekolah
4. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menjelaskan fungsi fungsi manajemen sekolah
5. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menerangkan prinsip-prinsip penyelenggaraan
manajemen sekolah
6. Akhir perkuliahan mahasiswa dapat menguraikan ruang lingkup manajemen sekolah
C. URAIAN MATERI
1. Pengertian Manajemen Sekolah
Dalam perkembangannya istilah manajemen disamakan secara substansial dengan
istilah administrasi. Perbedaannya terletak pada ruang lingkupnya saja. Administrasi
lebih luas ruang lingkupnya dibanding manajemen. Keduanya menekankan pada
tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja untuk keutungan yang lebih besar.
Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang
manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C.
Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan
rumusan bahwa : Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan tujuan organisasi
dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan.
Pengertian manajemen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen
dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam bidang
pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi
manajemen pendidikan, begitu seterusnya.

Demikian pula istilah administrasi

pendidikan, merupakan merupakan aplikasi ilmu administrasi ke dalam bidang

pendidikan. Manakala istilah administrasi diterapkan pemerintahan menjadi administrasi


pemerintahan, dalam bidang sekolah menjadi administrasi sekolah dan seterusnya.
Administrasi sekolah - manajemen sekolah. Penggunaan istilah administrasi
dan menajemen dalam bidang persekolahan (juga dalam bidang pendidikan) secara
substansial sebenaranya tidak jauh berbeda. Keduanya dipandang secara esensial dari tiga
sudut pandang, yakni sebagai ilmu, sebagai seni dan sebagai proses kegiatan.
Sebagai ilmu, keduanya dapat disebut sebagai ilmu karena ada objek yang
dipelajari yakni kerjasama sekelompok orang ,memiliki metode dalam
memperlajarinya dan memiliki sistimatika baik dalam mempelajarinya maaupun

dalam aplikasinya.
Sebagai seni, lebih ditekankan pada bagaimana seorang manajer dapat
mempengaruhi

dan

mengajak

orang

lain

untuk

secara

bersama-sama

menyelesaikan suatu pekerjaan. Disini seorang administrator atau manajer dapat

melakukan peran kepemimpinannya. Yang merupakan jentungnya manajemen


sebagai suatu proses kegiatan, didalamnya terdiri dari kegiatan yang bersifat
manajerial dan kegiatan yang bersifat operatif. Kegiatan manajerial adalah
kegiatan yang seyogyanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki status dan
kewenangan sebagai manajer. Sedangkan kegiatan operatif adalah pekerjaanpekerjaan yang seharusnya diselesaikan oleh para palaksana lapangan yang
ditujukan pada proses pemberdayaan sumber-sumber daya secara efektif dan
efisien.
Kegiatan-kegiatan manajerial maupun kegiatan operatif akan dapat
berjalan manakala ada suatu wadah yang disebut organisasi. Sebaliknya satu
organisasi akan dapat berkembang secara optimal didalam mencapai tujuannya
manakala didalamnya ada suatu proses kegiatan yang disebut proses
pengorganisasian. Dengan demikian organisasi itu akan berkembang secara
dinamis.

2.

Tujuan Manajemen Sekolah


Tujuan manajemen sekolah tidak terlepas dari tujuan sekolah sebagai suatu organisasi
yang memiliki tujuan institusional baik tujuan institusional umum maupun khusus.Tujuan
institusioanal umum mengacu pada mengacu pada jenjang dan jenis pendidikan
sedangkan tujuan institusioanl khusus diwarnai oleh penyelenggaraan pendidikan itu

sendiri. Dalam memperlancar pencapaian tujuan sekolah dipengaruhi oleh banyak factor
yang harus dipertimbangkan dalam proses kegiatan sekolah
1. Karakteristik
2. Kemampan dan keyakinan guru guru
3. Harapan harapan masyarakat
4. Aktivitas pemerintahan
5. Aturan aturan dan hukum yang berlaku di masyarakat
6. Masalah dan persoalan serta pengaruh masyarakat
7. Sumber daya masyarakat
Manakala tujuan pada setiap jenjang dan jenis sekolah sebagai suatu organiasas i
tercapai dengan baik maka diharapkan tujuan pendidikan nasional tercapai pul
Secara lebih rinci tujuan dilaksanakannya manajemen sekolah yang baik agar
a. Pada setiap jenjang dan jenis pendidikan terjadi adanya efektivitas
pendidikan.Para lulusannya dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan di
atasnya, dapat bekerja sesuai dengan pengetahua dan keterampilannya.
b. Tercapainya efisiensi penggunaan sumber daya dan dan dana , tidak terjadi
pemborosan baik waktu , tenaga maupun uang dan lainnya
c. Para lulusannya mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan di masyarakat
d. Terciptanya kepuasan kerja pada setiap anggota warga sekolah. Untuk itu perlu
dibangun suatu iklim organisasi sekolah yang sehat.
Yang jelas , tujuan akhir dari manajemen sekolah adalah membantuk memperlancar
pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan efisien.
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah menurut Sagala (2007) adalah mewujudkan tata
kerja yang lebih baik dalam empat hal (1) meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya
dan penugasan staf, (2) meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di
sekolah, (3) munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum, penggunaan
teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar, (4) meningkatnya mutu
partisipasi masyarakat dan stakeholder.
Tujuan utama penerapan MBS pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur
kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga
manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan
kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu
sekolah.
Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani
masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut. Tujuan

penerapan MBS adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui


kewenangan (otonomi) kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih rincinya MBS bertujuan untuk:
a) meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
b)

mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia,


meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat

dalam

menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama,


c) meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan
pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan
d) meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang
akan dicapai.
3. Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengn pekerjaan-pekerjaan manajemen
sekolah. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan
menurut wujud problemnya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan.Fungsi
manajemen sekolah berkatian dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Fungsifungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut
problemnya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari wujud problemnya terdiri dari bidangbidang garapan (substansi) dari manajemen sekolah. Problem-problem yang merupakan
bidang garapan dari manajemen sekolah terdiri dari:
a. Bidang pengajaran atau Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah.
Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan
mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat
tahap :
1.

Perencanaan

2.

pengorganisasian dan koordinasi

3.

pelaksanaan

4.

pengendalian.

Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari


(2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat
tahap :
1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai :
a) analisis kebutuhan
b) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
c) menentukan disain kurikulum dan
d) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
2.

Tahap pengembangan, meliputi langkah-langkah :

a) perumusan rasional atau dasar pemikiran


b) perumusan visi, misi, dan tujuan
c) penentuan struktur dan isi program
d) pemilihan dan pengorganisasian materi
e) pengorganisasian kegiatan pembelajaran
f) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar dan
g) penentuan cara mengukur hasil belajar.
2. Tahap implementasi atau pelaksanaan, meliputi langkah-langkah:
a) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana
b)
c)
d)

Pelaksanaan Pembelajaran)
penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
penentuan strategi dan metode pembelajaran
penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran penentuan cara dan alat
penilaian proses dan hasil belajar setting lingkungan pembelajaran

4.

Tahap penilaian, terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan


kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif
maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup konteks, input, proses,
produk (CIPP) :
a) Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan,
kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang.
b) Penilaian input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian
tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan.
c) Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk
pembuatan keputusan dalam melaksanakan program.
d) Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada

akhir program (identik dengan evaluasi sumatif).


b. Bidang Kesiswaan

Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa harus
diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk
berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait
dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik,
kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu
diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana
untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka
menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya
menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
c. Bidang Personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu :
a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen
paling berharga;
b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan
baik, sehingga mendukung tujuan institusional;
c) kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan
d) manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap
warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
sekolah.
Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam
manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil
di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil
sekolah menjadi mutlak diperlukan.
d. Bidang Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam
menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan
dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara
melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari manajemen
keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping
mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan
maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor

akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber


pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
e. Bidang Sarana dan Prasarana
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan
yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti
gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan
biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah
dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra saran,
menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai
hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi
mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka
meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana,
mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana,
menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh
warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas
sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
f. Bidang Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (HUMAS)
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyrakat merupakan seluruh proses
kegitan yang direncankan dan diusahakan secara sengaja dan bersunggu-sungguh
serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada
umumnya serta publiknya, pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah/
pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Sekolah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat. Hubungan
serasi, terpadu serta timbal baliknya antara sekolah dan masyarakat harus diciptakan
dan dilaksanakan agar meningkatkan mutu pendidikan dan pembangunan masyarakat
dapatvsaling menunjang. Masyarakat dapat ikut bertanggung jawab secara tidak
langsung terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga hasil pendidikan bermanfaat
bagi masyarakat, diantaranya dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari aktivitas atau kegiatan manajemen meliputi:

a. Kegiatan manajerial yang dilakukan oleh para pimpinan. Kegiatan manajemen meliputi:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan
6. Penilaian
7. Pelaporan, dan
8. Administrasi.
b. Kegiatan yang bersifat operatif, yakni kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana.
Kegiatan ini berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan. Artinya, bagaimanapun
baiknya kegiatan manajerial (seperti perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan
pekerjaan yang telah direncanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat tercapai
dengan baik. Fungsi operatif ini meliputi pekerjaan-pekerjaan:
1. Ketatausahaan yang dapat merembes dan dapat diperlukan oleh semua unit yang ada
2.
3.
4.
5.

dalam organisasi
Perbekalan
Kepegawaian
Keuangan, dan
Humas
Dalam suatu proses kegiatan organisasi kedua fungsi tersebut (fungsi manajerial

dan fungsi operatif) saling menunjang, saling mempengaruhi, saling memerlukan dan
saling mengisi satu sama lain.
Fungsi manajemn sekolah dilihat sebagai kegiatan kepemimpinan lebih
ditekankan bagaimana cara manajer dapat memperngaruhi, mengajak orang lain erta
mengatur hubungan dengan orang lain agar bekerjasama mencapai tujuan. Dalam hal ini
seorang manajer sekolah hendaknya dapat menerapkan pola kepemimpinan yang efektif.
Pola kepemimpinan yang efektif adalah suatu gaya atau model kepemimpinan yang
memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia (human relation), dimensi
pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi dimana kita berada.
d.

Prinsip-Prinsip Manajemen Sekolah


Dalam pengelolaan sekolah agar tujuan utama sekolah dapat tercapai dengan baik, maka perlu
didasaran pada prinsip-prinsip manajemen, yaitu :
1. Prinsip umum
a) Manajemen bersifat praktis dan fleksibel, dapat dilaksanakan sesuai dengan dan
kondisi nyata di sekolah.

b) Manajemen sekolah berfugsi sebagai sumber informasi bagi peningkatan pegelolaan


pendidikan dan kegiatan belajar mengajar.
c) Manajemen sekolah dilaksanakan dengan suatu sistem mekanisme kerja yang
menunjang realisasi pelaksanaan kurikulum.
2. Prinsip efisiensi
Dengan menggunakan modal yang sedikit dapat medapatkan hasil yang optimal.
3. Prinsip efektifitas.
Ketercapaian sasaran sesuai tujuan yang diharapkan.
4. Prisip pengelolaan.
Seorang manajer harus melakukan pengelolaa sumber-sumber daya yang ada.
5. Prinsip pengutamaan tugas-tugas pengelolaan.
Seorang manajer harus mengutamaka tugas pokoknya.
6. Prinsip kerja sama.
Seorang manajer hedkanya dapat membangun kerjasama yang baik secara vertikal maupu
horizontal.
7. Prinsip kepemimpinan yang efektif.
Seorang manajer harus dapat member pengaruh, ajakan pada orang lain untuk pencapaian
tujuan bersama.
e.

Ruang Lingkup Manajemen Sekolah


Ruang lingkup manajemen sekolah adalah luasnya bidang garapan manajemen sekolah.
Adapun ruang lingkup manajemen sekolah antara lain
1. Bidang Kurikulum/pengajaran
Bidang kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip
dasar bidang kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk
menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari
(2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat
tahap :
1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : (1) analisis kebutuhan; (2)
merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan disain kurikulum;

dan (4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
2. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan rasional atau dasar
pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan struktur dan isi
program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatan
pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7) penentuan cara
mengukur hasil belajar.
3. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan
rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran); (2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan
strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana
pembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (6)
setting lingkungan pembelajaran
4. Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif
maupun sumatif. Guru mempunyai kewenangan untuk mengembangkan proses
pembelajaran sesuai dengan metode yang mereka kuasai dan pilih, serta alat bantu
dan sumber belajar yang dianggap efektif untuk mendukung proses pembelajaran.
2.

Bidang Kesiswaan
Bidang kesiswaan merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan masalah
kesiswaan di sekolah. Tujuan bidang kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai
dari proses perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan
tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan bidang
kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, dan
kelulusan. Dalam penerimaan siswa baru, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan,
seperti: penetapan daya tampung, penetapan persyaratan siswa yang akan diterima, dan
pembentukan panitia dalam penerimaan siswa baru Rohiat (2009 : 25). Penerimaan
peserta didik harus berasaskan :
a. Objektivitas, artinya bahwa penerimaan peserta didik, baik peserta didik baru
maupun pindahan harus memenuhi ketentuan umum yang diatur dalam
Kemendiknas ini.

b. Transparansi, artinya pelaksanaan penerimaan peserta didik bersifat terbuka dan


dapat diketahui oleh masyarakat, termasuk orang tua peserta didik, untuk
menghindarkan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.
c. Akuntabilitas, artinya penerimaan peserta didik dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat, baik prosedur maupun hasilnya.
d. Tidak diskriminatif, artinya setiap warga Negara yang berusia sekolah dapat
mengikuti program pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
tanpa membedakan suku, daerah asal, agama, golongan.
e. Tidak ada penolakan dalam penerimaan peserta didik baru, kecuali daya tampung
sekolah terbatas dan waktu yang tidak memungkinkan.
f. Sedangkan pembinaan siswa merupakan pemberian pelayanan kepada siswa di
sekolah baik pada jam sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pembinaan yang
dilakukan kepada siswa adalah agar siswa menyadari posisi dirinya sebagai pelajar
dan dapat menyadari tugasnya secara baik. Beberapa hal yang dilakukan dalam
pembinaan siswa, diantaranya: memberikan orientasi pada siswa baru, mencatat
kehadiran siswa, mencatat prestasi dan kegiatan siswa, membina disiplin siswa, dan
membina siswa yang tamat belajar Rohiat (2009 : 26).
3.

Bidang Ketenagaan/kepegawaian
Ketenagaan di sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah menuntut
kemampuan dalam manajemen personil yang memadai karena telah menjadi tuntutan
bahwa kepala sekolah harus ikut memikul tanggung jawab untuk keberhasilan atau
kegagalan anggota sekolah. Kesanggupan manajemen yang dituntut, meliputi:
memperoleh dan memilih anggota yang cakap, membantu anggota menyesuaikan diri
pada tugas-tugas barunya, menggunakan anggota dengan lebih epektif, dan menciptakan
kesempatan untuk perkembangan anggotanya secara berkesinambungan Rohiat (2009 :
27). Bidang ketenagaan sekolah terdiri dari :
a. Tenaga edukatif atau akademik, yaitu guru atau pengajar tetap dan tidak tetap
(honorer), guru bantuan tetap (seperti guru dari Departemen Agama yang ditugaskan
di sekolah negeri atau swasta).
b. Tenaga non edukatif atau administratif atau pegawai Tata Usaha (TU)tetap dan tidak
tetap (honorer).

4.

Bidang keuangan

Bidang keuangan, terutama untuk pendanaan pendidikan di sekolah merupakan


salah satu elemen yang sangat penting. Bidang keuangan meliputi kegiatan
perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan dan pertanggung jawaban
penggunaan dana sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan bidang keuangan adalah
untuk mewujudkan tertib administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepala sekolah sebagai
pimpinan sekolah dan menjabat sebagai otorisator berfungsi sebagai orang yang bisa
memerintahkan pembayaran. Sedangkan bendaharawan sekolah bertugas sebagai
ordonator yang bisa melakukan pengujian atas pembayaran Rohiat (2009 : 28).
5.

Bidang Perlengkapan/sarana-prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan penunjang proses pendidikan seperti gedung, ruang kelas, meja kursi,
serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan

atau

pengajaran

seperti

halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi dimanfaatkan secara
langsung untuk pengajaran. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat
didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana
pendidikan secara efektif dan efisien. (Badafal,2003) Definisi ini menunjukkan bahwa
sarana dan prasana yang ada disekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk
melalui proses pembelajaran disekolah.
Pengelolaan dimaksudkan agar dalam menggunakan saran dan prasarana
disekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana prasana sangat
penting disekolah, karena sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran.
Sarana pendidikan ini berkaiatan dengan semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabotan. Sedangkan prasarana pendidikan berkaiatan dengan semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pembelajaran disekolah. Tujuan daripada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
adalah untuk memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan sarana prasarana
pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan


sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun murid.
6.

Bidang hubungan sekolah dan masyarakat


Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan timbal balik untuk menjaga
kelestarian dan kemajuan masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan sekolah bertujuan untuk
menjaga kelestarian nilai positif masyarakat, dengan harapan sekolah dapat mewariskan
nilai positif masyarakat dengan baik dan benar. Sekolah juga berperan sebagai agen
perubahan (agent of change), di mana sekolah dapat mengadakan perubahan nilai dan
tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat dalam kemajuan dan
pembangunan Rohiat (2009 : 28).
Sekolah sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial
yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya sumber daya manusia (SDM) pada
suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun
sangat bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin
tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin
maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur
pula

sumber

daya

manusia

pada

daerah

tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan
di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan rasa ikut memiliki sekolah di daerah
sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab
bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru
yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula
memikirkannya.
Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi
memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan cara memberitahu
masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan,
yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat
mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.

D.

PERMASALAHAN YANG MUNCUL


a. Bagaimana cara yang efektif dalam melaksanakan manajemen sekolah?
b. Apabila prinsip-prinsip tidak dapat terpenuhi semua, apakah manajemen sekolah dapat
terlaksana dengan baik?
c. Bagaimanakah keterkaitan antar ruang lingkup manajemen sekolah?
d. Bagaimana cara agar setiap orang di sekolah mampu melaksanakan tugas
kelembagaannya dengan baik?
E. SUMBER PUSTAKA
Mulyasa, E . 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya
Sutomo dan Prihatin, Titi. 2012. Manajemen Sekolah. Semarang : Unnes Press
http://ifaikhlass.blogspot.com/2012/03/hakikat-manajemen-sekolah.html
http://teori-math.blogspot.com/
http://hendyarief.blogspot.com/2013/03/makalah-manajemen-sekolah-bab-1hakekat.html
http://threenafathy.blogspot.com/2012/09/hakekat-manajemen-sekolah.html

MODEL DISKUSI
SNOWBALL THROWING
1. Penyaji menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Moderator membentuk kelompok-kelompok

3. Tiap mahasiswa bergabung dengan kelompoknya sesuai nama hewan pada kertas yang
diterima sambil menyuarakn suara hewan tersebt
4. Setelah tiap kelompok sudah terbentuk dan moderator memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
5. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masikemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
6. Kemudian masing-masing kelompok diberikan satu lembar kertas kerja, untukn
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok
7. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari
satu kelompok ke kelompok yang lain selama 2 menit denga iringan musik
8. Setelah tiap kelompok dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut
9. Tiap kelompok menyampaikan hasil jawaban kelompok mereka
10. Kelompok lain diizinkan menanggapi/menyanggah jawaban kelompok
11. Evaluasi
12. Penutup
13. Pemantapan

Anda mungkin juga menyukai